Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN

KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)


PADA HOME INDUSTRI KAOS GARENG

Laporan kegiatan ini diajukan sebagai salah satu syarat


menyelesaikan tugas akhir Mata Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Pada Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang

Disusun oleh :

Nama : Dwi prasetyo


NIM : 18.2.3246
Progam Studi : S1 Manajemen

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS (ITB) SEMARANG


2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini telah


memenuhi syarat dan kepada penyusun di setujui
dan lulus pada mata kuliah kerja lapangan.

Oleh :

Nama : Dwi prasetyo


NIM : 18.2.3246
Progam studi : S1 Manajemen

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS (ITB) SEMARANG

Semarang,22 Desember 2021


Dosen pembimbing,

( Dr.Jasman Indradno.,M.Si )
NIDN 8873190018

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini


dinyatakan syah telah lulus mata kuliah kerja usaha,
dengan identitas mahasiswa sebagai berikut :

Nama : Dwi prasetyo


NIM : 18.2.3246
Progam studi : S1 Manajemen

Semarang,22 Desember 2021

Menyetujui :
Dosen pembimbing,

( Dr.Jasman Indradno.,M.Si )
NIDN 8873190018

Mengetahui :

Ketua Progam Studi, Wakil Rektor 1 ITB Semarang,


S1 Manajemen

(Ninik Dwi Atmini.,SE.,M.M) (Drs.Endro Pramono.,M.M)


NIDN 0620117204 NIDN 0001055801

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmad dan
karunianya,sehingga dapat terselesaikannya Laporan Kegiatan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan bobot 2 (dua) sks
pada Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang.
Kegiatan KKL ini dilaksanakan pada home industri kaos gareng Selama
proses kegiatan pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan ini tidak luput
adanya bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini,penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof.Dr.Y.Sutomo, M.M selaku Rektor ITB Semarang yang telah
memberikan kesempatan penulisan laporan ini.

2. Drs.Endro Pramono.,M.M selaku wakil rektor 1 Institut teknologi dan


Bisnis Semarang.

3.. Ninik Dwi Atmini.,SE.,M.M selaku ketua program studi S1 Manajemen ITB
Semarang yang telah memberikan pengarahan selama berjalannya kegiatan ini.

4. Dr.Jasman Indradno.,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan


banyak waktu, tenaga, gagasan, selama proses bimbingan.

5. Seluruh dosen ITB Semarang yang telah mentransfer berbagai bidang ilmu
selama menempuh pendidikan, serta seluruh karyawan yang telah memberikan
pelayanan terbaik.

6. Pimpinan dan seluruh karyawan titik-titik yang telah memberikan izin dan
memberikan seluruh data yang dibutuhkan dalam kegiatan ini.

7.. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti Sebutkan satu persatu, Terima kasih
atas dukungannya.

iv
Semarang,22 Desember 2021

Penyusun,

Dwi prasetyo

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii

KATA PENGANTAR .....................................................................................iv

DAFTAR ISI......................................................................................................v

DAFTAR TABEL...........................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................viil

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................1

1.2. Maksud dan Tujuan..............................................................2

1.3 Ruang Lingkup Laporan.......................................................4

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...........................................5

1.5 Jadwal Kegiatan....................................................................5

v
1.6 Metode Pengolahan Data......................................................6

BAB II KONDISI OBJEK KULIAH KERJA LAPANGAN

2.1. Pengertian ijin usaha............................................................7

2.2. Company Profile Objek KKL...............................................8

2.3. Visi,Misi..............................................................................10

2.4. Tujuan Objek KKL..............................................................10

2.5. Struktur Organisasi dan Job Description...........................11

2.4 Sarana dan Prasarana Objek KKL.....................................12

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil observasi.....................................................................13

3.2 Pembahasan........................................................................14

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan......................................................................25

4.2 Saran..................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................26

LAMPIRAN.................................................................................................27

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Jadwal kegiatan..........................................................................5

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Struktur organisasi.................................................................11

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Dokumentasi proses produksi..................................................32
Lampiran 2 Dokumentasi wawancara pemimpim....... ..............................33
Lampiran 3 Dokumentasi proses penjualan...............................................34

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kuliah Kerja Lapangan (KKL).Merupakan agenda yang dilaksanakan dan


diikuti oleh seluruh mahasiswa jurusan manajemen dan akutansi semester vii
(tujuh).
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung
dalam sebuah lembaga, instansi maupun universitas lain sebagai sarana studi
banding atau berbagai pengalaman, dalam kegiatan KKL ini, kami
berkesempatan mengunjungi dan mengamati home industri gareng di
Yogyakarta.Yang mungkin tidak ditemukan dikampus, sekaligus sebagai
proses pembelajaran mahasiswa yang sedang membangun dan mengetahui
keberhasilan dan permasalahan yang di hadapi.KKL dilaksanakan oleh
perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan Misi dan bobot pendidikan bagi
mahasiswa dan untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada
pendidikan tinggi.
Mahasiswa berperan untuk melakukan perubahan-perubahan yang
dianggap perlu untuk mencapai kemajuan. Perubahan-perubahan itu sendiri
baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya atau dalam bidang
yang lain sesuai dengan kebutuhan bangsa. Terkait dengan hal tersebut,
Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan nyata yang dapat diterapkan
dalam pembangunan. Hanya belajar di bangku kuliah, tidaklah cukup untuk
membekali Mahasiswa agar memiliki kemampuan yang memadai. Perlu
adanya praktek secara nyata sebagai pengalaman aplikatif. Untuk
membangun kemampuan praktik tersebut, maka Mahasiswa perlu

1
2

mendapatkan pengalaman kerja secara langsung. Sehingga dengan alasan


tersebut kegiatan Studi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diselenggarakan untuk melahirkan dan
menyiapkan mahasiswa yang profesional di bidangnya. Mahasiswa
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik dibidangnya khususnya
dalam bidang Manajemen Mahasiswa juga harus mampu menggerakkan
peran serta individu, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan dan praktik kewirausahaan.Dalam hal ini mahasiswa harus
memiliki pengalaman belajar bukan hanya teori di kelas tetapi juga
pengalaman di lapangan dengan berbagai kondisi dan keadaan yang kompleks
termasuk melalui program Studi Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Setelah kegiatan KKL dilaksanakan perlu adanya laporan yang
merupakan tugas mahasiswa yang harus dilengkapi dan merupakan salah satu
syarat kelulusan, karena KKL salah satu pelaksanaan program kerja lapangan
yang harus diikuti oleh seluruh Mahasiswa ITB Semarang studi manajemen.

1.2. Tujuan dan Manfaat

a.Tujuan

Tujuan KKL ini adalah memperkenalkan kepada mahasiswa untuk


Mengetahui berbagai hal diantaranya :
1. Bagaimana Cara Izin Usaha Home Industri ?
2. Bagaimana Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ?
3. Bagaimana Kewajiban Pendirian Home Industri?
4. Bagaiamana Sistem Permodalan Home Industri ?
3

b. Manfaat
Manfaat penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini adalah
sebagai berikut:
1.Bagi Penyusun
Untuk Menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam dunia nyata tidak
hanya dalam bangku kuliah, memudahkan mahasiswa dalam
mengembangkan keterampilan berfikir dan berwirausaha, memudahkan
mahasiswa dalam penguasaan untuk pendalaman serta pengaplikasian
dalam dunia nyata.
2.Bagi kota Yogyakarta
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mempererat
hubungan kerja sama antara kota Yogyakarta dengan ITB Semarang.
3.Bagi ITB semarang
Tambahan referensi bagi ITB semarang mengenai analisis tempat
usaha di Yogyakarta sebagai pengetahuan yang dapat memperkuat teori
diperkuliahan. Serta dengan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
profesional.
4.Bagi Perusahaan
Penyusunan Laporan praktek bisnis ini akan menjadi acuan atau blue
print bagi pemilik perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha,
sehingga dalam praktiknya nanti pemilik usaha mengerti apa yang akan
dilakukan secara benar dan tepat. Bagi pemilik usaha, ini akan menjadi
sumber informasi tentang keadaan industri konveksi khususnya di
daerah Yogyakarta, disamping itu juga dengan blue print ini pemilik
usaha akan dapat mengidentifikasi supplier, para pembeli, barang
subtitusi, dan kemungkinan akan munculnya para pesaing baru dalam
industri konveksi ini.
4

1.3. Ruang Lingkup

Kuliah Kerja Lapangan (KKL), Di Yogyakarta, 11 Desember 2021.


Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Dr.jasman Indradno.,M.Si Studi
Manajemen ITB Semarang Tahun Akademik 2020/2021.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL),merupakan kegiatan wajib yang dilaksanakan


untuk mahasiswa Studi Manajemen ITB Semarang.Tujuan penyusunan
laporan ini antara lain adalah guna menambah pengetahuan mahasiswa untuk
memberikan gambaran yang lengkap mengenai tempat home industri gareng.

Sedangkan manfaatnya antara lain adalah untuk mempererat hubungan


mempererat hubungan kerja sama antara home industri gareng dengan ITB
Semarang serta dapat mempraktikkan ilmu pengetahuan di dunia perkuliahan
kedalam praktik lapangan. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL),
penyusun dilaksanakan di Yogyakarta. Metode pengambilan data yang
dilakukan oleh penulis adalah dengan cara pengamatan/observasi,
wawancara, hingga terjun langsung kedalam kegiatan yang bersangkutan
dengan data yang penyusun butuhkan. Kegiatan ini dilakukan di home
industri gareng yogyakarta. Hasil dari Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang
telah dilaksanakan oleh penyusun adalah bahwa penyusun mampu memahami
mengenai home industri gareng.

Kesimpulannya, saat dihome industri gareng dapat menambah


pengetahuan mengenai cara mendirikan home industri gareng,kemudian
bagaimana cara memproduksi,dan memasarkannya ke konsumen.
5

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Desember 2021
Waktu : 06.00 wib – 24.00 Wib
Tempat : Desa Kasongan,Tebing Brexy dan Home Industri kaos gareng
Kec.kasihan,Kab.Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta

1.5. Jadwal kegiatan

No Waktu Uraian Kegiatan


Mahasiswa berkumpul di kampus pusat ITB
1 06.00-06.30 WIB semarang

2 6.30-07.00 WIB Registrasi Peserta KKL

3 07.00-09.00 WIB Pemberangkatan Menuju Rest area ungaran

4 09.00-11.00 WIB Melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta

5 11.00-12.00 WIB Pusat oleh-oleh gareng

6 12.00-13.30 WIB Home industri gareng

7 13.30-14.00 WIB Melanjutkan perjalanan untuk ishoma

8 14.00-16.00 WIB Melanjutkan ke Desa Kasongan dan studi

9 16.00-17.00 WIB Pusat oleh-oleh yogyakarta

10 17.00-20.00 WIB Melanjutkan perjalanan menuju tebing brexy

11 20.00-21.00 WIB Rumah makan

12 21.00-24.00 WIB Sampai kampus


6

1.6. Metode Pengolahan Data

1.Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam laporan ini adalah data
primer dan sekunder. Dimana data primer adalah data yang
pengumpulannya diperoleh dengan usaha sendiri dan langsung
pada narasumber yang terkait. Sedangkan data sekunder
merupakan daya yang pengumpulannya melalui pihak lain
seperti buku, website, dan sebagainya.

2.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai


berikut :
a.Obesrvasi
Pengamatan lapangan yang diarahkan kepada tempat
Home industri gareng dilakukan secara singkat dan
bersifat umum dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai objek yang diamati. Pengamatan dilakukan saat
Studi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kota Yogyakarta.
b.Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau
lebih dan berlangsung antar narasumber dan pewawancara
(Sutopo, 1988: 23). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mendapatkan informasi dimana pewawancara melontarkan
pertanyaan yang akan dijawab oleh narasumber. Wawancara
dilakukan untuk memperloleh data langsung dari
narasumber. Pada laporan ini wawancara dilakukan kepada
bagian produksi home industri gareng di Yogyakarta.
c.Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen berbentuk tulisan atau gambar yang
7

diambil selama kegiatan Studi Pengalaman Lapangan


berlangsung.
BAB II

KONDISI OBJEK KULIAH KERJA LAPANGAN

2.1. Pengertian Izin Usaha Industri

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan
industri jenis tertentu. Pengertian industri disini adalah badan usaha yang
ruang lingkup kegiatan usahanya dibidang industri, yaitu mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi dalam penggunannya (termasuk rancangan
bangun dan rekayasa industri). Sebelum seseorang mempunyai izin usaha
industri, terlebih dahulu mengetahui apa arti usaha dan industri. Usaha selalu
diidentikkan dengan bisnis, ekonomi, atau hal yang berakhir dengan hasil
berupa laba. Definisi usaha memang bermacam-macam karena bisa berbagai
sudut pandang. Dalam dunia atau pun aktivitas ekonomi, usaha sering kali
diartikan sebagai sebuah bisnis. Dalam hal ini, usaha merupakan setiap upaya
yang dilakukan untuk bisa mendapatkan keuntungan.

Berikut adalah pengertian usaha dalam sudut pandang ekonomi :

a. Dalam Undang-undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar


Perusahaan (UWDP) Pasal 1 huruf (d) dirumuskan bahwa yang dimaksud
dengan usaha adalah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun
dalam bidang perekonomian, yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk
tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

b. Menurut Harmaizar, usaha (perusahaan) adalah bentuk usaha yang


melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus agar mendapatkan
keuntungan, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum, didirikan dan
berkedudukan di suatu tempat. Industri identik dengan sebuah perusahaan,
tapi setiap perusahaan tidak mesti besar dan harus menggunakan mesin.

8
9

Menurut Dra. Sri Milaningsih kata industri berasal dari bahasa latin, yaitu
industria yang artinya buruh atau tenaga kerja. Industri juga bisa diartikan
sebagai semua bentuk produktif untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia dan mendapatkan keuntungan dari barang produksi yang
dihasilkan. Adapun pengertian industri yang dikemukakan oleh undang-
undang dan bps.

c. Dalam UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian dijelaskan bahwa


industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi dalam penggunannya (termasuk rancangan bangun
dan rekayasa industri).

d. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), industri merupakan sebuah kesatuan


unit usaha yang menjalankan suatu aktivitas ekonomi yang bertujuan
untuk menghasilkan barang maupun jasa yang berdomisil pada suatu
tempat atau lokasi tertentu dan memiliki catatan administrasi masing-
masing. Usaha dan industri merupakan kegiatan ekonomi yang saling
berkaitan. Jika dilihat pengertiannya usaha dalam pandangan ekonomi
seringkali disebut sebagai perusahaan, pengertian perusahaan sendiri
adalah suatu badan yang menjalankan setiap jenis usaha. Sedangkan
industri adalah kegiatan yang ada dalam perusahaan yang mengolah atau
sebagi jenis dari perusahaan tersebut. Jika seseorang ingin menjalankan
usaha industrinya secara legal maka perlunya untuk mengajun izin usaha
perindustrian dan surat izin usaha perdagangan agar usaha yang dijalankan
terdaftar dalam bentuk usaha yang legal dan diakui oleh pemerintah.
10

2.2. Sejarah Singkat Perusahaan Gareng

Perusahaan Gareng T-shirt dibangun tahun 2002 oleh bapak Harun.


Awalnya hanya perusahaan penyablonan saja,karena ketekunan dan hobi
yang dimiliki bapak harun mencoba lebih mengembangkannya dengan
meminjam modal kepada pihak bank,karena di tahun 2002 masih sangat sulit
untuk mendapat dana bantuan dari pemerintah,setelah mendapatkan pinjaman
dari bank bapak harun mulai memproduksi kaos dengan menjahit sendiri dan
memperkerjakan masyarakat sekitar Untuk memulainya bapak Harun hanya
memiliki 1 unit (4 mesin) untuk menjahit dan mengandalkan 6 karyawan.
setelah sedikit berkembang usahanya yogyakarta dan dari situlah kemudian
bapak harun mendapat bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan
usahanya lagi.Usahanya kini menjadi home industri yang memproduksi kaos
dan baju dengan desain yang bermacam macam. karyawan hingga sampai
sekarang berkembang menjadi 9 unit (36 mesin) untuk menjahit dan memiliki
kurang lebih 100 karyawan.Tidak cukup sampai situ saja,bapak harun
mengembangkan usahanya lagi dengan dinas pariwisata kota yogyakarta
sebagai pelapor desa kreatif dengan mengembangkan kreatifitas masyarakat
melalui produksi kaos dan penyablonan sehingga banyak universitas di jogja
atau luar jogja yang berkunjung ke desa nya untuk melakukan penelitian.

Profil Perusahaan Gareng T-Shirt

1. Nama Perusahaan : Gareng T-Shirt

2. Alamat Perusahaan : Brajan RT 07 Kasihan Bantul

3. Tahun Berdiri : 2002 – Sekarang

4. Jumlah Karyawan : 95 karyawan

5. Daerah pemasaran : Yogyakarta (ditargetkan di malioboro)

6. Jumlah kios : 5 kios di daerah malioboro


11

Profil Pemilik Perusahaan Gareng T-Shirt

1. Nama Pemilik : Bapak Harun

2. Alamat Pemilik : Brajan RT 07 Kasihan Bantul

3. Tempat Lahir : Yogyakarta

4. Tanggal Lahir : 4 Mei 1966

5. Agama : Islam

6. Pendidikan : 1973 – 1979 SD Netral 2 Bantul

1979 – 1982 SMP BOPKRI 2

1982 – 1985 SLTA MATARAM

2.3. Visi dan Misi Perusahaan Gareng T-Shirt

Visi : Menjaga kualitas barang dengan baik

Misi : 1. Memberdayakan masyarakat sekitar.

2. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

3. Mengutamakan kualitas produk.

4. Menjadi suatu industri yang selalu kreatif dan inovatif.

5. Memajukan industri pariwisata

2.4. Tujuan Objek KKL :

1. Mengetahui Izin Usaha home Industri ?

2. Mengetahui Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)?

3. Mengetahui kewajiban pendirian perusahaan industri?

4. Mengetahui sistem permodalan home industri ?


12

2.5. Struktur Organisasi

PIMPINAN

BAGIAN
BAGIAN
KEUANGAN
PRODUKSI

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PEMBELIAN GUDANG PACKING PENJUALAN

Struktur organisasi di Home industri gareng cukuplah sederhana, yaitu


dengan dipimpin langsung oleh pemilik usaha yaitu Bapak Harun. Dengan
dibantu karyawannya, beliau mengerjakan kegiatan produksinya mulai dari
pengawasan sampai pemasaran. Pengawasan ditujukan agar setiap
perencanaan yang telah ditentukan dapat berjalan dengan baik. Sistem
kepengurusan dari home industri gareng ini dikelola secara kekeluargaan,
kemudian terdiri dari karyawan yang meliputi karyawan bagian sablon dan
karyawan bagian jahit yang sekaligus bagian pemotongan.
13

2.6. Adapun sarana dan prasarana dari home industri gareng

terdiri dari :

a. Tempat produksi
b. Tempat bahan baku
c. Tempat display
d. Etalase
e. Mesin bordir
f. Mesin jahit
g. Mesin obras
h. Mesin overdek
i. Mesin potong kain
j. Mesin sablon
k. Mesin setrika uap
l..Ungkal benang
m Kain
n. Benang
o. Pensil
p. Kertas karbon
q. Pemidangan
r. Jarum jahit dan jarum border
s. Gunting
t. Meja
u. Kursi .

v. Tali

w. Kuas sablon

x. Cat sablon

y. Kapur

z. Ember tempat sablon dan lain sebagainya.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Observasi dan wawancara

Observasi dilakukan dengan cara datang langsung ke home industri


gareng yang ada di Kec.kasihan,Kab.Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta
sekaligus wawancara dengan pemilik atau owner dari home industri gareng
yaitu bapak Harun. Hasil dari wawancara yang di lakukan secara umum
adalah sebagai berikut :
Nama usaha yang saat ini sedang di jalankan adalah Home industri
gareng yang memproduksi berbagai kaos oleh-oleh khas jogja yang di buat
dengan memanfaatkan kreatifitas masyartakat. Usaha ini merupakan usaha
yang dirintis oleh bapak Harun mulai dari nol yang dulunya hanya sebuah
usaha kecil. Setelah sedikit berkembang usahanya bapak harun mencoba
bergabung dengan produk UMKM daerah istimewa yogyakarta dan dari
situlah kemudian bapak harun mendapat bantuan dari pemerintah untuk
mengembangkan usahanya lagi.Usahanya kini menjadi home industri yang
memproduksi kaos dan baju dengan desain yang bermacam macam.
karyawannya hingga sampai sekarang memiliki kurang lebih 100
karyawan.Tidak cukup sampai situ saja,bapak harun mengembangkan
usahanya lagi dengan dinas pariwisata kota yogyakarta sebagai pelapor desa
kreatif dengan mengembangkan kreatifitas masyarakat melalui produksi
kaos dan penyablonan.
UMKM ini merupakan usaha yang perijinannya dalam memproduksi tidak
terlalu sulit dan permodalan usahanya juga dari modal sendiri dan hambatan /
permasalahan yang dihadapi adalah ketatnya persaingan dalam penjualan di
tempat-tempat wisata karena banyak pedagang yang menjual produk yang
sama tetapi beda tempat produksinya.

Modal awal untuk menjalankan usaha home industri ini bapak Harun
menggunakan uang pribadi dan setelah sedikit berkembang meminjam modal

14
15

kepada pihak bank,setelah mendapatkan pinjaman dari bank bapak harun


mulai memproduksi kaos dan memperkerjakan masyarakat sekitar. Setiap hari
bapak harun memperkerjakan kurang lebih 100 karyawan dengan gaji per
bulan rata-rata Rp.1.500.000 sampai Rp.2.000.000, dengan gaji tersebut
sudah termasuk bonus, dimana perhitungan bonusnya adalah dilihat dari
omzet penjualan per bulan nya.

3.2. Pembahasan

A. Izin Usaha Industri

Ketentuan mengenai Izin Usaha Indistri (IUI) diatur dalam Keputusan


Menteri Perindustrian No. 288/M/SK/10/1989 tanggal 11 Oktober 1989
termuat dalam keputusan yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari :
a.Peraturan Pemerintah (PP) No.13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri.
b.Keputusan Presiden (Kepres) No.16 tahun 1987 tentang penyederhanaan
pemberian SK IUI. Kedua peraturan di atas merupakan pelaksanaan untuk
UU No.5 Tahun 1984 tentang perindustrian. Izin usaha tetap yang telah
dimiliki pada saat mulai berlakunya Keputusan Menteri Perindustrian No.
288/M/SK/10/1989, dinyatakan tetap berlakunya izin bersangkutan atau
diperbarui dengan izin berdasarkan Keputusan No.288/M/SK/10/1989.
Adapun izin perluasan yang telah dimiliki pada saat mulai berlakunya
Keputusan Menteri Perindustrian tentang tata cara pelaksanaan pemberian
izin usaha industri bagi penanam modal asing dan penanaman modal dalam
negeri tetap berlaku sampai diadakan perubahan.

Keputusan Menteri perindustrian No.288/1989 pengertian khusus


pendirian izin usaha yaitu :

a. Industri, bidang usaha industri dan perubahan industri adalah sebagaimana


dimaksud dalam UU No.5 tahun 1984 tentang Perindustrian.
16

b. Kelompok industri hilir atau kelompok aneka industri yakni ;

Kelompok industri hulu / industri dasar

Kelompok industri hilir / aneka industri

Kelompok industri kecil

c. Jenis industri adalah bagian suatu cabang industri yang mempunyai ciri
khusus yang sama dan atau hasilnya bersifat akhir dalam proses industri.
Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap persetujuan prinsip, yang
diberikan kepada perusahaan industri untuk dapat langsung melakukan
persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan/instalasi
peralatan dan lain-lain yang diperlukan termasuk dimulainya kegiatan
produksi percobaan.

Adapun IUI terdiri atas :

a. Izin Usaha Tetap diberikan kepada perindustrian perusahaan yang telah


siap berproduksi secara komersial

b.Izin Perluasan yaitu diberikan kepada perusahaan industri yang melakukan


penambahan kapasitas produksi dan atau penambahan jenis industri atau
komoditi yang di izinkan.

B. Kewajiban Pendirian Perusahaan Industri

Setiap pendirian perusahaan harus wajib mendapatkan IUI. Setiap yang


melakukan perluasan produksi melebihi 30% harus mendapatkan surat ijin
perluasan IUI. Demikian penegasan dalam pasal 3 menyatakan bagi perusahaan
yang tidak memiliki IUI akan di kenakan sangsi sesuai ketentua pidana serta
perusahaan di tutup tidak boleh di operasikan sampai mendapatkan surat IUI
dari Deroktorat Kementrian perindustrian. Pasal 24 UU No.5 1984 . IUI di
berikan untuk masing masing jenis industri yang mencakup semua komoditi di
17

dalam lingkup jenis industrinya sebagaimana dimaksud dalam Keputusan


Menteri Perindustriaan No.154/M/SK/6/1987.

Perusahaan industri baru yang perluasan antara lain ;

a. Jenis produksinya tidak termasuk dalam Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup
Bagi Penanam Modal, diberikan IUI menurut jenis industri. b.Hasil
produksinya di maksdudkan untuk pasaran ekspor, tetapi penanaman modal
sesuai di persyaratkan akan di beri IUI. Mengenai pemberian IUI untuk
industri kecil, maka menteri melimpahkan wewenang untuk itu dan
wewenang pendaftaran usaha kecil industri kecil kepada : Dirjen Industri
Kecil.

b. bagi kelompok industri kecil dengan kriteria sebagai berikut : a.Industri yang
mencakup bangunan, mesin dan peralaan dengan nilai seluruhnya tidak
lebih dari Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). b.Pemilik adalah WNI
Penegasan Pasal 7 ayat 3 dan Pasal 9 ayat 1 Keputusan Menteri
Perindustrian No. 288/M/SK/10/1989 yang dalam Pasal 9 ayat 2
menyatakan hal berikut : Jenis industri yang tidak termasuk dalam kelompk
industri kecil, meskipun memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud diatas,
adalah industri yang perkembangan teknologinya pesat, keselamatan dan
keamanan umum serta lingkungan, yang guna mencegah akibatnya
memerlukan peralatan dengan biaya tinggi, yang penetapannya akan
ditetapkan secara tersendiri dengan Surat Keputusan Menteri.

C. Pengajuan Permohonan Izin Usaha Industri

Untuk memohon IUI digunakan formulir :

a. Model Pm-1 untuk permohonan Persetujuan Prinsip

b. Model Pm-III untuk permohonan Izin Tetap


18

c. Model Pm-IV untuk permohonan Izin Perluasan. Demikian penegasan


pasal 13 Keputusan Menteri Perindustrian No. 288/M/SK/10/1989 dalam
Pasal 12 tentang tata cara permohonan dan pemberian IUI perusahaan.

Dalam pengajuan permohonan Izin Usaha Industri (IUI), terdapat 3 jenis


tahapan permohonan sebagai berikut :

1. Permohonan Persetujuan Prinsip

Permohonan Persetujuan Prinsip yang wewenang pemberian izin


usahanya di limpahkan oleh Menteri kepada Dirjen Pajak atau Kepala
Kanwil Departemen Perindustrian, sebagaimana dimaksud dalam pasal 12
Keputusan Menteri Perindustrian No.288/M/SK/10/1989 Persetujuan
prinsip tersebut :

a.Dapat dirubah sesuai dengan permohonan dari yang bersangkutan.

b.Jangka waktu selama 3 tahun kecuali ada perpanjang apabila pelaksanaan


proyek pembangunan

c.Batal dengan sendirinya apabila dalam tiga tahun tidak melakukan


pembangunan fisik pembangunan pabrik. Dalam melaksanakan
persetujuan ini harus menyampaikan informasi kemajuan pembangunan
proyeknya satu tahun sekali, paling lambat 31 Januari dengan
mengggunakan formulir model Pm-II kepada pejabat yang bersangkutan.
Pada waktu mulai melaksanakan pembangunan pabrik pengusaha dapat
menyampaikan permohonan mesin/peralatantermasuk peralatan yang
pengendalian pencemaran dan bahan baku dengan menggunakan Lampiran
Formulir Model Pm-III Nomor urut II dan IIIyang selanjutnya dapat di
gunakan untuk memohon fsilitas bea masuk.

2. Permohonan Izin Tetap


19

Permohonan Ijin Tetap bagi jenis industri yang berwenang pemberian


IUInya dilimpahkan oleh menteri kepada Dirjen Depatemen Perindustian,
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 Keputusan Menteri Perindustrian
No. 288/M/SK/10/1989, diajukan langsung oleh pemohon kepada Dirjen
yang bersangkutan.

a. Permohonan diajukan ke Dirjen yang bersangkutan melalui kanwil


dengan formulir model Pm-III.

b. Dalam waktu 2 minggu (14 hari) akan diadakan pemeriksaan ke lokasi.


Dari hasil pemeriksaan hasilnya akan dilaporkan sebagai dasar
persetujuan atau tidak (paling lambat 5 hari).

c. Bila tidak dilakukan pemeriksaan, pemohon dapat membuat surat


pernyataan siap beproduksi komersial kepada Kakanwil dengan
tembusan kepada Sekjen, Dirjen dan KakanDepPerindang.

d. Dalam waktu 2 minggu sejak diterima hasil pemerksaan atau surat


pernyataan, Kakanwil akan mengeluarkan ijin tetap dengan formulir
model Pi-IV.

3. Permohonan Izin Perluasan

Perluasan yang telah memiliki Izin Tetap, wajib memiliki Izin


perusahaan terlebih dahulu, yaitu dalam hal :

a. Melakukan kegiatan penambahan kapasitas produksi di atas 30% dari


kapasitas terpasang yang telah diizinkan di luar jenis industri yang
bersangkutan.

b. Melakukan perluasan dan atau verifikasi produk di luar jenis industri


yang bersangkutan, sepanjang jenis industri yang bersangkutan, spanjang
jenis dan atau komoditi industri tersebut tidak termasuk dalam daftar
bidang usaha yang tertutup bagi penanaman modal. (Pasal 18 Keputusan
Menteri Perindustrian No. 288/M/SK/10/1989 ).
20

Perluasan industri yang memiliki Izin Tetap, yang akan melakukan


rehabilitas perusahaannya, tidak diwajibkan memiliki Izin Perluasan terlebih
dahulu apabila :

a. Melakukan perluasan melalui rehabilitasi, moderenisasi mesin, dan


versifikasi produk yang tercakup dalam lingkup jenis industrinya
melebihi 30% dari kapasitas yang telah diizinkan.

b. Melakukan perluasan melalui diversfikasi produk yang tercakup dalam


lingkup jenis industrinya melebihi 30% dari kapasitas yang telah
diizinkan untuk pasaran ekspor.

D. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Pengaturan SIUP diatur dalam Kepmendag NO.36/M.DAG./PER/9/2007


tentang penerbitan SIUP sebagai pengganti Kepmenperindag. No.
408/MPP/Kep./1997, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Tanda
Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP). Perizinan dibidang perdagangan meliputi: Tanda Daftar Usaha
Perdagangan (TDUP)/SIUP Kecil dan Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP)/SIUP Menengah dan SIUP Besar.

1. Perusahaan yang wajib memiliki TDUP/SIUP

a. Perusahaan yang wajib memiliki TDUP/SIUP Kecil bila nilai investasi


(modal perusahaan), tidak termasuk tanah dan bangunan , sampai dengan
Rp. 200.000.000. TDUP tersebut diberlakukan sebagai SIUP.

b. Bila perusahaan memiliki nilai investasi di atas Rp. 200.000.000 sampai


dengan Rp. 500.000.000, diwajibkan ber SIUP Menengah, dan di atas Rp
500.000.000 wajib memiiiki SIUP Besar.
21

c. Bila perusahaan telah memiliki TDUP, dan dalam perkembangannya nilai


investasi melebihi Rp 200.000.000, dan memiliki penjualan tahunan
melampaui Rp 1 Milyar, maka perusahaan yang bersangkutan dapat
mengganti TDUP menjadi SIUP.

2. Perusahaan yang dibebaskan dari TDUP / SIUP

a. Cabang perusahaan dimana TDUP / SIUP telah memiliki kantor pusat.

b. Perusahaan yang telah mendapat ijin usaha setara dari departemen


teknis.

c. Perusahaan produksi dalam rangka PMDN (UU No. 6/ 68).

d. BUMN dan BUMD.

e. Pedagang keliling, PK 5, Pedagang pinggir jalan.

1). Tata Cara Permintaan Penerbitan SIUP

Permohonan penerbitan TDUP diajukan kepada Kakan. Deperindag.


setempat yang ditandatangani oleh pemilik / penanggung jawab
perusahaan, yang isinya memuat sekurang-kurangnya :

1. Nama pemilik/ perusahaan.

2. Alamat pemilik perusahaan.

3. Nama & alamat penanggung jawab.

4. NPWP.

5. Bidang usaha barang/jasa.

6. Nilai investasi (tidak termasuk tanah & bangunan).

7. Jenis kegiatan usaha.

8. Jenis barang / jasa dagangan utama (bila ada).


22

9. Merek (milik sendiri / lisensi). Permohonan penerbitan SIUP dilakukan


dengan mengisi formulir model A kemudian diajukan kepada
Kakanwil Deperindag.

Setiap permintaan TDUP I SIUP wajib melampirkan dokumen sebagai


berikut :

1. Perusahaan badan hukum / koperasi :

a. Salinan akta pendirian.

b. Copy KTP.

c. Copy NPWP.

d. Copy SITU berdasar ketentuan UU gangguan.

2. Perusahaan persekutuan bukan badan hukum :

a. Salinan akta pendirian.

b. Copy KTP.

c. Copy NPWP.

d. Copy SITU berdasar ketentuan UU gangguan.

3. Perusahaan perseorangan :

a. Copy KTP pemilik.

b. Copy NPWP.

c. Copy SITU. Selambat-lambatnya 5 hari kerja, maka wajib diterbitkan


TDUP dengan formulir model B dan SIUP dengan formulir model C.

2). Kewajiban pelaporan :

1. Perusahaan yang telah ber TDUP wajib menyampaikan laporan kepada


KaKan Deperindag, mengenai kegiatan usahanya setiap satu tahun
sekali seiambat-Iambatnya tanggal 31 Januari tahun berikutnya.
23

2. Perusahaan yang telah ber-SIUP wajib menyampaikan laporan kepada


Kakanwil Deperindag, mengenai kegiatan usahanya 2 (dua) kali dalam
setahun dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Untuk semester pertama selambat-lambatnya tanggal 31 Juli.

b. Untuk semester kedua selambat-lambatnya setiap tanggal 31


Januari. Laporan tersebut disampaikan dengan formulir model D.
Pemegang TDUP dengan nilai investasi dibawah Rp 5 juta
dibebaskan dari kewajiban pelaporan.

3). Sanksi Hukum SIUP

Prosedur pemberian sanksi hukum

a. Peringatan tertulis Perusahaan yang telah ber-TDUP / SIUP dlam


jangka waktu tiga bulan belum melakukan daftar ulang perusahaan
maka akan diberi peringatan sebanyak 3x berturut-turut dengan
tenggang waktu 1 bulan.

b. Pembekuan TDUP/SIUP Jika perusahaan tidak mengindahkan


peringatan tersebut atau perusahaan sedang diperiksa, disidang
pengadilan karena pelanggaran atau tindak pidana maka TUDP/SIUP
akan dibekukan dengan surat pembekuan dengan formulir model F.
Lama pembekuan adalah enam bulan.

c. Pencabutan TDUP/SIUP TDUP/SIUP dicabut apabila :

1.Diperoleh data yang tidak benar atau palsu, atau melakukan usaha
yang tidak sesuai dengan TDUP/SIUP

2.Tidak melalukan perbaikan setelah melampaui batas waktu


pembekuan

3. Perusahaan dijatuhi hukuman pelanggaran atau dipidana berdasar


keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap .
Pencabutan dilakukan dengan formulir model E.
24

E. Modal dan Upah

a. Modal

  Modal yang dikeluarkan untuk memulai membuka usaha home industri


ini adalah kisaran Rp.20.000.000, kemudian mendapatkan pinjaman dari
bank sehingga bisa membeli mesin dan menambah jumlah produksi.
Setelah itu mendapatkan bantuan dari pemerintah dan bekerjasama
mengembangkan usaha lagi menjadi desa kreatif sentra industri kaos
khas yogyakarta.

b. Upah

Sistem upah pada home industri gareng terdiri dari:

Sistem upah borongan, yakni besar upah didasarkan pada jumlah yang
dikerjakan. Hal ini berlaku umum pada sebuah industri konveksi,
diberikan pada tiap satu minggu sekali atau satu bulan diambil pada saat
pekerja membutuhkan sehingga dititipkan pada majikannya. Dari kaca
mata pengusaha, upah borongan dipandang menguntungkan karena
beberapa alasan. Pertama, majikan tidak mungkin dapat mengontrol jam
kerja pekerja yang bekerja dirumahnya sendiri. Kedua, majikan yang
mempekerjakan pekerja di rumahnya maupun di rumah pekerjanya
masing-masing, memandang lebih adil kalau upah borongan yang
diterapkan. Ini terlihat bahwa pekerja mempunyai keterampilan, kerajinan
dan minat yang berbeda-beda sehingga dengan sistem ini majikan tidak
rugi kalau ada pekerja yang malas bekerja atau berproduktivitas rendah.
Sistem upah waktu yaitu upah harian, upah mingguan, upah bulanan, yakni
sistem upah yang tergantung pada waktu kerja. Upah harian didasarkan
pada jam hadir sedangkan upah mingguan didasarkan pada kuantitas hari
25

hadir per minggu. Sistem upah seperti ini jarang diterapkan pada sebuah
industri konveksi. Sistem upah ini berlaku untuk jenis pekerjaan tertentu,
seperti pekerja yang mengurus administrasi, pembantu umum, dan pekerja
yang masih magang.

c. Kompensasi

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan


sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi sangat penting bagi
perusahaan, karena mencerminkan upaya organisasi untuk
mempertahankan sumber daya manusianya. Kompensasi diberikan dengan
maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan
pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi
kerja yang diinginkan. Diantara kompensasi-kompensasi adalah
pembayaran gaji, pemberian kompensasi pelengkap, seperti pembayaran
asuransi, cuti,kehamilan, kecelakaan, sakit dan sebagainya.

Tujuan-tujuan yang hendak dicapai melalui administrasi

kompensasi adalah:

1. Memperoleh personalia yang qualified. Kompensasi perlu ditetapkan


cukup tinggi untuk menarik para pelamar. Karena perusahaan-
perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan
harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja.

2. Mempertahankan para karyawan yang ada sekarang. Bila tingkat


kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karyawan yang baik akan
ke luar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan harus
dijaga agar tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.

3. Menjamin keadilan. Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha


untuk memenuhi prinsip keadilan.
26

4. Menghargai perilaku yang diinginkan. Kompensasi hendaknya


mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan.

5. Mengendalikan biaya-biaya. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian


sistematik organisasi dapat membayar kurang (underpay) atau lebih
(overpay) kepada karyawannya.

6. Memenuhi peraturan-peraturan legal. Program kompensasi yang baik


memperhatikan kendala-kendala tersebut dan memenuhi semua
peraturan pemerintah yang mengatur kompensasi karyawan.
BAB III
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Studi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk


kegiatan yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa
untuk terjun langsung dalam mengunjungi dan mengamati home
industry gareng diyogyakarta. Yang mungkin tidak ditemukan
dikampus, sekaligus sebagai proses pembelajaran mahasiswa
yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan dunia usaha
dan permasalahan yang di hadapi.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang sudah
diikuti oleh para mahasiswa yaitu di home industri gareng
menambah pengetahuan mengenai bagaimana mendirikan ijin
sebuah home industri,cara memulai produksi,serta
memasarkannya.

4.2. Saran

Kota Yogyakarta merupakan tempat yang memiliki


tempat-tempat wisata yang sangat begitu luar biasa akan
keindahan yang dimilikinya. Sehingga bisa menjadi inspirasi
para wisatawan untuk berkunjung ketempat yang sesuai
keinginanya. Baik dari segi kegiatan maupun masyarakat
sekitar yang sangat antusias kepada para pengunjung. Sehingga
membuat para pengunjung merasa nyaman ketika berada di kota
tersebut. Selanjutnya diharapkan tetap terjalin hubungan baik
antara mahasiswa dengan masyarakat sekitar yang ada di Kota
Yogyakarta.

27
28
DAFTAR PUSTAKA

C.S.T. Kansil, Christine S.T. 2001. Hukum Perusahaan Indonesia : Aspek Hukum Dalam
Ekonomi. Bagian 1 dan 2. Jakarta : Pradayana Paramita. https://www.bps.go.id .
Pengertian Industri, diakses 18 Maret 2017.

C.S.T Kansil, 1986. Pokok-Pokok Hukum Perindustrian di Indonesia,. INDHILL. Co: Jakarta

Ibrahim, Adzikra. 2013. “Pengertian Usaha Dalam bidang garment”.

(online).

(https://pengertiandefinisi.com/pengertian-usaha-dalam-berbagai-bidang/. Diakses 18
Maret 2017).

N.M. Spelt dan Ten Berge, disunting Philipus M. Hadjon. 1993. Pengantar Hukum
Perizinan, Surabaya:Yuridika, hlm 2-3.

29
30

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan

Lampiran 2 Daftar Kegiatan

Lampiran 3 Dokumentasi
31

LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN

Wawancara dilakukan pada saat Kuliah Kerja Lapangan


(KKL) di Yogyakarta dengan daftar pertanyaan sebagai berikut :

a. Bagaimana Profil home industri gareng ?

b. Bagaimana memajukan UMKM bagi masyarakat di Yogyakarta?

c. Bagaimana ijin usaha home industri ?

d. Bagaimana sistem permodalan home industri ?


32

Daftar kegiatan

No Waktu Uraian Kegiatan


Mahasiswa berkumpul di kampus pusat ITB
1 06.00-06.30 WIB semarang

2 6.30-07.00 WIB Registrasi Peserta KKL

3 07.00-09.00 WIB Pemberangkatan Menuju Rest area ungaran

4 09.00-11.00 WIB Melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta

5 11.00-12.00 WIB Pusat oleh-oleh gareng

6 12.00-13.30 WIB Home industri gareng

7 13.30-14.00 WIB Melanjutkan perjalanan untuk ishoma

8 14.00-16.00 WIB Melanjutkan ke Desa Kasongan dan studi

9 16.00-17.00 WIB Pusat oleh-oleh yogyakarta

10 17.00-20.00 WIB Melanjutkan perjalanan menuju tebing brexy

11 20.00-21.00 WIB Rumah makan

12 21.00-24.00 WIB Sampai kampus


33

DOKUMENTASI

1.Toko Oleh-Oleh Home Industri Gareng


34

2.Proses Penyabolan

3.Proses Wawancara
35

4.Proses Produksi
36

5.Proses Penjualan
37

Anda mungkin juga menyukai