Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah Dosen Pengampun

Media Pembelajaran PAI Nunu Mahnun. M.Pd.

MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL

OLEH KELOMPOK 1

ANGGI MAHARANI AGUSTINA ( 11910123197 )

MELANI OKTAVIA ( 11910121103 )

MUHAMMAD RAHMAN ( 11910112666 )

LOKAL FIQIH A
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKAN BARU
1442 H/2020 M
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini, program pembelajaran seakan-akan belum dapat
memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran
berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk
menyampaikan materi tanpa mau tau tentang siswanya faham atau tidak. “Paham
tidak paham asal materi habis dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam
mendidik selalu menonton atau tidak melakukan Variasi-variasi. Banyak guru-guru
yang gagap teknologi sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses
pembelajaran.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Fungsi media
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru,
melainkan pembawa pesan-peasan informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang
dibutuhkan peserta didik. Agaknya kemajuan teknologi yang di alami oleh dunia pun
mempengaruhi pendidikan. Tidak sedikit pendidikan yang memanfaatkan media
elektronik dalam proses belajar mengajar. Ada yang memanfaatkan media dari segi
pendengarannya saja atau lebih akrab disebut audio, ada pula yang memanfaatkan
untuk melatih pandangan siswa disebut visual.
Penulis tidak membahas semua media yang sebagaimana disebutkan di atas.
Namun, penulis hanya memabahas media yang nerangsang pendengaran dan
penglihatan yaitu media audio visual.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian media visual, audio, dan audiovisual ?

2. Bagaimanakah kelemahan media visual, audio, dan audiovisual ?

3. Jelaskan kelebihan media visual,audio,dan audiovisual ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian media visual, audio, dan audiovisual.

2. Untuk mengetahui kelemahan media visual, audio, dan audiovisual.

3. Untuk mengetahui kelebihan media visual,audio,dan audiovisual.


BAB II
PEMBAHASAN

A. MEDIA PENGEMBANGAN BERBASIS AUDIO VISUAL

Bila dicermati frase “Media Audio dan Visual”, maka akan ditemukan tiga kelompok media,
yakni media audio, media visual, dan media audio visual. Ketiga jenis media tersebut
merupakan kelompok media berdasarkan jenisnya.1

1. MEDIA PENGEMBANGAN BERBASIS AUDIO

Media pembelajaran berbasis audio adalah media penyaluran pesan lewat indera pendengaran.
Di antara jenis media ini media rekaman dan radio. Media audio merupakan bentuk media
pengajaran yang murah dan terjangkau dan penggunaannya juga tidak rumit. Oleh karena itu
sudah sewajarnya kalau media tersebut pantas dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif
untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran.2 Ada berbagai jenis media berbasis audio meliputi
media rekaman audio dan media radio.

a. Media Rekaman

Rekaman berarti sesuatu yang direkam dapat berupa suara, gambar atau cetakan dan
sebagainya. Dalam pembahasan ini media rekaman berarti suara baik itu berupa suara
musik, suara manusia, suara binatang atau yang lainnya yang digunakan sebagai media
pembelajaran.3 Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik atau media digital
sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi

1
Evi Fatimatur Rusydiyah, media pembelajaran, ( IAIN Sunan Ampel Surabaya ) hal 121
2
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 154
3
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 155
pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
peserta didik sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar.

Keterampilan yang dapat dicapai dengan penggunaan media audio meliputi:


1. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya, peserta didik
mengidentifi kasi kejadian tertentu dari rekaman yang didengarnya.
2. Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan atau kalimat
singkat, peserta didik menandai salah satu pilihan pemyataan yang mengandung arti
yang sama.
3. Melatih daya analisis. Misalnya, peserta didik menentukan urut urutan kejadian atau
suatu peristiwa, atau menentukan ungkapan mana yang menjadi sebab dan yang mana
akibat dari pernyataan-pernyataan atau kalimat kalimat rekaman yang didengamya.
4. Menentukan arti dari konteks. Misalnya, peserta didik mendengarkan pemyataan
yang belum lengkap sambil berusaha menyempumakannya dengan memilih kata yang
disiapkan. Kata kata yang disiapkan itu berbunyi sangat mirip dan hanya dapat
dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
5. Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak
relevan. Misalnya, rekaman yang diperdengarkan mengandung dua sisi informasi
yang berbeda dan peserta didik mengelompokkan informasi ke dalam dua kelompok
itu.
6. Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Misalnya,
setelah mendengarkan rekaman suatu peristiwa atau ceritera, peserta didik diminta
untuk mengungkapkan kembali dengan kalimat kalimat mereka sendiri.

Adapun kelebihan media rekaman menurut Arief S. Sadirman, dkk, adalah sebagai berikut :

1. harga yang cenderung terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, ketersediaannya dapat
diandalkan.
2. Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga pesan dan isi pelajaran
dapat berada di beberapa tempat pada waktu yang bersamaan.
3. Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian, atau merekam
pekerjaan siswa sendiri dapat dilakukan dengan media audio.
4. Rekaman memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan diri sendiri
sebagai alat diagnosis guna membantu meningkatkan keterampilan mengucapkan,
membaca, mengaji atau berpidato.
5. Pengoperasian media rekaman relatif mudah.

Adapun kekurangan media rekaman menurut Arief S. Sadirman, dkk, adalah sebagai berikut :

1. Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan
atau informasi itu berada di tengah tengah pita, maka akan memakan waktu lama untuk
menemukannya, apalagi jika radio tape tidak memiliki angka-angka penuntun putaran
pitanya.
2. Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam macam menimbulkan kesulitan
untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang
berbeda dengannya.

Peralatan media rekaman telah mengalami perkembangan sedemikian rupa dari waktu ke
waktu. Tahapan-tahapan perkembangan mediarekaman setidaknya telah mengalami 4 fase
diantaranya :

1. Gramaphone
Pada tahun 1894, Emir Berliner mencetuskan ide untuk mencetak suara di atas piringan
dan bukan silinder dengan alasan lebih mudah direproduksi. Ide piringan inilah yang
berkembang menjadi disc yang kita kenal sekarang ini. Gramaphone adalah satu-
satunya alat pereka dan playback yang umum digunakan, tetapi zaman sudah mulai
berubah. Hollywood mulai mengambil perana dalam perkembangan rekaman dengan
menggunakan suara di fi lm. Berikut adalah gambar gramaphone.4

2. Tape Recording

Tape mulai popular tahun 1950-an. Perkembangan tape recording ini membawa
perubahan yang pesat dalam membuat musik. Jika sebelumnya seorang yang akan
direkam harus mengucapkan suara atau membawakan lagu dengan sempurna saat
direkam, dengan adanya tape recording, proses penambalan dan edit yang lebih mudah,
berbagai kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah. Berikut gambar tape recording
untuk merekam suara.5

Gambar tape recorder model lama

4
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 158
5
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 159
Gambar tape recorder model baru

3. Multitrack Recording

Pada tahun 1940-an dimulainya eksperimen dengan menggunakan multitrack recording


yang terus berkembang menjadi lebih rumit hingga tahun 1960-an. Dengan adanya
multitrack recording, teknik merekam dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan.
Efek lain yang ditimbulkan oleh multitrack recording ini adalah munculnya suara
stereo. Para insiyur suara pada tahun 1930-an mulai bereksperimen dengan merekam
menggunakan 2 microphone, 2 amplifi er, dan 2 speaker yang menyebabkan efek aural
yang menyenangkan. Pada tahun 1960-an, 8 track player yang biasa diasosiasikan
dengan player untuk mobil menjadi sangat populer namun segera mati dan digantikan
oleh kaset.

4. Digital Recording

Mulai tahun 1980-an teknologi digital recording mulai berkembang. Tahun 1984 Sony
memperkenalkan Compact Disk (CD) yang berbentuk seperti cakram kecil dengan
lubang di tengahnya. Ide dari pembuatan CD ini adalah merampingkan bentuk media
penyimpan musik populer selama ini yaitu kaset yang dirasa terlalu besar. Disamping
itu pengenalan CD ini juga bertujuan untuk membuat kualitas audio yang dihasilkan
menjadi lebih baik selain kepraktisan dalam penyimpanan.
Media rekaman dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari tahap pendahuluan
(pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan dan melakukan apersepsi),
kegiatan inti maupun kegiatan penutup. Penggunaan media rekaman sangat mendukung sistem
pembelajaran tuntas (mastery learning). Peserta didik yang belajarnya lamban dapat memutar
kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya. Di lain pihak, peserta didik
yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.6

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media rekaman adalah sebagai berikut :


1. Mempersiapkan diri
2. Membangkitkan kesiapan siswa
3. Mendengarkan materi rekaman
4. Diskusi
5. Meninjak lanjuti program

a. Media Radio

radio diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas
dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara,
karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek
bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa) dimodulasi dengan
gelombang audio (ditumpangkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi
gelombang radio (RF) pada suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya
bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.

6
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 162
Ketika gelombang radio dikirim melalui kabel kemudian dipancarkan oleh antena, osilasi dari
medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di
dalam kabel. Dari pancaran gelombang radio ini kemudian dapat diubah oleh radio penerima
(pesawat radio) menjadi signal audio atau lainnya yang membawa siaran dan informasi.

Radio model lama

Radio model baru

Radio model digital


Adapun kelebihan media radio menurut Koyo,Dkk. Sebagai berikut :
1. Harganya relatif murah dibandingkan dengan TV
2. Sifatnya mobile, artinya radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruangan ke ruangan
lain dengan mudah
3. Jika digunakan bersamasama dengan tape recorder, radio bias mengatasi problema
jadwal, program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita.
4. Radio dapat mengembangkan imajinasi anak.
5. Dapat merangsang partisipasi aktif dari para pendengar.
6. Radio dapat memusatkan perhatian peserta didik pada katakata yanag digunakan, pada
bunyi dan artinya,
7. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila Dibandingkan dengan
jika dikerjakan oleh guru
8. Radio dapat mengatasi ruang dan waktu, serta jangkauannya yang luas.

Adapun kelemahan media radio menurut Koyo,Dkk dan Cece Wijaya, Dkk. Sebagai berikut :
1. sifat komunikasinya hanya satu arah.
2. biasanya siaran disentralisir sehingga guru tidak dapat mengontrolnya.
3. Penjadwalan pelajaran dari siaran sering menimbulkan masalah, integrasi siaran radio
ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas sering kali menyulitkan.
4. pendengar mempunyai pilihan untuk kemungkinan mendengarkan terus atau
mematikan pesawat penerima. Hal ini akan bergantung pada perhatian pendengar
terhadap suatu program siaran.
5. daya ingatan manusia tidak bisa menangkap terlalu banyak informasi dalam satu waktu
sehingga waktu siaran untuk satu program harus dibatasi tidak terlalu lama
6. radio merupakan alat komunikasi satu arah sehingga materi siaran harus sederhana
untuk bisa dimengerti oleh kebanyakan pendengar.
7. Kecepatan penyajian pesan harus sesuai dengan kecepatan daya tangkap pendengar;
8. segala arti dan pengertian disampaikan melalui saluran pendengaran (suara);

Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang menggunakan
gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui gelombang data
yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi frekuensi (FM).
Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring perkembangan
teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah cara transmisi
sinyal radio.7

Peranan media radio dalam kegiatan pembelajaran bisa berperan sebagai suatu kegiatan yang
mandiri, atau melengkapi media utama lainnya, ataupun sebagai media utama yang dibantu
dengan media-media lainnya atau bersama-sama dengan media lainnya. Peranan media radio
dalam Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ) adalah sebagai salah satu media penunjang terhadap
media utama, yaitu model,
serta bekerja sama dengan media lainnya.

Media siaran radio sebagai salah satu subsistem SBJJ dirancang dengan mempertimbangkan
adanya kesenjangan antara kenyataan potensi yang dimiliki dan pemanfaatan kegiatan
pendidikan yang akan dilakukan; antara kemampuan yang dimiliki media radio dalam
memperbaiki kualita instruksional dan respon lembaga-lembaga pendidikan serta agen-agennya
dalam menunjang pelaksanaan tanggung jawab terhadap pengarahan dan kualitas pendidikan.

7
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 170
Gambar proses belajar menggunakan siaran radio

2. MEDIA PENGEMBANGAN BERBASIS VISUAL

Media pembelajaran berbasis visual adalah media pembelajaran yang menyalurkan pesan
lewat indera pandang/penglihatan.

A. MEDIA GRAFIS

media grafis dapat diartikan sebagai media visual yang berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata
dan gambar. secara khusus grafi s berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan
atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Banyak jenis media grafi s, beberapa di antaranya
akan dibicarakan dalam bahasan di bawah ini.

a) Media Gambar/Foto

Gambar/foto merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa
memerlukan perlengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya8

Adapun kelebihan media gambar sebagai berikut :


a) Bisa menyampaikan banyak pesan
b) Sifatnya konkret dibandingkan dengan ungkapan verbal
c) Gambar dapat membatasi ruang dan waktu.

Adapun kelemahan media gambar sebagai berikut :

a) Gambar hanya menekan presepsi indera mata


b) Kurang efektif dalam kegiatan pembelajaran
c) Ukuran nya terbatas untuk kelompok besar

b) Media Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar
menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam
bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme
dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan

8
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 172
sebab media ini dibuat langsung oleh guru. Contoh sketsa yang dibuat seorang guru
dalam proses pembelajaran.

c) Media Bagan

Bagan atau chart adalah media visual yang berfungsi pokok menyajikan ide-ide atau
konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara
visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu
presentasi. Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu
proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Contoh adalah
perkembangan Islam pada masa Nabi Muhammad saw. dan Khulafa Rasyidin.

d) Media Grafik

Grafi k adalah media visual dalam bentuk gambar sederhana untuk menyajikan data
kuantitatif (data berangka) yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Fungsi
grafi k adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafi k disusun
berdasarkan prinsipprinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.

Adapun kelebihan media grafik diantaranya sebagai berikut :


a) Grafi k bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data-data
kuantitatif dan hubungan-hubungannya
b) Grafi k dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi dan
perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah,
pertumbuhan, dan arah.
c) Penyajian data grafi k: jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis.
d) Semakin ruwet data yang akan disajikan semakin baik grafi k menampilkannya
dalam bentuk statistik yang cepat dan sederhana.

Ada berbagai jenis grafis diantaranya sebagai berikut :


a) Grafis baris
b) Grafis batang
c) Grafis lingkaran
d) Grafis gambar

e) Media papan tulis, papan flanel, dan buletin

Papan tulis adalah papan dari kayu dengan permukaan yang bisa ditulis ulang dengan
menggunakan kapur tulispada zaman dahulu lainhalnya sekarang papan tulis sudah
berwarna putih dan spidol sebagai alat tulisnnya bukan kapur lagi . Papan tulis
biasanya digunakan di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan atau pelatihan.

Secara umum papan digunakan untuk :


1. Untuk menulis pokok-pokok keterangan yang di paparkan oleh guru
2. Menulis rangkuman pelajaran berbentuk sebuah ilustrasi
3. Meningkatkan motivasi siswa

Kelebihan dan keuntungan menggunakan media papan tulis :


1. Dapat digunakan segala bentuk tingkatan pendidikan
2. Mempermudah pengawasan keaktivitasan kelas
3. Harganya terbilang ekonomis

Kelemahan menggunakan media papan tulis :

1. Pusat perhatian guru terlama pada papan tulis


2. Dabu kapur tulis terhirus oleh guru serta mengganggu kesehatan
3. Terkadang tulisan guru sulit terbaca oleh siswa berdampak membawa kerugian
dalam proses pembelajaran

Papan flanel adalah papan yang berlapis kain fl anel, sehingga gambar yang akan disajikan
dapat dipasang, dilipat dan dilepas dengan mudah dan dapat dipakai berkali-kali. Papan fl anel
termasuk salah satu media pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain fl anel yang
ditempelkan pada sebuah triplek atau papan atau gabus. Kemudian membuat guntingan-
guntingan fl anel atau kertas rempelas yang diletakkan di bagian belakang gambar

Gambar papan flanel

Adapun kelebihan media papan flanel sebagai berikut :


1. Gambar-gambar dengan mudah ditempel
2. Efesien waktu dan tenaga
3. Menarik pehatian peserta didik
4. Memudahkan guru dalam menjelaskan materi pelajaran

Adapun kelemahan media papan planel sebagai berikut :


1. Memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan materi
2. Memerlukan biaya yang mahal
3. Sulit ditampilkan pada jarak yang jauh
4. Flanel mempunyai dayarekat yang kuranag kuat

Papan buletin adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh
pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Biasanya
berukuran 160X80 cm. Papan buletin sering kali ditempatkan di aula, cafetaria, dan kantor, tapi
tempat utamanya adalah di dalam kelas.

Gambar papan buletin

Adapun kelebihan dari papan buletin sebagai berikut :


1. Meningkatkan minat belajar dan berkarya pada diri siswa.
2. Menyatukan semangat kelas.
3. Mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan
masalah.
4. Sarana berkompetensi

Adapun kelemahan dari papan tulis buletin sebagai berikut :


1. Memerlukan waktu yang lamauntuk menyiapkan materi
2. Biaya yang mahal
3. Sulit ditampilkan padajarak yang jauh

f) Perkembangan Media Poster

Poster atau plakat secara bahasa diartikan sebagai gambar ataupun tulisan yang
ditempelkan di dinding, tembok, dan tempat-tempat umum untuk menyampaikan
pengumuman atau iklan kepada kalayak luas. bertujuan untuk menarik perhatian,
membujuk, memotivasi, atau memperingatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa
tertentu.

Adapun kelebihan dari media poster sebagai berikut :


1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu peserta
didik belajar
2. Menarik perhatian, dengan demikian mendorong peserta didik untuk lebih giat
belajar
3. Dapat dipasang atau ditempelkan di mana-mana, sehingga memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mempelajari dan mengingat kembali apa yang telah
dipelajari.
4. Dapat menyarankan perubahan tingkah laku kepada peserta didik yang melihatnya

Adapun kelemahan dari media poster sebagai berikut :

1. sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang yang melihatnya


2. karena tidak adanya penjelasan yang terinci, maka dapat menimbulkan interpretasi
yang bermacam-macam dan mungkin merugikan,
3. suatu poster akan banyak mengandung arti atau makna bagi kalangan tertentu,
tetapi dapat juga tidak menarik bagi kalangan yang lainnya
4. bila poster terpasang lama di suatu tempat, maka akan berkurang nilainya, bahkan
akan membosankan orang yang melihatnya.

Poster tentang berbakti kepada guru

g) Media Kartun

Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk


menyampaikan sesuatu pesan secara tepat dan ringkas untuk sesuatu sikap terhadap
orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap
esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkan ke dalam gambar sederhana,
tanpa detail, menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan
dimengerti secara cepat. Apabila kartun mengenai pesan yang besar dapat disajikan
secara ringkas dan kesannya akan tahan lama diingat oleh si penerima pesan.
Adapun kelebihan dari media kartun sebagai berikut :
1. Penggunaan simbolisme yang singkat dan langsung mengena pada sasaran
2. Mengemukakan suatu ide atau pesan, peristiwa secara estetis,
menggembirakan, lucu, menyindir dan mengejek
3. Mengemukakan ide atau pesan, peristiwa secara stereotipe mudah dikenal
umum.
4. Tidak memerlukan banyak penjelasan atau kata-kata

Adapun kekurangan dari media kartun sebagai berikut :


1. Adanya stereotipe ini justru dapat menyebabkan terjadinya salah mewakili
dan salah pengertian
2. Sering menyederhanakan ide atau peristiwa, sehingga dapat salah mewakili
sesuatu,
3. apabila guru salah memanfaatkannya dan salah memberikan penjelasan, maka
akan membingungkan peserta didik saja.

Menegaskan bahwa indonesia memiliki berbagai suku dan budaya

h. Media Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui
suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari
peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Peta
biasanya dilengkapi dengan judul, legenda, orientasi atau tanda panah, skala, simbol peta,
garis astronomis, inset, dan garis tepi peta.9

Adapun kelebihan peta sebagai berikut :


1. Memungkinkan peserta didik untuk mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah
kepulauan.
2. Merangsang minat peserta didik untuk mengetahui penduduk dan pengaruh-
pengaruh geografi s dan iklim.
3. Mungkin juga peserta didik memperoleh gambaran tentang distribusi penduduk,
tumbuh-tumbuhan, kehidupan hewan,serta bentuk bumi yang sebenarnya.

Adapun kelemahan peta sebagai berikut :

9
Sukiman, pengembangan media pembelajaran,( yogyakarta ; pedagogia, 2012 ) hal. 122
1. Terkadang tidak semua sekolah menyediakan peta yang besar. Peta yang
digunakan peta-peta yang kecil, sehingga tidak efektif bila jumlah kelas cukup
besar
2. Globe yang dimiliki sekolah-sekolah biasanya kecil, sehingga tidak bisa
menjangkau semua peserta didik seluruh kelas.
3. Gambar di peta ataupun di globe kecil sehingga tidak bisa terlihat oleh semua
siswa yang ada di kelas tersebut.
4. Peta yang secara khusus berkaitan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam
masih cukup sedikit, sehingga guru harus kreatif untuk membuat sendiri

B. OVERHEAD PROJECTOR DAN TRANSPARANSI

Overhead Projector (OHP) adalah alat yang mampu memroyeksikan bahan yang berbentuk
transparansi (tembus cahaya) pada sebuah layar. Apabila benda tidak tembus cahaya
diletakkan pada OHP, maka pada layar akan tampak bayangan (silhoute) benda tersebut.
Hasil proyeksi alat ini dapat dilihat pada layar dalam ukuran yang cukup besar, sehingga
dapat dilihat oleh orang dalam jumlah yang cukup banyak. Alat ini dapat menggantikan
fungsi papan tulis.

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh OHP adalah (1) dapat ditempatkan di depan kelas,
sehingga mudah dijangkau oleh guru, (2) guru tetap dapat bertatap muka atau beradu pandang
dengan para peserta didik ketika menggunakan OHP, sehingga guru mudah mengawasi
kegiatan mereka, (3) pemakaian alat ini tidak memerlukan ruangan yang gelap, (4) gambar
atau tulisan yang diproyeksikan dapat diatur ukurannya, (5) bahan transparansi dapat
dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai dan dapat digunakan pada pembelajaran yang
akan datang, (6) pada saat digunakan, guru dapat menulis atau menggambar langsung pada
lembar transparan, dengan demikian OHP berfungsi sebagai pengganti papan tulis, (7) dapat
digunakan dalam pembelajaran kelompok kecil atau kelompok besar, dan (8) dapat
menghasilkan bayangan untuk benda-benda yang tidak tembus cahaya. 10

Selain memiliki kelebihan-kelebihan, OHP juga memiliki beberapa kekurangan antara lain (1)
pengoperasian OHP membutuhkan daya listrik yang besar, padahal tidak semua sekolah di
Indonesia memiliki listrik, (2) harga OHP dan suku cadangnya mahal, sehingga tidak
terjangkau oleh sekolah, (3) kekuatan lampu OHP terbatas (50 sampai 90 jam pakai), dan (4)
jika penempatan proyektor di depan kelas tidak tepat dapat menghalangi pandangan peserta
didik.

C. OPAQUE PROJECTOR

10
Evi Fatimatur Rusydiyah, media pembelajaran, ( IAIN Sunan Ampel Surabaya ) hal 122
Istilah “opaque” berarti semua bahan yang tidak tembus cahaya (non transparan). Opaque
Projector adalah alat yang dapat memroyeksikan benda-benda yang tidak tembus cahaya.
Contoh benda yang tidak tembus cahaya adalah daun-daunan, batu, photo, gambar cetak
pada kertas, tulisan pada kertas, spidol, dan lain-lain.

Alat ini dapat menghasilkan gambar pada layar. Gambar yang dihasilkan lebih besar,
sehingga dapat dinikmati oleh banyak peserta didik dan tampak lebih menarik. Agar
dihasilkan gambar yang lebih jelas, maka ruangan hendaknya digelapkan. Jika guru ingin
menyajikan gambar yang rumit pada sebuah buku, maka guru cukup meletakkan buku atau
gambar tersebut pada proyektor ini.

Beberapa kelebihan Opaque Projector adalah (1) gambar yang dihasilkan besar, sehingga
dapat dinikmati oleh banyak orang, (2) mampu memroyeksikan benda-benda yang tidak
tembus pandang, (3) menghemat tenaga dan waktu guru, karena bahan-bahan asli dari buku
dan benda asli yang berukuran kecil, photo, peta, dan lain-lain dapat diproyeksikan langsung,
dan (4) mudah digunakan dan dapat digunakan untuk seluruh mata pelajaran. Beberapa
kelemahan Opaque Projector adalah (1) memerlukan ruangan gelap, sehingga guru sukar
memperhatikan reaksi peserta didik dan peserta didik sukar mencatat hal-hal penting, (2)
apabila ventilasi tidak diatur dengan baik, maka ruangan menjadi panas dan dapat
mengganggu konsentrasi peserta didik, dan (3) jarak antara layar dan proyektor cukup jauh,
sehingga dalam penyajian guru memerlukan bantuan operator.11

D. FILM BINGKAI (SLIDES)


Slides adalah bidang transparan yang bergambar. Contoh bidang trasparan yang dapat
digunakan adalah kaca, plastik jernih, dan seluloid. Bidang trasnparan yang paling sering
dipakai sebagai bahan slides adalah seluloid, yakni film positif 35 mm hasil pemotretan. Tiap
gambar diberi bingkai khusus yang biasanya dapat dibeli di toko-toko penjual alat-alat
photografi. Alat yang digunakan untuk memroyeksikan gambar transparan dinamakan Slides
Projector.12

11
Evi Fatimatur Rusydiyah, media pembelajaran, ( IAIN Sunan Ampel Surabaya ) hal 125
12
Evi Fatimatur Rusydiyah, media pembelajaran, ( IAIN Sunan Ampel Surabaya ) hal 123
Slides memiliki beberapa kelebihan, yakni (1) slides dapat digunakan untuk pembelajaran
individual, kelompok kecil maupun kelompok besar, (2) frame-frame yang terpisah
memudahkan menyusun kembali urutannya sesuai keinginan, (3) tiap gambar slides dapat
ditayangkan satu persatu dan waktu penayangan dapat diatur sesuai keinginan, (4) jika ada
satu slides yang rusak, maka slides tersebut dapat diganti yang baru, (5) pembuatan slides
relatif mudah dan pengoperasiannya tidak memerlukan keterampilan teknis yang rumit, dan
(6) slides mudah disimpan dan tidak memerlukan tempat yang luas.

Slides memiliki beberapa kekurangan, antara lain (1) frame-frame slides yang terpisah-pisah
mudah hilang atau tercecer, (2) memerlukan daya listrik yang cukup tinggi, (3) penyajian
slides memerlukan ruangan yang gelap, (4) jika guru tidak memiliki keterampilan memotret,
maka pembuatan slides akan membutuhkan biaya yang besar.

E. FILM RANGKAI (FILM STRIP)

Film strip adalah serangkian gambar pada film positif berukuran 35 mm dalam urutan
tertentu. Film strip hampir sama dengan slides. Frame pada film strip terangkai menjadi satu
urutan tertentu, sedangkan frame pada slides terpisah sendiri-sendiri. Alat yang digunakan
untuk memroyeksikan film strip adalah proyektor film strip. Saat ini ada proyektor film strip
yang telah dikombinasikan untuk proyektor slides.

Film strip memiliki beberapa kelebihan, antara lain (1) proyektor film strip mudah digunakan,
(2) urutan frame sudah diatur terlebih dahulu dan bersambung menjadi satu, sehingga tidak
ada frame yang hilang atau tercecer dan tidak mungkin keliru dalam urutan pengajian, (3)
penyajian film strip dapat dengan mudah disesuaikan dengan kecepatan mengajar dan belajar.

Selain memiliki kelebihan, film strip juga memiliki kekurangan. Kekurangan-kekurangan film
strip adalah (1) jika diperlukan beberapa frame saja saat penyajian, guru susah untuk
melakukannya, (2) urutan frame tidak mungkin dibolak-balik atau diatur kembali, (3)
proyektor film strip relatif susah diperoleh, dan (4) film strip agak mudah rusak.13

3. MEDIA AUDIO VISUAL

13
Evi Fatimatur Rusydiyah, media pembelajaran, ( IAIN Sunan Ampel Surabaya ) hal 124
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, sehingga
untuk menikmatinya diperlukan indera pendengaran dan penglihatan. Media ini dibagi ke
dalam audio visual diam (slide bersuara, film rangkai bersuara, cetak suara) dan audio visual
gerak (film suara, video cassette). Pembagian lain dari media ini adalah media audio visual
murni dan audio visual tidak murni. Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur
gambar berasal dari satu sumber seperti film dan video cassette. Sedangkan audio visual tidak
murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film
bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya
berasal dari tape recorder. Contoh lainnya adalah film suara dan cetak suara.

a. Film

Film atau motion picture film disebut juga gambar hidup. Pengambilan gambar-gambar
(shooting) film mempergunakan alat khusus yaitu kamera film. Untuk menayangkan film di
sebuah layar dipergunakan proyektor film.

Berdasarkan sejarah film, film yang pertama ada adalah film hitam putih dan bisu (tanpa
suara). Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, film
hitam putih bisu disempurnakan menjadi film hitam putih bersuara. Perkembangan lebih
lanjut memunculkan film warna bersuara.

Berdasarkan lebar film, film dapat dibedakan menjadi film 8 mm, film 16 mm, film 35 mm,
dan bahkan sekarang ada film 70 mm. Masing-masing jenis film tersebut memerlukan
proyektor khusus untuk menayangkannya. Film 8 mm dan 16 mm dapat dipakai untuk
penonton satu kelas, sedangkan film 35 mm dan 70 mm biasanya digunakan untuk bioskop-
bioskop.

Terdapat dua jenis film pendidikan, yakni (1) film komersial yang bertemakan pendidikan
(berisi pesan pendidikan) dan (2) film yang sengaja diproduksi untuk kepentingan pendidikan
atau pembelajaran. Contoh jenis film pendidikan kedua adalah film keluarga berencana, film
lingkungan hidup, film ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Film memiliki beberapa kelebihan
bila dibandingkan dengan media yang lain. Kelebihan-kelebihan film adalah (1) film dapat
menyajikan kejadian-kejadian yang berlangsung lama dalam waktu yang singkat, misalnya
pertumbuhan manusia dari kecil sampai dewasa, metamorfosis katak hanya beberapa menit
saja, (2) melalui teknik editing, film dapat menyajikan kejadian-kejadian yang penting saja,
(3) obyek yang sebenarnya bergerak cepat dapat ditayangkan dalam gerakan lambat, (4) film
dapat menayangkan benda-benda kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop melalui
teknik fotomikrografi, (5) film dapat menyajikan kejadian-kejadian masa lampau (film
dokumenter), (6) film dapat mempengaruhi emosi pemirsa, (7) film dapat mengembangkan
daya imajinasi anak, dan (8) film dapat menarik perhatian pemirsa.

Film juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan-kelemahan film tersebut adalah (1)
pembuatan film memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama, (2) penayangan film
memerlukan ruangan yang cukup gelap, (3) kejadian-kejadian yang sudah diedit dapat
memberikan kesan dan kesimpulan yang salah, dan (4) film dapat memberikan pengertian
waktu dan ukuran yang tidak benar.

b. Video Cassete Recorder

Video Cassete Recorder (VCR) atau Video Tape Recorder (VTR) adalah alat perekam
gambar dan suara. Istilah VCR biasanya dimaksudkan untuk alat-alat perekam video yang
berupa kotak kaset, sedangkan istilah VTR adalah alat perekan video yang berupa pita kaset
terbuka (open-reel). Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video cassette recorder.

Video cassette recorder mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan-kelebihan video cassette


recorder adalah (1) gambar-gambar yang telah direkam dalam video cassette recorder, apabila
sudah tidak dipergunakan dapat dihapus dan diisi gambar yang baru, (2) dapat mengajarkan
demonstrasi keterampilan yang rumit, (3) penggunaannya praktis karena dapat diulang-ulang,
diperlambat, dipercepat, dan diberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan, dan (4)
volume suara dapat diatur dan dapat disisipi dengan komentar dan suara lainnya

Di samping memiliki kelebihan, video cassete recorder juga memiliki kekurangan. Beberapa
kekurangan video cassette recorder adalah (1) tidak semua orang dapat menggunakan dengan
benar, sedangkan peralatannya cukup mahal, (2) sifat komunikasinya yang satu arah,
sehingga perlu dicarikan bentuk-bentuk balikan yang lain, (3) produksi cukup sulit dan mahal,
dan (4) peserta didik sulit dikuasai apabila penggunaan media ini tanpa pengawasan guru dan
partisipasi mereka jarang dipraktekkan (peserta didik umumnya pasif).

c. Televisi

Kata “televisi” memiliki arti menyalurkan gambar visual melalui jarak jauh. Siaran televisi
(TV) diterima oleh penonton di rumah-rumah melalui proses pembentukan gambar
(produksi), penyaluran gambar (pemancar), dan penerimaan gambar oleh pesawat TV di
tempat para pemirsa. Dengan demikian, kejelasan gambar akan dipengaruhi oleh ketiga
komponen tersebut (produksi, pemancar, dan pesawat penerima).

Pemanfaatan media TV sebagai media pendidikan atau pembelajaran sebenarnya terletak


pada pembuatan bahan produksi siaran TV. Bila bahan siaran yang diproduksi adalah bahan
siaran pendidikan atau pembelajaran, maka terjadilah siaran TV pendidikan atau
pembelajaran. Pelaksanaan program siaran TV pendidian atau pembelajaran perlu melibatkan
berbagai lembaga atau pihak yang terkait.
Cara lain pemanfaatan TV untuk pendidikan atau pembelajaran adalah dengan program
Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television (CCTV). TVST atau CCTV
adalah sistem penyiaran TV yang diadakan oleh lembaga tertentu dan siarannya terbatas
untuk lembaga itu sendiri.

Kelebihan media TV adalah (1) hampir semua kemampuan yang dimiliki oleh video cassette
recorder sebagai media audio visual dimiliki juga oleh TV, (2) dapat menjangkau sasaran
yang luas, dan (3) dapat menyiarkan obyek atau peristiwa secara langsung. Kekurangan
media TV adalah (1) sifat komunikasi yang satu arah menjadikan peserta didik pasif dalam
pembelajaran dan sulit menerima dan mengirim balikan secara langsung, (2) program siaran
TV di luar kontrol guru, dan (3) jika digunakan sebagai media pebelajaran di kelas, sulit
menyesuaikan jadwal pelajaran di sekolah dan jadwal siaran.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam Media Audio dan Visual ditemukan tiga kelompok media, yakni media audio, media
visual, dan media audio visual. Ketiga jenis media tersebut merupakan kelompok media
berdasarkan jenisnya.

Media audio atau auditif adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, sehingga untuk
menikmatinya diperlukan indera pendengaran. Contoh media ini adalah radio, audio cassette
tape recorder, dan piringan hitam.

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini
ada yang menampilkan gambar dan teks diam dan ada pula yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak.

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, sehingga
untuk menikmatinya diperlukan indera pendengaran dan penglihatan. Media ini dibagi ke
dalam audio visual diam dan audio visual gerak.

Kelebihan dan kekurangan media audio dan visual dapat dijadikan bahan refleksi untuk
menemukan berbagai permasalahan media audio dan visual. Permasalahan-permasalahan
yang berkenaan dengan media audio dan visual perlu dicarikan jalan pemecahan.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik dalam segi
materi ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, saran beserta kritikan dari pembaca makalah ini
sangat diharapkan agar untuk kedepannya untuk pembuatan makalah atau karya ilmiah
lainnya dapat di bikin semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Rusydiyah Fatimatur Evi, media pembelajaran, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Sukiman.2012, pengembangan media pembelajaran,yogyakarta ; pedagogia.

Anda mungkin juga menyukai