Anda di halaman 1dari 7

1.

TEORI INFLASI PERSPEKTIF konvensional

o Definisi Inflansi menurut ahli Ekonomi

 Raharja dan Manurung (2004:155) : Inflasi adalah gejala kenaikkan harga barang-
barang yang bersifat umum dan terus menerus.

 Sukirno(2004:333) : Inflasi adalah kenaikkan dalam harga barang dan jasa yang
terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran
barang di pasar

o Inflasi secara umum, Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan,
dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-
menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi

2. Teori INFLASI

 Teori inflasi menurut para ekonomi

 Teori kuantitas atau persamaan pertukaran dari Irving Fisher MV=PQ.

M = jumlah uang beredar

V = perputaran uang dari suatu tangan lain dalam satu periode

P= harga barang

T = volue barang yang diperdagngkan

 Teori Keynes yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan masyarakat hidup
di luar batas kemampuan ekonominya.

 Teori strukturalis atau teori inflasi jangka panjang.

Teori inflasi menurut para ekonom


a. Teori kuantitas atau persamaan pertukaran dari Irving Fisher MV=PQ. Teori ini sejatinya
merupakan pandangan dari teori klasik. Menurut persamaan ini sebab naiknya harga barang
secara umum yang cenderung akan mengarah pada inflasi ada tiga: sirkulasi uang atau
kecepatan perpindahan uang dari satu tangan ke tangan yang lain begitu cepat (masyarakat
terlalu konsumtif), terlalu banyaknya uang yang dicetak-edarkan ke masyarakat, dan turunnya
jumlah produksi secara nasional.

b. Teori Keynes yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan masyarakat hidup di luar
batas kemampuan ekonominya. Dengan kata lain, inflasi terjadi karena pengeluaran agregat
terlalu besar. Oleh karena itu, solusi yang harus diambil adalah dengan jalan mengurangi jumlah
pengeluaran agregat itu sendiri (mengurangi pengeluaran pemerintah atau dengan
meningkatkan pajak, dan kebijakan uang ketat).

c. Teori strukturalis atau teori inflasi jangka panjang. Teori ini menyoroti sebab-sebab inflasi yang
berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya kekuatan suplai bahan makanan dan
barang-barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan barang-barang produksi ini
terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan ekonominya, sehingga menaikkan harga bahan
makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain,
sehingga terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasil bahan
pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah.

3. Jenis inflasi

Adapun penyebab lain dari inflasi antara lain uang yang beredar lebih besardaripada jumlah
barang yang beredar, sehingga permintaan akan barangmengalami kenaikan, maka dengan
sendirinya produsen akan menaikkan harga barang dan apabila kondisi seperti ini dibiarkan
maka akan terjadi inflasi. Beberapa kelompok besar dari inflasi adalah:
Policy induced

disebakan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga merefleksikan defisit anggaran yang
berlebihan dan cara pembiayaannya.

Cost push inflation

disebabkan oleh kenaikan biaya- biaya yang bisa terjadi walaupun pada saat tingkat
pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan kapasitas produksi rendah.

Demand pull inflation

disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan yang mendorong kenaikkan tingkat harga
umum.

Inertial Inflation

cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang
menyebabkan berubah. Jika inflasi terus bertahan dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk
kontrak finansial dan upah, kenaikkan inflasi akan terus berlanjut.

4. Teori INFLASI PERSPEKTIF ISLAM

✘ Inflasi dalam islam

Dalam Islam tidak dikenal inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham
yang mempunyai nilai stabil dan dibenarkan dalam Islam. Penurunan nilai masih mungkin
terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami
penurunan, diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar, tapi
keadaan ini kecil sekali kemungkinannya. Adiwarman Karim mengatakan bahwa Syekh An
Nabhani 2001 : 47 memberikan beberapa alasan mengapa dinar dan dirham merupakan
mata uang yang sesuai. Beberapa diantaranya adalah :

✘ Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak
berubah-ubah

✘ Rasulullah menetapkan emas dan perak sebagai mata uang, dan beliau
menjadikan hanya emas dan perak sebagai standar mata uang.

✘ Ketika Allah SWT mewajiibkan zakat uang, Allah telah mewajibkan zakat tersebut
dengan emas dan perak
✘ Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang
hanya dilakukan dengan emas dan perak begitupun dengan transaksi lainnya
hanya dinyatakan dengan emas dan perak
✘ Menurut para ahli

✘ Taqyuddin Ahmad Ibn Al-Maqrizi (1364-1441) dalam Euis Amalia (2005:17)


menyatakan bahwa Inflasi terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami
kenaikan yang berlangsung secara terus-menerus. Pada saat itu persediaan
barang dan jasa mengalami kelangkaan, sedangkan konsumen harus
mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama.
Sehingga hal tersebut akan mengakibatkan Inflasi.

✘ Menurut Adiwarman Azwar karim (2004:424), pengertian Inflasi islam tidak berbeda
dengan Inflasi konvensional. Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala
kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Sehingga, Inflasi
merupakan gejala yang terjadi karena kenaikan harga barang yang secara sengaja
maupun secara alami dan tidak hanya terjadi di satu tempat, tetapi di seluruh
penjuru negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara terus
menerus atau lama dan bisa jadi semakin meninggi jika tidak ditemukan solusi
pemecahan masalah yang menyebabkan terjadinya Inflasi tersebut.

✘ Jadi dapat disimpulkan inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus-menerus. Dengan kata
lain, Inflasi juga merupakan suatu keadaan menurunnya nilai mata uang secara
terus-menerus.

5. Penyebab inflasi

Secara umum Inflasi disebabkan oleh:banyaknya permintaan masyarakat terhadap suatu barang, 
kenaikan biaya produksi, dan peredaran uang di masyarakat sangat tinggi

Menurut Al- Maqrizi Taqyudin (1996:412), mengungkapkan bahwa sejatinya


inflasi tidak terjadi karena faktor alam saja melainkan karena faktor kesalahan
manusia. Sehingga berdasarkan faktor penyebabnya Al-Maqrizi menegaskan
bahwa inflasi terbagi menjadi (dua) yaitu :

 Natural Infaltion  

Natural Inflation adalah Inflasi yang terjadi secara alamiah, dimana manusia
tidak mampu  untuk mencegahnya. Inflasi ini terjadi karena turunnya penawaran
agregat atau naiknya  permintaan agregat

 Human Error Inflation 

Human error inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-


kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri (QS Ar-Rum ayat 41).

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan


tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).   penyebab di
antaranya :

 Korupsi dan administrasi yang buruk (corruption and bad administration)

 Pajak yang berlebihan (excessive tax)

 Pencetakan uang yang berlebihan (Escessive Seignorage)   


Natural inflation merupakan gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi 
dalam suatu kegiatan ekonomi. Jika jumlah barang yang diproduksi menurun sedangkan jumlah 
uang yang beredar tinggi maka harga akan naik. Selain itu naiknya daya beli masyarakat akan 
menyebabkan nilai ekspor lebih besar daripada impor, sehingga terjadi impor uang yang 
mengakibatkan jumlah uang yang beredar menurun. Apabila kecepatan peredaran uang dan 
jumlah barang dan jasa tetap maka akan terjadi kenaikan harga.  
Natural inflation disebabkan karena ekspor meningkat, sedangkan impor menurun. Ini 
menyebabkan banyaknya uang yang masuk dari luar negeri kedalam negeri, sehingga 
mengakibatkan naiknya permintaan agregat. Kejadian ini pernah dialami pada masa Umar ibn 
Khathab. Saat itu, eksportir yang menjual barangnya keluar negeri membeli barang-barang dari 
luar negeri lebih sedikit jumlahnya dari barang yang mereka jual. Ini menyebabkan kelebihan uang 
yang akan di bawa ke Madinah sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat meningkat, dan 
menyebabkan terjadinya kenaikan harga. Untuk mengatasi hal ini Umar melarang penduduk 
Madinah melarang membeli barang-barang komoditas selama dua hari berturut-turut, sehingga 
akan terjadi penurunan permintaan agregat dan harga menjadi normal kembali.  

a. Korupsi dan buruknya aministrasi, akibat pengangkatan para pejabat yang disuap dan 
nepotisme, maka para pejabat akan menyalahgunakan jabatanya untuk mendapatkan 
kepentingan pribadi, baik untuk kebutuhan ekonomi ataupun untuk kemewahan hidup.  Korupsi
yang marak terjadi akan mengakibatkan pendapatan negara menjadi turun. Ini  akan
menyebabkan perekonomian suatu negara menjadi terpuruk. Jiwa korupsi sudah  menyebar
tidak hanya pejabat tinggi saja, akan tetapi sampai tingkat kelurahan/desa.  
b. Pajak yang tinggi, karena banyak pejabat yang korupsi, pengeluaran negara akan  meningkat.
Sehingga Pemerintah akhirnya menetapkan biaya pajak yang sangat tinggi,  dan itu sangat
membebani masyarakat, terutama masyarakat kecil. Kenaikan pajak ini  akan menyebabkan
kenaikan biaya produksi sehingga barang yang diproduksi akan  mengalami kenaikan
harganya. 

c. Percetakan uang berlebihan, saat terjadi anggaran defisit, karena kemacetan ekonomi  atau ulah
para koruptor yang menghabiskan uang negara, Pemerintah akhirnya mencetak  uang yang
sangat banyak. Uang yang dicetak terlalu banyak akan menyebabkan naiknya  tingkat harga
dan turunnya nilai mata uang tersebut.  

Inflasi juga dapat disebabkan oleh masyarakat yang hedonisme dan ingin hidup diluar 
batas kemampuannya. Terbatasnya kekayaan yang dimiliki menyebabkan masyarakat 
menggunakan kartu kredit untuk berbelanja. Penggunaan kartu kredit untuk konsumsi merupakan 
upaya belanja dengan menggunakan kekayaan yang diharapkan akan diterima pada masa yang 
akan datang. Ini akan mengakibatkan jumlah uang yang beredar menjadi meningkat dan melebihi 
pendapatan masyarakat dan akhirnya terjadilah Inflasi.  

6. Mengatasi inflasi dalam islam


 Abdul Qodim Zallum dalam bukunya sistem keuangan di negara khalifah
mengungkapkan bahwa “sistem moneter yang berbasis kepada emas dan perak
merupakan satu-satunya sistem moneter yang mampu menyelesaikan inflasi
besar-besaran yang menimpa seluruh dunia, dan mampu mewujudkan
stabilitas mata uang nilai tukar, serta bisa mendorong kemajuan perdagangan
internasional”.
 Pelarangan impor jika memang produksi dalam negeri masih mencukupi Hal
ini pernah terjadi semasa pemerintahan khalifah Umar ibn Khattab r.a. Pada
masa itu kafilah pedagang yang menjual barangnya di luar negeri membeli
dari luar negeri lebih sedikit nilainya dari pada yang mereka jual (positive net
export). Adanya positive net export akan menjadikan keuntungan yang berupa
kelebihan uang tersebut akan dibawa masuk ke Madinah sehingga pendapatan
dan daya beli masyarakat akan naik. Naiknya permintaan agregarif, atau akan
mengakibatkan naiknya tingkat harga secara keseluruhan
 Uang harus dicetak dengan jumlah yang rendah, Al-Maqrizi (Karim, 2007)
menyatakan bahwa uang sebaiknya di cetak pada tingkat minimal  yang
dibutuhkan untuk bertransaksi dan dalam pecahan yang mempunyai nilai
nominal kecil.
 Menerapkan strategi Dues Idle Fund (Pajak terhadap dana menganggur), Ini
merupakan Instrumen kebijakan Moneter Islam yang dilakukan Bank
Indonesia, yaitu  Giro Wajib Minimum (GWM) pada BI yang besarnya
ditetapkan oleh BI berdasarkan presentase  tertentu dari dana pihak ketiga.

 KEBIJAKAN FISKAL

Dalam pemikiran Islam menurut An-Nabahan, pemerintah adalh lembaga


formal yang sangat berperan dalam mewujudkan kesejahteraan
rakyatnya,salah satunya adalah tanggung jawab terhadap perekonomian
diantaranya mengawasi faktor utama penggerak perekonomian, misalnya
mengawasi praktek produksi dan jual beli, melarang praktek yang tidak
benar (diharamkan), & mematok harga kalau memang dibutuhkan.

 KEBIJAKAN MONETER

Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus kestabilan, islam tidak


menggunakan instrumen bunga atau ekspansi moneter melalui pencetakan
uang baru atau defisit anggaran. Yang dilakukan adalah mempercepat
perputaran uang dan pembangunan infrastuktur sektor riil. Kebijakan
moneter rasulullah selalu terkait dengan sektor riil.

Anda mungkin juga menyukai