Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK

REPORT

DISUSUN OLEH :

Nama : Dewi Untari

Nim : 2203141004

Kelas : B/2020

DosenPengampu : Sitti Rahmah,S.Pd.,M.Si

MataKuliah : Perencanaan Pembelajaran dan

Rancangan Media

Pembelajaran Seni Tari

PRODI PENDIDIKAN SENI TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIMED 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatnya Critical Book Report ini dapat dibuat. Critical Book Report ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Critical Book Report Tidak lupa diucapkan lupa terima kasih kepada teman-teman
dan keluarga yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan Critical Book Reportini.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan Critical Book Report ini dan hasil dari
Critical Book Report terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga saya sangat membuka bagi
siapa pun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi saya.Saya berharap dengan
selesainya Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, amin.

Medan, 12 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR. i

DAFTAR ISI ii

BABIPENDAHULUAN 1

1.1 LatarBelakang 1

1.2 IdentitasBuku 1

BAB II RESUMEISIBUKU 2

BAB I : PENGERTIAN DAN TUJUANPERENCANAANPENGEJARAN 2

BAB II : KONSEP PENDEKATAN SISTEMDALAMPENGAJARAN 2

BAB III : BERBAGAI MODEL PENGEMBANGANSISTEMINSTRUKSIONAL 3

BAB IV : APLIKASI BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL 4

BAB V : PERENCANAANTUJUAN-TUJUAN INSTRUKSIONAL 4

BAB VI : PERENCANAANBAHAN-BAHANPENGAJARAN 5

BAB VII : PERENCANAANMEDIA PENGAJARAN 6

BAB VIII : PERENCANAANEVALUASIPENGAJARAN 7

BAB IX : PENYUSUNANSATUANPELAJARAN 7

BABIIIPENUTUP 9

3.1 Kelemahan 9

3.2 Kelebihan 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATARBELAKANG
Critical book review ini merupakan tugas pemenuhan tugas individu dari dosen pengampu
mata kuliah. Tujuan dari pembuatan critical book review ini untuk mengkaji buku berdasarkan
konsep kurikulum dalam negeri. Critical book review ini bukan hanya sekedar tulisan dari isi
buku tersebut tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi kita mengenai keunggulan dan
kelemahan dari buku yang di kritik.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan CBR(Critical Book Review) ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi tugas individu yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah

b. Mengkaji buku dan mengkritik bukusekaligus

1.3 MANFAAT
Manfaat dari CBR Ini ialah membantu kita dalam memahami isi materi dalam buku
dengan membuat inti dari setiap garis besar atau judul buku yang telat di review kembali oleh
mahasiswa. Critical Book Review ini bisa sangat bermanfaat jika kita dapat memahami
dengan pasti apa yang disampaikan dalam setiap penjelasannya.

1.4 IDENTITASBUK

U BUKU UTAMA
JUDULBUKU : PERENCANAANPENGAJARAN
PENULIS : Drs.Harianto
PENERBIT : RINEKA CIPTA
TEMPATTERBIT : Jakarta
TAHUNTERBIT 2008
ISBN :978-979-518-720-2

BUKU PEMBANDING
JUDULBUKU : PERENCANAANPENGAJARAN
PENULIS : R. Ibrahim, Nana Syaodih S.
PENERBIT : RINEKA CIPTA
TEMPATTERBIT : Jakarta
TAHUNTERBIT 2010
ISBN :978-979-518-656-4
BAB II
ISIBUKU

BAB I : PENGERTIAN DAN TUJUAN PERENCANAAN PENGEJARAN

Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian dan tujuan perencanaan pengajaran. Perencanaan adalah
proses menetapkan tujuan dan menyusun metode, atau dengan kata lain cara mencapai tujuan. Proses
perencanaan merupakan proses intelektual seseorang dalam menentukan arah, sekaligus menentukan
keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kegiatan dengan memerhatiklan peluang,
dan berorientasi pada masa depan. Dalam pandangan saya, perencanaan pengajaran merupakan
kegiatan merencanakan atau merancang sebuah pengajaran dalam rangka mempersiapkan segala hal
untuk mencapai tujuan pengajaran. Perencanaan pada dasarnya bertujuan memberi pegangan bagi
para pihak yang terkait , mulai dari level makro (para pengambil kebijakan) sampai mikro
(pelaksana), dilapangan agar mengetahui arah yang dituju untuk mengurangi dampak perubahan,
mengurangi pemborosan dan kesia-siaan, serta menetapkan acuan untuk memudahkan pengawasan.
Dibuatnya perencanaan pengajaran bertujuan untuk memberikan pegangan atau arahan serta
memudahkan semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengajaran untuk mencapai tujuan
pengajaran dengan tidak menyia- nyiakanwaktu.

BAB II : KONSEP PENDEKATAN SISTEM DALAM PENGAJARAN

Pada bab ini menjelaskan sistem pengajaran dan komponen-komponen sistem pengajaran
dikemukakan oleh umar hamalik yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sitam pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-
unsur manusiawi material, fasilitas, perlngakapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai
sesuatu tujuan serta sebagain panduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pengajaran.
Sistem pengajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
pengajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk membaca buku, sistem belajar dikelas atau disekolahan,
diperguruan tinggi, atau disebuah kota. Sistem pengajaran senantiasa ditandai oleh organisasi dan
interaksi antar komponen dan mendidik siswa. Dengan demikian pendekatan sistem dalam pengajaran
merupakan kebiasaan 6) Tahapan- tahapan kegiatan pembelajaran meliputi:

a. Kegiatanawal
b. Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuanawal.
c. Menciptakan kondisi awal pembelajaran melaluiupaya
d. Kegiataninti
e. Penutup
Dalam memandang benda atau peristiwa dalam hidup sebagai sistem yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang diawali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang teori umum sistem,
filosofi sistem serta kemampuan keterampilan dalam menganalisis serta melakukan sintesis sistem
yang merupakan suatu paduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraanpengajaran.

Terdapat dua ciri pendekatan sistem pengajaran yaitu:

a. Pendekatan sistem pengajaran merupakan suatu pemikiran-pemikiran tertentu yang memberi arah
kegiatan belajarmengajar.

b. Pendekatan sistem pengajaran merupakan metodelogi khusus yang digunakan untuk mendesain
sistempengajaran.

Adapun manfaat pendekatan sistem, diantaranya:

(a) Melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas (b)
Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis
(c) Pendekatan sistem dapat merancang pengajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan
sumberdaya yang tersedia. (d) Pendekatan sistem dapat memberikan umpanbalik.

BAB III : BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Pada bab ini menjelaskan sistem instruksional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan
metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan yang
sebenarnya (Baker, 1971:16). Hal ini menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang akan guru
sampaikan kepada warga belajar harus materi yang telah teruji validitas dan reliabelnya. Materi
pembelajaran yang valid dan reliabel akan sangat mendukung pencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Di samping itu, walaupun materi pembelajaran sudah valid dan reliabel, tetapi
kalau cara penyampainnya kurang baik, besar kemungkinan tujuan tidak akan tercapai. Oleh karena
itu, diperlukan cara penyampaian atau cara pembelajarannya, yaitu metode yang telah teruji pula,
yang memungkinkan dapat digunakan dengan baik pada pelaksanaanpembelajaran.

Adapaun model - model Pengembangan Sistem Instruksional , secara garis besar dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:

1) Sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang terdiri atas
empat komponen: penentuan tujuan-tujuan yang spesifik, penilaian pendahuluan, pengajaran,
danpenilaian.

2) Model pengembangan sistem instruksional adalah se-perangkat prosedur yang berurutan untuk
melaksanakan pengembangan sisteminstruksional.

3) Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman empiris, dan
prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.
Dengan demikian pendekatan sistem dalam pengajaran merupakan kebiasaan dalam memandang
benda atau peristiwa dalam hidup sebagai sistem yang digunakan untuk memecahkan masalah yang
diawali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang teori umum sistem, filosofi sistem serta
kemampuan keterampilan dalam menganalisis serta melakukan sintesis sistem yang merupakan suatu
paduan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraanpengajaran.

Terdapat dua ciri pendekatan sistem pengajaran yaitu:

a. Pendekatan sistem pengajaran merupakan suatu pemikiran-pemikiran tertentu yang memberi arah
kegiatan belajarmengajar.

b. Pendekatan sistem pengajaran merupakan metodelogi khusus yang digunakan untuk mendesain
sistempengajaran.

Adapun manfaat pendekatan sistem, diantaranya: (a) Melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan
pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas (b) Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan
yang sistematis (c) Pendekatan sistem dapat merancang pengajaran dengan mengoptimalkan segala
potensi dan sumberdaya yang tersedia. (d) Pendekatan sistem dapat memberikan umpanbalik.

BAB III : BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Pada bab ini menjelaskan sistem instruksional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan
metode yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan yang
sebenarnya (Baker, 1971:16). Hal ini menunjukkan bahwa materi pembelajaran yang akan guru
sampaikan kepada warga belajar harus materi yang telah teruji validitas dan reliabelnya. Materi
pembelajaran yang valid dan reliabel akan sangat mendukung pencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Di samping itu, walaupun materi pembelajaran sudah valid dan reliabel, tetapi
kalau cara penyampainnya kurang baik, besar kemungkinan tujuan tidak akan tercapai. Oleh karena
itu, diperlukan cara penyampaian atau cara pembelajarannya, yaitu metode yang telah teruji pula,
yang memungkinkan dapat digunakan dengan baik pada pelaksanaan pembelajaran.

Adapaun model - model Pengembangan Sistem Instruksional , secara garis besar dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:

1) Sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang terdiri atas
empat komponen: penentuan tujuan-tujuan yang spesifik, penilaian pendahuluan, pengajaran,
danpenilaian.

2) Model pengembangan sistem instruksional adalah se-perangkat prosedur yang berurutan untuk
melaksanakan pengembangan sisteminstruksional.

3) Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman empiris, dan
prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.
4) Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa meliputi dua
cara: Pendekatan secara Empiris dan Dengan mengikuti atau membuat suatu model
(paradigmapproach).

5) Model – Model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan instruksional model


Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach & Ely, model IDI (Instruksional
Development Institute), danlain-lainnya.

BAB IV : APLIKASI BERBAGAI MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Pola instruksional menempatkan dimana dosen/guru mempunyai kedudukan sebagai satu-satunya


sumber belajar dalam sistem instruksional tetapi seiring berkembangnya waktu, pola isntruksional ini
mulai menggunakan sumber berupa media yang dipersiapkan secara khusus oleh para dosen/guru.
Pada bab ini menjelaskan ada beberapa model dalam pengembangan instruksional, yaitu seperti:
model pengembangan instruksional Briggs, Banathy, PPSI, Kemp, Gerlach dan Ely, serta IDI.
Pengembangan instruksional memiliki tujuan dan fungsi, yaitu: Tujuan utamanya adalah untuk
menghasilkan sistem instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan pengajaran pendidikan.
Sedangkan fungsi dari pengembangan instruksional dalam belajar mengajar yaitu: Sebagai pedoman
bagi guru/dosen dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, pedoman dalam mengambil keputusan
instruksional, Sebagai alat pengontrol/evaluasi dan sebagai balikan (Feed back) bagi guru tentang
keberhasilan pelaksanaanbelajar-mengajar.

BAB V : PERENCANAAN TUJUAN-TUJUAN INSTRUKSIONAL

Tujuan instruksional merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan, secara
nasional tujuan pendidikan tercantum dalam pembukaan Undang undang dasar 1945 yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa. Gambaran tentang ciri ciri kedewasaan yang perlu dikembangkan
pada anak didik dapat ditemukan dalam penentuan perumusan mengenai tujuan pendidikan, baik pada
taraf nasional maupun taraf pengelolaan institusi pendidikan. Perumusan suatu tujuan pendidikan
yang menetapkan hasil yang harus diperoleh siswa selama belajar, dijabarkan atas pengetahuan dan
pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang telah menjadi milik siswa. Adanya tujuan tertentu
memberikan arah pada usaha para pengelola pendidikan dalam berbagai taraf pelaksanaan. Dengan
demikian usaha mereka menjadi tidak sia sia karena bekerja secara profesional dengan berpedoman
pada patokan yang jelas. Perumusan tujuan Instruksional dalam desain pembelajaran merupakan
perumusan yang jelas dimana memuat pernyataan tentang kemampuan dan tingkah laku peserta didik
setelah mengikuti suatu program pengajaran tertentu untuk satu topik atau subtopiktertentu.

Dalam merumuskan tujuan instruksional, harus menetapkan jenis hasil belajar yang dapat dibedakan
menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan
instruksional ini dapat dibedakan menjadi tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK). Dalam merumuskan tujuan instruksional khusus hendaknya harus
mencakup unsur-unsur/komponen yang dikenal dengan singkatan ABCD (Audience, Behavior,
Condition, Degree).

Langkah-langkah dalam merumuskan tujuan instruksional secara garis besar adalah:

1) merumuskan tujuan instruksional umum yang merupakan hasil belajar yang diharapkan

2) merinci tujuan-tujuan instruksional umum menjadi tujuan-tujuan


instruksionalkhusus

3) memeriksa tujuan-tujuan instruksional untuk kejelasan dan kesesuaiannya Setiap TIK yang
hendak dicapai menuntut prasyaratan kemampuan internal yang harus dimiliki yang berupa salah satu
dari lima hasil belajar (informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
keterampilan sikap dan motorik). Analisis tugas belajar dikemukakan oleh Gagne karena menyangkut
penyelidikan terhadap komponen yang mungkin terdapat dalam tujuan instruksional dalam aspek jenis
perilaku dan dalam aspek isi terutama tentang pemahaman dan pengetahuan. Unsur pemahaman
menunjukkan pada konsep / dasar dan unsur pengetahuan menunjukkan pada informasi verbal. Kedua
unsur kiranya mutlak diperlukan karena tanpa pemahaman dan pengetahuan yang memadai sulit
memperoleh sikap yang mantap.

BAB VI : PERENCANAAN BAHAN-BAHAN PENGAJARAN

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang
materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari
Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat
Kegiatan Pembelajaran. Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem
instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1) Kriteria tujuaninstruksional

2) Materi pelajaran supaya terjabar

3) Relevan dengan kebutuhansisiwa

4) Kesesuaian dengan kondisimasyarakat

5) Materi pelajaran mengandung segi-segietik

6) Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik danlogis

7) Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli dan masyarakat
Sebelum menentukan materi pembelajaran, terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek- aspek keutuhan
kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukahafektif.

BAB VII : PERENCANAAN MEDIA PENGAJARAN

Pada buku menjelaskan media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pada terima pesan
yang berfungsi membangkitkan motivasi belajar mengulang apa yang memberikan balikan dengan
segera dan menggalakkan latihan yang serasi. Melalui media proses pembelajaran bisa lebih menarik
dan menyenangkan (joyfull learning), misalnyan siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna
maka dapat diberikan media dengan warna menarik. Demikianlah makalah yang dapat kami uraikan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Pada bab ini menjelaskan pentingnya merencanaakan media sebagaimana penunjang berkelanjutannya
pembelajaran. Kegunaan media pembelajaran antara lain: Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu verbalistis, Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, Dengan menggunakan media
pembelajaran yang tepat dan bervariasi, maka sikap pasif anak didik dapat diatasi, begitu juga
mengatasi perbedaan latarbelakang antara pendidik dan peserta didik. Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: media cetak, media elektronik, realia (objek nyata) yang
mempunyai kelebihan dan kelemahan masing- masing. Sedangkan pengertian dari perencanaan media
pembelajaran yaitu suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan media
pembelajaran, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam merencanakan media pembelajaran tersebut, kita perlu
memperhatikan kriteria dan pertimbangan-pertimbangan dalam memilih media pembelajaran.
Terdapat dua pendekatan dalam memilih media, yaitu pendekatan langsung (media jadi) dan
pendekatan rancangan, melalui tiga model, yaitu: model flowchart, model matriks dan modelchecklist.

BAB VIII : PERENCANAAN EVALUASI PENGAJARAN

Didalam bab ini menjelaskan perencanaan evaluasi pengajaran, secara umum dapat dikatakan evaluasi
pengajaran adalah penilaian/penaksiran terhadapa pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke a rah
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara
kuantitatif maupunkualitatif.
Adapun syarat dalam perencanaan tes evaluasi pembelajaran adalah validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktisibilitas, dan ekonomis. Dan juga Memiliki tujuan yang jelas, bersifat sederhana, memuat
analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan, bersifat fleksibel, memiliki keseimbangan,
memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah tersedia sehingga dapat digunakan secara efektif dan
berdaya guna serta memuat aspek yang ingin dicapai, teknik yang akan digunakan, alat pengukur
kecapaian siawa, tolak ukur yang dijadikan patokan dan juga frekuensi pengadaan tes.

Oleh karena itu dalam penyusunan sebuah tas perlu diperhatikan tes hasil belajar harus dapat
mengukur secara jelas hasil belajar, butir butir soal tes harus merupakan sampel yang representatif
dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, bentuk soal tes harus di buat bervariasi, tes hasil
belajar harus di desain dengan kegunaannya, tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan, tes
disamping harus dapat dijadikan alat ukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat
untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru
itusendiri.

BAB IX : PENYUSUNAN SATUAN PELAJARAN

Pada bab ini untuk mencapai penyusunan satuan pelajar ini perlu ada penegasan kembali dan
penyederhanaan dalam hal Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan
satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil Secara sistematis
rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut
:

1) Identitas matapelajaran

2) Kompetensi dasar danindicator

3) Materipokok

4) Media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

5) Strategipembelajaran

6) Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi:

7) Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut . tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang dilakukan. Berbagai contoh bentuk penilaian antara
lain : tes, tes tulis, kinerja, penugasan tergantung aspek apa yang akandiukur.

8) Sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar
yang harusdikuasai.
BAB III

PENUTU

3.1 Kelemahan

Kelemahan pada buku utama terdapat pada pembahasan yang banyak dan bertele- tele tidak pada
intisarinya terus. Dan pada buku pembanding pertama refrensi pembanding hanya sedikit, buku ini
tidak memberi pengatar pembahasan pada materi awal dan juga tidak membahas materi pendekatan
sistem dalam kegiatan pembelajaran/pengajaran dan penggunaan bahasa yang masih salah eja atau
salah ketik dan pembahasan tidak mencatum pendapat oleh para ahli. Pada pembanding kedua, buku
ini tidak memuat daftar pustaka dari kutipan yang termuat di dalamnya.

3.2 Kelebihan

Kelebihan pada buku utama terdapat pada memberikan gambaran yang tepat kepada seluruh pembaca
mengenai bagaimana cara dan sistematika anak ketika belajar, buku ini juga memaparkan pendapat
oleh para ahli sebagai acuan pembahasan atau pembahasannya melalui pola pikir oleh para ahli dan
hakikatnya. Pada buku pembanding pertama buku ini mempersingkat pembahasan, setiap halaman
buku memiliki tata letak yang cukup rapi sehingga tidak membuat bingung pembaca. dan hanya
membahas pada intisarinya (tidak bertele-tele). Pada buku pembanding kedua buku ini adalah bahan
ajar (modul) mata kulaih perencanaan pembelajaran dan buku ini juga menggunakan tata bahasa yang
mudah untuk dipahami oleh pembaca pemula seperti saya.

Anda mungkin juga menyukai