Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK

A. Komponen Layanan Layanan Dasar


B. Bidang Layanan Sosial
C. Topik Layanan Lawan Bullying dengan Sikap Asertif
D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pencegahan
E. Tujuan Umum Peserta didik mampu memunculkan sikap asertif guna
melawan perilaku bullying
F. Tujuan Khusus 1. Peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian
sikap asertif (C2)
2. Peserta didik mampu mengaitkan sikap asertif dengan
perilaku bullying (C3)
3. Peserta didik mampu merasionalkan urgensi sikap
asertif dalam melawan perilaku bullying (C4)
4. Peserta didik mampu memunculkan sikap asertif guna
melawan perilaku bullying C6)
G. Sasaran Layanan Kelas XI / Genap
H. Materi Layanan 1. Konsep dasar sikap asertif
2. Keterkaitan sikap asertif dengan perilaku bullying
3. Urgensi sikap asertif dalam melawan perilaku bullying
4. Cara memunculkan sikap asertif guna melawan
perilaku bullying
I. Waktu 1 x 40 Menit
J. Sumber Arumsari, C. (2017). Strategi konseling latihan asertif
untuk mereduksi perilaku bullying. Journal of
Innovative Counseling: Theory, Practice, and
Research, 1(01), 31-39.
Khan, R. I. (2012). Perilaku asertif, harga diri dan
kecenderungan depresi. Persona: Jurnal Psikologi
Indonesia, 1(2).
Sari, N. W., Yusmansyah, Y., & Utaminingsih, D. (2014).
Pengaruh Teknik Sosiodrama untuk Peningkatan
Perilaku Asertif Siswa. ALIBKIN (Jurnal
Bimbingan Konseling), 3(4).
K. Metode/ Teknik Sosiodrama dan Permainan
L. Media/Alat 1. I’m the.. (media pengenalan diri)
2. Find and match (identifikasi sikap asertif terhadap
perilaku bullying)
3. Bingo game (penugasan tindak lanjut)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

M. Pelaksanaan
1. Tahap Awal/ Pendahuluan
a. Pernyataan tujuan 1. Guru BK mengucapkan salam dan menyapa peserta
didik dengan kalimat yang membuat semangat
2. Guru BK mengucapkan terimakasih atas kehadiran
peserta didik
3. Guru BK meminta salah satu anggota kelompok
memimpin Doa
4. Guru BK memastikan peserta didik saling mengenal
5. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menjelaskan pengertian dan tujuan
bimbingan kelompok
b. Penjelasan tentang Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan
langkah-langkah Bimbingan Kelompok dengan topik “Lawan Bullying
kegiatan dengan Sikap Asertif” yang dilakukan dengan Teknik
permainan dan Sosiodrama. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah;
1. Berlatih mengidentifikasi sikap asrtif terhadap
perilaku bullying dengan melakukan permainan Find
and Match
2. Memberi penjelasan mengenai Teknik Sosiodrama
3. Menjelaskan cara pemilihan peran dengan
menggunakan role number
4. Memberikan informasi mengenai tindak lanjut
dengan bermain Bingo Game
c. Mengarahkan 1. Guru BK mengingatkan asas bimbingan kelompok
kegiatan 2. Menjelaskan cara bertanya dan mengemukakan
(konsolidasi) pendapat selama kegiatan
3. Tugas dan tanggung jawab Anggota Kelompok (AK)
dan Pemimpin Kelompok (PK)
4. Time limit
d. Tahap Peralihan 1. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada
(Transisi) peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum
dipahami
2. Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta
didik untuk melaksanakan kegiatan Bimbingan
Kelompok
3. Setelah peserta didik menyatakan siap mengikuti
Bimbingan Kelompok maka Guru BK/Konselor
memulai ke tahap inti
2. Tahap Inti
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

a. Kegiatan Peserta 1. AK menjelaskan apa yang dimengerti dari sikap


Didik/ Anggota asertif
Kelompok 2. AK mendengarkan penjelasan dari guru BK
3. AK menanyakan kejelasan materi
4. AK menyimak cara bermain Find and Match
5. AK bermain Find and Match
6. AK mendapatkan peran mereka disosiodrama
7. AK mwnyimak penjelasan garis besar sosiodrama
8. AK memerankan sosiodrama
9. AK menyampaikan perasaan dan pengalaman belajar
dengan menggunakan teknik sosiodrama
10. AK bersama PK mendiskusikan pentingnya sikap
asertif guna melawan perilaku bullying
b. Kegiatan Guru BK/ 1. PK menanyakan pemahaman anggota kelompok
Pemimpin mengenai sikap asertif
Kelompok 2. PK menjelaskan konsep dasar dari sikap asertif
3. PK memberi kesempatan untuk bertanya kepada AK
4. PK menjelaskan teknis permainan Find and Match
5. PK memandu jalannya permaninan Find and Match
6. PK beralih kepada kegiatan sosiodrama dengan
membagi peran AK
7. PK menjelaskan garis besar sosiodrama yang
diperankan
8. PK mengamati jalannya sosiodrama
9. PK memberikan kesempatan AK untuk
menyampaikan perasaan dan pengalaman belajar
10. PK bersama AK mendiskusikan pentingnya sikap
asertif guna melawan perilaku bullying
3. Tahap Pengakhiran
1. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk tanya jawab
2. Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menyimpulkan layanan bimbingan
kelompok yang telah dilakukan
3. Guru BK memberikan penguatan
4. Anggota kelompok merefleksikan kegiatan
(dengan format penyadaran – akomodasi -
tindakan/UCA)
5. Guru BK/Konselor memberikan tugas rumah bagi
anggota kelompok untuk mengisi Bingo Game
yang akan di upload pada IG BK Sekolah
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

N. Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK melakukan evaluasi dengan:
1. Mengamati sikap atau antusias anggota kelompok
dalam mengikuti layanan
2. Mengamati cara berdiskusi dan menyampaikan hasil
diskusinya
3. Mengamati cara anggota kelompok dalam
memberikan penjelasan dan keaktifan terhadap
pertanyaan Guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan kelompok:
1. Understanding: menanyakan pemahaman kepada
anggota kelompok mengenai materi yang telah
disampaikan
2. Comfortable: menanyakan perasaan peserta didik
setelah mengikuti bimbingan kelompok
3. Action: menanyakan tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan dengan membuat pohon tindakan

Semarang, 18 November 2020


Praktikan,

Lintang Titah Nastiti


NIM: 1301418078
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Lampiran:
1. Materi
2. Media
3. Skenario Sosiodrama
4. Lembar Evaluasi Proses dan Hasil
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

1. MATERI
Kasus bullying di sekolah sudah menjadi rahasia umum bagi dunia pendidikan,
dimana banyak data menunjukkan bahwa kasus bullying semakin meningkat terutama
pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat pengawasan sekolah juga
menentukan seberapa banyak dan seringnya peristiwa bullying dapat terjadi. Adapun
bentuk bullying yang banyak terjadi didominasi oleh bullying secara fisik, namun juga
tidak dipungkiri banyaknya kasus bullying secara verbal yang dilakukan oleh siswa.
Perilaku bullying berhubungan erat dengan dampak yang dirasakan secara langsung
oleh korban bullying seperti kesehatan psikologis dan perkembangan fisik. Oleh karena
itu korban yang mengalami bullying perlu mendapatkan bantuan berupa latihan asertif
agar hidupnya jauh dari tekanan kekerasan dan penindasan. Lebih jauh tindakan preventif
juga diperlukan untuk mengurangi tingkat kasus bullying yang terjadi di sekolah. Dengan
memiliki sikap asertif diharapkan siswa dapat terbebas dari adanya penindasan dan
kekerasan oleh orang-orang di sekitarnya.

A. Pengertian Asertif
Asertivitas adalah dimana individu yang dapat mengungkapkan dan
mengekspresikan melalui verbal serta nonverbal akan kebutuhan-kebutuhan dalam
dirinya berupa pendapat, perasaan, keinginan, pikiran, harapan dan tujuan baik positif
maupun negatif secara tegas dan terbuka tanpa ditutup-tutupi tetapi tidak
menyinggung perasaan orang lain. Orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku
asertif adalah orang yang berpendapat dari orientasi dari dalam, memiliki kepercayan
diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa
rasa takut dan berkomunikasi dengan orang lain secara lancar.
Latihan asertif dapat meningkatkan perilaku asertif, meningkatkan
pemahaman individu tentang perilaku agresif, asertif dan pasif. Dampak latihan asertif
pada peningkatan konsep diri adalah sangat dramatis, di mana kecemasan dapat
dihilangkan dan keyakinan diri dapat dipertinggi.
Orang yang berperilaku asertif akan menunjukkan hal berikut:
a. Merasa bebas untuk mengemukakan emosi yang dirasakan melalui kata dan
tindakan. Misalnya: “inilah diri saya, inilah yang saya rasakan dan saya inginkan”.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

b. Dapat berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal,
sahabat, dan keluarga. Dalam berkomunikasi relatif terbuka, jujur dan
sebagaimana mestinya.
c. Mempunyai pandangan yang aktif tentang hidup, karena orang asertif cenderung
mengejar apa yang diinginkan dan berusaha agar sesuatu itu terjadi serta sadar
akan dirinya bahwa ia tidak dapat selalu menang, maka ia menerima
keterbatasannya, akan tetapi ia selalu berusaha untuk mencapai sesuatu dengan
usaha yang sebaik-baiknya dan sebaliknya orang yang tidak asertif selalu
menunggu terjadinya sesuatu.
d. Bertindak dengan cara yang dihormati sendiri. Maksudnya karena sadar bahwa ia
tidak dapat selalu menang, ia menerima keterbatasan namun ia berusaha untuk
menutupi dengan mencoba mengembangkan dan selalu belajar dari lingkungan.

B. Kaitan Sikap Asertif Dengan Perilaku Bullying


Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal atau psikologis. Tindakan fisik
muncul dalam aktivitas menonjok, memaksa, memukul, menodong, mencekik,
menendang, meninju, menggigit, mencubit, mencakar, meludahi, dsb. Tindakan
verbal antara lain mengejek, menghina, mengolok-olok, menakuti lewat telepon,
ancaman kekerasan, pemerasan, mencela, gosip, dsb. Tindakan psikologis yakni tidk
diikutsertakan seseorang dalam satu kelompok, mengucilkan, dsb.
Semakin rendah perilaku asertif maka semakin tinggi kecenderungan menjadi
korban bullying.
Fenomena 1 (Media Find and Match)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Fenomena 2 (Media Find and Match)

Fenomena 3 (Media Find and Match)

C. Urgensi Sikap Asertif Dalam Melawan Bullying


Karakteristik anak yang rentan menjadi korban bullying yaitu : 1) anak yang
baru di lingkungannya; 2) anak termuda di sekolah; 3) anak yang pernah mengalami
trauma; 4) anak penurut; 5) anak yang perilakunya dianggap mengganggu orang lain;
6) anak yang tidak mau berkelahi; 7) anak yang pemalu; 8) anak yang miskin atau
kaya; 9) anak yang ras suku etnisnya dipandang inferior oleh pelaku; 10) anak yang
agamanya di pandang inferior oleh pelaku; 11) anak yang cerdas, berbakat atau
memiliki kelebihan; 12) anak gemuk atau kurus; 13) anak yang memiliki ciri fisik
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

yang berbeda dengan orang lain; 14) anak yang berada di tempat yang keliru pada saat
yang salah.
Dengan memiliki sifat asertif dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang
walaupun dengan kondisi apapun yang sedang dia alami. Maka akan kecil
kemungkinan seseorang tersebut dapat dilecehkan, diolok-olok, ditindas, maupun
dibully dalam bentuk apapun oleh orang lain maupun orang terdekatnya.
Maka sangat penting bagi seseorang untuk memiliki sifat asertif karena
dengan sikap asertif seseorang tersebut dapat melindungi dirinya dari tindakan
sewenang-wenang yang dilakukan oleh orang lain. Hal ini juga dapat meminimalisir
dampak bullying terutama pada kesehatan psikologis.

D. Memunculkan Sikap Asertif Guna Melawan Perilaku Bullying


Beberapa jenis perilaku asertif yang perlu dilatih adalah:
1) Berani mengemukakan pendapat permintaan kesukaan dan sebagainya yang
menjadikan orang dihargai sebagai manusia yang sederajat dengan manusia lain.
2) Mengekspresikan emosi emosi negatif (keluhan, kebencian, kritik,
ketidaksetujuan, intimidasi, kebutuhan untuk dibiarkan sendirian) dan menolak
permintaan.
3) Memperlihatkan emosi emosi positif (senang, menghargai, menyukai seseorang,
merasa tertarik) memberikan pujian dan menerima pujian dengan mengucapkan
terima kasih.
4) Pertanyaan "mengapa" tentang pemegang kekuasaan dan tradisi, bukan untuk
memberontak tetapi meminta tanggung jawab sebagai bentuk pernyataan
kepedulian untuk mengendalikan situasi dan mengubah sesuatu menjadi lebih
baik.
5) Memulai, melaksanakan, mengubah atau menghentikan percakapan secara
menyenangkan, berbagai perasaan, pendapat dan pengalaman dengan orang lain.
6) Mengatasi ketersinggungan sebelum kemarahan makin meningkat dan meledak
menjadi agresi.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Daftar Pustaka
Arumsari, C. (2017). Strategi konseling latihan asertif untuk mereduksi perilaku bullying.
Journal of Innovative Counseling: Theory, Practice, and Research, 1(01), 31-39.
Khan, R. I. (2012). Perilaku asertif, harga diri dan kecenderungan depresi. Persona: Jurnal
Psikologi Indonesia, 1(2).
Sari, N. W., Yusmansyah, Y., & Utaminingsih, D. (2014). Pengaruh Teknik Sosiodrama
untuk Peningkatan Perilaku Asertif Siswa. ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling),
3(4).
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

2. Media

Media Pengenalan Diri (I’m The…)

Media Tindak Lanjut (Bingo Game)


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

3. Skenario Sosiodrama

Dimas dan Farihatunisa sebagai anak yang rajin sering dibully dan diolok-olok oleh
Kamilia, Elok, dan Dita. Mereka bertiga menganggap Dimas dan Farihatunisa tidak populer,
tidak keren dan gaul seperti mereka, sehingga bullying secara verbal sering mereka lakukan
untuk mengejek fisik dan penampilan dari Dimas dan Farihatunisa.
Sebagai teman sekelas dari Dimas, Farihatunisa, Kamilia, Elok, dan Dita yaitu Fikri
merasa sikap Kamilia, Elok, dan Dita sudah cukup keterlaluan untuk diteruskan. Sehingga
Fikri mencoba melerai dan mengingatkan perbuatan Kamilia, Elok, dan Dita agar tidak
diteruskan dan diulangi kembali dengan sikap asertif. Perkataan Fikri yang menggunakan
sikap asertif dapat diterima dengan baik oleh Kamilia, Elok, dan Dita dan juga tidak
menyakiti Dimas dan Farihatunisa sebagai korbab bullying.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

4. Evaluasi

EVALUASI PROSES BIMBINGAN KELOMPOK

Hari/Tanggal :.......................... Kelas : ........................................


Materi : Sikap Asertif dalam Melawan Bulllying Pemberi Layanan:........................

PETUNJUK
Guru BK memberikan skor penilaian aspek yang diobservasi pada masing-masing
siswa sesuai dengan kolom yang telah disediakan dengan kriteria sebagai berikut:
Skor 5 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat baik
Skor 4 jika hal ini dilakukan siswa dengan baik
Skor 3 jika hal ini dilakukan siswa dengan cukup baik
Skor 2 jika hal ini dilakukan siswa dengan kurang baik
Skor 1 jika hal ini dilakukan siswa dengan sangat kurang baik

NO ASPEK YANG DIOBSERVASI NAMA SISWA (INISIAL)


1 2 3 4 5 6 7 8
Keaktifan siswa mengikuti layanan
1
BKP teknik sosiodrama
Antusias dalam setiap kegiatan BKP
2
teknik sosiodrama
Perhatian siswa saat guru menjelaskan
3 langkah-langka pelaksanaan
sosiodrama.
Keberanian siswa bertanya ketika ada
4
hal kurang dimengerti
Partisipasi siswa berpendapat
5 mengenai topik sosiodrama yang
diperagakan
Kesesuain dialog pemeran dengan alur
6
skenario
7 Respon siswa ketika proses diskusi
Komunikasi siswa dalam kelompok
8
bersama siswa yang lain
Mengembangkan hubungan positif
9
dalam kelompok
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Keaktifan siswa dalam memberikan


10
kesimpulan
Keaktifan siswa dalam proses evaluasi
11
bimbingan kelompok
JUMLAH SKOR

Kriteria Penentuan Skor

Skor Total =

Kriteria Hasil
Rentangan Kategori …………, ………………
74 – 100 Sangat Aktif Guru BK/ Konselor,
68 – 73 Aktif
52 – 67 Cukup Aktif …………………………..
36 - 51 Kurang Aktif
20 - 35 Sangat Kurang
Aktif
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

KEPUASAN SISWA
TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Identitas
Nama Siswa : ………………………………………...
Kelas : …………………………………………
Nama Guru BK /Konselor : …………………………………………

Petunjuk

1. Bacalah secara teliti


2. Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia.
3. Skor untuk masing-masing pilihan jawaban adalah sebagai beikut:

3 = Sangat Memuaskan
2 = Memuaskan
1 = Kurang Memuaskan

Sangat Kurang
No Aspek yang dinilai Memuaskan
Memuaskan Memuaskan
1. Penerimaan guru BK/Konselor
terhadap kehadiran Anggota Kelompok
2. Waktu yang disediakan untuk
bimbingan kelompok
3. Kesempatan yang diberikan guru
BK/Konselor kepada anggota
kelompok untuk menyampaikan
pendapat/ide
4. Kepercayaan Anda terhadap guru
BK/Konselor dalam layanan
Bimbingan Kelompok
5. Hasil yang diperoleh dari Bimbingan
Kelompok
6. Kenyamanan dalam pelaksanaan
Bimbingan Kelompok
Jumlah skor
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Kriteria Penentuan Skor


Skor Total =

Kriteria Hasil
Rentangan Kategori …………, ………………

79 – 100 Sangat Memuaskan Siswa yang mengisi


56 – 78 Memuaskan
33 – 55 Kurang …………………………..
Memuaskan

Anda mungkin juga menyukai