PROYEK AKHIR
DISUSUN OLEH :
SILVIA FEBRIA ROMADHONA
2016-71-048
Disusun oleh :
NIM: 2016-71448
Mengetahui,
.-
ru
Erlina, ST., MT
Kepala Departemen Elektro
Aas Waeri Hasanah, S.si., MT
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
NIM :2016-71-048
Telah disidangkan dan dinyatakan lulus Sidang Proyek Akhir pada Program
Diploma ll!, Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik - PLN pada
tanggal 19..A,gvL*.q zo$
Mengetahui :
m[ffi,
I\-/ -/Vvn"'
_---
Erlina, ST., MT
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR
NIM :2016-71-048
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proyek Akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya baik
di lingkungan STT-PLN maupun di suatu Perguruan yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh
kesadaran dan rasa tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika
ternyata pernyataan ini tidak benar.
NIM : 2016-71-048
ill
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan perhargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Orang tua, dan kakak saya yang membantu saya menyemangati saya
dan mendoakan saya dari awal kuliah sampai semester akhir ini.
2. Bapak Asrizal, Bapak Saut, dan Bapak deni yang telah membantu saya
dengan memberi saran dan datadata yang saya butuhkan selama saya
magang.
3. Bang Taufik yang telah membantu saya dalam memberi saran dan ilmu
yang bermanfaat untuk mengerjakan proyek akhir ini.
4. Teman-teman kosan saya, teman-teman kelas saya, dan juga teman-
teman angkatan saya yang saling mendukung satu sama lain.
tv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH PROYEK AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Sekolah Tinggi Teknik - PLN, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Sekolah Tinggi Teknik -
PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan Tugas AKhir saya selama tetap mencantumkan
namasayasebagaipenulis/penciptadansebagaipemilikHakCipta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Yang menyatakan
ABSTRAK
Kata kunci : KWh meter digital, KWh meter Analog, kelas kWh meter
vi
REVIEW OF READING KWH METER ANALOG WITH KWH METER DIGITAL
CLASS 1 IN LABORATORY PT. PLN (PERSERO) UP3 JATINEGARA
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
viii
2.2.2 Pengukuran Dan Jenis Data ................................................................ 5
4.1 Hasil......................................................................................................... 21
4.1.2 Efektifitas pembacaan tagihan (billing) dari pola baca meter ........ 25
BAB V PENUTUP............................................................................................. 27
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pembacaan Stand kWh meter elektronik kelas 1 dengan kWh meter
.......................................................................................................................... 21
Tabel 4.1 Perbandingan energi listrik masing-masing kWh meter .................... 21
Tabel 4.3 Kelebihan dan kekurangan kWh meter mekanik dan kWh meter digital
.......................................................................................................................... 24
xi
DAFTAR RUMUS
Hal
Rumus 2.1 Daya……………………………………………..………………………10
Rumus 2.2 Daya Aktif……………………………………………………..............10
Rumus 2.3 Daya Reaktif…………………………..…………………………….....10
Rumus 3.1 Energi konstan pada waktu tertentu……………………….............29
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas tentang kajian
ketelitian pembacaan kWh meter Analog dengan kWh meter digital kelas 1 di
laboratorium PT.PLN (Persero) UP3 Jatinegara dalam hal pengukuran maupun
dalam pencatatan pemakaian energi listrik oleh pelanggan khususnya yang
digunakan di PT PLN (Persero) UP3 Jatinegara, mengenai efektifitas pola
pembacaannya.
1
1.2. Permasalahan Penelitian
2
2. Untuk mendeskripsikan efektifitas pembacaan kWh meter Analog
dengan kWh meter Digital berdasarkan kelas 1
Manfaat Penelitian
Manfaat yang di harapkan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah:
1. Supaya pembaca memahami perbandingan dari kWh meter analog
dengan kWh meter digital dalam jaringan PT. PLN UP3
JATINEGARA.
2. Melalui setiap proses yang dikerjakan dalam penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
sendiri.
3. Sebagai bahan refrensi untuk pembaca.
3
BAB II
4
2.2.2 Pengukuran Dan Jenis Data
Informasi yang diperoleh dalam suatu pengukuran disebut data.
Sesuai dengan sifat pegukuran maka data dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Dengan data ini maka informasi yang diperoleh berupa sebuah
pernyataan simpulan, misalnya ”nilai kuantitas tegangan dari
voltmeter analog dapat dirubah menjadi sinyal digital menggunakan
ADC”.
2. Data Kuantitatif
Bila informasi yang dipakai dalam pengukuran berupa nilai/angka
maka data itu disebut data kuantitatif, misalnya “sebuah pengukuran
tegangan diperoleh 10 volt”.
a. Data Empiris
Data ini diperoleh langsung saat dilakukan pengukuran (apa yang
terbaca pada alat ukur). Data empiris sering disebut juga data
mentah karena belum diproses lebih lanjut. Tegangan yang
terbaca pada voltmeter, misalnya adalah termasuk data empiris.
b. Data Terproses
Data ini diperoleh setelah dilakukan pengolahan tertentu,
misalnya melalui sebuah perhitungan. Sebagai contoh jika diukur
tegangan V dan arus I maka hambatan R=V/I setelah dihitung
hasilnya disebut data terproses. Data tipe ini biasanya diperoleh
dari proses reduksi data.
5
2.2.4 Akurasi
Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi
yang baik yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil.
Dalam hal ini, sebelum dalam keadaan baik dan layak untuk
digunakan, harus dipastikan bahwa kondisi alat benar-benar
dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan, yaitu alat dalam
keadaan terkalibrasi dengan baik.
6
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau
konstan terhadap satuan waktu, artinya dimanapun kita
meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama.
7
2. Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda
potensial dalam bahasa Inggris voltage dalam satuan volt (V),
adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu
terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya, atau pada kedua
terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb
dari satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja
yang dilakukan sebenarnya adalah energy yang dikeluarkan
sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa
tegangan adalah energi per satuan muatan
A B
+ V -
8
3. Energi
Energi adalah suatu kerja dimana kita memindahkan
sesuatu dengan mengeluarkan gaya sebesar satu Newton
dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah dengan
selisih jarak satu meter.
Pada alam akan berlaku hokum Kekekalan Energi
dimana energy sebetulnya tidak dapat dihasilkan dan tidak
dapat dihilangkan, energi hanya berpindah.
𝑃 = 𝑉 × 𝐼…………………………………………………………....2.1
1. Daya Aktif
Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk
melakukan energy sebenernya. Satuan daya aktif adalah Watt.
Misalnya energy panas, cahaya, mekanik dan lain-lain.
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑………………………………………………………2.2
Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan
dalam bentuk kerja.
2. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan
medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan
terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya
9
reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain-lain. Satuan
daya reaktif adalah VArh.
𝑄 = 𝑉. 𝐼. 𝑆𝑖𝑛𝜑………………………………………………………..2.3
3. Daya Nyata
Daya nyata adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
teganga rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang
merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya
reaktif.
Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan
matematika antara tipe tipe daya yang berbeda (Apparent Power,
Active Power, Reactive Power) berdasarkan prinsip trigonometri.
𝑆 = 𝑉. 𝐼
𝑄 = 𝑉. 𝐼. 𝑆𝑖𝑛𝜑
𝜑
𝑃 = 𝑉. 𝐼. 𝐶𝑜𝑠𝜑
10
Gambar diatas memperlihatkan pengawatan kWh meter 3 fasa 4 kawat
pengukuran langsung biasa digunakan untuk pengukuran energi listrik
tegangan rendah dengan tarif tunggal atau tarif ganda. Pengukuran energi
listrik secara langsung dalam arti pemakaian energi listrik oleh konsumen pada
saat itu langsung diukur oleh kWh meter tanpa melalui CT terlebih dahulu untuk
menurunkan arus, pada umumnya pengawatan kWh meter mekanik dan
elektronik sama, bedanya ketika di pasang sistem Automatic Meter Reading
(AMR) diberi perangkat tambahan seperti, modem, antena, kartu GSM, dan
adaptor.
Penggunaan kWh meter yang dipasang untuk pengukuran energi listrik harus
sesuai dengan :
1. Tegangan kerja
2. Daya Tersambung
3. Sistem pengawatan pada kWh meter tersebut
11
Gambar 2.6 kWh meter Mekanik
12
listrik PLN dan dua terminal lainnya merupakan terminal keluaran yang
akan menyuplai tenaga listrik ke rumah.
13
Gambar 2.9 kWh meter elektronik
14
2.3 Kerangka Pemikiran
Latar Belakang :
kWh meter dalam cara kerjanya
terbagi menjadi kWh meter analog
dan digital. Dalam pembacaan nya,
PLN melakukan pencatatan secara
manual melalui petugas biller dan
secara otomatis dengan
menggunakan teknoligi komunikasi
(AMR)
Kerangka penelitian ini dibuat agar penelitian yang dilakukan dapat dilakukan
dengan baik dimana kerangka pemikiran ini meliputi beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap 1
Mengetahui jenis kWh meter yang ada yaitu kWh meter digital dan kWh
meter analog kelas 1
2. Tahap 2
Membandingkan kedua jenis kWh meter, dimana kedua kWh meter
seperti kWh meter digital dan kWh meter analog masih menggunakan
pencatatan manual tetapi dengan hasil yang berbeda
15
3. Tahap 3
Melakukan pengujian alat untuk mengetahui lebih lanjut tentang efektifitas
suatu alat tersebut.
4. Tahap 4
Hasil dari pengujian kedua alat ini membuktikan bahwa kWh meter
elektronik mendekati hasil daya yang sebenarnya sedangkan kWh meter
analog sedikit lebih jauh dari beban yang sebenarnya.
5. Tahap 5
Pada tahap ini akan didapat hasil dimana kWh meter digital baik
dibandingkan kWh meter analog keefektifitasannya masih kurang dimana
ini akan dapat berdampak kerugian baik untuk pelanggan maupun bagi
PLN
16
BAB III
METODE PENELITIAN
17
penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja penelitian
yang digunakan seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
MulaiM
- Data Beban
- Stand meter kWh meter
Analog dan kWh meter digital
Pengolahan Data
Tidak
Ya
SELESAI
18
3.3 Teknik Analisis
Teknis analisis data yang di gunakan pada penelitian kali ini adalah :
a) Metode Pustaka
Yaitu mencari data-data yang berkaitan dan literature buku-buku,
jurnal-jurnal, brosur elektronika dan situs-situs internet, selanjutnya
menerapkannya dalam proses perancangan dan penulisan.
b) Pengujian
Melakukan peneraan kWh meter mekanik dengan kWh meter
elektronik
c) Observasi
Dengan melakukan wawancara atau Tanya jawab pada pegawai PLN
UP3 Jatinegara
d) Analisis Data
Data hasil survey lapangan dan observasi tentang kWh meter analog
dan kWh meter digital kelas 1 yang kemudian akan digunakan untuk
perhitungan dan analisis pengukuran.
19
Jika daya yang mengalir konstan, maka untuk suatu kWh meter
dapat kita tuliskan hubungan:
𝐸 = 𝑃 × 𝑡………………………………………………………………….(3.1)
Keterangan :
E = Energi (kWh)
P = Daya (kW)
t = Waktu (detik)
20
BAB IV
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Pembacaan Stand kWh meter elektronik kelas 1 dengan kWh meter
mekanik kelas 1
21
menit
180 0,85 4,71 12,71 7,98 8 15,95 7,89
menit
210 0,85 4,71 14,03 9,31 8 17,27 9,21
menit
240 0,85 4,71 15,36 10,64 8 18,60 10,54
menit
270 0,85 4,71 16,69 11,97 8 19,92 11,86
menit
300 0,85 4,71 18,02 13,3 8 21,24 13,18
menit
330 0,85 4,71 19,36 14,63 8 22,57 14,51
menit
360 0,85 4,71 20,69 15,96 8 23,89 15,83
menit
Dari table 4.2 dapat dilihat perbedaan pembacaan stand kWh meter elektronik
dan kWh meter mekanik, dengan faktor kelas kWh yang sama akan mencapai
hasil pembacaan masing-masing kWh meter berbeda.
Hal ini dikarenakan pada kWh meter elektronik bekerja berdasarkan prinsip
elektronik dengan setiap pengukuran menggunakan impuls dan pasa kWh
meter mekanik bekerja berdasarkan prinsip induksi dan piringan pada kWh
meter mekanik digunakan sebagai penggerak register pada setiap pengukuran.
Hal ini terlihat ketika dilakukan pengujian terhadap kWh meter elektronik kelas 1
dan kWh meter mekanik kelas 1.
22
1,33 + 1,32 + 1,33 + 1,32 + 1,32 + 1,33 + 1,32 + 1,33 + 1,32 + 1,32 +
1,33 + 1,32 = 15,86 kWh
Jadi selisih antara kWh meter elektronik kelas 1 dan kWh meter mekanik
kelas 1 selama 6 jam adalah :
Selisih = kWh meter elektronik kelas 1 – kWh meter mekanik kelas 1
= 15,98 kWh – 15,86 kWh
= 0,12 kWh
23
= 1,395 + 1,264 + 0
= 2,62 kW
2,62−2,66
Error Beban = x 100%
2,66
= −1,503% (kWh meter mekanik kelas 1, masih dalam toleransi
tapi masih kurang efisien)
Dari perhitungan sampling diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kWh
meter elektronik lebih efisien daripada kWh meter mekanik bisa dilihat dari error
kWh masing-maing alat terhadap daya yang sebenarnya. Walaupun kedua alat
tersebut masih dalam toleransi tetapi kWh elektronik lebih mendekati daya
sebenarnya dibandingkan kWh meter mekanik. Error kWh idealnya berada di
angka 0% jika bernilai “+” artinya daya yang terbaca lebih besar dibanding daya
yang sebenarnya, jika bernilai “-“ artinya daya yang terbaca lebih kecil
dibandingkan dengan daya yang sebenarnya.
Dari Tabel 4.3. Dapat dilihat pembacaan pemakaian energi listrik masing-
masing kWh meter selama 6 jam, dengan energi sebenarnya
Daya beban terbaca = 2660,8 watt = 2,66
Energi = P X t
= 2,66 kW x 6 jam =15,96 kWh
24
efektifitas pengukuran energi listrik dan faktor kelas sangat berpengaruh,
semakin kelas kWh meter kecil maka presentase kesalahan pengukuran juga
semakin kecil, tapi sebagian besar pelanggan PT. PLN (Persero) menggunakan
kWh meter mekanik kelas 1.
Tabel 4.3 Kelebihan dan kekurangan kWh meter mekanik dan kWh meter digital
25
4.1 Pembahasan
Seperti apa yang dapat dilihat dari data yang telah didapat, bahwa
penggunaan kWh meter memiliki perbedaan serta kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Dari mulai kWh meter mekanik dan kWh meter digital, masih
banyak pelanggan yang menggunakan kWh meter mekanik padahal jika dilihat
dari efektifitas pengukuran dan pencatatan dari 2 jenis kWh meter ini yang
paling bagus adalah penggunaan kWh meter digital. Maka dari itu PLN
berusaha untuk memaksimalkan pemakaian kWh meter digital pada pelanggan
karena untuk mengurangi rugi pada PLN ataupun pada pelanggan itu sendiri
jadi pada saat pembacaan manual itu kendala yang terjadi dapat menyulitkan
petugas cater dan merugikan baik pelanggan maupun petugas.
Sistem AMR yang dibuat ini digunakan sebagai alat bantu berupa
penambahan pemasangan modem pada kWh meter guna dari pihak PLN
memantau penggunaan beban yang digunakan oleh pelanggan. Hal ini
dikarenakan pelanggan menggunakan sistem instalasi 3 phasa, dimana suplai
daya yang dipasok dari PLN termasuk daya reaktif (kVArh). Dan pelanggan
menggunakannya dalam jumlah besar berbanding dengan beban yang dipakai.
Dari kWh meter mekanik dan kWh meter digital memiliki perbedaan masing-
masing. kWh meter mekanik masih menggunakan sistem piringan dari
pengukurannya dipengaruhi oleh induksi medan magnet antara kumparan
tegangan dan arus yang akan menggerakkan piringan yang akan
menggerakkan register sehingga dapat memperlambat proses pengukuran itu
sendiri, sedangkan kWh meter digital itu sudah baik tetapi memang cara
pengukurannya masih lewat petugas yang turum langsung kelapangan dan jika
ada kendala pada saat pencatatan petugas akan mengira-ngira yang dapat
menyebabkan kerugian baik pihak PLN ataupun pelanggan itu sendiri.
26
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
1. kWh meter digital atau kWh meter elektronik untuk pengukuran energi
listrik lebih baik dibandingkan kWh meter mekanik, berikut adalah
perbandingan rata-rata hasil pengukuran energi listrik selama 6 jam pada
masing-masing tipe kWh meter terhadap energi sebenarnya.
Daya beban terbaca = 2660,8 watt = 2,66 kW
Energi = P x t
= 2,66 kW x 6 jam = 15,96 kWh
kWh meter elektronik kelas 1 = 15,96 kWh
kWh meter mekanik kelas 1 = 15,86 kWh
2. Pola baca meter suatu kWh meter sangat berpengaruh terhadap
keefektifitasannya maka dari itu dari kWh meter analog serta kWh meter
mekanik kelas 1 dapat dilihat walaupun memiliki kelas yang sama tetapi
hasilnya berbeda karena kWh digital lebih mendekati energi sebenarnya.
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
28
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pensonal
NIM :2016 -71 - UB
Nama : Silvia Febria Romadhona
Tempat / Tgl. Lahir : Bandar Lampung, 6 Februari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : lslam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Program Studi : Dlll Teknik Elektro
Alamat Rumah : Jl. Danau Laut Tawar no.S , kedaton, Bandar Lampung
Hp :085782806727
Email : silviafebria9T@qmail.com
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD AL KAUTSAR BANDAR
SD 2003 - 2009
LAMPUNG
SMP KARTIKA II-2
SMP 2009 -2012
BANDAR LAMPUNG
SMA N 10 BANDAR ILMU PENGTAHUAN
SMA 2012 -2015
TAMPUNG ALAM (rPA)
Demikian daftar riwayat hidup inidibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 5 Agustus 2019
O/
1W'@
(Silvia Febria Romadhona
31
LAMPIRAN
30
SEKOISH TINGGITEKNIK - PLN
DAFTAR KONSULTASI PROYEK AKHIR
NIM :2016-71-048
Paraf
No Tanggal Materi Konsultasi
Dosen
1 tq illod- W k ns.tt"n 6ft8 t fu'A
2 r)+ [th"t ar For,u-,thr,. B&g t Rc.nqr .h<
3 1q wh,ttaue +.'
kun''rk r
t'AB +N
4 ?s lVh,ctatf k*u&r*' BAB e R.vtv, -+v<
5 r Ag,,L rul {i.^,tG BAa 3 4r,,r
6 to Agil. aote |1**h,.' &frt :, Rrrrur h4
7 4 {pnLa* Fontoho..' q\ 3 em Bffi q "h.t
8 a t\Aec ao( fus.kmt RAB q Rei/th '+",
I ,ttl fv'ler4 tron"tho BftB q Ruup,' -+A
10 la tru-ar lnnouLbn 8AB t1 fu*u.," e<
11 0* 6tn; 0At h"rn,(.:-' BAE q EsviH 4,e
12 i'b k \c at Kqln,krun BAB q trvin +v<
13 21 fuk m(c Km'su6{e"' tng q R,rril. Ar"
14 30 X{rk ,ot9 Kon* E u, gAB q d^ ts*B s +-{
DATA YANG DIPAKAI UNTUK PERHITUNGAN ERROR BEBAN
31