1. Mulyani (2020). The Use Of Importance-Performance Analysis (Ipa) In Evaluating Factors
Influencing Data Quality Of Public Sector Accounting Information System In Indonesia, Accounting and Business Journal, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen SUKMA.
Motivasi dan Meskipun merupakan upaya besar untuk meningkatkan transparansi
Tujuan dan akuntabilitas keuangan negara manajemen dapat dicapai melalui Penelitian penyajian laporan keuangan yang tepat waktu yang memenuhi dengan standar akuntansi pemerintah yang berlaku umum, bukti menunjukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan sektor publik di Indonesia belum membuat banyak kemajuan dan peningkatan Sistem Informasi Akuntansi (AIS) nasional masih jauh dari memuaskan (Nasution, 2008). Ryan, Stanley & Nelson (2002) menyatakan bahwa penyajian laporan keuangan umumnya dianggap sebagai media utama untuk melaksanakan akuntabilitas. Mardiasmo (2002) menunjukkan bahwa informasi akuntansi adalah alat untuk melaksanakan akuntabilitas sektor publik. Peran keuangan pelaporan dalam memberikan informasi yang relevan kepada pengguna telah mendapatkan perhatian yang meningkat akhir- akhir ini bertahun-tahun. Harun (2007) menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sektor publik akuntansi di Indonesia, sejalan dengan tujuan reformasi dan demokratisasi, dan dalam konteks dari desentralisasi. Dalam proses penyusunan laporan keuangan, sumber dokumen seperti bukti: transaksi merupakan data yang paling dibutuhkan. Dalam prakteknya, dokumen sumber yang menjamin kualitas data input tidak dikelola dan dipelihara dengan baik. Misalnya, duplikasi data, data yang tidak lengkap, data yang tidak valid dan data yang tidak konsisten adalah penyebab utama rendahnya produktivitas, buruknya pengambilan keputusan, dan penurunan reputasi (Rochadi, 2013). Fokus dari makalah ini adalah untuk mengevaluasi faktor-faktor penting yang mempengaruhi kualitas data akuntansi sistem informasi di sektor publik Indonesia. Pertanyaan Bagaimana faktor-faktor penting mempengaruhi kualitas data akuntansi Penelitian sistem informasi di sektor publik Indonesia? Hipotesis/ Walaupun tidak dijelaskan secara eksplisit proposisi pada paper ini, penulis Proposisi berasumsi bahwa Pentingnya Kinerja Analisis (IPA) grid digunakan untuk mengukur faktor-faktor kritis dari produsen informasi perspektif. Data/Sampel Penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengukur persepsi terhadap Sistem Akuntansi Instansi (Sistem Akuntansi Institusi, SAI) sebagai penghasil informasi dalam mempersiapkan keuangan pelaporan Pemerintah Pusat. Kuesioner diadopsi dari penelitian Xu (2003, 2015) dan Secara total, ada 23 faktor yang diadopsi dari Xu (2003, 2015). Metode Metode analisi dalam penelitian adalah enggunakan skala Likert lima Analisis poin untuk mengukur tingkat kepentingan 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat) penting) dan kinerja faktor kritis berdasarkan skala dari 1 (tidak berlaku) hingga 5 (Baik sekali). Untuk mencapai validitas yang lebih tinggi dari kuesioner, pre-test diterapkan. Kuesioner dibagikan kepada dua akademisi dan lima praktisi. Para praktisi terdiri dari empat operator dan satu verifikator. Setelah dilakukan pretesting, dilakukan beberapa perubahan dan penambahan pada instrumen. Temuan/ Beberapa temuan/Hasil penelitian ini adalah : Interpretasi 1. Tabel 3 menunjukkan hasil kajian dan pemeringkatan yang paling penting dan paling banyak dilaksanakan faktor kualitas data. 2. Kepentingan rata-rata untuk semua 23 faktor dinilai pada 4,00, sedangkan kinerja rata-rata adalah hanya rata-rata 3,38. Oleh karena itu, jika kita merencanakan pentingnya dan kinerja pada IPA grid, pemimpin pemerintah dan ahli strategi akan dapat dengan cepat mengidentifikasi area di mana faktor-faktor kualitas data harus mengalokasikan sumber daya mereka untuk memaksimalkan informasi keuangan berkualitas tinggi laporan. 3. Persimpangan di IPA dibuat tersedia dengan menggunakan tingkat kepentingan rata-rata pada 4,00 dan tingkat kinerja rata-rata 3,38. Di kuadran I, berkonsentrasi di sini, personel SAI merasakan faktor sebagai sangat penting, tetapi persepsi tingkat kinerja di bawah rata-rata. Dengan demikian, upaya perbaikan lebih lanjut harus dikonsentrasikan di sini. Ada tiga faktor yang termasuk dalam hal ini kuadran, yaitu pemahaman sistem dan DQ (D18), pengendalian internal (D23), dan budaya organisasi (D8). 4. Faktor-faktor seperti dukungan manajemen puncak (D1), pendidikan dan pelatihan (D3), kontrol input (D9), manajemen kualitas pemasok DQ (D15), kerja tim (D17), kompetensi personel (D20), lingkungan fisik (D21) dan audit dan review (D22), terletak di kuadran II, tetap baik kerja. Pada kuadran ini, faktor-faktor tersebut dianggap sangat penting dan memuaskan dari SAI personil. 5. Semua faktor tersebut merupakan kekuatan organisasi dan institusi pemerintah harus terus bekerja dengan baik untuk menghasilkan informasi berkualitas tinggi, jika tidak, faktor-faktor ini mungkin risiko jatuh ke dalam kuadran konsentrat di sini. 6. Beberapa faktor yang secara harfiah dikategorikan sebagai prioritas rendah di kuadran III adalah DQ posisi manajer (D5), struktur organisasi (D6), kebijakan dan standar DQ (D7), fokus pengguna (D10), hubungan karyawan (D12), manajemen perubahan (D13), pengukuran dan pelaporan (D14), perbaikan berkelanjutan (D16) dan manajemen risiko (D19). 7. Beberapa faktor yang secara harfiah dikategorikan sebagai prioritas rendah di kuadran III adalah DQ posisi manajer (D5), struktur organisasi (D6), kebijakan dan standar DQ (D7), fokus pengguna (D10), hubungan karyawan (D12), manajemen perubahan (D13), pengukuran dan pelaporan (D14), perbaikan berkelanjutan (D16) dan manajemen risiko (D19). Komentar Secara umum, menurut artikel yang diulas, Plot IPA mengungkapkan bahwa Terhadap pemahaman tentang sistem dan DQ, pengendalian internal, dan budaya Artikel organisasi adalah faktor-faktor yang masuk ke dalam kuadran “konsentrasi di sini”. Kuadran ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia harus memfokuskan sumber daya mereka seperti uang, tenaga, dan waktu untuk faktor-faktor ini. Di kuadran “kemungkinan berlebihan”, ada penekanan yang berlebihan pada pemerintah alokasi sumber daya pada atribut yang dianggap tidak penting dan sudah waktunya untuk mempertimbangkan divestasi investasi di bidang ini dengan mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke kuadran berkonsentrasi di sini . Peluang Berdasarkan penelitian ini maka penelitian yang dapat dilakukan di masa Penelitian mendatang adalah lebih menilai dan mengevaluasi distribusi sumber daya Selanjutnya organisasi dari faktor-faktor tersebut. Salah satu kesenjangan pengetahuan utama yang akan diatasi dalam makalah ini adalah pengenalan Importance- Performance Analysis (IPA) sebagai strategi alat pengambilan keputusan yang dapat membantu pengambil keputusan organisasi di Indonesia untuk secara strategis mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan kualitas data laporan keuangan. LAMPIRAN ARTIKEL
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional