Anda di halaman 1dari 46

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN

KAJIAN KETELITIAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG


DENGAN KWH METER DIGITAL KELAS 1 DI LABORATORIUM
PT. PLN (PERSERO) UP3 JATINEGARA

PROYEK AKHIR

DISUSUN OLEH :
SILVIA FEBRIA ROMADHONA
2016-71-048

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


TEKNIK ELEKTRO
DEPARTEMEN ELEKTRO
JAKARTA, 2019
LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR

KAJIAN KETELITIAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG


DENGAN KWH METER DIGITAL KELAS 1 DI LABORATORIUM
PT. PLN (Persero) UP3 JATINEGARA

Disusun oleh :

SILVIA FEBRIA ROMADHONA

NIM: 2016-71448

Diajukan untuk memenuhi percyaratan Program Studi Diploma lll

SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN

Jakarta, 05 Agustus 2019

Mengetahui,

.-

ru
Erlina, ST., MT
Kepala Departemen Elektro
Aas Waeri Hasanah, S.si., MT
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Silvia Febria Romadhona

NIM :2016-71-048

Jurusan : D-lllTeknik Elektro

Judul : KAJAN KETELITIAN PEMBACAAN l$VH METER AMLOG


DENGAN I(VVH METER DIGITAL KELAS 1 Dl TABORATORIUM i
PT. PLN (Persero) UP3 JATINEGARA

Telah disidangkan dan dinyatakan lulus Sidang Proyek Akhir pada Program
Diploma ll!, Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik - PLN pada
tanggal 19..A,gvL*.q zo$

Nama Penguii Jabatan TandaTangan


Ketua Penguji
1. Retno Aita Diantari, ST., MT
Sekretaris
2. Oktaria Handayani, ST., MT
Anggota
3. Christine Widyastuti, ST., MT

Mengetahui :

Kepala Departemen Elektro


./- ALr+
f

m[ffi,
I\-/ -/Vvn"'
_---
Erlina, ST., MT
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR

Nama : SILVIA FEBRIA ROMADHONA

NIM :2016-71-048

Jurusan : D-lll Teknik Elektro

Judul Proyek Akhir : KAJIAN KETELITIAN PEMBACAAN l( /H METER


ANALOG DENGAN I(A/H METER DIGITAL KELAS 1 DI
I-ABORATORIUM PT. PLN (Persero) UP3 JATINEGAM

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya baik
di lingkungan STT-PLN maupun di suatu Perguruan yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh
kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika
ternyata pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 05 Agustus 2019


,rt,.ilftil -' - - - - -, - --- -:l

NIM : 2016-71-048

ill
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan perhargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

lbu Aas Wasri Hasanah, SSi.,i,lT

Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga


Proyek Akhir ini dapat terselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :

1. Orang tua, dan kakak saya yang membantu saya menyemangati saya
dan mendoakan saya dari awal kuliah sampai semester akhir ini.
2. Bapak Asrizal, Bapak Saut, dan Bapak deni yang telah membantu saya
dengan memberi saran dan datadata yang saya butuhkan selama saya
magang.
3. Bang Taufik yang telah membantu saya dalam memberi saran dan ilmu
yang bermanfaat untuk mengerjakan proyek akhir ini.
4. Teman-teman kosan saya, teman-teman kelas saya, dan juga teman-
teman angkatan saya yang saling mendukung satu sama lain.

Jakarta, 05 Agustus 2019


n/)
/y/ /
%"Jh
Wrc'?
Silvia Febria Romadhona
NIM: 2016-71-04/8

tv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH PROYEK AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Sekolah Tinggi Teknik - PLN, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :

Nama : SILVIA FEBRIA ROMADHONA


NIM :2016-71-048
Program Studi : Diploma
Jurusan :Teknik Elektro
Jenis Karya : Proyek Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Sekolah Tinggi Teknik - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-
exclusive Royalty Frce Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

KAJIAN KETELITIAN PEMBACAAN IOVH METER ANALOG DENGAN }(y\/H


METER DIGITAL KELAS 1 Dl IXBORATORIUM PT. PLN (Persero) UP3
JATINEGARA

Beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Sekolah Tinggi Teknik -
PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan Tugas AKhir saya selama tetap mencantumkan
namasayasebagaipenulis/penciptadansebagaipemilikHakCipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 05 Agustus 2019

Yang menyatakan

Silvia Febria Romadhona


KAJIAN KETELITIAN PEMBACAAN KWH METER ANALOG DENGAN KWH
METER DIGITAL KELAS 1 DI LABORATORIUM PT. PLN (PERSERO) UP3
JATINEGARA

Silvia Febria Romadhona (2016-71-048)


Dibawah bimbingan Aas Wasri Hasanah, SSi.,MT

ABSTRAK

Kemajuan teknologi sudah berkembang, dapat dilihat dengan banyaknya


komponen elektronik yang dapat membantu atau mempermudah suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih praktis, ekonomis dan
efisien tanpa memandang jarak dan waktu. Salah satunya ialah komponen
elektronika adalah KiloWatt Hour Meter (KWh Meter). KWh meter merupakan
alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besar pemakaian energi
pelanggan. KWh meter dalam cara kerjanya terbagi menjadi KWh meter analog
dan digital. Kemudian KWh meter digital dalam penggunaannya terbagi pula
menjadi pascabayar dan prabayar. Teknik pengolahan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pengujian, observasi dan analisis data. Untuk dasar
perhitungan per KWh, terdapat peraturan masing-masing di dalam tarif dasar
listrik untuk Golongan pelanggan kWh meter analog, kWh meter digital
menggunakan merek dan jenis sesuai peruntukannya. Pada pengujian ini
menggunakan kWh meter elektronik kelas 1dan kWh meter mekanik kelas 1
dilakukan selama 6 jam. Hasil yang didapat kWh meter elektronik kelas 1 untuk
beban induktif (cos𝜑 = 0,85) didapat energi sebesar 15,98 kWh dan kWh meter
mekanik kelas 1 didapat energi sebesar 15,86 kWh. Daya beban terbaca 15,96
kWh berarti yang mendekati daya sebenarnya adalah kWh meter elektronik
atau kWh meter digital berarti bisa dibuktikan lebih efisien pemakaian dari kWh
meter digital dibandingkan dengan kWh meter analog. Lebih efisien lagi jika
kWh meter menggunakan sistem AMR (Automatic Meter Reading)

Kata kunci : KWh meter digital, KWh meter Analog, kelas kWh meter

vi
REVIEW OF READING KWH METER ANALOG WITH KWH METER DIGITAL
CLASS 1 IN LABORATORY PT. PLN (PERSERO) UP3 JATINEGARA

Silvia Febria Romadhona (201671048)


Under the guidance of Aas Wasri Hasanah, SSi.,MT

ABSTRACT

Advances in technology have evolved, can be seen by the many electronic


components that can help or facilitate a job carried out by humans to be more
practical, economical and efficient regardless of distance and time. One of them
is the electronic component is the KiloWatt Hour Meter (KWh Meter). KWh
meter is a tool used by the PLN to calculate the customer's energy
consumption. KWh meters in the way they work are divided into analog and
digital KWh meters. Then the digital KWh meter in its use is also divided int
Advances in technology have evolved, can be seen by the many electronic
components that can help or facilitate a job carried out by humans to be more
practical, economical and efficient regardless of distance and time. One of them
is the electronic component is the KiloWatt Hour Meter (KWh Meter). KWh
meter is a tool used by the PLN to calculate the customer's energy
consumption. KWh meters in the way they work are divided into analog and
digital KWh meters. Then the digital KWh meter in its use is also divided into
postpaid and prepaid. Data processing techniques used in this study are
testing, observation and data analysis. For the basis of calculation per KWh,
there are regulations in the basic electricity tariff for analog kWh meter
customers, digital kWh meters using brands and types according to their
designation. In this test using a class 1 kWh electronic meter and a class 1 kWh
mechanical meter were carried out for 6 hours. The results obtained for class 1
electronic kWh meters for inductive loads (cosφ = 0.85) obtained energy of
15.98 kWh and class 1 mechanical kWh meters obtained energy of 15.86 kWh.
Readable load power of 15.96 kWh means that close to the actual power is an
electronic kWh meter or digital kWh meter means it can be proven to be more
efficient use of digital kWh meters compared to analog kWh meters. Even more
efficient if the kWh meter uses the AMR (Automatic Meter Reading) system

Kata Kunci : digital kWh, analog kWh, Class kWh

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR ........................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR .................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


PROYEK AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Permasalahan Penelitian ....................................................................... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 2

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah .................................................................. 2

1.2.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 2

1.4 Sistematika Penulisan............................................................................ 3

BAB II PENGUKURAN BESARAN LISTRIK ..................................................... 4

2.1 ` Tinjauan Pustaka ................................................................................ 4

2.2 Landasan Teori ...................................................................................... 4

2.2.1 Pengukuran Besaran Listrik ................................................................ 4

viii
2.2.2 Pengukuran Dan Jenis Data ................................................................ 5

2.2.3 Ralat dan Ketidakpastian ................................................................ 5

2.2.4 Akurasi ............................................................................................ 6

2.2.5 Konsep Rangkaian Listrik ................................................................ 6

2.2.6 Pengertian Daya.............................................................................. 9

2.2.7. Wiring 3 Phasa .............................................................................. 10

2.2.8 kWh Meter ................................................................................... 11

2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 15

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 17

3.1 Analisa Kebutuhan ............................................................................... 17

3.2 Perancangan Penelitian ....................................................................... 17

3.3 Teknik Analisis ..................................................................................... 19

BAB IV PENGUJIAN KWH METER ANALOG DAN KWH METER DIGITAL


KELAS 1 ........................................................................................................... 21

4.1 Hasil......................................................................................................... 21

4.1.1 Perbandingan Pengukuran kWh meter.............................................. 21

4.1.2 Efektifitas pembacaan tagihan (billing) dari pola baca meter ........ 25

4.1 Pembahasan ........................................................................................ 26

4.2 Implikasi Penelitian .............................................................................. 26

BAB V PENUTUP............................................................................................. 27

5.1. Simpulan .............................................................................................. 27

5.2 Saran ................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 29

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arus Searah .................................................................................... 7


Gambar 2.2 Arus Bolak - Balik ............................................................................ 7
Gambar 2.3 Simbol Tegangan ............................................................................ 8
Gambar 2 4 Segitiga Daya ................................................................................ 10
Gambar 2.5 Wiring 3 phasa .............................................................................. 10
Gambar 2.6 kWh meter Mekanik ...................................................................... 12
Gambar 2.7 kWh meter listrik............................................................................ 18
Gambar 2.8 Wiring kWh meter Analog ............................................................. 14
Gambar 2.9 kWh meter digital .......................................................................... 14
Gambar 2.10 Wiring kWh meter Digital............................................................. 14
Gambar 3.1 Bagan alur penelitian (Flowchart).................................................. 18

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pembacaan Stand kWh meter elektronik kelas 1 dengan kWh meter
.......................................................................................................................... 21
Tabel 4.1 Perbandingan energi listrik masing-masing kWh meter .................... 21
Tabel 4.3 Kelebihan dan kekurangan kWh meter mekanik dan kWh meter digital
.......................................................................................................................... 24

xi
DAFTAR RUMUS

Hal
Rumus 2.1 Daya……………………………………………..………………………10
Rumus 2.2 Daya Aktif……………………………………………………..............10
Rumus 2.3 Daya Reaktif…………………………..…………………………….....10
Rumus 3.1 Energi konstan pada waktu tertentu……………………….............29

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A – Daftar Hadir ………………………………………………………….A1

Lampiran B – Data yang dipakai untuk perhitungan error beban………...…….B1

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


kWh meter merupakan alat transaksi energi listrik yang digunakan PLN
untuk menghitung besar atau kecilnya energi yang tersalurkan ke pelanggan.
kWh meter dalam cara kerjanya terbagi menjadi kWh meter analog dan digital.
Kemudian kWh meter digital dalam penggunaanya terbagi pula menjadi
pascabayar dan prabayar. Dalam pembacaan nya, PLN melakukan pencatatan
secara manual melalui petugas biller dan secara otomatis dengan
menggunakan teknologi komunikasi. Selain itu pada proses pencatatan secara
manual tersebut seringkali terjadi kesalahan seperti terlalu tingginya posisi kWh
meter sehingga susah untuk dijangkau oleh petugas cater yang membuat
petugas akan mengira-ngira hasil dari pembacaan energi pada pelanggan
tersebut yang akhirnya dapat merugikan pihak pelanggan, dan jika pelanggan
tau bahwa pemakaian energi dengan tagihan nya tidak sesuai maka pelanggan
bisa komplain ke pihak PLN dan jika itu terjadi PLN harus memberi kompensasi
kepada pelanggan dalam bentuk tagihan untuk bulan selanjutnya.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas tentang kajian
ketelitian pembacaan kWh meter Analog dengan kWh meter digital kelas 1 di
laboratorium PT.PLN (Persero) UP3 Jatinegara dalam hal pengukuran maupun
dalam pencatatan pemakaian energi listrik oleh pelanggan khususnya yang
digunakan di PT PLN (Persero) UP3 Jatinegara, mengenai efektifitas pola
pembacaannya.

1
1.2. Permasalahan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah


Dalam suatu sistem distribusi tenaga listrik tentunya ada proses
bagaimana perhitungan energi pada kWh meter analog maupun digital.
Kemudian efektifits pola pembacaan pada kWh meter analog dan kWh
meter digital serta pengaruh perhitungan energi optimal terhadap
penjualan energi.

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah


Supaya pembahasan tugas akhir ini menjadi terarah dan dapat
mencapai hasil yang di harapkan maka penulis perlu membuat ruang
lingkup masalah yang akan di bahas. Adapun ruang lingkup masalah
pada penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Pembahasan ini dikhususkan pada kWh meter analog dan kWh
digital pada PT PLN (Persero) UP3 Jatinegara.
b. Mencakup prinsip kerja pengukuran di masing-masing kWh meter
dan yang mempengaruhinya.
c. Mencakup efektifitas pola pembacaan energi listrik masing-
masing kWh meter terhadap pendapatan penjualan energi.

1.2.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat
di susun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil pengukuran pada jenis kWh meter?
2. Manakah pembacaan kWh meter yang lebih baik kWh analog atau
kWh digital?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dalam penulisan proyek akhir ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh dari kWh meter analog dan kWh meter digital

2
2. Untuk mendeskripsikan efektifitas pembacaan kWh meter Analog
dengan kWh meter Digital berdasarkan kelas 1

Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah:
1. Supaya pembaca memahami perbandingan dari kWh meter analog
dengan kWh meter digital dalam jaringan PT. PLN UP3
JATINEGARA.
2. Melalui setiap proses yang dikerjakan dalam penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
sendiri.
3. Sebagai bahan refrensi untuk pembaca.

1.4 Sistematika Penulisan


Penulis mencantumkan sistematika penulisan untuk lebih
memudahkan dan memahami laporan ini secara keseluruhan, maka
pembahasan disusun atas beberapa sub pembahasan sebagai berikut.
Bab I. Pendahuluan berisi tentang secara singkat latar belakang, ruang
lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II.
Landasan teori menguraikan tentang tinjauan pustaka, landasan teori
tentang pengukuran, kWh meter analog dan kWh meter digital dan
kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Bab III. Metodelogi Penelitian
menguraikan tentang analisa kebutuhan , perancangan penelitian, dan
teknik analisis dalam pengamatan data kWh meter digital. Bab IV. Hasil
dan pembahasan menguraikan tentang hasil yang didapat dari lapangan
dan kemudian dilakukan pembahasan sesuai dengan teori yang didapat
dari studi literature. Bab V. Penutup dikemukakan kesimpulan penelitian
dan saran yang berkaitan dengan penelitian.

3
BAB II

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

2.1 ` Tinjauan Pustaka


Untuk membantu pembuatan Proyek Akhir ini, dibutuhkan adanya
beberapa referensi yang dapat menjadi acuan penulis dalam melakukan
penelitian.
1. Hartanto. 2015 dalam jurnalnya yang berjudul Analisa Deviasi Kwh
Meter Memanfaatkan Aplikasi Android “APP TOLE” Menjelaskan
tentang pengertian kWh meter, pengaruh kelainan pada kWh meter
terhadap nilai deviasi pada kWh meter sehingga berpengaruh terhadap
susut.
2. Nuranita. 2014 dalam jurnalnya yang berjudul ANALISA
PERBANDINGAN KWH METER PRABAYAR DENGAN
NONPRABAYAR DI LIHAT DARI SISI KEEKONOMISANNYA DI PT.
PLN (Persero) Menjelaskan tentang perbandingan kWh meter prabayar
dengan non prabayar dari sisi keekonimisan biayanya.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Pengukuran Besaran Listrik
Istilah instrument dalam instrumentasi adalah piranti yang
digunakan dalam pengukuran untuk memperoleh data. Instrumentasi
atau sistem instrumentasi menggambarkan satu kesatuan alat ukur
terserbut, menyangkut alat serta mekanisme pengukurannya secara
keseluruhan. Alat ukur listrik adalah alat ukur yang dipergunakan untuk
mengukur besaran-besaran listrik turunan-turunannya, seperti tegangan,
arus, daya, frekuensi, dan hambatan.

4
2.2.2 Pengukuran Dan Jenis Data
Informasi yang diperoleh dalam suatu pengukuran disebut data.
Sesuai dengan sifat pegukuran maka data dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Dengan data ini maka informasi yang diperoleh berupa sebuah
pernyataan simpulan, misalnya ”nilai kuantitas tegangan dari
voltmeter analog dapat dirubah menjadi sinyal digital menggunakan
ADC”.
2. Data Kuantitatif
Bila informasi yang dipakai dalam pengukuran berupa nilai/angka
maka data itu disebut data kuantitatif, misalnya “sebuah pengukuran
tegangan diperoleh 10 volt”.
a. Data Empiris
Data ini diperoleh langsung saat dilakukan pengukuran (apa yang
terbaca pada alat ukur). Data empiris sering disebut juga data
mentah karena belum diproses lebih lanjut. Tegangan yang
terbaca pada voltmeter, misalnya adalah termasuk data empiris.

b. Data Terproses
Data ini diperoleh setelah dilakukan pengolahan tertentu,
misalnya melalui sebuah perhitungan. Sebagai contoh jika diukur
tegangan V dan arus I maka hambatan R=V/I setelah dihitung
hasilnya disebut data terproses. Data tipe ini biasanya diperoleh
dari proses reduksi data.

2.2.3 Ralat dan Ketidakpastian


Secara konsep pengukuran, baik karena keterbatasan alat
maupun kerena kondisi lingkungan makan dipercaya bahwa
setiap pengukuran akan selalu menghasilkan hasil ukur yang tidak
semestinya. Simpagan atau selisih antara hasil ukur dan hasil
yang sebenarnya dinyatakan sebagai ralat (error).

5
2.2.4 Akurasi
Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi
yang baik yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil.
Dalam hal ini, sebelum dalam keadaan baik dan layak untuk
digunakan, harus dipastikan bahwa kondisi alat benar-benar
dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan, yaitu alat dalam
keadaan terkalibrasi dengan baik.

2.2.5 Konsep Rangkaian Listrik


Rangkaian listrik adalah suaatu kumpulan elemen atau
komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara
tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup
dengan tidak memandang lokasi dekat atau jauh.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada rangkaian
listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif
dan pasif, dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energy,
dalam hal ini adalah tahanan atau hambatan dengan symbol R
lilitan atau kumparan dengan simbol L, kapasitor atau
kondensator dengan simbol C.
Dari penjelasan singkat diatas, tentunya rangkaian listrik
tidak terlepas dari arus listrik, tegangan, dan energi :
1. Arus Listrik
Dalam teori rangkaian listrik, arus dengan satuan Ampere (A)
merupakan pergerakan muatan positif.
Ketika terjadi beda potensial disuatu elemen atau komponen
maka akan muncul arus dimana arah arus postif mengalir dari
potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negative
mengalir dari sebaliknya. Selama muatan tersebut bergerak
maka akan muncul arus, tetapi ketika muatan tersebut diam
maka arus pun akan hilang.
Macam-macam arus :
a. Arus Searah

6
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau
konstan terhadap satuan waktu, artinya dimanapun kita
meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama.

Gambar 2.1 Arus Searah

b. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)


Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah
terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu
berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perioda
waktu : T).

Gambar 2.2 Arus Bolak - Balik

7
2. Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda
potensial dalam bahasa Inggris voltage dalam satuan volt (V),
adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu
terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya, atau pada kedua
terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb
dari satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja
yang dilakukan sebenarnya adalah energy yang dikeluarkan
sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa
tegangan adalah energi per satuan muatan
A B

+ V -

Gambar 2. 3 Simbol Tegangan

Pada gambar diatas, jika terminal/kutub A mempunyai


potensial lebih tinggi daripada potensial di terminal/kutub B.
Maka ada dua istilah yang seringkali dipakai pada Rangkaian
Listrik, yaitu :
a. Tegangan turun/voltage drop
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial
lebih rendah dalam hal ini dari terminal A ke terminal B.
b. Tegangan naik/voltage rise
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial
lebih tinggi dalam hal ini dari terminal B ke terminal A.

8
3. Energi
Energi adalah suatu kerja dimana kita memindahkan
sesuatu dengan mengeluarkan gaya sebesar satu Newton
dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah dengan
selisih jarak satu meter.
Pada alam akan berlaku hokum Kekekalan Energi
dimana energy sebetulnya tidak dapat dihasilkan dan tidak
dapat dihilangkan, energi hanya berpindah.

2.2.6 Pengertian Daya


Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha.
Dalam system tenaga listrik, day merupakan jumlah energy yang
digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya
dinyatakan dalamsatuan Watt atau Horsepower (HP). Horse power
merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP setara dengan 746 Watt
atau 1 bit/second.
Daya dinyatakan dalam P, tegangan dinyatakan dalam V dan arus
dinyatakan dalam I, sehingga besarnya dinyatakan :

𝑃 = 𝑉 × 𝐼…………………………………………………………....2.1

1. Daya Aktif
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk
melakukan energy sebenernya. Satuan daya aktif adalah Watt.
Misalnya energy panas, cahaya, mekanik dan lain-lain.
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑………………………………………………………2.2
Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan
dalam bentuk kerja.
2. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan
terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya

9
reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain-lain. Satuan
daya reaktif adalah VArh.
𝑄 = 𝑉. 𝐼. 𝑆𝑖𝑛𝜑………………………………………………………..2.3
3. Daya Nyata
Daya nyata adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
teganga rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang
merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya
reaktif.
Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan
matematika antara tipe tipe daya yang berbeda (Apparent Power,
Active Power, Reactive Power) berdasarkan prinsip trigonometri.

𝑆 = 𝑉. 𝐼
𝑄 = 𝑉. 𝐼. 𝑆𝑖𝑛𝜑

𝜑
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑

Gambar 2 4 Segitiga Daya


2.2.7. Wiring 3 Phasa

Gambar 2.5 Pengawatan kWh meter 3 fasa 4 kawat pengukuran langsung

10
Gambar diatas memperlihatkan pengawatan kWh meter 3 fasa 4 kawat
pengukuran langsung biasa digunakan untuk pengukuran energi listrik
tegangan rendah dengan tarif tunggal atau tarif ganda. Pengukuran energi
listrik secara langsung dalam arti pemakaian energi listrik oleh konsumen pada
saat itu langsung diukur oleh kWh meter tanpa melalui CT terlebih dahulu untuk
menurunkan arus, pada umumnya pengawatan kWh meter mekanik dan
elektronik sama, bedanya ketika di pasang sistem Automatic Meter Reading
(AMR) diberi perangkat tambahan seperti, modem, antena, kartu GSM, dan
adaptor.
Penggunaan kWh meter yang dipasang untuk pengukuran energi listrik harus
sesuai dengan :
1. Tegangan kerja
2. Daya Tersambung
3. Sistem pengawatan pada kWh meter tersebut

2.2.8 kWh Meter


1. kWh Meter Mekanik
Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk
menghitung besar pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum
dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah
kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, magnet tetap
yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi medan
magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan
aluminium.
Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet
dimana medan magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat
dari aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter
digit sebagai tampilan jumlah KWh nya.

11
Gambar 2.6 kWh meter Mekanik

a. Medan magnet pada KWH Meter b. Model fisik KWH meter


Gambar 2.7 Kwh Meter Listrik

Gambar 2.7.a mengambarkan kepada kita bagaimana medan


magnet memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang melalui
kumparan arus mengalir sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu.
Hal ini menimbulkan adanya medan di permukaan kawat tembaga pada
koil kumparan arus. Kumparan tegangan membantu mengarahkan
medan magnet agar menerpa permukaan alumunium sehingga terjadi
suatu gesekan antara piringan alumunium dengan medan magnet
disekelilingnya. Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar
dan kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus listrik yang
melalui kumparan arus.
Gambar 2.7.b merupakan koneksi KWh Meter dimana ada empat
buah terminal yang terdiri dari dua buah terminal masukan dari jala–jala

12
listrik PLN dan dua terminal lainnya merupakan terminal keluaran yang
akan menyuplai tenaga listrik ke rumah.

Gambar 2.8 Wiring kWh meter Analog

2. kWh Meter Elektronik


kWh meter elektronik adalah suatu alat ukut besaran-besaran listrik yang
memiliki kemampuan untuk mengukur energi aktif (kWh), energi reaktif
(kVARh), energi semu (kVA) dan besaran-besaran arus (Ampere),
tegangan (Volt), Faktor daya (Cos Phi), serta mampu merekam kejadian-
kejadian/ ketidaknormalan pengukuran dalam periode tertentu ada yang
terhubung dengan AMR ada juga yang non AMR. kWh meter elektronik
untuk pelanggan tegangan rendah merekam pengukuran energi setiap 1
jam sekali untuk pelanggan tegangan menengah merekam pengukuran
energi listrik setiap 15 menit sekali.

13
Gambar 2.9 kWh meter elektronik

Gambar 2.10 Wiring dari kWh meter digital

14
2.3 Kerangka Pemikiran

Latar Belakang :
kWh meter dalam cara kerjanya
terbagi menjadi kWh meter analog
dan digital. Dalam pembacaan nya,
PLN melakukan pencatatan secara
manual melalui petugas biller dan
secara otomatis dengan
menggunakan teknoligi komunikasi
(AMR)

1. Membandingkan kWh 3. Mengetahui prinsip kerja


meter analog, dan kWh pengukuran di masing-
meter digital pada PT masing kWh meter dan
PLN (Persero) Area yang mempengaruhinya.
Jatinegara.
2. Mencari tahu efektifitas
pola pembacaan dari
jenis kWh.

Dari data diatas hasil yang akan


diketahui berupa efesiensi yang
lebih baik dari pemakaian kWh
meter analog dan kWh meter
digital

Kerangka penelitian ini dibuat agar penelitian yang dilakukan dapat dilakukan
dengan baik dimana kerangka pemikiran ini meliputi beberapa tahapan yaitu:

1. Tahap 1
Mengetahui jenis kWh meter yang ada yaitu kWh meter digital dan kWh
meter analog kelas 1
2. Tahap 2
Membandingkan kedua jenis kWh meter, dimana kedua kWh meter
seperti kWh meter digital dan kWh meter analog masih menggunakan
pencatatan manual tetapi dengan hasil yang berbeda

15
3. Tahap 3
Melakukan pengujian alat untuk mengetahui lebih lanjut tentang efektifitas
suatu alat tersebut.
4. Tahap 4
Hasil dari pengujian kedua alat ini membuktikan bahwa kWh meter
elektronik mendekati hasil daya yang sebenarnya sedangkan kWh meter
analog sedikit lebih jauh dari beban yang sebenarnya.
5. Tahap 5
Pada tahap ini akan didapat hasil dimana kWh meter digital baik
dibandingkan kWh meter analog keefektifitasannya masih kurang dimana
ini akan dapat berdampak kerugian baik untuk pelanggan maupun bagi
PLN

16
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Analisa Kebutuhan


Untuk melakukan penelitian mengenai studi ini maka yang
dibutuhkan bagi penulis diantaranya adalah :
1. Waktu dan tempat
Dalam penelitian mengenai kajian ketelitian pembacaan kWh meter
analog dengan kWh meter digital kelas 1 di laboratorium PT.PLN
(Persero) UP3 Jatinegara dilaksanakan mulai dari 4 Januari 2019
sampai dengan 31 Mei 2019 dan bertempat di PT PLN (Persero) UP3
Jatinegara.
2. Data
Data yang diperlukan merupakan data yang berhubungan dengan
kWh meter, beban yang dipakai pelanggan di PT PLN (Persero) UP3
Jatinegara.
3. Literatur
Literatur dari buku-buku maupun jurnal-jurnal diperlukan untuk
mengomperasikan data dan sebagai teori pembanding.
4. Biaya
Biaya yang dibutuhkan adalah biaya akomodasi penelitian dan biaya
penyusunan tugas akhir.

3.2 Perancangan Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi. Dimana
peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mengamati keadaan yang sebenarnya di lapangan. Dalam hal ini, pengamatan
akan dilakukan pada PT. PLN (Persero) UP3 Jatinegara.
Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya
susunan kerangka kerja (frame work) yang jelas tahapan-tahapannya.
Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

17
penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja penelitian
yang digunakan seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

MulaiM

Survei lapangan dan Observasi dalam


pelaksanaan pengujian kWh meter analog
dan digital di laboratorium di PT. PLN
(Persero) UP3 Jatinegara

Pengumpulan Data Pengujian

- Data Beban
- Stand meter kWh meter
Analog dan kWh meter digital

Pengolahan Data

Tidak

Analisis Data Berhasil

Ya

Hasil Analisis Data

Saran dan Kesimpulan

SELESAI

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian (Flowchart)

18
3.3 Teknik Analisis
Teknis analisis data yang di gunakan pada penelitian kali ini adalah :
a) Metode Pustaka
Yaitu mencari data-data yang berkaitan dan literature buku-buku,
jurnal-jurnal, brosur elektronika dan situs-situs internet, selanjutnya
menerapkannya dalam proses perancangan dan penulisan.
b) Pengujian
Melakukan peneraan kWh meter mekanik dengan kWh meter
elektronik
c) Observasi
Dengan melakukan wawancara atau Tanya jawab pada pegawai PLN
UP3 Jatinegara
d) Analisis Data
Data hasil survey lapangan dan observasi tentang kWh meter analog
dan kWh meter digital kelas 1 yang kemudian akan digunakan untuk
perhitungan dan analisis pengukuran.

2.4 Rumus Energi pada kWh meter


KWh meter menghitung jumlah energi yang mengalir tidak saja
pada pembebanan konstan, tetapi juga pada pembebanan yang
berubah. Untuk menentukan benar tidaknya penunjukan kWh meter,
maka kWh meter dioperasikan pada pembebanan yang tertentu dan
mengukur besarnya daya yang mengalir serta mengamati kWh meter
yang sedang di test. Jika daya dijaga konstan dalam selang waktu
tertentu maka jumlah energi yang mengalir dapat dihitung. Dari
pengamatan kerja kWh meter dapat dihitung juga berapa E = energi
(kWh) dan N = ω penunjukan kWh meter.

19
Jika daya yang mengalir konstan, maka untuk suatu kWh meter
dapat kita tuliskan hubungan:
𝐸 = 𝑃 × 𝑡………………………………………………………………….(3.1)
Keterangan :
E = Energi (kWh)
P = Daya (kW)
t = Waktu (detik)

20
BAB IV

PENGUJIAN KWH METER ANALOG DAN KWH METER


DIGITAL KELAS 1

4.1 Hasil

4.1.1 Perbandingan Pengukuran kWh meter


Untuk mengetahui keakuratan sebuah kWh meter, maka dilakukan
pengujian. Pengujian meliputi kWh meter elektronik kelas 1 dan kWh meter
mekanik kelas 1 yang keduanya di seri pada meja tera laboratorium PT. PLN
UP3 Jatinegara, lama pengujian selama 6 jam. Untuk pencatatan standmeter
dengan interval waktu setiap 30 menit, power faktor diatur 0,85 arus normal
masing-masing fasa diberi nilai sebesar 5A, dengan beban terbaca 2660,8 watt
(2.66 kwh). Daya bisa berubah sewaktu-waktu karena nilai tegangan dari PLN
tidak konstan, hal ini tidak mempergaruhi perbandingan pengukuran antara
masing-masing kWh meter, karena dalam pelaksanaannya ketiga kWh meter
diseri.

Tabel 4.1 Pembacaan Stand kWh meter elektronik kelas 1 dengan kWh meter
mekanik kelas 1

Waktu Cos kWh meter Elektronik kWh meter Mekanik


𝜑 Stand Stand Pemakaian Stand Stand Pemakaian
awal akhir energi awal Akhir energi
(kWh) (kWh)
Meter Meter
elektronik mekanik
30 menit 0,85 4,71 6,04 1,33 8 9,33 1,33
60 menit 0,85 4,71 7,37 2,66 8 10,65 2,65
90 menit 0,85 4,71 8,71 3,99 8 11,98 3,98
120 0,85 4,71 10,04 5,32 8 13,30 5,24
menit
150 0,85 4,71 11,37 6,65 8 14,62 6,56

21
menit
180 0,85 4,71 12,71 7,98 8 15,95 7,89
menit
210 0,85 4,71 14,03 9,31 8 17,27 9,21
menit
240 0,85 4,71 15,36 10,64 8 18,60 10,54
menit
270 0,85 4,71 16,69 11,97 8 19,92 11,86
menit
300 0,85 4,71 18,02 13,3 8 21,24 13,18
menit
330 0,85 4,71 19,36 14,63 8 22,57 14,51
menit
360 0,85 4,71 20,69 15,96 8 23,89 15,83
menit

Dari table 4.2 dapat dilihat perbedaan pembacaan stand kWh meter elektronik
dan kWh meter mekanik, dengan faktor kelas kWh yang sama akan mencapai
hasil pembacaan masing-masing kWh meter berbeda.
Hal ini dikarenakan pada kWh meter elektronik bekerja berdasarkan prinsip
elektronik dengan setiap pengukuran menggunakan impuls dan pasa kWh
meter mekanik bekerja berdasarkan prinsip induksi dan piringan pada kWh
meter mekanik digunakan sebagai penggerak register pada setiap pengukuran.
Hal ini terlihat ketika dilakukan pengujian terhadap kWh meter elektronik kelas 1
dan kWh meter mekanik kelas 1.

A. kWh meter elektronik kelas 1


Pemakaian selama 6 jam
1,33 + 1,33 + 1,34 + 1,33 + 1,33 + 1,34 + 1,32 + 1,33 + 1,33 + 1,33 +
1,34 + 1,33 = 15,98 kWh
B. kWh meter mekanik kelas 1

22
1,33 + 1,32 + 1,33 + 1,32 + 1,32 + 1,33 + 1,32 + 1,33 + 1,32 + 1,32 +
1,33 + 1,32 = 15,86 kWh
Jadi selisih antara kWh meter elektronik kelas 1 dan kWh meter mekanik
kelas 1 selama 6 jam adalah :
Selisih = kWh meter elektronik kelas 1 – kWh meter mekanik kelas 1
= 15,98 kWh – 15,86 kWh
= 0,12 kWh

Perhitungan toleransi pengukuran berdasarkan kelas meter kWh meter kelas 1


= toleransi ± 1%
Dengan beban sebenarnya P= 2,660 kW
Elektronik
Fasa R : I = 6,957; V = 236,22; 𝜑 = 0,85
𝑃𝑟 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 6,957 x 236,22 x 0,85 = 1,397 kW
Fasa S : I = 6,538; V = 228,314; 𝜑 = 0,85
𝑃𝑠 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 6,538 x 228,314 x 0,85 = 1,269 kW
Fasa T :I=0 ; V = 227,89; 𝜑 = 0,85
𝑃𝑡 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 0 x 227,89 x 0,85 = 0 kW
𝑃 = Pr + 𝑃𝑠 + 𝑃𝑡
= 1,397 + 1,269 + 0
= 2,663 kW
2,663−2,660
Error Beban = X 100%
2,660
= 0,11% (kWh meter elektronik kelas 1, masih dalam toleransi)
Mekanik
Fasa R : I = 6,947; V = 236,22; 𝜑 = 0,85
𝑃𝑟 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 6,947 x 236,22 x 0,85 = 1,395 kW
Fasa S : I = 6,513; V = 228,314; 𝜑 = 0,85
𝑃𝑠 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 6,5131 x 228,314 x 0,85 = 1,264 kW
Fasa T :I=0 ; V = 227,89; 𝜑 = 0,85
𝑃𝑡 = 𝑉. 𝐼. 𝑐𝑜𝑠𝜑 = 0 x 227,89 x 0,85 = 0 kW
𝑃 = Pr + 𝑃𝑠 + 𝑃𝑡

23
= 1,395 + 1,264 + 0
= 2,62 kW
2,62−2,66
Error Beban = x 100%
2,66
= −1,503% (kWh meter mekanik kelas 1, masih dalam toleransi
tapi masih kurang efisien)
Dari perhitungan sampling diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kWh
meter elektronik lebih efisien daripada kWh meter mekanik bisa dilihat dari error
kWh masing-maing alat terhadap daya yang sebenarnya. Walaupun kedua alat
tersebut masih dalam toleransi tetapi kWh elektronik lebih mendekati daya
sebenarnya dibandingkan kWh meter mekanik. Error kWh idealnya berada di
angka 0% jika bernilai “+” artinya daya yang terbaca lebih besar dibanding daya
yang sebenarnya, jika bernilai “-“ artinya daya yang terbaca lebih kecil
dibandingkan dengan daya yang sebenarnya.

Tabel 4.2 Perbandingan energi listrik masing-masing kWh meter


No. Tipe kWh meter Pemakaian selama 6 jam
1. kWh meter elektronik kelas 1 15,98
2. kWh meter mekanik kelas 1 15,86

Dari Tabel 4.3. Dapat dilihat pembacaan pemakaian energi listrik masing-
masing kWh meter selama 6 jam, dengan energi sebenarnya
Daya beban terbaca = 2660,8 watt = 2,66
Energi = P X t
= 2,66 kW x 6 jam =15,96 kWh

Dapat dilihat hasil pada pengukuran selama 6 jam menggunakan kWh


meter elektronik hasilnya tidak jauh dengan energi sebenarnya, hasil
pengukuran pada kWh meter disebabkan oleh faktor antara lainkelas kWh
meter dan prinsip kerja kWh elektronik bekerja berdasarkan prinsip elektronik,
sedangkan kWh meter mekanik bekerja berdasarkan prinsip induksi. Piringan
dari kWh meter mekanik bias saja terkena debu sehinggan memperlambat

24
efektifitas pengukuran energi listrik dan faktor kelas sangat berpengaruh,
semakin kelas kWh meter kecil maka presentase kesalahan pengukuran juga
semakin kecil, tapi sebagian besar pelanggan PT. PLN (Persero) menggunakan
kWh meter mekanik kelas 1.

4.1.2 Efektifitas pembacaan tagihan (billing) dari pola baca meter

Pembacaan dilakukan dengan periode perbulan, kalau kWh meter


mekanik itu masih menggunakan pencatatan manual jadi kadang ada salah
baca atau mengira-ngira jika ada kendala seperti kWh meternya terlalu tinggi
jadi petugas pembaca meter biasanya akan mengira-ngira berapa energi yang
terpakai pada kWh meter pelanggan tersebut jadi itu menyebabkan tidak
efektifitasnya suatu pembacaan meter yang bisa jadi merugikan pelanggan
ataupun PLN itu sendiri, berbeda dengan kWh meter digital karena bisa
dipantau oleh pelanggan itu sendiri sehingga pemakaian dapat dipantau atau
diatur sendiri oleh pelanggan tersebut.

Tabel 4.3 Kelebihan dan kekurangan kWh meter mekanik dan kWh meter digital

kWh meter Mekanik kWh meter digital


Kelebihannya : Kelebihannya :
- alatnya yang sederhana dan
- Keunggulan dari alat ini adalah kita
harganya lebih murah daripada kWh
bisa kalkulasikan biaya listrik bulanan
meter digital serta daya tahan
dan membatasi pemakaian listrik.
umumnya lama.
- Tanpa ada sanksi denda pemutusan
- Ketelitian mencatat dari petugas
- Tanpa dikenakan denda keterlambatan
PLN.
- Tidak ada masa aktif (selagi kWh
- Listrik selalu tersedia sampai
masih tersisa).
tenggat waktu pembayaran di akhir
bulan.
Kekurangannya :
Kekurangannya:
- Namun, kelemahannya adalah
- Sedangkan kelemahannya adalah kita
konsumen tidak dapat menunda
harus siap sedia token listrik, jangan
pembayaran tagihan listrik dan
sampai nanti ketika tengah malam listrik
pemakaian listrik konsumen kurang
kita mati harus menunggu sampai esok
terkendali.
hari.
- Ada kendala seperti, kWh meter
-Bisa mati sewaktu-waktu jika pulsa
yang terlalu tinggi sehingga susah
habis.
digapai oleh petugas cater jadi
pembacaan hanya bisa dikira-kira.

25
4.1 Pembahasan

Seperti apa yang dapat dilihat dari data yang telah didapat, bahwa
penggunaan kWh meter memiliki perbedaan serta kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Dari mulai kWh meter mekanik dan kWh meter digital, masih
banyak pelanggan yang menggunakan kWh meter mekanik padahal jika dilihat
dari efektifitas pengukuran dan pencatatan dari 2 jenis kWh meter ini yang
paling bagus adalah penggunaan kWh meter digital. Maka dari itu PLN
berusaha untuk memaksimalkan pemakaian kWh meter digital pada pelanggan
karena untuk mengurangi rugi pada PLN ataupun pada pelanggan itu sendiri
jadi pada saat pembacaan manual itu kendala yang terjadi dapat menyulitkan
petugas cater dan merugikan baik pelanggan maupun petugas.

4.2 Implikasi Penelitian

Sistem AMR yang dibuat ini digunakan sebagai alat bantu berupa
penambahan pemasangan modem pada kWh meter guna dari pihak PLN
memantau penggunaan beban yang digunakan oleh pelanggan. Hal ini
dikarenakan pelanggan menggunakan sistem instalasi 3 phasa, dimana suplai
daya yang dipasok dari PLN termasuk daya reaktif (kVArh). Dan pelanggan
menggunakannya dalam jumlah besar berbanding dengan beban yang dipakai.
Dari kWh meter mekanik dan kWh meter digital memiliki perbedaan masing-
masing. kWh meter mekanik masih menggunakan sistem piringan dari
pengukurannya dipengaruhi oleh induksi medan magnet antara kumparan
tegangan dan arus yang akan menggerakkan piringan yang akan
menggerakkan register sehingga dapat memperlambat proses pengukuran itu
sendiri, sedangkan kWh meter digital itu sudah baik tetapi memang cara
pengukurannya masih lewat petugas yang turum langsung kelapangan dan jika
ada kendala pada saat pencatatan petugas akan mengira-ngira yang dapat
menyebabkan kerugian baik pihak PLN ataupun pelanggan itu sendiri.

26
BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai Kajian ketelitian pembacaan kWh


meter Analog dengan kWh meter digital kelas 1 di Laboratorium PT.PLN
(Persero) UP3 Jatinegara dapat disimpulkan bahwa :

1. kWh meter digital atau kWh meter elektronik untuk pengukuran energi
listrik lebih baik dibandingkan kWh meter mekanik, berikut adalah
perbandingan rata-rata hasil pengukuran energi listrik selama 6 jam pada
masing-masing tipe kWh meter terhadap energi sebenarnya.
Daya beban terbaca = 2660,8 watt = 2,66 kW
Energi = P x t
= 2,66 kW x 6 jam = 15,96 kWh
kWh meter elektronik kelas 1 = 15,96 kWh
kWh meter mekanik kelas 1 = 15,86 kWh
2. Pola baca meter suatu kWh meter sangat berpengaruh terhadap
keefektifitasannya maka dari itu dari kWh meter analog serta kWh meter
mekanik kelas 1 dapat dilihat walaupun memiliki kelas yang sama tetapi
hasilnya berbeda karena kWh digital lebih mendekati energi sebenarnya.

5.2 Saran

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan penulis di tempat penelitian, maka


penulis ingin sedikit memberikan saran sebagai berikut :

1. Disarankan PLN akan segera meng-AMRisasi seluruh kWh meter di


Indonesia agar mempermudah proses pembacaan pemakaian energi
listrik pada konsumen dan menekan kerugian yang ada.
2. Disarankan agar memperbaiki atau mengganti langsung perangkat-
perangkat pada kWh meter yang sudah usang.

27
DAFTAR PUSTAKA

Sarimun, Wahyudi. 2011. BUKU SAKU PELAYANAN TEKNIK. Jakarta:


Garamond
Hartanto. 2015. Analisa Deviasi Kwh Meter Memanfaatkan Aplikasi
Android “APP TOLE”
Susila, B., Suharyanto, M., & Isnaeni,B,S (2010). PERANCANGAN
AUTOMATIC METER READING (AMR) BERBASIS
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16.
Nuranita. 2015. ANALISA PERBANDINGAN KWH METER PRABAYAR
DENGAN NONPRABAYAR DI LIHAT DARI SISI
KEEKONOMISANNYA DI PT. PLN (Persero)
SPLN D3.006-2: 2009 Persyaratan Khusus Meter Statik Energi Aktif
Fase Tiga Kelas 0,2s dan 0,5s

28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pensonal
NIM :2016 -71 - UB
Nama : Silvia Febria Romadhona
Tempat / Tgl. Lahir : Bandar Lampung, 6 Februari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : lslam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : Dlll Teknik Elektro
Alamat Rumah : Jl. Danau Laut Tawar no.S , kedaton, Bandar Lampung
Hp :085782806727
Email : silviafebria9T@qmail.com
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD AL KAUTSAR BANDAR
SD 2003 - 2009
LAMPUNG
SMP KARTIKA II-2
SMP 2009 -2012
BANDAR LAMPUNG
SMA N 10 BANDAR ILMU PENGTAHUAN
SMA 2012 -2015
TAMPUNG ALAM (rPA)
Demikian daftar riwayat hidup inidibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 5 Agustus 2019

O/
1W'@
(Silvia Febria Romadhona

31
LAMPIRAN

30
SEKOISH TINGGITEKNIK - PLN
DAFTAR KONSULTASI PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Silvia Febria Romadhona

NIM :2016-71-048

Program Studi : Teknik Elektro

Jenjang : Diploma Tiga t

Pembimbing Utama : Aas Wasri Hasanah, S.Si., MT

Judul Tugas Akhir : Perbandingan Penggunaan Antara kWh Meter Digitaldengan


kWh Meter Automatic Meter Reading (AMR) datam Jaringan
PT. PLN (Persero) UP3 Jatinegara

Paraf
No Tanggal Materi Konsultasi
Dosen
1 tq illod- W k ns.tt"n 6ft8 t fu'A
2 r)+ [th"t ar For,u-,thr,. B&g t Rc.nqr .h<
3 1q wh,ttaue +.'
kun''rk r
t'AB +N
4 ?s lVh,ctatf k*u&r*' BAB e R.vtv, -+v<
5 r Ag,,L rul {i.^,tG BAa 3 4r,,r
6 to Agil. aote |1**h,.' &frt :, Rrrrur h4
7 4 {pnLa* Fontoho..' q\ 3 em Bffi q "h.t
8 a t\Aec ao( fus.kmt RAB q Rei/th '+",
I ,ttl fv'ler4 tron"tho BftB q Ruup,' -+A
10 la tru-ar lnnouLbn 8AB t1 fu*u.," e<
11 0* 6tn; 0At h"rn,(.:-' BAE q EsviH 4,e
12 i'b k \c at Kqln,krun BAB q trvin +v<
13 21 fuk m(c Km'su6{e"' tng q R,rril. Ar"
14 30 X{rk ,ot9 Kon* E u, gAB q d^ ts*B s +-{
DATA YANG DIPAKAI UNTUK PERHITUNGAN ERROR BEBAN

31

Anda mungkin juga menyukai