Anda di halaman 1dari 4

REVIEW BUKU

FIQH EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH ANTARA REALITAS DAN KONTEKSTUAL

USHUL FIKIH KEUANGAN SYARIAH

DISUSUN OLEH :

NIDA ANHAFIA : 190105010151

LOKAL D Esy’19

DOSEN PENGAMPU :

Muhammad Arief Budiman

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI S1 EKONOMI SYARIAH

2020
Judul jurnal : Fiqh ekonomi dan keuangan syariah antara realitas dan kontekstual

Tahun : 2015

Penulis : Rahman Ambo Masse

Reviewer : Nida Anhafia

Tanggal : 01 Maret 2021

URAIAN MATERI

kajian fikih dan hasil pemikiran ulama klasik dalam bidang mu’amalahmaliyahwa aliqtisadiyah. Konsep-
konsep ekonomi dan keuangan syariah dikembangkan berdasarkan teori dan pendekatan usulfikih agar
dapat diharmonisasikan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Pergumulan pemikiran tentang
eksistensi lembaga keuangan syariah memberikan landasan normatif-spritualistik dan landasan akademis-
rasionalistik bagi pengembagan lembaga keuangan syariah.Kedua landasan ini diperlukan untuk menata
pengembangan perbankan syariah di Indonesia, sebab melepaskan dimensi normatifspritual akan
menjadikan lembaga keuangan syariah kering dan gersang. Sebaliknya, melepaskan aspek akademis-
rasional akan menjadikan lembaga keuangan syarih bersifat defensive dan tidak kreatif. Karena itu,
aspek-aspek filosofis hukum Islam akan menjadi penuntun dalam upaya terus berkreasi terhadap sisi
akademis rasional dalam ruang lingkup prinsip syariah yang menjadi isu penting pada lembaga keuangan
syariah. Bidang ekonomi syariah kontemporer merupakan medan ijtihad baru. Bentuk ijtihad baru
tersebut adalah dengan lahirnya fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) sebagai sebuah hasil
ijtihad kolektif di bidang ekonomi syariah yang merupakan jawaban atas permasalahan atau
perkembangan aktivitas ekonomi yang muncul di Indonesia.Sekaligus untuk merespons permasalahan-
permasalahan ekonomi syariah yang muncul pada ranah empirik

CRITICAL REVIEW

Kelebihan

1. Buku benar-benar menjelaskan secara detail tentang fiqh ekonomi dan keuangan syariah Antara
realitas dan kontekstual secara detail dan lengkap . Sehingga pembaca tidak kebingungan.
2. Di bagian teori, dijelaskan dengan menambahkan beberapa teori Sehingga dalam memahami teori
tidak terlalu monoton dari salah satunya.
3. Pada bagian isi atau penjabaran teori susunannya sangat rapi, dari pengertian, teori, dan hubungan
dari satu teori dengan teori yang lainnya, sehingga pembaca tidak kebingungan ketika membaca buku
ini.
4. Dari segi kerapian, buku ini sangat rapi, semua paragraph diberikan pengaturan rata kiri kanan.
5. Di buku ini juga selalu memberikan fatwa-fatwa, UUD, Fatwa-fatwa MUI di setiap teorinya.
Sehingga membuat pembaca juga dapat mengetahui hokum-hukumnya dan bagaimana kedudukannya
di MUI.
6. Buku ini mampu menjawab semua pertanyaan- pertanyaan yang ingin dibahas secara tidak bertele-
tele sehingga memudahkan pembaca.
7. Hasil penelitian diberikan dengan sangat detail

Kekurangan

1. Pada bagian teori buku ini sangat banyak menjabarkan sehingga membuat penbaca sedikit
kebingungan
2. Pada metodologi penelitian, penulis kurang menjelaskan secara detail
3. Sebaiknya penulis juga memberikan saran yang lebih banyak lagi

URGENSI MEMPELAJARI USHUL FIKIH TERKAIT EKONOMI KONTEMPORER

Bangunan suatu ilmu ditinjau dari sudut pandang filsafat ilmu harus memiliki tiga komponen, yaitu
ontologis, epistimologis, dan aksiologis. Secara ontologi, hakekat dari ekonomi syariah berpedoman
pada wahyu berupa hasil interaksi pemahaman dari teks-teks al-Qur’an-hadis dengan pembacaan
terhadap gejala-gejala yang muncul di alam raya ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsep-konsep
ekonomi yang ada dalam al-Qur’an-hadis itu dielaborasi dengan hasil-hasil kajian empiris untuk
menghasilkan cara pandang dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang terbatas untuk
memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas. Pada aspek epistimologi, ekonomi Islam bersumber
dari kaedah yang dihasilkan oleh fikih muamalahyang diperoleh melalui penelusuran langsung dari al-
Qur’an dan hadis dengan pendekatan kaedah-kaedah ushuliyah, baik melalui analisa induksi maupun
deduksi. Sedangkan secara aksiologi, ekonomi Islambertujuan untuk membantu manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang dilandasi atas keharmonisan dan keseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan fsikis dengan kebutuhan spritualisme-rohaniah. Pendekatan maslahat dalam
hukum Islam merupakan konsep yang tepat untuk menyesuaikan hukum Islam dengan perubahan sosial
yang berkembang sangat cepat seiring dengan modernisasi pembangunan. Agaknya dasar pemikiran ini
juga yang melahirkan konsep-konsep pemikiran hukum Islam di Indonesia, seperti yang diusung oleh
Hasbi al-Shiddieqy, yang bertumpu pada pemikiran maslahatnya Imam Syafi’i, meskipun maslahat dalam
pandangan Hasbi hanya dijadikan sebagai kerangka dasar pemikiran bukan sebagai metode penemuan
hukum. Dilain pihak Munawir Syadzali mencoba mengusung pandangan maslahatnya Imam al-T}ufi yang
salah satu pandangan kontroversialnya mendahulukan maslahat ketimbang nas dan ijma yang lemah.
Sementara itu, Sahal Mahfudz dan KH. Ali Yafie mengadopsi pandangan maslahatnya al-Gazali dan al-
Syat}ibi. Menurut mereka kepentingan umum (maslahat al-‘ammah) harus dijadikan pertimbangan
utama dalam proses pengambilan keputusan hukum. Sahal Mahfudz sendiri sering mengkritik
kecenderungan penggunaan qiyas (analogi) yang berlebihan ketimbang penggunaan metode istinbat}
yang lain, sehingga berdampak pada kurangnya dimensi maslahat dalam produk hukum yang
dihasilkan.54Pendekatan maslahat apapun yang digunanakan, tampaknya semua sepakat bahwa tujuan
Allah menetapkan syariat tiada lain untuk mewujudkan maslahat dan tercapainya kesejahteraan hamba
di dunia maupun di akhirat. Mayoritas ulama fikih menganggap aspek mu‘amalah termasuk dalam ranah
kebiasaan bukan domain ibadah. karena itu, penentuan ‘ilat dan alasan kebolehannya berdasarkan
maslahah dan prinsip-prinsip keadilan serta kebebasan dalam berkontrak. Prinsip-prinsip itu dielaborasi
dari petunjuk wahyu dan pengalaman empiris manusia sepanjang zaman. nas hanya sebagai konfirmasi
terhadap prinsipprinsip umum yang harus dipenuhi oleh adat kebiasaan dan mu’amalah itu, seperti
prinsip keadilan, kesetaraan, keridaan, dan kebebasan dalam berkontrak.Karena pada dasarnya dalam
mu‘amalah berlaku kaedah bahwa dasar dari mu‘amalah adalah boleh sampai ada dalil yang
mengharamkannya. Pengembangan hukum Islam pada aspek ekonomi dan keuangan memiliki landasan
kuat dari fikih dan usul fikih itu sendiri.Secara empiris, praktek operasional lembaga keuangan syariah di
Indonesia mendapat tempat dalam hukum positif di Indonesia.konsitusi tertinggi di Indonesia
mengakomodir pengimplementasian ajaran Islam, termasuk termasuk aspek mu’amalah maliyah dalam
kehidupan ekonomi masyarakat muslim Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai