Disusun Oleh :
Ridho Abdul Fattah (NIM : 21202010012)
Octa Sari Wahyudi (NIM : 21202010024)
Kelas :B
Semester :1
Dosen Pengampu : Ancolo, ST., M.Pd.T.
Mata Kuliah : Dasar Teknik Elektro
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
TAHUN 1443 H / 2021 M
DAFTAR ISI
DAFTAR TABLE..................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iv
BAB I........................................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Perumusan Masalah.............................................................................................
1. Bahan Listrik Berbentuk Padat...................................................................
2. Panas Jenis Bahan Padat.............................................................................
3. Pangkal Cair/Beku Bahan Padat.................................................................
4. Kalor Lebur dan Kalor Beku......................................................................
5. Sifat Mekanis..............................................................................................
6. Tegangan Patah..........................................................................................
7. Perubahan Bentuk Karena Beban...............................................................
8. Tegangan Geser..........................................................................................
9. Sifat Kimia.................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................
1. Mengetahui Bahan Listrik Berbentuk Padat..............................................
2. Mengetahui Panas Jenis Bahan Padat........................................................
3. Mengetahui Pangkal Cair/Beku Bahan Padat............................................
4. Mengetahui Kalor Lebur dan Kalor Beku..................................................
5. Mengetahui Sifat Mekanis..........................................................................
6. Mengetahui Tegangan Patah......................................................................
7. Mengetahui Perubahan Bentuk Karena Beban...........................................
8. Mengetahui Tegangan Geser......................................................................
9. Mengetahui Sifat Kimia.............................................................................
D. Metodelogi...........................................................................................................
1.1 Jenis Penulisan...........................................................................................
1.2 Fokus Penulisan..........................................................................................
1.3 Sumber Data...................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................
1. Dasar Listrik dan Elektronika..............................................................................
BAB III.....................................................................................................................................
BAB IV...................................................................................................................................13
KESIMPULAN......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14
DAFTAR TABLE
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik sangat dibutuhkan pada zaman modern saat ini. Karena sesuai dengan
perkembangan zaman, manusia ingin sesuatu yang lebih praktis dan cepat. Oleh
karena itu para ilmuwan berusaha menenukan alat-alat yang dapat mempermudah
pekerjaan manusia. Alat tersebut sebahagian besar mengunakan energi listrik.
Energi listrik sangat fleksibel dan dapat dirubah ke bentuk energi lainnya seperti
energi mekanik, energi panas, energi bunyi, energi kimia dan energi gerak.
Pengelompokkan bahan listrik berdasarkan wujudnya dibagi menjadi 3 yaitu,
bahan listrik berbentuk padat, cair serta berbentuk gas.
Pada kesempatan kali ini penulis hanya akan membahas pengelompokkan
bahan listrik berdasarkan wujudnya, yaitu bahan listrik berbentuk padat.
B. Perumusan Masalah
1. Bahan Listrik Berbentuk Padat
2. Panas Jenis Bahan Padat
3. Pangkal Cair/Beku Bahan Padat
4. Kalor Lebur dan Kalor Beku
5. Sifat Mekanis
6. Tegangan Patah
7. Perubahan Bentuk Karena Beban
8. Tegangan Geser
9. Sifat Kimia
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Bahan Listrik Berbentuk Padat
2. Mengetahui Panas Jenis Bahan Padat
3. Mengetahui Pangkal Cair/Beku Bahan Padat
4. Mengetahui Kalor Lebur dan Kalor Beku
5. Mengetahui Sifat Mekanis
6. Mengetahui Tegangan Patah
7. Mengetahui Perubahan Bentuk Karena Beban
8. Mengetahui Tegangan Geser
9. Mengetahui Sifat Kimia
D. Metodelogi
1.1 Jenis Penulisan
Penulisan makalah ini bersifat kuantitatif analisis. Metode kuantitatif analisis adalah
metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan masalah dengan cara menemukan
pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis
keterangan tentang apa yang ingin diketahui. Metode ini menerjemahkan data menjadi
angka untuk menganalisis hasil temuannya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengaliran muatan yang terjadi akibat pergerakan antara muatan positif dan
muatan negatif sangat memungkinkan adanya perbedaan muatan antara bagian positif
dan negatif. Ketika bagian positif benda dihubungkan dengan bagian negatif, maka
terjadilah pengaliran muatan. Hal ini terjadi karena bagian yang kelebihan muatan
negatif akan memindahkan muatannya ke bagian yang kekurangan muatan negatif,
yaitu muatan positif.
Begitu banyak barang-barang yang menggunakan energi berupa energi listrik.
Tujuan dalam mempelajari teori listrik adalah agar tidak mengalami kesulitan pada
saat operasional listrik. Beberapa istilah dalam teori listrik dasar meliputi:
a. Kutub positif, yaitu bagian sumber listrik yang didalamnya kekurangan
muatan negatif dan disebut sebagai muatan positif.
b. Kutub negatif, yaitu bagian sumber listrik yang didalamnya kelebihan
3
muatan negatif dan disebut sebagai muatan negatif.
c. Kuat arus, yaitu jumlah muatan yang mengalir melalui media perantara dari
kutub negatif ke kutub positif dalam suatu sumber listrik. Kuat arus ini
sangat bergantung pada jumlah muatan yang berpindah dari satu kutub ke
kutub lainnya. Semakin banyak muatan yang berpindah, maka kuat arus
semakin besar.
d. Tegangan (Voltage) merupakan beda potensial yang terdapat di kutub positif
dan kutub negatif. Beda potensial ini sangat menentukan besar kecilnya arus
yang mengalir. Dengan adanya voltage inilah maka muatan yang ada dapat
berpindah (muatan negatif menuju muatan positif).
e. Hambatan, yaitu penghambat aliran listrik dari kutub negatif ke kutub
positif. Hambatan ini sangat menentukan arus listrik yang mengalir pada
media perantara aliran. Setiap bahan mempunyai nilai hambatan yang
berbeda-beda. Ada bahan yang hambatannya kecil sehingga aliran listrik
dapat mengalir dengan lancar, dan jika besar, maka aliran listrik tidak lancar.
f. Daya listrik, yaitu kemampuan listrik untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan. Daya listrik ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh listrik
untuk melakukan kegiatan dalam jangka waktu tertentu.
4
teknologi tentang melintasnya partikel bermuatan listrik didalam suatu gas
5
BAB III
Pemuaian benda antara yang satu dengan yang lain berbeda, tergantung dari
koefisien muai ruang suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan
ruang dalam cm3 suatu benda yang isinya 1 cm3, bilamana suhunyadinaikkan 10C.
Dalam rumus ketentuan ini dapat ditulis:
Dimana
Vt1: volume benda pada suhu t10C atau
cc, Vt2: volume benda pada suhu t20C
atau cc, t1 : suhu benda sebelum dipanasi,
t2 : suhu benda setelah dipanasi, dan : koefisien muai ruang (alpha).
6
Table 1 1 koefisien muai-panjang dan muai-ruang benda padat
Jika akan menghitung perpanjangan saja, maka dapat menggunakan koefisien muai
panjang (lambda), menyatakan bahwa koefisien muai-panjang suatu benda adalah
bilangan yang menunjukkkan pertambahan panjang dalam cm dari suatu benda yang
panjangnya 1 cm bila dinaikkan suhunya 10C. Untuk jelasnya dapat dirumuskan
dalam persamaan:
Yang dimaksud dengan panas jenis zat adalah bilangan yang menunjukkan
berapa kalori yang diperlukan oleh 1 gram zat itu pada tiap kenaikan suhu 10C.
Berikut adalah tabel panas-jenis beberapa bahan padat.
7
Table 1 2 Panas jenis bahan padat
No. Nama bahan Panas jenis No. Nama bahan Panas jenis
1. Emas 0,03 7. Nikel 0,11
2. Timah 0,03 8. Gelas 0,20
3. Perak 0,06 9. Aluminium 0,21
4. Kuningan 0,09 10. Naphtalin 0,31
5. Tembaga 0,09 11. Es 0,50
6. Besi 0,10
Kalau 1 gram tembaga dipanaskan hingga suhunya naik terus, maka setelah
suhu mencapai 10830C tembaga akan mulai mencair. Suhu Jika 10830C ini disebut
pangkal cair tembaga. Kemudian dipanaskan terus hingga seluruhnya mencair.
Selama pencairan awal sampai akhir suhu tetap 10830C tidak naik walaupun
dipanaskan terus. Bila telah mencair seluruhnya dan tetap dipanaskan, maka suhu cair
tembaga itu akan naik melebihi pangkal cair. Sebaliknya, jika tembaga yang sedang
mencair pada suhu lebih tinggi dari 10830C itu mulai didinginkan, maka suhu sedikit
demi sedikit akan turun dan setelah mencapai suhu 10830C tembaga mulai membeku
lagi. Jadi suhu 10830C juga merupakan pangkal beku dari tembaga. Berarti pangkal
cair = pangkal beku.
Ketentuan : pangkal cair/beku suatu zat adalah suhu yang pada saat
pencairan/pembekuan zat itu terjadi. Berikut adalah tabel menjelaskan tentang
pangkal cair/beku bahan padat.
No. Nama bahan Pangkal cair/beku No. Nama bahan Pangkal cair/beku
1. Es 00C 8. Emas 10630C
2. Naphtalin 800C 9. Tembaga 10830C
3. Bismuth 2710C 10. Nikel 14520C
4. Timah 3270C 11. Besi 15300C
5. Seng 4190C 12. Platina 17550C
6. Aluminium 6590C 13 wolfram 34000C
7. perak 9610C
8
2.4 Kalor Lebur Dan Kalor Beku
Ketentuan menyatakan bahwa kalor lebur suatu zat adalah bilangan yang
menunjukkan beberapa kalori yang diperlukan untuk mencairkan 1 gram zat padat itu
pada pangkal cair. Sedangkan kalor beku suatu zat adalah bilangan yang
menunjukkan banyaknya kalori yang dikeluarkan oleh 1 gram zat ketika membeku
pada pangkal bekunya.
Contoh 1
1. Sebatang aluminium pada suhu 300C panjangnya 40 cm. Jika dipanaskan sampai
1000C, dengan koefesien muai panjang aluminium ? = 0,000024, berapakah
panjang aluminium setelah dipanaskan ?
Jawab: Lt2 ? Lt1 ?1 ? ?(t2 ? t1 ?=40 {1+0,000024(100-30)}=40,0672
Jadi panjangnya setelah dipanaskan sampai 1000C menjadi 40,0672 cm.
2. sebuah benda pejal dibuat dari kuningan pada suhu 300C volumenya 30 cc. Jika
dipanasi sampai 1200C dengan koefisien muai-ruang ? = 0,000057. Berapakah
volumenya setelah dipanaskan ?
jawab: Vt2 ? Vt1?1 ? ? (t2 ? t1 ? = 30 {1+0,000057(120-30)}=30,1539
jadi volume kuningan setelah dipanaskan sampai 1200C menjadi 30,1539 cc.
Sifat mekanis adalah perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya
gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya perubahan itu
tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda
tersebut dibuat. Jika tidak ada gaya dari luar yang berkerja, maka ada tiga
kemungkinan yang kemungkinan akan terjadi pada suatu benda:
Bentuk benda akan kembali kebentuk semula, hal ini karena benda mempunyai sifat
kenyal (elastis)
Bentuk benda sebagiannya saja akan kembali ke bentuk semula, hal ini hanya
sebagian saja yang dapat kembali kebentuk semula karena besar gaya yang akan
bekerja melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan menjadi berkurang.
9
Bentuk benda berubah sama sekali, hal ini dapat terjadi karena besar gaya yang bekerja
jauh melampaui batas kekenyalan sehingga sifat kekenyalan sama sekali hilang.
Muatan yang bersifat diam dan besarnya tetap, dimaksud muatan statis.
Muatan santak mempunyai satu atah, tetapi berubah antara nilai nol dan nilai
tertinggi. Untuk muatan ini tegangan yang diizinkan 1/3 dari muatan tegangan
statis.
Muatan berganti-ganti bekerja dengan arah berganti-ganti. Tegangan yang
diizinkan 1/3 dari tegangan yang diizinkan untuk muatan statis.
Contoh 2
Jika pada muatan statis suatu bahan mempunyai 1200 kg/cm2, maka pada
muatan santaks diambil = 2/3 x 1200 = 800 kg/cm2. Pada muatan berganti- ganti
harus diambil =1/3 x 1200 = 400 kg/cm2.
10
Contoh 3
Suatu bahan mempunyai tegangan patah 4000 kg/cm2, dan untuk tegangan
yang diizinkan sebesar 800 kg/cm2. Hitung berapa angka keamanannya dari bahan
tersebut ?
Jawab: ? ?5
Angka keamanan selalu diambil lebih besar dari satu, sehingga makin besar
angka keamanan suatu bangunan maka makin aman bangunan tersebut.
Jika suatu batang mengalami beban tarik/tekan, maka akan memanjang atau
memendek. Menurut percobaan Robert Hooke menyatakan: batang yang panjangnya
1 cm dibawah batas muatan tertentu, maka pemanjangan atau pemendekannya:
a. Berbanding lusur dengan gaya tarik/tekan (P)
b. Berbanding lusur dengan panjang semula (1)
c. Berbanding terbalik dengan luas potongan (q)
d. Tergantung pada macam bahan batang tersebut.
Dimana
1 : perpanjangan/perpendekan (cm),
P : besar beban (kg), 1: panjang batang sebelum dibebani
(cm), E : modulus elastis ( tergantung macam bahan),
q : luas potongan (cm2).
Tegangan geser biasanya diberi tanda ? (baca : tau) dapat ditulis dengan persamaan:
11
dimana
P: besar beban (kg),
q: luas potongan normal ( cm2), dan
Ʈ: tegangan geser yang diizinkan (kg/cm2).
Berkarat adalah termasuk sifat kimia dari suatu bahan yang terbuat dari logam.
Hal ini terjadi karena reaksi kimia dari bahan itu sendiri dengan sekitarnya atau bahan
itu sendiri dengan bahan cairan. Biasanya reaksi kimia dengan bahan cairan itulah
yang disebut berkarat atau korosi. Sedangkan reaksi kimia dengan sekitarnya disebut
pemburaman.
12
BAB IV
KESIMPULAN
Bahan listrik adalah jenis benda atau bahan yang dapat digunakan dalam peralatan,
perlengkapan dan alat bantu yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dengan
listrik. Dengan mengetahui jenis dan sifat bahan listrik, akan dapat memanfaatkan atau
memperlakukan dan mengetahui batasan aman atau bahaya suatu bahan listik. Suatu bahan
dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa berubah karena pengaruh
suhu. \
13
DAFTAR PUSTAKA
14