Anda di halaman 1dari 20

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL

A. Komponen Layanan Dasar


Layanan
B. Bidang Layanan Sosial-pribadi
C. Topik Layanan Mempelajari Sikap Percaya Diri
D. Fungsi Layanan Pemahaman dan Pengembangan
E. Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat atau mampu memiliki pemahaman tentang
pentingnya mempelajari sikap percaya diri yang akan berguna untuk
kehidupan sosialnya.
F. Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat atau mampu memahami konsep percaya
diri
2. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mengidentifikasi factor
pengaruh percaya diri
3. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mengidentifikasi aspek
sikap percaya diri
4. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mendefinisikan ciri-ciri
orang percaya diri
5. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mempelajari cara
membangun sikap percaya diri
6. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mempelajari cara
mempertahankan sikap percaya diri.
G. Sasaran Layanan Siswa SMA
H. Materi Layanan 1. Konsep percaya diri
2. Factor pengaruh percaya diri
3. Aspek sikap percaya diri
4. Ciri-ciri orang percaya diri
5. Cara membangun sikap percaya diri
6. Cara mempertahankan sikap percaya diri
I. Waktu 2 x pertemuan 45 menit
J. Sumber 1. Nurika, Bunga. 2016. Hubungan antara Konsep Diri dengan
Kepercayaan Diri Remaja yang Mengunggah Foto Selfie di
Instagram (Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Usia). Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Rosyida, I. 2013. Kepercayaan Diri. Malang: Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim
3. https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/03/15/125253/membangun-
percaya-diri-dalam-diri-siswa
4. http://www.ilawati-apt.com/kiat-mempertahankan-percaya-diri-dalam-
diri-anda/
K. Metode/ Teknik Problem Based Learning
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

L. Media/Alat Lembar Diskusi, Papan Tulis, Spidol

M Pelaksanaan
.
1. Tahap Awal/ Pendahuluan
a. Pernyataan 1. Guru BK/konselor membuka dengan memberi salam dan berdoa
tujuan 2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar,
pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Menympaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai

b. Penjelasan 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan tanggung jawab


tentang peserta didik.
langkah- 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan
langkah melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan
kegiatan melakukan dengan baik.
c. Mengarahka Guru BK/Konselor memberikan penejelasan tentang topik yang akan
n kegiatan dibicarakan
(konsolidasi)
d. Tahap Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan
Peralihan kegiatan, dan memulai ke tahap inti
(Transisi)
2. Tahap Inti
a. Kegiatan 1. Melakukan pemahaman terhadap konsep materi yang diberikan
Peserta 2. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
Didik 3. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok
lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.

b. Kegiatan 1. Memberikan konsep dari materi yang akan diberikan kepada peserta
Guru BK/ didik
Konselor 2. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok
3. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
4. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
5. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
6. Membuat catatan-catatan observasi selama proses layanan

3. Tahap 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan


Penutup 2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik
bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam

N. Evaluasi
1. Evaluasi Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan memperhatikan
Proses proses yang terjadi :
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas


yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan guru BK

2. Evaluasi Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan, antara lain :


Hasil
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan instrumen:
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam menyampaikan materi:
mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti : menarik/kurang
menarik/tidak menarik untuk diikuti

Mengetahui Semarang, 20 April 2020


Dosen Pembimbing Praktikan

Siva Enggar Melinia


NIP. 1301418082
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN KLASIKAL

Lampiran 1.1 Materi Layanan

1. Konsep percaya diri


2. Factor pengaruh percaya diri
3. Aspek sikap percaya diri
4. Ciri-ciri orang percaya diri
5. Cara membangun sikap percaya diri
6. Cara mempertahankan sikap percaya diri
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

MATERI DIMENSI PENGETAHUAN DAN


MATERI BIMBINGAN KELAS

Topik : Mempelajari Sikap Percaya Diri


Tujuan Umum : Peserta didik/konseli dapat atau mampu memiliki pemahaman
tentang pentingnya mempelajari sikap percaya diri yang akan
berguna untuk kehidupan sosialnya.
Tujuan Khusus :
1. Peserta didik/konseli dapat atau mampu memahami konsep percaya diri.
2. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mengidentifikasi factor pengaruh percaya
diri.
3. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mengidentifikasi aspek sikap percaya diri.
4. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mendefinisikan ciri-ciri orang percaya diri.
5. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mempelajari cara membangun sikap
percaya diri.
6. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mempelajari cara mempertahankan sikap
percaya diri.
Pokok Bahasan :
1. Konsep percaya diri
2. Factor pengaruh percaya diri
3. Aspek sikap percaya diri
4. Ciri-ciri orang percaya diri
5. Cara membangun sikap percaya diri
6. Cara mempertahankan sikap percaya diri
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

MATERI LAYANAN DASAR


MEMPELAJARI SIKAP PERCAYA DIRI

Konsep Percaya Diri

Percaya diri atau selfconfidence adalah aspek kepribadian yang penting


pada diri seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri maka akan banyak
menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut
yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat,
karena dengan adanya kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan
segala potensi yang ada di dalam dirinya. Kepercayaan diri adalah salah satu
aspek kepribadian yang penting pada seseorang. dengan kepercayaan diri,
seseorang mampu untuk mengaktualisasikan segala potensinya.

Maslow menyatakan bahwa percaya diri merupakan modal dasar untuk


pengembangan aktualitas diri. Dengan percaya diri orang akan mampu
mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurangnya percaya diri
akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya
diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut
dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan
pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Dapat
disimpulkan bahwa percaya diri dapat diartikan bahwa suatu kepercayaan akan
kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki
dapat di manfaatkan secara tepat.

Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri atau selfconfident adalah


kepercayaan akan kemampuan terbaik diri sendiri yang memadai dan
menyadari kemampuan yang dimiliki, dapat memanfaatkannya secara tepat
untuk menyelesaikan serta menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik
dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain.
Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

dengan kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal


pengalaman-pengalaman sejak kecil diri dalam individu sendiri.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Percaya Diri

Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi terdapat
proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa
percaya diri, yang mana prosesnya tidak secara instan melainkan melalui proses
panjang yang berlangsung sejak dini. Terbentuknya rasa percaya diri dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a) Faktor internal

1) Konsep diri
Menurut Anthony (1992) Terbentuknya kepercayaan diri pada diri
seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dari
pergaulan dalam suatu kelompok. Hasil interaksi yang terjadi akan
menghasilkan konsep diri.
2) Harga diri
Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif pula.
Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Santoso
berpendapat bahwa tingkat harga diri seseorang akan mempengaruhi
tingkat kepercayaan diri seseorang.
3) Kondisi fisik
Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Keadaan
fisik seperti kegemukan, cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu
indera merupakan kekurangan yang jelas terlihat oleh orang lain. Akan
menimbulkan perasaan tidak berharga terhadap keadaan fisiknya, karena
seseorang akan merasakan kekurangan yang ada peda dirinya jika
dibandingkan dengan orang lain. Jadi dari hal tersebut seseorang tidak
dapat berinteraksi secara positif dan timbullah rasa minder yang
berkembang menjadi tidak percaya diri.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

4) Pengalaman hidup
Pengalaman dapat menjadi faktor munculnya rasa percaya diri, sebaliknya
pengalaman dapat pula menjadi faktor menurunnya rasa percaya diri
seseorang. Anthony (1992) mengemukakan bahwa pengalaman masa lalu
adalah hal terpenting untuk mengembangkan kepribadian sehat.
b) Faktor eksternal
1) Pendidikan
Anthony (1992) mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah
cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaanyang lebih pandai,
sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi
mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan
mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya
dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
2) Pekerjaan
Rogers mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan
kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa
percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang
diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu
mengembangkan kemampuan diri. (Kusuma,2005)
3) Lingkungan dan Pengalaman hidup
Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya
dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga
seperti anggota kelurgayang saling berinteraksi dengan baik akan memberi
rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan
masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat,
maka semakin lancar harga diri berkembang. Dalam teorinya Adler
menekankan pada aspek sosial dari perkembangan kelahiran dan karenannya
mengajukan kemungkinan urutan kelahiran dan signifikannya dalam
hubungan interpersonal dari kehidupan keluarga. Dalam pendapat Adler
bahwa dalam posisi urutan tersebut, apakah yang pertama atau urutan yang
terakhir mempunyai sifat yang berbeda.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang


mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi bukan hanya karena satu
faktor, melainkan terdapat banyak faktor yang saling berkesinambungan yang
berlangsung tidak dalam waktu singkat melainkan terbentuk sejak awal masa
perkembangan manusia.

Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Menurut Rini (2006)15 orang yang mempunyai kepercayaan diri tinggi


akan mampu bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik,
tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan
langkah-langkah pasti dalam kehidupannya. Individu yang mempunyai
kepercayaan tinggi akan terlihat lebih tenang, tidak memiliki rasa takut, dan
mampu mempelihatkan kepercayaan dirinya setiap saat. Terdapat beberapa
aspek kepercayaan diri positif yang dimiliki seseorang seperti yang
diungkapkan oleh Lauster (1992) sebagai berikut:

1) Keyakinan akan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang


dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.
2) Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan
baikdalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan
kemampuannya.
3) Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau
segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut
kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.
4) Bertanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
5) Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal,
sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal
dan sesuai dengan kenyataan.

Ditinjau penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek kepercayaan


diri yang positif adalah memiliki rasa toleransi yang tinggi, tidak mudah
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

terpengaruh lingkunga, keyakinan akan kemampuan diri, optimis, bertanggung


jawab dalam setiap keputusan yang diambil.

Ciri-ciri Orang Percaya Diri

Kepercayaan pada diri sendiri yang sangat berlebihan tidak selalu


berarti bersikap yang positif. Ini umumnya menjerumus pada usaha tak kenal
lelah. Orang yang terlalu percaya diri sering tidak hati-hati dan seenaknya.
Tingkah laku mereka sering menyebabkan konflik dengan orang lain.
Seseorang yang bertindak percaya diri secara berlebihan, sering memberikan
kesan kejam dan lebih banyak lawan dari pada kawan. Ciri-ciri kepercayaan
diri positif menurut Lauster (1992: 11-12; dalam Ashriati, 2006: 49)18 yaitu :

1. Percaya akan kemampuan diri sendiri


Yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap gejala fenomena yang
terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengatasi
serta mengevaluasi peristiwa yang terjadi.
2. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan
Yaitu dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang
dilakukan secara mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan
mampu untuk menyakini tindakan yang diambil.
3. Memiliki sikap positif pada diri sendiri
Adanya penilaian yang baik dalam diri sendiri baik, dari pandangan
maupun tindakan yang dilakukan yang menimbulkan rasa positif
terhadap diri.
4. Berani mengungkapkan pendapat
Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan segala sesuatu dalam
diri yang diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa
yang dapat menghambat pengungkapan tersebut.

Membangun Sikap Percaya Diri

Mengatasi kurangnya kepercayaan diri harus dimulai dari diri sendiri.


Bagaimanapun, kepercayaan diri dibentuk dari sikap dan pikiran kamu saat
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

menanggapi sesuatu. Tanggapan yang dibentuk diri sendiri memberikan


kekuatan yang cukup besar untuk meningkatkan percaya diri. Namun, apa yang
perlu dilakukan untuk membentuk tanggapan positif yang dapat meningkatkan
kepercayaan diri? Berikut beberapa hal yang dapat kamu coba untuk
meningkatkan kepercayaan diri.

Untuk membangun percaya diri, ada banyak cara yang dapat dilakukan,
walaupun tidak mudah. Membangun rasa percaya diri tidak seperti
membalikkan telapak tangan, butuh suatu proses. Proses tersebut harus
dilakukan di kehidupan sehari-hari seperti tersenyum, tatap mata lawan bicara
anda, bangun perasaan positif dari dalam diri anda, tampilkan dengan serapi
mungkin, berdoalah dan tenangkan diri sejenak serta bicaralah perlahan dan
teratur.

Perbuatan-perbuatan tersebut dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri


pada seseorang dalam hal ini siswa siswi. Rasa percaya diri akan menentukan
bagaimana seseorang akan menilai dan menghargai dirinya. Kepercayaan diri
adalah salah satu modal yang kita perlukan untuk meraih kesuksesan. Jika
memiliki kepercayaan diri, kita akan terus termotivasi untuk melangkah ke
depan dan gak takut menghadapi hal-hal yang penuh tantangan. Kepercayaan
diri yang cukup juga akan mengantarkan kita pada kejutan-kejutan hidup yang
tak diduga datangnya.

Mempertahankan Kepercayaan Diri

1. Perluas Ilmu Pengetahuan


Dengan memiliki pengetahuan yang luas maka anda dapat tampil percaya
diri.
2. Rayakan kesuksesan masa lalu
Mengingat kembali masa llalu dan tidak lupa bersyukur dengan
keberhasilan saat ini.
3. Perkuat keyakinan
Lakukan sugesti diri seperti affirmasi dan visualisasi.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

4. Carilah orang-orang ahli yang bisa membantu anda.


Orang-orang ahi tersebut bisa anda temukan di buku, artikel, video,
seminar, atau dengan panggilan via telepon. Hal tersebut akan membantu
anda tetap focus pada tujuan anda dan mengendalikan anda untuk selalu
semangat dan percaya diri.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Lampiran 1.2 Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Nama : Kelas :

A. TOPIK : Mempelajari Sikap Percaya Diri


B. TUJUAN :
1. Peserta didik/konseli dapat atau mampu memahami konsep percaya diri.
2. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mengidentifikasi factor pengaruh
percaya diri.
3. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mengidentifikasi aspek sikap
percaya diri.
4. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mendefinisikan ciri-ciri orang
percaya diri.
5. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mempelajari cara membangun sikap
percaya diri.
6. Peserta didik/konseli dapat atau mampu mempelajari cara mempertahankan
sikap percaya diri.
C. MATERI SINGKAT
Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang
dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya kepercayaan diri,
seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi yang ada di dalam dirinya.
Orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam
menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta
bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya
dengan orang lain.
Kepercayaan diri tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan berkaitan
dengan kepribadian seseorang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal
pengalaman-pengalaman sejak kecil diri dalam individu sendiri.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

D. PETUNJUK BELAJAR
Bagi Siswa :
Siswa akan diminta membentuk kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6
anggota. Setelah siswa bergabung dengan kelompok masing-masing guru BK
akan memberikan lembar diskusi yang berisikan kasus yang akan didiskusikan
oleh kelompok dengan tujuan memecahkan masalah tersebut. Setelah selesai
diskusi kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Selesai
presentasi akan ada diskusi dengan guru BK mengenai hasil presentasi tersebut.
Bagi Guru BK :
Guru BK menjelaskan terlebih dahulu apa itu kepercayaan diri. Lalu guru BK
akan membagikan lembar diskusi yang berisi kasus kepada masing-masing
kelompok. Setelah kelompok selesai berdiskusi dan presentasi aka nada diskusi
lagi mengenai hasil presentasi tadi agar pemahaman lebih mendalam.
E. KOMPETENSI
Siswa/peserta didik dapat memahami dan mempelajari apa itu sikap percaya
diri atau kepercayaan diri, apa saja faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri,
apa pentingnya dalam kehidupan sosial atau keseharian mereka, dan siswa/peserta
didik dapat mempelajari cara membangun dan mempertahankan sikap percaya diri
mereka.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

F. LEMBAR KERJA
1. Bacalah kasus di bawah ini ! Setelah membaca kasus jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah mengenai kasus ini!

Dara merupakan murid kelas 11 SMA Pancasila, dia termasuk anak


pendiam dan jarang ikut bergabung bersama teman-temannya yang lain.
Dara sering terlihat murung di kelas dan cuek terhadap teman-temannya, hal
tersebut membuat teman-temannya semakin sungkan untuk mengajak Dara
bergabung. Ia sering merasa malu di hadapan teman-temannya, bahkan saat
presentasi di depan kelas pun Dara sering melakukan kesalahan karena
gugup. Setiap hari ia sendiri karena tidak memiliki teman, bahkan saat
waktu istirahat pun ia makan sendirian. Hingga pada suatu hari kelasnya
kedatangan murid baru, karena seluruh kursi sudah terisi dan tersisa kursi di
sebelah Dara akhirnya murid tersebut duduk di samping Dara.

“Hai, nama aku Sonya. Nama kamu siapa?” tanya murid baru tersebut
sambil mengulurkan tangannya ke Dara.

“Dara” jawab Dara pelan tanpa melihat kearah Sonya.

Sonya heran melihat sikap Dara, namun ia tak mau ambil hati karena
menurutnya mungkin Dara sedang kedatangan tamu bulanan atau moodnya
sedang buruk.

Seiring berjalannya hari Sonya masih terheran dengan sikap Dara, namun ia
terus mencoba berteman dengan Dara. Karena Sonya tahu bahwa terdapat
alasan dengan sikap dingin Dara.

**

“Ra, temenin aku ke kantin yuk?”

“Males Nya, sama yang lain aja” jawab Dara dengan nada ketus.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

“Ngga mau, sama kamu aja yuk. Ayolah Ra kita nggak pernah ke kantin
bareng sejak aku disini” ucap Sonya sambil menarik tangan Dara.

“Yaudah deh, tapi sebentar doang ya.”

“Yeay, oke Ra hehe”

**

Sesampainya di kantin mereka memesan makanan lalu mencari tempat


duduk, namun seluruh tempat terlihat penuh dan tersisa di jejeran Fara dan
kawan-kawan yang merupakan teman sekelas mereka.

“Nya, Ra duduk sini aja masih kosong” ucap Fara dengan melambaikan
tangan.

Dara mulai terlihat takut dan gugup karena harus duduk disana.

“Ayo Ra disitu aja ya, tinggal situ doang yang kosong” Sonya menarik Dara
untuk duduk bersama Farad an kawan-kawan.

Mereka asyik bercerita dan bercanda, namun Dara hanya mendengarkan dan
sedikit tersenyum.

“Ternyata seru juga gabung sama teman-teman” ucapnya dalam hati.

“Eh Nya Instagram kamu apa? Followan yuk hehe kan lumayan nambah
followers” kata Fani.

“Oh iya hehe @sonyacarlne”

“Kamu juga dong Ra ayo followan ih” ucap Fani sambil mengguncang
tangan Dara.

“Ha? Eh aku?” tujuk Dara pada dirinya sendiri.

“Iya ih sini apaan Instagram kamu, kita sekelas dari lama tapi nggak
followan”
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

“Hehe yaudah deh nih @gistadara” ucap Dara sambil sedikit tersenyum
senang.

“Ih cantik banget Ra, ini kamu belajar make up sendiri? Pangling banget
aku.” kata Kana terlihat antusias dengan foto-foto Dara di Instagram.

“Iya aku belajar make up dari SMP”

“Kapan-kapan ajarin dong Ra, aku sering banget acara tapi harus dimake
up-in orang, kan mending make up sendiri hemat uang juga” kata Fara
sambil memegang tangan Dara.

“Eh iya ayo kapan-kapan kita belajar make up bareng Dara, di rumah aku
deh ntar, gimana?” girang Sonya.

“SETUJUUUU!” kompak Fara, Fani, Kana.

“Oke deh kita cari waktu ya” ucap Dara senang karena akhirnya sekarang ia
memiliki teman dan tidak merasa malu atau takut lagi karena teman-
temannya ternyata baik, selama ini ia merasa minder karena ia tidak percaya
diri dengan teman-temannya. Dara merasa paling buruk diantara teman-
temannya, ia tidak seperti yang ada di foto instagramnya yang sangat cantik.
Tapi ternyata teman-temannya sangat baik dan mau menerimanya, Dara
hanya takut tidak diterima oleh teman-temannya.

**SELESAI**
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

LEMBAR KERJA KELOMPOK

Kelompok :
Nama anggota :

Pertanyaan Hasil Diskusi Kelompok

Masalah apa yang terjadi


dalam kasus tersebut?

Jelaskan penyebab
timbulnya masalah tersebut!

Jika kalian menjadi tokoh


dalam kasus tersebut,
bagaimana alternatif solusi
untuk memecahkan masalah
yang terjadi ?

Kesimpulan

Kritik dan saran


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Lampiran 1.3 Media


Laptop digunakan sebagai alat untuk presentasi
LCD digunakan sebagai sarana mengbungkan bahan presentasi pada laptop ke
layar.
Lembar Diskusi sebagai alat untuk menjawab pertanyaan dan berdiskusi.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gedung A2 Lantai 1 Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Unnes,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229

Lampiran 1.4 Instrument Evaluasi


Setelah menyusun dan memberikan Lembar Kerja Peserta Didik, siswa
diminta untuk mengisi lembar kerja tersebut yang kemudian Guru BK akan
memberikan penilaian akhir terhadap hasil yang sudah didapat. Lalu, beri tanda
centang (√) pada kolom yang sesuai dengan cara mengamati tingkah laku siswa
selama kegiatan berlangsung.

Selesai mengamati jumlahkan tanda centang yang telah diberikan dan


klasifikasikan jumlah tersebut kedalam penilaian sebagai berikut
Keterangan : Sangat Memahami : Baik ( 3 poin )
Memahami : Cukup Baik ( 2 poin )
Tidak Memahami : Tidak Baik ( 1 poin )
Sangat Tidak
Kelompo Memahami Memahami Memahami Jumlah
k
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anda mungkin juga menyukai