Oleh :
1. Ayuk Anggraeni (18.1.9157)
2. Diah Widyaningtyas (18.1.9153)
Oleh :
Nama : Ayuk Anggraeni
Nim : 18.1.9157
Program Studi : S1 Akuntansi
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui :
Ketua Program Studi, Wakil Rektor 1 ITB Semarang
S1 Akuntansi
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmad dan karuniaNya,
sehingga dapat terselesaikannya Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
ini, Laporan ini disusun untuk memenuhi salah syarat kelulusan Mata Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) dengan bobot 2 (dua) sks pada Institut Teknologi dan
Bisnis (ITB) Semarang.
Kegiatan KKL ini dilaksanakan pada Sentra Industri Kerajinan Gerabah di
Kasongan, Mangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta selama proses kegiatan
pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan ini tidak luput adanya bantuan,
bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penyusun
ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Y. Sutomo.,M.M selaku Rektor ITB Semarang
2. Drs. Endro Pramono., M.M selaku Wakil Rektor 1 ITB Semarang yang telah
memberikan kesempatan penulisan laporan ini.
3. Dr. Hani Krisnawati, S.E.M.Si selaku Ketua Program Studi S1Akuntansi ITB
Semarang yang telah memberikan pengarahan selama berjalannya kegiatan
ini.
4. Deny Nythalia M.S.SIT.M.H.Kes selaku Dosen pembimbing, yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, gagasan, selama proses bimbingan.
5. Seluruh Dosen ITB Semarang yang telah mentransfer berbagai bidang ilmu
selama menempuh pendidikan, serta seluruh karyawan yang telah
memberikan pelayanan terbaik.
6. Pimpinan dan seluruh karyawan Sentra Industri Kerajinan Gerabah yang telah
memberikan ijin dan memberikan seluruh data yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini.
Tim Penyusun,
Ayuk Anggraeni
Diah Widyaningtyas
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan............................................................................................5
1.3. Ruang Lingkup...................................................................................................6
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.........................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
KONDISI OBJEK KULIAH KERJA LAPANGAN.....................................................7
2.1. Company profile objek KKL...................................................................................7
2.2. Visi, Misi, dan Kendala dalam Pembuatan Gerabah...............................................9
2.3. Alat dan Bahan Pembuatan Gerabah.....................................................................10
BAB III...........................................................................................................................12
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................12
3.1. Hasil Observasi.....................................................................................................12
3.2. Pembahasan...........................................................................................................16
BAB IV............................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
4.1. Kesimpulan......................................................................................................26
4.2. Saran................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................29
LAMPIRAN...................................................................................................................30
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
sebagai hasil dari kegiatan kerajinan masyarakat pedesaan dari tanah liat ditekuni
secara turun temurun. Gerabah juga disebut keramik rakyat. Karena mempunyai
ciri pemakaian tanah liat bakaran rendah dan teknik pembakaran sederhana. Di
Indonesia terdapat 8 daerah penghasil gerabah yaitu Kasongan dan Pundong (D.I
Barat), Sitiwangun (Cirebon, Jawa Barat), Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan
yang terkenal. Desa Kasongan ditetapkan menjadi sentra industri gerabah oleh
pemerintah Kabupaten Bantul. Selain itu, desa kasongan yang merupakan salah
satu Kawasan percontohan program One Vilange One Product (OVOP) yang
dirancang oleh Kementrian Koperasi dan UKM sejak tahun 2008 (Anonim,2010).
1
Merupakan salah satu industri gerabah yang penting, terutama dengan
melihat perkembangan yang terjadi sampai saat ini. Sesuai Perda Kabupaten
Bantul Nomor
2
4 Tahun 2011 Tentang RT/RW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030,
Kasongan.
Kasongan diambil dari nama Kyai Song, beliau adalah prajurit sekaligus
tangga dan perkakas dari bahan tanah liat untuk keperluan dapur. Generasi
peralihan generasi kepada Ki Rono dan Nyai Giyah yang mengembangkan produk
anglo (tungku kayu bakar), belanga dan periuk cawan. Di era 1970-1980
seorang seniwati tanaman hias dan Saptu Hudoyo pematung dari Yogyakarta Era
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) gerabah adalah alat - alat
dapur (untuk alat - alat memasak dan sebagainya) yang dibuat dari tanah liat dan
pencaharian sebagai pengrajin gerabah, produk yang dihasilkan antara lain guci,
jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin dan lain - lain.
Hasil dari kerajinan gerabah kasongan pada umumnya adalah guci, pot/vas,
patung loro blonyo, air mancur, wuwung dan produk keramik lainnya. Khusus
untuk guci, dapat ditemukan dengan berbagai bentuk dan varian. Karena guci
merupakan salah satu jenis keramik atau gerabah yang kerap diburu konsumen.
Ukurannya yang beragam mulai dari kecil hingga besar dan juga memiliki banyak
Kajen, Desa Bangunjiwo. Namun lama kelamaan produksi gerabah juga menyebar
gapura besar. Gapura itu diapit dua buah patung kuda. Patung kuda itu punya
kaitan erat dengan sejarah Kasongan. Konon, munculnya perajin gerabah di des
aini bermula dari kematian seekor kuda di tengah sawah pada masa kolonial.
Karena kuda yang mati tersebut milik orang Belanda, warga desa menjadi
ketakutan. Sebab itu, pemilik tanah kemudian melepaskan tanahnya agar tidak
dicari-cari oleh sang pemilik kuda. Tak lama berselang, hal serupa juga dilakukan
digunakan untuk membuat alat - alat dapat hingga mainan anak - anak.
4
Kini kasongan tak hanya memproduksi gerabah, tetapi sudah menjadi tujuan
wisata. Di Desa Wisata Kasongan, tak sekadar produk kerajinan yang ditawarkan,
wisatawan juga bisa praktik langsung mengolah tanah liat gerabah di rumah -
buatannya.
Terdapat ratusan toko dan galeri seni yang memproduksi data memanjang
aneka perabot dan hiasan yang berbahan dasar tanah liat di Kasongan. Harga yang
dibanderol mulai dari Rp5.000 hingga puluhan juta rupiah, tergantung tingkat
Patung Loro Blonyo, salah satunya. Patung ini merupakan produk yang
paling dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke desa ini. Patung yang berbentuk
sepasang pengantin berpakaian adat Jawa ini konon dapat mendatangkan aura
keberuntungan.
Kasongan Bantul.
5
4. Untuk menganalisis selera terhadap permintaan produk gerabah di Desa Kasongan
Bantul.
5. Untuk menganalisis harga, pendapatan, harga barang lain dan selera terhadap
Sesuai dengan hasil kunjungan dalam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang telah
Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan pada hari Sabtu 11
Desember 2021 dengan tujuan ke sentra industri kerajinan gerabah dan Pabrik
Karanganyar, dan Bergas. Keberangkatan dari pagi sampai tengah malam. Selain
ke sentra industri dan pabrik kaos mahasiswa mengunjungi pusat oleh-oleh dan
tebing breksi.
6
BAB II
selatan. Karena si pemilik tanah takut akan dijatuhi hukuman oleh Belanda yang
waktu itu sedang menjajah, maka pemilik tanah tersebut melepaskan hak
kepemilikan tanahnya yang diikuti oleh warga lainnya yang juga takut akan
dijatuhi hukuman. Sejumlah tanah persawahan itu akhirnya diakui oleh warga
desa lain. Penduduk yang tidak memiliki tanah persawahan tadi akhirnya memulai
kegiatan baru di sekitar rumahnya, yaitu mengolah tanah liat yang ternyata tidak
pecah jika diempal-empalkan untuk perlengkapan dapur dan juga untuk mainan.
tanah liat atau lebih dikenal dengan kerajinan gerabah atau tembikar itu
pasar. Bahkan barang kerajinan di Desa Kasongan bukan hanya barang - barang
dari tanah liat atau gerabah, tetapi saat ini warga Kasongan telah memanfaatkan
kelapa, bamboo, rotan, kayu, dan lainnya untuk diolah menjadi barang hiasan
yang memiliki nilai lebih tinggi. Keahlian membuat gerabah ini diwariskan turun-
temurun hingga menjadikan Desa Kasongan sebagai ikon desa wisata gerabah di
Kabupaten Bantul.
7
2.2. Visi, Misi, dan Kendala dalam Pembuatan Gerabah
Visi :
Misi :
profesionalisme kerja.
negeri.
pasar.
meningkatkan usahanya.
negeri yang tepat dengan biaya yang terjangkau oleh produsen dan perajin
Indonesia.
Tanah liat yang semakin menipis. Tanah untuk membuat gerabah harus
diteliti terlebih dahulu agar saat dibentuk tidak retak. Tanah liat yang digunakan
dari pegunungan yang berbentuk bongkahan selain mengambil dari tanah dari
bodean pengrajin juga mengambil tanah dari klaten, himogiri, dan kulonprogo.
1. Mesin pengiling.
2. Mesin putar.
3. Kuas.
4. Pembakar.
10
1. Tanah liat.
2. Air.
3. Abu.
4. Kayu bakar.
11
BAB III
mempunyai 2 metode yaitu teknik putar dan teknik cetak. Pada dasarnya memiliki
tahapan yang sama untuk setiap karyawan. Kerajinan dari tanah liat yang
memiliki kualitas bagus dan tidak mudah hancur saat proses pembakaran. Dalam
proses pembentukan badan gerabah dengan teknik putar dengan tenaga gerak kaki
atau tangan. Setiap wisatawan yang berkunjung ke lokasi pembuatan gerabah atau
sebagai berikut :
Terdiri atas tanah liat atau lampung harus sudah dibersihkan dari berbagai
unsur lain seperti pasir, kerikil, dan kotoran lainnya. Pengolahan bahan ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan secara kering dan basah.
2. Pembentukan.
asbak.
12
Beberapa teknik pembentukan yang diterapkan antara lain : teknik putar
(wheel / throwing), teknik pijit (pincing), teknik pilin (corl), dan lain-
3. Pengeringan.
4. Pembakaran
dilahan kosong. Jika sudah matang jika diketuk akan berbunyi ting ting
ting.
5. Tahap finishing.
Proses akhir gerabah setelah proses pembakaran. Proses ini dapat memulas
lainnya.
oleh UPT secara bersama mendorong masyarakat komunitas pengrajin agar dapat
tradisional dan pasar internasional, karena di kasongan satu desa satu produk.
showroom dari UPT ( Unit Pelayanan Teknis ) bernama Koperasi Setya Bawana
kompleks dengan hotel Endotel ini dikelola di bawah naungan Dinas Perindagkop
produk keramik, juga memiliki ruang lain yang tak kalah menarik, yaitu ruang
workshop. Di ruang yang terletak dibelakang showroom ini, kita dapat secara
langsung membuat aneka keramik dari tanah liat. Didukung dengan peralatan
yang lengkap, serta ruangan yang luas, membuat tempat ini sangat pas untuk kita
yang datang dengan rombongan. Kita bisa membuat kerajinan dari tanah liat dan
melihat hasilnya.
peneliti (quality control) 2 - 3 orang, untuk mengecek barang tersebut layak atau
beserta bentuk dan metode serta pewarnaannya. Kerajinan gerabah ini paling
banyak diminati didaerah eropa dengan ciri khas yang memiliki kesan antik.
secara langsung.
15
3.2. Pembahasan
Pengertian pembelian kredit menurut (Mulyadi:2002) adalah pembelian
produksi untuk menentukan bahan baku apa saja yang akan dibeli.
jenis atau tipe barang yang sudah disesuaikan menurut standar perusahaan.
dan menjadi tempat pengecekan suatu barang yang layak atau tidak
digunakan.
menginput data ke dalam sistem yang nantinya akan ditindak lanjuti oleh
divisi.
16
Gudang, dan rangkap 3 untuk arsip bagian Gudang (disimpan menurut
urutan nomornya).
(rangkap 3).
barang dan mencatatnya ke dalam kartu Gudang dan kartu barang, lalu
17
6. Faktur pembeliaan diterima oleh bagian pembeliaan, diperiksa dan
bagian hutang.
13. Laporan bank setiap bulan diterima oleh internal auditor dan
18
Menurut Barry Render (2005 : 414), pembelian kredit perolehan barang
eksternal.
Pelaksanaan mekanisme sistem tidak selalu sama, hal ini dipengaruhi dari jenis
perusahaan dan bergerak dalam bidang tertentu. Beberapa yang harus diperhatikan
dengan prosedur yang tidak diterapkan, maka pelaksanaan kerja pada bagian yang
berkat permodalan tersebut usahanya kian berkembang hingga saat ini. Prosedur
pembeliaan kredit di sentra kerajinan gerabah ini semua cash tidak ada yang
kredit, karena saat sebelum diekspor harus ada DP sebesar 50% sebelum barang
19
Kasongan terkenal sebagai sentra kerajinan gerabah dan keramik. Gerabah
khas kasongan tidak hanya diminati didalam negeri, tapi juga laku dipasar Asia
dan Eropa. Bapak Aris, salah satu perajin gerabah di Kasongan, Bantul,
Spanyol dan India. Sejak tahun 2001 gerabah hasil produksinya telah rame dibeli
baik oleh perusahaan maupun retail asal luar negeri. “ Kadang ekspor. Ekspornya
yang perusahaan. Ada yang retail tapi disana dijual lagi. Mulai ekspor 5 tahun
negara. Diketahui, 1 kontainer bisa berisi 100 sampai 200 gerabah. Adapun
berbagai kerajinan gerabah yang diekspor di antaranya gentong, guci, dan patung
berukuran besar, dengan kisaran harga ratusan ribu hingga jutaan. “Ekspor ada
yang patung, ada yang gentong dan guci. Kalau ekspor kebanyakan (gerabah)
jualan secara online. Namun, dalam 2 bulan terakhir dikatakannya aktivitas ekspor
sudah berangsur membaik. “Pas pandemi, ekspor mati. Jualannya via online ke
20
Dari usaha gerabah itu bapak Aris bisa memperoleh keuntungan dalam 1
bulan sebesar 50%. Bapak Aris mengungkapkan, gerabah yang dijual merupakan
hasil tangan perajin dari karyawan. Adapun produk yang dibuat diantaranya pot-
pot tanaman, bak mandi, vas bunga, mangkuk, serta guci dengan beragam ukuran
dari yang kecil sampai besar. Gerabah yang sudah dibentuk, kemudian dibeli oleh
bapak Aris dalam keadaan mentah. Baru kemudian gerabah dibakar dan dicat,
21
Tabel 3.1
cm
lurus
sayur
Dilihat dari pendapatan dan jual belinya sentra industri kerajinan gerabah
desa kasongan termasuk usaha menengah, yakni memiliki kekayaan yang lebih
tanah dan tempat usaha atau memiliki usaha tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000
22
eksportif pasif yakni ekspornya hanya dilakukan ketika ada permintaan dari
Qolby, 2015).
Omset pemasaran gerabah di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.2 omset
pemasaran gerabah di Indonesia tertinggi pada tahun 2008 dengan jumlah 15,70
milyar. Omset jumlah penjualan gerabah kasongan diluar negri adalah 46,20
milyar. Omset pemasaran diluar negri lebih besar dari pada penjualan di Indonesia
karena produk gerabah Kasongan sudah unggul kualitasnya dari pada produk
gerabah dari daerah lain. Seperti gerabah Desa Panjangrejo Daerah Istimewa
23
Tabel 3.2
tidak hanya penyerapan tenaga kerja, tetapi juga peranannya dalam mendukung
24
Gambar 3.1 proses pembuatan gerabah di Kasongan yaitu :
Proses pembuatan
25
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
bahwa sistem pembuatan gerabah tanah liat yang dilakukan menurut tradisi yang
diwariskan secara turun temurun serta memanfaatkan tanah yang bersumber dari
tradisional masih bertahan hingga saat ini. Kerajinan gerabah tanah liat sampai
sekarang menjadi mata pencaharian turun temurun bagi sebagian masyarakat Desa
Kasongan. Secara alami tanah liat tersebut memiliki karakteristik yaitu bersifat
halus, sedikit plastis, warnanya varian (coklat, hitam dan putih) secara kualitas
tergolong baik untuk bahan baku produk kerajinan gerabah fungsional patung, vas
bunga, mangkuk, guci, dan asbak. Teknik pengambilan tanah liat yang dilakukan
mempunyai 2 metode yaitu teknik putar dan teknik cetak. Proses kerja dilakukan
26
yang baik berkisar antara 800 – 900c yang minimal dilakukan pada tungku bak.
Ragam jenis dan nilai guna atau fungsi dari produk – produk keramik gerabah
yang berupa patung, vas bunga, guci, mangkuk, dan asbak ternyata ditemukan
produk yang dihasilkan masih sangat terbatas meskipun diantaranya sudah mulai
ada produk yang disesuaikan dengan zaman. Bahwa peranan keramik gerabah dari
zaman sekarang dan zaman dahulu mengalami perubahan seperti gerabah pada
zaman dahulu hanya sebagai alat bantu rumah tangga sekarang gerabah dapat juga
4.2. Saran
27
3. dalam negri dapat digunakan sebagaimana kita menggunakan produk yang
modern.
4. Pemerintah seharusnya memberi tempat yang layak pada para pengrajin, agar
28
DAFTAR PUSTAKA
1. https://1001indonesia.net/mengenal-gerabah-kasongan-yongyakarta
2. https://www.academia.edu.laporankuliahkerjalapangan
3. https://id.scribd.com.>document
4. https://larembantul.wordpress.com
5. https://repository.unty.ac.id.gambaran.umy-repostory
6. https://repository.umy.ac.id.bab1-pendahuluan-latarbelakang-diindonesia
7. https://id.scribd.com
8. https://www.kompasiana.com
9. https://diskukmp.bantulkab.go.id
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PROSES PEMBUATAN GERABAH
Koperasi setya bawana
Proses pembuatan
30
Hasil kerajinan gerabah
31