MATERI X
Dosen Pengasuh:
Dr. Drs. Pius Bumi Kellen, MM.,
Oleh : Kelompok- 10
SEMESTER VI-C
KUPANG
2021
DAFTAR ISI
Pengasuh,
10.2 Materi
Dengan adanya informan kunci dari pihak yang sudah tidak lagi aktif
di perusahaan farmasi (mantan manajer) diharapkan akan mendapatkan
informasi seobyektif mungkin karena tidak adanya konflik kepentingan
terhadap tempatnya bekerja. Dengan demikian penggunaan kriteria
informan kunci berdasarkan subyektifitas peneliti dapat dibenarkan
sepanjang dalam koridor untuk pemenuhan data penelitian.
1. Convenience Sample
Teknik penentuan sampel atau informan kunci berdasarkan
"kenyamanan". Maksud kenyamanan karena peneliti memilih
sampel atau informan kunci yang mudah dan dekat dengan peneliti.
Teknik ini dapat menghasilkan kualitas dan kredibitas data yang
rendah.
2. Judgment Sample
Judgment sample ini paling banyak dikenal oleh para peneliti.
Judgment ini terkenal dengan sebutan purposive sample (sampel
bertujuan). Peneliti yang menggunakan teknik judgment ini
menyeleksi sampel (informan kunci) yang benar-benar produktif
sehingga diharapkan dapat membantu dalam menjawab rumusan
masalah secara tepat.
3. Theoretical Sample
Penentuan dengan theoretical sample adalah proses berulang ulang
dalam desain penelitian kualitatif dengan menggunakan aspek
tinjauan teori banyak. Teknik ini membutuhkan "bangunan
intepretasi teoritis" dari data yang muncul dan mengelaborasinya
dalam teori. Teknik ini lebih banyak digunakan dalam penelitian
kualitatif grounded (grounded research theory) dan penelitian
kualitatif investigasi yang membutuhkan intepretasi. Sementara itu,
menurut Voicu and Babonea (2011) ada tiga macam teknik
snowball, yakni the linier method, non discriminative exponential
method, and discriminative exponential method.
4. The Linier Method
Maksud dari metode ini adalah peneliti meminta pendapat dari
informan pertama tentang sesuatu hal yang selanjutnya informan
pertama akan merekomendasikan satu pihak yang harus
diwawancarai oleh peneliti dan begitu seterusnya sampai data
jenuh.
5. Non discriminative exponential metho
Maksud dari metode ini adalah peneliti meminta pendapat pada
satu pihak dan meminta pihak tersebut menunjuk semua orang
yang mereka kenal untuk kemudian diwawancarai oleh peneliti
sampai data jenuh.
6. Discriminative Exponential Method Metode ini hampir sama
dengan non discriminative exponentian method namun
perbedaannya adalah tidak semua pihak yang direkomendasikan
oleh pihak pertama akan diwawancarai oleh peneliti. Peneliti
memilih secara acak pihak yang akan diwawancarai berdasarkan
arahan dari informan sebelumnya.
No Nama Keterangan
Informan
1. KK Manajer di PT “I”, Tbk
2. ER Manajer di PT “I”, Tbk
3. DS Manajer di PT “I”, Tbk
4. AP Manajer di PT “BF”, Group
5. NA Supervisor di PT “EPM”
6. YAS Mantan Manajer di PT ”BF”
7. DH Mantan manajer di PT. “H”Pharmaceutical
(PMA), dan pengamat industri farmasi
8. UA Pengamat industri farmasi
9. ZF Peneliti Intellectual Capital
10. WH Peneliti Intellectual Capital
11. M Pengurus GPFI Jatim dan Manajer PT. “AP”
12. AS Pengurus GPFI Jatim
13. TK Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan
BBPOM Surabaya
14. S Pakar Farmasi dan Ketua Program Studi S3 Ilmu
Farmasi PTN di Surabaya
Sumber : Data In Depth Interview
Pada penelitian ini ada dua mantan manajer perusahaan farmasi yang
digunakan sebagai informan, yakni YAS dan DH. Alasan informan
YAS keluar dari perusahaan farmasi karena ketidaksesuaian atas reward
yang diberikan. Menurut YAS bahwa tanggung jawab yang diberikan
kepadanya semakin besar, tetapi reward yang diterima tidak sebanding
dengan tanggung jawab tersebut, akhirnya YAS mengundurkan diri.
Karena mengetahui motif informan YAS keluar dari perusahaan,
berhati-hati dan kemudian mereduksi data pernyataan YAS yang
mengarah pada ketidakpuasan perusahaan. Sementara itu, informan DH
mengundurkan diri karena ada tugas tambahan yang sebagai dosen dan
juga agar bisa lebih dekar diembannya Perlu diketahui bahwa informan
DH ini dengan keluarga. I selain sebagai manajer perusahaan farmasi
juga sebagai dosen. Tidak ada ganjalan yang memberatkan ketika DH
melepaskan jabatan sebagai manajer perusahaan farmasi sehingga
informasi, usulan, dan pendapatnya tidak tendensius mengarah pada
ketidakpuasan terhadap perusahaan. Hal ini berbeda dengan informan
YAS. Namun, secara keseluruhan penggunaan mantan manajer ini
sangat bermanfaat untuk melihat dari sisi yang berbeda,
membandingkan dengan yang lebih baik, dan dapat melihat dari
"kejauhan" untuk mengatasi masalah yang kadang dari dekatpun tidak
nampak.
Informan kunci yang lain adalah peneliti IC (informan ZF dan WH),
pengamat industri farmasi (UA) dan DH), dan pengurus GP Farmasi
Indonesia Jawa Timur (informan M dan AS), kepala bidang penyidikan
dan pemeriksaan BBPOM Surabaya (informan TK), dan pakar industri
farmasi (informan S). Penggunaan informan kunci ZF dan WH sebagai
peneliti IC karena yang bersangkutan selama dua tahun (2010/2011 dan
2011/2012) melakukan penelitian IC dalam skim penelitian hibah
pekerti DIKTI Kemendikbud RI. Judul penelitiannya adalah "Model
Pengelolaan dan Pengembangan Intellectual Capital Guna
Meningkatkan Kinerja Bisnis Industri Farmasi dan Meraih Keunggulan
Bisnis Tingkat Global". Penggunaan informan-informan kunci tersebut
sangat membantu dalam memahami keseluruhan aspek yang diteliti
terkait dengan pengelolaan, pemberdayaan IC, praktik penyimpangan,
dan tuntutan etika moral di bisnis industri farmasi. Informan-informan
tersebut juga sangat bermanfaat hubungannya dengan proses uji
credibility khususnya pada cross check atau member check baik antar
informan dan atau dengan data dokumentasi. Artinya, tidak hanya
bermanfaat untuk memberikan pemahaman atas keholistikan materi
penelitian, tetapi juga digunakan oleh peneliti untuk menunjang
keabsahan data." (Hermawan, 2012)
Apabila dicermati lebih lanjut cara penulisan informan kunci diatas begitu
detil dan rinci, Hal tersebut dimaksudkan agar pembaca atau peneliti lain
memahami alasan peneliti menggunakan setiap informan kunci beserta
alasannya. Alasan lain agar informasi lebih lengkap dan lebih holistik
dalam melihat sebuah masalah atau fenomena. aspek keholistikan inilah
yang menjadi syarat utama sebuah penelitian kualitatif.
10.4 Kasus
Judul artikel yang akan dibahas dalam kasus ini adalah “Analisis Sistem
Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Start-Up (Studi Kasus Pada Pt Kuliner
Global Sejati)”. Artikel yang dijadikan kasus ini membahas mengenai
penerapan sistem informasi akuntansi yang ada di perusahaan “start-up”.
Sumber data dalam penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok,
yaitu data primer dan data sekunder
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari informan. Data
primer dalam penelitian ini dapat diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi yang akan dilakukan kepada informan kunci. Peneliti menetapkan
informan kunci dan informan pendukung untuk mendapatkan data yang
berhubungan dengan whistleblowing system diantaranya adalah informan
kunci dan informan pendukung.
Informan kunci dalam penelitian ini adalah pihak yang berkaitan langsung
dengan sistem informasi akuntansi terutama pihak yang menjadi pemeran
dalam setiap siklus yang ada yaitu Ibu Silvia Sumbogo sebagai Finance and
Accounting Manajer, Ibu Sheirly Gita selaku Account Payable Officer yang
berperan penting dalam siklus pengeluaran, Ibu Friska selaku Account
Payable Officer yang sangat berperan dalam siklus pendapatan dan
pengembalian kas, Pak Edward Samuel selaku Human Resources Department
yang berperan dalam siklus sumber daya manusia atau penggajian serta Pak
Mario Pranoto PPIC yang berperan penting dalam siklus persediaan dan
pengeluaran kas.
Penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui studi literatur, data sekunder tersebut dapat berupa informasi
yang didapat melalui artikel, internet, media cetak, dan elektronik, buku-buku,
jurnal penelitian, ataupun pedoman sistem informasi akuntansi serta foto,
laporan keuangan dan dokumen terkait standar operasional perusahaan yang
terdapat di PT Kuliner Global Sejati.