Higiene Industri merupakan ilmu dan seni yang ditujukan kepada antisipasi,
rekognisi, evaluasi dan pengendalian faktor-faktor lingkungan atau stress yang timbul dari
tempat kerja dan dapat menyebabkan penyakit, gangguan kesehatan atau ketidaknyamanan
signifikan di antara pekerja atau komunitas masyarakat. Ahli higiene industri merupakan
salah satu profesi dalam bidang kesehatan kerja yang memberikan perhatian kepada
pengendalian tekanan-tekanan dari lingkungan atau bahaya kesehatan kerja yang muncul
sebagai dampak atau selama masa pekerjaan. Ahli industrial higiene meyakini bahwa stressor
lingkungan dapat membahayakan kehidupan, kesehatan, mempercepat proses penuaan atau
ketidaknyamanan signifikan.
Program higiene industri yang efektif haruslah melibatkan antisipasi dan rekognisi
dari bahaya kesehatan yang muncul dari operasi pekerjaan dan proses, evaluasi dan
pengukuran besaran bahaya berdasarkan studi atau pengalaman masa lalu serta pengendalian
bahaya.
Antisipasi
Antisipasi merupakan kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat kerja.
Tujuan dalam tahap antisipasi adalah mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini
sebelum muncul menjadi bahaya dan risiko yang nyata, mempersiapkan tindakan yang perlu
sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki, meminimalisasi kemungkinan
risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki.
Kunci dalam tahapan antisipasi adalah informasi. Contoh informasi yang diperlukan
antara lain adalah karakteristik bangunan tempat kerja, mesin yang digunakan, proses kerja,
bahan baku, alat yang dipakai, cara kerja yang dilakukan, atau jumlah dan karakteristik
pekerja. Fokus dari semua informasi ini adalah diketahuinya potensi bahaya serta risiko baik
untuk kesehatan ataupun keselamatan kerja.
Hasil dari tahap antisipasi merupakan daftar potensi bahaya dan risiko. Daftar tersebut
dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi atau unit, kelompok pekerja, jenis potensi bahaya
ataupun tahapan proses produksi.
Rekognisi
Rekognisi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil
dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga
dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Pada tahap rekognisi,
kita biasanya melakukan pengukuran untuk mendapatkan informasi tentang konsentrasi,
dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur serta sifat.
Tujuan tahapan rekognisi adalah mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil
(sifat, kandungan, efek, severity, pola pajanan, besaran, dan lain-lain), mengetahui sumber
bahaya dan area yang berisiko, mengetahui proses kerja yang berisiko, dan mengetahui
pekerja yang berisiko. Apabila di tahapan antisipasi kita hanya memprediksi bahaya maka di
tahap rekognisi ini kita sudah harus mengetahui detail terkait dengan bahaya serta risiko yang
ada.
Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memberi tahu manajemen ketika ada
bahaya
Inspeksi baik inspeksi rutin alat, inspeksi harian di tempat kerja, inspeksi manajemen,
inspeksi P2K3, dan inspeksi yang lain
Evaluasi
Evaluasi merupakan proses pengambilan keputusan yang melibatkan penilaian bahaya
kepada pekerja dari pajanan terhadap zat kimia, bahaya fisik dan agen biologis. Tindakan
yang diambil untuk melindungi pekerja berdasarkan kombinasi dari observasi, interview dan
pengukuran dari energi atau kontaminan udara yang muncul dari proses atau operasi kerja
serta efektifitas dari tindakan pengendalian yang dipakai.
Kebutuhan untuk mengevaluasi bahaya didorong dari pengetahuan bahwa zat kimia,
agen biologis, dan elemen fisika dapat menyebabkan luka, penyakit serta kematian dini pada
kalangan pekerja yang terpajan. Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat
melaporkan 6.2 juta luka terkait dengan pekerjaan dan penyakit pada industri swasta tahun
1997. Jumlah yang sebenarnya dapat lebih besar karena banyak penyakit akibat kerja tidak
dapat dikenali, banyak luka dan penyakit tidak dilaporkan dan kejadian di tempat publik tidak
termasuk dalam perhitungan.
Evaluasi dari bahaya, asal bahaya dan pencegahan dari penyakit dan kematian didasari
oleh beberapa faktor:
Toksisitas yaitu kapasitas inheren dari sebuah zat yang dapat mengakibatkan rasa sakit,
asal dari rasa sakit, dan mempengaruhi target organ.
Level pajanan atau dosis yaitu jumlah yang diserap oleh pekerja melalui semua rute
pajanan selama pekerjaan
Analisa proses atau operasi yaitu perhatian terhadap operasi termasuk perubahan dari
bahan mentah menjadi energi yang mungkin menghasilkan pelepasan zat kimia atau energi
yang dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja.
Wawancara : informasi yang disediakan oleh pekerja terkait dengan gejala kesehatan,
tugas dan perubahan dalam kondisi yang dapat menyediakan detail penting terkait analisa
proses, dampak kesehatan dan stressor lain seperti zat kimia, fisik, ergonomik atau
biologis.
Distribusi risiko yang tidak sama: perhatian terkait dengan beberapa populasi dari pekerja
yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi daripada yang lain. Misalnya pekerja yang
lebih tua atau remaja memiliki risiko yang lebih tinggi daripada yang lain.
Variabilitas dari respons: hal ini terkait dengan bagaimana seorang individu berbeda
dalam kerentanan karena memiliki faktor yang berbeda seperti umur, ukuran, rasio
pernafasan dan status kesehatan umum.
Pengendalian
Pengendalian bahaya, dalam higiene industri, memiliki tujuan untuk memastikan
bahwa pekerja yang terpapar stress dari zat kimia berbahaya dan agen fisika tidak menjadi
ppekerja dengan penyakit akibat kerja. Jumlah yang perlu diukur adalah konsentrasi atau
intensitas dari bahaya umum serta durasi dari pajanan.
Prinsip kedua : biasanya terdapat banyak pilihan metode untuk mengendalikan bahaya
Prinsip keempat: beberapa situasi membutuhkan lebih dari 1 metode pengendalian untuk
menjamin hasil yang optimum.
Metode pengendalian bahaya dapat mengambil prinsip dalam hierarki pengendalian bahaya:
Alat Pelindung Diri: Pengendalian bahaya dengan cara memberikan alat perlindungan
yang digunakan oleh pekerja pada saat bekerja
Referensi
Hendra. 2013. “Materi sesi 2 dan 3 HI 2013.” Website Staff UI. Mar 18. Accessed Nov 15,
2018. http://staff.ui.ac.id/user/1675/materials.
—. 2013. “Sesi 5 Pengendalian Bahaya.” Website Staff UI. Mar 23. Accessed Nov 10,
2018. http://staff.ui.ac.id/user/1675/materials.
Hirst, Adrian. 2010. Basic Principles of Industrial Hygiene. October. Accessed Nov 16,
2018. https://www.ohlearning.com/Files/Student/KA02%20v2-0%2018Oct10%20Student
%20Manual.pdf.
Kurniawidjaja, Meily L. 2007. “Filosofi dan Konsep Dasar Kesehatan Kerja Serta
Perkembangannya dalam Praktik.” Kesehatan Masyarakat Nasional 243-291.
Occupational Safety and Health Administration. n.d. Industrial Hygiene. Accessed Nov 15,
2018. https://www.osha.gov/dte/library/industrial_hygiene/industrial_hygiene.html.
Plog, Barbara A. 2002. Fundamentals of Industrial Hygiene. United States of America:
National Safety Council.
https://katigaku.top/2018/11/16/higiene-industri-antisipasi-rekognisi-evaluasi-dan-
pengendalian/