Laporan Pendahuluan Ujian Word
Laporan Pendahuluan Ujian Word
DI SUSUN OLEH
I. Latar belakang
1. Karateristik Keluarga
Keluarga Ny N merupakan kepala keluarga, Ny. N setelah suami nya meninggal
dunia 7 tahun lalu, Ny.N memiliki 5 orang anak terdiri dari 1 anak laki2 dan 4
anak laki laki dan hanya anak perempuan terakhir beserta mantu dan 2 orang
cucunya 1 puta dan 1 putri
Ny N merupakan lansia yang memiliki rihwayat penyakit reumathoid atritis,pada
saat pengkajian pertemuan di hari pertama nyonya N tampak duduk di kursi
sambil mengurut urutb ringan kedua kakinya dan seperti tampak menahan
sakit,pengkajian di hari pertama di dapat tanda tanda vital TD: 130/80
RR:21x/menit HR :98x/menit S : 35’C,Pda pengkajian saat ini mahasiswa telah
menjelaskan terkait pengertian reumatik,factor penyebab,factor resiko tanda dan
gejala serta sebab akibat dari penyakit reumatik jika tidak di tangani secara
benar,mahasiswa juga telah menjelaskansecara kognitif cara pencegahan
penanganan dan yang dapat dilakukan keluarga pada penyakit reumatik,dan di
kunjungan ini telah di sepakati dengan keluarga bahwa mahasiswa dan keluarga
akan mendemonstrasikan “Senam Reumatik” dalam penurunan skor skala nyeri
pada lansia dengan remathoid atritis.
3. Masalah keperawatan
Nyeri akut
2. Tujuan umum
Keluarga dapat memperaktekan senam reumatik
a. Tujuan umum
Keluarga dapat mempraktekan secara mandiri Cara senam reumatik.
b. Tujuan khusus Selama kunjungan 1 x 30 menit, keluarga mampu:
Menjelaskan tentang manfaat “Senam athritis.
c. Implementasi tindakan kegiatan
a. Metode
Mendemonstrasikan Senam Reumatik
b. Media dan alat :
leaf leat
3. Tujuan khusus
ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut WHO 2015 sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit
rematik, dan sekitar 25% penderita rematik akan mengalami Kecacatan akibat kerusakan pada
tulang dan gangguan pada persendian. Untuk angka kejadian reumatoid arhtritis ini mencapai
20% dari penduduk dunia dan Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012, mengatakan pravalensi penyakit reumatoid arhtritis di Indonesia sebesar 24,7%. Dalam
mengurangi rasa nyeri sendi serta mencegah penyakit rematik menjadi lebih parah, dapat
digunakan metode gerak tubuh yang dikenal dengan senam rematik. Dengan Pemberian terapi
senam rematik dapat mengurangi nyeri sendi dan bengkak, meringankan kekakuan serta
mencegah kerusakan sendi melakukan senam rematik diharapkan kualitas hidup lansia
meningkat sehingga lansia dapat melakukan Activity of Daily Living (ADL).
Tujuan : Mengetahui bagaimana Pengaruh Senam Rematik Terhadap Perubahan Skor Nyeri
Sendi Pada Lansia Dengan Rheumatoid Arhtritis Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Pre-
eksperimen. Teknik sampling yang digunakan secara Probability sampling. Uji yang
digunakan yaitu uji Wilcoxon.
Hasil : hasil uji hipotesis diperoleh p value pada pretest adalah 0,000 dan pada posttest
0,000. Karena p value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha.
Kesimpulan : Ada pengaruh senam rematik terhadap perubahan skor nyeri sendi lanjut usia
dengan rheumatoid artritis sebelum dan sesudah senam rematik di UPTD Puskesmas
Kelurahan Sungai Jawi Luar Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak.
1
2
premenopause akan mengalami penurunan persentase 65%. Dari hasil penelitian ini
hormone esterogen sehingga terjadi diketahui mayoritas responden mengalami
ketidakseimbangan osteoblas dan osteoklas nyeri sedang dengan rentang (4-6) orang.
yang mengakibatkan penurunan masa Nyeri sendi yang di alami oleh mayoritas
tulang sehingga menyebabkan tulang reponden terletak pada jari-jari tangan.
menipis, berongga, kekauan sendi, Rheumathoid Artritis pada umumnya sering
pengelupasan tulang rawan sendi sehingga terjadi di persendian tangan, sendi siku,
terjadi nyeri sendi, dalam hal ini perempuan kaki, pergelangan kaki dan lutut.13
lebih beresiko mengalami asam urat setelah Distribusi usia responden yang
premenopause.11 berada pada rentang 60-74 tahun atau lanjut
Tingkat Pendidikan dapat usia/elderly dalam penelitian ini dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang membuktikan kebenaran teori yang
tentang kesehatan yang bertujuan menyatakan bahwa rheumatoid artritis yang
meningkatkan potensi diri yang ada untuk menyatakan bahwa nyeri sendi dapat
memandirikan seseorang dalam menjaga, disebabkan oleh proses degenaratif. Hasil
mempertahankan dan meningkatkan ini didukung oleh Kemenkes (2008), yang
kesehatannya. Berdasarkan penelitian ini mengatakan bahwa usia adalah salah satu
didapatkan pendidikan responden mayoritas dari faktor resiko rheumatoid artritis yang
SMP (Sekolah Menengah Pertama) tidak dapat direkayasa. Teori Brunner &
berjumlah 39 orang dengan persentase Sudarth, 2013 menyatakan, usia 60 tahun
sebesar (48,8%), untuk terbanyak kedua terjadi kehilangan kekuatan otot total
yaitu pendidikan jenjang SD (Sekolah sebesar 10-20% dari kekuatan yang dimiliki
Dasar) yaitu sebanyak 26 orang dengan pada umur 30 tahunan. Pemerosotan ini
persentase (32,5%). Dengan tingkat dimulai sekitar umur 40 tahun, dan semakin
pendidikan yang baik diharapkan dapat dipercepat di tahun ke-60 usia seseorang.
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan Penurunan kekuatan otot – otot pada
sikap lansia dalam menerima dan tungkai bawah dapat dilihat pada orangtua
memahami tentang penyakit rheumatoid ketika sedang melakukan gerakan aktifitas
artritis. Responden dengan pendidikan naik tangga (kesulitan dalam
rendah mempunyai risiko rheumatoid melakukannya), kekakuan tungkai pada saat
artritis dua kali lebih tinggi dibandingkan berlari-lari. Tulang kehilangan density
dengan responden yang mempunyai (cairan) dan makin rapuh. Pinggang, lutut
pendidikan lebih tinggi. Responden dengan dan jari- jari pergelangan terbatas dan
tingkat pendidikan menengah juga persendian membesar dan menjadi kaku.14
mempunyai risiko rematik lebih tinggi Nyeri dan bengkak pada sendi dapat
dibandingkan dengan responden yang berlangsung dalam waktu terus-menerus
mempunyai pendidikan tinggi. Seseorang dan semakin lama gejala keluhannya akan
dengan tingkat pendidikan yang lebih baik semakin berat. Selain nyeri sendi, lansia
tentu akan mempunyai pengetahuan yang juga mengatakan pada saat wawancara pagi
lebih baik dan dapat menyerap semua hari mengalami kaku pada sendi yang
informasi untuk perbaikan kualitas bertambah pada saat pagi hari. Untuk
hidupnya.12 rheumatoid arthritis klien dapat merasakan
Berdasarkan hasil penelitian kaku pada pagi hari berlangsung selama
menggunakan instrumen NVPSR (Non lebih dari 30 menit. Dan sesuai dengan teori
Visual Pain Scale Revied ) diperoleh skor Buffer, (2010)yang mengatakan bahwa pola
nyeri sendi sebelum senam rematik atau karakteristik dari persendian yang terkena
pretest pada lansia dengan nyeri sedang (4- adalah: mulai pada persendian kecil di
6) sebnayak 28 orang dengan persentase tangan, pergelangan, dan kaki.15
35% dan untuk nyeri ringan dengan rentang Secara progresif mengenai
skor (1-3) sebanyak 52 orang dengan persendian, lutut, bahu, pinggul, siku,
6
pergelangan kaki, dan tulang belakang, sendi, peningkatan kebugaran otot, dan
tanda dan gejala yang umum ditemukan peningkatan kesehatan tubuh lansia.
atau sangat serius terjadi pada lanjut usia Peningkatan kekuatan otot penyangga sendi
yaitu: sendi terasa kaku pada pagi hari dan dan peningkatan kestabilan sendi
kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, mengurangi nyeri yang muncul. 18
pergelangan tangan dan kaki, juga pada Dalam penelitian ini senam rematik
jari-jari, mulai terlihat bengkak, bila diraba ini dilakukan sebanyak 6 kali dalam 2
akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan minggu sejalan dengan pendapat yang
terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dikemukakan Iversen et al.,(2014) dalam
dapat menyebabkan demam dan terjadi Rahmawati menjelaskan bahwa latihan
berulang. Sesudah dilakukan senam aktivitas dengan intensitas sedang dapat
rematik.16 dilakukan rutin 2 kali seminggu untuk
Hasil pengukuran skor nyeri sendi menurunkan nyeri pada persendian.19
posttest sebanyak 51 orang dengan Dalam penelitian sebelumnya yang
persentase (64,0%) mengalami nyeri ringan dilakukan oleh E.Pujiati, W.H.A.Mayasari,
dengan rentang (1-3) dan sebanyak 29 Anik Suwarni, Idris Yani P, Lilis Murtutik,
orang dengan persentase (36%) yang tidak 2017 dengan judul penelitian Senam
merasakan nyeri lagi. Berdasarkan hasil Rematik Terhadap Peningkatan Kualitas
analisa data didapati perubahan skala nyeri Hidup Lansia Ny.S Keluarga Tn.A Dalam
sendi berupa penurunan skala nyeri. Melakukan Adl (Activity Daily Living)
Adapun hasil penelitian ini Dukuh Pendem Kulon Desa Jepang
didukung oleh penelitian yang dilakukan Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
oleh Ridhyalla Afnuhazi tahun 2018 di Setelah dilakukan senam rematik selama 2
PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar minggu nyerinya berkurang dengan skala
dengan populasi seluruh lansia berusia 60- nyeri 7 menjadi 3. Senam rematik yang
80 Sampel dalam penelitian ini berjumlah dilakukan 2-3 kali dalam seminggu dengan
16 orang sampel yang diberikan senam durasi waktu selama 30-60 menit, badan
rematik bahwa rerata nyeri pada pretest terasa rileks, dan segar.20
17
adalah 4.27 dan pada posttest 3.05. Berdasarkan nilai rata-rata skor
Berdasarkan hasil analisa data nyeri serta teori yang ada dapat disimpulkan
yang dilakukan oleh peneliti terhadap 80 bahwa senam rematik berpengaruh pada
responden menggunakan instrumen perubahan skor nyeri sendi lansia dengan
menggunakan instrumen NVPSR (Non rheumatoid artritis. Perubahan yang terjadi
Visual Pain Scale Revied ) nilai rata-rata berupa penurunan skor nyei sendi yang
skor nyeri sendi sebelum dilakukan senam signifikan.
rematik adalah 3.05 dengan skala nyeri Kesimpulan
tertinggi 6 dan nilai skala terendah adalah 1. Hasil penelitian yang telah
Menurut Perhimpunan Masyarakat dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Peduli Rematik (PMPR 2015) senam Alianyang Kota Pontianak pada tanggal 10
rematik merupakan suatu aktivitas olahraga Mei 2018 sampai tanggal 31 Mei 2018
berupa latihan sendi yang menjaga peneliti mulai melakukan penelitian pada
kelenturan tubuh lansia dengan memperkuat kelompok intervensi dan kelompok kontrol,
otot dan ligamen yang berfungsi untuk maka dapat disimpulkan bahwa :
menstabilkan sendi. Kapasitas konsentransi a. Karakteristik responden dalam penelitian
senam rematik terletak pada gerakan sendi ini berada dalam rentang 60-74 tahun
yang meregangkan dan menguatkan otot yang di kategorikan dalam lanjut
serta membantu sendi untuk menopang usia/elderly. Dengan kelompok paling
tubuh. Latihan sendi yang teratur banyak dengan rentang usia 60-65 tahun.
meningkatkan kekuatan sendi kemudian Jenis kelamin didominasi oleh
berdampak pada peningkatan kestabilan perempuan (92,5%) dan tingkat
7