TRANSMISI PROSES
BERPIKIR
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU DR. RENIATI.S.E., M.SI.
DISUSUN OLEH
MOCHAMAD RAFI ATHALLAH P (3022011052)
20 MANAJEMEN 1
Fakultas Ekonomi
Universitas Bangka Belitung
MEKANISME
TRANSMISI PROSES
BERPIKIR
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU DR. RENIATI.S.E., M.SI.
20 MANAJEMEN 1
Fakultas Ekonomi
Universitas Bangka Belitung
Diasumsikan bahwa apabila neuroscience terapan dapat menyasar kompetensi transformational leadership
dengan baik maka tujuan akhir organisasi yang efektif dapat diupayakan dengan lebih maksimal.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pemenuhan kompetensi transformational leadership, sebagai
tujuan antara, dapat dicapai dengan adanya intervensi neuroscience terapan, seperti relaksasi, aktivitas fisik
dan otak, affect labelling, mindfulness, interaksi, pemahaman preferensi komunikasi, regulasi SCARF,
chunking strategies, pencapaian AHA moment, serta mitigasi bias, yang dilakukan terhadap pengendalian
emosi yang dikeluarkan. Emosi yang terkelola baik akan memicu keluarnya hormon yang berdampak positif
terhadap reaksi atau perilaku kepemimpinan seseorang.
Teknik relaksasi seperti berada pada area bernuansa berwarna biru dan melamun dapat membuat emosi positif, yaitu
joy/excitement (kebahagiaan), terbentuk dan menurunkan emosi fear (ketakutan). Emosi bahagia akan membuat otak
memproduksi hormon dopamin serta menurunkan hormon kortisol pada tubuh yang berdampak pada munculnya kreativitas
serta kemampuan untuk memfasilitasi perubahan
IMPROVING
AGILITY
Seorang leader seringkali dihadapkan pada situasi-situasi baru yang mengharuskan dirinya untuk selalu dapat
menyesuaikan diri. Kemampuan untuk menyesuaikan diri ini sulit dimiliki oleh leader yang tidak memiliki agility
(kelenturan) baik dalam bersikap maupun dalam belajar dan mengembangkan diri. Neuroscience terapan memberikan
pemahaman mengenai langkah-langkah efektif untuk mengembangkan agility yang harus dimiliki seorang leader.