Anda di halaman 1dari 4

OPINI

Penerapan Pengkajian Mutu Produk (PMP) atau


Product Quality Review (PQR) untuk Menghasilkan
Obat Berkualitas pada Era Digitalisasi
Maulidya Cahya Ningrum,1 Rusli Ananta2
1
Program Studi Profesi Apoteker Universitas Pancasila, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, 2Quality Assurance Manager,
Departemen Quality Assurance PT Kalbe Farma Tbk., Jakarta, Indonesia

ABST AK
Pada era Industri 4.0 kualitas menjadi parameter utama dalam menjaga eksistensi industri farmasi. Industri farmasi harus menghasilkan obat
berkualitas sesuai tujuan penggunaannya. Produk obat yang bermutu, aman, dan tidak menimbulkan risiko dapat diwujudkan dengan
penerapan aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Salah satu aspek CPOB adalah penerapan Product Quality Review (PQR). PQR adalah
evaluasi berkala terhadap semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dengan konsistensi
bahan awal, bahan pengemas, dan produk jadi, serta untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan
proses. Konsep digitalisasi saat ini memungkinkan untuk menunjang pengumpulan data dan dokumen yang dibutuhkan untuk penyusunan
PQR menggunakan teknologi informasi yang lebih canggih. Konsep digitalisasi pada prinsipnya memberdayakan peran digitalisasi manufaktur
dan jaringan suplai yang melibatkan integrasi informasi dari berbagai sumber dan lokasi. Pemanfaatan informasi digital tersebut digunakan
untuk menggerakkan manufaktur dan distribusi fisik. Artikel ini mengkaji PQR serta pentingnya penerapan PQR bagi industri farmasi untuk
menghasilkan produk berkualitas secara konsisten di era revolusi industri 4.0.

Kata kunci: Digitalisasi industri 4.0, mutu produk, obat, pengkajian mutu produk (PMP), product quality review (PQR)

ABST ACT
Quality becomes the main parameter in maintaining the existence of a pharmaceutical industry 4.0. Pharmaceutical industry must produce
drugs suitable for their purpose. Production of drug with good quality, safe, efficacious, according to the requirements of marketing
authorization document, and do not expose risk to patients can be realized by adhering to Good Manufacturing Practice (GMP). One aspect of
GMP is to implement Product Quality Review (PQR). PQR is a periodic evaluation on all registered drugs, including export products, to prove the
consistency of processes, compliance with the consistency of raw materials, packaging materials and finished products, to observe trends and to
identify improvements needed for products and processes. Digitalization concept is possible to support the collection of data and documents
needed for PQR preparation by more sophisticated information technology. The concept empowers the role of digitalization of manufacturing
and supply networks which involves the integration of information from various sources and locations. Utilization of digital information can be
used to drive manufacturing and physical distribution. This article reviews PQR and the importance of applying PQR in pharmaceutical industry
to produce quality products consistently in the era of industrial revolution 4.0. aulidya Cahya Ningrum usli Ananta. Application o roduct
uality eview ( ) to roduce uality Drugs in Digital ra

Keywords: Digitalization industry 4.0, drugs, product quality, product quality review (PQR)

NDA AN service, produk, dan proses.1 Mutu produk industri 4.0 atau revolusi industri keempat
Mutu industri farmasi telah menjadi juga diperlukan agar suatu perusahaan dapat adalah era industri transisi. Istilah ini pertama
topik hangat; penerbitan current Good unggul dalam persaingan global.2 kali dipublikasikan pada tahun 2011 dengan
Manufacturing Practice (cGMP) telah istilah “Industrie 4.0” oleh sebuah asosiasi yang
meningkatkan kesadaran akan pentingnya Kemajuan teknologi di era Industri 4.0 dapat beranggotakan kalangan pengusaha, politisi,
mutu bagi produk farmasi.1 Suatu obat harus meningkatkan mutu yang pada akhirnya akan dan akademisi yang mengajukan gagasan.3,4
memiliki efikasi, manfaat, dan mutu yang memengaruhi keamanan produk. Gagasan
konsisten. Mutu memengaruhi hubungan utama Industri 4.0 adalah menghubungkan Industri 4.0 adalah konsep yang dipikirkan
dengan pelanggan.1 Mutu dapat diartikan sumber daya manusia, data, dan mesin secara dengan matang untuk memodernisasi teknis
sebagai kepuasan pelanggan dalam hal fisik dalam sebuah jaringan terintegrasi.3 Era penguatan kompetisi industri manufaktur
Alamat Korespondensi email: rusli.ananta@kalbe.co.id

CDK-288/ vol. 47 no. 7 th. 2020 547


OPINI

di Jerman. Pada prinsipnya, era Industri 4.0 mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan beberapa studi pustaka mengenai PQR seperti
memberdayakan peran digitalisasi manufaktur baik untuk produk maupun proses.4,5 Food Drug Administration (FDA), European
dan jaringan suplai yang melibatkan integrasi Medicines Evaluation Agency (EMEA), World
informasi dari berbagai sumber dan lokasi. Review produk tahunan adalah evaluasi setiap Health Organization (WHO), Cara Pembuatan
Pemanfaatan informasi digital tersebut tahun untuk melihat standar kualitas masing- Obat yang Baik (CPOB), dan pengumpulan
digunakan untuk menggerakkan manufaktur masing produk obat untuk memverifikasi beberapa jurnal. Kajian literatur atau studi
dan distribusi.4 konsistensi proses yang ada dan untuk pustaka merupakan teknik penyampaian data
memeriksa kesesuaian spesifikasi yang primer dan sekunder.
Prinsip digitalisasi diterapkan melalui digunakan pada saat ini.6 Review tersebut
pemanfaatan lima teknologi dasar, yaitu sangat dibutuhkan oleh setiap industri K K BA ASAN
Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), farmasi untuk memantau kualitas obat yang Product Quality Review (PQR) merupakan salah
Wearables Technology (AR), Advanced Robotics, dihasilkan; jika produk obat tidak baik maka satu penerapan aspek manajemen mutu yang
dan 3D Printing.3 Peran digitalisasi manufaktur industri farmasi wajib melakukan follow up diatur dalam CPOB. Secara umum, tujuan
tersebut penting diaplikasikan oleh industri atau perbaikan agar kualitas obat tetap terjaga PQR menurut WHO dan CPOB dalam industri
farmasi untuk mempertahankan daya saing dan dapat mengurangi kerugian. farmasi adalah untuk meninjau mutu secara
dalam era Industri 4.0, terkait integrasi berkala dari semua produk farmasi dengan
data manufaktur yang dapat menunjang Tulisan ini mengkaji PQR dari berbagai tujuan memverifikasi konsistensi proses dan
penerapan aspek Sistem Mutu Industri literatur dan sudut pandang seperti Food kesesuaian spesifikasi bahan awal dan produk
Farmasi yang diatur dalam Cara Pembuatan Drug Administration (FDA), European Medicines jadi saat ini, serta untuk menyoroti setiap tren
Obat yang Baik (CPOB).4 Aspek dalam CPOB Evaluation Agency (EMEA), World Health dan untuk identifikasi peningkatan produk
tersebut adalah Pengkajian Mutu Produk Organization (WHO), dan Cara Pembuatan dan proses.5,6
(PMP) atau Product Quality Review (PQR); PQR Obat yang Baik (CPOB) terkait pentingnya
adalah evaluasi berkala terhadap semua obat penerapan PQR bagi industri farmasi untuk Menurut EMEA dan ICH Q7, PQR bertujuan
terdaftar dalam BPOM, termasuk produk menghasilkan produk berkualitas secara meninjau active pharmaceutical ingredients
ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsisten di era revolusi industri 4.0. (API) untuk memverifikasi konsistensi proses
konsistensi proses, kesesuaian dengan yang harus dilakukan setiap tahun serta
konsistensi bahan awal, bahan pengemas, T D mengevaluasi persiapan data produksi dan
dan produk jadi, serta untuk melihat tren dan Metode yang digunakan yaitu pengkajian kontrol kualitas serta analisis data seperti
tren, penyimpangan, serta variabilitas
Tabel. Perbedaan syarat antara APR dan PQR
yang tidak terduga. PQR berfungsi sebagai
validasi berkelanjutan dan di sisi lain, data
ersyaratan A yang diperoleh merupakan prasyarat
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian   penting untuk melakukan perbaikan secara
Ringkasan ketidaksesuaian hasil pengkajian serta rekomendasi   berkesinambungan.7,8
Nama produk, deskripsi, bentuk, serta kekuatan sediaan  
Daftar nomor batch   Di Amerika Serikat, istilah PQR dikenal dengan
Pengkajian bahan awal dan bahan pengemas - 
sebutan Annual Product Review (APR). Menurut
Hasil analisis in process  
FDA sebagaimana yang tertuang dalam code
Hasil analisis produk jadi  
of Federal Regulations Title 21 Subbagian J
Batch yang ditolak dan alasan penolakannya  
Data hasil pengujian stabilitas  
bagian 211.180 poin e, tujuan APR adalah
Daftar batch yang diproses ulang   untuk memastikan bahwa prosedur yang
Laporan data statistic   digunakan telah terverifikasi dan untuk
Deskripsi perubahan   mengkaji suatu kualitas obat.9 Standar mutu
Kontrol lingkungan   ini harus dikaji dan dievaluasi minimal 1 tahun
Yield  sekali.9
Penyimpangan/variasi/investigasi/OOS/OOT  
Complaints dan evaluasinya   Dalam penyusunan PQR atau APR, industri
Penarikan kembali produk, dan alasannya  
farmasi membutuhkan beberapa dokumen
Produk kembalian  
acuan yang perlu di-review, di antaranya:
Pengkajian komitmen pasca-pemasaran - 
1. Petunjuk pembuatan dan pengemasan
Pengajuan otorisasi marketing yang diterima atau ditolak - 
2. Pembuatan batch dan catatan
Status kualifikasi peralatan - 
Validasi proses/ validasi pembersihan/ metode - 
pengemasan
Pengkajian perjanjian pihak ketiga -  3. Catatan in process control
Evaluasi dan ringkasan -  4. Prosedur analitik
Kesimpulan  5. Sertifikat analisis dan protokol uji
Nama dan tanda tangan persetujuan   6. Prosedur pengujian untuk bahan baku

548 CDK-288/ vol. 47 no. 7 th. 2020


OPINI

atau bahan pengemas proses. sarana penunjang lainnya.


7. Laporan dan rencana sampling „ Pemantauan lingkungan, mengkaji hasil
8. Modifikasi dokumen Kajian tren menggunakan statistik dengan monitoring ruangan selama penimbangan
9. Pengajuan otorisasi marketing yang tujuan mengidentifikasi proses dan kecacatan dan proses produksi yang meliputi suhu, RH,
diterima atau ditolak suatu produk, sehingga diperlukan penentuan dan perbedaan tekanan.
10. Laporan penyimpangan kualitas batasan upper control limit dan lower control „ Studi stabilitas produk, mengkaji hasil
11. Complaints dan recall limit. Kapabilitas proses merupakan analisis pemantauan uji stabilitas jangka panjang,
12. Data stabilitas variabilitas relatif terhadap persyaratan dipercepat, dan post marketing
13. Produk kembalian atau spesifikasi produk, serta untuk „ Keluhan terhadap produk, menyajikan
membantu pengembangan produksi untuk keluhan pada produk selama periode waktu
Meskipun persyaratan PQR dan APR sangat menghilangkan atau mengurangi banyak yang telah ditentukan
mirip, terdapat perbedaan cakupan seperti variabilitas.12 „ Pharmacovigilance, menyajikan laporan
terlihat pada tabel. adanya reaksi obat yang tidak diinginkan
Metode analisis untuk peningkatan kualitas selama periode pengkajian yang telah
Hal terpenting dalam menyusun PQR bagi biasanya menggunakan kriteria kapabilitas ditentukan
industri farmasi adalah untuk menetapkan proses untuk nilai Cp dan Cpk sebagai „ Penarikan produk, menyajikan data bila
aturan internal perusahaan dalam bentuk berikut:12 terdapat penarikan terhadap produk selama
Standar Operasional Prosedur (SOP). 1. Nilai Cp = Cpk, menandakan bahwa periode pengkajian.
Pembuatan dokumen PQR merupakan proses tersebut berada di tengah-tengah „ Informasi kritikal regulasi, menjelaskan
kebijakan masing-masing industri farmasi, spesifikasinya. penyimpangan terhadap regulasi selama
sehingga akan dihasilkan laporan yang 2. Nilai Cp > 1.33, menandakan bahwa periode pengkajian, deskripsi masalah
berbeda-beda antar perusahaan, namun kapabilitas proses sangat baik. ketidaksesuaian, tindak lanjut, dan status
masih sesuai dengan persyaratan CPOB.10 3. Nilai Cp < 1.00, menandakan bahwa penyimpangan tersebut.
Secara lebih terperinci, suatu laporan PQR proses tersebut menghasilkan produk „ Rekomendasi hasil audit, jika pada periode
terdiri dari:11 yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan pengkajian dilakukan audit dan terdapat
1. Lembar judul dokumen PQR, memuat tidak capable. rekomendasi atas hasil audit tersebut
identitas produk obat yang akan di-review 4. Nilai Cpk negatif, menandakan rata-rata „ Produk kembalian, menyajikan data
2. Lembar pengesahan atau persetujuan proses berada di luar batas spesifikasi produk kembalian selama periode pengkajian
sampai ke top management. Dokumen 5. Nilai Cpk = 1.0, menandakan satu variasi beserta jumlah dan alasan pengembalian.
PQR merupakan dokumen esensial proses berada pada salah satu batas „ Kesesuaian terhadap dokumen registrasi
bagi suatu industri farmasi sehingga spesifikasi. dan kebijakan terkait, mengkaji kesesuaian
diperlukan keterlibatan sampai dengan 6. Nilai Cpk < 1.0, menandakan bahwa produk terhadap dokumen registrasi yang
top management proses menghasilkan produk yang tidak diajukan ke BPOM.
3. Lembar daftar isi yang memuat bagian – sesuai dengan spesifikasi. „ Kesesuaian manufacturer, spesifikasi,
bagian PQR yang akan dibahas 7. Nilai Cpk = 0, menandakan rata-rata, nilai kemasan, shelf life, dan kondisi penyimpanan,
4. Deskripsi produk yang terdiri atas nama Cpk sama dengan 1 berarti sama dengan yaitu dengan membandingkan manufacturer,
produk, kode produk, batch size, shelf life, batas spesifikasi spesifikasi, kemasan, waktu shelf life, dan
kemasan primer, kemasan sekunder, NIE, „ Kajian tren dan kapabilitas proses hasil kondisi penyimpanan yang digunakan selama
komposisi, jumlah sampel pertinggal. pemeriksaan terhadap produk membahas periode pengkajian dangan yang disetujui
5. Daftar batch produk yang diproduksi spesifikasi, metode analisis, tren hasil oleh BPOM saat pendaftaran produk
selama periode yang telah ditentukan pemeriksaan produk jadi. „ Registrasi variasi/ renewal, menjelaskan
yang terdiri dari jumlah produk yang „ Hasil uji di luar spesifikasi, tren, dan bila terdapat registrasi renewal yang dilakukan
diproduksi, diluluskan, ditolak, diproses ekspektasi (HULS), mengkaji sejumlah Out Of pada periode pengkajian serta menjelaskan
ulang, dan dikemas ulang. Specification (OOS), Out Of Trend (OOT), dan statusnya beserta follow upnya.
6. Pengkajian yang terdiri dari : Out Of Expectation (OOE) yang terdokumentasi „ Komitmen dengan BPOM dan kesepakatan
„ Bahan awal yang digunakan, membahas selama periode yang telah ditentukan. teknis, menjelaskan komitmen dengan BPOM
kode bahan, nama bahan, approved vendor list, „ Laporan penyimpangan mengkaji yang disepakati dan kesepakatan teknis
status dan pemenuhan spesifikasi material, sejumlah penyimpangan yang terdokumentasi dengan pihak luar terkait proses produksi.
serta penyimpangan terhadap material. selama periode pengkajian laporan PQR. „ Evaluasi pengkajian mutu produk tahun
„ Bahan pengemas yang digunakan, „ Pengendalian perubahan, mengkaji sebelumnya mengkaji hasil evaluasi pada
membahas informasi kode bahan pengemas, sejumlah perubahan yang terjadi, dan periode pengkajian sebelumnya.
nama bahan pengemas, manufacturer, dan terdokumentasi selama periode yang telah
vendor yang digunakan. ditetapkan. 1. Evaluasi dan kesimpulan dokumen PQR
„ Kajian proses produksi dan tren in process „ Kualifikasi dan validasi, mengkaji status 2. Poin rekomendasi yang menjelaskan hasil
control, membahas alur proses produksi, data kualifikasi dari semua peralatan atau mesin rekomendasi dari hasil-hasil pengkajian
hasil proses produksi, serta tren kapabilitas yang dipakai selama proses produksi serta proses yang telah dilakukan

CDK-288/ vol. 47 no. 7 th. 2020 549


OPINI

Pembuatan PQR membutuhkan banyak outlier atau tidak memenuhi spesifikasi (TMS) telah menerapkan continuous manufacturing.
dokumen, sehingga penting sekali bagi maka bisa langsung di follow up. Konsep continuous manufacturing juga
industri farmasi untuk dapat mengintegrasikan telah dijelaskan di dalam CPOB 2018 Bab 12
data kedalam format PQR. Penerapan Smart Semua utilitas atau mesin harus dapat mengenai Kualifikasi dan Validasi.4
Factory Elements menjadi sangat penting. menampilkan data secara akurat dan real time.
Integrasi data dapat dimulai dari perencanaan Modernisasi proses produksi dimulai dari hal Terkait penjelasan tersebut, pembuatan
dan penjadwalan berdasarkan spesifikasi dari paling dasar di tingkat sensor, drive, controller, dokumen PQR dengan memanfaatkan
berbagai sumber dan rencana ini kemudian server, dan lain-lain. Seluruh peralatan konsep digitalisasi sangat penting untuk
dilaksanakan (Eksekusi). Data dianalisis dipersiapkan untuk melakukan integrasi meminimalisasi risiko produksi obat yang
(Analytics) untuk mendapatkan prediksi. secara horizontal ataupun vertikal. Jika device tidak dapat dieliminasi melalui pengujian
Temuan dari analisis dan prediksi kemudian atau platform masih belum bisa dipersiapkan setiap tahapan produk jadi. PQR dapat
mengalir kembali ke perencanaan. Industrial dan belum mempunyai port komunikasi, meningkatkan daya saing antar industri
Internet of Things (IoT) mendukung siklus ini akan sulit bagi perusahaan untuk melakukan farmasi pada era digitalisasi teknologi serta
dengan mengumpulkan dan menyediakan integrasi dan pengumpulan data untuk menigkatkan ketangguhan proses melalui
data untuk kebutuhan PQR. kebutuhan PQR. pengurangan variabilitas (keragaman) proses
dan peningkatan reprodusibilitas berbagai
Dibutuhkan komitmen kuat dari level Dashboard produksi yang realtime, akurat, tahapan siklus produk.
manajemen untuk menerapkan aplikasi dan menyediakan report otomatis yang
platform berbasis digital dan terintegrasi. mudah dipahami dan dianalisis untuk action SI AN
Salah satu adalah Manufacturing Execution selanjutnya sangat penting, sehingga data Keberlangsungan dan eksistensi suatu industri
System (MES); MES merupakan sistem setiap saat dapat dipantau. Setiap kepala farmasi dapat diukur dari kualitas produknya.
informasi yang menghubungkan, memantau, departemen juga dapat secara cepat Penerapan PQR menggunakan konsep
dan mengendalikan sistem manufaktur yang menganalisis pergerakan data. Proses digitalisasi dapat menunjang peningkatan
kompleks dan aliran data hingga ke level otomatisasi dapat menghilangkan human mutu produk dengan cara memverifikasi
operasional.13 Tujuan utama MES adalah untuk error. Kesalahan manusia ini pada umumnya konsistensi proses dan memeriksa kelayakan
memastikan pelaksanaan operasi manufaktur disebabkan oleh kebosanan dan kelelahan spesifikasi menggunakan konsep teknologi
yang efektif dan meningkatkan hasil produksi. saat melakukan tugas berulang. digitalisasi dalam pengumpulan data yang
MES juga membantu mencapai tujuan dengan dibutuhkan. Selain itu, secara signifikan juga
melacak dan mengumpulkan data real-time Konsep digitalisasi teknologi pada era meningkatkan produktivitas, ketahanan
yang akurat tentang siklus hidup produksi Industri 4.0 juga mengubah pandangan kualitas produk, dan keamanan bagi pasien.
secara lengkap, mulai dari kedatangan dalam proses manufacturing. Pada awalnya, Berdasarkan hal tersebut maka penerapan
material sampai proses rilis produk; sehingga industri farmasi masih menerapkan sistem PQR di suatu industri farmasi penting untuk
data tersebut dengan cepat dapat diperoleh batch manufacturing yang bercirikan multi menghasilkan produk berkualitas, sehingga
dan langsung terbaca dalam sistem PQR. step, kaku, dan dengan peralatan skala besar, dapat mempertahankan persaingan global di
Keuntungan lain adalah jika terdapat data namun saat ini banyak industri farmasi yang era Industri 4.0.

DA TA STAKA
1. Haleem MR, Saleem YM, Fatahallah FA, Abdelfattah EL. Quality in the pharmaceutical industry. Saudi Pharmaceut J. 2013.
2. Sangshetti JN, Deshpande M, Zaheer Z, Shinde DB, Arote R. Quality by design approach : Regulatory need. Arabian J Chemistry.2017;10:3412–25. Manufacturing
Chemist Pharma. December 2015/January 2016.
3. Suharman, Murti HW. Kajian industri 4.0 untuk penerapannya di Indonesia. J Manajemn Industri dan Logistik. 2019;3(1):01-13.
4. BPOM RI. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.
5. WHO guidelines for preparing labolatory information file revision. In : WHO Expert Committee on Spesification for Pharmaceutical Preparations. Thirty eighth report.
Geneva, World Health Organization,2014. WHO Technical Report Series, No. 986, Annex 2.
6. European Commission. EudraLex, Pharmaceutical Legislation Medicinal Products for Human Use,2012.
7. Good Manufacturing Practice for Active pharmaceutical ingredients current step 4 versions date 10.
8. Food and Drug Administration, Departement of Health and Human Service. 21 CFR 210,211. Washington:Office of the Federal Register National Archives and
Records Administration.2019.
9. Swiss Medicines Inspectorate. Product Quality Reviews: Technical Interpretation. 2017.
10. Anonim. Standar Operasional Prosedur Product Quality Review. PT. Kalbe Farma Tbk: Cikarang. 2019.
11. Rimantho D, Athiyah. Analisis kapabilitas proses untuk pengendalian kualitas air limbah di Industri farmasi. Jurnal Teknologi. 2019;11(1):1-8.
12. Esni. Penerapan Teknologi Informasi di Industri Farmasi. Maj Farmasetika.2017;2(2):5-8.
13. Xu Z, Huang F. A Study of an Evalution Model on Manufacturing Execution System in Paper-making Enterprises. Mod Appl Sci. 2009;7.

550 CDK-288/ vol. 47 no. 7 th. 2020

Anda mungkin juga menyukai