Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN PELAKSANAAN

UNDANG UNDANG CIPTA KERJA NO. 11 TH 2020


BAB IV tentang KETENAGAKERJAAN
Ada 23 Peraturan Pemerintah yang harus diterbitkan sebagai
Peraturan Pelaksanaan UU Cipta Kerja :

1. Pasal 42 ayat (6) :


Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

2. Pasal 47 ayat (3) :


Ketentuan mengenai besaran dan penggunaan
kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

3. Pasal 49 :
Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan tenaga kerja
asing diatur dalam Peraturan Pemerintah.

4. Pasal 56 ayat (4) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja waktu
tertentu berdasarkan jangka waktu atau selesainya suatu
pekerjaan tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah.

5. Pasal 59 ayat (4) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas waktu
perpanjangan perjanjian kerja waktu tertentu diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

1
6. Pasal 61 A ayat (3) :
Ketentuan lebih lanjut mengenai uang kompensasi diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

7. Pasal 66 ayat (6) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan
pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

8. Pasal 77 ayat (5) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja pada sektor
usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

9. Pasal 78 ayat (4) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu kerja lembur dan
upah kerja lembur diatur dalam Peraturan Pemerintah.

10. Pasal 79 ayat (6) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai perusahaan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

11. Pasal 88 ayat (4) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai kebijakan pengupahan
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

12. Pasal 88 B ayat (2) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai upah berdasarkan satuan
waktu dan/atau satuan hasil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

2
13. Pasal 88 C ayat (7) :
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan upah
minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
syarat tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

14. Pasal 88 D ayat (3) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai formula perhitungan upah
minimum diatur dalam Peraturan Pemerintah.

15. Pasal 90 B ayat (4) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai upah bagi Usaha Mikro
dan Kecil diatur dalam Peraturan Pemerintah.

16. Pasal 92 ayat (3) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan skala upah
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

17. Pasal 98 ayat (3) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan,
komposisi keanggotaan, tata cara pengangkatan dan
pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata kerja
dewan pengupahan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

18. Pasal 154 A ayat (3) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemutusan
hubungan kerja diatur dalam Peraturan Pemerintah.

19. Pasal 156 ayat (5) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang
penggantian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

3
20. Pasal 190 ayat (2) :
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah

21. Undang Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Pasal 46 A ayat (3) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
penyelenggaraan jaminan kehilangan pekerjaan diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

22. Pasal 46 D ayat (4) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai manfaat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan masa kepesertaan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

23. Pasal 46 E ayat (2) :


Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan jaminan
kehilangan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial.

1. BPJS Kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan


2. BPJS Ketenagakerjaan melalui program :
- Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
- Jaminan Hari Tua (JHT)
- Jaminan Pensiun (JP)
- Jaminan Kematian (JKM)
- Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
4
Disamping Peraturan Pemerintah tersebut diatas UU Cipta
Kerja juga mengamanatkan hal-hal yang harus diatur lebih
lanjut di dalam
Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP) dan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

1. Pasal 61 ayat (5) :


Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli waris
pekerja/buruh berhak mendapatkan hak-haknya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan atau hak-hak
yang telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

2. Pasal 77 ayat (4) :


Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di perusahaan
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama.

3. Pasal 79 ayat (4) dan ayat (5) :


(4) Pelaksanaan cuti tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama

4. (5) Selain waktu istirahat dan cuti sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),
perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat
panjang yang diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.

5. Pasal 151 A huruf c :


pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama; atau

5
6. Pasal 154 A ayat (1) huruf k :
pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama dan sebelumnya telah diberikan
surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara
berturut-turut masing-masing berlaku untuk paling lama 6
(enam) bulan kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama;

7. Ayat (2) :
Selain alasan pemutusan hubungan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat ditetapkan alasan
pemutusan hubungan kerja lainnya dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat
(1).

8. Pasal 156 ayat (4) huruf c :


Uang penggantian hak yang seharusnya diterima
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ke tempat pekerja/buruh diterima
bekerja;
c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.

Anda mungkin juga menyukai