M. Pelaksanaan
1. Tahap Awal/ Pendahuluan
a. Pernyataan tujuan 1. Guru BK mengucapkan salam dan menyapa peserta
didik dengan kalimat yang membuat semangat
2. Guru BK mengucapkan terimakasih atas kehadiran
peserta didik
3. Guru BK meminta salah satu anggota kelompok
memimpin Doa
4. Guru BK memastikan peserta didik saling mengenal
5. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menjelaskan pengertian dan tujuan
bimbingan kelompok
b. Penjelasan tentang Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan
langkah-langkah Bimbingan Kelompok dengan topik “Lawan Bullying
kegiatan dengan Sikap Asertif” yang dilakukan dengan Teknik
permainan dan Sosiodrama. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah;
1. Berlatih mengidentifikasi sikap asrtif terhadap
perilaku bullying dengan melakukan permainan Find
and Match
2. Memberi penjelasan mengenai Teknik Sosiodrama
3. Menjelaskan cara pemilihan peran dengan
menggunakan role number
4. Memberikan informasi mengenai tindak lanjut
dengan bermain Bingo Game
c. Mengarahkan 1. Guru BK mengingatkan asas bimbingan kelompok
kegiatan 2. Menjelaskan cara bertanya dan mengemukakan
(konsolidasi) pendapat selama kegiatan
3. Tugas dan tanggung jawab Anggota Kelompok (AK)
dan Pemimpin Kelompok (PK)
4. Time limit
d. Tahap Peralihan 1. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada
(Transisi) peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami
2. Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta
didik untuk melaksanakan kegiatan Bimbingan
Kelompok
3. Setelah peserta didik menyatakan siap mengikuti
Bimbingan Kelompok maka Guru BK/Konselor
memulai ke tahap inti
2. Tahap Inti
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
N. Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK melakukan evaluasi dengan:
1. Mengamati sikap atau antusias anggota kelompok
dalam mengikuti layanan
2. Mengamati cara berdiskusi dan menyampaikan hasil
diskusinya
3. Mengamati cara anggota kelompok dalam
memberikan penjelasan dan keaktifan terhadap
pertanyaan Guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan kelompok:
1. Understanding: menanyakan pemahaman kepada
anggota kelompok mengenai materi yang telah
disampaikan
2. Comfortable: menanyakan perasaan peserta didik
setelah mengikuti bimbingan kelompok
3. Action: menanyakan tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan dengan membuat pohon tindakan
Lampiran:
1. Materi
2. Media
3. Skenario Sosiodrama
4. Lembar Evaluasi Proses dan Hasil
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
1. MATERI
Kasus bullying di sekolah sudah menjadi rahasia umum bagi dunia pendidikan,
dimana banyak data menunjukkan bahwa kasus bullying semakin meningkat terutama
pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat pengawasan sekolah juga
menentukan seberapa banyak dan seringnya peristiwa bullying dapat terjadi. Adapun
bentuk bullying yang banyak terjadi didominasi oleh bullying secara fisik, namun juga
tidak dipungkiri banyaknya kasus bullying secara verbal yang dilakukan oleh siswa.
Perilaku bullying berhubungan erat dengan dampak yang dirasakan secara langsung
oleh korban bullying seperti kesehatan psikologis dan perkembangan fisik. Oleh karena
itu korban yang mengalami bullying perlu mendapatkan bantuan berupa latihan asertif
agar hidupnya jauh dari tekanan kekerasan dan penindasan. Lebih jauh tindakan preventif
juga diperlukan untuk mengurangi tingkat kasus bullying yang terjadi di sekolah. Dengan
memiliki sikap asertif diharapkan siswa dapat terbebas dari adanya penindasan dan
kekerasan oleh orang-orang di sekitarnya.
A. Pengertian Asertif
Asertivitas adalah dimana individu yang dapat mengungkapkan dan
mengekspresikan melalui verbal serta nonverbal akan kebutuhan-kebutuhan dalam
dirinya berupa pendapat, perasaan, keinginan, pikiran, harapan dan tujuan baik positif
maupun negatif secara tegas dan terbuka tanpa ditutup-tutupi tetapi tidak
menyinggung perasaan orang lain. Orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku
asertif adalah orang yang berpendapat dari orientasi dari dalam, memiliki kepercayan
diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa
rasa takut dan berkomunikasi dengan orang lain secara lancar.
Latihan asertif dapat meningkatkan perilaku asertif, meningkatkan
pemahaman individu tentang perilaku agresif, asertif dan pasif. Dampak latihan asertif
pada peningkatan konsep diri adalah sangat dramatis, di mana kecemasan dapat
dihilangkan dan keyakinan diri dapat dipertinggi.
Orang yang berperilaku asertif akan menunjukkan hal berikut:
a. Merasa bebas untuk mengemukakan emosi yang dirasakan melalui kata dan
tindakan. Misalnya: “inilah diri saya, inilah yang saya rasakan dan saya inginkan”.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
b. Dapat berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal,
sahabat, dan keluarga. Dalam berkomunikasi relatif terbuka, jujur dan
sebagaimana mestinya.
c. Mempunyai pandangan yang aktif tentang hidup, karena orang asertif cenderung
mengejar apa yang diinginkan dan berusaha agar sesuatu itu terjadi serta sadar
akan dirinya bahwa ia tidak dapat selalu menang, maka ia menerima
keterbatasannya, akan tetapi ia selalu berusaha untuk mencapai sesuatu dengan
usaha yang sebaik-baiknya dan sebaliknya orang yang tidak asertif selalu
menunggu terjadinya sesuatu.
d. Bertindak dengan cara yang dihormati sendiri. Maksudnya karena sadar bahwa ia
tidak dapat selalu menang, ia menerima keterbatasan namun ia berusaha untuk
menutupi dengan mencoba mengembangkan dan selalu belajar dari lingkungan.
yang berbeda dengan orang lain; 14) anak yang berada di tempat yang keliru pada saat
yang salah.
Dengan memiliki sifat asertif dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang
walaupun dengan kondisi apapun yang sedang dia alami. Maka akan kecil
kemungkinan seseorang tersebut dapat dilecehkan, diolok-olok, ditindas, maupun
dibully dalam bentuk apapun oleh orang lain maupun orang terdekatnya.
Maka sangat penting bagi seseorang untuk memiliki sifat asertif karena
dengan sikap asertif seseorang tersebut dapat melindungi dirinya dari tindakan
sewenang-wenang yang dilakukan oleh orang lain. Hal ini juga dapat meminimalisir
dampak bullying terutama pada kesehatan psikologis.
Daftar Pustaka
Arumsari, C. (2017). Strategi konseling latihan asertif untuk mereduksi perilaku bullying.
Journal of Innovative Counseling: Theory, Practice, and Research, 1(01), 31-39.
Khan, R. I. (2012). Perilaku asertif, harga diri dan kecenderungan depresi. Persona: Jurnal
Psikologi Indonesia, 1(2).
Sari, N. W., Yusmansyah, Y., & Utaminingsih, D. (2014). Pengaruh Teknik Sosiodrama
untuk Peningkatan Perilaku Asertif Siswa. ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling),
3(4).
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
2. Media
3. Skenario Sosiodrama
Dimas dan Farihatunisa sebagai anak yang rajin sering dibully dan diolok-olok oleh
Kamilia, Elok, dan Dita. Mereka bertiga menganggap Dimas dan Farihatunisa tidak populer,
tidak keren dan gaul seperti mereka, sehingga bullying secara verbal sering mereka lakukan
untuk mengejek fisik dan penampilan dari Dimas dan Farihatunisa.
Sebagai teman sekelas dari Dimas, Farihatunisa, Kamilia, Elok, dan Dita yaitu Fikri
merasa sikap Kamilia, Elok, dan Dita sudah cukup keterlaluan untuk diteruskan. Sehingga
Fikri mencoba melerai dan mengingatkan perbuatan Kamilia, Elok, dan Dita agar tidak
diteruskan dan diulangi kembali dengan sikap asertif. Perkataan Fikri yang menggunakan
sikap asertif dapat diterima dengan baik oleh Kamilia, Elok, dan Dita dan juga tidak
menyakiti Dimas dan Farihatunisa sebagai korbab bullying.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
4. Evaluasi
PETUNJUK
Guru BK memberikan skor penilaian aspek yang diobservasi pada masing-masing
siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan dengan kriteria sebagai berikut:
Skor 5 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat baik
Skor 4 jika hal ini dilakukan siswa dengan baik
Skor 3 jika hal ini dilakukan siswa dengan cukup baik
Skor 2 jika hal ini dilakukan siswa dengan kurang baik
Skor 1 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat kurang baik
Skor Total =
Kriteria Hasil
Rentangan Kategori …………, ………………
74 – 100 Sangat Aktif Guru BK/ Konselor,
68 – 73 Aktif
52 – 67 Cukup Aktif …………………………..
36 - 51 Kurang Aktif
20 - 35 Sangat Kurang
Aktif
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
KEPUASAN SISWA
TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Identitas
Nama Siswa : ………………………………………...
Kelas : …………………………………………
Nama Guru BK /Konselor : …………………………………………
Petunjuk
3 = Sangat Memuaskan
2 = Memuaskan
1 = Kurang Memuaskan
Sangat Kurang
No Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru BK/Konselor
terhadap kehadiran Anggota Kelompok
2. Waktu yang disediakan untuk
bimbingan kelompok
3. Kesempatan yang diberikan guru
BK/Konselor kepada anggota
kelompok untuk menyampaikan
pendapat/ide
4. Kepercayaan Anda terhadap guru
BK/Konselor dalam layanan
Bimbingan Kelompok
5. Hasil yang diperoleh dari Bimbingan
Kelompok
6. Kenyamanan dalam pelaksanaan
Bimbingan Kelompok
Jumlah skor
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Kriteria Hasil
Rentangan Kategori …………, ………………