OLEH
KAMARUDDIN, S.Pd.,M.Si
NIP. 19671221 1989 1 002
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
kami telah menyelenggarakan Kegiatan Pengembangan Sekolah Model dan Pola
Pengimbasan Program Penjaminan Mutu Pendidikan di sekolah model SMP
Negeri 1 Lambandia Kabupaten Kolaka Timur
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang …............................................................ 1
B. Gambaran Singkat SMPN 1 Lambandia............................... 3
C. Rumusan masalah ……….. ............................................... 5
D. Tujuan ……………............................................................ 5
E. Manfaat ……………........................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................ 6
A. Budaya Sekolah …............................................................ 6
B. Situasi Saat ini ………………………............................... 9
C. Nilai-nilai utama ……….. ............................................... 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN....................................... 14
BAB. IV PENUTUP ........................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...... 19
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) adalah kegiatan sistemik
dan terpadu oleh satuan pendidikan atau sekolah, penyelenggara program
pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat untuk
memperbaiki mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan diperlukan: (1) mutu
pendidikan bervariasi antar sekolah/ madrasah, antardaerah; (2) setiap siswa
berhak memperoleh layanan pendidikan bermutu; (3) perbaikan mutu
sekolah/madrasah berkelanjutan sebagai kebutuhan; dan (4) mutu pendidikan
yang rendah akan menyebabkan daya saing SDM rendah.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan
upaya untuk menggerakkan seluruh elemen yang terdiri atas organisasi, kebijakan,
dan proses terpadu yang mengatur segala kegiatan dalam rangka meningkatkan
mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara sistematis, terencana, dan
berkelanjutan. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
bertujuan untuk menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan
menengah secara sistemik, holistic, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan
berkembang budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.
Penjaminan Mutu pendidikan dapat dilihat sebagai sebuah siklus yang
dimulai dari pemetaan mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, pelaksanaan
rencana, dan monitoring atau evaluasi pelaksanaan rencana yang bertujuan untuk
memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai
dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan. Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan dilakukan berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan
empiris. Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil Evaluasi
Diri Sekolah (EDS), akreditasi sekolah, Ujian Kompetensi Guru, Ujian Nasional,
dan profil sekolah. Evaluasi Diri Sekolah merupakan instrumen implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan sebagai salah satu program akseleratif dalam meningkatkan kualitas
pengelolaan dan layanan pendidikan (Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2010). Sistem Penjaminan Mutu terdiri dari empat komponen,
yakni penggunaan standar, pemetaan mutu, analisis data mutu, dan perbaikan
berkelanjutan. Tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara kolaboratif antara
satuan pendidikan dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) yaitu penyelenggara satuan atau
program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi,dan
pemerintah pusat (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Iman dan
takwa sangat penting keberadaannya dalam diri seseorang sebagai alat pengendali
dan penimbang yang hakiki untuk membedakan yang benar dan yang salah. Tanpa
iman manusia akan terperosok kejurang kenistaan sehingga dapat merugikan
dirinya dan lingkungannya.
Dunia pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang
sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian kita semua. Salah satu
masalah tersebut adalah menurunnya tata krama kehidupan sosial dan etika moral
dalam praktek kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah ekses negatif
yang sangat merisaukan masyarakat. Ekses tersebut antara lain semakin maraknya
penyimpangan berbagai norma kehidupan agama dan sosial kemasyarakatan yang
terwujud dalam bentuk kurang hormat kepada orang tua, guru dan pegawai
sekolah serta masyarakat di sekitarnya, kurang disiplin terhadap waktu dan tidak
mengindahkan peraturan, kurang memelihara keindahan dan kebersihan
lingkungan, penggunaan obat terlarang, perkelahian antar pelajar. Hal
inimenggambarkan kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan karakter serta
keimanan dan ketakwaan terhadap peserta didik di sekolah.
Untuk meningkatkan pendidikan karakter dan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan siswa terhadap Tuhan Yang Mahaesa, penulis mengembangkan
program keunggulan lokal kultur budaya pendidikan karakter di SMP Negeri 1
Lambandia sehingga keimanan dan ketakwaan di sekolah dapat membudaya demi
keutuhan pribadi anak bangsa, serta melahirkan siswa yang teguh imannya dan
unggul dalam penguasaan teknologi.
PROFIL SEKOLAH
NPSN : 40401527
Status : Negeri
Kurikulum : K13
1. Kepala Sekolah
Jenjang
Nama NIP
Pendidikan
H.
19671221 198901 1 002 S2
KAMARUDDIN,S.Pd.,M.Si
2. Pendidik
Jenjang Pendidikan
Jumlah Total
SMA D2 D3 D4/S1 S2 S3
Pendidik
- - - 21 1 - 22
3. Tenaga Kependidikan
Jenjang Pendidikan
Jumlah Tenaga Total
SMA D2 D3 D4/S1 S2 S3
Kependidikan
2 - - 4 - - 7
4. Peserta Didik
Kelas
Jumlah Peserta Total
Didik VII VIII IX
76 77 77 230
Kelas Total
VII VIII IX
Jumlah Rombongan
3 3 3 9
Belajar
6. Presentasi Kelulusan
Tahun Pelajaran
2016/2017 2017/2018 2018/2019
100% 100% 100%
D. Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan best Practice adalah
Untuk mengetahui peran program keunggulan budaya sekolah dalam
meningkatkan Karater Religius, Nasionalis, Kemandirian, Gotong Royong dan
Integris warga di SMP Negeri 1 Lambandia
E. Manfaat
Agar semua warga sekolah memiliki jiwa karakter Religius, Nasionalis,
Mandiri, Gotong royong dan Integritas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. BUDAYA SEKOLAH
Budaya sekolah adalah keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi
pengikat kuat kebersamaan mereka sebagai warga suatu masyarakat. Jika definisi
ini diterapkan di di sekolah, sekolah dapat saja memiliki sejumlah kultur dengan
satu kultur dominan dan kultur lain sebagai subordinasi.( Kennedy, 1991 )
Pendapat lain tentang budaya sekolah juga dikemukakan oleh Schein, bahwa
budaya sekolah adalah suatu pola asumsi dasar hasil invensi, penemuan atau
pengembangan oleh suatu kelompok tertentu saat ia belajar mengatasi masalah-
masalah yang telah berhasil baik serta dianggap valid, dan akhirnya diajarkan ke
warga baru sebagai cara-cara yang benar dalam memandang, memikirkan, dan
merasakan masalah-masalah tersebut. ( Schein , 2010 ). Pandangan lain tentang
budaya sekolah dikemukakan oleh Zamroni ( 2011 ) bahwa budaya sekolah adalah
merupakan suatu pola asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah, yang
diyakini dan telah terbukti dapat dipergunakan untuk menghadapi berbagai
problem dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan melakukan integrasi
internal, sehingga pola nilai dan asumsi tersebut dapat diajarkan kepada anggota
dan generasi baru agar mereka memiliki pandangan yang tepat bagaimana
seharusnya mereka memahami, berpikir, merasakan dan bertindak menghadapi
berbagai situasi dan lingkungan yang ada ( Zamroni, 2011: 297 ).
Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk
bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh
warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan
kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini
bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat
menumbuhkan iklim yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu
belajar bagaimana belajar dan belajar bersama. Akan tumbuh suatu iklim bahwa
belajar adalah menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi
keterpaksaan. Belajar yang muncul dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation,
bukan karena tekanan dari luar dalam segala bentuknya. Akan tumbuh suatu
semangat di kalangan warga sekoalah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu
yang memiliki nilai-nilai kebaikan.
Budaya sekolah yang baik dapat memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala
sekolah, guru, siswa, karyawan maupun pengguna sekolah lainnya. Situasi
tersebut akan terwujud manakala kualifikasi budaya tersebut bersifat sehat, solid,
kuat, positif, dan professional. Dengan demikian suasana kekeluargaan,
kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan untuk bekerja keras
dan belajar mengajar dapat diciptakan. Budaya sekolah yang baik akan secara
efektif menghasilkan kinerja yang terbaik pada setiap individu, kelompok kerja/
unit dan sekolah sebagai satu institusi, dan hubungan sinergis antara tiga tingkatan
tersebut. Budaya sekolah diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di
sekolah dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamis atau
aktif, positif dan profesional.
1. Religius
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/
pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama,
inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai
warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan
dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain
kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
4. Budaya Mandiri
Siswa membersihkan lokasi piket secara mandiri
Siswa mengatur persiapan apel pagi
5. Budaya Integritas
Disiplin
Program yang dijalankan untuk meningkatkan kedisiplinan di SMP Negeri 1
Lambandia adalah:
Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta didik
Jam 07.10 semua siswa harus sudah berada di sekolah dan pulang sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Bagi siswa yang melanggar tatatertib diberikan sangsi berupa
membersihkan lingkungan sekolah.
Jam 07.00 semua guru harus sudah berada di sekolah
Pegawai Tata Usaha jam 07.00 harus sudah berada di sekolah dan pulang
tepat waktu.
Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada surat pemberitahuan.
Kerapian dan kebersihan pakaian, di cek setiap hari (oleh seluruh guru),
diawali oleh guru jam pertama . Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta
merapikannya dan diberitahu cara berpakaian rapi. (Kriteria rapi : baju
dimasukkan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki dan sepatu yang
ditentukan)
Kerapian rambut, dicek setiap hari (oleh seluruh guru), panjang ukuran
rambut tidak boleh kena telinga dan kerah baju. Apabila menemukan
siswa yang rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka
diminta untuk bercukur rambut dan diberi tenggang waktu tiga hari,
sekiranya masih membandel maka akan dipotong oleh guru /petugas yang
ditunjuk oleh sekolah.
Guru dan Pegawai berpakaian rapi dan seragam, setiap tanggal 17
berpakaian KORPRI
Hasil program ini adalah:
Tindakan siswa, guru dan staf tata usaha SMP Negeri 1 Lambandia yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan Best Practice di atas Pengembangan Program
Keunggulan Lokal untuk Membangun Kultur Budaya Pendidikan Karakter
di SMP Negeri 1 Lambandia, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan Pendidikan Karakter di SMP Negeri 1 Lambandia merupakan
bagian yang sangat penting, untuk membawa warga sekolah yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
2. Dengan penerapan Kultur Budaya Pendidikan Karakter di SMP Negeri 1
Lambandia guru semakin termotivasi, banyak belajar dan memiliki
komitmen dan melaksanakan pembelajaran yang lebih baik.
3. Pengembangan pendidikan karakter menunjukkan hasil yang efektif dalam
meningkatkan kinerja warga sekolah. Guru-guru merasa apa yang mereka
lakukan saling menghargai antara satu dengan yang lainnya, dan
menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan sebelumnya.
B. Saran
1. Upaya peningkatan pendidikan karakter di sekolah perlu terus diupayakan
karena guru sebagai ujung tombak pendidikan, sebagai faktor penting
dalam menentukan keberhasilan peserta didik.
2. Masih banyak metode lain untuk meningkatkan karakter bagi warga
sekolah. Oleh karena itu diharapkan rekan-rekan Kepala Sekolah juga
menggunakan strategi-strategi yang mungkin lebih tepat.
3. Beratnya tugas guru-guru di sekolah tentu menuntut perhatian dari
berbagai pihak bagaimana agar mereka juga dapat kreatif dan inovatif
tanpa ada gangguan lain. Oleh karena itu peningkatan kesejahteraan guru
perlu mendapat perhatian semua pihak dan khususnya pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA