Anda di halaman 1dari 24

PENDEKATAN HUKUM EKONOMI SYARIAH DALAM

PENGKAJIAN ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas :


Mata Kuliah Pendekatan Dalam Pengkajian Islam
Dosen Pengampu : Dr. Malik Ibrahim, M.Ag.

Oleh :
MISNAWATI
20203012119

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pendekatan dalam
pengkajian islam. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
yang telah memberikan arahan mengenai prosedur pembutan makalah. Dan saya
berharap semoga hasil makalah ini dapat berguna bagi siapa pun yang
membacanya.
Proses makalah ini tidak luput dari kesalahan dan ketidaksempurnaan
Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT untuk itu saya selaku penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar bisa menjadi acuan
untuk memperbaiki karya ilmiah saya. Terimakasih atas perhatiannya dan selamat
membaca.

Sulawesi Selatan , 07 April 2021


Penulis

MISNAWATI

ii
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1I (PEMBAHASAN)
A. Pengertian Hukum Ekonomi Syariah ………………………………..1

B. Sejarah hukum ekonomi syariah ……………………………………..2

C. Ruang Lingkup Hukum Ekonomi Syariah …………………………...4

D. Sumber Hukum Ekonomi Syariah …………………………………....5

E. Urgensi Pendekatan Hukum Ekonomi Syariah ……………………....5

F. Problematika Pendekatan Hukum Ekonomi Syariah ……………......7

G. Metodologi Penelitian Hukum Ekonomi Syariah ……………….......7

H. Contoh Karya Hukum Ekonomi Syariah ………………………….....11

I. Kritik Pendekatan Terhadap Karya Ilmiah…………………………...14

J. Kelebihan Dan Kekurangan Karya Ilmiah …………………..…….....15

K. Karakteristik Hukum Ekonomi Syariah ……………………………...15

BAB II ( PENUTUP )

1. Kesimpulan …………………………………………………………..17

2. Daftar Pustaka ………………………………………………………..18

Curiculum Vitae ………………………………………………….......20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Ekonomi Syariah merupakan proses aktualisasi dan kontekstualisasi


fiqhiyyah al-muamalah atau asasul itqishâdiyah (dasar-dasar ilmu ekonomi)
terhadap kebutuhan sistem ekonomi. Aktualisasi dan kontekstualisasi ini selaras
dengan fenomena empiris yang menuntut domain keilmuan normatif tidak
menjadi rutinitas teks yang hanya dikaji dan dibaca, tetapi harus aplikabel
sehingga atas dasar ini dibutuhkan studi di bidang ekonomi. Kebutuhan terhadap
studi tersebut semakin mendesak karena; pertama dari aspek sistem, ekonomi
Islam berkembang pada saat hegemoni sistem kapitalis telah berpengaruh pada
hampir seluruh aktivitas ekonomi publik. Kedua, dari aspek opini publik, masih
terdapat kesalahpahaman masyarakat muslim bahwa sistem ekonomi Islam hanya
sistem ekonomi konvensional yang berganti baju dan dipoles sedikit sehingga
tampak islami. Ketiga, dari aspek political will, beragam regulasi terkait dengan
sistem ekonomi Islam telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui
perundang-undangan atau peraturan hukum yang lain. Ketiga hal di atas semakin
memberikan kejelasan bahwa studi ekonomi Islam menjadi sesuatu yang urgen.
Studi ekonomi Islam dibutuhkan untuk dapat memberikan suatu penguatan
terhadap sistem yang telah berjalan sehingga menjadi lebih baik serta
mengklarifikasi bahwa sistem ekonomi tidak melenceng dari asas-asas normatif.
Semakin banyak studi ekonomi Islam dilakukan secara formal, maka akan banyak
lahir intelektual (ahli ekonomi Islam) yang dapat menerjemahkan kebutuhan
aplikasi terhadap teks-teks normatif yang terdapat dalam fiqhiyyah al-muamalah
atau asasul itqishâdiyah.

4
iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Tentang Hukum Ekonomi Syariah


1. Pengertian hukum ekonomi syariah
CFG. Sunaryati memberikan pengertian hukum ekonomi yaitu
keseluruhan kaidah-kaidah dan putusan-putusan yang secara khusus
mengatur kegiatan-kegiatan ekonomi. Ia juga mengungkapkan bahwa
pengertian hukum ekonomi adalah keseluruhan asas, kaidah, pranata, dan
lembaga baik yang bersifat perdata maupun yang bersifat publik yang
mengatur dan mengarahkan tata perekonomian nasioanl suatu negara 1

Selanjutnya kompilasi hukum ekonomi syariah mengartikan hukum


ekonomi syariah sebagai suatu atau kegiatan yang dilakukan oleh perorang,
kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan
hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan
tidak komersial menurut prinsip syariah2 sedangkan ekonomi syariah
menurut M.A. Manan adalah ilmu penegetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam. 3

Menurut Akhmad Mujahidin, ekonomi syariah adalah ilmu yang


mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia-
akherat)4. Artinya ekonomi syariah adalah pengetahuan yang berupaya
merealisasikan kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber
daya yang terbatas dalam kerangka ajaran islam atau hukum-hukum islam.

1
CFG Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Nasional (Bandung : Bina
Cipta, 1988), hlm. 53.
2
Pasal 1 ayat (1) KHES
3
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 6
4
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, konsep, Instrumen, Negara, dan Pasar,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 23

1
2. Pengertian Penelitian Ekonomi Syariah
Penelitian adalah padanan kata dari bahasa inggris yakni “research”
selanjutnya banyak yang menerjamahkan sebagai“riset”. Kata “research”
berasal dari kata “re” yang berarti “kembali” dan “to search” yang berarti
“mencari atau menyelidiki”. Sehingga arti research atau riset adalah mencari
kembali.
Menurut Nanang Martono, penelitian (research) sebagai proses
mencari jawaban atas suatu masalah dengan metode ilmiah; sekumpulan
metode yang digunakan secara sitematis untuk menghasilkan pengetahuan;
aktivitas kerja sama untuk mempelajari fenomena yang ada dalam realitas
dipelajari secara objektif dengan maksud membangun pemahaman yang
valid mengenai fenomena itu.5
Selanjutnya defenisi penelitian bisnis menurut subagiyo adalah
penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sitematis, berdasarkan data,
kritis objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan
dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.6
Dari uraian defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
adalah proses menemukan solusi/jawaban atas masalah setelah melakukan
studi yang mendalam dan menganalisis faktor situasi. Dari paparan yang
telah dibahas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian ekonomi syariah
adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu yang
berhubungan dengan kegiatan ekonomi syariah.
B. Sejarah Munculnya Ekonomi Syariah
Secara umum penerapan hukum ekonomi syariah di Indonesia telah
terjadi jauh sebelum belanda datang ke indonesia. Pada abad XIV Masehi,
penerapan dan penyebaran hukum islam dilakukan oleh Sultan Malikul Zahir
dari Kerajaan Samudra Pasai. 7 Hadirnya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia

5
Nanang Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2015),hal.194.
6
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian, (Surabaya: CV. Jaudar Press, 2013), hal. 3.
7
Ryfal kaba’ah, hukum islam di Indonesia (universitas yarsi Jakarta, 1999), 69.

2
yang menggantikan kerajaan-kerajaan Hindu/Budha inilah untuk pertama
kalinya hukum islam menjadi hukum positif di Indonesia.
Hadirnya belanda kemudian merubah kedudukan hukum islam. Pada
awal kependudukan belanda Indonesia, hukum islam di Indonesia diakui
dalam hukum Nasionl dengan adanya regerings reglemen. Pada saat ini
hukum islam berlaku untuk orang Indonesia yang beragama islam (teori
reception in complexu). Pada tahun 1893, kedudukan ini berubah ketika
snouck hurgronje menawarkan teori receptive dimana hukum islam baru
diakui apabila telah diterapkan oleh hukum adat setempat.
Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya prinsip-prinsip hukum islam
mendapat kedudukannya kembali di hukum Nasional. Bahkan Indonesia telah
mengeluarkan UU Peradilan Agama No.3 tahun 1989 yang mengatur tentang
masalah lembaga peradilan hukum islam di Indonesia termasuk dalam
penyelesaian sengketa di bidang ekonomi syariah. Di bidang hukum ekonomi
pengakuan terhadap prinsip-prinsip ekonomi syariah dimasukkan dalam UU
Perbankan No.10 tahun 1998 dan UU Perseroan terbatas No.40 tahun 2007
yang mengamandemen UU No.1 tahun 1995.
Masuknya unsur Islam (ekonomi syariah) dalam cita hukum ekonomi
Indonesia, bukan berarti mengarahkan ekonomi nasional ke arah ideologi
ekonomi agama tertentu, tetapi dikarenakan ekonomi syari’ah sudah lama
hidup dan berkembang tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Sistem
ekonomi syari’ah adalah salah satu dari sistem-sistem ekonomi lainnya
seperti kapitalisme dan sosialisme. Menurut Jimly Asshiddiqie, dalam
perspektif konstitusi ekonomi, kita tidak perlu terjebak dalam diskusi
mengenai ideologi ekonomi. Ekonomi Syariah keberadaannya mempunyai
landasan yang kuat baik secara formal syar’i maupun formal konstitusi.
Secara formal syar’i,
Perkembangan ekonomi Islam atau yang lazim dikenal dengan ekonomi
syariah di Indonesia berlangsung dengan begitu pesat. Hal ini juga didukung
oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundang-
undangan di bidang ekonomi syariah, antara lain adalah keluarnya Undang-

3
undang Nomor 3 Tahun 2006 yang memberikan kewenangan bagi Pengadilan
Agama untuk menangani perkara sengketa ekonomi syariah. Selain itu
keluarnya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara dan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Antusiasme masyarakat terhadap pertumbuhan praktek
ekonomi syariah sangat tinggi, terlebih dengan menjamurnya pendirian
lembaga keuangan syariah (LKS) baik dalam bentuk Bait at Tamwil, BPRS
atau perbankan syariah.
C. Ruang Lingkup Hukum Ekonomi Syariah

Ruang lingkup hukum ekonomi syariah dapat kita temukan dalam


beberapa sumber. Islam memiliki seperangkat ajaran berupa akidah, syariah
dan ibadah. Syariah dalam arti khusus disebut juga dengan fikih, yang terdiri
atas beberapa bidang yaitu bidang ubudiyah (ibadah), munakahat, jinayat dan
muamalah.

Selain itu, secara komprehensif ruang lingkup dalam ekonomi syariah


adalah bermuamalah, dalam bermuamalah harus ada nilai-nilai universal yang
terkandung antara lain, Nilai-nilai tauhid (keesaan Tuhan), ‘adl (keadilan),
nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintahan), dan ma’ad (hasil).
Muamalah adalah aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara
memperoleh dan mengembangkan harta benda.

Dan secara umum ruang lingkup ekonomi syariah adalah meliputi aspek
ekonomi, antara lain shirkah dan mudarabah, murabahah, khiyar, istisna,
ijarah, salam, kafalah, hawalah, dan lain-lain. Tetapi dalam aspek kerjasama
yang paling banyak dilakukan adalah bagi hasil, yaitu shirkah dan
mudarabah. Seluruh bidang hukum ekonomi syariah tersebut berdasar prinsip
syariah yang mengatur tata niaga, dagang dan tata kelolanya termasuk

4
mengenai siapa subyek hukum dalam seluruh kegiatan tersebut sesuai dengan
prinsip syariah, semuanya berdasar pada al-aqd/kontrak.8

D. Sumber Hukum Ekonomi Syariah


 Al-Qur’an adalah sumber utama, asli, abadi, dan pokok dalam hukum
ekonomi syariah yang Allah SWT turunkan kepada Rasul Saw guna
meperbaiki, meluruskan dan mebimbing umat manusia kepada jalan yang
benar.
 Setelah Al-qur’an, sumber hukum ekonomi adalah hadis dan Sunnah.
Yang mana para pelaku ekonomi akan mengikuti sumber hukum ini
apabila dodalam al-qur’an tidak terperinci secara lengkap tentang hukum
ekonomi tersebut.
 Ijma’ adalah sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan
konsensus baik dari masyarakat maupun cara cendikiawan agama yang
tidak terlepas dari al-qur’an dan hadis.
 Ijtihad adalah usaha setiap meneruskan usaha untuk menumukan sedikit
banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat. Sedangkan Qiyas
adalah pendapat yang merupakan alat pokok ijtihad yang dihasilkan
melalui penalaran analogi.
 Istihsan, Istislah Dan Istishab adalah bagian dari pada sumber hukum
yang lainnya dan telah diterima oleh sebahagian kecil dari keempat
Mazhab. 9

E. Urgensi Pendekatan Hukum Ekonomi Syariah

Studi hukum ekonomi syariah merupkan proses aktualisasi dan


kontekstualisasi fiqhiyyah al-muamalah atau asasul itqishadiyah ( dasar-dasar
ekonomi) terhadap kebutuhan system ekonomi. Aktualisasi dan dan

8
Hasan, hasbi, kompetensi peradilan agama dalam penyelesaian perkara ekonomi
syariah, Jakarta: gramatha publishing, thn 2010, hlm.108
9
Muhammad Abdul Manan, Teori Dan Praktik Ekonomi Islam (Yogyakarta:Dana Bhakti
Prima Yasa,1997) Hlm.19

5
konektualisasi ini selaras dengan fenomena empiris yang menuntut domain
keilmuan normatif tidak menjadi rutinitas teks yang hanya dikaji dan dibaca,
tetapi harus aplikabel sehingga atas dasar ini dibutuhkan studi dibidang
ekonomi.

Kebutuhan terhadap studi tersebut semakin mendesak karena; pertama


dari aspek sistem, ekonomi islam berkembang pada saat hegemoni sistem
kapitalis telah berpengaruhi pada hampir seluruh aktivitas ekonomi publik.
Kedua, dari aspek opini publik, masih terdapat kesalahpahaman masyarakat
muslim bahwa sistem ekonomi islam hanya sistem ekonomi konvensional
yang berganti baju dan dipoles sedikit sehingga tampak islami. Ketiga dari
aspek political will beragam regulasi terkait dengan sistem hukum ekonomi
syariah telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui perundang-
undangan atau peraturan hukum yang lain.

 Di bidang perbankan terdapat UU Nomor 10 Tahun 1998 pengganti UU


Nomor 7 Tahun 1992 dan UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang membuka peluang bisnis perbankan syariahdan lembaga
keuangan syariah non bank semakin berkembang.
 Di bidang Fiskal terdapat UU Nomor 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat dan KMA Nomor 581 Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat yang menjadikan seseorang yang telah membayar
zakat sebesar 2,5% dapat mengurangi kewajiban pemabayaran pajak.
 Di bidang peradilan, terdapat UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Pengadilan Agama yang kewenangan kompetisinya bertambah untuk
menyelesaikan kasus-kasus yang terkait bisnis syariah. 10

Ketiga hal diatas semakin memberikan kejelasan bahwa studi hukum


ekonomi syariah menjadi sesuatu yang urgen. Studi hukum ekonomi syariah
dibutuhkan untuk dapat memberikan suatu penguatan terhadap sistem yang
telah berjalan sehingga menjadi lebih baik serta mengklarifikasi bahwa sistem
10
Ahmad dahlan, jurnal pemikiran alternatif pendidikan “urgensi studi ekonomi islam”
stain purwokerto. Januari 2008.

6
ekonomi syariah tidak melenceng dari asas-asas normatif. Semakin banyak
studi ekonomi syariah dilakukan secara formal, maka akan banyak lahir
intelektual (ahli ekonomi syariah) yang dapat menerjamahkan kebutuhan
aplikasi terhadap teks-teks normatif yang terdapat dalam fiqhiyyah al-
muamalah atau asasul itqishadiyah.

F. Problematika Pendekatan Hukum Ekonomi Syariah

Problem yang dihadapi oleh ilmu ekonomi syariah adalah kesenjangan


antara perilaku ideal atau yang seharusnya dilakukan dengan perilaku ril.
Kesenjangan terjadi karena apa yang terjadi pada saat ini tidak sesuai dengan
apa yang seharusnya dilakukan. Artinya, perilaku riil para muslim pada saat
ini tidak sesuai dengan perilaku ideal yang berdasarkan nilai-nilai syariah.

Ilmu ekonomi syariah dihadapkan dengan banyak tugas dan tantangan.


Pertama, merumuskan konsep perilaku ideal agen-agen ekonomi (normative)
dan kemungkinan efeknya bagi perekonomian. Kedua, mengevaluasi dan
menganalisis perilaku ideal agen-agen ekonomi (positivism) dalam
perekonomian. Ketiga, membandingkan dan menjelaskan ketimpangan yang
terjadi diantara perilaku ideal dan perilaku riil. Langkah keempat adalah
menyarankan dan merumuskan strategi terbaik untuk mengarahkan perilaku
agen-agen ekonomi sehingga dapat mendekati dan mencapai perilau ideal
yang sesuai nilai-nilai islam.

G. Langkah-Langkah Penelitian Hukum Ekonomi Syariah


1. Metodologi Penelitian Hukum Ekonomi Syariah
Framework kerja metodologis berupa langkah-langkah penyusunan
hukum ekonomi syariah, diantaranya:

 Langkah pertama: identifikasi fungsi dasar dari ekonomi, yaitu


produksi, konsumsi dan distribusi tanpa memandang perbedaan
ideologi.
 Langkah kedua: perumusan asas-asas ekonomi yang memiliki makna
universal, abadi dan diterapkan dalam semua fungsi faktor ekonomi.

7
Disinilah tempat kerja metodologi pertama kali dilakukan. Metode
yang digunakan dalam perumusan asas ini adalah metode induktif
tematik.
 Langkah ketiga: identifikasi cara operasi yang kemudian disusun
dalam bentuk konsep yang praktis dengan variabel-variabel yang
berakar pada syariah. Tetapi konsep ini tidak berarti bersifat abadi,
masih terbuka untuk direkonstruksi tetap berpegang teguh pada
prinsip-prinsip universal di atas. Komitmen selalu terbuka bagi
kemungkinan terjadinya rekonstruksi dan pengembangan konsep
ekonomi syariah yang sudah dirumuskan dengan tetap bertumpu
pada nilai-nilai universal dan kondisi empiris masyarakat.
 Langkah keempat: menguraikan barang dan jasa sebagai instrument
asas-asas dibangun di atas dengan mempertimbangkan kondisi riil
dari sosio-ekonomi masyarakat setempat. perumusan konsep berpikir
rasional-empiris, yakni dengan melihat kenyataan yang terjadi dalam
masyarakat di jadikan acuan dalam menentukan barang dan jasa
yang relevan.
 Langka kelima: menggunakan teori kebenaran interkontekstualitas
(the intercontextuality theory of truth), yakni beranggapan bahwa
kebenaran yang muncul adalah kebenaran setelah adanya proses
dialektika antara realitas dan fakta. Bentuk kebenaran ini berupa
pernyataan yang muncul setelah terjadinya sebuah peristiwa. Sumber
otoritas dalam kerangka ilmu ekonomi syariah adalah sumber-
sumber yang ditelah dirumuskan, baik dalam bentuk pemahaman
fiqh.11
2. Epistemologi hukum ekonomi syariah
Seluruh dari disiplin ilmu pengetahuan memiliki landasan
epistemologi. Dengan kata lain sebuah ilmu, baru dapat dijadikan
sebagai suatu disiplin ilmu jika ia memenuhi syarat-syarat ilmiah

11
Muhammad Akram, “Methodology of Islamic Economics,”, Journal of Islamic Economics, vol. 1,
No. 1, (August 1987), hlm. 19

8
(scientific). Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas secara
mendalam segenap proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Epistemologi ini pada umumnya disebut filsafat pengetahuan. Secara
etimologi, epistemologi berasal dari kata Yunani, yaitu episteme dan
logos. Episteme berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori,
uraian atau alasan. Jadi, epistemologi dapat diartikan sebagai teori
tentang pengetahuan. Epistemologi pada hakikatnya membahas tentang
filsafat pengetahuan yang berkaitan dengan asal-usul pengetahuan,
bagaimana memperoleh pengetahuan (metodologi) dan kesahihan
(validitas) pengetahuan tersebut. Epistemologi atau teori pengetahuan
merupakan cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan.12
Dari sudut pandang epistemologi dapat diketahui bahwa ilmu
ekonomi diperoleh melalui pengamatan (empirisme) terhadap gejala
sosial masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengamatan
yang dilakukan kemudian digeneralisasi melalui premis-premis khusus
untuk mengambil kesimpulan yang bersifat umum. Perubahan yang
diamati dalam sistem produksi dan distribusi barang dan jasa, dijadikan
sebagai teori umum yang dapat menjawab berbagai masalah ekonomi.
Pemikiran Abu Yusuf tentang teori supply dan demand merupakan hasil
observasi di tengah masyarakat pada masanya. Ibnu Khaldun mengkaji
problem ekonomi masyarakat dan negara secara empiris. Teori tersebut
diperoleh dari pengalaman dan fakta di lapangan yang diteliti secara
konsisten oleh para ahli ekonomi.
Berdasarkan cara kerja yang demikian Jika diterapkan dalam
ilmu ekonomi, maka seluruh transaksi bisnis pada dasarnya
diperbolehkan jika tidak ada nash yang mengharamkannya. Pelarangan
terhadap praktik bunga dan riba dalam perbankan konvensional
disebabkan adanya beberapa nash yang mengharamkannya. Cara kerja
seperti ini di dalam filsafat ilmu dikenal dengan istilah context of

12
Rizal Mustansyir, Ilmu Filsafat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), Hal 50

9
justification. Ilmu ekonomi Islam kontemporer disusun dengan
mengikuti aturan main (rule of game) syariah dan kaidah ilmiah
keilmuan modern. Nilai-nilai Islam merupakan sumber informasi dan
panduan (guidence) di dalam proses perkembangan ilmu, sehingga
aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis selalu dalam koridor
Islam. 13
Secara ontologis, ilmu ekonomi Islam membahas dua disiplin
ilmu yang secara bersamaan. Kedua disiplin ilmu itu adalah ilmu
ekonomi murni dan ilmu fiqh muamalah. Dalam operasional, ilmu
ekonomi Islam akan selalu bersumber dari kedua disiplin ilmu tersebut.
Persoalan ontologis yang muncul adalah bagaimana memadukan antara
pemikiran ilmu ekonomi dengan pemikiran fiqh yang terdapat dalam
fiqh muamalah. Persoalan ini muncul mengingat bahwa sumber ilmu
ekonomi Islam adalah pemikiran manusia sedangkan sumber fiqh
maumalah adalah wahyu yang didasarkan pada petunjuk al-Qur’an dan
Hadits. Perbedaan sumber ilmu pengetahuan ini menyebabkan
munculnya perbedaan penilaian terhadap problematika ekonomi
manusia. Fiqh muamalah diperoleh melalui penelusuran langsung
terhadap al-Qur’an dan Hadits oleh para fuqaha. kehidupan ekonomi
umat. Rumusan tersebut didapatkan dari hasil pemikiran (rasionalisme)
melalui logika deduktif. Premis mayor yang disebutkan dalam wahyu
dapat dijabarkan melalui premis-premis minor untuk mendapatkan
kesimpulan yang baik dan benar.14
Aksiologi membahas tentang tujuan ilmu pengetahuan, dengan
kata lain untuk apa ilmu yang telah disusun akan digunakan. Kajian
aksiologis ekonomi Islam adalah membicarakan ekonomi Islam dari
segi nilai dan manfaat dari ilmu. Dengan pendekatan aksiologi yang
diperlukan untuk melihat fungsi dan kegunaan ekonomin syariah dalam

13
Louis Kattsoff, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1992), hlm. 191.
14
Yulizar Sanrego, “Membangun Konstruksi Keilmuan Ekonomi Islam”, Jurnal Islamica, vol. 5, No.
1, (September 2010), hlm. 187.

10
menyelesaikan berbabagai persoalan yang dihadapi manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Ada dua pendekatan utama yang digunakan
dalam pengembangan dari ilmu ekonomi syariah, yaitu deduktif dan
induktif.
Pendekatan deduktif diawali dengan mengekstraksi inti dari
ajaran Islam menjadi elemen-elemen teori ekonomi Islam. metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapakan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagian yang khusus. Metode qiyas dalam hal fiqh sesungguhnya
mirip dengan metode deduktif ini. Membuat kesimpulan umum dari
pernyataan khusus. Metode induktif atau disebut juga dengan metode
empiris, adalah menarik suatu kesimpulan dari yang bersifat khusus
menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Contoh-contoh kongkrit dan
fakta diuraikan terlebih dahulu, kemudian dirumuskan menjadi suatu
kesimpulan. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang
berlangsung dari fakta.
H. Contoh Karya Hukum Ekonomi Syariah
1. “Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam Undang-Undang
Tentang Perbankan Syariah”
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
analitis, yaitu mengumpulkan data yang menggambarkan atau
memaparkan apa adanya dari hasil penelitian kemudian disusun dan
dituangkan dalam bentuk tulisan (naratif), ditafsirkan dan dianalisis.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang suatu keadaan
secara objektif dalam situasi secara lengkap dan terperinci mengenai
kumpulan pengaturan mengenai perbankan syariah di Indonesia.
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian normatif yaitu penelitian yang mencakup penelitian suatu asas-
asas hukum, sistematika hukum, singkronisasi hukum vertikal dan
horizontal. Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti melakukan

11
penelaahan secara mendalam terhadap peraturan perundangundangan
yang berkaitan dengan perbankan syariah.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Kepustakaan (Library
Research) yaitu penelitian terhadap data sekunder. Pengumpulan data
dalam penelitian ini diperoleh melalui penelusuran peraturan perundang-
undangan perbankan, dokumen, maupun literatur ilmiah dan
penelitian para pakar yang sesuai serta berkaitan dengan objek penelitian
termasuk permasalahan yang akan diteliti dan diperoleh dari data
sekunder.15
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan penelaahan kepustakaan untuk
mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi dari literatur yang
ada hubungannya dengan penelitian ini termasuk bahan hukum primer,
sekunder dan tersier. Pada penelitian ini dilakukan penelaahan terhadap
Undang-undang Perbankan Syariah secara langsung kemudian
dihubungkan dengan teori-teori yang ada dalam literatur-literatur tentang
Hukum Ekonomi Syariah.
Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Kualitatif. Analisis ini maksudnya data yang diperoleh disajikan secara
deskriptif dalam bentuk kalimat yang benar, lengkap, sistematis,
sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang beragam dan kemudian
disajikan sebagai dasar dalam menarik suatu kesimpulan. Penelaahan
terhadap Undang-undang Perbankan Syariah secara langsung kemudian
dilakukan analisis terhadap substansinya dengan menggunakan prinsip-
prinsip dan asas-asas syariah dalam Hukum Ekonomi Syariah.
2. “Implementasi Praktik Asuransi Syariah dalam Perspektif Fatwa Dewan
Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah”

15
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri (Jakarta : Ghalia
Indonesia : Jakarta. 1994), hlm.97

12
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat diamati16 yaitu pimpinan Asuransi
Bumiputera Syariah Tulungagung dan Asuransi Manulife Syariah
Tulungagung dalam Implementasi Praktik Asuransi Syariah dalam
Perspektif Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.
Penelitian yang menghasilkan data deskriptif maksudnya adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan semua data
atau keadaan subjek (pimpinan Asuransi Bumiputera Syariah
Tulungagung dan Asuransi Manulife Syariah Tulungagung) atau objek
penelitian (Implementasi Praktik Asuransi Syariah dalam Perspektif
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah) kemudian dianalisis dan dibandingkan
berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan
selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya dan
dapat memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan
pada berbagai masalah. Penelitian deskriptif secara garis besar
merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran atau
mencoba melihat suatu peristiwa atau gejala secara sistematis, faktual
dengan penyusunan yang akurat.
Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa
pertimbangan, yaitu lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan hakekat
hubungan antara peneliti dan responden secara langsung dan metode ini
lebih peka sehingga dapat menyesuaikan diri dan banyak penajaman
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi peneliti.

16
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), hal.3.

13
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan kenyataan atau fakta-fakta
yang berhubungan dengan Praktik Asuransi Syariah dalam Perspektif
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah pada Asuransi Syariah yang dalam hal ini yaitu
Asuransi Bumiputera Syariah Tulungagung dan Asuransi Manulife
Syariah Tulungagung.
Penerapan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan
kemungkinan data yang diperoleh di lapangan berupa data dalam bentuk
fakta yang perlu adanya analisis secara mendalam. Maka pendekatan
kualitatif akan lebih mendorong pada pencapaian data yang bersifat lebih
mendalam terutama dengan keterlibatan peneliti sendiri di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen utama dalam
mengumpulkan data yang dapat berhubungan langsung dengan instrumen
atau objek penelitian.
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian sosiologis. Penelitian dengan jenis ini merupakan penelitian
mengenai manusia (dapat suatu kelompok, organisasi maupun individu),
peristiwa, latar secara mendalam. Tujuan dari penelitian ini untuk
mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus yang sedang
diteliti. Pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
mendalam tentang Praktik Asuransi Syariah dalam Perspektif Fatwa
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah pada Asuransi Syariah yang dalam hal ini yaitu
Asuransi Bumiputera Syariah Kantor Unit Pemasaran Tulungagung dan
Asuransi Manulife Syariah Kantor Unit Pemasaran Tulungagung.
3. Kritik Pendekatan Terhadap Karya
Berdasarkan kajian karya ekonomi syariah di atas, jelaslah bahwa
ekonomi syariah bukanlah hanya suatu sistem atau norma saja sebagaimana
yang pernah disangkakan orang di masa lampau. Ekonomi syariah adalah
sebuah disiplin ilmu yang ditemukan melalui metodologi keilmuan ilmiah.

14
Akan tetapi sumber ilmu pengetahuan dalam Islam bukan semata rasio dan
empiris sebagaimana yang diajarkan aliran positivisme. Ekonomi Islam
memiliki sumber utama yaitu al-Quran dan Sunnah. Sedangkan ijtihad
(penggunaan rasio) adalah sumber ilmu berikutnya. Ekonomi Islam dapat
menerima metode ilmiah ekonomi konvensional yang berdasarkan rasio dan
pengamalan empiris. Penerimaan ini karena Islam memberikan peluang
ijtihad bagi manusia untuk melakukan observasi dan penelitian ilmiah baik
melalui deduktif maupun induktif.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Contoh Karya Ilmiah


Kekurangan dari pendektan dari dua karya tersebut adalah pemisaha
antara sumber normatif sekaligus berisi aspek positif. aspek ini sangat tidak
relevan dalam ilmu ekonomi syariah karena keduanya terjalin erat dalam
kehidupan, filsafat, dan kebudayaan Islam. Ini berarti bila nilai-nilai masuk ke
dalam teori dan kebijaksanaan ekonomi syariah maka perbedaan antara aspek
normatif dengan positif akan menjadi kabur atau hilang sama sekali.
Selanjutnya, setiap usaha untuk membedakan antara aspek positif dan
normatif akan membawa kepada sekularisasi ekonomi Islam. Kecenderungan
menguji segala sesuatu dengan pengetahuan manusia yang terbatas akan
merusak asas-asas ekonomi syariah. Dengan demikian, ekonomi syariah
merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang mengintegrasikan antara
aspek normatif dengan positif, seperti dua sisi mata uang yang sama. Artinya,
masalah ekonomi Islam harus ditinjau secara keseluruhan tanpa
memisahkannya antara komponen normatif atau positif.
Adapun Salah satu kelebihan dapat dilihat dari kepiawaiannya untuk
menggabungkan antara metode induksi-deduksi.
5. Karakteristik Hukum Ekonomi Syariah
 Spirit ketuhanan (robbaniyah), Sebagaimana diketahui bahwa Islam
adalah sebuah agama yang merujuk semua perkaranya kepada Allah
dengan konsep ketuhanan. Tidak hanya merujuk, bahkan segala kegiatan
tujuannya adalah perkara yang bersifat ketuhanan, tentunya ini sangat

15
berbeda dengan sistem-sistem ekonomi konvensional yang tujuannya
hanya memberi kepuasan pada diri tanpa merujuk atau bertujuan selain
dari itu. Maka sebagimana Islam selalu menanamkan akhlaq dan adab
dalam segala aspek kehidupan diterapkan pula dalam hal interaksi
perekonomian.
 Menggabungkan Antara Nilai Spritual Dan Material Ekonomi syariah
hadir sebagai wujud dalam membantu perekonomian para nasabah untuk
mendapatkan keuntungan sesuai ajaran Islam. Kekayaan yang diperoleh
dari kegiatan ekonomi dapat digunakan untuk zakat, infaq dan shadaqah
sesuai ajaran Islam.
 Memberikan Kebebasan Sesuai Ajaran Islam Ekonomi syariah
memberikan kebebasan kepada pelaku usaha ekonomi untuk bertindak
sesuai hak dan kewajiban mereka dalam menjalankan perekonomian dan
kegiatan yang dilakukan haruslah positif sesuai ajaran yang berlaku dan
mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan
 Terikad Akidah, Syariah, dan Moral Semua kegiatan ekonomi didasrkan
pada akidah, syariah dan moral untuk menyeimbangkan perekonomian
 Memberikan Ruang Pada Negara dan Pemerintah Perekonomian syariah
memberikan ruang ruang kepada pemerintahdan negara untuk ikut
bercampur tangan sebagai penegah apabila terjadi suatu permasalahan.

16
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberadaan ekonomi syariah di Indoinesia, sesungguhnya sudah
mengakar sekalipun keberlakuannya masih bersifat normatif sosiologis.
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, menjadikan
pemerintah mulai melirik pada sistem yang berangkat dari sistem ekonomi
Syari'ah. Beberapa perangkat hukum untuk memayungi penerapan ekonomi
syariah Indonesia sudah relatif banyak, sekalipun belum maksimal. Ke
depan perlu upaya yang lebih maksimal dan meyeluruh dalam rangka
melengkapi aturan atau regulasi terkait dengan ekonomi syariah, sehingga
keberadaan ekonomi syariah menjadi kuat tidak hanya secara normatif
sosiologis tetapi juga yuridis formil. Hal yang perlu dilakukan adalah
melakukan pembaruan hukum yang merupakan salah satu dimensi dari
pembangunan hukum nasional, selain dimensi pemeliharaan dan penciptaan.
Yang dimaksud dengan dimensi pembaruan adalah usaha untuk lebih
meningkatkan dan menyempurnakan pembangunan hukum nasional yaitu
dengan selain pembentukan peraturan perundang-undangan yang
baru, juga penyempurnaan peraturan perundangan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akram Muhammad, “Methodology of Islamic Economics,”, Journal of Islamic


Economics, vol. 1, No. 1, August 1987.
Colander David, Economics. Eighth Edition, United States of America :
McGraw-Hill Irwin, 2010.
Dahlan Ahmad, jurnal pemikiran alternatif pendidikan “urgensi studi ekonomi
islam” stain purwokerto. Januari 2008.
Hartono CFG Sunaryati, Hukum Ekonomi Pembangunan Nasional, Bandung :
Bina Cipta, 1988

Hasan, hasbi, kompetensi peradilan agama dalam penyelesaian perkara ekonomi


syariah, Jakarta: gramatha publishing, thn 2010.
Kaba’ah Ryfal, hukum islam di Indonesia, Universitas Yarsi Jakarta, 1999.
Kattsoff Louis, Pengantar Filsafat Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1992.
Manan Abdul, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2009.
Manan Muhammad Abdul, Teori Dan Praktik Ekonomi Islam, Yogyakarta:Dana
Bhakti Prima Yasa,1997.
Martono Nanang, Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci, Jakarta:
Rajawali Pers, 2015.
Moeleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010.
Mughits Abdul, “Epistemologi Ilmu Ekonomi Islam”, Jurnal Hermeneia, Vol. 2,
No. 2 Juli Desember 2003.
Mujahidin Akhmad, Ekonomi Islam: Sejarah, konsep, Instrumen, Negara, dan
Pasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2014

Mustansyir Rizal, Ilmu Filsafat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.


Pasal 1 ayat (1) KHES

Sanrego Yulizar, “Membangun Konstruksi Keilmuan Ekonomi Islam”, Jurnal


Islamica, vol. 5, No. 1, September 2010.

18
Soemitro Ronny Hanitijo, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri Jakarta :
Ghalia Indonesia : Jakarta. 1994.
Subagiyo Rokhmat, Metode Penelitian, Surabaya: CV. Jaudar Press, 2013.

19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : MISNAWATI

NIM : 20203012119

FAKULTAS : SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN

KALIJAGA YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI : HUKUM EKONOMI SYARI’AH

TEMPAT /TANGGAL LAHIR : RIAU, 11 OKTOBER 1997

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

PEKERJAAN : MAHASISWA

ALAMAT : SULAWESI SELATAN

NO.HP/WA : 0823-8662-2280

E-MAIL : Misnawatizakfah@gmail.com

NAMA ORANG TUA

AYAH : ZAKARIAH

IBU : FATIMAH

20

Anda mungkin juga menyukai