Anda di halaman 1dari 17

PENILAIAN PROGRAM BK

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Evaluasi dan Supervisi Bimbingan
dan Konseling

Dosen pengampu
Afriyadi Sofyan, M.Pd., Kons.

Disusun oleh
Ulinnuha Puat Saputri 1301418015
Suci Lestari 1301418007
Arsiti Kanteri 1301418011
Inas Zuhud Bashiroh 1301418013
Ovita Nilasari 1301418018
Galuh Prastika Guritno 1301418019

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi maha
penyayang. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehinggan makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Makalah ini mengenai “Penilaian Program Bimbingan dan Konseling” yang disusun
sebagai tugas untuk mata kuliah evaluasi dan supervisi bimbingan dan konseling.
Dengan makalah ini yang berisi tentang penilaian program bimbingan dan
konseling, penulis susun semaksimal mungkin dan pastinya terdapat bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan baik dalam susunan Bahasa maupun penulisan. Oleh sebab itu terbuka
bagi pembaca kritik dan sarannya, sehingga penulis dapat memperbaiki karya tulis
ini.
Penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan inspirasi
kepada pembaca.

Semarang, 29 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Penilaian Program Bimbingan Dan Konseling 4
2.2 Pendekatan Penilaian Program Bimbingan dan Konseling 6
2.3 Fokus Penilaian Program Bimbingan dan Konseling 7
2.4 Tahap-tahap penilaian program bimbingan dan konseling 13
BAB III KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilain program bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan program bimbingan itu mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilain
program merupakan langkah penting dalam pengelolaan program bimbingan dan konseling.
Keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan merupakan kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan evaluasi.
Fokus penilaian dapat dikelompokan menjadi beberapa fokus yaitu fokus personil, fokus
proses, dan fokus penilaian. Fokus penilaian personil adalah bagaimana unjuk kerja konselor
selama satu tahun apakah telah melaksnakan semua program yang direncanakan atau belum,
bagaimana kerjasama konselor dengan petugas yang lain, serta bagaimana akuntabilitas
konselor dalam mempertanggung jawabkan kinerja mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian program bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana pendekatan penilaian program bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana fokus penilaian program bimbingan dan konseling?
4. Bagaimana tahap-tahap penilaaian program bimbingan dan konseling?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang penilaian program bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui tentang pendekatan penilaian program bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui fokus penilaian program bimbingan dan konseling.
4. Untuk mengetahui tahap-tahap penilaaian program bimbingan dan konseling.
5.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian Program Bimbingan Dan Konseling


Penilain program bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan program bimbingan itu mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilain program
merupakan langkah penting dalam pengelolaan program bimbingan dan konseling. Keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
merupakan kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan evaluasi.
Sherzer dan stone (1981) mengemukakan bahwa penilaian adalah “Evaluation consist of
making syatematic judgmentsof the relative effectiveness with which goals are attained in
relation to special standard” yang secara bebas dapat diartikan sebagai proses pengumpulan
informasi untuk mengetahui eektivitas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya
pengambilan keputusan. Demikian juga Purwanto (1997:2) mengemukakan “evaluasi sebagai
suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang di perlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan.
Prayitno (1998) menjelaskan evaluasi bimbingan dan konseling dengan istilah
“penilaian”. Penilaian hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling dilakukan dengan
memperhatikan prosedur penilaian hasil layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan,
baik yang bersifat penilaian yang segera, penilaian jangka pendek, dan penilaian jangka panjang.
Penilaian tersebut mencakup penyusunan program, pelaksanaan program, penilaian dan analisis
hasil layanan serta tindak lanjut kegiatan yang dilaksanakan. Hasil penilaian itu sebagai dasar
untuk menentukan program tindak lanjut yang perlu dilaksanakan.
Berdasarkan konsep penilaian tersebut secara tersurat terdapat tujuan yang ingin dicapai
melalui aktivitas penilaian. Tujuan diadakan penelitian meliputi: (1) meneliti secara periodik
hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling, (2) mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan
konseling yang sudah terlaksana dan yang belum terlaksana, (3) mengetahui efektivitas metode
layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan, (4) mengetahui sejauh mana keterlibatan
semua pihak dalam menunjang keberhasilan layanan bimbingan dan konseling, (5) mengetahui
seberapa besar kontribusi bimbingan dan konseling terhadap tujuan pendidikan yang
ditetapkan instansi, (6) memberi pegangan yang kuat dalam mempublikasikan bimbingan dan

5
konseling, (7) memberikan masukan yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan
masalah individu, (8) memberi informasi tentang bagaimana eksistensi bimbingan dan konseling
kedepan.
Disamping tujuan tersebut penilain program bimbingan dan konseling juga berfungsi
untuk: (1) memberikan informasi bagi pembuatan keputusan pendidikan yang terkait dengan
kemandirian individu, (2) mengukur pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan
membandingkan dengan tingkat kemajuan individu/klien, (3) meningkatkan kualitas bimbingan
dan konseling, (4) meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan bimbingan dan
konseling di instansi, (5) mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
ketidak berhasilan layanan bimbingan dan konseling, (6)meningkatkan partisipasi personil
instansi membuat keputusan yang terkait dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan (7)
memberikan umpan balik, (8) meningkatkan pemahaman bagi personil bimbingan dan konseling
untuk selalu meningkatkan diri dalam layanan agar lebih profesional.
Penilaian terhadap program bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh unsur-unsur
seperti, koordinator bimbingan dan konseling untuk menilai guru pembimbing dan melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya, kepala instansi ataupun pengawas sebagai orang yang bertugas
dan bertanggung jawab membina dan mengawasi, ataupun personil lain yang terlibat dalam
kegiatan bimbingan dan konseling. Akan tetapi lebih baik bagi pembimbing apa bila dia mampu
menilai dirinya sendiri, memperbaiki, dan mengembangkan apa yang dirasakan kurang dalam
rangka perbaikan.
Di sisi lain penilaian merupakan bagian penting dari penegakkan akuntabilitas oleh
konselor. Hasil penilaian merupakan bahan informasi untuk mempertanggung jawabkan
pekerjaan konselor. Saat ini, terdapat arah baru dalam penegakkan akuntabilitas. Pada masa
sebelumnya akuntabilitas cukup tentang apa yang telah dikerjakan, tetapi saat ini akuntabilitas
menekankan pada dampak dan kontribusi apa yang dapat diberikan oleh konselor. Penegakkan
akuntabilitas, dalam pelayanan konseling di instansi, tidak cukup hanya dengan menyampaikan
layanan-layanan yang dilaksanakan konselor. Akuntabilitas saat ini menuntut penyampaian
berbagai dampak yang telah ditimbulkan oleh layanan yang diselenggarakan konselor.
Implikasi \dari orientasi ini adalah adanya kebutuhan model evaluasi konselor yang
memungkinkan konselor mendapatkan informasi tentang dampak yang telah ditimbulkan dari
pelayanan yang diberikannya.

6
Secara umum akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling berfungsi untuk: (1)
memperoleh balikan mengenai hasil kerja konselor, (2) mempertimbangkan penggunaan metode
dalam layanan bimbingan dan konseling, (3) dapat lebih mengenal kebutuhan-kebutuhan
individu yang belum terealisasi, (4) mengurangi cara kerja yang sifatnya rutunitas dan
menemukan inovasi layanan bimbingan dan konseling, (5) sebagai dasar untuk memberikan
masukkan dalam rekruitment konselor, dan (6) memberikan pertimbangan dalam meningkatkan
ketrampilan sosial melalui pengiriman untuk mengikuti pelatihan-pelatihan bimbingan dan
konseling.
Namun sampai saat ini masih sedikit penelitian yang berusaha mengembangkan model
penilaian yang dapat memfasilitasi konselor dalam meneguhkan akuntabilitas. Masih sedikit ahli
yang berusaha untuk mendesain penelitian untuk menilai efektivitas program bimbingan
konseling secara komprehensif (Wishton & Sexton dalam Brown & Trusty,2005). Penelitian
mengenai dampak pelayanan bimbingan dan konseling lebih banyak menggunakan strategi
eksperimen sehingga pemahaman terhadap dampak layanan hanya berfokus pada suatu layanan
tertentu saja. Padahal kebutuhan dalam praksis layanan bimbingan dan konselinng di instansi
adalah suatu model penilaian yang dapat memberikan informasi tentang dampak pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan.

2.2 Pendekatan Penilaian Program Bimbingan dan Konseling


Secara tradisional pendekatan penilaian program bimbingan dan konseling menurut Tan
(2004) mencakup tiga pendekatan :
a. Pendekatan / Model Tujuan
Yaitu suatu pendekatan dalam penilaian program bimbingan dan konseling diawali
dengan perumusan tujuan umum dan tujuan khusus. Penilaian dengan pendekatan tujuan ini
lebih konsen pada hasil yaitu perubahan yang terjadi pada klien. Pendekatan ini
memperhatikan dan meninjau kembali hasil yang telah diperoleh sebelumnya, dan hasil
akhir apa yang diperoleh setelah menhikuti layananbimbingan dan konseling.
1. Manfaat pendekatan ini
a. Setiap aktivitas bimbingan dan konseling dapat diketahui hasil kegiatannya
b. Dapat diketahui aktivitas mana yang belum mencapai tujuan yang direncanakan
c. Dapat digunakan untuk memperbaiki aktivitas bimbingan pada aspek yang belum

7
sesuai dengan tujuan yang direncanakan
d. Dapat digunakan sebagai feedback/balikan untuk perbaikan layanan
2. Kelemahan pendekatan ini adalah :
a. Penilaian akhir sering mengalami keterlambatan dalam mempengaruhi apa yang
terjadi
b. Pendekatan ini menyatakan bahwa perubahan dapat diukur/diamati,sedangkan hasil
kegiatan bimbingan dan konseling belum tentu dapat diukur seperti perubahan
perilaku,perubahan nilai dan
c. Tujuan-tujuan yang telah dikemukakan sering terjadi masalah-masalah dikemudian
hari.
b. Pendekatan/Model Proses
Menurut pendekatan ini fokus penilaian adalah proses pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling,sehingga dilaksanakan sepanjang kegiatan itu berlangsung. Hasil penilaian
proses ini adalah memberikan kejelasan tentang program yang telah dilaksanakan dan
melihat program mana yang berhasil dan program mana yang belum memberikan
indikator keberhasilan serta mana kegiatan yang gagal .
1. Keuntungan pendekatan ini adalah:
a. Dapat digunakan sebagai dasar perbaikan layanan program bimbingan dan konseling
b. Dapat diketahui proses kegiatan bimbingan dan konseling mana yang sesuai dengan
rencana dan mana yang tidak sesuai dengan rencana
c. Dapat digunakan sebagai dasar penyempurnaan layanan bimbingan dan konseling
2. Kelemahan pendekatan ini adalah:
a. Penilaian bisa subyektif dan kurang memperhatikan hasil layanan bimbingan.
b. Hasil penilaian ini tidak dapat digunakan untuk menilai keberhasilan program.
c. Pendekatan / Model Penelitian dan Pengembangan
Model ini dilaksanakan melalui penelitian program bimbingan dan konseling,yaitu
dengan pengujian merevisi, dan menyesuaikan yang dilaksanakan secara berkelanjutan
(terus menerus). Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan meningkatkan inovasi
untuk pengembangan bimbingan dan konseling.

2.3 Fokus Penilaian Program Bimbingan dan Konseling

8
Fokus penilaian dapat dikelompokan menjadi beberapa fokus yaitu fokus personil, fokus
proses, dan fokus penilaian.
1. Penilaian Program
Gysbera (2008) menjelaskan bahwa Penilaian /Evaluasi program merupakan prosedur
yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sejauh mana program Bimbingan
dan konseeling oleh konselor. Penilaian/Evaluasi program dapat digunakan sebagai prosedur
penelitian diri untuk mmgetahui bagaimana program saat ini berfungsi sebelum melakukan
perbaikan

Selanjutnya Gysbers dan Henderson (2012) mengemukakan bahwa para pemimpin


dihadapkan pada tugas dan tantangan untuk menentukan aktivitas dan pelayanan program
bimbingan dan konseling yang komprehensif. Konselor dapat Mengembangkan instrumen
evaluasi program dan prosedur yang diperlukan yang dapat diadopsi, diadaptasi atau dibuat
baru untuk melakukan evaluasi program bimbingan dan konseling. Kagiatan evaluasi ini
dapat dilakukan bergantung pada tujuan yang dicapai. Gsyben (2008) memaparkan bahwa
kapan dan seberapa sering pelaksanaan evaluasi program bergantung pada tujuan yang
dicapai. Namun demikian, untuk tujuan penelitian! diri (self-study) ASCA (dalam Gsybera,
2008).

Evaluasi program adalah prosedur yang digunakan untuk menentukan derajat tingkat
suatu sekolah mengenai program bimbingan dan konseling komprehensif yang tepat dan
berfungsi secara penuh. Penilaian dibuat mengenai status dari suatu program yang
menggunakan standard dan kreiteria evaluasi program yang diperoleh secara langsung dari
kerangka kerja program bimbingan dan konseling komprehensif ( Gysbers & Henderson,
2006). Standard dan kriteria evaluasi program diperlukan untuk memastikan bahwa suatu
program bimbingan dan konseling secara penuh terwakili. Ketika standard dan kriteria telah
terpilih dan mewakili suatu program bimbingan dan konseling komprehensif, kemudian
dibuat suatu skala untuk masing-masing ukuran yang terbentang dari poin 5 sampai 6 atau 7.
Hasil dari evaluasi program mengungkapkan di mana kemajuan telah dibuat atau
kekurangan dari implementasi keseluruhan program bimbingan dan konseling.

9
Penilaian program bimbingan dan Konseling adalah upaya untuk menelaah program
pelayanan bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan untuk
mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan dan konseling di sekolah
bersangkutan. Dengan demikian, tujuan evaluasipelayanan program bimbingan dan
konseling di sekolah adalah;

1. membantu menumbuhkembangkan kurikulum sekolah ke arah kesesuaian dan


kebutuhan peserta didik.
2. membantu guru-guru memperbaiki cara mengajar di kelas, dan
3. memungkinkan program bimbingan dan konseling berfungsi lebih efektif

2. Penilaian Kinerja Konselor (evaluate shool counselor performance)


Evaluasi kinerja atau penilaian personil merupakan prosedur yang digunakan untuk
menilai efektivitas kerja konselor dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling.
Fokus penilaian personil adalah bagaimana unjuk kerja konselor selama satu tahun apakah
telah melaksnakan semua program yang direncanakan atau belum, bagaimana kerjasama
konselor dengan petugas yang lain, serta bagaimana akuntabilitas konselor dalam
mempertanggung jawabkan kinerja mereka. Penilaian terhadap personil sekurang-
kurangnya mencakup dua hal yaitu:
a. Konselor melakasanakan pengajaran bimbingan secara efektif,
b. Konselor mendorong keterlibatan staf dan mengadakan kerjasama serta jejaring kerja
dengan mitra kerja.
Terhadap kedua standar tersebut disususnlah instrument untuk mengetahui kinerja konselor.
3. Penilaian Proses
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana program bimbingan dan konseling
kompherhensif di instansi relevan dan berfungsi secara penuh. Cakupan penilaian program
meliputi sejumlah layanan yang diberikan oleh konselor yang mencakup layanan
dasar,layanan,perencanaan individual,layanan responsive,dan dukungan sistem. Untuk
mengetahui efektifitas dan relevan tidaknya maka perlu disusun instrument yang mencakup
semua layanan yang diberikan. Adapun kegiatan dan pengelolaan penilaian proses
mencakup:
Bidang kurikulum, evaluasi dapat difokuskan pada tingkat integrasi(penggabungan)

10
antara bimbingan dan kurikulum instansi.Melalui penilaian proses ini mengkaji seberapa
jauh program bimbingan dapat secara luas memberikan kontribusi terhadap pencapaian
bidang instansi.Penggabungan antara bimbingan dengan kurikulum merupakan suatu
keharusan baik keharusan formal maupun keharusan instansi karena bimbingan dan
konseling merupakan sub sistem dari instansi secara keseluruhan.
Fokus pada peserta didik: secara individu, yang menjadi titik perhatiannya adalah
bagaimana data setiap individu secara optimal sehingga dampak dari layanan tersebut setiap
individu dapat mandiri dan berkembang secara optimal.
Fokus penilaian proses berikutnya adalah guru pembimbing atau konselor, artinya
bagaimana keterlibatan staf instansi dalam layanan bimbingan dan konseling instansi.salah
satu indikator pelaksanaan program bimbingan dan konseling akan memberikan kontribusi
yang signifikan apabila ada keterlibatan dan kerjasama antara konselor dengan staf yang ada
di instansi.
Keterlibatan orang tua, maksudnya bahwa penilaian bimbingan dan konseling juga
dikembangkan sampai pada sejauh mana keterlibatan orang tua dalam layanan bimbingan
dan konseling instansi dan seberapa efektif instansi telah merevitalisasi perannyasebagai
orang tua dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam membantu
perkembangan individu untuk mencapai kemandirian.
Bidang kerjasama dengan badan-badan di luar, fokus dari evaluasi dapat mengkaji
tentang pemanfaatan berbagai sumberdaya yang tersedia dalam perannya dalam aktivitas
bimbingan dan konseling. Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah
kerjasama dengan badan-badan diluar instansi mempunyai dampak yang signifikan terhadap
eksistensi dan keberlanjutan layanan bimbingan dan konseling instansi.
4. Penilaian Hasil
Jenis penilaian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program bimbingan
konseling terhadap keberhasilan individu yang ditunjukan oleh tingkat
kehadiran,disiplin,dan rata-rata, Pencapaian hasil belajar , perilaku individu , dan perubahan
psikologis yang lain. Untuk itu perlu disusun instrument yang digunakan untuk mengungkap
keberhasilan individu.
Secara garis besar penilaian proses dapat dikelompokan dalam empat bagian yaitu:
1. Layanan dan bimbingan konseling

11
2. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
3. Mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam layanan
4. Pengelolaan dana administrasi layanan Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis
dan terpadu.
Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian
dijadikan dasar dalam tindaklanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan
bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komperhensif, jelas dan cermat maka
diperoleh data atau informasi tentang proses dan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
Data dan informasi dapat dijadikan bahan untuk pertanggung jawaban/akuntabilitas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di instansi.
Fokus penilaian hasil adalah ditujukan atau diarahkan pada berkembangnya :
1. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah yang
dibahas.
2. Perasan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh individu sesudah pelaksanaan layanan
dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya
4. Respon peserta didik, personil sekolah, orang tua, masyarakat, dan stakehoolder yang lain
5. Perubahan kemampuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan
dan konseling.
Penilaian terhadap hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan salah
satu kegiatan yang strategi suntuk mengetahui perubahan yang terjadi pada klien. Adapun
pelaksanaan penilaian hasil dapat dilaksanakan melalui kegiatan penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian segera atau (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan segera
setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.
2. Penilaian jangka pendek (lajipen), merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan setelah
salah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai paling lama
satu bulan.
3. Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih menyeluruh setelah
dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu semester.
Penilaian ditujukan kepada perolehan individu yang menjalani layanan perolehan ini
diorientasikan kepada:

12
1. Pengentasan masalah individu sejauh manakah pemahaman individu tentang proses
pengentasan masalahnya? Pemahaman dan perolehan alternative pada gilirannya
diharapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku positif khusunya berkenaan
dengan permasalahan dan perkembangan diri individu serta individu memperoleh
kepuasan psikologi.
2. Perkembangan aspek-aspek kepribadian individu. Setelah memperoleh sejumlah layanan
bimbingan dan konseling individu akan memperoleh berbagai perubahan seperti sikap ,
motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar , konsep diri, kemampuan
berkomunikasi , kreatifitas dan apresiasi terhadap nilai dan moral.
Disamping fokus penilaian maka pertanyaan yang muncul adalah aspek-aspek apa
sajakah yang dinilai? Terhadap pertatanyaan tersebut maka sekurang-kurangnya aspek yang
perlu dinilai adalah :
1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2. Keterlaksanaan program
3. Hambatan-hambatan yang dijumpai
4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar
5. Respon individu, personil instansi, orang tua, masyarakatdll.
6. Perubahan kemajuan individu dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan dan
konseling, pencapaian tugas-tugas perkembangan individu serta hasil belajar maupun
pengamatan setelah individu untuk melanjutkan studi atau bekerja.

Format Penilaian Program Bimbingan dan Konseling


Format penilaian dapat dilakukan melalui berbagai model seperti berikut ini :
1. Format individual, kelompok, dan klasikal, maksudnya bahwa format yang digunakan untuk
menilai dapat dilaksanakan, secara perorangan, kelompok, maupun klasikal
2. Menggunakan media, baik secara lisan maupun tulisan. Namun demikian disarankan yang
menggunakantulisan agar dapat di dokumentasikan sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan
dapat segera diketemukan.
3. Penggunaan panduan dan instrumen baku atau yang disusun sendiri oleh
pembimbing. Panduan ini dapat berbentuk kuisioner dengan menggunakan skala 5 atau pun
dengan jenis skala yang lain. Namun yang terpenting adalah bahwa sebagai akuntabilitas

13
kinerja semua instrument dibuat panduan atau terdokumentasikan secara rapih.

2.4 Tahap-tahap penilaian program bimbingan dan konseling


Penilaian program bembingan konseling sebagai upaya untuk mengetahui beragai proses dan
produk dari serangkaian kegiatan dapat ditempuh melalui berbagai tahap adapun tahap penilaian
menurut tan (2004: 232) di ilistrasikan sebagai berikut:
a. Initiating (memulai) pada tahap ini di awali dengan mengidentifikasi masalah dan tujuan
evaluasi.berdasarkan identifikaasi ini maka para evaluator akan mempunyai pegangan
kearah mana evaluasi akan dilaksanakan. Dengan demikian kegiatan evaluasi menjadi
semakin terarah dan sestematis sehingga dapat dipertanggung jawabkan akuntabilitasnya.
b. Planning (perencanaan), pada tahap ini evaluator melibatkan semua anggota tim evaluasi
untuk mendesain dan memliki taknik evaluasi.pemilihan yang di dasarkan pada kebersaman
dapat memberikan kontribusi yang lebih dibandingkan dengan di rencanakan secara sendiri.
Fokus perencanaan ini adalah bagaimana evaluasi dilakukan dan teknik apa yang akan
digunakan. Perencanaan penilaian didasarkan pada pelaksanaan bimbingan dan konseling
komprehensif yaitu penilaian yang mencakup kegiatan personil, proses, dan hasil kegiatan
bimbingan dan konseling serta teknik evaluasi yang digunakan disesuaikan dengan tujuan
evaluasi.
c. Enquiring (menyelidiki), pada langlah ini evaluator melakukan serangkaian kegiatan dalam
mengumpulkan data dan menganalisis data yang telah diperoleh.fokus langkaah ini adalah
bagaimana ekanisme pengumpulan data dilakukan agar memperoleh data yang valid dan
reliable. Untuk itu hendaknya pelaksanaan meliputi standar pengumpulan data yang benar,
menentukan siapa yang menilai dan penetapan kondisi pelaksanaan pengumpulan data. Data
yang diperoleh selanjutnyadianalisis agar diketahui tingkat keberhasilannya, tingkat
hambatannya, tingkat kesesuaiannya dan tingkat akuntabilitasnya.
d. Reporting (pelaporan). Fukus langkah ini adalah membuat laporan yang talah di kumpulkan
dan di analisis.pelaporan yang dipresentasikan disampaikan dapat secara tertulis maupun
lisan namun sebaiknya setelah persentasi hasil disusun dalam bentuk narasi tertulis dan
didokumentasi agar setiap saat dapat di lihat kembali dan memudahkan dalam pertnggung
jawaban pelapornya.
e. Action (melakukan tindakan). Fokus langkah ini adalah bagaimana tidak lanjut hasil temuan

14
pada tahap sebelumnya.hasil tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kekurangan atau
kesalahan dan bagaimana upaya untuk memperbaiki kinerja pada waktu mendatang.
f. Review (peninjaun ulang). Fokus tahap ini adalah meninjau kembali upaya –upaya yang
telah dilakukan dan membut revisi kegiatan atau program bimbingan koseling untuk tahun
yang akan datang .

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penilain program bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk mengetahui sejauh
mana pelaksanaan program bimbingan itu mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilain program
merupakan langkah penting dalam pengelolaan program bimbingan dan konseling. Keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
merupakan kondisi yang hendak dilihat melalui kegiatan evaluasi.
B. Saran
Demikian penjelasan tentang makalah Penilaian Program tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan rujukan referensi yang ada
hubungannya dengan materi makalah ini. Penulis banyak berharap pada pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan berikutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyo.(2014).Manajemen Bimbingan Dan Konseling di Sekolah,widya yahya :Semarang

Riska Ahmad dan Marwisni Hasan. 2002.Pengelolaan Program BK. Padang: Jurusan BK FIP
UNP.

17

Anda mungkin juga menyukai