Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Hasnan Hadiman

No. Stambuk : C 302 21 012


Matakuliah : Akuntansi Sektor Publik

REVIEW ARTIKEL/JURNAL INTERNASIONAL

1. Mulyani (2020). The Use Of Importance-Performance Analysis (Ipa) In Evaluating Factors


Influencing Data Quality Of Public Sector Accounting Information System In Indonesia,
Accounting and Business Journal, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen SUKMA.

Motivasi dan  Meskipun merupakan upaya besar untuk meningkatkan transparansi


Tujuan dan akuntabilitas keuangan negara manajemen dapat dicapai melalui
Penelitian penyajian laporan keuangan yang tepat waktu yang memenuhi dengan
standar akuntansi pemerintah yang berlaku umum, bukti menunjukkan
bahwa akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan sektor publik
di Indonesia belum membuat banyak kemajuan dan peningkatan
Sistem Informasi Akuntansi (AIS) nasional masih jauh dari
memuaskan (Nasution, 2008).
 Ryan, Stanley & Nelson (2002) menyatakan bahwa penyajian laporan
keuangan umumnya dianggap sebagai media utama untuk
melaksanakan akuntabilitas.
 Mardiasmo (2002) menunjukkan bahwa informasi akuntansi adalah
alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik.
 Peran keuangan pelaporan dalam memberikan informasi yang relevan
kepada pengguna telah mendapatkan perhatian yang meningkat akhir-
akhir ini bertahun-tahun.
 Harun (2007) menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sektor publik
akuntansi di Indonesia, sejalan dengan tujuan reformasi dan
demokratisasi, dan dalam konteks dari desentralisasi.
 Dalam proses penyusunan laporan keuangan, sumber dokumen seperti
bukti: transaksi merupakan data yang paling dibutuhkan. Dalam
prakteknya, dokumen sumber yang menjamin kualitas data input tidak
dikelola dan dipelihara dengan baik.
 Misalnya, duplikasi data, data yang tidak lengkap, data yang tidak
valid dan data yang tidak konsisten adalah penyebab utama rendahnya
produktivitas, buruknya pengambilan keputusan, dan penurunan
reputasi (Rochadi, 2013).
 Fokus dari makalah ini adalah untuk mengevaluasi faktor-faktor
penting yang mempengaruhi kualitas data akuntansi sistem informasi
di sektor publik Indonesia.
Pertanyaan Bagaimana faktor-faktor penting mempengaruhi kualitas data akuntansi
Penelitian sistem informasi di sektor publik Indonesia?
Hipotesis/ Walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit proposisi pada paper ini, penulis
Proposisi berasumsi bahwa Pentingnya Kinerja Analisis (IPA) grid digunakan untuk
mengukur faktor-faktor kritis dari produsen informasi perspektif.
Data/Sampel Penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengukur persepsi
terhadap Sistem Akuntansi Instansi (Sistem Akuntansi Institusi, SAI)
sebagai penghasil informasi dalam mempersiapkan keuangan pelaporan
Pemerintah Pusat. Kuesioner diadopsi dari penelitian Xu (2003, 2015) dan
Secara total, ada 23 faktor yang diadopsi dari Xu (2003, 2015).
Metode  Metode analisi dalam penelitian adalah enggunakan skala Likert lima
Analisis poin untuk mengukur tingkat kepentingan 1 (tidak penting) sampai 5
(sangat) penting) dan kinerja faktor kritis berdasarkan skala dari 1
(tidak berlaku) hingga 5 (Baik sekali).
 Untuk mencapai validitas yang lebih tinggi dari kuesioner, pre-test
diterapkan. Kuesioner dibagikan kepada dua akademisi dan lima
praktisi.
 Para praktisi terdiri dari empat operator dan satu verifikator. Setelah
dilakukan pretesting, dilakukan beberapa perubahan dan penambahan
pada instrumen.
Temuan/ Beberapa temuan/Hasil penelitian ini adalah :
Interpretasi 1. Tabel 3 menunjukkan hasil kajian dan pemeringkatan yang paling
penting dan paling banyak dilaksanakan faktor kualitas data.
2. Kepentingan rata-rata untuk semua 23 faktor dinilai pada 4,00,
sedangkan kinerja rata-rata adalah hanya rata-rata 3,38. Oleh karena
itu, jika kita merencanakan pentingnya dan kinerja pada IPA grid,
pemimpin pemerintah dan ahli strategi akan dapat dengan cepat
mengidentifikasi area di mana faktor-faktor kualitas data harus
mengalokasikan sumber daya mereka untuk memaksimalkan
informasi keuangan berkualitas tinggi laporan.
3. Persimpangan di IPA dibuat tersedia dengan menggunakan tingkat
kepentingan rata-rata pada 4,00 dan tingkat kinerja rata-rata 3,38.
Di kuadran I, berkonsentrasi di sini, personel SAI merasakan faktor
sebagai sangat penting, tetapi persepsi tingkat kinerja di bawah
rata-rata. Dengan demikian, upaya perbaikan lebih lanjut harus
dikonsentrasikan di sini. Ada tiga faktor yang termasuk dalam hal
ini kuadran, yaitu pemahaman sistem dan DQ (D18), pengendalian
internal (D23), dan budaya organisasi (D8).
4. Faktor-faktor seperti dukungan manajemen puncak (D1),
pendidikan dan pelatihan (D3), kontrol input (D9), manajemen
kualitas pemasok DQ (D15), kerja tim (D17), kompetensi personel
(D20), lingkungan fisik (D21) dan audit dan review (D22), terletak
di kuadran II, tetap baik kerja. Pada kuadran ini, faktor-faktor
tersebut dianggap sangat penting dan memuaskan dari SAI personil.
5. Semua faktor tersebut merupakan kekuatan organisasi dan institusi
pemerintah harus terus bekerja dengan baik untuk menghasilkan
informasi berkualitas tinggi, jika tidak, faktor-faktor ini mungkin
risiko jatuh ke dalam kuadran konsentrat di sini.
6. Beberapa faktor yang secara harfiah dikategorikan sebagai prioritas
rendah di kuadran III adalah DQ posisi manajer (D5), struktur
organisasi (D6), kebijakan dan standar DQ (D7), fokus pengguna
(D10), hubungan karyawan (D12), manajemen perubahan (D13),
pengukuran dan pelaporan (D14), perbaikan berkelanjutan (D16)
dan manajemen risiko (D19).
7. Beberapa faktor yang secara harfiah dikategorikan sebagai prioritas
rendah di kuadran III adalah DQ posisi manajer (D5), struktur
organisasi (D6), kebijakan dan standar DQ (D7), fokus pengguna
(D10), hubungan karyawan (D12), manajemen perubahan (D13),
pengukuran dan pelaporan (D14), perbaikan berkelanjutan (D16)
dan manajemen risiko (D19).
Komentar Secara umum, menurut artikel yang diulas, Plot IPA mengungkapkan bahwa
Terhadap pemahaman tentang sistem dan DQ, pengendalian internal, dan budaya
Artikel organisasi adalah faktor-faktor yang masuk ke dalam kuadran “konsentrasi
di sini”. Kuadran ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia harus
memfokuskan sumber daya mereka seperti uang, tenaga, dan waktu untuk
faktor-faktor ini. Di kuadran “kemungkinan berlebihan”, ada penekanan
yang berlebihan pada pemerintah alokasi sumber daya pada atribut yang
dianggap tidak penting dan sudah waktunya untuk mempertimbangkan
divestasi investasi di bidang ini dengan mengalokasikan lebih banyak
sumber daya ke kuadran berkonsentrasi di sini .
Peluang Berdasarkan penelitian ini maka penelitian yang dapat dilakukan di masa
Penelitian mendatang adalah lebih menilai dan mengevaluasi distribusi sumber daya
Selanjutnya organisasi dari faktor-faktor tersebut. Salah satu kesenjangan pengetahuan
utama yang akan diatasi dalam makalah ini adalah pengenalan Importance-
Performance Analysis (IPA) sebagai strategi alat pengambilan keputusan
yang dapat membantu pengambil keputusan organisasi di Indonesia untuk
secara strategis mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan kualitas
data laporan keuangan.
LAMPIRAN
ARTIKEL

Anda mungkin juga menyukai