Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

DEMONSTRASI PLOT TANAMAN


SELADA ORGANIK

OLEH
RITA EVIANA NASUTION,SP. (PENYULUH PENDAMPING)
KELOMPOKTANI SRI REZEKI DESA ARAS
KEC. AIR PUTIH (DEMONSTRATOR)

DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BATU BARA


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Demplot atau demonstrasi plot adalah suatu metode penyuluhan pertanian yang
dapat digunakan sebagai sarana penyampai informasi kepada petani sebagai pelaku
utama .Penyampaian informasi ini dilakukan dengan mendemonstrasikan secara langsung
yang nantinya menjadi motivasi bagi pelaku utama untuk menerapkan teknologi secara
luas terutama untuk pribadi pelaku demonstrasi dan untuk seluruh anggota kelompok
pada umumnya.

Peranan penyuluh sebagai ujung tombak dalam proses pemberdayaan petani


dilapangan untuk membentuk petani yang tanggap akan perkembangan informasi dan
teknologi serta mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

UU No. 16 Tahun 2006 Tantang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan


Kehutanan ( SP3K ), yang mengatur tentang tugas pokok dan fungsi ( Tupoksi )
penyuluh. Penyuluh adalah motor penggerak dalam memberikan pembelajaran bagi
petani , agar petani mampu merubah pola pikir dari petani tradisional menjadi petani yang
modern dan orientasi usaha tani tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga tetapi
juga sebagai perusahaan yang harus menguntungkan.

Berdasarkan uraian diatas , tidaklah berlebihan apabila penyuluh pertanian dimasa


kini harus mampu menjadi agen dalam perubahan sikap dan prilaku petani, sehingga
petani menjadi tangguh dalam menjawab tantangan jaman yang semakin maju.

Dalam posisinya sebagai agen perubahan, penyuluh dituntut harus memiliki 4 K,


yaitu :

1. Keinginan
2. Kemauan
3. Kemampuan
4. Keberanian.

Apabila 4 hal diatas dimiliki oleh seorang penyuluh maka sebagai agen perubahan
semua yang diharapkan akan muda dilaksanakan. Selain itu penyuluh juga harus
mempunyai jiwa wira usaha , karena dalam memberikan informasi dan teknologi pertanian
berhubungan dengan mitra. Wira usaha diperlukan untuk membantu pelaku utama dalam
menjalin kerja sama dengan mitra usaha, karena usaha tani yang baik tidak akan
mendapatkan hasil ( income ) yang tinggi tanpa adanya mitra yang dapat diajak mekerja
sama.

Aras, 25 April 2017


I. LATAR BELAKANG
Dalam melaksanakan usaha tanam selada ada beberapa hal yang menjadi
tantangan , salah satunya adalah bagaimana upaya ataupun cara yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan tanaman yang sehat untuk dikonsumsi. Selada merupakan sayuran
daun yang berasal dari daerah (negara) beriklim sedang. Menurut sejarahnya, tanaman ini
telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu. Tanaman selada berasal dari kawasan
Amerika. Hal ini dibuktikan oleh Christoper Columbus pada tahun 1493 yang menemukan
tanaman selada di daerah Hemisphere bagian barat dan Bahamas (Rukmana, 1994).
Selada merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Konsumennya mulai dari kalangan masyarakat kelas bawah hingga kalangan masyarakat
kelas atas. Selada sering dikonsumsi mentah sebagai lalap lauk makan yang nikmat
ditemani sambal. Masakan asing seperti salad menggunakan selada untuk campuran,
begitu juga hamburger, hot dog, dan beberapa jenis masakan lainnya. Hal tersebut
menunjukkan dari aspek sosial bahwa masyarakat Indonesia mudah menerima kehadiran
selada untuk konsumsi sehari-hari (Haryanto et al., 1995).
Pada tahun 2000, pemerintah Singapura ingin mengembangkan tanaman sayuran di
Riau, salah satunya adalah selada. Produksi sayuran di Provinsi Riau masih tergolong
rendah. Rendahnya produksi sayuran berdaun lebar terutama dapat dilihat dari hasil
produksi pada tahun 2005 yaitu mencapai 2.516 ton dengan luas lahan tanam 365 ha yang
tersebar di seluruh kabupaten (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2006).
Rendahnya produktivitas tanaman selada ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi suatu
tanaman adalah ketersediaan unsur hara. Unsur hara dapat ditingkatkan ketersediaannya
dalam tanah dengan memperbaiki kondisi tanah melalui pemupukan.
Di dalam tanah memang sudah tersedia makanan secara alamiah, namun adanya
alasan alamiah yang sama, tidak semua tanah menyediakan makanan yang cukup untuk
tanaman. Tanah yang tidak menyediakan makanan ini perlu dibantu dengan menambah
kadar makanan di dalam tanah, yaitu dengan memberikan pupuk. Salah satu jenis pupuk
yang diberikan adalah pupuk kandang yang berfungsi untuk menyediakan hara organik
bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan menahan air dalam tanah. Pupuk organik
mempunyai fungsi yang penting untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan,
meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan simpan air, yang
keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah pula (Sunardjono, 2005).Selain itu
system tandur jajar legowo juga memudahkan dalam kegiatan perawatan, yakni
penanggulangan gulma, pengendalian hama dan penyakit juga pemupukan.
Demplot ini dijadikan sebagai wadah pembelajaran antara petani mengintroduksi
budidaya selada secara organik yang tepat dan efisien dan Membimbing petani kearah
usaha tani yang lebih ekonomis dan berdaya saing.

II. TUJUAN PELAKSANAAN DEMPLOT

1. Menunjukkan cara penerapan budidaya selada secara organik.


2. Membuat wahana kunjungan percontohan tanaman kepada petani disekitar lokasi
demplot
3. Sebagai wahana belajar bagi petani dan penyuluh serta mengintroduksi budidaya
selada secara organik yang tepat dan efisien
4. Memperkenalkan beberapa Komoditi baru Khususnya tanaman selada kepada
petani untuk memberikan alternatif Budidaya Komoditi lain;
5. Membimbing petani kearah usaha tani yang lebih ekonomis dan berdaya saing.
III. METODOLOGI

1. WAKTU DAN TEMPAT

1. WAKTU DAN TEMPAT


a. Lokasi
- Kelompoktani : SRI REZEKI
- Desa : Aras
- Kecamatan : Air Putih
- Luas : 0,04 ha
- Demonstrator : Budi Suyitno
b. Waktu Pelaksanaan
- Pengolahan Tanah : 01 Februari 2017
- Semai : 20 Februari 2017
- Tanam : 13 Maret 2017
- Pemupukan dasar : 05 Februari 2017
- Pemupukan Mol N : 22 Februari dan 15 Maret 2017
- Panen : 7 April 2017

2. BAHAN
Luas Lahan yang dipakai untuk unit demplot 0,04 Ha, Benih selada varietas yang
digunakan adalah Grand Rapids dan Pupuk yang digunakan Pupuk
Kandang/Kompos, Mol kandungan N, ZPT dan Pestisida Nabati.
- Benih selada : 3 bungkus
- Pupuk kandang : 100 Kg
- Mol N : 1 Liter
- ZPT : 1 Liter
- Pestisida Nabati : 2 Liter

3. KETENTUAN PELAKSANAAN
- Demontrasi dilaksanakan di lahan petani seluas 0,04 ha yang terletak dalam
satu wilayah kelompok, terletak pada tempat strategis yaitu pinggir jalan yang
sering dilalui oleh para petani dan didaerah tersebut bukan daerah yang rawan
(daerah yang sering mengalami gangguan alam, serangan hama penyakit dan
sebagainya).

- Demontrasi dilaksanakan oleh petani secara berkelompok yang dipimpin oleh


kontak tani atau petani maju dengan syarat, petani demonstator mempunyai
tingkat keterampilan dalam usaha tani sudah cukup baik, petani demonstrator
mau dan mampu menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilannya kepada
petani sekitarnya, dan demonstrator bersedia menanam Selada secara organik.

- Petugas Pembimbing/Penyuluh Pendamping,Membimbing petani demonstrator


dalam hal cara menanam, Merawat dan pasca panen.

4. PELAKSANAAN
Terdapat dua kelompok besar budidaya selada (Lactuca Sativa) yang
berkembang di Indonesia. Pertama, selada daun bentuk korp-nya bulat lepas,
daunnya hijau mengembang. Kedua, selada korp (heading lettuce) bentuk korp-
nya bulat atau lonjong dan korp-nya padat. Dari dua jenis yang paling banyak
dibudidayakan adalah tipe selada daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung
berkerut-kerut, atau populer dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran
ditanam di daerah tropis dan panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan bisa
tumbuh dengan subur di dataran rendah dan panas seperti Jakarta.

Pada dasarnya suhu optimal bagi budidaya selada kriting berkisar antara 15-
25°C dengan ketinggian 900 meter hingga 1.200 meter dari permukaan laut. Jenis
tanah yang disukai selada kriting adalah lempung berdebu, lempung berpasir, dan
tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada keriting masih
toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan dan pupuk
organik yang memadai.

a. Pemilihan benih dan penyemaian

Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji atau benih selada diperoleh dengan
menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan berbuah. Setelah tua baru
diambil bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer saat ini antara
lain Grand Rapids. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan adalah 250 gram.
Untuk mendapatkan hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai
terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.

Siapkan bedengan dengan lebar 1,5 meter panjang bedengan 15 meter dan
tinggi sekitar 15 cm,. Posisi bedengan harus ditempat terbuka dan jauh dari
gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah sekam dengan
perbandingan 1:1. Pupuk kandang yang digunakan harus sudah betul-betul matang
untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yangn tidak diharapkan.
Kegunaan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara dan nutrisi. Arang sekam
diperlukan untuk menggemburkan tanah agar pencabutan bibit tidak merusak
akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian atau
dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada adalah
pH 5 sampai 6,8.

Siram media penyemaian dengan air untuk memberikan kelembaban pada


benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena bisa
membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata diatas bedengan.
Padat penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai.
Apabila penyemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa
berupa rumput, jerami atau daun kering diatasnya. Hal tersebut berguna untuk
mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Perawatan pada tahap penyemaian ini adalah penyiraman rutin, penyiangan


gulma dan pengawasan hama dan penyakit. Dalam budidaya selada keriting
organik tidak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apa bila ada hama
bisa diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit bisa
diberikan pupuk kandang tambahan dan penyemprotan pestisida nabati bila
diperlukan. Bibit selada keriting bisa dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai atau
berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

b. Pengolahan tanah dan penanaman bibit

Pengolahan lahan untuk budidaya selada keriting tergantung pada jenis,


struktur dan tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan dipakai sangat keras,
lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan penggemburan
dengan cara dicangkul. Kemudian bentuk bedengan dengan ukuran lebar 1 meter
tinggi 15 cm dan panjang kurang lebih 10 meter atau tergantung kondisi lahan.
Agar bedengan tetap kering, terutama di lahan-lahan basah seperti bekas sawah,
tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm, dikiri dan kanan bedengan dibuat gang
untuk saluran drainase. Lebar bedengan tidak diperkenankan terlalu lebar untuk
memudahkan pemeliharaan.

Budidaya selada keriting memerlukan lingkungan keasaman yang netral


dengan pH ideal 5-6,8. Apabila kondisi tanah asam sebaiknya dilakukan proses
penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedangkan bila tanah terlalu basa
netralkan dengan belerang atau gipsum. Misalnya, untuk menetralkan tanah yang
memiliki pH 5,5 diperlukan kapur sebanyak 0,1 kg per meter persegi sehingga
derajat keasaman naik menjadi pH 6,5. Sebaliknya untuk menurunkan pH tanah
bisa diberikan belerang atau gipsum sebanyak 0,6 kg per meter persegi.

Untuk memperkaya humus tanah dicampur dengan pupuk kandang yang


telah matang atau pupuk kompos. Jumlah pupuk kandang yang disarankan untuk
kotoran ayam adalah 100 kg per 200 m2. Kalau kita menggunakan pupuk kompos,
jumlah kompos yang disarankan sebanyak 2 kg per meter persegi. Pemberian
pupuk organik bertujuan untuk menggemburkan lahan dan mempertinggi aktifitas
mikroorganisme didalam tanah. Setelah tanah dicampur dengan pupuk kandang
atau kompos, diamkan selama 2 hari, kemudian haluskan kembali tanah dengan
pencangkulan.

Setelah lahan siap pindahkan bibit selada keriting dari tempat penyemaian.
Dalam memindahkan tanaman, sebaiknya angkat dengan tanah yang menyangga
zona perakaran. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal atau dilubangi dengan
tangan saja. Besar dan dalam lubang tanam disesuaikan dengan perakaran bibit
selada keriting yang akan dipindahkan. Atur jarak tanam sebesar 15 x 15 cm.

c. Perawatan budidaya selada

Perawatan yang dilakukan dalam budidaya selada kriting diantaranya


penyiraman, pemupukan dan penyiangan. Penyiraman dilakukan sesuai dengan
cuaca yang ada. Jika tidak ada hujan lakukan 2 kali penyiraman dalam satu hari
setiap pagi dan sore. Penyiraman bisa dilakukan pada siang hari namun dengan
intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu mendadak pada
tanaman.

Setelah bibit yang ditanam berumur 2 minggu, apabila tanaman kurang


subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikan tambahan pupuk
kandang. Pupuk kandang yang digunakan hendaknya yang mengandung unsur
nitrogen tinggi seperti kotoran ayam. Pada umur tanaman mencapai 9 dan 32 hari
sejak tanam semprotkan Mol N dengan dosis 1 liter per rante

Meskipun siklus panennya cepat, penyiangan tetap diperlukan karena


tanaman selada kriting ini memiliki akar yang dangkal sehingga daya saingnya
sangat rendah dibanding tanaman pengganggu. Untuk itu perlu ada penyiangan
yang teratur dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Dalam budidaya selada
keriting biasanya diperlukan minimal satu kali penyiangan gulma selama masa
budidaya.

Cara penyiangan gulma sedkit berbeda pada musim kemarau dan penghujan.
Pada musim kemarau gulma dicabut atau dipotong, kemudian dibiarkan di
permukaan tanah. Gunanya sebagai tambahan pupuk hijau dan membentuk mulsa
untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman bisa dihemat. Pada
musim hujan, gulma harus dicabut dan bedengan harus bersih dari hijauan. Hal ini
untuk menghindari tumbuhnya jamuir dan penyakit di sekitar tanaman selada
akibat kelembaban yang tinggi.
d. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting adalah sebagai
berikut:

 Jangel (Bradybaena similaris ferussac), bentuknya seperti siput berukuran 2


cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa bersembunyi pada
pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun berlubang.
 Tangek (Parmalion pupilaris humb), bentuknya mirip dengan jangel namun
tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun.
Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau dibanding musim hujan.
 Busuk lunak (soft rot), penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini
menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi
coklat kemudian layu. Selain bisa menyerang tanaman yang masih ditanam,
penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.
 Busuk pangkal daun, penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini
menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.

Dalam budidaya selada keriting organik, tidak diperbolehkan menyemprot


hama dan penyakit dengan pestisida sintetis. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan dengan memperhatikan pemupukan, kebersihan kebun, rotasi tanaman
dan kalau terpaksa lakukan penyemprotan dengan pestisida nabati.

Penyiraman teratur dan pemupukan yang tepat terbukti efektif


mengendalikan hama. Namun, pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan
melakukan budidaya tanaman sehat, mengatur kebersihan lingkungan seperti
menjaga irigasi dan drainase serta menjamin kecukupan nustrisi bagi tanaman
terutama untuk kekebalan tubuh tanaman itu sendiri seperti unsur kalium.

e. Panen budidaya selada

Panen dilakukan dengan mencabut tanaman sampai keakar-akarnya. Setelah


dipanen, bagian akar selada kriting dicuci dan daun-daun yang rusak dibuang.
Kelompokkan daun selada keriting berdasarkan ukuran. Pengerjaan pasca panen
harus dilakukan dengan cepat dan segera karena tanaman selada keriting tak tahan
panas dan penguapan. Apabila pengangkutan ke pasar ada jeda waktu yang lama,
simpanlah sayuran tersebut di tempat yang lembab dekat dengan air atau secara
rutin diciprati air.

IV. KEGIATAN EKSPOSE

Kegiatan ekspose dilakukan untuk memberikan contoh bagi petani disekitar lokasi
demplot, dari mulai pengolahan tanah, persemaia, penanaman, pemupukan,
perawatan sampai pasca panen sehingga petani mempunyai minat untuk menanam
selada organik di lahan mereka.

V. OUTPUT KEGIATAN

Output kegiatan yang diharapkan dari demplot selada organik adalah untuk
menambah wawasan petani dalam berbudidaya selada organik lebih ekonomis dan
berdaya saing.
LAMPIRAN
LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN
DEMPLOT TANAMAN SELADA ORGANIK
MULAI DARI LAPORAN AWAL, LAPORAN
PERKEMBANGAN DAN LAPORAN AKHIR DEMPLOT
LAPORAN MONITORING
DEMPLOT TANAMAN SELADA ORGANIK
DI DESA ARAS KECAMATAN AIR PUTIH

A. Kelompok tani : Sri rezeki


B. Tanggal monitoring : 27 Februari 2017
C. Kegiatan :
1. Melaksanakan kajian kebutuhan peluang petani seperti
a. Menentukan tempat atau lokasi kelompok tani yang
akan dijadikan lahan kegiatan demplot selada
organik
b. Menentukan varietas
c. Melaksanakan pengolahan tanah
d. Pemupukan dasar
2. Demplot dilaksanakan dilahan petani seluas 0.04 Ha
berada di pinggir jalan
3. Demonstrator dibimbing oleh penyuluh pendamping
4. Melaksanakan persemaian
5. Melaksanakan penyiraman di persemaian
6. melakukan pemupukan mol kandungan N

D. Masalah :-
E. Hasil : kegiatan berjalan sesuai harapan

Yang melaksanakan monitoring

RITA EVIANA NASUTION SP


LAPORAN MONITORING
DEMPLOT TANAMAN SELADA ORGANIK
DI DESA ARAS KECAMATAN AIR PUTIH

A. Kelompok tani : Sri rezeki


B. Tanggal monitoring : 27 Maret 2017
C. Kegiatan :
1. Melaksanakan penanaman
2. Melakukan Penyiraman pagi dan sore sesuai kebutuhan
3. Melakukan pemupukan Mol Kandungan N

D. Masalah :-
E. Hasil : kegiatan berjalan sesuai harapan

Yang melaksanakan monitoring

RITA EVIANA NASUTION SP


LAPORAN MONITORING
DEMPLOT TANAMAN SELADA ORGANIK
DI DESA ARAS KECAMATAN AIR PUTIH

A. Kelompok tani : Sri rezeki


B. Tanggal monitoring : 7 April 2017
C. Kegiatan :
1. Melaksanakan kegiatan pemanenan
2. Mencabut tanaman sampai akar
3. Mencuci tanaman sampai bersih

D. Masalah :-
E. Hasil : kegiatan berjalan sesuai harapan

Yang melaksanakan monitoring

RITA EVIANA NASUTION SP

Anda mungkin juga menyukai