Agrowisata Tembakau Jember: Laporan Akhir
Agrowisata Tembakau Jember: Laporan Akhir
LAPORAN AKHIR
diajukan guna memenuhi syarat Matakuliah Perencanaan Bisnis dan Agroindustri
Perkebunan
Oleh:
Kelompok 5
TEP-B
Aditya Eka Pradipta 151710201076
Chairiyah Umi Rahayu 171710201060
Moch. Saifudin 171710201056
Nuzulur Rohmah FA 171710201055
Ulfa Khoiriyah 171710201064
Resta Dwi Ismaniar Rahmadaningtyas 171710201092
4.6 Rekomendasi
Rekomendasi untuk pembuatan Agrowisata Tembakau adalah memilih lokasi
dengan lahan yang mendukung untuk budidaya tembakau dan strategis sehingga
mudah dikunjungi oleh orang dari berbagai tempat. Metode promosi juga harus
dilakukan dengan baik dan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini bertujuan mengoptimalkan informasi mengenai Agrowisata
Tembakau dapat menyebar dengan cepat sehingga lebih banyak orang yang
tertarik untuk mengunjungi Agrowisata Tembakau.
BAB 5. ANALISIS TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
Pemilihan Produk dan Proses = Pengunjung 100 orang per 2 orang tour guide,
total waktu kunjungan 90 menit. 1 hari (8 jam kerja) dapat menerima 5x
kunjungan (500 wisatawan). Optimasi Pelayanan kepada Wisatawan =
memaksimalkan sarana dan prasarana pendukung di setiap kegiatan kunjungan.
Pengendalian dan Pemantauan Secara Nyata = manajemen waktu operasional dan
sumberdaya pendukung serta evaluasi rutin dari kritik/saran dan dari daily report.
Pada perencanaan kapasitas produksi dilakukan perhitungan linear
programing metode grafis. Berikut merupakan hasil analisis kapasitas produksi
yang disajikan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Spesifikasi Supplier Agrowisata
Kapasitas Guide Durasi Kunjungan Harga
wisatawan (menit) Tiket
Paket A 300 2 60 25.000
Paket B 200 2 90 35.000
Total 500 4 480
Tujuan memaksimalkan keuntungan :
Z = 25000x + 35000y
Batasan
300x + 200y ≤ 500
2x + 2y ≤ 4
60x + 90y ≤ 480
1. 300x + 200y ≤ 500
X ≤ 1,7
Y ≤ 2,5
2. 2x + 2y ≤ 4
X≤2
Y≤2
(0,533) A
5,33
2,5
2
x
0 1,7 2,5 8
B
(8,0)
Gambar 5.5 Grafik Kapasitas Wisatawan
Z dititik A (0, 2)
25000 (0) + 35000 (2)
= 75.000
Z dititik B (2,5; 0 )
25000 (2,5) + 35000 (0)
= 62.500
Z dititik C (0,9 ; 1,3)
25000 (0,9) + 35000 (1,3)
=68.000
Kesimpulan :
Untuk memperoleh hasil yang maksimum maka dilakukan penjualan paket B
sebanyak 2 buah. Sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 25.000
Jenis Daya
No Proses Kapasitas Merk Quantity Gambar Alat Rp Rp
alat Listrik
Acer
Aspire 3
Registras HDD = 1 45-65 Rp Rp
1 Laptop A314- 1
i Peserta TB watt 3.099.000 3.099.000
32-
C3X0
Headset
Wireless
Megaph
Museum
Pengera Pemakaian one Rp Rp
2 Tembaka 2
s suara 12 jam Speaker 382.770 765.540
u
Pengera
s Suara
Mini
3 Pengenal
an
Budidaya
Tembaka
u
(Kondisi
onal
Headset
Wireless
Pengenal Megaph
an secara Pengera Pemakaian one Rp Rp
2
langsung s suara 12 jam Speaker 382.770 765.540
dilahan Pengera
s Suara
Mini
LCD Proyekt
Rp Rp
Proyekt 4000 g 275 watt or BenQ 1
3.100.000 3.100.000
or Mp515
Lampu
TL LED Rp Rp
Lampu 250 g 12 watt 8
T5 90 34.000 272.000
cm
Kursi Susun 11 Rp Rp
Kursi -
Futura 405 0 350.000 38.500.000
Sharp AC
Split 1 pk
Rp Rp
AC 750 watt AH- 2
2.538.000 5.076.000
A9UCY/9UC
Y
9V DC
Mengunj
R14P
ungi
(SUM- EALSE
tempat Rp Rp
4 Toa - 2) atau M ES- 1
produksi 155.000 155.000
Baterai 46R
produk
C AA 6
tembakau
pcs
Mengunj
ungi Casio
Mesin Rp Rp
5 outlite 65 Watt SE- 1
Kasir 3.410.000 3.410.000
agrowisat S400
a
150 x 55 x Rp Rp
Meja - - 1
80 cm 1.900.000 1.900.000
Rp Rp
Kursi - - - 1
390.000 390.000
HP
ProOne
Komput Rp Rp
- 90 Watt 600 G5 1
er 9.000.000 9.000.000
AiO i3-
9100T
Sharp
AC
Split 1
260 Rp Rp
AC - pk AH- 2
Watt 2.975.000 5.950.000
A9UCY
/9UCY
Rp Rp
Lampu - 12 Watt RYET 2
12.900 25.800
Rak Rp Rp
- - - 10
Produk 1.478.295 14.782.950
Canon
Foto 860 EOS Rp Rp
6 Kamera - 2
Bersama mAH 4000D 3.855.000 7.710.000
DSLR
5.7 Tipe Tata Letak Fasilitas dan Aliran Proses
Tipe atau jenis tata letak fasilitas yang digunakan pada Agrowisata
Tembakau Jember yaitu tipe U dimna alasan dari pemilihan tipe in berdasarkan
konsep usaha yang ingin kami berikan berupa pelayanan agrowisata kepada
pengunjung. Kenyamanan konsumen lebih di utamakan dalam agrowisata ini.
Tipe U ini mempermudah sirkulasi pengunjung pada saat melakukan kunjnngan.
350
m
571 m
Luas lahan
bangunan wisata
571x350 m
7.8 Rekomendasi
Dalam agrowisata tata letak lokasi memiliki peran penting karena yang
menjadi daya tarik suatu agrowisata merupakan nilai estetikanya. Sebaiknya tata
letak agrowisata di desain dengan baik serta dilengkapi sarana dan prasarana
untuk menarik pengunjung.
7.9
BAB 6. ANALISIS MANAJEMEN OPERASIONAL
SEKRETARIS
GENERAL MANGER
MANAGER
KEUANGAN, MANAGER MANAGAER
UMUM DAN BUDIDAYA MANAGER AGRIBISNIS DAN MANAGER
ADMINISTRASI TANAMAN PEMASARAN AGROWISATA PERSONALIA
dilakukan.
perusahaan.
Manager : Mengumpulkan dan menyimpan harta, melakukan estimasi
Keuangan,
biaya, membuat laporan keuangan, dan menentukan HPP
Umum Dan
(harga pokok penjualan) produk, Memeriksa purchasing
Administrasi
order (PO) dan faktur jadi per-satu minggu untuk
Skenario A B
Biaya $3.147.765.217 $5.391.304.348
Perbandingan biaya antara skenario (a) dan (b)
√
2 DS
Q∗p=
d
H (1− )
p
Langkah-langkah:
a. Hitung Q* :
√
2 DS
=616 pesanan cerutu
Q*1 = d Q*2 =
H (1− )
p
√
2 DS
=612 pesanan cerutu Q*3 =
d
H (1− )
p
√
2 DS
=609 pesanan cerutu
d
H (1− )
p
b. Penyesuaian nilai Q* dengan diskon harga Q*1 = 612
Q*2 = 1000 penyesuaian
Q*3 = 2000 penyesuaian
c. Hitung biaya total masing – masing
Q*1: EOQ ini tidak fisibel karena harga $47.5 hanya berlaku untuk
pembelian sekurang-kurangnya 2.000 unit. Kuantitas terendah
yang fisibel pada harga $47.5 ialah 2.000 unit.
Biaya total pada kuantitas terendah ialah :
TC = (6.000/2.000)(300) + (2.000/2)(0.2)(47.5)+ 6.000 (47.5)= $295,400
Q*2: EOQ ini juga tidak fisibel, karena harga $48 berlaku untuk
pembelian 1.000 – 1.999 unit. Kuantitas terendah pada harga $48
per unit adalah 1.000 unit.
Biaya total pada kuantitas pembelian 1.000 unit.
TC = 294,600
Q*3: EOQ ini fisibel, karena harga $48.5 per unit berlaku untuk jumlah
pembelian sebanyak 609 unit.
Biaya total pada kuantitas pembelian 609 unit :
TC= 296,909
d. Pilih pesanan dengan biaya terendah
Dari perhitungan di atas, diketahui biaya total terendah sebesar $294,600.
Dengan demikian jumlah pesanan yang paling optimal adalah 1.000 unit.
6.5 Rekomendasi
Suatu perusahaan pasti memiliki struktu organisasi untuk mendukung kinerja
masih masing elemen pasa organisasi tersebut. Dalam agrowisata tembakau
sebaiknya memiliki struktur organisasi yang baik demi menunjang kesuksesan
perusahaan. Pembagian kerja pada masing masing struktu harus jelas dan semua
elemen sebaiknya bekerja sesuai tupoksi.
BAB 7. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
3. Pembangunan sarana
Pembangunan sarana disesuaikan dengan kebutuhan proyek sehingga
diharapkan fasilitas-fasilitas tersebut dapat memperlancar kegiatan operasional
pembangunan.
a. Sarana pendukung yang terdiri dari kantor, musholla, kantin, toilet, pos satpam
dan loker karyawan.
b. Sarana kerja lahan yang terdiri dari kantor registrasi, museum tembakau, aula,
swalayan oleh-oleh, sarana foto bersama, sarana pendukung lain (spot foto,
kebun kecil, tempat duduk, taman bermain, hall terbuka)
4. Mobilisasi peralatan penunjang kegiatan wisata
Peralatan peralatan penunjang kegiatan wisata dilakukan melalui jalur darat
serta diangkut menggunakan mobil pengangkut khusus.
5. Demobilisasi peralatan dan tenaga kerja pembangunan.
Pasca proses pembangunan selanjutnya dilakukan demobilisasi peralatan
dan tenaga kerja pembangunan. Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan
proyek artinya dilakukan pemutusan hubungan kerja dengan tenaga kerja sesuai
pada peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5.3.3 Operasi
1. Rekruitmen tenaga kerja untuk kegiatan perjalanan wisata
Tabel 8.3 Rencana penggunaan tenaga kerja
No. Tingkat Jabatan Jumlah (orang)
1 Direktur Utama 1
2 Sekretaris 1
3 General Manager 1
4 Manager Departemen 5
5 Karyawan seluruh departemen 18
6 Karyawan perjalanan wisata 32
Total 58
Tenaga kerja perjalanan wisata melibatkan berbagai latar belakang
pendidikan dan keahlian sesuai tabel 6.3. Karenanya, rekrutimen karyawan pada
posisi yang dapat diisi dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan secara
umum diutamakan merekrut tenaga kerja local (masyrakat sekitar). Seleain
itutenaga kerja yang akan dilibatkan dalam managerial dan departemen
diutamakan tenaga kerja berpengalaman.
2. Mobilisasi tenaga kerja dan bahan baku
Mobilisasi tenaga kerja lokal (masyarakat sekitar) maupun non-lokal (selain
masyarakat sekitar) menggunakan kendaraan pribadi saat menuju lokasi kerja.
Bahan baku yang merupakan wistawan dapat mengunjugi lokasi wisata
meggunakan kendaraan pribadi. Wisatawan luar daerah atau mancanegara dapat
menggunakan fasilitas layanan antar jemput yang disediakan oleh pihak pengelola
agrowisata tembakau atau menggunakan kendaraan dari travel agen yang disewa.
Mobilisasi wisatawan dan pekerja keseluruhan menggunakan jalur darat,
dapat dutempuh dengan roda dua dan roda empat. Untuk wisatawan yang datang
secara berkelompok, lokasi dapat dikunjungi menggunakan kendaraan besar
seperti bus, mini bus dan mobil travel.
3. Operasional kegiatan perjalanan wisata
Pada operasional perjalanan wisata, wisatawan akan memilih dua paket
yang disediakan dengan harga berbeda. Seacara umum, perjalanan wisata dimulai
dari mengunjugi lahan budidaya tembakau, museum tembakau, lokasi produksi
produk tembakau yaitu cerutu, mengunjungi outlet oleh-oleh dan foto bersama.
Perbedaan paket A dan paket B terletak pada saat mmengunjugi lokasi produksi.
Dimana pada paket A, pengunjung akan diajak untuk membuat cerutu secara
langsung didampingi karyawan dan menjadikan hasil ceurtu tersebut sebagai
cinderamata. Sedangkan pada paket B pengunjung hanya akan mendapat
penjelasan proses pembuatan cerutu.
RENCANA KEGIATAN
Prakontruksi Kontruksi Operasi
1. Mobilisasi peralatan, 1. Rekrutmen tenaga kerja
1. Sosialisasi kegiatan tenaga kerja dan material operasional
2. pengurusan
perizinan 2. Pembangunan direksi kit 2. mobilisasi tenaga kerja
3. perekrutan tenaga
3. pembangunan sarana 3. operasional pabrik
kerja
4. mobilisasi peralatan 4. Distribusi
produksi
5. demobilisasi peralatan
dan tenaga kerja
pembangunan
b. Tahap kontruksi
1. Mobilisasi peralatan, tenaga kerja dan material pembangunan
Dampak primer
Penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, peningkatan kerusakan
jalan.
Dampak sekunder
Penurunan kualitas lingkungan, munculnya masalah kamtibmas,
penurunan kesehatan masyarakat
2. Pembangunan Direksi Kit
Dampak primer
Penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, peningkatan volume
limbah padat dan cair, perubahan komoditi alami lingkungan persepsi
masyarakat.
Dampak sekunder
Penurunan kualitas lingkungan, penurunan kesehatan masyarakat
3. Pembangunan sarana
Dampak primer
Penurunan kualitas lingkungan, peningkatan kebisingan, peningkatan
volume limbah padat dan cair.
Dampak sekunder
Perubahan estetika lingkungan, penurunan kualitas lingkungan
4. Mobilisasi peralatan penunjang kegiatan wisata
Dampak primer
Penurunan kualitas lingkungan, peningkatan kebisingan, peningkatan
kerusakan jalan
Dampak Sekunder
Penurunan kinerja jalan, keselamatan dan kemananan lalu lintas
masyarakat menurun
5. Demobilisasi peralatan dan tenaga kerja pembangunan
Dampak primer
Penurunan kualitas lingkungan, peningkatan kebisingan, peningkatan
kerusakan jalan
Dampak Sekunder
Penurunan kinerja jalan, keselamatan dan kemananan lalu lintas
masyarakat menurun
c. Tahap Operasi
1. Rekrutmen tenaga kerja Operasional
Dampak primer
Lapangan kerja, persepsi masyarakat, mengurangi pengangguran
Dampak sekunder
Peningkatan perekonomian masyarakat, peningkatan nilai social
masyarakat
2. Mobilisasi pekerja
Dampak primer
Penurunan kualitas udara, persepsi masyarakat, penurunan kualitas
lingkungan, peningkatan kebisingan
Dampak sekunder
Keamanan dan keselamatan lingkungan, peningkatan kerusakan jalan,
peningkatan bengunan dipinggir jalan
Pengur persepsi Masyarakat 1. Melakuk 1. Bala Sebelum Menjaba 1.Balai Sebelum Pelaksana : PT. Surat
usan masyarak Desa Ajung an i dilakukan rkan Desa dilakukan Agrowisata Perijina
izin at, sosialisas Desa kegiatan rencana Ajung kegiatan Tembakau. n
perlindun i dengan Ajun kontruksi kegiatan , konstruks Pengawas : mendiri
bekerjasa g, pembangu kepada Kanto i Dinas kan
gan badan
ma Kant ann (pra- masyrak r Desa pembang Lingkungan usaha
hukum dengan or konstruksi at dan Ajung unan PT. Hidup, Badan disetuju
Aparat Desa ). masyara 2.Kanto PT. hukum terkait, i.
Desa dan Ajun kat r Agrowisa perangkat desa
perwakil g memaha pengu ta dan perwakilan
an 2. Kant minya. rusan Tembaka masyarakat
masyara or surat u Ajung.
kat peng perijin Penerima
2. Menguru urus an laporan : Dinas
si surat an bangu Lingkungan
perijinan surat n Hidup, Badan
, dan perij usaha hukum terkait,
memberi inan perangkat desa
kompens bang dan perwakilan
asi un masyarakat
usah Ajung.
a
Tahap Konstruksi
Mobilis Penuruna Meningkatnya Menjadwal Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : PT. Peralata
asi n kualitas angka kegiatan kegiata kegiatan tan dan kegiatan kegiatan Agrowisata n dan
peralat udara, kemacetan Operasional n konstruksi pendataa Pemban konstruks Tembakau. material
an, peningkat lalu lintas, mobilisasi Pemban pembangu n secara gunan i Pengawas : didatan
tenaga timbulnya dan gunan nan langsung proyek pembang Dinas gkan
an
kerja, polusi udara demobilisas proyek agrowisat dan agrowis unan Lingkungan sesuai
dan
kebisinga disekitar i peralatan agrowis a terjadwal ata agrowisat Hidup, Badan jadwal
materia n, pembangunan dan ata tembakau . tembaka a hukum terkait,
l persepsi pabrik, terjadi material tembak u tembakau perangkat desa
pemban masyarak kerusakan au dan perwakilan
gunan at, jalan masyarakat
peningkat Ajung.
an Penerima
kerusakan laporan : Dinas
jalan, Lingkungan
penurunan Hidup, Badan
hukum terkait,
kesehatan
perangkat desa
lingkunga dan perwakilan
n, masyarakat
gangguan Ajung, Dinas
kamtibma Perhubungan,
Kepolisian
s,
Sektor Ajung
penurunan
kinerja
jalan,
penurunan
kesehatan
masyarak
at
Pemban 1. penurun Jumlah limbah 1. Me Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : Pemban
gunan an sisa lakukan kegiata kegiatan tan di kegiatan kegiatan perusahaan gunan
Sarana kualitas pembangunan proses n konstruksi lapang, Pemban konstruks kontraktor, sudah
udara pembang Pemban pembangu Observas gunan i divisis sesuai
2. peningk unan gunan nan i dan proyek pembang pengelola dengan
atan sesuai proyek agrowisat wawanca agrowis unan pembangunan standar
kebising peraturan agrowis a ra ata agrowisat agrowisata dan
a 2. Me ata tembakau dengan tembaka a tembakau. peratura
3. peningk minimalk tembak masyara u tembakau Pengawas : n yang
atan an atau au kat DLH, aparat ditetapk
volume mengelol desa dan an
limbah a limbah hukum terkait
padat yang Penerima
dan cai dihasilka laporan : DLH,
4. perubah n DLH, aparat
an desa dan
komodit hukum terkait
i asli
lingkun
gan
5. persepsi
masyara
kat.
6. Penuru
nan
kualitas
lingkun
gan
Mobilis 1. penuru Peningkatan Menjadwal Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : peralat
asi nan jumlah kegiatan kegiata kegiatan tan kegiatan kegiatan perusahaan an
peralat kualita kemacetan Operasional n konstruksi secara Pemban konstruks kontraktor, penunj
an s lalu lintas dan mobilisasi Pemban pembangu langsung gunan i divisis ang
Peningkatan peralatan gunan nan keadaan proyek pembang pengelola
penunj udara, kegiata
jumlah polusi penunjang proyek proyek kendaraa agrowis unan pembangunan
ang 2. pening udara kegiatan agrowis agrowisat n sudah ata agrowisat agrowisata
n
kegiata katan wisata ata a sesuai tembaka a tembakau. wisata
n kebisi tembak tembakau dengan u tembakau Pengawas : didatan
wisata ngan, au standar DLH, aparat gkan
3. pening yang desa dan sesuai
katan ditentuka hukum terkait jadwal
kerusa n. Penerima
kan laporan : DLH,
jalan DLH, aparat
desa dan
hukum terkait
Demobi 1. Penuru Jumlah Menjadwal Area Setelah Pengama Area Setelah Pelaksana : Peralata
lisasi nan kemacetan kegiatan kegiata kegiatan tan kegiatan kegiatan perusahaan n dan
peralat kualita lalu lintas di Demobilisa n konstruksi secara Pemban konstruks kontraktor, material
an dan s darat pada si peralatan Pemban pembangu langsung gunan i divisis dikemb
tenaga udara, areal kegiatan dan gunan nan proyek pembang pengelola alikan
kerja 2. pening pembangunan material proyek proyek Keadaan agrowis unan pembangunan sesuai
pemban katan proyek Peningkata agrowis agrowisat kendaraa ata agrowisat agrowisata jadwal
gunan agrowisata n Keamaan ata a n sudah tembaka a tembakau.
kebisi
tembakau disekitar tembak tembakau sesuai u tembakau Pengawas :
ngan, lokasi au dengan DLH, aparat
3. persep krusakan jalan proyek standar desa dan
si karena yang hukum terkait
masya dilewati oleh ditentuka Penerima
rakat, kendaraan n. laporan : DLH,
4. pening berat DLH, aparat
katan desa dan
Peningkatan hukum terkait
kerusa keamanan
kan disekitar
jalan, pembangunan
5. penuru pabrik
nan
keseha
tan
lingku
ngan,
6. gangg
uan
kamtib
mas,
7. penuru
nan
kinerja
jalan
Direksi 1. penuruna Jumlah limbah 1. Melakuk Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : Pemban
kit n sisa an proses kegiata kegiatan tan di kegiatan kegiatan perusahaan gunan
kualitas pembangunan pembang n konstruksi lapang, Pemban konstruks kontraktor, sudah
lingkung unan Pemban pembangu Observas gunan i divisis sesuai
an Penebangan sesuai gunan nan i dan proyek pembang pengelola dengan
2. peningka tanaman peraturan proyek proyek wawanca agrowis unan pembangunan standar
tan disekitar lahan 2. Memini agrowis agrowisat ra ata proyek agrowisata yang
kebising proyek malkan ata a dengan tembaka agrowisat tembakau. ada.
a agrowisata atau tembak tembakau masyara u a Pengawas :
3. peningk tembakau mengelol au kat tembakau DLH, aparat
atan a limbah desa dan badan
volume yang hukum terkait
limbah dihasilka Penerima
4. penurun n laporan : DLH,
an 3. Melakuk aparat desa dan
kualitas an badan hukum
air tanah sosialisas terkait
i dengan
bekerjasa
ma
dengan
Aparat
Desa dan
perwakil
an
masyara
kat
Tahap Operasi
Rekrui 1. Lapang Jumlah tenaga 1. Upah Lokasi Selama Inventari Lokasi Selama Pelaksana : PT. Pemilih
ment an kerja dari disesuika Agrowi kegiatan sasi Agrowis kegiatan Agrowisata an
Tenaga kerja masyarakat n UMR sata operasion tenaga ata operasion Tembakau tenaga
Kerja 2. Perseps Desa Ajung dengan Tembak al wisata kerja Tembak al wisata, Jember kerja
i dansekitarnya peraturan au au dan Pengawas : mempri
masyar di melapor Dinas tenaga oritaska
akat Meningkatnya Kabupate pada kerja dan n
3. Pening pendapatan n Jember dinas trnsmigrasi kemam
katan masyarakat 2. Membaya terkait Penerima puan
pereko r pajak sesuai laporan : Dinas dan
nomia tepatwakt peraturan tenaga kerja keteram
u waktu dan trnsmigrasi pilan
n
yang
masya ditentuka
rakat n
Mobilis Persepsi Masyarakat Menjadwal Lokasi Selama Pengama Lokasi Selama Pelaksana : PT. Mobilis
asi masyarakat Desa Ajung Mobilisasi Agrowi kegiatan tan Agrowis kegiatan Agrowisata asi
tenaga tenaga sata operasion secara ata operasion Tembakau tenaga
kerja kerja Tembak al wisata langsung Tembak al wisata Jember. kerja
au keadaan au Pengawas : sesuai
pekerja Dinas tenaga jadwal
sudah kerja dan
sesuai trnsmigrasi,
dengan Dinas
jadwal Perhubungan
yang Penerima
ditentuka laporan : Dinas
n. tenaga kerja
dan trnsmigrasi,
Dinas
Perhubungan
8.7. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
Analisis kelayakan lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan metod
LCA. Dimana dengan menganalisis kegiatan usaha dari pra-konstruksi sampai
pasca konstruksi dapat membantu dalam memantau dan mengevaluasi dampak
yang terjadi serta penanganan yang harus dilakukan.
BAB 9. KESIMPULAN
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan rencana usaha Agrowisata Tembakau diatas, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Tembakau merupakan komoditi emas di Kabupaten Jember yang memiliki
nilai ekonomi tinggi. Termasuk komoditas SDA yang melimpah, dan
pemanfaatan hanya sebagai produk olahan. Karenanya agrowisata menjadi
alternatif usaha untuk menambah nilai ekonomi dari sektor wisata.
2. Lokasi pembangunan PT. Agrowista Tembakau yaitu di Desa Desa Ajung,
Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.
3. Luas lahan termasuk bangunan kantor dan fasilitas penunjang pembangunan
yaitu 100 Ha yang terdiri dari 80 Ha luas lahan tembakau dan 20 Ha luas
lahan bangunan agrowisata.
4. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk direktur utama, manager dan
stafnya sejumlah 26 orang, sedangkan pada proses kegiatan perjalanan
wisata sebanyak 32 orang.
5. Target wisatawan agrowisata tembakau perhari yaitu 500 wisatawan dengan
segment pasar yaitu wisatawan lokal dan mancanegara,
sekolah/universitas/yayasan, agen travel dan komunitas tembakau.
6. Suplai bahan baku yang dalam hal ini yaitu wisatawan didapatkan dari
kerjasama agen travel, lembaga pendidikan, komunitas dan lembaga dinas
terkait.
7. Investasi modal PT. Agrowisata Tembakau sebesar Rp. 151.161.320.
8. Berdasarkan hasil perhitungan nilai NPV diketahui bahwa NPV pada
agrowisata Tembakau Jember >1 yang menunjukkan bawa agrowisata ini
layak untuk didirikan.
9. Berdasarkan perhitung BEP diketahui bahwa agrowisata akan memperoleh
keuntungn pada penjualan tket ke 46,902 tiket.
10. Berdasarkan perhitungn PBP diketahui bahwa waktu pengembalian modal
yang diperlukan untuk mengembalikan modal asal yaitu 0,04 tahun atau
sama dengan 14 hari.
11. Berdasarkan analisis IRR,investasi yang dilakukan akan menghasilakan
keuntungan apabila investasi yang dilakukan sebesar 48%.
12. Berdasarkan hasil perhitungnn B/C rasio agrowisata dapat diketahui bahwa
usaha ini layak karena nilai B/C rasio >0.
13. Agrowisata tembakau menetapkan batas administrasi pembangunan dan
melakukan pembangunan dengan beberapa tahapan serta pengolahan
agrowisata yang meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dengan
melakukan analisis kelayakan lingkungan.
9.2 Rekomendasi
Sektor pariwisata memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan dan
berkelanjutan. Karenanya pemanfaatan SDA sebagai kegiatan wisata mampu
meningkatkan nilai ekonomi dengan dua faktor sekaligus yaitu pemanfaatan
potensi SDA dan perkembangan wisata baru. Namun, perlu diingat bahwa
pembangunan harus mempertimbangkan stabilitas kualitas lingkungan dan
perencanaan finansial yang matang.
DAFTAR PUSTAKA