Anda di halaman 1dari 98

Leadership,

Entrepreneur-ship

Hanna Permana Subanegara


The Essences of Leadership

Influence Intention

Personal
Followers Leader responsibility
and integrity

Shared
Change
purpose

Leadership is an influence relationship among leaders and followers who


intend real changes and outcomes that reflect their shared purposes.

2
MODEL KEPEMIMPINAN
Traditional Modern
Keahlian pemimpin dalam Keahlian para pengikut dalam
mewujudkan visi mewujudkan visi

Tuntutan kinerja dari pemimpin Pemimpin menginspirasi kinerja karyawan

Paternalistic model Partnership model

Pentingnya kemampuan intelektual Pentingnya kemampuan pengendalian


pemimpin (IQ) emosi pemimpin (EQ)

Pemimpin memberdayakan, memotivasi,


Pemimpin mengontrol bawahannya dan menekankan pentingnya teamwork

Team berfokus pada pekerjaan di Team diupayakan memahami


organisasi keseimbangan pekerjaan dengan
kepentingan pribadi
Tiga Jenis Tingkah Laku Pemimpin

DEMOKRATIK OTOKRATIK
Orientasi Hubungan Orientasi Tugas

Bidang kebebasan
bagi karyawan

Penggunaan wewenang
oleh Pimpinan

LEIZESFAIRE
Situational Leadership Model

High
(unwilling)
Relationship Behavior
(amount of support)
Participating Selling

Delegating Telling
Low
(willing)

Low Task Behavior High


(able) (unable)
(amount of guidance)
Managerial Skill Mixes at Different Organizational Levels

Conceptual skill Diagnostic skill

Top
Manager

Midle
Manager

First-line
Manager

Technical skill Interpersonal skill


LEADERSHIP
L = f. ( a, c, s, i, e, r, l )
L = Leadership
f = Factors
a = Attitude, adversity handler
c = Communication, care, capability, capacity, competency,
canalization
s = Sensitivity, Share vision, speed action,
Strong commitment, Strategic thinking
i = Intelligence , Integrity, Intuition
e = Emotional control, energizer, empowering, empathy
r = Risk taking
l = Legitimating, learning
Allocating time to leadership

Building capability

Vision/
Strategy Daily task

Graham Winter (2003)


Entrepreneur-ship
Entrepreneursip
Joseph Scumpeter

Merupakan suatu perilaku unik dari seseorang yang mampu


mengkombinasikan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif
dalam meningkatkan metoda produksi barang maupun jasa
yang mampu menembus serta meyakinkan pasar.
Sehingga pelanggan menyadari betul bahwa produk yang
dihasilkan adalah benar benar apa yang mereka butuhkan.
ENTREPRENEURIAL MANAGEMENT
 Opportunistic
selalu berupaya menciptakan peluang
 Value-driven
Pengendali nilai nilai organisasi
 Value- adding
Berusaha memberikan nilai tambah
 Risk-accepting
Meminimumkan resiko kegagalan
 Creative , Innovative
Menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat
6 Kekuatan Entrepreneur
Faith power
Iman

Networking power Mind power


Jaringan Pola pikir

Will power Healthy power


Kemauan Kesehatan

Dream power
Mimpi
Entrepreneur-ship
 Apolitical tidak menyukai politik
 Team builder/team player pembentuk dan pemain tim
 Values talent bakat yang bernilai tinggi
 Good listener pendengan yang baik
 Solution-oriented berorientasi kepada solusi
 Discourage perfectionism tidak mendukung kesempurnaan
 Delegate authority pendelegasi wewenang
 Risk taker pengambil resiko
 Long-term orientation berorientasi jangka panjang
 Compelling vision memiliki visi yang greget menggebu
 Positively selalu berfikir positif
 Result orientation berorientasi kepada hasil
 Set goals mampu mengemas tujuan dengan baik
 Integrity memiliki integritas tingi
JADILAH ENTREPRENEUR SEJATI
==MEANINGFULL==

Striking
Menarik
Exalted Impressive
Terpuji Disegani

Dignity
Mengangkat Grand
Derajat orang
BERSINAR Berjiwa besar

Lofty
Moving
Berjiwa mulia
Perubahan

Majesty
Mengagumkan
Management of Change
Manajemen Perubahan

Dr. Hanna Permana Subanegara, MARS


ADOPTER CATAGORIES

Start here

Late majority
Early majority
Inovator Early adopter Lagards
Sangat lambat

Roger E. 1985
KERUGIAN-KERUGIAN
FINANSIAL.
MENURUNNYA TINGKAT
KEUNTUNGAN.
MENINGKATNYA KOMPETISI.
KEHILANGAN PANGSA PASAR.
RESESI BIDANG INDUSTRI.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI.
PENDAYAGUNAAN STAF.
Soft Change Hard Change
1. Adaptive strategy 1. Rational strategy
2. Cultural strategy 2. Structural change
3. Continuous 3. Radical
improvement transformation
4. Empowerment 4. Leadership
C.K. Prahalad, Beyond the boundaries.
3 (three) simultanuous agenda
1. Intelectual agenda
- Vision
- Strategic intent
- Business strategy

2. Managerial agenda
- Appropriate structure and networks
- Appropriate technology and systems
- Courage to allocate resources

3. Behavioral agenda
- Creating corporate values and ethics
- Developing appropriate leadership styles, learning
systems, competencies and skills.
- Reinforcement and rewards for appropriate
employee behaviours
Resisitensi Terhadap Perubahan

1.Takut akan masa depan yang belum jelas


2.Takut kehilangan kekuasaan
3.Takut kehilangan ladang, pendapatan
4.Takut kehilangan pengaruh
Perubahan Pola Pikir
Reaktif Kreatif

 Berfikir tentang  Berfikir tentang


Kemungkinan gagal Kemungkinan berhasil
 Melihat kejayaan masa lalu  Melihat kemungkinan
 Mempertahankan kedepan
kemapanan  Berupaya melakukan
 Keberhasilan bertumpu perubahan
pada: “saya”  Keberhasilan bertumpu
pada: “kita”
PANIC ZONE

DISCOMFORT ZONE

COMFORT
ZONE

Nicholas Brailey
COMFORT ZONE
Karyawan menyukai tempat ini, sulit berubah dan tak butuh pembelajaran
DISCOMFORT ZONE
Karyawan tidak memliki kepastian, sering berubah, menjadi pembelajar
PANIC ZONE
Karyawan sudah beku, tidak mau berubah dan tidak mau belajar
AGEN PERUBAHAN HARUS BISA MEMAHAMI
Comfort zone
1. Merasa segala sesuatunya sangat familier dan serba jelas
2. Merasa Seluruh pekerjaan terkontrol dan dapat terprediksi
3. Karyawan merasa nyaman dan kompeten dalam bidangnya
4. Tidak merasa ada ancaman terhadap pekerjaannya dan
identitas pribadinya
5. Merasa memiliki yang sangat dalam

Panic zone
1. Merasa tertekan, khawatir dan ketakutan
2. Memendam kemarahan, mudah terangsang dan
kebingungan
3. Sedih, hilang harapan dan apatis
4. Merasa berdosa dan malu terhadap dirinya
sendiri
5. Tidak adekwat dan frustasi
PERUBAHAN
Memerlukan memetik yaitu informasi tentang value
(Matural mann)

MEMETIC BLUE
-Segala sesuatu jelas
-Team

MEMETIC RED
-Individual

MEMETIC VIOLET
-Chaos
Dr. Hanna Permana Subanegara MARS
International Economic
dimension dimension

Competitions

The
Organization
Internal environment
Regulators Customer
Owners Employee

Political Legal Technological


dimension Board of
director Culture dimension

Strategic
Allies Suppliers

Sociocultural
dimension Griffin, 1996
1. Achievement Culture
Budaya pencapaian tujuan dengan bekerja baik, nilai
anggota organisasi dengan rasa memiliki tujuan yang
realistik (Berpatokan pada standar prima).

2. Self-actualizing Culture
Organisasi dengan nilai kualitas dan keberhasilan
pengembangan individu, memberikan kenyamanan kerja.
(berfikir unik melalui caranya masing-masing)
28
3. Humanistic-encouraging culture
Organisasi yang dikelola dengan partispasi karyawan
dengan kemampuan individu. (Membantu orang lain untuk
berkembang)

4. Affiliation culture
Organisasi yang memprioritaskan pembangunan hubungan
antar manusia. (Membentuk persahabatan).
5. Approval Culture
Organisasi yang mencegah konflik dan superfisial, anggota
merasa setuju dengan yang lain, dan saling menyukai satu
sama lain. (Berjalan bersama dengan yang lain).
6. Conventional Culture
Organisasi dikelola secara konservatif, tradisional, birokrasi,
peraturan ketat. (Wajib selalu mengikuti kebijakan).

7. Dependent Culture
Organisasi dengan kontrol hirarki yang tinggi tidak partisipatif.
Pengambilan keputusan yang sentralisasi, pimpinan merasa superior
setiap kebijakannya adalah benar. (Berada dibawah kekuasaan).

8. Avoidance Culture
Organisasi mengutamakan hukuman, sistem penghargaan yang buruk,
tidak ditolerir melakukan kesalahan (Karyawan saling menunggu
karyawan lain untuk memulai melakukan pekerjaan).
30
9. Oppositional Culture
Organisasi yang menghargai pertentangan dan negatifisme,
karyawan mempertahankan status mempengaruhi dengan
kritikan dan selalu menentang ide anggota lain. (Mempermudah
keretakan).

10. Power Culture


Organisasi terstruktur tidak partisipatif, berbasis pada
kekuasaan berdasarkan posisi dalam organisasi, anggota
percaya bahwa ia akan dihargai jika bisa mengeluarkan biaya,
menekan bawahannya dan sangat responsif terhadap
superioritas. (Membangun satu kekuatan sendiri)
11. Competitive Culture
Kemenangan adalah nilai, dihargai jika bisa unggul dari
anggota lain, tetapi karyawan akan beroperasi dengan
prinsip menang-kalah. (Lebih bersifat kontes daripada
bekerja).

12. Perfectionistic Culture


Organisasi yang sangat mengagungkan kesempurnaan,
menetap tidak mau berubah, bekerja keras adalah nilai,
karyawan berfikir bahwa ia harus menghindari
kesalahan, tetap berada pada jalur pada setiap
langkahnya, bekerja melebihi jam kerjanya.
(Mengerjakan sesuatu harus sempurna).
32
Bagaimana kesadaran KARYAWAN Rumah Sakit

Terjadi pergeseran dari Modal Sarana dan parasarana canggih


Ke modal intelektual, berdasar COMPENTENCY.

Ignorance Competence

Unconscious Ignorance Unconscious


Competence
Unconscious “I don’t know what I
don’t know” “I don’t know what I
already know”
Conscious Ignorance Conscious Competence

Conscious “I know what I don’t “I know what I know”


know”
David Jackson, 1997
KOMITMEN KARYAWAN SANGAT BERAGAM

Komitmen Terhadap Pimpinan Puncak


Rendah Tinggi

Tinggi KOMITMEN
Komitmen Lokal
Komitmen Terhadap
Pimpinan Langsung

Rendah KOMITMEN
TIDAK ADA GLOBAL
KOMITMEN
Ada 3 Macam Komitmen
1. Komitmen Afektif (Affective Commitment)
Bekerja dengan sepenuh jiwa, mengabdikan dirinya untuk
bekerja dengan penuh semangat
2. Komitmen Normatif (Normative Commitment)
bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada tidak lebih
tidak kurang
3. Komitmen Kontinuans (Continuance Commitment)
Bekerja semata mata karena uang. Kalau ia rasakan
uangnya kurang maka ia menjadi malas untuk bekerja
Mc Gregor
Tipe X Tipe Y
 Pesimistik  Optimistik
 Malas/lamban  Rajin
 Cepat bosan  Tekun/ulet
 Pasif  Aktif, kreatif,inisiatif
 Bergantung pada  Mandiri
orang lain  Inovatif/inspiratif
 Peniru  Jujur, disiplin
 Cenderung curang  Terbuka, demokratis
 Kurang menerima  Antusias dengan perubahan
perubahan
4 Tipe Karyawan
ANALITICAL DRIVER
Penganalisa Pengendali
 Formal  Seperi Pebisnis
 Terukur, sistematis  Cepat
 Mencari ketepatan, kejelasan  Kontroler
 Tidak suka yang tidak  Tidak menyukai pemborosan
terprediksi dan kejutan kejutan dan tidak adanya kebijakan

AMIABLE EXPRESSIVE
Peramah Perasa
 Suka berjanji  Flamboyan
 Kurang greget dan easy going  Cepat dan spontan
 Mencari pujian orang sekitarnya  Menemukan hal hal baru
 Tidak suka yang tidak sensitif  Tidak suka rutinitas dan mudah
dan tidak sopan jenuh
PASSION for LOVE
• Mereka bergairah karena dorongan orang yang dicintainya

PASSION for IDEAS


• Mereka senang mengeluarkan ide ide yang bisa bermanfaat
bagi organisasi
• Mereka bergairah
PASSION karena idenya bisa mengalir
for WORKPLACE
• Mereka senang dan bangga dengan organisasinya
• Mereka bergairah karena bekerja pada organisasi

PASSION for MONEY


• Karyawan hanya memikirkian uang,
• Gairahnya tumbuh jika ia tahu ada uangnya
POLA KERJA PEGAWAI

SUPERIORITY
 Kerja di berbagai kelas RS  Kerja di VVIP / Mewah
 Tarif biasa  Tarif tinggi
 Penghasilan sedang  Penghasilan Besar
 Expertise approach  Pressure approach

JUNIORITY SENIORITY

 Kerja di Bangsal air mata  Kerja di diberbagai Kelas RS


Jamkesmas (Gakin kls III)  Penghasilan sedang
 Tarif rendah  Passive approach
 Penggasilan kecil
 Melancholic approach

INFERIORITY
Do by inspirations

Do by Prosedure

Do by theory

Do by filling

Do by order
High

AFFECTION TRUST
Rasa sayang Dipercaya

Atensi

DISTRUST
RESPECT
Tidak
Rasa hormat
dipercaya

Low
kapasitas dan High
P. Scholtes, McGraw Hill kompetensi
Waspadai 10 D

1. Debt berhutang
2. Devorce bercerai
3. Disease berpenyakit
4. Drugs pecandu obat
5. Death kematian
6. Depression depresi
7. Drinking peminum
8. Dice pejudi
9. Deviance perilaku menyimpang
10.Dalliance pemalas, penentang
4 type Manusia Dalam Organisasi
Daniel Carnagie, 1999

Learner’s

Tourists

Hostages

Terorrist
Hanna Permana Subanegara
1. KECERDASAN KOGNISI/KONSIJENSI
(IQ=INTELLIGENCE QUOTIENT).

2. KECERDASAN EMOSI/EMOJENSI (EQ


= EMOTIONAL INTELLIGENCE)

3. KECERDASAN BERAGAMA
(SPIRITUAL INTELLIGENCE)
Emotional intelligence requires four key competencies

Self awareness Sadari EMOSI anda


Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan
Percaya diri akan kemampuan anda

Self-management Mengontrol emosi diri


Jujur dan integritas dikedepankan
lentur dalam mengadopsi perbedaan tantangan
Berinisiatif dan optimis
Social awareness Empati terhadap orang lain
Sadari kebutuhan organisasi
Relationship management Berikan masukan kepada orang lain
Berikan inspirasi dalam mencapai tujuan
Bangun kekuatan organisasi
Kelola konflik
CINTA SENANG

KEJUTAN TAKUT

MUAK SEDIH

MALU EMOSI MARAH


1. Aphatis (apatis)
2. Grief (kesedihan)
3. Fear (rasa Takut)
4. Lust (serakah)
5. Proud (bangga sombong)
6. Anger (Kemarahan)
7. Courageous (keberanian)
8. Acceptance (Penerimaan)
9. Peace (kedamaian)
Leadership
Entrepreneur-ship
Decision making
Planning
Communication.
Team building
Customer loyalty
Creativity & Inovation
KECAKAPAN
PRIBADI

SADAR
DIRI

PENGATURAN
MOTIVASI
DIRI

KETERAMPILAN
EMPATI
SOSIAL

KECAKAPAN
SOSIAL
Hanna Permana Subanegara
 Konflik berasal dari kata kerja Latin configere
yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana
salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.
 Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah
mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat
itu sendiri.
KONFLIK DISEBABKAN

1. Lemahnya komunikasi
2. Ada pencarian kekuasaan
3. Tidak nyaman dengan gaya
manajemen
4. Lemahnya kepemimpinan
5. Hilangnya keterbukaan
6. Perubahan kepemimpinan
KONFLIK DESTRUKTIF
1. Meninggalkan aktifitas aktifitas penting
2. Meruntuhkan moral dan konsep konsep
pribadi
3. Polarisasi perorangan maupun kelompok,
menurunkan kooperasi
4. Menajamnya perbedaan perbedaan antar
individu dan antar kelompok
5. Rendahnya tanggung jawab,
6. Pengambilan keputusan berdasar pasar gelap
7. Menimbulkan fear situation
KONFLIK KONSTRUKTIF
1. Semakin jelasnya isu isu yang berkembang
2. Menghasilkan solusi solusi bagi organisasi
3. Keterlibatan personal dalam penyelesaian isue
4. Memperbaiki komunikasi yang tidak lancar
5. Membantu menekan emosi, stress dan
kekhawatiran.
6. Membangun pembelajaran dan kebersamaan
7. Adanya kebersamaan penyelesaian masalah
8. Membantu seseorang dalam mengembangkan
pemahaman akan organisasi dan keberadaan
seseorang didalamnya
MENGELOLA KONFLIK
1. Meet conflict head on

Selesaikan dan hadapi konflik,


Jangan dihindari dan dibiarkan
2. Agree to disagree

Menyetujui ketidak setujuan,


memahami adanya
perbedaan dan jadikan
perbedaan suatu kekuatan
3. Get individual ego out
of management style

ego pribadi harus dihilangkan


jangan sampai muncul
kepermukaan bahwa kita
mendahulukan ego pribadi
4.Discuss differences in
values openly

Diskusikan perbedaan
perbedaan nilai secara
terbuka
5. Communicate honesty 
avoid playing
Komunikasikan secara
bijak tentang penolakan
penolakan dan
pertentangan antar
karyawan didalam
organisasi
6.Informal approach

Pendekatan informal dan


individual atau
kekeluargaan lebih efektif
dibanding pendekatan
formal
Dr Hanna Permana Subanegara MARS
 Adalah Serambi atau ruang depan atau ruang tunggu.
Yang sangat dikenal adalah lobby sebuah hotel

NEGOSIASI:
Berasal dari kata NEGOTIOR = MELAKUKAN BISNIS.
Merupakan kegiatan utama dari seorang eksekutif pada suatu
perusahaan.
Sedangkan menurut awam negosiasi adalah tawar menawar,
perdebatan, barter.
Negosiasi adalah inti dari manajemen
AKTUALISASI DIRI

PENGHARGAAN

CINTA KASIH & SOSIAL

RASA AMAN

KEBUTUHAN FISIOLOGIS
1. PERSIAPAN :
2. EKSPLORASI.
3. PENAWARAN.
4. TAWAR- MENAWAR.
5. PENYELESAIAN.
6. PENGESAHAN.
ETHICS & OFFICE
POLITICS

Dr Hanna Permana Subanegara MARS


Management Complex Triangles
Sigmund Freud, 1961

Succed

Ambivalent

Good Bos Productive Employee


Bad Boss Non productive Employee
“Laurence J. Peter”., 1969.
Dalam hirarkhi, setiap karyawan cenderung
menanjak ketingkat jabatan yang sebenarnya
tidak dikuasainya.
Politik
1. Merupakan hal yang penting dan harus
dilakukan oleh seorang pemimpin.
2. Politik adalah memperjuangkan kepentingan
organisasi, kelompok atau pribadi
3. Bedakan antara politik dengan politiking
Negative Rumor Triangles

Accuser (Penuduh)

RUMORS

Victim (Korban) Messenger (Penyebar)


Positif Rumor Triangles

Idol (Idola)

RUMORS

Admirer (Pemuja) Messenger (Penyebar)


Politiking
1. Suatu upaya memenuhi kepentingan pribadi atau
kelompok, dengan cara merugikan orang lain.
2. Politiking seperti persaingan internal, tidak mengenal
belas kasihan
3. landasan rasa iri, dengki, ketidak sukaan sering memicu
politiking
4. Berkaitan dengan kedudukan, harga diri, gengsi, harta
dan sejenisnya
5. Berdasar penelitian di negara Amerika, 60% disebabkan
rasa ingin puas secara pribadi
Hanna Permana Subanegara
Manusia di Dunia Saat Ini
Venostyle
VENUS
Lambang Wanita
MARS Keindahan
Lambang Laki-laki
Perasaan
Kekuatan
Instant
Pintar
Emosional
Ambisi
Jangka panjang

DUNIA
Bisnis Rumah Sakit
Value / Trusty business

Delight Customer
Product Trustworthy Provider Service

Mindset
• Produk layanan
Branding
• Eksternal promotion,
Keep
• Produser = pemasar new pemasaan customer
• Unggulan • Memperkenalkan produk
• Produk dikemas dengan • Pelihara pelanggan
• Unik, menarik • Internal, value added
delivery • Gunakan otak kanan
• Attraktif • Service dan mindset • Kejelasan prospek
• Orientasi pelanggan
• Pahamkan pasar • Captive market

Innovation Marketing
Capacity & Capability
Behavior & Org. Culture
Service & Quality
Safety
Different

Newer
Delighted
Satisfaction

Shock
Value added

Supporting
Attractiveness
Customer Loyalty

Attractive building
Customer Perception

Appropriate Instrument
Komunikasi
&
Rethorika

Hanna Permana Subanegara


Komunikasi

Pesan
Komunikator Komunikans
Komunikasi Organisasi
Faktor penyebab kegagalan komunikasi
1. Kurangnya pengetahuan dan informasi
2. Tidak mengetahui prioritas
3. Tidak pernah mau mendengarkan
4. Tidak memahami maksud
5. Tidak memahami kebutuhan orang lain
6. Kehilangan kesabaran
7. Terlalu cepat menyimpulkan
8. Waktu terlalu singkat
9. Suasana yang buruk
10. Tidak mampu mencari alternatif lain
Gagal Komunikasi menyebabkan...
1. Kehilangan niat baik
2. Citra merosot
3. Antusiasme berkurang
4. Serba salah, tidak efektif
5. Kurang tidur
6. Frustasi, muncul rasa permusuhan
7. Produktifitas berkurang
8. Percaya diri berkurang
9. Harga diri merosot
10. Kreatifitas berkurang
Komunikasi berhasil jika ...
Penerima pesan atau komunikans
1. Mau mendengar
2. Mencerna pesan
3. Menganalisa pesan
4. Mencoba / Meniru
5. Merubah perilaku
6. Mengkomunikasikan
kepada orang lain
RETHORIKA
Ilmu berbicara didepan orang banyak
untuk kepentingan :
1. Presentasi
2. Negosiasi
3. Meyakinkan orang lain
4. Membawa misi
5. Motivasi
6. Membangkitkan emosi
7. Merubah perilaku
8. Mengajar / pendidikan
9. Memberikan pengarahan
Punch ( pukulan ) Formula POWER
Pembukaan dengan penutupan yang kuat, kisah pribadi,
Anekdot atau ilustrasi, pertanyaan retoris, kutipan, proyeksi
kilasan masa lalu, humor

One ( Satu tema )


Satu pesan, satu misi satu tema, dibahas dengan banyak cara

Window ( jendela )
Contoh spesifik, ilustrasi, anekdot untuk pembuktian

Ear ( dengar )
Gunakan gaya retorik, jangan pidato pejabat

Retention ( menahan ingatan )


Ringkaslah poin utama, tarik kembali pembukaan, minta audiens
melakukan hal yang spesifik, gugah cara berfikir positif, proyeksi
ke masa depan ceritakan kisah simbolis yang menggambarkan
pesan anda.
Cara menuju mimbar
1 Berjalan tenang
2. Perhatikan jalan menuju mimbar
3. Berdiri dibelakang mimbar
4. Tatapan kepada seluruh audience
5. Mulai berbicara dengan cermat &
tenang
Bagaimana cara berkata kata
1. Suara merupakan instrumen
2. Penekanan suara untuk memperjelas
3. Nada, volume, kecepatan, tinggi rendah suara
untuk efek terbaik
4. Berbicara dengan aksen tertentu
5. Mengenali dan mengatasi halangan dan ketidak cocokan
dalam berkomunikasi
6. Tingkah-laku menghasilkan tingkah laku
7. Penempatan kontrol pada saat berbicara
8. Tidak memahami permasalahan seseorang anda tidak
mendapatkan apa-apa
Teknik Berbicara
1. WARNA SUARA Kualitas suara
2. SPEED Kecepatan berbicara
3. CLEARLY Kejernihan, kejelasan suara
4. INTONATION Tinggi rendahnya suara, Tone
5. VOLUME Pelan atau kerasnya suara
5. INTERLUDE Berhenti sejenak antar kalimat
6. GRAMMER Tatabahasa
7. TALKING Bicaralah dengan bahasa mereka
yang mudah dimengerti
SIKAP TUBUH
1. Berdiri tegak
2. Mengahadap ke depan audience
3. Badan agak sedikit condong ke depan
4. Tangan jangan dilipat didada, atau masuk
saku celana maupun dibelakang tubuh
5. Jaga sopan santun, jangan berlebihan
Bahasa Tubuh
Penting untuk memperkuat ekspresi pembicaraan
1. Mimik - Ekspresi wajah
2. Bergerak selama berbicara
3. Gerakan tangan diperlukan pada saat
tertentu, bergerak sebatas sikut
4. Gerakan bahu dan anggota tubuh lain
5. Menghela nafas ringan dan dalam
6. Jangan melakukan gerakan yang tidak
perlu selama anda berbicara
MENGENALI

KREATIVITAS

DALAM ORGANISASI
Ada 5 unsur penting dalam
pembentukan pribadi kreatif :
1.Intuisi
2.Kemauan, didukung oleh misi dan visi yang
jelas
3.Joy ( Kegembiraan )
4.Strenght, kekuatan untuk mengambil resiko
yang tepat
5.Compassion, menciptakan harmony dalam
kehidupan
Kreativitas, apakah itu ?
ciri-ciri seorang yang kreatif :

1. Terbuka terhadap pengalaman baru


2. Mengamati hal secara tidak umum
3. Ingin tahu
4. Menerima & menyesuaikan dengan pendapat yang berbeda
5. Mentoleransi ketidakpastian
6. Independent dalam penilaian, pemikiran dan tindakan
7. Membutuhkan otonomi
8. Percaya diri
9. Tidak bergantung pada standart & pengaturan kelompok
10.Berkeingian untuk menghadapi resiko
Setiap individu memiliki 3 hal yang
akan mempengaruhi tindakannya :

 Produktivitas

 Kepuasan Kerja

 Moral
KEPEMIMPINAN YANG MENGHIDUPKAN
KREATIVITAS ORGANISASI
Perbedaan antara manajer dan pemimpin :

Manajer :
 memiliki anak buah
 bertumpu kepada wewenang formal
 mengikuti pola yang telah diberikan
 diberikan peran manajer

Pemimpin :
 memiliki pengikut
 menggunakan pengaruh diluar kekuasaan
 melakukan lebih dari pola yang telah diberikan
Kebiasaan Berpikir  Mental Block Yang
Menghambat
• Blok Persepsi.

• Blok Emosi.

• Blok Kultur / Lingkungan.

• Blok Intelektual.

• Blok Ego.

Anda mungkin juga menyukai