Anda di halaman 1dari 109

Safe Work Methode

Statements, Safe Chemical


Handling & Industrial Hygiene
Disampaikan Oleh :
Hartoko K. Handoko
Rev 0 @2021
Hartoko Krido Handoko
0818100893
mail.handoko@gmail.com
Education
• Hiperkes & Keselamatan Kerja FK-UNS tahun - 2002

Certification
• Ahli K3 Umum – 2003 (Kemenakertrans)
• Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran – 2007 (Kemenakertrans)
• Auditor OHSAS 18001 – 2009 (IRCA )
• Manajer Pengendalian Pencemaran Air – 2011 (IATPI)
• Ahli Madya CSR – 2016 (BNSP)
• Instruktur Teknis Bidang Pembinaan SMK3 & Keahlian K3 Umum – 2017 (Kemnaker)
• Auditor SMK3 tersertifikasi Kementerian Tenaga Kerja – 2017 (Kemnaker)
• Gada Utama – 2018 (Mabes Polri)
• Ahli Utama CSR – 2019 (BNSP)
• Asesor Kompetensi – 2020 (BNSP)

Professional Experience
• Astra Otoparts Tbk. EHS (Officer) 2002 – 2006
• Astra Otoparts Tbk. EHS (Head) 2006 – 2012
• Astra Otoparts Tbk. GA, CSR & Security (Head) 2012 – 2020
• Astra Otoparts Tbk. AGC Auditor 2004 – 2006
• Astra Otoparts Tbk. AGC & AFC Lead Auditor 2004 – 2014
• Institut Pertanian Bogor – Jur. Teknik Manajemen Lingkungan- Dosen MK SMK3 2004 – 2015
• Profesional Auditor, Trainer & Konsultan 2009 – Now
Untuk Diperhatikan!
(Pernyataan Penerapan Metode Kerja yang Selamat)

SAFE WORK METHODE STATEMENTS


Definisi SWMS
• SWMS adalah dokumen dan proses pengendalian
risiko yang diterapkan di industri konstruksi.

• SWMS menguraikan aktivitas konstruksi berisiko


tinggi yang akan dilakukan, bahaya yang timbul dari
aktivitas tsb. dan tindakan yang perlu dilakukan
untuk mengendalikan risiko yang timbul.

5
Content utama dari SWMS
Sebuah SWMS berisi informasi berikut ini dalam
konteks aktivitas konstruksi berisiko tinggi:

1. Bagaimana kegiatan kerja akan dilakukan dalam


urutan yang logis

2. Bahaya yang timbul dalam aktivitas tsb.

3. Tindakan pengendalian diperlukan untuk dapat


melakukan operasi dengan aman.
6
Perbandingan SWMS dengan JSA?
No Perbandingan JSA SWMS
1 Penggunaan Seluruh Industri Konstruksi & Alat Berat

2 Legal Bukan dokumen legal Merupakan dokumen legal di beberapa


negara seperti Australia & New Zealand
3 Sifat Dokumen Analisa Dokumen Pernyataan

4 Waktu Penyusunan Sebelum pekerjaan dilaksanakan Sebelum Project / Kegiatan dilaksanakan

5 Ruang Lingkup Tugas spesifik Kegiatan beresiko tinggi

6 Level Dokumen Dokumen Operasional Dokumen Manajemen

7 Hubungan satu Merupakan bagian dari SWMS Memerlukan JSA untuk menentukan safe
sama lain methode
8 Skala Pekerjaan Dilakukan untuk semua skala Tidak dilakukan untuk pekerjaan / project
pekerjaan kecil

7
APPENDIX B – EXAMPLES OF HIGH RISK
CONSTRUCTION WORK

8
APPENDIX B – EXAMPLES OF HIGH RISK
CONSTRUCTION WORK

9
APPENDIX B – EXAMPLES OF HIGH RISK
CONSTRUCTION WORK

10
APPENDIX A - EXAMPLES OF CONSTRUCTION WORK OF
A MINOR NATURE
Work of a minor nature can include the following: - a satellite dish or antenna
• inspecting a building’s fire equipment - a computer network
• inspecting a building’s lifts but not maintaining or repairing - a light globe, tube or diffuser
the lifts regardless of how minor - non-structural joinery such as kitchen cabinets, wardrobes,
• inspecting and servicing of, or replacing parts or repairing plasterboard panels, windows, doors, architraves
damage to: - floor boards, floor joists, floor bearers on the ground floor
- an air-conditioning system but not installing or replacing but not an entire room or deck
the entire system - furnishings, such as carpets, curtains, blinds and non-
- individual solar panels but not installing or replacing the timber floors
entire solar panel system - floor and wall tiles, and grouting but not an entire room or
- pressure piping, including mechanical sleeving, repairing deck
insulation and applying protective coating but not welding, - skirting boards, ceilings and cornices but not in an entire
cutting or replacing sections of pipe sprinklers but not room
installing or replacing the entire sprinkler system - footpaths and steps but not the entire structure
- an irrigation system but not installing or replacing the - individual roof tiles but not an entire section
entire system
- gutters but not the whole guttering system
- a water pump
- a fence but not replacing an entire fence or gates
- a pre-fabricated rainwater tank
- a toilet, cistern and taps
- a smoke detector
• removing unleaded paint, patching, sanding or painting
- an alarm once de-energised but not the entire alarm walls, and
system
• landscaping e.g. pruning plants, cutting grass, digging holes
- remote-controlled windows, doors, gates and turntables but not building a retaining wall, laying bricks
once de-energised
or operating a machine like an excavator
- an intercom system and a home entertainment system
11
SWMS Sebagai Upaya Pengendalian Risiko
• Sebuah SWMS dapat digunakan untuk pekerjaan yang melibatkan berbagai aktivitas
pekerjaan konstruksi berisiko tinggi, Misalnya aktivitas kerja yang membutuhkan
penggunaan pembangkit listrik bergerak, bekerja di ketinggian lebih dari 2 meter dan
bekerja berdekatan dengan jalan yang digunakan oleh lalu lintas selain pejalan kaki.

• Sebuah SWMS digolongkan sebagai pengendalian administratif dan dapat digunakan


untuk mendukung pengendalian ke level yang lebih tinggi seperti ke menghilangkan
(eliminasi) atau meminimalkan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan, misalnya
pengendalian resiko dengan cara rekayasa teknis.

• Sebuah SWMS umumnya berbeda dari dokumen K3 lainnya yang berfokus pada tugas
tertentu atau Proses tertentu, seperti JSA atau SOP. SWMS tidak dimaksudkan menjadi
prosedur — melainkan sebagai alat untuk membantu supervisor dan pekerja
mengkonfirmasi dan memantau tindakan pengendalian yang diperlukan di tempat
kerja. 12
SWMS yang baik
• Sebuah SWMS harus pendek dan fokus pada penjelasan
bahaya spesifik yang diidentifikasi untuk pekerjaan
konstruksi berisiko tinggi yang akan dilakukan dan
langkah-langkah pengendalian harus dilakukan sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dengan aman

• SWMS yang terlalu panjang dan terlalu rinci akan


menjadi sulit untuk dipahami, diterapkan, dipantau dan
direview
13
SIMULASI MENYUSUN SWMS

14
(PENANGANAN, KLASIFIKASI BAHAYA & PENYIMPANAN)

BAHAN KIMIA BERBAHAYA


PENDAHULUAN
• Dalam lingkungan kerja banyak bahan kimia yang
DIGUNAKAN.

• Setiap hari para pekerja terpapar bahaya dari bahan-


bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat
dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan
kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan
sebagainya.
PENDAHULUAN
• Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-
bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses,
penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya

• Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan


kimia tersebut, penanganan yang benar akan dapat
mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang
diakibatkannya
DEFINISI B3
Bahan berbahaya adalah

• bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,


penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan
debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan
bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan
bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau
meyebabkan kerusakan pada barang-barang.
Penggunaan Bahan Kimia
• Bahan kimia banyak digunakan dalam
lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga
kelompok besar yaitu :

1. Industri Kimia,
2. Industri Pengguna Bahan Kimia
3. Laboratorium,
Industri Kimia,
1. Industri Kimia,
• yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan
kimia,
• diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak,
pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat
diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan
penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan
kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan
khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat[3].
Industri Pengguna Bahan Kimia,

2. Industri Pengguna Bahan Kimia,


yaitu industri yang menggunakan bahan
kimia sebagai bahan pembantu proses,
diantaranya industri tekstil, kulit, kertas,
pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-
obatan dan lain-lain.
Laboratorium
3. Laboratorium,
• yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu,
penelitian dan pengembangan serta
pendidikan.
• Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh
industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit
dan perguruan tinggi.
Klasifikasi Umum
• Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia
berbahaya diperlukan untuk memudahkan
pengenalan serta cara penanganan dan
transportasi.
• Secara umum bahan kimia berbahya
diklasifikasikan menjadi beberapa golongan
diantaranya sbb :
Klasifikasi Umum

1. Bahan Kimia Beracun (Toxic) 5. Bahan Kimia Reaktif Terhadap


2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive) Air (Water Sensitive
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar Substances)
(Flammable) 6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap
4. Bahan Kimia Peledak Asam (Acid Sensitive
(Explosive) Substances)
5. Bahan Kimia Oksidator 7. Gas Bertekanan (Compressed
(Oxidation) Gases)
8. Bahan Kimia Radioaktif
(Radioactive Substances)
PENJELASAN KLASIFIKASI
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

•Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap


kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap
ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak
lewat kulit.

•Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan
kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ
• tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain.

• Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang,


darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek
kesehatan pada jangka panjang.

• Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati


urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
• Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan
tubuh atau bahan lain.
• Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata,
dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka,
peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan
menjadi amat peka terhadap bahan kimia).
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan


oksigen dan dapat menimbulkan kebakaran. Reaksi
kebakaran yang amat cepat dapat juga menimbulkan
ledakan
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)

•Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi

kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang

tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.

•Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau

tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak

seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).


5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

•Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah


terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang
dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive
Substances)

•Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi


dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas
yang mudah terbakar.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive
Substances)

•Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi


dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah
terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

•Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan,


baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas
yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
•Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan
memancarkan sinar radioaktif dengan aktivitas jenis lebih
besar dari 0,002 microcurie/gram.

•Suatu bahan kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih


golongan di atas karena memang mempunyai sifat kimia
yang lebih dari satu sifat.
Sistem Klasifikasi PBB
(UN Global Harmonized System)
II. Sistem Klasifikasi PBB
•Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)
memberikan klasifikasi bahan berbahaya seperti tabel
berikut ini.
•Tabel 2.2 : Klasifikasi bahan berbahaya berdasarkan
PBB
Klas Penjelasan
Klas I (Eksplosif) Dapat terurai pada suhu dan tekanan tertentu dan
mengeluarkan gas kecepatan tinggi dan merusak sekeliling

Klas II (Cairan mudah terbakar) 1. Gas mudah terbakar


2. Gas tidak mudah terbakar
3. Gas beracun

Klas III (Bahan mudah terbakar) 1. Cairan : F.P <23oC


2. Cairan : F.P >23oC
( F.P = flash point)

Klas IV (Bahan mudah terbakar selain 1. Zat padat mudah terbakar


klas II dan III)
2. Zat yang mudah terbakar dengan sendirinya
3. Zat yang bila bereaksi dengan air dapat mengeluarkan gas
mudah terbakar

Klas V (Zat pengoksidasi) 1. Oksidator bahan anorganik


2. Peroksida organik
Klas VI (Zat racun) 1. Zat beracun
2. Zat menyebabkan infeksi
Klas VII (Zat radioaktif) Aktifitas : 0.002 microcury/g
Klas VIII (Zat korosif) Bereaksi dan merusak
6 PROGRAM AREA
BAB 19 AGENDA 21 KONFERENSI RIO THN 1992 TTG
‘ENVIRONMENTALLY SOUND MANAGEMENT OF TOXIC
CHEMICALS’

 Perluasan dan percepatan penilaian risiko bahan kimia scr


internasional
 Harmonisasi klasifikasi dan penandaan bahan kimia
 Pertukaran info bahan kimia beracun dan risikonya
 Penetapan program-program pengurangan risiko
 Penguatan kapasitas dan kemampuan nasional dlm
pengelolaan bahan kimia
 Pencegahan lalu-lintas ilegal produk-produk berbahaya
secara internasional
SISTEM HARMONISASI GLOBAL
“KLASIFIKASI DAN LABELLING”

Tujuan:
 Mempermudah arus perdagangan
Bahan Kimia secara internasional
 Efisiensi biaya (cost effective)
bagi industri dan peneliti/assesor
 Meningkatkan upaya
pengamanan/minimalisasi risiko
SISTEM HARMONISASI GLOBAL
KLASIFIKASI DAN LABELLING BAHAN KIMIA
Contents
Part 1. INTRODUCTION
Part 2. PHYSICAL HAZARD
Part 3. HEALTH HAZARDS
Part 4. ENVIRONMENTAL HAZARDS
Annex 1 Allocation of label elements
Annex 2 Classification and labelling summary table
Annex 3 Precautionary statements and precautionary
pictogram
Annex 4 Guidance on the preparation of Safety Data
Sheets
Annex 5 Consumer product labelling based on the
likelihood of injury
Annex 6 Comprehensibility testing methodology
Annex 7 Examples of arrangements of the GHS label
elements
Annex 8 An example of classification in the Globally
Harmonised System
Annex 9 Guidance on hazards to the aquatic
environment
Annex 10 Guidance on transformation/dissolution of
metals and metal compounds in aquatic
media
Buku Pedoman GHS
Lingkup Sistem Harmonisasi Global
1. KRITERIA KLASIFIKASI
a. Bahaya fisik
b. Bahaya terhadap kesehatan dan
lingkungan

2. KOMUNIKASI BAHAYA
a. Label/penandaan
b. Safety Data Sheet (SDS)/LDK
BAHAYA FISIK (GHS)
1. Eksplosif
2. Gas mudah terbakar
3. Aerosol mudah terbakar
4. Cairan mudah terbakar
5. Padatan mudah terbakar
6. Bahan yang apabila kontak dengan airmenimbulkan gas mudah
terbakar
7. Bahan dapat menimbulkan panas
8. Gas pengoksidasi
9. Cairan pengoksidasi
10. Padatan pengoksidasi
11. Peroksida organik
12. Bahan yang dapat bereaksi sendiri
13. Cairan piroporik
14. Padatan pengoksidasi
15. Gas bertekanan
16. Korosif terhadap logam
BAHAYA TERHADAP
KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

1. Toksisitas akut
2. Korosifitas/iritabilitas pada kulit
3. Kerusakan parah/iritasi pada mata
4. Sensitisasi saluran pernapasan/kulit
5. Mutagenitas Sel
6. Karsinogenisitas
7. Toksisitas terhadap reproduksi
8. Toksisitas sistemik pada target organ spesifik karena paparan tunggal
9. Toksisitas sistemik pada target organ spesifik karena paparan berulang
10. Bahaya aspirasi
11. Berbahaya terhadap lingkungan perairan
 Label adalah perangkat dasar yg memberi
informasi kepada pengguna tentang klasifikasi
dan terutama langkah-langkah pengamanan
 Info ini harus diberi jika sediaan sekurang-
kurangnya satu senyawa yg tergolong
berbahaya bagi manusia dan/atau lingkungan
ELEMEN LABEL SESUAI GHS

1. Identitas produk
2. Identitas pemasok
3. Identitas bahan kimia
4. Piktogram bahaya
5. Kata-kata sinyal peringatan (signal words)
6. Pernyataan bahaya (hazard statement)
7. Informasi kehati-hatian (precautionary
information)
KATA SINYAL PERINGATAN
(SIGNAL WORDS)

“Danger atau “Warning”


1. menyatakan perhatian thd bahaya
2. membedakan tingkat bahaya
PERNYATAAN BAHAYA (HAZARD
STATEMENT)

 Pernyataan kelas dan kategori bahaya yg menguraikan


sifat dasar bahaya dr produk berbahaya termasuk
tingkat bahaya, jika perlu
 Contoh: Cairan mudah menyala
- kategori 1: cairan dan uap yang amat sangat
mudah menyala
- kategori 2: cairan dan uap yang sangat mudah
menyala
- kategori 3: cairan dan uap yang mudah menyala
- kategori 4: cairan yang mudah terbakar
INFORMASI KEHATI-HATIAN (PRECAUTIONARY
INFORMATION)

Frasa dan/atau piktogram yg menguraikan langkah-langkah


yg dianjurkan u/ diambil dl rangka pengurangan atau
pencegahan efek yg merugikan akibat paparan suatu produk
berbahaya, atau krn penyimpanan dan penanganan yg tidak
sesuai
Contoh : “Jauhkan dari sumber api”
“ Simpan di dalam wadah yg tertutup rapat”
“Hindari kontak dengan air”
GHS PICTOGRAMS

・ Oxidizers ・Flammables ・Explosives


・ Organic Peroxides ・Self Reactives ・Self Reactives
(Type B, C&D, E&F) (Type B, C&D, E&F) (Type A, B)
・Pyrophorics ・Organic Peroxides
・Self-Heating (Type A, B)
・Emits Flammable Gas

・Acute Toxicity (Severe) ・Corrosives ・Gases under


pressure

・Carcinogen ・Environmental ・Iriitant


・Respiratory Sensitizer Toxicity ・Dermal Sensitizer
・Reproductive ・Acute Toxicity (Harmful)
・Specific Target Organ
Systemic Toxicity (STOST)
・Mutagenicity
Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
• Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam
penyimpanannya mutlak diperlukan, sehingga
tempat/ruangan yang ada dapat di manfaatkan sebaik-
baiknya dan aman.
• Mengabaikan sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang
disimpan akan mengandung bahaya seperti kebakaran,
peledakan, mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan
berbagai kombinasi dari pengaruh tersebut.
Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya

Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan


1. Bahan Kimia Beracun
• Bahan ini dalam kondisi normal
(Toxic) atau dalam kondisi kecelakaan
ataupun dalam kondisi kedua-
duanya dapat berbahaya terhadap
kehidupan sekelilingnya.
• Bahan beracun harus disimpan
dalam ruangan yang sejuk, tempat
yang ada peredaran hawa, jauh dari
bahaya kebakaran dan bahan yang
inkompatibel (tidak dapat
dicampur) harus dipisahkan satu
sama lainnya
Penyimpanan
1. Bahan Kimia Beracun
(Toxic) • Jika panas mengakibatkan
proses penguraian pada bahan
tersebut maka tempat
penyimpanan harus sejuk
dengan sirkulasi yang baik,
tidak terkena sinar matahari
langsung dan jauh dari sumber
panas.
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
2. Bahan Kimia Korosif
• Beberapa jenis dari bahan ini mudah
(Corrosive) menguap sedangkan lainnya dapat
bereaksi dahsyat dengan uap air.
• Uap dari asam dapat
menyerang/merusak bahan struktur
dan peralatan selain itu beracun
untuk tenaga manusia.
• Bahan ini harus disimpan dalam
ruangan yang sejuk dan ada
peredaran hawa yang cukup untuk
mencegah terjadinya pengumpulan
uap.
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
2. Bahan Kimia Korosif • Wadah/kemasan dari bahan
(Corrosive) ini harus ditangani dengan
hati-hati, dalam keadaan
tertutup dan dipasang label.
• Semua logam disekeliling
tempat penyimpanan harus
dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang
disebabkan oleh korosi.
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
• Bahan Kimia Korosif
(Corrosive) • Penyimpanannya harus terpisah
dari bangunan lain dengan
dinding dan lantai yang tahan
terhadap bahan korosif,
• Memiliki perlengkapan saluran
pembuangan untuk tumpahan,
dan memiliki ventilasi yang baik.
• Pada tempat penyimpanan harus
tersedia pancaran air untuk
pertolongan pertama bagi
pekerja yang terkena bahan
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
3. Bahan Kimia Mudah
Terbakar (Flammable) • Praktis semua pembakaran terjadi
antara oksigen dan bahan bakar
dalam bentuk uapnya atau
beberapa lainnya dalam keadaan
bubuk halus.
• Api dari bahan padat berkembang
secara pelan,
• Sedangkan api dari cairan menyebar
secara cepat dan sering terlihat
seperti meledak.
• Dalam penyimpanannya harus
diperhatikan sebagai berikut :
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
3. Bahan Kimia Mudah
Terbakar (Flammable) a. Disimpan pada tempat yang
cukup dingin untuk mencegah
penyalaan tidak sengaja pada
waktu ada uap dari bahan bakar
dan udara
b. Tempat penyimpanan
mempunyai peredaran hawa
yang cukup, sehingga bocoran
uap akan diencerkan
konsentrasinya oleh udara untuk
mencegah percikan api
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
3. Bahan Kimia Mudah
Terbakar (Flammable) c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan
dari daerah yang ada bahaya
kebakarannya
d. Tempat penyimpanan harus terpisah
dari bahan oksidator kuat, bahan
yang mudah menjadi panas dengan
sendirinya atau bahan yang bereaksi
dengan udara atau uap air yang
lambat laun menjadi panas
e. Di tempat penyimpanan tersedia
alat-alat pemadam api dan mudah
dicapai
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
3. Bahan Kimia Mudah
Terbakar (Flammable) f. Singkirkan semua sumber api
dari tempat penyimpanan
g. Di daerah penyimpanan
dipasang tanda dilarang
merokok
h. Pada daerah penyimpanan
dipasang sambungan
tanah/arde serta dilengkapi alat
deteksi asap atau api otomatis
dan diperiksa secara periodik
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
1. Terhadap bahan tersebut ketentuan
4. Bahan Kimia Peledak penyimpananya sangat ketat, letak
(Explosive) tempat penyimpanan harus berjarak
minimum 60[meter] dari sumber
tenaga, terowongan, lubang tambang,
bendungan, jalan raya dan bangunan,
agar pengaruh ledakan sekecil mungkin.
2. Ruang penyimpanan harus merupakan
bangunan yang kokoh dan tahan api,
lantainya terbuat dari bahan yang tidak
menimbulkan loncatan api, memiliki
sirkulasi udara yang baik dan bebas dari
kelembaban, dan tetap terkunci
sekalipun tidak digunakan.
Bahan Kimia Berbahaya Penyimpanan
• Bahan Kimia Peledak
3. Untuk penerangan harus dipakai penerangan
(Explosive)[10] alam atau lampu listrik yang dapat dibawa
atau penerangan yang bersumber dari luar
tempat penyimpanan.
4. Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat
bangunan yang didalamnya terdapat oli,
gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat
terbakar, api terbuka atau nyala api.
5. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari
rumput kering, sampah, atau material yang
mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan
perlindungan alam seperti bukit, tanah cekung
belukar atau hutan lebat.
Penyimpanan
5. Bahan Kimia Oksidator
1. Bahan ini adalah sumber oksigen dan
(Oxidation) dapat memberikan oksigen pada suatu
reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada
udara.
2. Beberapa bahan oksidator memerlukan
panas sebelum menghasilkan oksigen,
sedangkan jenis lainnya dapat
menghasilkan oksigen dalam jumlah yang
banyak pada suhu kamar.
3. Tempat penyimpanan bahan ini harus
diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada
peredaran hawa, dan gedungnya harus
tahan api.
Penyimpanan
• Bahan Kimia Oksidator
(Oxidation) 4. Bahan ini harus dijauhkan dari
bahan bakar, bahan yang mudah
terbakar dan bahan yang
memiliki titik api rendah.
5. Alat-alat pemadam kebakaran
biasanya kurang efektif dalam
memadamkan kebakaran pada
bahan ini, baik penutupan
ataupun pengasapan, hal ini
dikarenakan bahan oksidator
menyediakan oksigen sendiri
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Penyimpanan
Air 1. Bahan ini bereaksi dengan air, uap
(Water Sensitive Substances panas atau larutan air yang lambat
laun mengeluarkan panas atau gas-
gas yang mudah menyala.
2. Karena banyak dari bahan ini yang
mudah terbakar maka tempat
penyimpanan bahan ini harus
tahan air, berlokasi ditanah yang
tinggi, terpisah dari penyimpanan
bahan lainnya, dan
3. Janganlah menggunakan sprinkler
otomatis di dalam ruang simpan.
Penyimpanan
7. Bahan Kimia Reaktif
Terhadap Asam 1. Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap
(Acid Sensitive Substances) asam menghasilkan panas, hydrogen dan
gas-gas yang mudah menyala.
2. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini
harus diusahakan agar sejuk, berventilasi,
sumber penyalaan api harus disngkirkan dan
diperiksa secara berkala.
3. Bahan asam dan uap dapat menyerang
bahan struktur campuran dan menghasilkan
hydrogen, maka bahan asam dapat juga
disimpan dalam gudang yang terbuat dari
kayu yang berventilasi.
4. Jika konstruksi gudang trbuat dari logam
maka harus di cat atau dibuat kebal dan
pasif terhadap bahan asam.
Penyimpanan

8. Gas Bertekanan • Silinder dengan gas-gas bertekanan harus


(Compressed Gases) disimpan dalam keadaan berdiri dan
diikat dengan rantai atau diikat secara
kuat pada suatu penyangga tambahan.
• Ruang penyimpanan harus dijaga agar
sejuk , bebas dari sinar matahari
langsung, jauh dari saluran pipa panas di
dalam ruangan yang ada peredaran
hawanya.
• Gedung penyimpanan harus tahan api
dan harus ada tindakan preventif agar
silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran,
misalnya dengan memasang sprinkler.
Penyimpanan
9. Bahan Kimia Radioaktif
(Radioactive Substances) 1. Radiasi dari bahan radioaktif dapat
menimbulkan efek somatik dan efek genetik,
efek somatik dapat akut atau kronis.
2. Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad]
sampai 5000[Rad] yang dapat menyebabkan
sindroma system saraf sentral, sindroma gas
trointestinal dan sindroma kelainan darah,
sedangkan efek somatik kronis terjadi pada
dosis yang rendah.
3. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi
yang akibatnya diturunkan pada keturunan.
Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua
persenyawaan yang mengandung radioaktif.
Penyimpanan
9. Bahan Kimia Radioaktif
4. Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi
(Radioactive Substances) harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga
yang terlatih untuk bekerja dengan zat
radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan
dan mendapat izin dari BATAN.
5. Penyimpanannya harus ditempat yang
memiliki peralatan cukup untuk
memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan
bahan lain yang dapat membahayakan,
packing/kemasan dari bahan radioaktif harus
mengikuti ketentuan khusus yang telah
ditetapkan dan keutuhan kemasan harus
dipelihara. Peraturan perundangan
mengenai bahan radioaktif diantaranya :
• Peraturan perundangan
mengenai bahan radioaktif • Undang-Undang Nomor 31/64
diantaranya : Tentang Ketentuan Pokok Tenaga
Atom
• Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun
1975 Tentang Keselamatan Kerja
terhadap radiasi
• Peraturan pemerintah No. 12 Tahun
1975 Tentang izin Pemakaian Zat
Radioaktif dan atau Sumber Radiasi
lainnya
• Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun
1975 Tentang Pengangkutan Zat
Radioaktif
PENANGANAN BAHAN-BAHAN
KIMIA BERBAHAYA

next to real player 17:10


Definisi penanganan
Merupakan pekerjaan
yang meliputi saja??:

•Pencampuran
•Pengadukan
•Pemanasan

•Pemindahan
Penyimpanan meliputi:
• Penyimpanan bahan baku
• Penyimpanan produk kimia
Pengetahuan dasar apa yang diperlukan untuk
menangani bahan kimia dengan baik?

• Sifat fisika
• Sifat kimia
• Bahaya dan akibatnya
Prinsip utama dalam menangani
bahan-bahan kimia

“Think before doing”


Apa maksudnya??

Maksudnya : sebelum mencampur,


mereaksikan atau memindahkan suatu bahan
kimia perlu dipikirkan kemungkinan apa yang
terjadi akibat tindakan tersebut.
Informasi yang diperlukan dalam
penanganan bahan-bahan kimia

Nama dan Sifat fisik Wujud fisik Sifat kimia Sifat bahaya
formula
bahan

TD Gas
TL Cair
Tekanan Uap Reaktivitas Toksik
Padat
Suhu Flammable
dekomposisi Eksplosif
Berat jenis
PENANGANAN BAHAN KIMIA
BERACUN
Cara menghindari bahan kimia masuk jalur pernapasan :
• Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam.
• Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi.
• Ruang kerja berventilasi.
• Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat.
PENANGANAN BAHAN KIMIA KOROSIF

Cara menghindari bahan kimia masuk jalur kulit:


• Penanganan bahan dengan memakai sarung tangan atau
gloves, pelindung muka dan badan.
BAGAIMANA??
Cara menghindari bahan kimia masuk jalur Mulut:

•Tidak makan, minum dan


merokok dalam ruang kerja.

•Tidak menyimpan makanan dan


minuman berdekatan dengan
bahan beracun atau korosif.
BAGAIMANA
Penanganan Bahan Kimia Mudah Terbakar
• Pisahkan tiga unsur: bahan mudah terbakar, O2,
dan Sumber Panas
BAGAIMANA
PENANGANAN BAHAN KIMIA REAKTIF
• Jauh dari sumber panas atau sinar matahari.
• Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas.
• hindari Pengangkutan yang menimbulkan benturan.
• Penanganan harus memakai alat pelindung: kaca
mata, pelindung muka dan badan, sarung tangan.

• Harus ada alat pemadam kebakaran.


PENYIMPANAN BAHAN

Cara penyimpanan didasarkan atas:


• Sifat-sifat dari bahan-bahan kimia.
• Reaksi akibat INTERAKSI bahan kimia dalam
penyimpanan.
Interaksi selama penyimpanan

Interaksi antara Interaksi antara Interaksi antara


bahan -lingkungan bahan -wadah bahan -bahan
Interaksi antara
bahan -lingkungan

Bahan vs sumber panas Bahan vs uap air/air


Mengapa bahaya? Mengapa bahaya?

Contoh: pelarut organik Contoh: senyawa hidrida,


dan peroksida logam alkali, sulfat pekat

Upaya apa yang harus dilakukan???


Sumber panas berbahaya karena:
karena panas dapat menginisiasi terjadinya kebakaran yaitu
mengaktifkan oksigen ( membuat oksigen jadi radikal
sehingga reaktif)

Air/uap air bahaya karena:


air dapat diserap oleh bahan-bahan kimia dimana reaksi
penyerapan atau hidrasi bersifat eksotermis atau
menghasilkan panas, selanjutnya panas tersebut akan
menginisiasi dan atau dapat mempercepat reaksi.
Interaksi antara
bahan-wadah

Mengapa berbahaya? Apa bahayanya?

Apa contohnya?
Upaya apa agar tidak terjadi
interaksi antara bahan dan wadah?
Bisa Bahaya karena :
bila terjadi interaksi antara bahan dan wadah sehingga wadah
dapat mengalami kerusakan yang akhirnya akan terjadi interaksi
antar bahan yang satu dengan yang lain, interaksi dapat
menimbulkan bahaya.
Bahaya yang mungkin:
senyawa beracun atau bahan mudah terbakar.
Contoh Bahan:
bahan kimia sangat korosif: asam sulfat, asam klorida,
asam asetat, Natrium hidroksida.
Upaya yang dilakukan:
Pilih wadah yang tepat.
Contoh: Air Raja (Aqua Regia)

Wadahnya terbuat dari bahan apa? Kaca atau plastik?


Interaksi antar bahan

Bahan yang bagaimana yang berinterkasi


dan menimbulkan bahaya?
• Zat oksidator dengan reduktor dapat
menimbulkan ledakan dan kebakaran.
• Asam dengan garam dapat menimbulkan gas
beracun.

Contoh : H+ + NaCN ?
SYARAT PENYIMPANAN
Bahan mudah terbakar

• Suhu dingin

• Jauhkan dari sumber api

•Tersedia alat pemadam kebakaran


Bahan mudah meledak
Syarat penyimpanan:

Ruang dingin dan berventilasi

Jauhkan dari sumber panas

Hindarkan dari gesekan atau tumbukan


mekanis
Bahan oksidator
Syarat penyimpanan

•Ruang dingin dan berventilasi

•Jauhkan dari sumber panas

•Jauhkan dari bahan mudah


terbakar atau reduktor. Bagaimana
peranan pemadam kebakaran?
Bahan reaktif terhadap air
syarat penyimpanan

•Ruang dingin dan berventilasi

•Jauhkan dari sumber panas

•Bangunan kedap air


•Tersedia pemadam kebakaran
tanpa air (CO2, Halon, Dry
powder)
Bahan reaktif terhadap asam
syarat penyimpanan

•Ruang dingin dan berventilasi

•Jauhkan dari sumber panas

•Tersedia pemadam kebakaran


tanpa air (CO2, Halon, Dry
powder)
Bahan beracun

•Ruang dingin dan berventilasi

•Disimpan terpisah dari bahan-


bahan yang mungkin bereaksi

•Disediakan alat pelindung diri,


pakaian kerja, masker dan gloves
Bahan korosif

•Ruang dingin dan berventilasi

•Disimpan terpisah dari bahan-


bahan beracun

•Wadah tertutup dan beretiket


•Disediakan alat pelindung diri,
pakaian kerja, kaca mata dan gloves
Gas bertekanan

•Disimpan tegak dan


terikat
•Ruangan dingin
dan tidak terkena
sinar matahari
langsung
•Jauh dari
sumber panas
•Jauh dari bahan
korosif yang dapat
merusak kran
Bahan-bahan Kimia
“Incompatible”

Yaitu bahan-bahan yang dalam penyimpanannya


tidak boleh bercampur seperti asam dengan basa
atau zat beracun dan bahan mudah terbakar
dengan oksidator
Tabel bahan – bahan kimia incompatible dan
menghasilkan racun bila dicampur

Kelompok A Kelompok B Bahaya yang timbul bila


dicampur

1. Sianida 1. Asam 1. Asam sianida


2. Hipoklorit 2. Asam 2. KLor dan asam
hipoklorit
3. Nitrat 3. Asam sulfat 3. Nitrogendioksida
4. Asam nitrat 4. Tembaga, 4. Nitrogendioksida
Logam berat
5. Nitrit 5. Asam 5. Nitrogendioksida
(Asap )
6. Asida 6. Asam 6. Hidrgen asida
7. Senyawa 7. Reduktor 7. Arsin
arsenik
8. Sulfida 8. Asam 8. Hidrogen sulfida
Tabel bahan – bahan reaktif bila tercampur
menghasilkan reaksi hebat yang berupa
kebakaran / ledakan
Bahan kimia Hindarkan kotak dengan

1. Ammonium nitrat 1. Bubuk logam, asam, klorat, nitrat, debu


organik
2. Asam asetat 2. Asam kromat, asam nitrat, perklorat,
peroksida, permanganat
3. Karbon aktif 3. Oksidator ( klorat, perklorat, hipoklorit )
4. Asan kromat 4. Asam asetat, gliserin, alkhohol, bahan
kimia, mudah terbakar
5. Cairan mudah terbakar 5. Ammonium nitrat, asam kromat, hidrogen
peroksida, asam nitrat
6. Hidrokarbon ( butana, 6. Fluor, klor, asam kromat, peroksida
benzena, bensin ) 7. Asam sulfat dan asam lainnnya
7. Kalium klorat,
perklorat
8. Kalium permanganat 8. gliserin, etilen glikol, asam sulfat
Batas waktu penyimpanan
Untuk zat-zat tertentu seperti eter, parafin cair, olefin waktu
harus diperhatikan, karena senyawa-senyawa tersebut mudah
membentuk peroksida.

contoh eter : tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun


(harus habis dalam 6 bulan setelah dibuka)
Sebuah Pengantar Singkat

HIGIENE INDUSTRI

101
Hiperkes & Keselamatan Kerja
• Hiperkes dan Keselamatan Kerja merupakan suatu keilmuan multidisiplin yang
menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan tenga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko
bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, atau pencemaran
lingkungan kerja.

• Oleh karenanya, Hiperkes dan Keselamatan Kerja bertujuan agar lingkungan kerja
higienis, aman dan nyaman yang dikelola oleh tenaga kerja sehat, selamat, dan
produktif. Hal tersebut akan mendukung tercapainya peningkatan produksi dan
produktivitas suatu industry sehingga mampu bersaing dalam proses perubahan global.

• Hiperkes dan Keselamatan Kerja mengandung pengertian tentang aspek Hygiene


perusahaan (Industrial Hygiene), Ergonomi (Ergonomic), Kesehatan Kerja (Occupational
Health) dan Keselamatan Kerja (Safety), yang dalam penerapannya saling berkaitan erat.
102
Higiene Industri
• Menurut Suma’mur (1976), Higiene Perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam
ilmu hygiene beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada
faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif & kuantitatif dalam lingkungan kerja dan
perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan
korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut pencegahan agar pekerja
dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat bahaya kerja serta
dimungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

• Kegiatan Higiene Perusahaan atau Higiene Industri bertujuan agar tenaga kerja
terlindung dari berbagai resiko akibat lingkungan kerja, melalui upaya
identifikasi/pengenalan, pengujian/evaluasi, dan pengendalian serta
menerapkannya dalam bentuk pemantauan dan tindakan korektif/perbaikan
lingkungan kerja, melalui metoda teknik yang bersifat spesifik.

103
Dasar Hukum Higiene Industri
a. ILO No. 112 tahun 1959
Tujuan pelayanan kesehatan kerja didasarkan pada rekomendasi ILO No. 112
(1959) yang didukung oleh Masyarakat ekonomi eropa (1962) dan Majelis
eropa (1972). Tujuan itu didukung pula oleh konvensi ILO 161 dan
rekomendasi No. 171 (1985). Tujuan itu adalah sebagai berikut :

• Melindungi pekerja dari bahaya kesehatan ditempat kerja.

• Menyesuaikan pekerjaan agar serasi dengan status kesehatan pekerja.

• Menyumbang pembangunan dan pemeliharaan kesejahteraan fisik dan


mental yang setinggi-tingginya ditempat kerja
104
Dasar Hukum Higiene Industri
b. UU No. 2 Tahun 1966

Undang-undang ini mencantumkan usaha di bidang higiene dan

pelaksanaan usaha higiene industri. Intisari dari ketentuan undang-undang ini

adalah rakyat harus mengerti dan sadar akan pentingnya keadaan yang sehat,

baik kesehatan pribadi, maupun kesehatan masyarakat.

c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/Menkes/Sk/Xi/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Kerja Perkantoran dan Industri.

105
Tujuan Higiene Industri
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri,
atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk
kesejahteraan tenaga kerja.

2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan


kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor
manusia dalam produksi. Oleh karena hakikat tersebut selalu
sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan didalam suatu
negara, maka higiene industri dan kesehatan kerja selalu harus
diikut sertakan dalam pembangunan.
106
Manfaat Higiene Industri
1. Mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan akibat
kerja.

2. Memelihara dan meningkatan kesehatan tenaga kerja.

3. Meningkatan efisiensi dan daya produktifitas manusia.

4. Memelihara dan meningkatan higiene dan sanitasi perusahaan


pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara
pembuangan sampah, atau sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.

5. Memberikan perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari


bahayabahaya yang mungkin di timbulkan oleh hasil-hasil produksi
perusahaan
107
Program Penerapan Higiene Industri
1. Rekognisi Sumber Bahaya

Mengenali Faktor bahaya seperti faktor fisik, kimiawi, biologi, ergonomi, dan
psikologi di lingkungan kerja.

2. Antisipasi Sumber Bahaya

Antisipasi dengan memprediksi potensi bahaya dan risikonya ditempat kerja.

3. Evaluasi Sumber Bahaya

Evaluasi adalah suatu kegiatan sampling dan mengukur bahaya dengan metode
yang lebih spesifik.

4. Pengendalian Sumber Bahaya

Hasil pengukuran yang melebihi ambang batas dikendalikan, dengan


menggunakan metode hirarki pengendalian meliputi Eliminasi, Subtitusi.
Engineering Control, Administrative Control dan terakhir adalah APD. 108
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai