Anda di halaman 1dari 17

RUMAH SAKIT UMUM FAGA HUSADA

JL. Betoambari No 182, kode pos:93723 - Tlp 08124569771


Email : fagahusada@gmail.com

Hasil Penilaian Resiko Untuk Meminimalkan Resiko Selama


Pembongkaran Kontruksi Dan Renovasi

Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen


penilaian yang digunakan untuk menilai proses pre construction. Pada akhir
proses penilaian risiko akan menghasilkan rekomendasi mitigasi risiko
(RMR). RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak yang menyelesaikan
pekerjaan dan akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek. Penanggung
jawab dari proses ini adalah :
 Tim Pelaksana
 Tim Pengawas
 Tim Perencana
 Tim Teknis RumahSakit
 Tim K3 (RS dan Tim Pelaksana)
 Tim PPI
 Bagian Sanitasi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
 Unit Kerja yang terkena dampak proses konstruksi
A. ELEMEN RISIKO PENILAIAN

a. Keselamatan Keamanan Konstruksi

Harap tinjau masing-masing kategori berikut ini yang sesuai dan


menunjukkan apakah kategori tersebut berlaku untuk lingkup
pekerjaan yang direncanakan.
No Elemen Penilaian Keselamatan Keamanan Konstruksi
1. Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki jalur keluar aman ? minimal 2 jalur keluar aman
Ya  Tidak
2. Jalur Keluar Aman
Apakah proyek memiliki potensi bahayayang mempengaruhi akses jalur keluar
aman yang telah ditentukan ?
Ya  Tidak
3. Jalur Keluar Aman
Apakah jalur keluar aman proyek dapat digunakan oleh orang lain selain
pekerja
konstruksi?
Ya  Tidak
4. Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat berdampak pada sistem deteksi kebakaran
di rumah sakit?
Ya  Tidak
5. Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek dapat memberikan dampak terhadap sistem
penanggulangan kebakaran di rumah sakit?
Ya  Tidak
6. Pencegahan Kebakaran
Apakah kegiatan proyek memiliki tambahan fasilitas atau peralatan pemadaman
kebakaran yang tersedia di area proyek?
Ya  Tidak
7. Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek mengharuskan seluruh staf untuk mendapatkan
pelatihan mengenai langkah pemadaman kebakaran?
Ya  Tidak
8. Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
Apakah pemilik proyek menjamin sudah pernah melakukan pelatihan / simulasi
penanggulangan kebakaran ?
Ya  Tidak
9. Bahan Berbahaya Beracun
Apakah proyek memiliki tempat penyimpanan khusus untuk Bahan Berbahaya
dan Beracun ?
Ya  Tidak
10 Kompartemen
Apakah proyek membutuhkan partisi tahan asap sementara ?
Partisi tersebut harus bebas asap dan terbuat dari material yang tidak mudah
terbakar
Ya  Tidak
11 Dampak Terhadap Struktur Bangunan
Akankah aktifitas proyek akan mempengaruhi struktur bangunan rumah sakit
dan berdampak pada proteksi kebakaran seperti pintu dan dinding ?
Ya  Tidak
12 Pengawasan Terhadap Potensi Bahaya
Akankah pemilik proyek akan melakukan peningkatan terhadap inspeksi dan
pengawasan bahaya terhadap aktifitas proyek
YaTidak
Frekuensi berkala:
Harian
Mingguan
b. Pengendalian Infeksi dan KualitasUdara

TIPE KONSTRUKSI
TIPE A TIPE B
Proses Inspeksi (non-invasif). Pekejaan dengan skala kecil, kegiatan
Termasuk kegiatan yang tidak durasi pendek, yang hanya akan membuat
menghasilkan debu atau pekerjaan debu minimal.Termasuk, namun tidak
yang tidak memerlukan pemotongan terbatas pada:
dinding, pengeboran, pengamplasan - Pemasangan instalasi telepon dan
atau akses ke langit-langit selain jaringan komputer
untuk inspeksi visual seperti: - Melakukan pembongkaran dinding atau
- Memindahkan plafon untuk langit – langit dimana debu masih dapat
inspeksi visual dikontrol
2
(batasan < 5m ) - Memperbaiki area kecil pada dinding
- Pengecatan (bukan - Pekerjaan pipa air(memutus
pengamplasan) sementara suplai air ≤ 30 menit
- Pekerjaan jaringan elektrik
dilebih dari 1 area perawatan)
- Pekerjaan pipa air (memutus - Maksimal 4 plafon pengganti genteng
sementara pipa air ≤ 15 menit di
dalam 50 kakipersegi
area tertentu)
- Melakukan pemotongan/ pengelasan
- Perbaikan pipa kecil tanpa
dengan durasi pendek, pengeboran,
solder danbor
atau pengamplasan dari daerah yang
- Kegiatan yang tidak
sangat kecil di mana dapat
menghasilkan debu atau
menciptakan debu kecil dan dapat
membutuhkan pembongkaran
dikendalikan
dinding atau langit – langit
- Perbaikan mekanik kecil.
selain untuk inspeksivisual
- Kerja dengan kebutuhan listrik
kecil
- Perbaikan Hardware pintu
danjendela
- Perbaikan penggantian
- Melukis dinding

3
TIPE C TIPE D
Setiap pekerjaan yang menghasilkan Kegiatan yang menghasilkan banyak debu
tingkat debu dengan jumlah sedang - dan termasuk juga kegiatan
banyak. Dan setiap pekerjaan yang pembongkaran besar / re-konstruksi serta
membutuhkan pembongkaran atau konstruksi mayor. Termasuk pekerjaan :
penghapusan komponen bangunan tetap  Kegiatan yang membutuhkan pekerjaan
atau rakitan, pekerjaan dengan shift berturut – turut (lebih dari 1sift)
perekat,cat, pelarut, pengencer
dan  Membutuhkan pembongkaran berat
pembersih yang kuat, pekerjaan yang
 Memindahkan seluruh area langit- langit
mengambil lebih dari satu shift (8 jam
/ plafon
perhari) untuk menyelesaikan. Termasuk,
 Pekerjaan pipa air (memutus sementara
jenis pekerjaan :
suplai air >1 jam dan dilebih dari 1 area
 Pengamplasan dinding untuk
perawatan pasien)
pengecatan dinding
 Pembongkaran Major
 Pembongkaran ubin pada lantai
 Konstruksi mayor yang membutuhkan
dan langit-langit ruangan dengan
waktu selama beberapa hari
luas 20% dari totalluas
 Konstruksi baru
 Pembangunan dinding, lantai dan
langit-langit yang baru
 Pekerjaan elektrik diatas langit –
langit (minor) dan pekerjaan
pemasangan kabel (mayor).
 Pekerjaan pipa air (memutus
sementara suplai air 30 – 60 menit
di lebih dari 1 area perawatan)
 Setiap pekerjaan pengeboran
dengan waktu yang lama
 Setiap proses pengelasan atau
pemotongan di ruang area
perawatan

4
AREA KONSTRUKSI BEDASARKAN TINGKAT RISIKO
GROUP 1 – Risiko GROUP 2 - Risiko GROUP 3 –Risiko GROUP 4 - Risiko

Rendah Medium Medium-tinggi tertinggi


 Area perkantoran,  Pediatrics  IGD  Kamar Operasi
lobi, koridor non-  Unit perawatan  Radiologi/ MRI  ICU
pasien pasien tidak /Kedokteran
 Support Facility terdaftar di Grup 3  Cath. Laboratorium
Nuklir / Echo
(misal: Ruang atau4  CSSD
Mesin, Ruang  Penerimaan
 Onkologi
&
 VK
Housekeeping, Tempat umum  IPAL & TPS
Area Laundry &  Lobi & Koridor  R.Isolasi
 Laboratorium
Linen Kotor,
 Perawatan Pasien  Ruang Kemoterapi
Area Umum,dll)  RuangPBRT
 Cafeteria / Kitchen
 Area perawatan  Ruang Tindakan
 Klinik  Unit Hemodialisis
Non-pasien yang gigi
tidak termasuk  Endocsopy
Rawat Jalan
 Depo Farmasi
dalam Grup 2, 3
(Kecuali onkologi
 Ruang Anak
atau 4.  Daerah lain di
dan bedah) Ruang Geriatri
mana prosedur
 Ruang Tunggu  Ruang Fisioterapi bedah invasif
Pasien dapat dilakukan
 Ruang
Pendaftaran
 Kamar Jenazah

5
Tipe dan Group Pekerjaan Konstruksi digunakan untuk menetapkan
kelas risiko dan memutuskan upaya penanganan
Risk Level Type A Type B Type C Type D

Group 1 Class I Class II Class II Class III/IV

Group 2 Class I Class II Class III Class IV


Group 3 Class I Class II Class III/IV Class IV
Group 4 Class III Class III/IV Class III/IV Class IV

Kegiatan konstruksi ini termasuk dalam kelas risiko:

KELAS 1

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA


Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Saat Pekerjaan Selesai
Berlangsung Berlangsung
 PCM (Pre Construction Melakukan pekerjaan dengan  Membersihkan area
meminimalisir adanya debu
Meeting) untuk selama konstruksi berjalan. konstruksi dari sisa
mengkomunikasikan Segera menutup kembali plafon material atau
atau langit – langit setelah
langkah pekerjaan secara pembongkaran.
dilakukan pembongkaran.
detail. Akses keluar masuk pekerja  Menghilangkan debu
bebas dari puing-puing
 Menutup lokasi dengan bangunan. yang masih tersisa
pembatas sehingga Alat angkut material harus selama proses
tertutup
menghindari kontaminasi Pintu keluar masuk proyek konstruksi sebelum
debu. selalu tertutup. meninggalkan area
Mempertahankan lingkungan
 Memberi tanda petunjuk/ pekerjaan tetap kering. konstruksi.
peringatan yang jelas.  Memastikan barang-
 Rute transportasi barang barang yang mendukung
bersih tidak dekat dengan pertumbuhan kuman
material yang tidak digunakan.
terkontaminasi.

6
KELAS 2

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA

Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Saat Pekerjaan Selesai

Berlangsung Berlangsung
 PCM (Pre Construction  Ketika sedang proses  Mengelap permukaan
Meeting) untuk pemotongan, dengan desinfektan.
mengkomunikasikan langkah semprotkan sedikit air  Membersihkan
pekerjaan secara detail. agar debu tidak permukaan dengan kain
 Menutup pintu, jendela dan berterbangan pel basah atau vacuum
ventilasi yang tidak  Ketika mengangkut sebelum
digunakan untuk menghindari material dan sampah  Membuka kembali
debu. sisa pembangunan ventilasi, jendela dan
 Menutup lokasi proyek menggunakan container pintu yang sebelumnya
dengan pembatas yang tertutup tertutup
sehingga menghindari  Segera menutup
kontaminasi debu kembali plafon atau meninggalkan
 Menyediakan filtrasi pada langit - langit setelah areakonstruk
localexhaust. dilakukan
 Menggunakan isolasi system pembongkaran kembali ventilasi, jendela
HVAC di area konstruksi  Akses keluar masuk dan pintu yang
untuk mencegah kontaminasi pekerja bebas dari puing- sebelumnya tertutup
pada sistem salurannya puing bangunan
memasang unit
 Pintu keluar masuk
udara negative portable,
proyek selalu tertutup
yang harus
 Bagian kebersihan,
dioperasikan selama masa
harus melakukan
konstruksi memperhatikan
pembersihan lebih sering
akses untuk pekerja
disekitar area yang
proyek dengan material dan
berdekatan dengan area
sisa pembongkaran,
konstruksi
sebaiknya dibedakan akses
antara pekerja proyek  Memonitoring filter
dengan pasien dan pekerja selama konstruksi
rumah sakit berlangsung
 Memberi tanda petunjuk/
peringatan yang jelas
 Rute transportasi barang
bersih tidak dekat dengan
material yang terkontaminasi

7
KELAS 3 (Tambahan dari kelas I dan II )

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA

Sebelum Pekerjaan Saat Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Selesai

Berlangsung

 PCM (PreConstruction  Ketika sedangproses  Sistem ventilasi harus


Meeting) untuk pemotongan, semprotkan dibersihkan setelah
mengkomunikasikan sedikit air agar debu tidak konstruksi selesai
langkah pekerjaan secara berterbangan  Mengalirkan air diarea
detail  Udara didalam gedung yang konstruksi dan sekitarnya
 Menutup pintu, jendela dan dilakukan renovasi akan sebelumditempati
ventilasi yang tidak disirkulasikan keluar secara  Mengecek ulang suhu
digunakan untuk berkala dengan sistem sebelum ditempati
menghindaridebu HEPAFilter  Jangan melepas penghalang
 Menutup lokasi proyek  Ada sumber listrik alternatif debu terlebih dahulu
dengan pembatas minimal yang dapat digunakan sebelum pekerjaan proyek
2 lapis atau menggunakan apabila terjadi listrikmati selesai dan dilakukan
papan hingga langit-langit  Kontraktorwajib pembersihan area proyek
sehingga menghindari mengirimkan lembar kerja secara menyeluruh dan siap
kontaminasi debu ICRA, daftar kontrol dan untuk digunakan.
 Menyediakan filtrasi pada kontak informasi di tempat  Meninjau ulang kondisi area
localexhaust kerja proyek dengan Tim PPI
 Membuat isolasi system  Mempertahankan tekanan sebelum melepas
HVAC di area konstruksi udara negatif di tempat kerja pengahalang debu
untuk mencegah minimal 0,01"WG Melepaskan penghalang
kontaminasi pada system  Ketika mengangkut material debu dengan hati-hati untuk
salurannya dan sampah sisa meminimalkan debu dan
 Memasang unit udara pembangunan kotoran dari pekerjaan
negative portable, yang menggunakan container konstruksi
harus dioperasikan selama yang tertutup
masa konstruksi  Akses keluar masuk pekerja
memperhatikan akses bebas dari puing-puing
untuk pekerja proyek bangunan
dengan material dan sisa  Frekuensi penggantian
pembongkaran, sebaiknya
filter udaraditingkatkan
dibedakan
 Pintu keluar masuk

8
 Membedakan akses antara proyek selalutertutup
pekerja proyek dengan
pasien dan pekerja rumah  Segera menutup kembali
sakit plafon atau langit – langit
 Memberi tanda petunjuk /
peringatan yangjelas setelah
 Rute transportasi barang dilakukan pembongkaran
bersih tidak dekat dengan
material yang  Bagian kebersihan, harus
 terkontaminasi melakukan pembersihan
 Terdapat anteroom
lebih sering disekitar area
yang berdekatandengan
area konstruksi
 Membersihkan sampah
sisa konstruksi
sebelum meninggalkan
area
konstruksi
 Melakukan monitoring
tekanan negative diarea
konstruksi dan
mendokumentasikan
setiap hari
 Melakukan
pemeriksaan terhadap
pengahalang debu setiap
hari dan
mendokumentasikan
hasilnya
 Sistem ventilasi yang baru
harus dilindungi dari debu
konstruksi
sampaipekerjaan
 konstruksi selesai

9
10
KELAS IV (Tambahan dari kelas I, II dan III)

PENGENDALIAN INFEKSI DAN KUALITAS UDARA

Sebelum Pekerjaan Berlangsung Saat Pekerjaan Saat Pekerjaan Selesai

Berlangsung

 Memberikan fasilitas anteroom


dan meminta untuk setiap
pekerja yang masuk dan keluar
area proyek melewati
anteroom. Anteroom tersebut
berguna untuk sebagai ruang
antara area proyek dengan
area non proyek, atau daerah
sekitar proyek
 Pekerja konstruksi akan
membersihkan area anteroom
sebelum pekerjaan konstruksi
diserah terimakan ke pihak
rumah sakit
 Pekerja menggunakan apron
atau baju khusus ketika
memasuki area proyek dan
melepasnya ketika menggialkan
area proyek
 Setiap pekerja yang masuk
area proyek wajib
menggunakan penutup sepatu.

c. Sistem utilitas

• Selama kegiatan proyek yang salah satu dari berikut mungkin


terganggu atau terpengaruh di daerah manapun di luar area kerja?

Ya Tidak ada

 Pasokan Air, drainase, daya listrik, sistem ventilasi, oksigen,


vacum, katup sprinkle, dll

11
Untuk salah satu sistem di mana gangguan yang diramalkan
tolong jelaskan langkah- langkah yang harus diambil untuk
mengurangi dampak.
• Kebisingan dan Getaran Assessment, Sebutkan
kegiatan yang akan menghasilkan kebisingan dan / atau getaran
mungkin mengganggu:Aktivitas
• Waktu & Durasi:
• Strategi Mitigasi
d. Lingkungan

• Siapa yang bertanggung jawab untuk membersihkan sehari-hari di


dalam area kerja?

• Apakah membersihkan lokasi diperlukan pada akhir setiap hari


kerja? JikaYa,siapa yang bertanggung jawab untuk membersihkan
Lokasi?

• Apakah ada kebutuhan khusus yang diperlukan untuk


membersihkan lokasi pada akhir proyek?
Jika Ya, Daftar kebutuhan khusus:

Harap memberikan daftar setiap Bahan Berbahaya digunakan


atau disimpan di dalam wilayah proyek
• Apakah pekerjaan cenderung menghasilkan setiap bau
berbahaya atau tidak biasa?

Jika Ya, langkah-langkah apa yang harus diambil untuk


meminimalkan dampak?
• Apakah ada kontaminan dikenal? Ya Tidak ada
Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk meminimalkan
dampak?
• Apakah pekerjaan yang direncanakan meliputi hal-halberikut?
Memasuki Ruang Sempit Penggalian atau mengangkat peralatan
pejalan kaki atau kendaraan lalu lintas Pekerjaan membutuhkan
Perlindungan Jatuh Pekerjaan listrik Rekomendasi tambahan untuk
mengurangi / mengurangi risiko untuk pekerjaan ini:
• Rumah Sakit Mengelola itu Lingkungan selama Demolition,
Renovasi, atau Konstruksi Baru untuk Mengurangi Risiko .

14
e. Langkah-langkah pcrarenovasi / pembangunan
langkah 1. Meeting kordinasi proyek
Adalah melakukan pertemuan dengan seluruh pihak terkait proyek
renovasi/pembangunan. Saat pertemuan ini dibahas mengenai proyek
yang akan dilaksanakan, mulai dari denah proyek, jadwal proyek, pekerja
proyek dan jenis proyek.

Langkah 2. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko

Selanjutnya adalah tahap identifikasi bahaya di setiap kegiatan proyek,


dari peletakan batu pertama hingga serah terima hasil pekerjaan. Pada
tahap ini diharapakkan kontraktor menyerahkan atau menjelaskan seluruh
tahapan proses pembangunan/renovasi. Kemudian Tim K3 akan
melakukan identifikasi bahayanya dan penilaian resikonya.
Risiko yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya (grading)
dengan memperhatikan :

1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)

TINGKAT DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI

RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)

2 Jarang/unlikely (> 2 – 5 tahun/kali)

3 Sedang (1 -2 tahun/kali)

4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)

5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/ bulan)

2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)

Nilai Tingkat Efek Terhadap Efek Terhadap Efek Pada Lingkungan


Konsekuensi Konsekuensi Manusia Perusahaan
5 Fatality Cacat tetap atau Perusahaan Menimbulkan kerusakan
Dapat berhenti / lingkungan yang sangat
mengakibatkan tutup atau rugi besar dan luas, bersifat
kematian mulai dari Rp 1 permanen (berdampak
milyar keatas jangka panjang dan tidak
bisa direhabilitasi) serta
memberikan dampak

15
langsung terhadap
masyarakat luas
4 Berat Epidemic, Menghentikan Menimbulkan kerusakan
Cidera yang proses di lingkungan yang besar dan
berakibat hari beberapa/ luas, terus menerus dalam
hilang dan departemen jangka waktu yang panjang
berakibat cacat atau rugi dapat direhabilitasi tetapi
sebagian kurang dari Rp memerlukan biaya yang mahal
1 milyar dan
mulai dari
Rp.100.000.0
00
3 Sedang Cidera yang Menghentikan Menimbulkan kerusakan
berakibat hari proses di suatu lingkungan yang besar
hilang (lost bagian/ (melebihi nilai baku mutu
time) tanpa departemen lingkungan/ketentuan lainnya)
berakibat cacat atau rugi dan luas (menyebar sampai
Kurang dari Rp keluar lokasi / tempat
100.000.000 kejadian) namun tidak bersifat
dan mulai dari permanen.
Rp. 1.000.000
2 Ringan Cidera ringan Menghentikan Menimbulkan kerusakan
mendapat P3K proses lingkungan di wilayah setempat
atau perawatan sebagian kecil yang dapat segera ditangani
medis dan atau rugi dan tidak bersifat permanen
dapat bekerja kurang dari Rp
kembali di waktu 1.000.000 dan
shiftnya mulai dari Rp1

1 Nearmiss Hanya Tidak Tidak ada polusi yang


memerlukan signifikan dan dapat diabaikan
penanganan ada pengaruh
P3K
.

Langkah 3. Analisa Resiko

Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko tersebut untuk


menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang harus

16
bertanggung jawab untuk mengelola/mengendalikan risiko/ tersebut
termasuk dalam kategori biru/hijau /kuning/merah.

1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih


lanjutsesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.

2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang


sesuai, dan meliputi proses berikut:
a. Menilai secara obyektif beratnya/dampak/akibat dan menentukan
suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan/peluang/frekuensi suatu
peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor

c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skorrisik

3. Penilaian risiko akan dilaksanakan sebagaiberikut.

a. Resiko dinilai oleh Tim K3, yang akan mengidentifikasi bahaya,


efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatanrisiko.
b. Resiko dinilai oleh unit/bagian/instalasi/bagian/komiteterkait. Setelah
resiko ditetapkan, maka kemudia resiko akan dilakukan
grading/pemeringkatan untuk mendapatkan nilai tingkat peluang terjadi
dan tingkat dampak nya. Setelah didapat, maka akan dikalikan dengan
rumus berikut

SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG

4. AnalisaResiko
5. Resiko dinilai oleh Tim K3
6. Resiko dinilai oleh unit/bagian/instalasi/bagian/komite terkait.
Setelah mendapatkan skor resiko, maka Tim K3 akan
menganalisa resiko tersebut dengan menggunakan Risk Grading
Matriks

Potencial Concequences
Frekuensi/Likelyhood Nearmiss 1 Ringan Sedang 3 Berat 4 Fatal 5
2
Sangat Sering Terjadi Moderate Moderate High Ekstrem Ekstrem

17
(Tiap Minggu/Bulan) 5
Sering Terjadi Moderate Moderate High Ekstrem Ekstrem
(Beberapa kali/tahun) 4
Sedang (Sekali dalam 1-2 Low Moderate High Ekstrem Ekstrem
tahun) 3
Jarang Terjadi (Terjadi dalam 2- Low Low Moderate High Ekstrem
5 tahun sekali) 2
Sangat Jarang Terjadi Low Low Moderate High Ekstrem
(Terjadi
>5 tahun sekali) 1

Keterangan :

Ekstrem : Harus selalu monitor (Setiap akan ada pekerjaan


terkait/setiap hari)

Tinggi : Harus selalu dimonitor (seminggu sekali)


Moderate : Secara periodik dimonitor (Sebulan sekali)
Low : Sesekali dimonitor (setiap enam bulan sekali)
Langkah 4. Menentukan Jenis Pengendalian Resiko

Setelah resiko sudah ter analisa, maka tahap selanjutnya adalah menentukan
jenis pengendalian resiko. Menurut Hierarki Pengendalian Bahaya, ada lima
jenis cara pengendalian bahaya yaitu
1. Eliminasi
2. Subtitusi
3. Rekayasa
4. Administrasi
5. Alat Pelindung Diri(APD)
Langkah 5. Menentukan penanggung jawab dan tanggal penyelesaian
pengendalian resiko
Penanggung jawab merupakan orang yang ditunjuk untuk
melaksanakan langkah pengendalian resiko dan untuk tanggal penyelesaian
adalah waktu yang ditentukan untuk batas akhir pengerjaan langkah
perbaikan sebelum pekerjaan proyek dilaksanakan.

Langkah 6. Pengesahan PCRA

18
Pengesahan PCRA dilakukan setelah dokumen PCRA lengkap.
Dokumen PCRA sendiri terdiri dari
1. Form PCRA
2. Dokumen ICRA
3. Form Inpeksi Proyek

Setelah dokumen tersebut lengkap, kemudian di tanda tangani oleh


Pimpinan Proyek, Ketua Komite K3 dan Direktur RS

19

Anda mungkin juga menyukai