Anda di halaman 1dari 15

3.

2 Metode Penelitian

Dasar dari metode penelitian merupakan cara ilmiah guna mendapatkan sejumlah data

dengan memiliki tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti memiliki arti kegiatan

penelitian yang didasarkan pada ciri keilmuan seperti antara lain rasional, empiris dan sistematis.

Rasional memiliki arti penelitian yang dilakukan dilakukan dengan cara masuk akal sehingga

terjangkau oleh nalar. Empiris memiliki arti bahwa penelitian tersebut dapat diamati dan

diketahui cara penggunaannya oleh orang lain. Sistemats artinya proses yang digunakan dalam

penelitian menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis (Sugiyono, 2017).

Metode dalam penelitian ini mengunakan Explanatory survey dengan pendekatan

kuantitatif. Metode survey merupakan penelitian yang dilakukan pada sejumla populasi yang

pada umumnya dapat dikatakan sebagai pengambilan suatu generalisasi sehingga pengamatan

harus secara mendalam. Metode survey tidak memerlukan adanya kelompok kontrol. Sampel

yang representatif dapat menjadikan generalisasi yang dilakukan lebih akurat (Sugiyono, 2017).

Jenis penelitian kuantitatif dapat diartikan penelitian yang didasarkan pada filsafat

positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu, instrumen penelitian

menjadi dasar pengumpulan data yang digunakan, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik

dan pengujian hipotesis menjadi tujuan yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017).

Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif verifikatif dimana metode deskriptif

merupakan penelitian untuk mengetahui nilai variabel mandiri, variabel yang berdiri sendiri

tanpa membuat adanya perbandingan antar variabel, sedangkan metode analisis verifikatif

merupakan metode yang digunakan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan

sebelumnya (Sugiyono, 2017).


3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan proses penelitian secara menyeluruh dalam perancangan dan

penelitian. Desain penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu pengaruh x terhadap y tempat.

Rancangan penelitian tentunya tidak akan luput dari berbagai sumber yang dapat digunakan juga

hambatan yang perlu diantisipasi dalam terlaksananya sebuah penelitian (Sugiyono, 2017).

Berikut tahapan dan langkah-langkah yang diambil dalam penelitian yaitu :

1. Menetapkan permasalahan juga indikasi fenomena sehingga selanjutnya dapat ditetapkan

judul yang diteliti dalam penelitian ini, permasalahan yang timbul dari penelitian ini terfokus

pada permasalahan var y yang selanjutnya ditetapkan judul penelitian : pengaruh x

terhadap y di tempat.

2. Menetapkan identifikasi permasalahan yang terjadi, permasalahan yang timbul dari

penelitian ini antara lain berada pada lambatnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat

dengan Investasi industri manufaktur dan penyerapan tenaga kerja sebagai faktor

yang mempengaruhi (sesuaikan dengan permasalahan penelitian ibu)

3. Menetapkan rumusan masalah, Rumusan masalah disusun atas dasar untuk mencari jawaban

melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Adakah pengaruh var x terhadap y (masukin rumusan masalah) ?

4. Landasan Teori. Diperlukannya sumber data teortis yang relevan dalam penelitian

sebelumnya dengan tema yang sama digunakan dalam menjawab pertanyaan sementara.

Penelitian ini menggunakan berbagai teori untuk memperjelas masalah dan menjawabnya.

5. Menetapkan Hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan semestara terhadap rumusan masalah

yang baru menggunakan teori yang kemudian hipotesis tersebut akan dibuktikan

kebenarannya secara empiris.


Berikut hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H1 : terdapat pengaruh var x terhadap var y

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data juga teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu

dengan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan survey. (sesuaikan)

8. Melakukan analisis data. Penelitian ini menggunakan analisis data metode deskriptif

verifikatif dan analisis regresi linier.

9. Melaporkan hasil penelitian.

3.2.2 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menjabarkan variabel penelitian dalam konsep

dimensi dan indikator. Disamping itu tujuannya adalah untuk memudahkan pengertian dan

menghindari perbedaan persepsi dalam penelitian ini. Sesuai dengan judul penelitian ini terdapat

variabel independen dan variabel dependen.

Data penelitian dari penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Independent (X)

Variabel independen merupakan variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel

terikat atau dependen (Sugiyono, 2017). Berikut yang menjadi variabel independen dalam

penelitian ini yaitu :

a. Masukin var x (X)

2. Variabel Dependen (Y)


Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh

variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu

var Y (Y).

Berikut agar lebih mudah dalam mengetahui mengenai variabel penelitian yang digunakan

maka penulis menjabarkannya kedalam operasionalisasi variabel yaitu :

Tabel III.1 Operasional Variabel

No. Variabel Konsep Variabel Indikator Skala


1 Masukin var Masukin definisi var X Masukin indikator Rasio
x dari jurnal yang sama
Variabel (X) dengan jurnal
diambilnya indikator
2 Masukin var Masukin definisi var X Masukin indikator Rasio
Y dari jurnal yang sama
Variabel (Y) dengan jurnal
diambilnya indikator
Sumber : Data diolah

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala rasio dimana skala rasio

merupakan data kuantitatif kontinum yang memiliki jarak sama juga memiliki nilai nol mutlak

atau absolut. Nol absolut memiliki arti bahwa nilai yang terdapat pada data benar-benar nol dan

tidak ada apa-apanya (Sugiyono, 2017). Data dalam penelitian ini memenuhi kriteria data rasio

dimana data berskala rasio dapat dibuat penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan dan

memiliki nilai nol absolut.

3.2.3 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Jawa Barat berupa data laju pertumbuhan ekonomi periode tahun 2010-

2018, penyerapan tenaga kerja periode tahun 2010-2019 dan data investasi sektor industri

manufaktur. Data yang diteliti adalah periode tahun 2010-2018, alasan dipilihnya periode
tahun tersebut untuk disesuaikan dengan data laju pertumbuhan ekonomi. (sesuaikan

dengan penelitian ibu)

1.2.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi diartikan sebagai wilayah generalis yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Pendapat tersebut mengartikan

bahwa populasi merupakan keseluruhan dari sampel. Populasi yang diteliti merupakan Data

Laju Pertmbuhan Ekonomi Kota Bandung, Investasi Industri Manufaktur dan

Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat. (masukin nama laporannya)

2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi

seperti karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi. Kesimpulan yang didapatkan dari sampeldapat

diberlakukan untuk populasi, maka sampel yang diambil dari populasi harus representatif

(Sugiyono, 2017).

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel dalam menentukan sampel yang

akan diteliti dalam sebuah penelitian terdapat beberapa teknik yang digunakan yaitu teknik

Probability Sampling sebagai pengambilan sampel yang memberikan peluang bagi setiiap

unsur populasi untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan Nonprobability Sampling


merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang bagi setiap unsur

populasi untuk dapat menjadi sampel penelitian (Sugiyono, 2017).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability Sampling yang

merupakan teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang kepada setiap

unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Kesimpulan yang didapat dari sampel dapat berlaku pula pada populasi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini diambil dari Data Laju Pertmbuhan Ekonomi Kota

Bandung, Investasi Industri Manufaktur dan Penyerapan Tenaga Kerja masing-

masing pada periode 2010-2018 yaitu sebanyak 9 periode. (sesuaikan dengan penelitian

ibu)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Pentingnya pengumpulan data dalam penyusunan penelitian guna mencapai dan

memperoleh tujuan yang diteliti. Data sekunder adalah data yang digunakan dalam penelitian ini,

data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama melainkan

telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.

Data sekunder berupa laporan laju pertumbuhan ekonomi provinsi jawa barat,

penyerapan tenaga kerja dan investasi industri manufaktur pada Badan Pusat Statistik

(BPS) (sesuaikan) secara time series. Pada penelitian ini data sekunder tersebut didapat dengan

cara berikut :

1. Studi Keperpustakaan (Library Research)

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dijadikan landasan pelaksanaan yang diperoleh

dari perpustakaan dengan cara mengumpulkan, membaca juga memahami bahan-bahan


seperti buku, artikel, buku juga internet yang memiliki keterkaitan dengan bidang yang

menjadi topik dalam penelitian ini. Penelitian ini memiliki maksud dan tujuan agar penulis

dapat memperoleh sejumlah gambaran yang jelas mengenai aspek teoritis dari masalah

yang akan dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Mendatangi lembaga yang berkaitan mengenai informasi yang dibutuhkan, salah satunya

adalah kantor Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder

berupa :

a. Data profil perusahaan yang mencangkup sejarah, kegiatan organisasi dan struktur

organisasi.

b. Data mengenai laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja periode tahun

2010-2018. (sesuaikan)

3.2.6 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis

A. Analisis Deskriptif

Metode deskriptif merupakan penelitian untuk mengetahui nilai variabel mandiri, variabel

yang berdiri sendiri tanpa membuat adanya perbandingan antar variabel, sedangkan metode

analisis verifikatif merupakan metode yang digunakan dengan tujuan menguji hipotesis yang

telah ditetapkan sebelumnya (Sugiyono, 2017).

(ini kalo mau pake deskriptif)

B. Analisis Verifikatif

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian digunakan untuk menguji tingkat

signifikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jawaban sementara terhadap

rumusan masalah yang telah dijabarkan melalui penelitian ilmiah akan menghasilkan jawaban
hipotesis tersebut akan dinyatakan ditolak atau diterima. Analisis regresi memerlukan beberapa

syarat seperti adanya data yang digunakan dengan skala rasio dan interval, data yang diolah

berdistribusi normal juga tidak terjadi gejala multikolinearitas, tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas dan tidak terjadi gejala autokorelasi yang telah dicangkup dalam uji asumsi

klasik sebagai syarat uji regresi. Berikut syarat uji regresi yang dilakukan penelitian :

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan cara untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh

dapat mengahasilkan esimator linier yang baik. Jika telah memenuhi asumsi klasik, berarti

model regresi ideal (tidak biasa). Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi

terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda sebagai alat untuk

menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti terdiri dari analisis regresi berganda

yang digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator (Sugiyono, 2017). Analisis ini

digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y)

dan variabel independen (X1 dan X2). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini yaitu :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan dalam sebuah penelitian untuk menguji apakah model regresi

mempunyai distribusi normal atau tidak, Penggunaan statistik parametris mensyaratkan

bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Sebelum

pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data

(Sugiyono, 2017). Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal sehingga metode regresi yang baik merupakan model regresi yang

memiliki distribusi normal, sehingga data yang berdistribusi normal layak untuk dilakukan
pengujian secara statistik. Penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov untuk

menguji normalitas data. Sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal

dari populasi berdistribusi normal dengan menepis hipotesis tandingan bahwa populasi

berdistribusi tidak normal. Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan kategori

sebagai berikut :

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

b. Jika probabilitas < 0.05 maka populasi tidak berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan dalam analisis regresi berganda dalam mengukur keeratan

hubungan antar variabel bebas yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas (Sugiyono,

2017). Uji mulikolinieritas memiliki tujuan guna mengetahui data saling memiliki keeratan

hubungan antar variabel sehingga model yang dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinieritas apabila nilai tolerance berada diantara 0,0-1 dan nilai VIF < 10 yang

menjadi kriteria apakan data tersebut terdapat gejala multikolinieritas. Nilai tolerance adalah

besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α). Nilai variance inflation

factor (VIF) merupakan faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat.

Berikut cara mengatasi multikolinieritas :

a. Mengilangkan salah satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai koefisien korelasi

tinggi atau yang menyebabkan multikolinieritas.

b. Jika tidak dihilangkan hanya untuk membantu memprediksi dan tidak untuk

diimpretasikan.

3) Uji Heteroskedastisitas
Pengujian analisis uji heteroskedastisitas padat digunakan guna mengetahui variabel

pengganggu dalam persamaan regresi yang mempunyai varian atau tidak, jika data

mengandung varian yang berbeda maka terjadi gejala heteroskedastisitas pada data

(Sugiyono & Susanto, 2015).Uji heteroskedastisitas bertujuan guna mengetahui apakah

terdapat variabel pengganggu dalam sebuah penelitian sehingga model regresi yang

memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membuat persamaan regresi dengan asumsi tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas kemudian enentukan nilai absolut residual kemudian

dilakukan regresi dengan nilai absolut residual menggantikan variabel dependen dan

dilakukan regresi dengan variabel independen dari nilai absolut residual signifikan, kriteria

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Jika nilai signifikan > 0.05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas

Jika nilai signifikan < 0.05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

Gejala autokorelasi dapat dilihat jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu

periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Uji asumsi

klasik dilakukan untuk jenis data time series atau data yang memiliki seri waktu seperti data

dari tahun 2010 sampai dengan 2020. Salah satu ukuran dalam mengetahui telah terjadi

gejala autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan

berikut :

a. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW < DL atau DW > 4-DL

b. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DU < DW < 4-DU


c. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL

2. Analisis Regresi Linier

Analisis linier regresi digunakan dalam estimasi bagaimana perubahan nilai variabel

independen jika nilai variabel independen tersebut dinaikan atau diturunkan. (Sugiyono, 2017).

Analisis linier regresi digunakan untuk memperkirakan besarnya variabel yang satu

berdasarkan variabel yang lain juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasi baik positif

ataupun negatif. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda

digunakan untuk memprediksi variabel Y jika variabel X bertambah satu-satuan. Analisis ini

digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2).

Berikut persamaan regresi linier berganda yaitu :

Y = b1X1 + e

Keterangan :

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

Y : Var Y

X1 : Var X

E : Error term

(Sugiyono, 2017)

3. Koefisien Korelasi

Analisis Korelasi memiliki tujuan dala mengukur kekuatan hubungan linier antar variabel.

Variabel dependen dan variabel independen tidak dibedakan dalam analisis korelasi. Analisis ini
digunakan dalam menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen, selain menganalisis hubungan antar variabel juga untuk mengetahui kuat tidaknya

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan pendekatan

koefisien korelasi pearson (product moment). Pendekatan ini digunakan dalam mencari

hubungan antar variabel berskala interval atau rasio. Berikut rumus perhitungan person’s r,

yaitu :

r ² yx ₁−2 r yx ₁ ryx2 r x ₁
R y . x 1 x 2 x 3=
1−r ² x ₁

Sumber : (Sugiyono, 2017)

Keterangan :

Ryxlx2: Korelasi antara variabel Var X (X1) dengan Var Y (Y)

ryx1 : Korelasi Product Moment antara Var X (X1) dengan Var Y (Y)

Koefisien korelasi terletak antara -1 dan 1,yaitu -1 ≤ r ≤ 1, dimana :

a. Apabila r = -1 mendekati -1, disebut korelasi linier negatif (berlawanan arah), maka

terdapat hubungan negatif yang sempurna antara Var X (X1) terhadap Var Y (Y).

b. Apabila r = 1 atau mendekati 1, maka korelasi linier disebut positif (searah), artinya

terdapat hubungan positif yang sempurna antara Var X (X1) terhadap Var Y (Y).

c. Apabila r = 0 atau mendekati 0, disebut tidak berkorelasi secara linier, maka tidak ada

hubungan antara Var X (X1) terhadap Var Y (Y).

d. Ketentuan yang digunakan dalam acuan menentukan keeratan hubungan korelasi antar

variabel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III.2
Pedoman Untuk Menginterpretasikan Koefisien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber : (Sugiyono, 2017).

4. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan guna melihat seberapa besar variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terkait yang berbentuk persentase (Sugiyono, 2017). Besar

koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Kd = R2 x 100%

Sumber : (Sugiyono, 2017)

Keterangan :

Kd : Koefisien determinasi

R2 : Koefisien korelasi

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi :

1) Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen lemah.

2) Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen kuat.

1.2.7 Rancangan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang baru

didasarkan pada teori relevan belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh dari
pengumpulan data (Sugiyono, 2017). Cara membuktikan Var X memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik secara parsial, maka dilakukan uji hipotesis.

1. Uji Hipotesis Secara Parsial

Pengujian untuk mengetahui terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y) secara parsial, berikut langkah pengujian hipotesis yaitu:

a. Menentukan hipotesis

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

a) Hipotesis Var X terhadap Var Y secara parsial

H = H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan Var X terhadap Var Y di .....

Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan Var X terhadap Var Y di ....

b. Menentukan tingkat signifikan

Ditentukan dengan tingkat signifikan dua arah (two tailed) sebesar 5% atau (α = 0,05).

Degree of freedom (df) ditentukan dengan rumus n – k atau df = n – k, dimana n adalah

jumlah sampel dan k merupakan jumlah variabel bebas, yang digunakan untuk

menentukan ttabel sebagai penentuan adanya penerimaan atau penolakan hipotesis. Berikut

rumus uji t untuk mengetahui apakah variabel koefisien korelasi memiliki pengaruh

signifikan atau tidak :

r √ n−2
t hitung =
√ 1−r 2
Sumber : (Sugiyono, 2017)

Keterangan:

r = Korelasi parsial yang ditemukan

n = Jumlah anggota sampel


t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel

c. Kriteria pengujian

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan yang diperoleh dari

koefisien korelasi. Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria:

1) Jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak (signifikan).

2) Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima (tidak signifikan).

Anda mungkin juga menyukai