Anda di halaman 1dari 88

AGROWISATA TEMBAKAU JEMBER

LAPORAN AKHIR
diajukan guna memenuhi syarat Matakuliah Perencanaan Bisnis dan Agroindustri
Perkebunan

Oleh:
Kelompok 5
TEP-B
Aditya Eka Pradipta 151710201076
Chairiyah Umi Rahayu 171710201060
Moch. Saifudin 171710201056
Nuzulur Rohmah FA 171710201055
Ulfa Khoiriyah 171710201064
Resta Dwi Ismaniar Rahmadaningtyas 171710201092

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas wisata adalah segala kegiatan yang dilakukan didalam maupun di
luar atau di sekitar Daya Tarik Wisata. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan tersebut
dapat berupa aktivitas wisata alam, petualangan, Rafting, budaya dan edukasi
wisata. Kegiatan wisata ini bertujuan untuk bersenang-senang. Dewasa ini,
terdapat banyak perkembanga wisata baik dari sektor alam maupun buatan. Selain
itu, jenis kegiatan wisata yang ditawarkan semakin berkembang mengikuti
kebutuhan dan keingian masyarakat. Salah satu jenis kegiatan wisata yang
dikembangkan saat ini yaitu edukasi wisata (eduwisata). Konsep kegitan
eduwisata menawarkan kegiatan wisata sekaligus belajar tentang suatu objek dari
wisata seperti misal cara pembuatan, cara perawatan, dan lain-lain.
Objek eduwisata dapat berupa SDA yang tersedia di suatu daerah. Salah satu
contoh konsep eduwisata yang memanfaatkan SDA yaitu agrowisata tembakau.
Tembakau merupakan salah satu komoditi unggulan ekspor Indonesia khusunya
Kabupaten Jember. Kabupaten Jember adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Timur yang terkenal dengan kualitas tembakaunya. Menurut Zulfikar (2019)
dalam liputan good news from Indonesia menyatakan bahwa “Tembakau yang
berasal dari Jember biasanya dipakai sebagai pembalut, pengikat atau
pembungkus dan juga pengisi cerutu. Tembakau di sini menggunakan jenis
tembakau lokal dan juga impor. Ekspor tembakau dikirim ke tujuh negara seperti
Jerman, Swiss, Rusia, Cina dan beberapa negara lainnya di Eropa. Masyarakat
setempat biasanya menanam tembakau. hal ini menjadikan tembakau sebagai
trademark Kabupaten Jember yakni "Kota Tembakau". Kabupaten Jember juga
merupakan penghasil tembakau terbaik kedua di dunia setelah Kuba”. Dengan
fakta ini, selaian untuk agroindustri, tembakau dapat dikembangkan menjadi
agrowisata.
Agrowisata tembakau yang dirancang memiliki konsep eduwista. Wisatawan
akan mendapat informasi seputar tembakau mulai dari budidaya sampai menjadi
suatu produk. Informasi didapat dari penjelasan secara langsung saat mengunjungi
lahan tembakau baik dari tout guide atau petani. Pada pengolahan, dapat diperoleh
dari tim produksi secara langsung yang juga menyediakan fasilitan cara
pembuatan salah satu produk unggulan dari tembakau yaitu cerutu. Selain itu
informasi seputar tembakau diperoleh dari museum tembakau.
Konsep eduisata berbasis agrowisata tembakau diharapkan dapat menjadi
wadah bagi komunitas terkait dalam meng-eksplor tentang tembakau. Juga
sebagai sarana informasi bagi penelitian. Selain itu dapat menjadi salah satu
destinasi wisata berkonsep edukasi. Jadi, selain berwisata masyarakat dapat
mendapat informasi seputar tembakau.

1.2 Gambaran Rencana Bisnis Agroindustri


Proyek pembangunan agrowisata tembakau berada di Desa Ajung,
Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Indonesia. Daerah ajung
merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan tanam tembakau seluas 100 Ha.
Lahan ini merupakan lahan milik PT. Perkebunan Nusantara IX dimana hasil
panen tembakau dijadikan ekspor dan bahan dasar pembuatan cerutu. Dengan
fakta tersebut agrowisata tembakau merupakan pengembangan dari agroindustri
tembakau dalam sektor pariwisata. Agrowisata tembakau memanfaatkan lahan
tembakau dan lokasi produksi olahan tembakau sebagai bagian perjalan wisata
ditambah dengan pembangunan museum tembakau sebagai pusat informasi
seputar tembakau. Beberapa tahapan persiapan yang harus dilakukan untuk
pembuatan pabrik sebagai berikut :
1. Menentukan lokasi agrowista
Dengan pertimbangan akses transportasi mudah, dekat dengan fasilitas
kendaraan umum (terminal,stasiun) dan dekat dengan pusat kota. Selain itu, lokasi
berada pada satu garis lurus jalur ikon wisata di Kabupaten Jember seperti
PUSLITKOKA (Pusata Penelitian Kopi dan Kakao), Pantai Papuma, dan Dira
Park. Sehingga akses jalan menuju lokasi mudah dan dapat ditempuh dengan
semua jenis kendaran baik roda 4 atau roda 2.
2. Menentukan Mitra
Mitra bertujuan untuk kerjasama khususnya dalam penyampaian informasi
pada wisatawan. Selain itu, mitra juga berperan dalam mobilitas wisatawan
menuju lokasi wisata. Mitra yang dapat bekerjasama seperti agen travel,
yayasan/sekolah/perguruan tinggi, komunitas terkait, agen photography, dan dinas
terkait.
3. Menentukan Fasilitas
Selain fasilitas utama yang disediakan selama perjalanan tour, fasilitas
pendukung perlu disiapkan untuk menambah daya tarik wisatawan. Seperti misal
spot foto kekinian, tempat ibadah, tempat tunggu, spot permainan, dan mamar
mandi umum.
4. Menentukan Target Wisatawan
Target wisatawan dapat ditentukan berdasarkan usia. Agrowisata tembakau
memiliki target wisatwan segala usia. Sehingga dengan target ini akan
berpengaruh terhadap konsep perjalanan yang dilakukan dan fasilitas yang
disediakan.
5. Menentukan alur perjalanan wisata
Alur pejalanan wisata merupakan gamabaran konsep perjalanan yang akan
dilalui wisatawan saat berkunjung ke agrowisata. Alur wisata dibuat untuk
memanejemen waktu dan fasilitas yang diperlukan oleh agrowisata dalam
memberi pelayanan wisata kepada wisatawan. Selain itu juga untuk menentukan
kapaistas dari masing-masing aspek. Alur wisata dimulai dari mengunjungi lahan
budidaya temabakau untuk mendapat informasi seputar budidaya tembakau dari
pra-panen sampai pasca panen. selanjutnya kegiatan mengunjungi museum
tembakau dan lokasi produksi produk tembakau(cerutu) dan diakhiri dengan sesi
foto bersama. Wisatawan juga mendapat fasilitas spot foto kekinian dan lokasi
pembelian oleh-oleh khas. Berikut merupakan alur perjalanan wisata di
Agrowisata Tembakau Jember dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Diagram alir perjalanan wisata Agrowisata Tembakau

1.3 Profil Bisnis Agroindustri


Agrowisata Tembakau merupakan pengembangan usaha agroindustri yang
bergerak dibidang wisata. Konsep wisata yang digunakan yaitu edukasi wisata
seputar tembakau. Berikut merupakan profil dari Agrowisata Tembakau.
Nama Perusahaan : Agrowisata Tembakau
Alamat : Desa Ajung, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten
Jember, Jawa Timur
Tahun Beridiri : Maret, 2020
Alamat : Desa Ajung, Kec. Jenggawah, Kab.Jember
Telepone : 0331-87805
E-mail : agrotembakaujbr@gmail.com
Instagram : Agrotembakau.jbr
Visi : Menjadi agrowisata terbaik serta berdaya saing dan
sebagai sarana infomasi tembakau
Misi : 1. Menjadikan temabkau sebagai objek destinasi
wisata dalam sektor pemanfaatan SDA
2. Meningkatkan potensi desa untuk kesejahteraan
3. Meningkatkan perekonomian wilayah dari sektor
wisata tembakau sebagai komoditi unggulan
Kabupaten Jember.
Konsep Usaha : Edukasi Wisata
Objek Usaha : Tembakau
Luas Area : 100 Ha (80 Ha lahan tembakau ; 20 Ha Luas lahan
bangunan)
Paket A = 35.000
Harga Tiket :
Paket B = 25.000

Gambar 1.1 Logo perusahaan Agrowisata Tembakau Jember

1.4 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman
rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan
agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, dapat
meningkatkan pendapatan petani serta melestarikan sumber daya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya sesuai dengan
kondisi lingkungan alaminya Sedangkan manfaat dari agrowisat yang didapat
antara lain meningkatkan konservasi lingkungan, meningkatkan nilai estetika dan
keindahan alam, memberikan sarana rekreasi, meningkatkan kegiatan ilmiah dan
pengembangan ilmu pengetahuan, dan mendapatkan keuntungan ekonomi
BAB 2. LANDASAN PEMIKIRAN

2.1 Analisis Situasi


Masyarakat agraris Indonesia mengenal sistem kebun sebagai bagian dari
sistem perwkonomian pertanian tradisional. Menurut Arifin (2010) pembangunan
pertanian Indonesia beberapa tahun depan masih akan dihadapkan pada beberapa
isu dan tantangan. Karenanya diprlukan suatu pengembangan usaha untuk
meningkatkan nilai eknonomi dari sektor pertanian. Pengembangan usaha selain
produksi yaitu mengembangkan program agrowisata untuk memanfaatkan SDA
yang melimpah dari sektor pertanian. Dalam hal ini Kabupaten Jember merupakan
kabupaten penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Sehingga fakta ini dapat
dijadikan peluang usaha baru dari sektor pariwisata.
Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
1. Analisis Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Menurut Kottler (2009: 51), unit bisnis harus mengamati kekuatan
lingkungan makro yang utama dan faktor lingkungan mikro yang
signifikan, yang mempengaruhi kemampuannya dalam menghasilkan laba.
Unit bisnis harus menetapkan sistem intelijen pemasaran eksternal dan
internal. Peluang pemasaran (marketing opportunity) adalah wilayah
kebutuhan dan minat pembeli, di mana perusahaan mempunyai
probabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan
menguntungkan. Ancaman lingkungan (environmental threats) adalah
tantangan yang ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak
disukai yang akan menghasilkan perurunan penjualan atau laba akibat
tidak adanya tindakan pemasaran defensif.
2. Analisis Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Kemampuan menemukan peluang yang menarik dan kemampuan
memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang berbeda. Setiap bisnis
harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internalnya.
2.2 Kebijakan Perekonomian Indonesia/Global
Pertanian arti luas adalah semua yang mencakup kegiatan pertanian yaitu sub
sektor tanaman pangan dan tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman
kehutanan, peternakan dan perikanan. Tanaman perkebunan adalah segala
kegiatan yang mengusahakan jenis tanaman tertentu pada tanah atau media
tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang
dan jasa untuk mewujudkan nilai kesejahteraan bagi para pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat. Beberapa tanaman perkebunan yang telah
dibudidayakan di Jawa Timur yaitu komoditas cengkeh, jambu mete, kakao,
kapuk randu, karet, kelapa, kopi, tebu, teh, tembakau dan lain-lain (Menteri
Pertanian, 2012).
Perkebunan memiliki pengertian sebagai segala kegiatan pengelolaan
sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budi
daya, panen, pengolahan, dan pemasaran terkait tanaman perkebunan. Tanaman
Perkebunan adalah tanaman semusim atau tanaman tahunan yang jenis dan tujuan
pengelolaannya ditetapkan untuk usaha perkebunan dan diusahakan dengan tujuan
memperoleh hasil maksimal. Pengolahan hasil perkebunan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan terhadap hasil tanaman perkebunan untuk memenuhi
standar mutu produk, memperpanjang daya simpan produk atau hasil perkebunan,
mengurangi kehilangan dan/atau kerusakan, dan memperoleh basil optimal untuk
mencapai nilai tambah yang lebih tinggi sehingga meningkatkan nilai produk atau
hasil perkebunan (UndangUndang Republik Indonesia, 2014).
Tanaman perkebunan yang memiliki potensi untuk dikembangkan karena
memiliki nilai dan manfaat yang tinggi yaitu tanaman tembakau. Menurut Mentri
Pertanian (2012) menyatakan bahwa tembakau merupakan salah satu komoditas
perdagangan penting di dunia termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama
diperdagangkan yaitu daun tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan
produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia
berperan dalam perekonomian nasional yaitu sebagai salah satu sumber devisa,
sumber penerimaan pemerintah berupa pajak dan cukai, sumber pendapatan petani
dan lapangan kerja masyarakat (usaha tani dan industri rokok).
Menurut Suwarto (2014), tembakau adalah bahan baku pembuatan rokok
kretek yang digemari oleh orang Indonesia. Kualitas tembakau ditentukan oleh
lokasi penanaman dan pengolahannya karena tanaman tembakau memiliki syarat
tumbuh yang berbeda dengan tanaman perkebunan yang lainnya. Menurut
Wibowo (2007) tembakau di Jawa Timur merupakan komoditas perkebunan
tradisional yang telah lama dibudidayakan dan diusahakan oleh petani-pekebun.
Luas areal tanam tembakau mencapai 100-200 Ha (sekitar 55 % areal tembakau
nasional) yang tersebar di 19 kabupaten. Jenis yang diusahakan adalah tembakau
Na-Oogst dan Voor-Oogst yang merupakan bahan baku rokok kretek dan rokok
putih. Pariwisata memiliki peluang besar menjadi media yang aplikatif dan efektif
untuk menanggulangi kemiskinan (Sukmana 2010). Pariwisata sebagai salah satu
kegiatan pembangunan daya tarik wisata yang memberikan manfaat secara adil
bagi semua sesuai dengan karakter wilayah, kondisi lingkungan, konteks sosial,
sinergitas antara kebutuhan wisatawan dan penyedia oleh masyarakat lokal.
Pariwisata pada saat ini merupakan sektor andalan dan unggulan penghasil devisa
terbesar dengan menempati posisi kelima penyumbang devisa sebesar 8,58 milyar
US$ (Kemenparekraf, 2012) disamping bernilai ekonomi yang tinggi, pariwisata
dapat menumbuhkan dan meningkatkan rasa bangga terhadap bangsa sehingga
akan tumbuh masyarakat yang lebih peduli terhadap suatu bangsa.

2.2 Regulasi Pemerintah Terkait


Pada saat ini terdapat situasi di mana terjadi peningkatan prevalensi perokok
secara global dari 32,8% menjadi 33,8%. Perokok pada usia anak dan remaja juga
mengalami peningkatan dari 7,2% menjadi 9,1%, demikian halnya untuk perokok
perempuan dari 1,3% menjadi 4,8%. Pemerintah juga menyadari bahwa sektor
cukai rokok ini banyak keterkaitannya dengan sektor lainnya yaitu industri, tenaga
kerja, dan petani baik petani tembakau maupun cengkeh. Oleh karenanya,
pemerintah perlu mempertimbangkan semua sektor di atas dalam mengambil
kebijakan cukai hasil tembakau. Sebagaimana diketahui fungsi dari pungutan
cukai hasil tembakau adalah untuk pengendalian konsumsi rokok (legal maupun
ilegal), menjamin keberlangsungan industri dengan menjaga keseimbangan antara
industri padat modal dan padat karya, dan untuk mengoptimalkan penerimaan
negara. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka mulai 1 Januari 2020,
pemerintah menetapkan kenaikan tarif cukai dengan rata-rata sekitar 23% dan
menaikkan harga jual eceran (harga banderol) dengan rata-rata sekitar 35%.
Kebijakan tarif cukai dan harga banderol tersebut telah mempertimbangkan
beberapa hal. Antara lain jenis hasil tembakau (buatan mesin dan tangan),
golongan pabrikan rokok (besar, menengah, dan kecil), jenis industri (padat modal
dan padat karya), asal bahan baku (lokal dan impor). Secara prinsip, besaran
kenaikan tarif dan harga banderol dikenakan secara berjenjang dimana tarif dan
harga banderol sigaret kretek tangan lebih rendah daripada sigaret kretek mesin
dan sigaret putih mesin. Untuk mengamankan kebijakan tersebut agar efektif di
lapangan, Pemerintah tetap dan terus berkomitmen untuk melakukan pengawasan
dan penindakan atas pelanggaran di bidang cukai. Berdasarkan survei yang
dilakukan oleh lembaga independen (UGM), dalam 3 tahun terakhir Bea dan
Cukai berhasil menekan peredaran rokok ilegal dari 12,1% menjadi 7% di tahun
2018,dan di tahun 2019 diperkirakan akan berhasil ditekan menjadi 3% (anonim,
2019).

2.4 Prospek Industri


Faktor pendorong pada pariwisata tembakau dapat didefinisikan menjadi
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities). Faktor-faktor tersebut antara lain
(Presetyo et al, 2018):
1. Peluang ekonomi dari aktifitas wisata
Faktor peluang ekonomi dari aktifitas wisata menjadi salah satu faktor yang
mendorong penguatan kegiatan wisata. Kegiatan wisata dapat meningkatkan
kegiatan ekonomi, dapat menciptakan efek berganda baik yang bersinggungan
langsung dengan lokasi wisata maupun tidak. Peningkatan pendapatan masyarakat
dan pemerintah berasal dari pembelanjaan dan biaya yang dikeluarkan wisatawan
selama perjalanan dan persinggahannya seperti untuk hotel, makan dan minum,
cenderamata, angkutan dan sebagainya. Selain itu juga, mendorong peningkatan
dan pertumbuhan di bidang pembangunan sektor lain. Salah satu ciri khas
pariwisata, adalah sifatnya yang tergantung dan terkait dengan bidang
pembangunan sektor lainnya. Dengan demikian, berkembangnya kepariwisataan
akan mendorong peningkatan dan pertumbuhan bidang pembangunan lain.
Pengembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan peluang usaha dan
kerja. Peluang usaha dan kerja tersebut lahir karena adanya permintaan
wisatawan. Dengan demikian, kedatangan wisatawan ke suatu daerah akan
membuka peluang bagi masyarakat tersebut untuk menjadi pengusaha hotel,
wisma, homestay, restoran, warung, angkutan dan lain-lain. Peluang usaha
tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk bekerja dan
sekaligus dapat menambah pendapatan untuk dapat menunjang kehidupan rumah
tangganya. Sarana dan prasarana seperti hotel, restoran dan perusahaan perjalanan
adalah usaha-usaha yang ‖padat karya‖. Untuk menjalankan jenis usaha yang
tumbuh dibutuhkan tenaga kerja dan makin banyak wisatawan yang berkunjung,
makin banyak pula lapangan kerja yang tercipta. Di Indonesia penyerapan tenaga
kerja yang bersifat langsung dan menonjol adalah bidang perhotelan, biro
perjalanan, pemandu wisata, instansi pariwisata pemerintah yang memerlukan
tenaga terampil. Pariwisata juga menciptakan tenaga di bidang yang tidak
langsung berhubungan, seperti bidang konstruksi dan jalan.
2. Pariwisata edukasi tembakau sedikit
Faktor lokasi pariwisata edukasi tembakau masih sedikit menjadi salah satu
faktor yang dapat mendorong pertumbuhan lokasi wisata tembakau di Kabupaten
Jember. Lokasi pariwisata edukasi yang terdapat di Kabupaten Jember saat ini
tidak sebanyak lokasi wisata non edukasi seperti: wisata alam, wisata pemandian,
dan lain sebagainya. Pengembangan lokasi edukasi khususnya pariwisata
tembakau masih dapat dilakukan oleh pemerintah dengan bekerja sama dengan
pihak terkait sehingga dapat menambah tujuan wisata edukasi baru. Pariwisata
tembakau yang menerima kunjungan wisata antara lain yaitu: Museum Tembakau,
dan BIN. Pengembangan lokasi wisata juga harus disertai saran pendukung yang
memudahkan wisatawan untuk mengakses lokasi tesebut. Bertambahnya lokasi
wisata akan menambah minat kunjungan wisatawan karena memberikan pilihan
objek wisata.
3. Lokasi berpotensi
Kabupaten Jember yang merupakan penghasil tembakau tertinggi di
EksKaresidenan Besuki memiliki keunggulan lokasi yang juga dapat
dikembangkan sebagai lokasi pariwisata dengan fasilitas yang memadai. Saat ini
Jember memiliki beberapa lokasi yang digunakan sebagai media untuk
memperkenalkan pariwisata tembakau diantaranya terdapat museum tembakau,
dan perusahaan cerutu. Terdapat banyak lokasi lahan perkebunan yang tersebar di
Kabupaten Jember, baik perkebunan tradisional milik rakyat ataupun perkebunan
yang dikelola oleh perusahaan tembakau. Lokasi perkebunan tersebut jika dikelola
dengan baik dapat dijadikan sebagai sarana wisata oleh masyarakat secara luas.
Karena tidak semua daerah memiliki lahan perkebunan tembakau, pengolahan
tembakau, perusahaan cerutu.
4. Lokasi mudah diakses
Lokasi pariwisata tembakau mudah diakses diakses karena dekat dengan sarana
transportasi dan dekat dengan pusat kota. Lahan perkebunan tembakau baik lahan
maupun gudang berada pada samping jalan penghubung utama antar kecamatan di
Kabupaten Jember yang juga mudah untuk diakses. Kemudahan akses kepada
wisata juga menambah keuntungan untuk para pengunjungan. Informasi wisata
juga dapat diakses secara jelas dan rinci serta mudah dengan harapan hal ini bisa
memudahkan turis lokal maupun mancanegara yang sedang berkunjung ke lokasi
wisata di Kabupaten Jember ataupun yang akan berkunjung ke wisata tembakau.
Kemudahan akses lokasi dan informasi wisata tembakau memberikan kemudahan
bagi pengunjung sehingga dapat meningkatkan minat pengunjung untuk
berwisata, selain kemudahan mengakses informasi wisata tembakau juga mudah
diakses lokasinya.
5. Komoditas unggulan dan menjadi budaya
Kabupaten Jember adalah penghasil Tembakau komoditas yang memiliki
produksi tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Komoditas tembakau sendiri
merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan yang telah membudaya di
Kabupaten Jember. Tembakau dalam kurun waktu 1850-1860 di Jember berdiri
empat perkebunan yang dibangun oleh pengusaha–pengusaha Eropa. George
Birnie adalah salah seorang dari mereka yang paling aktif mengembangkan usaha
perkebunan tembakau di Kabupaten jember, hingga saat ini tembakau sangat lekat
dengan kebudayaan masyarakat Jember. Kebudayaan tembakau juga terlihat pada
sebuah tarian labahko, sebuah tarian yang memeragakan proses panen pemetikan
daun tembakau. Tanaman tembakau saat ini bukan hanya dinilai sebagai
komoditas pertanian juga dapat dikembangkan menjadi destinasi pariwisata
6. Fasilitas yang tersedia
Pariwisata tembakau di Kabupaten Jember memiliki fasilitas yang lengkap.
Lahan perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan tembakau ataupun perkebunan
rakyat tersebar dibanyak Desa dan Kecamatan di Kabupaten Jember, lahan
perkebunan tersebut selain memberikan produk hasil pertanian diharapkan dapat
memberikan produk sampingan yaitu pariwisata tembakau, lahan perkebunan
tembakau juga memiliki gudang penjemuran tembakau yang menarik wisatawan.
Gudang penjemuran tembakau yang terdapat di sekitar lahan perkebunan memiliki
ciri khas sendiri yang tidak terdapat di daerah lain dan diminati oleh wisatawan.
Proses pengolahan daun tembakau setelah pemanenan, proses pembuatan cerutu
juga menjadi daya tarik untuk wisatawan. Cerutu Jember telah mendunia dan hal
tersebut menjadi salah satu daya tarik pariwisata jember, terdapat banyak jenis
cerutu yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan di Kabupaten jember. Museum
tembakau menjadi lembaga tembakau yang menggabungkan informasi tentang
tembakau, informasi tersebut ditampilkan pada display sejak awal proses tanam
hingga proses pembuatan cerutu. Beberapa outlet penjualan cerutu juga terdapat di
perusahaan pengolahan tembakau menjadi cerutu di Kabupaten jember.
BAB 3. GAMBARAN UMUM DAERAH/LOKASI

3.1 Keadaan Geografi


Kabupaten Jember Secara geografis terletak diantara 113⁰15’47’’ s/d
114⁰02’35’’ Bujur Timur dan diantara 7⁰58’06’’ s/d 8⁰33’44’’ lintang selatan.
Kabupaten Jember merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur, terletak ± 200 km
ke arah timur dari Surabaya. Luas wilayah kabupaten jember berupa daratan
seluas 3.293,34 km2 yang terdiri dari 31 wilayah Kecamatan dan 248
desa/kelurahan. Dari 31 wilayah kecamatan, Ajung merupakan wilayah yang
memiliki daratan terluas sebesar 8,01 km2 yang sebagian besarnya masih berupa
hutan. Penggunaan lahan di Kabupaten Jember sebagian besar merupakan
kawasan hijau, terdiri hutan, sawah, tegal dan perkebunan (BPS, 2018).
Lokasi pembangunan Agrowisata Tembakau memiliki batas-batas lahan
sebagai berikut.
a. Utara : Kecamatan Kaliwates dan Kecamatan Sumbersari
b. Selatan : Kecamatan Jenggawah
c. Barat : Kecamatan Rambipuji dan KecamatanSukorambi
d. Timur : Kecamatan Mumbulsari dan Kecamatan Mayang
Luas lahan rencana pembangunan Agrowisata Tembakau dan Prasarananya
adalah 100 Ha yang terdiri dari 80 Ha luas lahan tembakau dan 20 Ha luas lahan
bangunan agrowisata. Dimana direncanakan luas lahan tertutup bangunan kantor
dan lahan fasilitas pendukung sebesar 35%, ruang terbuka termasuk ruang terbuka
hijau (RTH) dan lahan tembakau direncanakan sebesar 65%. Lahan yang
digunakan merupakan lahan kawasan PTPN IX Ajung, Jember.

3.2 Gambaran Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat


Jumlah penduduk kabupaten jember pada tahun 2019 yaitu 2.456.884 jiwa.
Gambar tabel 3.1 merupakan jumlah penduduk berdasarkan kecamatan di Jember
(BPS, 2020).
Gambar 3.1 Jumlah penduduk kabupaten jember
Masyarakat Desa Ajung kecamatan Jember merupakan masayarakat yang
mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian atau perkebunan berdasarkan
keadaan geografis wilayah. Pembangunan pendidikan pada Kecamatan Ajung,
Kabupaten Jember terus ditingkatkan berdasarkan kebijakan pokok yaitu
pemerataan dan perluasan akses memperoleh pendidikan, peningkatan mutu,
relevansi pendidikan dan daya saing dan penguatan tata kelola, akuntabilitas dan
pencitraan public. Hal tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah perekonomian
yang mengakibatkan kemiskinan. Sehingga diperlukan langkah-langkah
penanganan dan pendekatan yang sistematik atau terpadu agar masyarakat
memperoleh lapangan pekerjaan yang layak. Dengan adanya produk jasa berupa
Agrowisata Tembakau Jember diharapkan mampu meminimalisir permasalahan
tersebut. Berikut merupakan tabel tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten
Jember.
Gambar 3.2 Perkembangan Tingkat Pendidikan 2009-2011

3.3 Potensi Wilayah


Kecamatan Ajung berada pada jarak 14 Km dari ibu kota kabupaten Jember
ke arah barat daya melalui Mangli. Merupakan daerah dataran rendah, Kecamatan
Ajung memiliki kisaran suhu antara 23oC - 32oC. Kondisi ini sangat cocok
digunakan untuk budidaya tembajau dimana tembakau dapat ditanam pada kisaran
suhu 21oC - 32oC. Penggunaan lahan suatu wilayah yang dipengaruhi oleh kondisi
fisik dasar wilayahnya serta mencerminkan dominasi kegiatan wilayah tersebut.
Kecamatan Ajung merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Jember yang
memiliki potensi lahan untuk budidaya tembakau. Hal ini sesuai data BPS Tahun
2014 tentang “Luas Panen, Rata-rata Produksi, dan Total Produksi Tembakau
Voor Oogst Kasturi” menunjukkan bahwa luas wilayah lahan tembakau di
Kecamatan Ajung seluas 62 Ha. Walaupun terdapat lahan tembakau yang lebih
luas seperti di daerah wuluhan, namun pertimbangan lokasi agrowista di Ajung
yaitu akses yang mudah dan dekat dengan pusat kota. Sehingga dengan potensi
SDA yang sama, namun Kecamatan Ajung memiliki keunggulan jarak tempuh
wisata dapat dijangkau dengan mudah dan dekat.
Sumber : BPS Kab. Jember, 2014
Gambar 3.2 Potensi Wilayah Desa di Kabupaten Jember
BAB 4. ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

4.1 Struktur Pasar


Struktur pasar secara sederhana merupakan kumpulan berbagai faktor yang
mempengaruhi tingkat kompetensi di pasar. Struktur pasar ditentukan oleh
berbagai faktor seperti jumlah penjual dan pembeli, pangsa pasar, tingkat
penguasaan teknologi, elastisitas permintaan terehadap suatu produk, lokasi,
hambatan masuk pasar(entry barrier), tingkat efisiensi serta bebrapa faktor
lainnya(Rahayu, 2013).
Struktur pasar agorwisata tembakau dapat dianalis dengan 2 pendekatan.
Pertama, pendekatan analisis kualitatif dengan indikasi jumlah pengunjung, dan
ada-tidaknya diferensiasi wisata. Kedua, pendekatan secara kuantitatif yaitu
analisis struktur pasar yang dapat dilihat dari ketertarikan masyarakat terhadap
agrowisata tembakau. Tembakau merupakan salah satu komoditi unggulan ekspor
Indonesia khusunya Kabupaten Jember. Masyarakat setempat biasanya menanam
tembakau, hal ini menjadikan tembakau sebagai trademark Kabupaten Jember
yakni "Kota Tembakau".
Kabupaten Jember juga merupakan penghasil tembakau terbaik kedua di
dunia setelah Kuba. Dengan fakta ini, selaian untuk agroindustri, tembakau dapat
dikembangkan menjadi agrowisata. Agrowisata tembakau yang dirancang
memiliki konsep eduwista. Wisatawan akan mendapat informasi seputar tembakau
mulai dari budidaya sampai menjadi suatu produk. Informasi didapat dari
penjelasan secara langsung saat mengunjungi lahan tembakau baik dari tout guide
atau petani. Selain itu informasi seputar tembakau diperoleh dari museum
tembakau.

4.2 Perkembangan Ekspor dan Impor


Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, perkembengan total
ekspor teh pada tahun 2016 dan 2017 di Jawa Timur sebesar 40.991.842 dan
49.897.436 dengan nilai FOB (Free On Board) sebesar 367 242 690 dan 440 672
285. Sedangkan menurut Kementrian Kesahatan RI, Selama tahun 1990-2011,
Indonesia mengekspor daun tembakau berkisar antara 11,1%-47,3% dari total
produksi, tapi juga mengimpor daun tembakau untuk memenuhi kebutuhan
industri rokok dalam negeri sebesar 17-49,7% dari total produksi.
Kabupaten jember merupakan salah satu daerah dengan potensi yang tinggi
pada sektor perkebunan terutama pada komoditan tembakau. Terdapat beberapa
komoditas tembakau seperti katsuri dan rajang. Tetapi tahun 2012-2015 terdapat
penurunan produksi pada beberapa jenis tembakau, data produksi tembakau
tertera pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 produksi tembakau di jember
jenis Tahun
No tembakau 2012 2013 2014 2015
1 Na-Oogst 102.770,00 79.758,00 78.896,60 45.697,98
2 Katsuri 177.834,00 119.782,00 145.275,40 161.867,68
3 Rajang 19.335,50 6.214,50 14.103,80 11.113,30
4 White Burley 3.424,50 3.886,00 5.029,00 2.715,50
Sumber: BPS Kabupaten Jember

4.3 Prospek Pasar


Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi tembakau pada tahun
2018 dengan angka sementara adalah 181.308 ton dengan produksi tertinggi di
Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan kelompok umur, pada tahun 2013, persentase
perokok meningkat dengan bertambahnya umur, sampai kelompok umur 30-34
tahun, kemudian menurun pada kelompok umur berikutnya. Peningkatan ternggi
terjadi pada kelompok umur yang paling muda yaitu 10-14 tahun dari 0,3% tahun
1995 menjadi 3,7% tahun 2013 atau meningkat hingga 12 kali lipat selama 19
tahun terakhir. Prospek pasar lokal/dalam negeri Agrowisata Tembakau cukup
tinggi. Selain dari harga tiket yang terjangkau, jumlah Agrowisata Tembakau di
Indonesia juga sedikit mengingat banyaknya produksi dan konsumsi tembakau
yang ada di Indonesia. Prospek pasar dunia Agrowisata Tembakau diperkirakan
dapat menembus pasar dunia. Hal ini dikarenakan tembakau dikenal dan banyak
dikonsumsi di seluruh dunia. Dengan kecanggihan teknologi yang ada sekarang,
informasi mengenai Agrowisata Tembakau akan sangat mudah disebarkan dan
diketahui.

4.4 Kajian Manajemen Rantai Pasok Agroindustri


1. Sruktur rantai pasok :
Suplier  manufacture  distributor pelanggan
Keterangan :
1. Sebagai supplier
Dengan konsep eduwisata yang ditawarkan, supplier dari usaha jasa yang
kami jalankan yaitu jasa travel, sekolah, universitas dan yayasan. Hal ini
karena kleompok tersebut merupakan sarana penerima informasi dari
konsep wisata edukasi yang kami rancag baik untuk kepentingan wisata
atau sarana informasi.
2. Manufacture
Dalam hal ini, agrowisata tembakau juga dapat berperan sebagai pihak
manufacture dalam mengolah usaha. Kegiatan manufacture yang
dikerjakan seperti promosi usaha yang dikembangkan, merancang dan
mengimplemntasi konsep agrowisata sesuai kebutuhan, serta
mengendalikan bahan baku untuk kegiata produksi dan keperluan edukasi
wisata. Sebagai manufacture, dapat sekaligus membuat perencanaan aliran
jasa yang ditawarkan beserta aliran informasi penggunaan jasa.
3. Distributor
Pada bagian distributor, agrowisata tembakau memiliki peran
distributor+penjual secara langsung. Hal ini diimplementasikan pada
agromart yang di konsep menjadi akhir perjalanan tour agrowisata dimana
pengunjung dapat membeli berbagi hasil produk olahan tembakau baik
yang utama maupun turunan untuk oleh-oleh. Distributor yang dimaksud
pada kegiatan ini, agrowisata melalui agromart menjadi media untuk
mendisplay produk hasil olahan tembakau. Selain itu dari segi pemasaran
jasa, kegiatan distributor dilakukan dalam bentuk promosi online, video
marketing, desain brosur promosi, dll.
4. Pelanggan
Sasaran pelanggan dari agrowisata tembakau yaitu wistawan baik lokal
atau mancanegara, juga dari suatu komunitas yang membahas tentang
tembakau. Target wisatawan ini didapat dari sekolah/universitas/yayasan,
agen travel dan komunitas tembakau.
2. Pola Kemitraan
1) Daftar mitra
1. Insudtri Produksi dan Pengolaha tembakau sebagai tempat melakukan
agrowisata.
2. UKM yang pengolah tembakau sebagai penghasil produk pendukung.
3. Travel sebagai penghubung konsumen dengan agrowisata.
4. Dinas pariwisata sebagai partner untuk membantu menyebarluaskan
agrowisata kepada khalayak ramai pada event2 tertentu.
5. Instansi Pendidikan/ Eduksai sebagai penghubung informasi.
6. Asosiasi Pengusaha tembakau sebagai penghubung informasi.
2) Pola kemitraan
1. Industri dan pengolahan tembakau (Bagi Hasil)
Industri yang pada dasarnya merupakan tempat berlangsungya kegiatan
produksi diuntungkang dengan adanya konsumen untuk membeli
produknya sehingga apabila agrowisata memperoleh keuntungan hasilnya
dibagi hasil dari kedu belah pihak.
2. UKM (inti plasma)
Agrowisata dapat melakukan training pada UKM munruk meningkatkan
produksinya yang artinya UKM tersebut secara kelembagaan merupakan
bagian dari agrowisata dan agrowisata bisa memperoleh suplai produk
pendukung tembakau.
3. Travel (keagenan)
Travel sebagai penyedia konsemen karena bisa mengarahkan para
wisatawan ke agroindustri.
4. Dinas pariwisata ( bagi hasil)
Dinas pariwisata memiliki objek wisata yang dapat ditawarkan kepada
khalayak guna meningkatka pereknomian daerahnya dan agrowisata
memperoleh konsumen.
5. Instansi pendidikan ( keagenan)
Instansi pendidikan sebagai penyedia konsumen karena bisa mengarahkan
anak didiknya untu melakukan kunjungan lapang.
6. Asosiasi pengusaha tembakau (keagenan)
Sebagai penyedia konsumen karena bisa mengarahkan para pengusaha
tembakau lain untu melaukan perjalanan ke agroindustri tembakau.
3. Keputusan Rantai Pasok
1) Keputusan Pengadaan
Agrowisata tembakau merupakan usaha di bidang penyediaan jasa sehingga
pemasok bahan berasal dari agrowisata itu sendiri. Pengadaan dapat berupa
pengaan pemenuhan fasilitas (tempat dan fasilitas tambahan) serta
memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Pengadaan tempat yang
menunjang agrowisata tembakau yaitu museum tembakau, aula, lahan
tembakau dan outlet produk. Pengadaan fasilitas tambahan yaitu mushollah,
toilet, dan spot foto.
2) Keputusan Pengolahan
a. Lokasi Pabrik
Agrowisata tembakau terletak di dekat pusat kota yaitu di Desa Ajung,
Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Alasan pemilihan tempat
tersebut yaitu akses jalan mudah, lokasi strategis, searah dengan icon
wisata jember dan dapat dilewati oleh kendaraan berat.
b. Pemilihan Produk
Agrowisata tembakau merupakan penyedia jasa berupa eduwisata
mengenai tanaman tembakau.
c. Perencanaan Kapasitas
Agrowisata tembakau memiliki kapasitas pengunjung dengan jumlah 100
orang.
d. Alokasi Kapasitas
100 orang pengunjung pada agowisata tembakau dibagi menjadi beberapa
kloter dan setiap kloter dipandu oleh satu orang pemandu eduwisata.
e. Keputusan Persediaan
Persediaan yang perlu disediakan pada agrowisata tembakau berupa
tempat penunjang dan fasilitas demi kenyamanan penunjung.
f. Strategi Pengolahan Yang Optimal
Pengolahan yang perlu dioptimalkan berupa pengolahan lahan tembakau,
perawatan tempat, dan perawatan alat serta fasilitas yang ada pada
agrowisata tembakau.
g. Pengendalian Input
Input pada agrowisata tembakau berupa pengunjung dan untuk
mengendalikan pengunjung terdapat beberapa tour guide yang ditugaskan
untuk mengawal pengunjung.
h. Penjadwalan Kerja
Agrowisata aktif bekerja pada saat ada pengunjung dan jika tidak ada
pengunjung maka dapat dialihkan ke perawatan dan pengolahan tempat.
i. Kendala Pasokan
Kendala pasokan terjadi ketika tidak musim tembakau, maka konsumen
atau pengunjung berkurang. Namun pada agrowisata tembakau telah
disediakan aula yang digunakan untuk mengenalkan tanaman tembakau
dengan menampilkan beberapa vidio yang menarik pengunjung.
3) Keputusan Distribusi
Dalam supply chain ada yang disebut dengan konfigurasi jaringan distribusi
hal ini mengatur tentang alokasi, jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi,
pusat distribusi, gudang dan pelanggan. Supplier Agrowisata Tembakau Jember
berlokasi di sekitar wilayah Jember serta luar kota dengan batasan kuota 100
orang.
Lokasi fasilitas distribusi yang baik adalah melalui kerjasama dengan Travel
Agent. Karena, penyebaran informasi dan komunikasi lebih luas dan dilakukan
secara langsung. Sehingga, target konsumen lebih banyak. Fasilitas pelayanan
yang perlu diberikan adalah ketersediaan failitas pendukung, ketersediaan sarana
komunikasi, ketersediaan fasilitas bermain, ketersediaan tempat parker,
ketersediaan sarana informasi, kebersihan agrowisata, kebersihan fasilitas
pendukung dan bermain, penampilan karyawan, kegiatan dalam agrowisata,
kesesuaian kegiatan, kesesuaian waktu operasional, kecepatan respon karyawan
menanggapi keluhan, kecepatan respon karyawan menerima permintaan,
keamanan fasilitas, peralatan dan kegiatan, suasana di agrowisata, perhatian
karyawan, kesungguhan dan antusias karyawan.
Strategi distribusi yang optimal dengan mempertimbangkan biaya dan
pelayanan terhadap pelanggan. Faktor penentu saluran distribusi yang optimal
adalah kemudahan transportasi, tingkat standarisasi, serta teknologi internet.
Sehingga, strategi distribusi yang dilakukan adalah dengan distribusi secara
langsung. Karena, seluruh selisih antara biaya produsen dengan harga yang
dibayar oleh konsumen jatuh ditangan produsen. Sehingga, produsen mudah
mendapatkan umpan balik atau feedback langsung akan produk-produknya. Selain
itu, strategi menggunakan internet juga dilakukan. Karena, internet akan
memperlancar distribusi dengan memberikan informasi melalui situs Web
sehingga konsumen dapat mendapatkan informasi lebih lanjut dan sesuai
kebutuhan.
4) Keputusan Logistik
Transportasi yang dapat digunakan untuk mengunjungi agrowisata
tembakau yaitu semua jenis kendaraan (mobil, bis, kereta, motor dll). Untuk
daerah jember pengunjung dapat mengendarai motor, angkutan umum dan
motor karena biaya transportasi lebih murah. Untuk pengunjung di luar
jember dapat menggunakan transportasi berupa mobil, kereta maupun bis
pariwisata.
5) Keputusan Global
a. Pemilihan produk dan proses : kapasitas pengunjung yang dietrima dalam
setiap satu putaran perjalanan di agrowisata berjumlah 100 orang dengan
2 orang tour guide ( 1 tour guide = 50 wisatasan) dengan total waktu
kunjung wisata 90 menit. Total waktu kerja dalam satu hari 8 jam (480
menit) sehingga dalam 1 hari kerja dapat melayani 500 wisatawan (5x
putaran kunjungan)
Keterangan : Jam kerja 8 jam/ hari (pukul 07.00-16.00) dengan 1 jam (60
menit) istirahat.
b. Optimasi pelayanan kepada wisatawan dengan memaksimalkan sarana
dan prasarana pendukung di setiap kegiatan kunjungan. Dengan jumlah
wisatawan satu hari sejumlah 500 orang (1x putaran kunjungan wisata
100 orang) maka jumlah transportasi untuk keliling wisata disediakan 2
unit dengan kapasitas masing-masing unit 50 orang+1 orang supir. Selain
itu penyampaian informasi kepada pelanggan dioptimalkan dalam
promosi social media yang dapat dilakukan setiap hari. Dan presentasi
dalam acara-acara wisata serta kerjasama dengan komunitas yang searah
dengan program edusiwata dan menyediakan failitas pendukung.
c. Pengendalian dan pemantauan secara nyata : dapat dilakukan dengan
membuat jadwal dan mengatur waktu kunjungan, mendata fasilitas
pendukung dan perawatannya, membuat inovasi dan pengembangan
konsep, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait serta membuat
kotak kritik dan saran baik dari karyawan, pengunjung dan mitra
kerjasama.untuk bahan evaluasi dan perbaikan.

4.5 Hasil Riset Pasar dan Segmentasi Produk


1. Jenis Riset pasar :
1) Primer
 Observasi :
menilai perkembangan wisata dan konsep yang dikembangkan yang
sesuai minat masyarakat
 Diskusi kelompok :
dapat bekerjasama dengan komunitas tembakau untuk menyusun
konsep dan analisa pendekatan konsep. Dalam hal ini, peran orang-
orang dalam komunitas dapat sekaligus sebagai sampel konsumen
“khusus” yang dapat dipelajari dan hasil diskusi djadikan observasi.
2) Sekunder
 Observasi :
dapat melihat dan mengumpulkan data dari instansi terkait guna
mendukung penyusunan konsep agrowisata.
 Diskusi kelompok :
membentuk grup diskusi yang terdiri dari sample responden potensial
atau pelanggan utama. Pembahasan diskusi adalah lebih bersifat
mengencourage peserta agar menyampaikan segala hal yang mereka
butuhkan, bagaimana kesan saat memakai produk kita, dan kritik dan
saran terhadap produk yang kita hasilkan
2. Obyek Riset
1. Harga : penentuan harga menjadi salah satu komponen paling penting
dalam menarik minta pelanggan dan menghitung keuntugan. Dengan
fasilitas dan daya dukung lainyang tersedia peruasahaan dapat menghitung
harga standar yang diterapkan untuk masuk di agrowisata. Untuk
mendapat keuntungan maksimum dengan biaya minimum, agrowisata
tembakau menawarkan paket wisata (paket A dan paket B) yang memiliki
perbedaan pada alur wisata. Dimana paket A dengan harga 35.000,
pengunjung mendapat fasilitas membuat secara langsung salah satu produk
tembakau yaitu cerutu. Pengunjung akan didampingi oleh pekerja dan tour
guide untuk membuat cerutu dimana hasil tersebut dapat menjadi souvenir
yang dapat dibawa pulang.
2. Jasa yang ditawarkan : Agrowisata berbasis edukasi wisata tanaman
tembakau. Diharapkan dengan adanya agrowisata tembakau, dapat
menjadi lokasi wisata sekaligus belajar secara langsung.
3. Alat pemasaran : social media, website resmi perusahaan, pengenalan saat
ada event atau pameran obyek wisata, bekerjasama dengan instansi terkait.
4. Konsumen : Kabupaten Jember merupakan salah satu kota tujuan
pendidikan setalah Malang. Selain itu, kabupaten Jember juga merupakan
daerah penghasil tembakau terbesar ke dua di dunia setelah cuba. Dengan
fakta tersebut, agrowisata tembakau mengkombinasikan SDA yang
berlimpah dengan teknologi dalam wujud tempat wisata berbasis edukasi
tanaman tembakau. Dengan konsep ini, target konsumen dapat menjuus ke
seluruh usia. Baik dari anak-anak sampai dewasa. Hal ini karena, terdapat
konsep edukasi dan wisata yang ditawarkan pada agrowisata tembakau.
Sehingga kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi, baik yang
berwisata/belajar atau berwisata sekaligus belajar.
5. Lokasi usaha : lokasi usaha dipilih di daerah Ajung. Pemilhan lokasi ini
atas pertimbangan akses jalan menuju lokasi, lahan tanam tembakau yang
luas, akses dari stasiun/terimal cukup dekat, dan berada pada satu jalur
dengan lokasi ikon wisata Kabupaten Jember yang lain. Selain itu, di
daerah Ajung mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani untuk laki-laki
dan buruh pabrik untuk perempuan. Dengan adanya agrowisata ini
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dilingkungan kawasan wisata.
Juga, di daerah Ajung masih terdapat wilayah yang cukup luas dan belum
pernah ada pembangunan agrowisata sehinga memungkinkan membangun
agrowisata di wilayah Ajung sesuai kapasitas yang dinginkan. Dimana
secara garis besar dalam komplek agrowisata tembakau terdapat tiga
komponen utama pembangunan yaitu lahan, office dan area wisata.
6. Pesaing : Kompetitor usaha wisata lain dengan objek wisata yang
ditawrkan berbeda. Dewasa ini, masyarakat menjadikan wisata tidak hanya
sebagai sarana hiburan namun juga menjadi “alternatif” lokasi untuk
mengabadikan suatu momen. Sehingga selain penwaran perjalanan wisata
yang ditawrkan, nilai estetika lokasi wisata juga menjadi poin penting
yang perlu dibuat semenarik mungkin.
7. Kendala : Mengenalkan dan “mengakrabkan” poin eduwisata tembakau
kepada masyarakat. Karena selama ini, tembakau memiliki stigma “kurang
baik” khususnya dari kandungan yang dimiliki.
3. Analisis SWOT
a. Strength
 Lokasi agrowsiata yang dekat dengan tempat transportasi dan pusat kota.
 Masih sedikit kompetitor yang memanfaatkan SDA yang melimpah dari
wilayah tersebut.
b. Weakness
Masa tanam tembakau yang tidak sepanjang tahun, sehingga peengelola
usaha harus memiliki alternatif saat tidak musim tanam tembakau (karena
mempelajari budidaya tembakau merupakan baian dari perjalanan wisata).
Caranya dengan membuat video dokumneter budidaya tembakau yang
ditampilkan dalam aula saat tidak musim tanam.
c. Opportunies
 Melakukan ekspansi usaha ke luar negeri melalui kerjasama promosi
produk dari hasil produk agroindustryi (produk cerutu) yang telah
memiliki pasar ekspor.
 Melakukan join atau kerjasama dengan dinas atau perusahaan terkait
sekaligus sebagai media promosi.
 Meningkatkan pelayanan pada konsumen dengan menyediakan call
center sebagai media pengaduan keluhan kritik atau saran dan web
informasi sebagai media tanya jawab dan pusat informasi tentang apa
saja fasilitas dai agrowisata bagi konsumen.
d. Threaths
 Masyarakat belum mengenal manfaat baik tembakau.
 Berkembangnya wisata lain yang lebih berkonsep pada permainan
sehingga mempengaruhi minat masyarakat.

4.6 Rekomendasi
Rekomendasi untuk pembuatan Agrowisata Tembakau adalah memilih lokasi
dengan lahan yang mendukung untuk budidaya tembakau dan strategis sehingga
mudah dikunjungi oleh orang dari berbagai tempat. Metode promosi juga harus
dilakukan dengan baik dan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Hal ini bertujuan mengoptimalkan informasi mengenai Agrowisata
Tembakau dapat menyebar dengan cepat sehingga lebih banyak orang yang
tertarik untuk mengunjungi Agrowisata Tembakau.
BAB 5. ANALISIS TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

5.1 Definisi Produk


Agrowisata merupakan objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian
meliputi teknologi pertanian dan komoditas pertanian yang didalamnya terdapat
persiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam
bentuk siap dipasarkan dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian serta meningkatkan
nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan masyarakat (Hadi, 2012).
Kabupaten Jember merupakan penghasil tembakau terbaik kedua di dunia
setelah Kuba. Dengan fakta ini, selaian untuk agroindustri, tembakau dapat
dikembangkan menjadi agrowisata. Agrowisata tembakau yang dirancang
memiliki konsep eduwista. Wisatawan akan mendapat informasi seputar tembakau
mulai dari budidaya sampai menjadi suatu produk. Informasi didapat dari
penjelasan secara langsung saat mengunjungi lahan tembakau baik dari tout guide
atau petani. Selain itu informasi seputar tembakau diperoleh dari museum
tembakau.
Agrowisata Tembakau Jember merupakan salah satu agrowisata yang
menyajikan aspek informasi tentang proses budidaya dan pengolahan tembakau
yang berlokasi di Desa Ajung, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Jenis
produk yang diterapkan berupa jasa dengan memberikan layanan sebagai sarana
informasi tembakau mulai dari sejarah, budidaya, produk hasil olahan, dan
pengembangan lainnya.
Pemilihan produk jasa agrowisata tembakau yaitu didasarkan dari empat
aspek yaitu Aspek Sumber Daya Alam (SDA), Aspek Ekonomi, Aspek
Persaingan Usaha, dan Aspek Pendidikan. Pertama, aspek Sumber Daya Alam
(SDA) bertujuan untuk memaksimalkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang
melimpah pada suatu daerah untuk menambah nilai ekonomi. Kedua, aspek
ekonomi yang menargetkan pasar luas dari berbagai kalangan, mengembangkan
nilai jual, menyerap tenaga kerja. Kemudian, aspek persaingan usaha yang
diketahui produk ini memiliki pesaing yang lebih sedikit target pasar luas
mencakup semua kalangan, memodifikasi sumber daya yang ada dengan
perkembangan teknologi. Terakhir, aspek pendidikan yang bertujuan sebagai
wisata edukasi, menambah wawasan dan pengalaman, melihat langsung seluruh
proses kegiatan, salah satu sarana tepat dalam merubah prespektif negatif
tembakau karena zat kandungan.
Logo memiliki peranan besar bagi perusahaan dimana sebagai wujud
pengenalan atau identitas kepada masyarakat. Logo PT. Agrowisata Tembakau
dapat disajikan pada Gambar 5.1 sebagai berikut.

Gambar 5.1 Logo Perusahaan Agrowisata Tembakau


Arti logo perusahaan:
a. Tulisan Agrowisata Tembakau
Perusahaan ini bergerak di bidang jasa pelayanan wisata berbasis edukasi
dengan objek wisata yaitu tanaman tembakau yang merupakan komoditi
“emas” Kabupaten Jember.
b. Warna Tulisan
Warna tulisan agrowisata tembakau hijau melambangkan warna tanaman dan
kesan asri.
c. Gambar daun
Daun dari melambangkan jenis tanaman yang digunakan untuk bahan baku
produk yaitu tanaman tembakau.
d. Warna Daun
Berarna coklat memiliki arti daun tembakau yang diproses menjadi produk
menggunakan daun kering. Dimana daun tembakau mengalami masa
pengeringan untuk mengurangi kadar air.
e. Bentuk persegi
Bentuk persegi menunjukkan kejujuran dan stabilitas, bentuk ini merupakan
bentuk yang umum digunakan dan terpercaya. Hal ini disebabkan karena
umumnya tulisan yang kita baca disusun dalam bentuk persegi maka bentuk
tersebut menjadi falimiar, aman dan nyaman. Harapannya, dengan bentuk
yang umum dan familiar, agrowisata tembakau dapat diterima dengan mudah
dan menjadi destinasi wisata pilihan masyarkat.
Informasi layanan perrjalanan wisata di Agrowisata tembakau dapat diakses
melalui website remi dan akun social media (instagram) resmi perusahaan.
Informasi perjalanan dan harga tersaji dalam bentuk pamflet. Berikut ini
merupakan pamflet agrowista tebakau dapat disajikan pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Pamflet Agrowisata Tebakau


5.2 Penentuan Lokasi Pabrik

5.3 Lokasi Agrowisata Tembakau


Agrowisata Tembakau Jember memilih lokasi yang terletak di Desa Ajung
Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, Jawa Timur. Pemilihan lokasi tersebut
dikarenakan Kabupaten Jember merupakan salah satu penghasil tembakau terbaik
yang banyak di ekspor ke luar negeri. Sedangkan Desa Ajung di Kabupaten
Jember merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbesar di Jember
dengan kualitas super. Lokasi agrowisata yang dekat dengan bahan baku dapat
memudahkan pabrik dalam memperoleh bahan baku. Lokasi lahan yang berada di
sekitar agrowisata juga bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk dapat
melihat langsung proses pengolahan maupun produksi tembakau. Selain lokasi
lahan akses jalan di Ajung mudah dilalui, sehinga para wisatawan dapat dengan
mudah menjangkaunya.
Penentuan lokasi agrowisata tembakau dilakukan menggunakan metode AHP
dengan 4 kriteria yang akan diukur dan ditentukan bobot prioritasnya untuk
penentuan tingkat kepentingan masing-masing, kriteria pengembangan agrowisata
tembakau, yaitu: Branding Wilayah (BW), sumber daya masyarakat (SDM),
fasilitas dan infrastruktur (FI), dan pemasaran (P).
Kriteria BW SDM FI P
BW 1
SDM 1
FI 1
P 1
Berdasarkan Branding Wilayah (BW), Terdapat 3 aktor/pelaku yang akan
dipilih untuk menentukan lokasi Agrowisata Tembakau yaitu petani, lembaga
sekolah dan perguruan tinggi, serta pelaku agroindustri.
Alternatif Petani Lembaga Sekolah Pelaku
Agroindustri
Petani 1
Lembaga Sekolah 1
Pelaku 1
Agroindustri
Berdasarkan perbandingan tingkat kepentingan pengaruh atau relatif alternatif
penentuan lokasi Agrowisata tembakau satu dengan lainnya terhadap kriteria
Branding Wilayah maka Agrowisata Tembakau memilih lokasi di Desa Ajung
Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, Jawa Timur.

5.3 Studi Bahan Baku, Perencanaan Kapasitas Produksi


Agrowisata tembakau merupakan usaha di bidang penyediaan jasa sehingga
pemasok bahan berasal dari agrowisata itu sendiri. Pengadaan dapat berupa
pengaan pemenuhan fasilitas (tempat dan fasilitas tambahan) serta memberikan
pelayanan terbaik kepada konsumen.
Pemilihan Produk dan Proses = Pengunjung 100 orang per 2 orang tour guide,
total waktu kunjungan 90 menit. 1 hari(8 jam kerja) dapat menerima 5x
kunjungan (500 wisatawan). Optimasi Pelayanan kepada Wisatawan =
memaksimalkan sarana dan prasarana pendukung di setiap kegiatan kunjungan.
Pengendalian dan Pemantauan Secara Nyata = manajemen waktu operasional dan
sumberdaya pendukung serta evaluasi rutin dari kritik/saran dan dari daily report.
Agrowisata tembakau merupakan usaha di bidang penyediaan jasa sehingga
pemasok bahan berasal dari agrowisata itu sendiri. Pengadaan dapat berupa
pengaan pemenuhan fasilitas (tempat dan fasilitas tambahan) serta memberikan
pelayanan terbaik kepada konsumen. Berikut merupakan aliran proses jasa pada
Agrowisata Tembakau.

Gambar 5.4 Aliran Neraca Massa Pelayanan Jasa

Pemilihan Produk dan Proses = Pengunjung 100 orang per 2 orang tour guide,
total waktu kunjungan 90 menit. 1 hari (8 jam kerja) dapat menerima 5x
kunjungan (500 wisatawan). Optimasi Pelayanan kepada Wisatawan =
memaksimalkan sarana dan prasarana pendukung di setiap kegiatan kunjungan.
Pengendalian dan Pemantauan Secara Nyata = manajemen waktu operasional dan
sumberdaya pendukung serta evaluasi rutin dari kritik/saran dan dari daily report.
Pada perencanaan kapasitas produksi dilakukan perhitungan linear
programing metode grafis. Berikut merupakan hasil analisis kapasitas produksi
yang disajikan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Spesifikasi Supplier Agrowisata
Kapasitas Guide Durasi Kunjungan Harga
wisatawan (menit) Tiket
Paket A 300 2 60 25.000
Paket B 200 2 90 35.000
Total 500 4 480
Tujuan memaksimalkan keuntungan :
Z = 25000x + 35000y
Batasan
300x + 200y ≤ 500
2x + 2y ≤ 4
60x + 90y ≤ 480
1. 300x + 200y ≤ 500
X ≤ 1,7
Y ≤ 2,5
2. 2x + 2y ≤ 4
X≤2
Y≤2

3. 60x + 90y ≤ 480


X≤8
Y ≤ 5,3

(0,533) A
5,33

2,5
2

x
0 1,7 2,5 8
B
(8,0)
Gambar 5.5 Grafik Kapasitas Wisatawan

 Z dititik A (0, 2)
25000 (0) + 35000 (2)
= 75.000
 Z dititik B (2,5; 0 )
25000 (2,5) + 35000 (0)
= 62.500
 Z dititik C (0,9 ; 1,3)
25000 (0,9) + 35000 (1,3)
=68.000
Kesimpulan :
Untuk memperoleh hasil yang maksimum maka dilakukan penjualan paket B
sebanyak 2 buah. Sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 25.000

5.4 Analisis Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan Pembantu Pendukung


Sumber utama utama bahan baku dari Agrowisat Tembakau Jember yaitu
pengunjung atau wisatawan yang bersal sekolah, universitas, komunitas pecinta
tembakau, instansi dan masyarakat di sekitar jember dll. Dalam sehari kapasitas
daya tampung pengunjun yaitu sebanyak 500 orang. Sedangkan bahan pendukung
dari kegiatan agrowisata yaitu pemandu wisata yang berasal dari masyarakat di
sekitar agroindustri.

5.5 Teknologi Proses


Proses produksi pada Agrowisata Tembakau Jember dimulai pada pukul
07.00 WIB sampai 16.00 WIB ( 1 jam istirahat) dengan total pekerja 4 orang.
Kapasitas pengunjung yang diterima dalam setiap satu putaran perjalanan di
agrowisata berjumlah 100 orang dengan 2 orang tour guide ( 1 tour guide = 50
wisatasan) dengan total waktu kunjung wisata 90 menit. Total waktu kerja dalam
satu hari 8 jam (480 menit) sehingga dalam 1 hari kerja dapat melayani 500
wisatawan (5x putaran kunjungan).
Teknologi proses pada Agrowisata Tembakau Jember adalah menggunakan
teknologi semi modern dengan tenaga manusia sebagai pekerja dan peralatan
modern sebagai media penyampaian dalam proses. Pada Agrowisata Tembakau
Jember terdiri dari 8 proses diantaranya yaitu registrasi peserta, kunjungan
museum tembakau, budidaya tembakau, lahan, aula, proses produksi olahan
tembakau, outlet agrowisata tembakau, dan foto bersama. Namun, pada alur
proses tersebut terdapat alternatif yang dilakukan apabila tidak dalam musim
tembakau. Sehingga, pengunjung akan ditempatkan di aula yang disediakan. Pada
aula tersebut akan dijelaskan mengenai sejarah maupun hal lainnya dengan media
teknologi.
Proses awal yang dilakukan adalah registrasi peserta dengan durasi 10 menit
dengan bantuan teknologi informasi yaitu laptop. Proses kedua yaitu kunjungan
museum tembakau dengan bantuan teknologi berupa pengerasa suara. Proses
selanjutnya apabila dilakukan pada musim tembakau, maka ke proses budidaya
tembakau yang dilakukan selama 25 menit. Dari proses tersebut dilanjutkan
dengan proses pengenalan tanaman di ladang secara langsung. Durasi yang
dibutuhkan adalah 25 menit. Media bantuan teknologi yang digunakan yaitu
pengeras suara, sound, laptop, dan LCD proyektor. Alternatif lain yang dilakukan
apabila tidak dalam musim tembakau yaitu pengenalan tanaman di aula yang
disediakan dengan durasi 25 menit. Proses selanjutnya adalah pengunjungan
tempat produksi produk tembakau yang membutuhkan durasi sekitar 20 menit.
Pengunjungan outlet agrowisata dilakukan sekitar 10 menit. Media teknologi yang
digunakan pada proses tersebut adalah mesin kasir, computer, dan AC. Proses
terakhir yaitu kegiatan foto bersama selama 10 menit menggunakan media kamera
sebagai alat yang digunakan.

5.6 Inventarisasi Kebutuhan Mesin dan Fasilitas Agrowisata


Pada proses memandu pengunjung atau wisatatawan proses yang dilakukan
banyak menggunakan tenaga manusia. Sedangkan alat pendukung hanya
digunakan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pengujung. Sehingga
dalam proses memandu wisatawan nyaman dalam mengikuti rangkaian acara tour.
Apabila wisatawan nyaman dalam mengikuti kegiatan tour maka akan
mencuptakan kepuasan pengunjung. Mesin dan alat yang mendukung proses
memandu wisatawan ditunjukkan pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Mesin dan Peralatan Pemandu Wisatawan

Jenis Daya
No Proses Kapasitas Merk Quantity Gambar Alat Rp Rp
alat Listrik

Acer
Aspire 3
Registras HDD = 1 45-65 Rp Rp
1 Laptop A314- 1
i Peserta TB watt 3.099.000 3.099.000
32-
C3X0

Headset
Wireless
Megaph
Museum
Pengera Pemakaian one Rp Rp
2 Tembaka 2
s suara 12 jam Speaker 382.770 765.540
u
Pengera
s Suara
Mini
3 Pengenal
an
Budidaya
Tembaka
u
(Kondisi
onal

Headset
Wireless
Pengenal Megaph
an secara Pengera Pemakaian one Rp Rp
2
langsung s suara 12 jam Speaker 382.770 765.540
dilahan Pengera
s Suara
Mini

Pengenal Sound 95 kg 600 watt Paket 1 Rp Rp


an Sound 4.100.000 4.100.000
dengan System
video di 10in
aula aktif
baretone
& 6 ch
mixer
BT
VPK
6ch
original
Acer
Aspire 3
HDD = 1 45-65 Rp Rp
Laptop A314- 1
TB watt 3.099.000 3.099.000
32-
C3X0

LCD Proyekt
Rp Rp
Proyekt 4000 g 275 watt or BenQ 1
3.100.000 3.100.000
or Mp515

Lampu
TL LED Rp Rp
Lampu 250 g 12 watt 8
T5 90 34.000 272.000
cm
Kursi Susun 11 Rp Rp
Kursi -
Futura 405 0 350.000 38.500.000

Sharp AC
Split 1 pk
Rp Rp
AC 750 watt AH- 2
2.538.000 5.076.000
A9UCY/9UC
Y

9V DC
Mengunj
R14P
ungi
(SUM- EALSE
tempat Rp Rp
4 Toa - 2) atau M ES- 1
produksi 155.000 155.000
Baterai 46R
produk
C AA 6
tembakau
pcs
Mengunj
ungi Casio
Mesin Rp Rp
5 outlite 65 Watt SE- 1
Kasir 3.410.000 3.410.000
agrowisat S400
a

150 x 55 x Rp Rp
Meja - - 1
80 cm 1.900.000 1.900.000

Rp Rp
Kursi - - - 1
390.000 390.000

HP
ProOne
Komput Rp Rp
- 90 Watt 600 G5 1
er 9.000.000 9.000.000
AiO i3-
9100T
Sharp
AC
Split 1
260 Rp Rp
AC - pk AH- 2
Watt 2.975.000 5.950.000
A9UCY
/9UCY

Rp Rp
Lampu - 12 Watt RYET 2
12.900 25.800

Rak Rp Rp
- - - 10
Produk 1.478.295 14.782.950

Canon
Foto 860 EOS Rp Rp
6 Kamera - 2
Bersama mAH 4000D 3.855.000 7.710.000
DSLR
5.7 Tipe Tata Letak Fasilitas dan Aliran Proses
Tipe atau jenis tata letak fasilitas yang digunakan pada Agrowisata
Tembakau Jember yaitu tipe U dimna alasan dari pemilihan tipe in berdasarkan
konsep usaha yang ingin kami berikan berupa pelayanan agrowisata kepada
pengunjung. Kenyamanan konsumen lebih di utamakan dalam agrowisata ini.
Tipe U ini mempermudah sirkulasi pengunjung pada saat melakukan kunjnngan.

350
m

571 m

Luas lahan
bangunan wisata
571x350 m

Gambar 5.6 Layout Lokasi Agrowista Tembakau 2D


Tabel 5.3 Tabel dimensi ruangan
Dimensi panjang (m) lebar (m) tinggi (m)
Musolla 10 10 4
Outlet Agrowisata 10 10 6
Kantor Pendaftaran 10 10 5
Parkir kendaraan roda 2 15 10 -
Parkir kendaraan roda 4 30 10 -
Gudang penyimpanan 20 10 7
Aula 20 20 7
Museum tembakau 10 20 5
Tempat produksi 20 10 7
Tempat pengeringan 20 10 7
Lahan tembakau 85 60 -
Tempat pengelolaan limbah 10 10 4
Luas Agrowisata Tembakau Jember dengan panjang dan lebar sebesar 571 m
x 350 m. Berikut merupakan gambar dari denah Agrowisata Tembakau Jember
yang dapat dilihat pada Gambar 5.7
Gambar 5.7 Layout 3D Agrowisata Tembakau Jember

Gambar 5.9 Diagram Alir Proses Produksi Agrowisata Tembakau Jember

7.8 Rekomendasi
Dalam agrowisata tata letak lokasi memiliki peran penting karena yang
menjadi daya tarik suatu agrowisata merupakan nilai estetikanya. Sebaiknya tata
letak agrowisata di desain dengan baik serta dilengkapi sarana dan prasarana
untuk menarik pengunjung.
7.9
BAB 6. ANALISIS MANAJEMEN OPERASIONAL

6.1 Rencana Struktur Organisasi Perusahaan


DIREKTUR UTAMA

SEKRETARIS

GENERAL MANGER

MANAGER
KEUANGAN, MANAGER MANAGAER
UMUM DAN BUDIDAYA MANAGER AGRIBISNIS DAN MANAGER
ADMINISTRASI TANAMAN PEMASARAN AGROWISATA PERSONALIA

Gambar 6.1 Struktur Organisasi PT. Agrowisata Tembakau


Tabel 6.1 Job description perusahaan
Job Description
Direktur : Merencanakan kegiatan, mengendalikan,
Utama mempertanggungjawabkan kelancaran usaha, mengkoordinir
dan mengawasi, memberikan arahan, mengangkat dan
memberhentikan karyawan
Sekretaris : Mengumpulkan, menyimpan dan melakukan estimasi

waktu semua kegiatan atau jadwal dari direktur utama,

serta mencatat semua dokumentasi penting yang pernah

dilakukan.

General : Bertanggungjawab terhadap direktur utama dan membantu


Manager
direktur utama untuk proses berjalannya semua kegiatan

perusahaan.
Manager : Mengumpulkan dan menyimpan harta, melakukan estimasi
Keuangan,
biaya, membuat laporan keuangan, dan menentukan HPP
Umum Dan
(harga pokok penjualan) produk, Memeriksa purchasing
Administrasi
order (PO) dan faktur jadi per-satu minggu untuk

dibukukan dan menghitung piutang perusahaan.

Manager : Bertanggung jawab dalam melakukan pemeliharaan


Budidaya
tanaman semusim dan tahunan serta ekspansi lahan
Tanaman
penanaman.

Manager : Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan


memperhatikan trend pasar dan sumber daya perusahaan
Pemasaran
dan Melakukan perencanaan analisis peluang pasar
 Melakukan identifikasi, pengembangan, dan atau
evaluasi terhadap strategi marketing yang sudah
dijalankan oleh Tim Marketing berdasarkan dengan visi
misi perusahaan hingga kebutuhan pasar.
 Membuat rumusan, arahan, dan atau koordinasi hingga
kebijakan yang terkait dengan kegiatan marketing produk
/ jasa.
 Menjalin kerja sama intensif dengan manajer promosi
untuk mendiskusi materi promosi yang sesuai.
 Menyusun strategi harga yang sesuai dengan kebutuhan
pasar dan tujuan promosi.
 Memantau daftar penawaran produk / jasa dari
kompetitor.
Managaer : Bertanggung jawab atas masalah konsultan seputar
Agribisnis Agribisnis dan Agrowisata, selain itu melakukan pelatihan
Dan untuk karyawan dalam Agrowista Tembakau dan mitra
Agrowisata petani.
Manager Membuka lowongan pekerjaan, merekrut,
Personalia mewawancarai dan menyeleksi calon karyawan,
memberi punishment atau memberhentikan karyawan
yang melanggar aturan, membentuk dan menyiapkan
karyawan untuk progam kerja dengan melakukan
pelatihan atau training, mengawasi dan memastikan
kepatuhan hukum yang mengikat karyawan, menjadi
penyidik serta melaporkan jika terjadi kecelakaan kerja
terhadap karyawan untuk mengurus kepentingan
asuransi, menyusun rancangan progam yang berkaitan
dengan pengembangan kualitas karyawan.

6.2 Rencana Kebutuhan Karyawan dan Spesifikasi Keahlian yang


Dibutuhkan
Rencana kebutuhan karyawan PT. Agrowisata Tembakau didapatkan melalui
proses perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh manager personalia.
Perekrutan tenaga kerja berdasarkan pada potensi karyawan untuk memenuhi.
kebutuhan perusahaan. Pada bagian staf dan karyawan kantor dilakukan
perekrutan dengan beberapa tahapan tes dimulai dari pemberkasan, tes tulis dan
terakhir tes wawancara. Rangkaian tes tersebut dilakukan untuk mendapat
karyawan yang berkompeten sesuai bidang yang dibutuhkan. Penentuan jumlah
karyawan yang diterima didapat dari identifikasi beban dan waktu kerja dengan
keahlian yang dimiliki, selain itu juga didasarkan pada kebutuhan perjalanan
agrowista. Berikut merupakan penempatan tenaga kerja berdasarkan keahlian
yang dimiliki per-departemen (tabel 6.2) dan kebutuhan perjalanan agrowista
(tabel 6.3) :
Tabel 6.2 Jumlah karyawan per-departemen
No Departemen Jumlah
Karyawan
1. Departemen Keuangan, Umum dan 4
Administrasi
2. Departemen Budidaya Tanaman 3
3. Departemen Pemasaran 4

4. Departemen Agribisnis Dan Agrowisata 4


5. Departemen Personalia 3
Jumlah 18
Tabel 6.3 Jumlah karyawan kebutuhan perjalanan agrowista
No Bidang Jumlah Pendidiakn Usia (tahun)
Karyawan
1. Security 5 SMA/SMK/ 18-28
MA/sederajat
2. Parking area 2 SD/Tidak 18
sekolah
3. Adminstrasi dan pendaftaran 2 S1 Managemen 21-26
(resepsionis)
4. Layanan informasi dan 1 S1 public 21-26
keluhan relations
5. Tour guide wisata 4 S1 pariwisata 21-26
6. Tour guide Museum 2 S1 Pustakawan 21-28
7. Tour guide pabrik pengolahan 1 S1 pariwisata/S1 21-28
Managemen
8. Karyawan minimarket oleh- 3 SMA/SMK/ 18-28
oleh MA/sederajat
9. Photographer 2 Ahli phtography/ 18
S1
informatika/S1
Photography/
SMK Multimedia
10. Penjaga fasilitas pendukung 2 SMP/SD/Tidak 18
(spot wisata) sekolah
11. Penjaga kebersihan area 8 SMP/SD/Tidak 18
wisata sekolah
Jumlah 32
Operasioal kerja karyawan berkaitan dengan mobilitas karyawan dalam
memeberikan fasilitas perjalanan wisata kepada wisatawan. Mulai dari kunjungan
pada lahan tembakau, dimana pada segmen ini akan dijelaskan mengenai
budidaya tembakau dari pratanam sampai panen. Kemudian mengunjungi
museum tembakau, untuk menambah wawasan mengenai manfaat tembakau.
Selanjutnya berkunjung di proses produkdi cerutu sebagai produk utama
pemanfaatan tembakau, dimana pada perjalanan ini wisatawan akan diajak untuk
melihat dan mencoba melakukan proses pembuatan cerutu dengan dipandu oleh
tour guide dibantu karyawan produksi. Dan pada akhir perjalanan wisatwan akan
sampai pada market place penjualan oleh-oleh berbagai produk dari tembakau
kemudian terdapat sesi foto bersama romobongan wisatawan pada icon agrowisata
tembakau. Jam kerja karyawan yaitu 8 jam/hari (pukul 07.00-16.00) dengan 1 jam
(60 menit) istirahat. Adapun syarat umum dari karyawan yang harus dipenuhi
yaitu :
1. Keahlian
2. Integritas
3. Jujur
4. Perilaku yang baik/ tidak pernah mendapat sanksi hukum
5. Pengalaman
6. Fisik dan mental yang sehat
7. Dapat bekerja dengan tim
8. Berdedikasi atau loyalitas pada perusahaan
9. Mampur bekerja dibawah tekanan

6.3 Perencanaan Agregat Agrowisata (5 tahun)


Penyusun perencanaan agregat bertujuan untuk meminimumkan biaya dengan
melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tenaga kerja,
dan tingkat persediaan. Serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan.
Agrowisata Tembakau merupakan sebuah perusahaan di bidang agrowisata yang
membutuhkan perencanaan agregat pada bulan januari-Juni Adapun data yang
telah dikumpulkan oleh PT. Agrowisata Tembakau adalah sebagai berikut:
Jumlah
Bulan jumlah pengunjung hari pengunjung per hari
kerja
Juli 11000 23 478
Agustus 10000 23 435
September 10000 23 435
Oktober 10000 23 435
November 11000 23 478
Desember 10000 23 435
Total 62000 138 2696

Jumlah tenaga kerja 50 orang


Jam kerja/hari 8 jam
Hari kerja/bulan 23 hari
kapasitas 500 orang
Biaya kedua skenario :
a. Mengganti tenaga kerja agar produksinya tepat untuk memenuhi ramalan
permintaan. Dimulai dengan penugasan 8 pekerja pada akhir Juni
b. Variasi waktu lembur dan menggunakan tenaga kerja konstan yaitu 8
orang
Perhitungan Pengunjung Rata-rata P = 2696/138 = 449 Orang/hari
Skenario (a)
1. Produksi rata-rata = 449 orang/hari
2. Lama operasi = 8 jam/hari
3. Jam kerja perusahaan = 8 jam/hari
4. Performa kerja = 25 pengunjung/hari/pekerja
5. Pekerja yang dibutuhkan perhari = 18 pekerja
Jumlah pers Jumlah Persediaan Persediaan
Bulan Permintaan
hari kerja linier produksi Bulaan Akhir
Juli 10000 23 520 11965 1965 1965
Agustus 10700 23 494 11367 667 2631
September 11000 23 494 11367 367 2998
Oktober 12000 23 494 11367 -633 2365
November 11500 23 494 11367 -133 2231
Desember 13000 23 494 11367 -1633 598
Total 68200 138 2991 68798 598 12788

Skenario A B
Biaya $3.147.765.217 $5.391.304.348
Perbandingan biaya antara skenario (a) dan (b)

Skenario (a) < (b) sehingga skenario a dipilih yaitu $3.147.765.217

6.4 Manajemen Persediaan Agroindustri


Agrowisata tembakau memiliki outlet yang menjual beberapa produk olahan
tembakau yang diperoleh dari UMKM di daaerah sekitar agrowisata. Salah satu
produk olahan yang dijual pada outlet agrowisata tembakau yaitu cerutu. Baru
untuk ini diberikan daftar potongan harga untuk cerutu tersebut. Daftar discount
seperti tabel yang disajikan pada Tabel 6.4 berikut ini.
Tabel 6.4 Daftar discount

No. Diskon Jumlah Diskon Diskon (%) Harga Diskon (p)


1 500 - 999 0 $. 48.5
2 1000 - 1999 5 $. 48.0
3 ≥ 2000 10 $. 47.5
Agrowisata mempunyai tingkat penjualan ceurut sebanyak 6000 per pack per
tahun. Untuk setiap pengadaan cerutu, agrowisata mengeluarkan biaya $300 per
pack. Biaya penyimpanan cerutu per pack per tahun sebanyak 20% dari nilai
barang. Dengan nilai di atas, tentukanlah jumlah unit maksimum per pemesanan.
Manajemen persediaan pada Agrowisata menggunakan metode Model Quantity
Discount (QD). Didapatkan analisis perhitungannya sebagai berikut.


2 DS
Q∗p=
d
H (1− )
p
Langkah-langkah:
a. Hitung Q* :


2 DS
=616 pesanan cerutu
Q*1 = d Q*2 =
H (1− )
p


2 DS
=612 pesanan cerutu Q*3 =
d
H (1− )
p


2 DS
=609 pesanan cerutu
d
H (1− )
p
b. Penyesuaian nilai Q* dengan diskon harga Q*1 = 612
Q*2 = 1000 penyesuaian
Q*3 = 2000 penyesuaian
c. Hitung biaya total masing – masing
Q*1: EOQ ini tidak fisibel karena harga $47.5 hanya berlaku untuk
pembelian sekurang-kurangnya 2.000 unit. Kuantitas terendah
yang fisibel pada harga $47.5 ialah 2.000 unit.
Biaya total pada kuantitas terendah ialah :
TC = (6.000/2.000)(300) + (2.000/2)(0.2)(47.5)+ 6.000 (47.5)= $295,400
Q*2: EOQ ini juga tidak fisibel, karena harga $48 berlaku untuk
pembelian 1.000 – 1.999 unit. Kuantitas terendah pada harga $48
per unit adalah 1.000 unit.
Biaya total pada kuantitas pembelian 1.000 unit.
TC = 294,600
Q*3: EOQ ini fisibel, karena harga $48.5 per unit berlaku untuk jumlah
pembelian sebanyak 609 unit.
Biaya total pada kuantitas pembelian 609 unit :
TC= 296,909
d. Pilih pesanan dengan biaya terendah
Dari perhitungan di atas, diketahui biaya total terendah sebesar $294,600.
Dengan demikian jumlah pesanan yang paling optimal adalah 1.000 unit.

6.5 Rekomendasi
Suatu perusahaan pasti memiliki struktu organisasi untuk mendukung kinerja
masih masing elemen pasa organisasi tersebut. Dalam agrowisata tembakau
sebaiknya memiliki struktur organisasi yang baik demi menunjang kesuksesan
perusahaan. Pembagian kerja pada masing masing struktu harus jelas dan semua
elemen sebaiknya bekerja sesuai tupoksi.
BAB 7. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

7.1 Perhitungan Kebutuhan Investasi Agroindustri


Dalam memulai usaha perlu dlakukan perhitungn biaya maupun modal yang
akan digunakan untuk membuka suatu bisnis. Biaya investasi merupakan jumlah
modal yang dikeluarkan untuk membuka suatu usaha atau mengembakan usaha
yang sudah ada. Investasi dapat berupa alat, kendaraan, maupun bangunan.
Berikut investasi usaha yang dikeluarkan oleh Agrowisata Tembakau Jember
yanng ditunjukkan pada tabel 7.1. selain investasi ada kebutuhan biaya tetap yang
haruus dikeluarkan yng ditunjukkan pada tabel 7.2
Tabel 7.1 Biaya Investasi Agrowisata Tembakau
Investasi
Harga satuan Umur
No Nama Material Jumlah (Rp) Total (Rp) Ekonomi Total Biaya (Rp) Depresiasi (Rp)
1 Sewa lahan 1 60.000.000 Rp 60.000.000,00 10 Rp 6.000.000,00 Rp .400.000,00
Rp
2 2
Laptop 3099000 6.198.000,00 10 Rp 619.800,00 Rp 557.820,00
Headsed wireles
3 1
dan speaker 382770 Rp 382.770,00 10 Rp 38.277,00 Rp 34.449,30
4 Sound sistem 1 4100000 Rp 4.100.000,00 10 Rp 410.000,00 Rp 369.000,00
Proyektor Benq
5 1
Mp515 3100000 Rp 3.100.000,00 10 Rp 310.000,00 Rp 279.000,00
lampu TL LED T5
6 8
90 cm 34000 Rp 272.000,00 10 Rp 27.200,00 Rp 24.480,00
7 Kursi 110 350000 Rp 38.500.000,00 10 Rp 3.850.000,00 Rp3.465.000,00
8 AC SHARP 1 PK 3 2538000 Rp 7.614.000,00 10 Rp 761.400,00 Rp 685.260,00
9 Toak 1 155000 Rp 155.000,00 10 Rp 15.500,00 Rp 13.950,00
10 Mesin Kasir 1 3410000 Rp 3.410.000,00 10 Rp 341.000,00 Rp 306.900,00
11 Meja 1 190000 Rp 190.000,00 10 Rp 19.000,00 Rp 17.100,00
12 Komputer 1 9000000 Rp 9.000.000,00 10 Rp 900.000,00 Rp 810.000,00
13 Lampu 2 25800 Rp 51.600,00 10 Rp 5.160,00 Rp 4.644,00
14 rak etalase 10 1478295 Rp 14.782.950,00 10 Rp .478.295,00 Rp .330.465,50
15 kamera 1 3855000 Rp 3.855.000,00 10 Rp 85.500,00 Rp 346.950,00
Rp
TOTAL 151.611.320,00 Rp 15.161.132,00 Rp 13.645.018,80
Tabel 7.2 Biaya Tetap
No Jenis Biaya Uraian Biaya
1 Gaji Karyawan Gaji Karyawan Rp 1.161.000.000
2 Biaya Listrik listrik Rp 11.567.128
Jumlah Rp 1.172.567.128
7.3 Biaya Listrik
Pemakaia Daya Biaya/ Biaya
No Jenis Bahan Jumlah n (jam) (Kw) Harga Minggu /Bulan Biaya/Tahun
1 laptop 2 6 0,065 1352 7381,92 Rp 29.528 Rp 354.332
Headsed wireles dan
1 5
2 speaker 0,2 1352 9464 Rp 37.856 Rp 454.272
3 Sound sistem 1 5 0,6 1352 28392 Rp 113.568 Rp 1.362.816
4 Proyektor Benq Mp515 1 5 0,275 1352 13013 Rp 52.052 Rp 624.624
5 lampu TL LED T5 90 cm 8 8 0,012 1352 7268,352 Rp 29.073 Rp 348.881
6 AC SHARP 1 PK 3 8 0,75 1352 170352 Rp 681.408 Rp 8.176.896
7 Mesin Kasir 1 8 0,065 1352 4921,28 Rp 19.685 Rp 236.221
8 Komputer 1 8 0,09 1352 6814,08 Rp 27.256 Rp 327.076
9 Lampu 2 8 0,005 1352 757,12 Rp 3.028 36.342
Total Rp 240.982 Rp 963.927 Rp 11.567.128

7.2 Perhitungan Modal Kerja Agrowisata


Modal Kerja merupakan jumlah pengeluaran yang dikeluarkan oleh
agrowisata untuk mendirikan suatu usaha. Modal awal yang dibutuhkan oleh
agrowisata Tembakau Jember dapat dilihat pada tabel 7.4 Rp 1.375.980.947,94
Tabel 7.4 Perhitungn Modal Kerja Agrowisata
No Rincian Biaya
1 Biaya Investasi Rp 151.611.320,00
2 Biaya Listrik Rp 11.567.128
3 Gaji Karyawan Rp 1.161.000.000
4 Pengolahan limbah Rp 51.802.500
Total Rp 1.375.980.947,94
Berdasarkan hasil perhitungn modal kerja yang diperlukan oleh agrowisata
tembakau yaitu sebesar 1.375.980.947,94 rupiah yang terdiri dari biaya lnvestasi,
biaya listrik, dan gaji karyawan.
7.3 Struktur Pembiayaan Agrowisata
Struktur pembiayaan pada Agrowisata Tembakau Jember disajikan pada
Gambar 7.1

Gambar 7.1 Struktur Pembiayaan Agrowisata

7.4 Biaya Operasional Tahunan


Biaya operasional tahunan yang dikeluarkan oleh Agrowisata Tembaau
Jember ditunjukkan pada tabel 7.5 berikut
Tabel 7.5 Biaya Operasional Tahunan
No Jenis Biaya Uraian Biaya
1 Gaji Karyawan Gaji Karyawan Rp 1.161.000.000
2 Biaya Listrik listrik Rp 11.567.128
Jumlah Rp 1.172.567.128
Berdasrkan tabel 7.5 dapat diketahui bbahwa biaya operasional tahunan yang
dikeluarkan yaitu sebesar 1.172.567.128 rupiah. Biaya tersebut berasal dari biaya
pembayaran biaya listrik yang digunkanakan oleh perusahaan selama satu tahun
dan biaya gaji karyawan dalam satu tahun.

7.5 Evaluasi Finansial Proyek Agroindustri


Penentuan analisis finansial dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metade yaitu
7.5.1 Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada
waktu sekarang (present). Asumsi present yitu menjelaskan waktu awal
perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau metode tahu ke-0
dalam perhitungan cash flow investasi (Pujawan, 1995). Perhitungn NPV pada
agrowisata Tembakau Jember dapat dilihat pada tabel 7.6.
Tabel 7.6 Aanalisi NPV
NPV Rp21.899.869.882 >1
Layak
Berdasarkan hasil perhitungan nilai NPV pada tabel 7.6 dapat diketahui
bahwa NPV pada agrwisata Tembakau Jember lebih besar dari satu yang
menunjukkan bawa agrowisata ini layak untuk didirikan
7.5.2 Titik Pulang Pokok (BEP)
Untuk mengetaui pada kondisi bagaimana pembangunan fasilitas perlu
dilakukan, sekaligus atau perlu dilakukan seca ra bertahap, dan kalau bertahap
kapan tahap tahapan tersebut sebaiknya dilakukan. Sehingga akan menghasilkan
suatu investasi yang optimal dan produktif maka melalui analisi break event
investasi ini sebagai acuan untuk melakukan pembangunan (Pujawan, 1995). BEP
menunjukkan pada penjualan produk keberapa akan menghasilkan keuntungn bagi
perusahaan. Perhitungan BEP pada Agrowisata Tembakau Jember dapat dilihat
pada tabel 7.7
Tabel 7.7 Perhitungn BEP
Total Biaya Produksi Rp 1.172.567.127,94
Harga/Produk Rp 25.000,00
BEP 46902,68512
Berdasarkan perhitung pada tabel 7.7 dapat diketahui bahwa agrowisata akan
memperoleh keuntungn pada penjualan tiket ke 46.902 tiket
7.5.3 Periode Pengembalian Modal (PBP)
Metode discounted payback period sebetulnya merupakan penyempurnaan
dari metode payback period, yaitu dengan memasukkan factor bunga dalam
perhitungannya. Sementara prosedur yang lainnya sama dengan payback period
(Pujawan, 1995). Perhitungn PBP pada Agrowisata Tembakau Jember dapat
dilihat pada tabel 7.8
Tabel 7.8 Perhitungn PBP
PBP 0,04
Berdasarkanperhitungn PBP dapat diketahui bahwa waktu pengembalian
modal yang diperlukan untuk mengembalikan modal asal yaitu 0,04 tahun atau
sama dengan 14 hari
7.6 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas umumnya mengandung asumsi bahwa hanya satu
parameter saja yang berubah (variable), sedangkan parameter lainnya diasumsikan
relative tetap dalam satu persamaan analisis. Untuk mengetahui sensitifitas
parameter yang lainnya, maka diperlukan persamaan kedua, ketiga, dan
seterusnya.
Tabel 7.9 Nilai Biaya
Nilai Sisa Rp 9.161.132,00
Investasi Rp 91.611.320,00
Pendapatan Rp 3.651.277.500,00
Biaya Pokok Rp 1.172.567.128
Analisi sensitifitas pada agrowisata apabila dilihat dari nilai investasi,
pendapatan, dan biaya yang dikeluarkan dapat diketahui bahwa agrowisata layak
untuk didirikan dengan catatann bahwa biaya pengeluaran tidak boleh lebih besar
dari pendapatan dan investasi yang dikeluarkan tidak dibawah yang telah
ditentukan. Untuk mengetahui keuntungan relatif agrowisata dapat dilihat pada
tabel 7.10.
Tabel 7.10 B/C rasio
B/C Ratio 2,83
Berdasarkan hasil perhitungnn B/C rasio agrowisata dapat diketahui bahwa
usaha ini layak karena nilai B/C rasio lebih besar dari nol. B/C rasio menunjukkan
jumlah keuntungan yang diperoleh, semakin besar B/C rasio makan keuntungan
diperoleh juga semakin besar.
Analisis IRR pada agrowisata Tembakau Jember sebesar 48% yang
menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilakan keuntungan
apabila investasi yang dilakukan sebesar 48%.
BAB 8. ANALISIS KELAYAKAN LINGKUNGAN

8.1. Deskripsi Pengembangan Kegiatan Agroindustri


8.1.1 Profil wilayah
PerusahaanLokasi agrowisata tembakau terletak di Desa Ajung, Kecamatan
Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Desa Ajung merupakan salah satu desa
yang berada di kabupaten jember yang terletak pada ketinggia 50 meter di atsa
permukaan laut dengan luas wilayah 8,01 km2. Wilayah ajung tersebut
diklasifikasikan menjadi beberapa wilayah seperti sawah, tegalan, pemukiman.
Berdasarkan klasifikasi wilayah tersebut ajung merupakan salah satu daerah yang
berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat penanaman tembakau. Ajung
merupakan salah satu penghasil tembakau terbaik di Kabupaten Jember.
Berdasarkan potensi wilayah tersebut maka desa ajung cocok dijadikan sebagai
tempat untuk didirikan suatu agrowisata yang bergerak dibidang tembakau untuk
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah tersebut.
Agrowisata yang akan didirikan memiliki luas 100 Ha yang terdiri dari lahan
penanaman tembakau, sarana edukasi tembakau, tempat pengolahan tembakau,
tempat pakir pengunjung dan karyawan, gudang penyimpanan dan outlet
pemasaran.
8.1.2 Identifikasi Wilayah
A. Kondisi Geografis
Desa Ajung Kecamatan Ajung secara geografis terletak pada ketinggian 50 meter
di atas permukaan laut. Luas wilayah Desa Ajung yaitu 801,31 hektar dengan
klasidikasi penggunaan lahan yang ditunjukkan pada tabel 8.1.
Tabel 8.1 Luas Wilayah menurut klasisfikasi penggunaan lahan (Ha)
Sawah 666,68
Tegalan 39,42
Bangunan dan halaman 79,61
Lainnya 15,60
Jumlah 801,31
Wilayah Desa Ajung terdri dari sawah, tegalan, bangunan, dll dengan luas
lahan total 801,31 hektar. Luas area persawahan merupakan lahan terluas di
daerah tersebut, sehingga sektor pertanian di daerah tersebut lebih menonjol
dariipada yang lainnya. Tanaman pertanian yang banyak dikembangkan di ajung
yaitu tembakau.
B. Kondisi Demografis
Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk di Desa Ajung maka dapat
diketahui bahwa Desa Ajung merupakan daerah yang cukup padat dengan
penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa potensi wilayah di Ajung perlu
dikembbangkan agar dapat memenuhi kebutuhan penduduknya selain dari sektor
pertaniannya.
Tabel 8.2 Jumlah penduduk (jiwa) dan kepadatan penduduk (jiwa/km2)
pada tahun 2017
Desa Luas Jumlah Kepadatan Penduduk
(km2) Penduduk (Jiwa) (Jiwa km2)
Ajung 8,01 16,917 2111,98

8.2. Komponen Rona Lingkungan


8.2.1 Aspek Sosial
Dengan adanya pembangunan agrowisata tembakau di Desa Ajung Dapat
menambah lahan pekerjaandi wilayah tersebut, dimana apabila dilihat dari usia
penduduk. Namun adanya pergeseran kegiatan wisatawan disana juga dapat
merubah pola hidup masyarakat, yang awalnya bertani mulai beralih menjadi
pedagang. Selain sisi positif ada juga sisi negatif dari kegiata transportasi
mengakibatkan kebisingan bagi masyarakatnya sehingga wara merasa tidak
nyaman dengan kebisingan tersebut.
8.2.2 Aspek Ekonomi
Pembanguan agrowisata di Desa Ajung dapat membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat dan daerah, hal ini dikarenakan agrowisata dapat
memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar maupun memberikan peluang
usaha untuk menjual kebutuhan pendukung bagi para wisatawan yang akan
berkunjung, seperti menjual makanan dan minuman ringan, bahan bakar bensin,
maupun kebutuhan lainnya. Selain dari segi wisatawan adanya pembangunan
agrowisata yang dilengkapi dengan pabrik produksi pascapanen dari tembakau ini
juga diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi petani sendiri dikarenakan
penjualan tembakau secara langsung ke pabrik memberikan harga yang lebih
tiinggi karena tidak ada campur tangan tengkulak.
8.2.3 Aspek Kesehatan
Adanya pembangunan agrowisata mengakibatkan banyak wisatawan yang
berdatangan ke Desa Ajung sehingga banyak kendaraan yang lalu lalang di daerah
tersebut, hal tersebut dapat mengakibatkan polusi udara yang dapat mencemari
udara, udara yang tercemar dapat menyebabkan penyakit pernafasa, selain itu para
buruh pabrik yang bekerja di pabrik produkdi juga sangat rentan terkena penyakit
pernafasan hal ini dikarenakan tembakau mengandung bahan adiktif yang
berbahaya.
8.2.4 Aspek Fisik
Pembangunan jalan dan sarana pendukung dari agrowisata dapat mengurangi
luas wilayah pertanian sehingga lahan semakin sempit, selain itu kegiatan
transportasi untuk mobilisasi wisatawan juga dapat mengakibatkan menurunnya
kesuburan tanah dikarenakan bercampur dengan oli yang berceceran dari
kendaraan bermotor.
8.2.5 Aspek Kimia
Adanya pembangunan agrowisata menyebabkan adanya limbah-limbah
industri seperti sampah nor-organik dan zat-zat kimia sisa pestisida yang
digunakan dalam proses pemupukan tanaman tembakau yang dibuang secara
sembarangan. Sampah anorganik yang dibuang di tanah dapat mempengaruhi
pertumbuhan organisme di dalam tanah (yang berperan pada kesuburan tanah);
mengakibatkan tanah tidak lagi gembur. Sedangkan sampah, baik padat maupun
cair, yang terbuang ke dalam sumber air dapat menimbulkan, misalnya, bau,
perubahan suhu, atau pendangkalan sungai. Di samping itu, air tidak lagi sehat
untuk digunakan. Ketika penduduk sekitar memaksa menggunakan air yang
tercampur limbah tersebut, kemungkinan mereka akan mengalami gangguan pada
kesehatannya
8.2.6 Aspek Biologi
Pembangunan agrowisata menyebabkan berkurangnya tanaman hijau,
rusaknya ekosistem karena lingkungan yang tercemar akibat penggunaan pupuk
anorganik atau kimia. Karena, pepohonan ataupun tanaman hijau lainnya
mempunyai dampak signifikan dalam menetralkan udara yang kotor, ataupun
menjadi sumber penampungan air
8.2.7 Aspek Keamanan
Pembangunan agrowisata menyebabkan kunjungan wisatawan dari berbagai
wilayah sehingga menyebabkan ramainya orang yang berkunjung semakin rentan
terhadap pencurian dan tindak kejahatan lainnya.
8.2.8 Aspek Pendidikan
Keberadaan agrowisata di tengah masyarakat selain akan meningkatkan pola
pikir masyarakatnya juga akan mendukung bagi peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan di daerah tersebut. Namun, hanya mengalami perubahan sedikit akibat
tingkat pengangguran lebih besar dibandingkan tenaga kerja yang belum
memenuhi kualifikasi pekerjaan dibutuhkan.
8.2.9 Aspek Budaya
Adanya agrowisata mengakibatkan perubahan pada struktur sodial dan pola
budaya dalam suatu masyarakat. Karena, secara perlahan menyebabkan hilangnya
budaya-budaya dan kearifan lokal yang tergerus oleh budaya-budaya luar
sehingga mengalami globalisasi. Sehingga, masyarakat akan menjadi individual
atau pemudaran modal sosial.
8.2.10 Evaluasi
1. Perlu dilakukannya perubahan tentang penggunaan pupuk dari anorganik
menjadi organik agar kesuburan tanah lebih terjaga. Karena, penggunaan
pupuk anorganik yang terus menerus mengakibatkan berbagai macam
dampak negatif seperti menurunnya kandungan bahan organik, terjadinya
polusi lingkungan, dan lain-lain.
2. Pembangunan agrowisata perlu melibatkan peran serta masyarakat baik saat
pembangunan dan saat kegiatan usaha telah dilaksanakan. Kerjasama ini
diharapkan dapat menciptakan hubungan social yang baik sehingga
diharapkan mengurangi dampak negatif keberadaan agrowisata ditengah
lingkungan masyrakat.
3. Edukasi dilakukan kepada masyarakat sekitar untuk meningkatkan bahaya zat
aditif agar keberadaan tembakau dan produknya tidak disalah gunakan. Selain
itu, mendampingi masyarakat bahwa tembakau memiliki nilai ekonomi yang
tinggi.
4. Mengatur akses menuju lokasi agrowisata dan membangun jalan yang layak
untuk meminimalisir bising dan polusi.

8.3. Rencana Tata Ruang Wilayah dan Informasi Kegiatan Sekitar


Luas lahan rencana pembangunan Agrowisata Tembakau dan Prasarananya
adalah 100 Ha, yang terdiri dari 80 Ha lahan budidaya tembakau dan 20 Ha lahan
bangunan fasilitas wisata. Dimana pada luas lahan tersebut direncanakan luas
lahan tertutup bangunan kantor dan lahan fasilitas pendukung sebesar 35%, ruang
terbuka termasuk ruang terbuka hijau (RTH) dan lahan tembakau direncanakan
sebesar 65%. Lahan yang digunakan merupakan lahan kawasan PTPN IX Ajung,
Jember. Secara teknis, pertimbangan diambil berdasarkan ketersedian lahan dan
SDA, kondisi lahan, serta akses lokasi yang mudah.
Aktivitas lain yang ada di sekitar lokasi pembangunan yaitu kegiatan yang
dilakukan masyarakat sekitar dan industri lain. Kegiatan tersebut meliputi :
a. Aktivitas pertanian, disekitar lokasi pembangunan terdapat areal pertanian
(non-tembakau;menanam padi atau palawija) yang digunakan masyarakat
untuk bercocok tanam.
b. Aktivitas lalu lintas, disekitar lokasi pembangunan terdapat jalan raya desa
yang menjadi akses lalu lintas masyarakat sekitar lokasi untuk melakukan
aktivitas dan merupakan akses jalan menuju jalan utama.
c. Aktivitas ekonomi, disekitar lokasi pembangunan terdapat aktivitas ekonomi
masyarakat seperti wirausaha dan menjadi buruh. Terdapat pula kegiatan
industri baik skala rumah tangga maupun pabrik yang menjadi roda ekonomi
lain selain pertanian di lingkungan tersebut.

8.4. Penentuan Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi lokasi pembangunan Agrowisata Tembakau dapat dilihat
pada Gambar berikut ini.
Gambar 8.1 Batas Lokasi dan Rencana Pembangunan Proyek Agrowisata
Tembakau

Gambar 8.2 Batas Lokasi Rencana Pembangunan Proyek Agrowisata


Tembakau
Gambar 8.3 Batas Administrasi Pembangunan Proyek Agrowisata Tembakau

Gambar 8.4 Batas Ekologi Pembangunan Proyek Agrowisata Tembakau


Gambar 8.5 Batas Sosial Pembangunan Proyek Agrowisata Tembakau

Gambar 8.6 Batas Rencana Pembangunan Proyek Agrowisata Tembakau


Penentuan batas rencana pembangunan dari beberapa aspek bertujuan untuk
menjadi pedoman batasan pembangunan dan kegiatan usaha serta perkiraan
dampak yang akan terjadi. Hal ini agar kegiatan usaha berjalan sesuai rencana
kegiatan dan dampak yang ditmbulkan dapat dianalisis untuk menentukan solusi
yang akan dilakukan. Kegiatan pembangunan dilakukan dengan tiga tahapan yaitu
pra-konstruksi, kostruksi dan pasca konstruksi.
8.4.1 Pra-Konstruksi
1. Sosialisai kegiatan
Sosialisasi kegiatan dilakukan untuk menjelaskan kepada masyarakat sekitar
pabrik, bahwa akan ada rencana pembangunan Agrowisata Tembakau. Pada
proses sosialiasi akan dijelaskan terkait rencana kegiatan yang akan dilakukan,
manfaat, dampak positif dan dampak negatif yang kemungkinan akan
ditimbulkan.
2. Pengurusan perizinan
Perizinan salah satu faktor penting dalam pembangunan sebuah kegiatan
usaha. Dengan memiliki izin resmi, suatu badan usaha artinya telah memiliki
legalitas pembangunan dan memiliki perlindungan dari badan hukum. Perizinan
pembanunan kegiatan usaha agrowisata tidak hanya pada pihak PTPN IX Ajung
dan dinas terkait, tetapi juga perizinan kepada masyarakat sekitar yang
dimusyawarah mufakat oleh perwakilan masyarakat. Hal ini karena yang akan
menerima dampak baik positif atau negatif secara langsung dari pembangunan
agrowisata tembakau adalah masyarakat. Perizinan bertujuan agar tidak terjadi
salah paham antara kontraktor dan masyarakat sekitar, gehingga proses
pembangunan akan berjalan dengan lancar.
3. Rekrutmen tenaga kerja
Rekruitmen tena kerja, khususnya melibatkan masyarakat sekitar yang
memiliki keterampilan dalam pembangunan. Selain mempermudah akses
mobilitas pekerja, hal ini bertujuan untuk membangung “bonding social” dengan
masyarakat.
Rekruitmen tenaga kerja pada proyek pembangunan pabrik mengutamakan
tenaga kerja ahli pada bidangnya. Tenaga kerja yang akan dilibatkan dalam
proyek ini dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu tenaga kerja siap pakai
(berpengalaman) dan tenaga kerja belum berpengalaman yang kemudian akan
ditraining secara khusus sesuai dengan jabatannya. Pendataan potensi tenaga kerja
lokal perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana potensi (peluang) pekerjaan di
proyek ini.
6.2.2 Konstruksi
1. Mobilisasi peralatan, material dantenaga kerja pembangunan
Mobilisasi peralatan dan material pembangunan menggunakan mobil
pengangkut khusus. Material dan peralatan didatngkan terlebih dahulu sebagai
persiapan pembangunan dan penyimpanan selama kegiatan pembangunan.
Mobilisasi tenaga kerja dibagi menjadi dua, tenaga kerja lokal dan tenaga kerja
luar daerah. Tenaga kerja local (masyarakat sekitar) detang ke lokasi kerja
menggunakan kendaraan pribadi. Tenaga kerja luar daerah dikoordinasi agar
datang ke lokasi kerja menggunakan kendaraan perusahaan.
2. Direksi kit
Direksi kit bertujuan untuk memantau perkembangan proyek pembangunan
dan bersifat sementara. Direksi kit dibangun pada lahan yang tidak dipakai untuk
pembangunan sarana dan prasarana proyek agrowisata tembakau.

3. Pembangunan sarana
Pembangunan sarana disesuaikan dengan kebutuhan proyek sehingga
diharapkan fasilitas-fasilitas tersebut dapat memperlancar kegiatan operasional
pembangunan.
a. Sarana pendukung yang terdiri dari kantor, musholla, kantin, toilet, pos satpam
dan loker karyawan.
b. Sarana kerja lahan yang terdiri dari kantor registrasi, museum tembakau, aula,
swalayan oleh-oleh, sarana foto bersama, sarana pendukung lain (spot foto,
kebun kecil, tempat duduk, taman bermain, hall terbuka)
4. Mobilisasi peralatan penunjang kegiatan wisata
Peralatan peralatan penunjang kegiatan wisata dilakukan melalui jalur darat
serta diangkut menggunakan mobil pengangkut khusus.
5. Demobilisasi peralatan dan tenaga kerja pembangunan.
Pasca proses pembangunan selanjutnya dilakukan demobilisasi peralatan
dan tenaga kerja pembangunan. Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan
proyek artinya dilakukan pemutusan hubungan kerja dengan tenaga kerja sesuai
pada peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5.3.3 Operasi
1. Rekruitmen tenaga kerja untuk kegiatan perjalanan wisata
Tabel 8.3 Rencana penggunaan tenaga kerja
No. Tingkat Jabatan Jumlah (orang)
1 Direktur Utama 1
2 Sekretaris 1
3 General Manager 1
4 Manager Departemen 5
5 Karyawan seluruh departemen 18
6 Karyawan perjalanan wisata 32
Total 58
Tenaga kerja perjalanan wisata melibatkan berbagai latar belakang
pendidikan dan keahlian sesuai tabel 6.3. Karenanya, rekrutimen karyawan pada
posisi yang dapat diisi dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan secara
umum diutamakan merekrut tenaga kerja local (masyrakat sekitar). Seleain
itutenaga kerja yang akan dilibatkan dalam managerial dan departemen
diutamakan tenaga kerja berpengalaman.
2. Mobilisasi tenaga kerja dan bahan baku
Mobilisasi tenaga kerja lokal (masyarakat sekitar) maupun non-lokal (selain
masyarakat sekitar) menggunakan kendaraan pribadi saat menuju lokasi kerja.
Bahan baku yang merupakan wistawan dapat mengunjugi lokasi wisata
meggunakan kendaraan pribadi. Wisatawan luar daerah atau mancanegara dapat
menggunakan fasilitas layanan antar jemput yang disediakan oleh pihak pengelola
agrowisata tembakau atau menggunakan kendaraan dari travel agen yang disewa.
Mobilisasi wisatawan dan pekerja keseluruhan menggunakan jalur darat,
dapat dutempuh dengan roda dua dan roda empat. Untuk wisatawan yang datang
secara berkelompok, lokasi dapat dikunjungi menggunakan kendaraan besar
seperti bus, mini bus dan mobil travel.
3. Operasional kegiatan perjalanan wisata
Pada operasional perjalanan wisata, wisatawan akan memilih dua paket
yang disediakan dengan harga berbeda. Seacara umum, perjalanan wisata dimulai
dari mengunjugi lahan budidaya tembakau, museum tembakau, lokasi produksi
produk tembakau yaitu cerutu, mengunjungi outlet oleh-oleh dan foto bersama.
Perbedaan paket A dan paket B terletak pada saat mmengunjugi lokasi produksi.
Dimana pada paket A, pengunjung akan diajak untuk membuat cerutu secara
langsung didampingi karyawan dan menjadikan hasil ceurtu tersebut sebagai
cinderamata. Sedangkan pada paket B pengunjung hanya akan mendapat
penjelasan proses pembuatan cerutu.

8.5. Matriks Evaluasi Dampak Potensial


Tabel 8.4 Evaluasi Dampak Potensial
Komponen Lingkungan Terkena Prakontruksi kontruksi Operasi
No
Dampak
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
Komponen fisik-Kimia
1 Penurunan kualitas udara v v v v v v
2 peningkatan kebisingan v v v v v v v
3 peningkatan volume limbah padat v v v
4 peningkatan volume limbah cair v v
5 perubahan struktur lingkungan v v v
Komponen Biologi
1 Perubahan komoditas alami lingkungan v v v
2 Perubahan kualitas tanah v v v
Komponen Sosekbud
1 Persepsi masyarakat v v v v v v v v v v v v v v
2 Peningkatan ekonomi masyarakat v v
Komponen Kesehatan
1 Penurunan kualitas lingkungan v v v v v
2 Penurunan kesehatan masyarakat v v v v v
komponen kamtibmas
1 Keamanan dan keselamatan lingkungan v v v
komponen ruang dan lahan
1 peningkatan kerusakan jalan v v v
2 Peningkatan bengunan dipinggir jalan v v v

RENCANA KEGIATAN
Prakontruksi Kontruksi Operasi
1. Mobilisasi peralatan, 1. Rekrutmen tenaga kerja
1. Sosialisasi kegiatan tenaga kerja dan material operasional
2. pengurusan
perizinan 2. Pembangunan direksi kit 2. mobilisasi tenaga kerja
3. perekrutan tenaga
3. pembangunan sarana 3. operasional pabrik
kerja
4. mobilisasi peralatan 4. Distribusi
produksi
5. demobilisasi peralatan
dan tenaga kerja
pembangunan

a. Tahap pra kontruksi


Rencana kegiatan
1. Sosialisasi kegiatan :Dampak primer = persepsi masyarakat
2. Pengurusan izin : Dampak primer = persepsi masyarakat
3. Perekrutan tenaga kerja: Dampak primer = persepsi masyarakat
lapangan kerja
Dampak sekunder = Peningkatan ekonomi
masyarakat

b. Tahap kontruksi
1. Mobilisasi peralatan, tenaga kerja dan material pembangunan
Dampak primer
Penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, peningkatan kerusakan
jalan.
Dampak sekunder
Penurunan kualitas lingkungan, munculnya masalah kamtibmas,
penurunan kesehatan masyarakat
2. Pembangunan Direksi Kit
Dampak primer
Penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, peningkatan volume
limbah padat dan cair, perubahan komoditi alami lingkungan persepsi
masyarakat.
Dampak sekunder
Penurunan kualitas lingkungan, penurunan kesehatan masyarakat
3. Pembangunan sarana
Dampak primer
Penurunan kualitas lingkungan, peningkatan kebisingan, peningkatan
volume limbah padat dan cair.
Dampak sekunder
Perubahan estetika lingkungan, penurunan kualitas lingkungan
4. Mobilisasi peralatan penunjang kegiatan wisata
Dampak primer
Penurunan kualitas lingkungan, peningkatan kebisingan, peningkatan
kerusakan jalan
Dampak Sekunder
Penurunan kinerja jalan, keselamatan dan kemananan lalu lintas
masyarakat menurun
5. Demobilisasi peralatan dan tenaga kerja pembangunan
Dampak primer
Penurunan kualitas lingkungan, peningkatan kebisingan, peningkatan
kerusakan jalan
Dampak Sekunder
Penurunan kinerja jalan, keselamatan dan kemananan lalu lintas
masyarakat menurun
c. Tahap Operasi
1. Rekrutmen tenaga kerja Operasional
Dampak primer
Lapangan kerja, persepsi masyarakat, mengurangi pengangguran
Dampak sekunder
Peningkatan perekonomian masyarakat, peningkatan nilai social
masyarakat
2. Mobilisasi pekerja
Dampak primer
Penurunan kualitas udara, persepsi masyarakat, penurunan kualitas
lingkungan, peningkatan kebisingan
Dampak sekunder
Keamanan dan keselamatan lingkungan, peningkatan kerusakan jalan,
peningkatan bengunan dipinggir jalan

8.5. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Dampak


Untuk mengurangi dampak negatif penurunan kualitas lingkungan di sekitar
lokasi kegiatan usaha agowisata tembakau maka dilakukan analisis dampak
lingkungan dan solusi yang akan dilakukan. Hasil analisi sangat berpengaruh
terhadap metode penyelesaian masalah yang terjadi. Dampak tidak hanya terjadi
pada lingkungan secara nyata, namun dapat terjadi secara perubahan kondisi yang
tidak terlihat seperti perubahan pola kebiasaan masyrakat, terganggunya
ketenangan dan kenyamanan masyrakat. Untuk itu, perlu dilakukan kajian agar
proyek dapat dibangun dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan alam dan
masyrakat disekitarnya.
Dampak Lingkungan Hidup Tabel 8.5 Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Instansi
Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Pengelolaan Ketera
Hidup (UKL) Lingkungan Hidup (UPL) dan ngan
Pemantauan
Sumber
Jenis Besaran
Dampa Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
Dampak Dampak
k
Tahap Pra Konstruksi
Sosialis 1. Persepsi Masyaraka 1. Melakukan Balai Sebelum Menjaba Balai Sebelum Pelaksana : PT. Pernyat
asi negatif t Desa sosialisasi Desa dilakukan rkan Desa dilakukan Agrowisata aan
Rencan masyara Ajung dengan Ajung kegiatan rencana Ajung kegiatan Tembakau. kesetuj
a kat bekerjasama konstruksi kegiatan konstruks Pengawas : uan
Kegiata dengan pembangu kepada i Dinas warga
n Aparat Desa nan (pra- masyrak pembang Lingkungan dengan
dan konstruksi at dan unan (pra- Hidup, Badan adanya
perwakilan ) masyara konstruks hukum terkait, pemban
masyarakat kat i) perangkat desa gunan
2. Melakukan memaha dan perwakilan agrowis
negosiasi, minya. masyarakat ata
dan Ajung. tembak
memberi Penerima au
kompensasi laporan : Dinas
yang sesuai Lingkungan
hukum dan Hidup, Badan
peraturan hukum terkait,
perangkat desa
dan perwakilan
masyarakat
Ajung.
Rekrut 1. Lapanga 1. Jumlah Pendataan Masyar Sebelum Rekruitm lingkun Selama Pelaksana : PT. Warga
men n Kerja tenaga masyarakat kat dilakukan en gan proses Agrowisata sekitar
tenaga 2. Persepsi kerja yang yang lingkun kegiatan pekerja pemban pembang Tembakau. terlibat
kerja Masyara dibutuhkan bekerja gan kontruksi melibatk gunan unan Pengawas : dalam
kat . pada pemban pembangu an agrowis agrowisat Dinas proses
3. Peningk 2. Kesejahter proyek gunan ann (pra- masyara ata a Lingkungan pemban
atan aan pembangun agrowis konstruksi kat tembaka tembakau. Hidup, Badan gunan
perekon masyarakat an. ata ). sekitar. u. hukum terkait, proyek
omian meningkat. tembak perangkat desa agrowis
masyara au. dan perwakilan ata
kat masyarakat tembak
Ajung. au.
Penerima
laporan : Dinas
Lingkungan
Hidup, Badan
hukum terkait,
perangkat desa
dan perwakilan
masyarakat
Ajung.

Pengur persepsi Masyarakat 1. Melakuk 1. Bala Sebelum Menjaba 1.Balai Sebelum Pelaksana : PT. Surat
usan masyarak Desa Ajung an i dilakukan rkan Desa dilakukan Agrowisata Perijina
izin at, sosialisas Desa kegiatan rencana Ajung kegiatan Tembakau. n
perlindun i dengan Ajun kontruksi kegiatan , konstruks Pengawas : mendiri
bekerjasa g, pembangu kepada Kanto i Dinas kan
gan badan
ma Kant ann (pra- masyrak r Desa pembang Lingkungan usaha
hukum dengan or konstruksi at dan Ajung unan PT. Hidup, Badan disetuju
Aparat Desa ). masyara 2.Kanto PT. hukum terkait, i.
Desa dan Ajun kat r Agrowisa perangkat desa
perwakil g memaha pengu ta dan perwakilan
an 2. Kant minya. rusan Tembaka masyarakat
masyara or surat u Ajung.
kat peng perijin Penerima
2. Menguru urus an laporan : Dinas
si surat an bangu Lingkungan
perijinan surat n Hidup, Badan
, dan perij usaha hukum terkait,
memberi inan perangkat desa
kompens bang dan perwakilan
asi un masyarakat
usah Ajung.
a
Tahap Konstruksi
Mobilis Penuruna Meningkatnya Menjadwal Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : PT. Peralata
asi n kualitas angka kegiatan kegiata kegiatan tan dan kegiatan kegiatan Agrowisata n dan
peralat udara, kemacetan Operasional n konstruksi pendataa Pemban konstruks Tembakau. material
an, peningkat lalu lintas, mobilisasi Pemban pembangu n secara gunan i Pengawas : didatan
tenaga timbulnya dan gunan nan langsung proyek pembang Dinas gkan
an
kerja, polusi udara demobilisas proyek agrowisat dan agrowis unan Lingkungan sesuai
dan
kebisinga disekitar i peralatan agrowis a terjadwal ata agrowisat Hidup, Badan jadwal
materia n, pembangunan dan ata tembakau . tembaka a hukum terkait,
l persepsi pabrik, terjadi material tembak u tembakau perangkat desa
pemban masyarak kerusakan au dan perwakilan
gunan at, jalan masyarakat
peningkat Ajung.
an Penerima
kerusakan laporan : Dinas
jalan, Lingkungan
penurunan Hidup, Badan
hukum terkait,
kesehatan
perangkat desa
lingkunga dan perwakilan
n, masyarakat
gangguan Ajung, Dinas
kamtibma Perhubungan,
Kepolisian
s,
Sektor Ajung
penurunan
kinerja
jalan,
penurunan
kesehatan
masyarak
at
Pemban 1. penurun Jumlah limbah 1. Me Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : Pemban
gunan an sisa lakukan kegiata kegiatan tan di kegiatan kegiatan perusahaan gunan
Sarana kualitas pembangunan proses n konstruksi lapang, Pemban konstruks kontraktor, sudah
udara pembang Pemban pembangu Observas gunan i divisis sesuai
2. peningk unan gunan nan i dan proyek pembang pengelola dengan
atan sesuai proyek agrowisat wawanca agrowis unan pembangunan standar
kebising peraturan agrowis a ra ata agrowisat agrowisata dan
a 2. Me ata tembakau dengan tembaka a tembakau. peratura
3. peningk minimalk tembak masyara u tembakau Pengawas : n yang
atan an atau au kat DLH, aparat ditetapk
volume mengelol desa dan an
limbah a limbah hukum terkait
padat yang Penerima
dan cai dihasilka laporan : DLH,
4. perubah n DLH, aparat
an desa dan
komodit hukum terkait
i asli
lingkun
gan
5. persepsi
masyara
kat.
6. Penuru
nan
kualitas
lingkun
gan
Mobilis 1. penuru Peningkatan Menjadwal Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : peralat
asi nan jumlah kegiatan kegiata kegiatan tan kegiatan kegiatan perusahaan an
peralat kualita kemacetan Operasional n konstruksi secara Pemban konstruks kontraktor, penunj
an s lalu lintas dan mobilisasi Pemban pembangu langsung gunan i divisis ang
Peningkatan peralatan gunan nan keadaan proyek pembang pengelola
penunj udara, kegiata
jumlah polusi penunjang proyek proyek kendaraa agrowis unan pembangunan
ang 2. pening udara kegiatan agrowis agrowisat n sudah ata agrowisat agrowisata
n
kegiata katan wisata ata a sesuai tembaka a tembakau. wisata
n kebisi tembak tembakau dengan u tembakau Pengawas : didatan
wisata ngan, au standar DLH, aparat gkan
3. pening yang desa dan sesuai
katan ditentuka hukum terkait jadwal
kerusa n. Penerima
kan laporan : DLH,
jalan DLH, aparat
desa dan
hukum terkait
Demobi 1. Penuru Jumlah Menjadwal Area Setelah Pengama Area Setelah Pelaksana : Peralata
lisasi nan kemacetan kegiatan kegiata kegiatan tan kegiatan kegiatan perusahaan n dan
peralat kualita lalu lintas di Demobilisa n konstruksi secara Pemban konstruks kontraktor, material
an dan s darat pada si peralatan Pemban pembangu langsung gunan i divisis dikemb
tenaga udara, areal kegiatan dan gunan nan proyek pembang pengelola alikan
kerja 2. pening pembangunan material proyek proyek Keadaan agrowis unan pembangunan sesuai
pemban katan proyek Peningkata agrowis agrowisat kendaraa ata agrowisat agrowisata jadwal
gunan agrowisata n Keamaan ata a n sudah tembaka a tembakau.
kebisi
tembakau disekitar tembak tembakau sesuai u tembakau Pengawas :
ngan, lokasi au dengan DLH, aparat
3. persep krusakan jalan proyek standar desa dan
si karena yang hukum terkait
masya dilewati oleh ditentuka Penerima
rakat, kendaraan n. laporan : DLH,
4. pening berat DLH, aparat
katan desa dan
Peningkatan hukum terkait
kerusa keamanan
kan disekitar
jalan, pembangunan
5. penuru pabrik
nan
keseha
tan
lingku
ngan,
6. gangg
uan
kamtib
mas,
7. penuru
nan
kinerja
jalan
Direksi 1. penuruna Jumlah limbah 1. Melakuk Area Selama Pengama Area Selama Pelaksana : Pemban
kit n sisa an proses kegiata kegiatan tan di kegiatan kegiatan perusahaan gunan
kualitas pembangunan pembang n konstruksi lapang, Pemban konstruks kontraktor, sudah
lingkung unan Pemban pembangu Observas gunan i divisis sesuai
an Penebangan sesuai gunan nan i dan proyek pembang pengelola dengan
2. peningka tanaman peraturan proyek proyek wawanca agrowis unan pembangunan standar
tan disekitar lahan 2. Memini agrowis agrowisat ra ata proyek agrowisata yang
kebising proyek malkan ata a dengan tembaka agrowisat tembakau. ada.
a agrowisata atau tembak tembakau masyara u a Pengawas :
3. peningk tembakau mengelol au kat tembakau DLH, aparat
atan a limbah desa dan badan
volume yang hukum terkait
limbah dihasilka Penerima
4. penurun n laporan : DLH,
an 3. Melakuk aparat desa dan
kualitas an badan hukum
air tanah sosialisas terkait
i dengan
bekerjasa
ma
dengan
Aparat
Desa dan
perwakil
an
masyara
kat

Tahap Operasi
Rekrui 1. Lapang Jumlah tenaga 1. Upah Lokasi Selama Inventari Lokasi Selama Pelaksana : PT. Pemilih
ment an kerja dari disesuika Agrowi kegiatan sasi Agrowis kegiatan Agrowisata an
Tenaga kerja masyarakat n UMR sata operasion tenaga ata operasion Tembakau tenaga
Kerja 2. Perseps Desa Ajung dengan Tembak al wisata kerja Tembak al wisata, Jember kerja
i dansekitarnya peraturan au au dan Pengawas : mempri
masyar di melapor Dinas tenaga oritaska
akat Meningkatnya Kabupate pada kerja dan n
3. Pening pendapatan n Jember dinas trnsmigrasi kemam
katan masyarakat 2. Membaya terkait Penerima puan
pereko r pajak sesuai laporan : Dinas dan
nomia tepatwakt peraturan tenaga kerja keteram
u waktu dan trnsmigrasi pilan
n
yang
masya ditentuka
rakat n
Mobilis Persepsi Masyarakat Menjadwal Lokasi Selama Pengama Lokasi Selama Pelaksana : PT. Mobilis
asi masyarakat Desa Ajung Mobilisasi Agrowi kegiatan tan Agrowis kegiatan Agrowisata asi
tenaga tenaga sata operasion secara ata operasion Tembakau tenaga
kerja kerja Tembak al wisata langsung Tembak al wisata Jember. kerja
au keadaan au Pengawas : sesuai
pekerja Dinas tenaga jadwal
sudah kerja dan
sesuai trnsmigrasi,
dengan Dinas
jadwal Perhubungan
yang Penerima
ditentuka laporan : Dinas
n. tenaga kerja
dan trnsmigrasi,
Dinas
Perhubungan
8.7. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
Analisis kelayakan lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan metod
LCA. Dimana dengan menganalisis kegiatan usaha dari pra-konstruksi sampai
pasca konstruksi dapat membantu dalam memantau dan mengevaluasi dampak
yang terjadi serta penanganan yang harus dilakukan.
BAB 9. KESIMPULAN

9.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan rencana usaha Agrowisata Tembakau diatas, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Tembakau merupakan komoditi emas di Kabupaten Jember yang memiliki
nilai ekonomi tinggi. Termasuk komoditas SDA yang melimpah, dan
pemanfaatan hanya sebagai produk olahan. Karenanya agrowisata menjadi
alternatif usaha untuk menambah nilai ekonomi dari sektor wisata.
2. Lokasi pembangunan PT. Agrowista Tembakau yaitu di Desa Desa Ajung,
Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.
3. Luas lahan termasuk bangunan kantor dan fasilitas penunjang pembangunan
yaitu 100 Ha yang terdiri dari 80 Ha luas lahan tembakau dan 20 Ha luas
lahan bangunan agrowisata.
4. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk direktur utama, manager dan
stafnya sejumlah 26 orang, sedangkan pada proses kegiatan perjalanan
wisata sebanyak 32 orang.
5. Target wisatawan agrowisata tembakau perhari yaitu 500 wisatawan dengan
segment pasar yaitu wisatawan lokal dan mancanegara,
sekolah/universitas/yayasan, agen travel dan komunitas tembakau.
6. Suplai bahan baku yang dalam hal ini yaitu wisatawan didapatkan dari
kerjasama agen travel, lembaga pendidikan, komunitas dan lembaga dinas
terkait.
7. Investasi modal PT. Agrowisata Tembakau sebesar Rp. 151.161.320.
8. Berdasarkan hasil perhitungan nilai NPV diketahui bahwa NPV pada
agrowisata Tembakau Jember >1 yang menunjukkan bawa agrowisata ini
layak untuk didirikan.
9. Berdasarkan perhitung BEP diketahui bahwa agrowisata akan memperoleh
keuntungn pada penjualan tket ke 46,902 tiket.
10. Berdasarkan perhitungn PBP diketahui bahwa waktu pengembalian modal
yang diperlukan untuk mengembalikan modal asal yaitu 0,04 tahun atau
sama dengan 14 hari.
11. Berdasarkan analisis IRR,investasi yang dilakukan akan menghasilakan
keuntungan apabila investasi yang dilakukan sebesar 48%.
12. Berdasarkan hasil perhitungnn B/C rasio agrowisata dapat diketahui bahwa
usaha ini layak karena nilai B/C rasio >0.
13. Agrowisata tembakau menetapkan batas administrasi pembangunan dan
melakukan pembangunan dengan beberapa tahapan serta pengolahan
agrowisata yang meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dengan
melakukan analisis kelayakan lingkungan.

9.2 Rekomendasi
Sektor pariwisata memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan dan
berkelanjutan. Karenanya pemanfaatan SDA sebagai kegiatan wisata mampu
meningkatkan nilai ekonomi dengan dua faktor sekaligus yaitu pemanfaatan
potensi SDA dan perkembangan wisata baru. Namun, perlu diingat bahwa
pembangunan harus mempertimbangkan stabilitas kualitas lingkungan dan
perencanaan finansial yang matang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Pemerintah Tetapkan Rencana Kebijakan Cukai Hasil Tembakau


2020. https://mediaindonesia.com/read/detail/259385-pemerintah-
tetapkan-rencana-kebijakan-cukai-hasil-tembakau-2020. [Diakses pada 21
April 2020].
BPS. 2014. Luas Panen, Rata-rata Produksi, dan Total Produksi Tembakau Voor
Oogst Kasturi Menurut Kecamatan..
https://jemberkab.bps.go.id/statictable/2015/03/12/79/luas-panen-rata-rata-
produksi-dan-total-produksi-tembakau-voor-oogst-kasturi-menurut-
kecamatan-2013.html. [Diakses pada 22 April 2020]
Badan Pusat Statistik Jember. 2018. Kecamatan Ajung Dalam angka 2018.
Jember. Badan Pusat Statistik.
Hadi, N. 2012. Pengembangan Kawasan Agrowisata Sondokoro di Kabupaten
Karanganyar. Skripsi. Malang: Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas
Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim.
Menteri Pertanian. 2012. Pedoman Penanganan Pascapanen Tembakau. Peraturan
Mentri Pertanian (56).
Sukmana O. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan
Komunitas Berbasis Potensi Lokal (Studi di Desa Wisata Bunga Sidomulyo
Kota Batu Jawa Timur). Jurnal Humanity. Volume 6. Nomor 1, September
2010 :59-64
Suwarto. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan. Jakarta: penebar Swadaya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.
Wibowo, R. 2007. Revitalisasi Komoditas Unggulan Perkebunan Jawa Timur.
Jakarta:Perhepi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif [Kemenparekraf]. 2012. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif. Jakarta
Kotler, K.(2009). Manajemen Pemasaran 1.Edisi ketiga belas. Jakarta: Erlangga
Prasetyo, M., Sri, S., dan Mustapid. 2018. Pariwisata Tembakau Di Kabupaten
Jember dan Strategi Pengembangannya . Seminar Nasional . Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Pujawan. 1995. Ekonomi Teknik. Jakarta: Guna Widia.
Zulfikar, F. 2019. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/17/tembakau-
asal-jember-yang-mendunia. [Diakses pada tanggal 21 April 2020].

Anda mungkin juga menyukai