Anda di halaman 1dari 36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah tempat dimana saya

mengajar setiap hari, yakni di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Hubbul Falah Al-

Huda yang bertempat di Jalan Mashudi Dusun Cariu Barat RT. 001 RW.

003 Desa Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peniliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak

tanggal diberikannya tugas Statistik Pendidikan oleh bapak Dosen

Pengampu yakni Bapak Komarudin, M.Pd. peneliti melakukan penelitian

dalam kurun waktu kurang dari 7 hari, 2 hari pengumpulan data dan 5 hari

pengolahan data yang saya anggap meliputi penyajian dalam bentuk

skripsi.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal

menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan

dengan ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti;

kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.

Penelitian kualitatif pada umumnya dirancang untuk memberikan

pengalaman senyatanya dan menangkap makna sebagaimana yang tercipta di


28 lapangan penelitian melalui interaksi langsung antara peneliti dan yang

diteliti.

Penelitian kualitatif merupakan suatu proses penyelidikan untuk

memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran holistic

lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan

secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar alamiah.

Dari pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang digunakan apabila faktor penelitian tidak dapat

dikuantifikasikan atau tidak dapat dihitung sehingga variabel tidak dapat

diungkapkan dengan angka seperti persepsi, pendapat, anggapan dan

sebagainya. Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitiannya dapat

benar-benar berkualitas maka data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu

data primer dan data sekunder.

Langkah-langkah penelitian kualitatif yang peneliti gunakan adalah

sebagai berikut (Basuki 2006):

Langkah pertama/ persiapan: mempertimbangkan fokus dan memilih

topik, menyatakan masalah dan merumuskan pendahuluan pernyataan,

menyatakan masalah dan merumuskan pendahuluan pernyataan. Langkah

kedua/ penjelajahan yang luas: mencari lokasi/ subjek potensial, memilih

lokasi/ subjek yang dianggap cocok, menguji kecocokan lokasi/ subjek luas,

eksplorasi, mengembangkan rencana umum, melakukan kajian percobaan/

mengumpulkan data awal, merevisi rencana umum. Langkah ketiga/

memusatkan diri pada himpunan aktivitas yang terfokus: mengumpulkan data,


menyempurnakan rencana penelitian/ penjelasan fokus, aktifitas terfokus,

menyempitkan pengumpulan data, analisis data, menulis temuan dalam hal ini

kuisioner. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat komparatif. Kata

„komparasi‟ dalam bahasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna

dari kata tersebut menunjukan bahwa dalam penelitian ini peneliti bermaksud

mengadakan perbandingan kondisi yang berbeda yang ada di satu tempat,

apakah kondisi di tempat tersebut sama atau ada perbedaan, dan kalau ada

perbedaan, kondisi mana yang lebih baik. Menurut Ulber Silalahi (2009: 35)

menyatakan bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang

membandingkan dua gejala atau lebih. Penelitian komparatif dapat berupa

komparatif deskriptif (descriptive-comparative) maupun komparatif

korelasional (correlation-comparative). Komparatif deskriptif membandingkan

variable yang sama untuk sampel yang berbeda. Komparatif deskriptif juga

dapat digunakan untuk membandingkan variable 30 yang berbeda untuk

sampel yang sama. Perbandingan korelasional juga bisa dengan variabel yang

berbeda dalam hubungan dengan variabel yang sama. Selain itu, perbandingan

korasional pun bisa dengan membandingkan korelasi variabel yang sama

untuk sampel yang berbeda. Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 114) kajian

kausal-komparatif, khusus disusun untuk menentukan hubungan yang ada

antara beberapa faktor, variabel atau dimensi dengan tujuan menjelaskan

hubungan atau saling ketergantungan. Dari beberapa pendapat di atas, maka

dapat diketahui bahwa penelitian komparatif adalah penelitian yang

membandingkan tentang benda, orang, dan hal-hal lain dengan cara


menganalisis persamaan dan perbedaan yang ada dari objek/ subjek yang

diteliti.

C. Subyek Penelitian

Subjek yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini sebanyak dua

subjek yang merupakan siswa dengan kecenderungan introvert dan ekstrovert.

Peneliti berencana untuk mengambil subjek dari MI Hubbul Falah Al-Huda

tepatnya di kelas B.

D. Sumber Data

Sumber data adalah tempat, orang atau benda dimana peneliti dapat

mengamati, bertanya atau membaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan

variabel yang diteliti. Sumber data secara garis besar dapat dibedakan menjadi

beberapa, berikut di antaranya

1. Person (orang) yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara atau dalam konteks penelitian ini disebut

informan. Dalam sumber data yang termasuk informan adalah siswa kelas

6 B MI Hubbul Falah Al-Huda sebagai penerima materi, Jumlah infoman

di sini ada 28 orang.

2. Place (tempat) yaitu sumber data yang diperoleh dari gambaran tentang

situasi atau kondisi yang berlangsung berkaitan dengan masalah yang

dibahas dalam penelitian. Dalam sumber data ini peneliti memperoleh data

dari melihat situasi dan kondisi di MI Hubbul Falah AL-Huda yang

terletak di Desa Pangulah Utara Kecamatan Kota Baru Kabupaten

Karawang.
Sumber data dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua,

yaitu:

1) Sumber Data Primer

Sumber data ini adalah sumber pertama dimana sebuah data

dihasilkan. Data ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan

observasi dengan para pihak yang terkait, khususnya pada pihak MI

Hubbul Falah Al-HudaDesa Pangulah Utara Kecamatan Kota Baru

Kabupaten Karawang.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber

data primer. Sumber data sekunder diharapkan dapat berperan

membantu menjelaskan data yang diharapkan. Sumber data sekunder

dapat membantu memberikan keterangan atau data pelengkap sebagai

bahan perbandingan.

Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang umumnya berupa

bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

(data dokumenter).

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada setiap pembahasan mengenai metodologi penelitian persoalan

prosedur atau metode pengumpulan data menjadi sangat penting. Prosedur

atau metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data

yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan


pengunaan prosedur atau metode pengumpulan data dapat berakibat fatal

terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur atau metode

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalaui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu

dengan pancaindra lainnya. Dalam menggunakan metode observasi untuk

penggumpulan data peneliti harus melakukan pengamatan langsung

sekaligus pencatatan terhadap fenomena yang sedang dikumpulkan

informasinya. Metode obsevasi pada penelitian ini digunakan untuk

mengumpukan data-data yang berkaitan dengan proses belajar mengajar

yang diberikan oleh peneliti.

Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui keadaan yang

terjadi di lapangan dan berusaha mengenal akrab siswa siswi guna

mendapatkan informasi tentang focus penelitian yang sedang dilakukan

yaitu hal-hal yang berkaitan dengan praktik belajar mengajar yang

diberikan peneliti di kelas 6 B MI Hubbul Falah Al-HudaDesa Pangulah

Utara Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

secara tertulis, berupa catatan, transkip, arsip, dokumen, buku tentang

pendapatt, teori, dalil, atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Metode pada penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan latar belakang obyek

penelitian yang didokumentasikan dan kemungkinan dokumen lain yang

diperlukan untuk menunjang data penelitian yang sesuai dengan pokok

masalah yang terdapat di di kelas B MI Hubbul Falah Al-Huda Desa

Pangulah Utara Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang. Dalam

metode dokumentasi ini peneliti akan melakukan dokumentasi terhadap di

kelas B MI Hubbul Falah Al-Huda Desa Pangulah Selatan Kecamatan

Kota Baru Kabupaten Karawang.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data disebut pengolahan data dan penafsiran data. Analis data

merupakan upaya mencari dan menata sistematis cacatan hasil observasi,

wawancara dan lainnya sesuai dengan jenis dan golongan yang sudah

disiapkan peneliti, sehingga dapat meningkatakan pemahaman peneliti tentang

kasus yang diteliti dapat menyajikan hasil temuan peneliti secara mudah.

Dalam analisa data digunakan beberapa macam analisa yaitu: analisa

induksi, analisa deduksi, klasifikasi dan verifikasi. Analisa induksi, yakni

penarikan kesimpulan yang dimulai dengan menyatakan pernyataanpernyataan

yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun

argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan-pernyataan umum. Sedangkan

Analisa deduksi yaitu suatu penarikan kesimpulan dari suatu pernyataan-

pernyataan yang umum kedalam pernyataan khusus diakhir.


Klasifikasi adalah penggolongan atau pembagian data menurut kelas

penjenisan dalam bagian-bagian yang sudah ditetapkan. Sementaraverifikasi

ialah suatu pemeriksaan kembali sebuah data dari pengulangan atau

pengumpulan data yang ada.

Analisa data bertujuan menyempitkan dan membatasi penemuanpenemuan

sehingga menjadi suatu data yang teratur, tersusun dan lebih berarti. Dari data

yang berhasil dikumpulkan akan disusun, dianalisa sesuai dengan ketentuan

atau jenis masing-masing yang sudah disiapkan dalam menjawab adanya

pertanyaan bagaimana (induksi) dan apa saja (deduksi). Setelah data

dikelompokan berdasarkan jenisnya, peneliti melakukan pengecekan ulang

data, agar data tersebut tidak ada kesalahan dan dapat disajikan secara tertulis

dalam bentuk laporan penelitian.

G. Prosedur Penelitian

Untuk memperoleh hasil-hasil penelitian yang valid dan maksimal, maka

peneliti memakai prosedur dan tahapan-tahapan penelitian. Adapun tahapan-

tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai mengumpulkan buku-buku atau teori-

teori yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.Pada tahap ini

dilaksanakan pula proses penyusunan proposal penelitian yang kemudian

diseminarkan sampai pada proses disetujuinya proposal oleh dosen

pembimbing. Setelah mendapatkan persetujuan dosen pembimbing,


peneliti melanjutkan kepada tahap pengurusan surat-surat izin yang

digunakan untuk penelitian.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data yang ada

dilapangan berupa hasil observasi dan dokumentasi pada obyek penelitian.

Sehingga dari data-data yang didapatkan, peneliti dapat mengetahui

bagaimana metode yang peneliti lakukan dapat bekerja efektif atau tidak.

3. Tahap Analisa Data

Pada tahap ini peneliti menyusun dan menganalisis semua data yang

telah terkumpul secara sistematis dan terinci serta mendalam sehingga data

tersebut dapat dipahami, dapat dipertanggungjawabkan dan hasil dari

penelitian dapat diinformasikan kepada orang lain secara jelas.

4. Tahap Pelaporan

Tahap ini merupakan tahapan terakhir dari tahapan penelitian yang

peneliti lakukan. Tahapan ini dilakukan untuk membuat laporan tertulis

dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan bisa

dipertanggungjawabkan, laporan ini ditulis dalam bentuk skripsi.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

1. Kondisi Sekolah

a. Analisis Situasi

MI Hubbul Falah AL-Huda terletak di Dsn. Cariu Barat RT.

001 RW. 003 Desa Pangulah Utara Kec. Kotabaru Kabupaten

Karawang. Secara geografis, MI Hubbul Falah Al-Huda letaknya

sangat strategis, sangat mudah dijangkau siswa dalam satu daerah

maupun luar daerah karena terletak disamping jalan menuju pusat

kecamatan, sehingga siswa yang berdomisili diluar desa Pangulah

Utarapun tidak kesulitan berangkat sekolah sekalipun tidak

menggunakan kendaraan sendiri.

b. Kondisi Fisik

MI Hubbul Falah Al-Huda memiliki gedung sekolah

permanen. Di dalam gedung itulah terdapat berbagai fasilitas yang

dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fasilitas

yang dimiliki MI Hubbul Falah Al-Huda baik dan layak untuk

mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah

sarana prasarana yang ada di MI Hubbul Falah Al-Huda:

No
Sarana Prasarana Jumlah Keterangan
.

1. Ruang Kelas 6 Baik


2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

3. Ruang Tata Usaha 1 Baik

4. Ruang Guru 1 Baik

5. Tempat Parkir 1 Cukup

6. Perpustakaan Sekolah 1 Cukup

7. Kantin 1 Cukup

8. Kamar Mandi 2 Baik

9. Gudang 1 Baik

c. Kondisi Non Fisik

1) Potensi Guru dan Karyawan

Guru-guru di MI Hubbul Falah Al-huda sudah ada beberapa yang

memneuhi syarat UU guru dan dosen yaitu pemenuhan syarat S1

minimal bagi guru MI/SD. Guru MI Hubbul Falah AL-Huda

berjumlah 18 orang. Dengan rincian 16 orang guru tetap dan 2

guru pendamping wali kelas. Dari jumlah tersebut 3 guru tidak

memnuhi syart UU guru dan dosen, 3 guru masih menempuh

pendidikan S1 dan sisanya sudah bergelar sarjana starata 1.

Karyawan di MI Hubbul Falah AL-Huda berjumlah 4 orang, yaitu

Tata Usaha, petugas keamanan dan pemeliharaan sekolah.


Table 1 Daftar Guru MI Hubbul Falah Al-Huda

No
Nama Guru Jabatan
.

1. Hj. Siti Saodah Nurfadilah Kepala Madrasah

2. Ridwan Pranata Guru Mapel

3. Novita Dwi Pratiwi, S.Pd Guru Kelas 1

4. Sabilla Hanifa Yusrina, S.Pd Guru Kelas 1

5. Yulia Safitri, S.Pd Guru Kelas 2

6. Wijayanti Indah Wulandari H, SE Guru Kelas 2

7. Rahmawati Salamah, S.Pd Guru Kelas 3

8. Khoerunnasa, S.Pd Guru Kelas 3

9. Evi Rofi’ah, S.Pd.I Guru Kelas 4

10. Devi Kusdinah, S.Pd Guru Kelas 4

11. Kursiah Guru Kelas 5

12. Tia Isnaeni, S.Pd.I Guru Kelas 5

Yuli Zuhaeratul Zazirah,


13. Guru Kelas 6
A.Md.Kom, S.Pd

14. Zauzahra Jamilah Guru Kelas 6

15. Rikza Umami, SE Guru Mapel

16. Kurniawan, S.Pd.I Guru Mapel

17. Desty Fauziyyah Guru Pendamping

18. Rizky Fakhrezi Guru Penamping

Sumber : Dokumen Sekolah


Table 2 Daftar Karyawan MI Hubbul Falah Al-Huda

No
Nama Karyawan Jabatan
.

1. Juariyah Tata Usaha

2. Ai Pemelihara Sekolah

3. Hamdan Pemelihara Sekolah

4. Fiqri Yuntafa, S.P Petugas Keamanan

Sumber: Dokumen Sekolah

2) Potensi Siswa

Potensi dan minat belajar siswa kelas 6 MI Hubbul Falah

Al-huda sudah cukup baik. Mayoritas siswa memanfaatkan waktu

belajar mereka dengan baik. Siswa kelas 6 MI Hubbul Falah AL-

Huda memiliki kedisiplinan dan kerapian sangat baik. Siswa kelas

6 MI Hubbul Falah Al-huda berjumlah 59 orang dengan rincian

sebagai berikut:

Table 3 Daftar Jumlah 6 MI Hubbul Falah Al-Huda

No. Kelas Jumlah

1. VI A 31 Siswa

2. VI B 28 SIswa

Total 59 Siswa

Kegiatan belajar mengajar pada masa Pandemi ini di MI

Hubbul Falah Al-Huda untuk kelas pagi yaitu kelas 1, 2 dan 3


berlangsung mulai pukul 07.30 WIB – 09.30 WIB untuk hari

Senin sampai Kamis dan hari Sabtu. Sedangkan untuk hari Jum’at

berlangsung mulai pukul 07.30 WIB – 09.00 WIB. Dan untuk

kelas siang yaitu kelas 4, 5 dan 6 berlangsung pukul 10.00 WIB –

13.00 WIB untuk hari Senin sampai Kamis dan hari Sabtu.

Sedangkan untuk hari Jum’at berlangsung pukul 13.00 WIB –

15.00 WIB.

2. Visi dan Misi MI Hubbul Falah Al-Huda

Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar MI Hubbul

Falah Al-Huda memiliki visi dan misi yang harus dipahami oleh setiap

siswa. Visi MI Hubbul Falah Al-Huda, antara lain:

Meningkatkan mutu pendidikan yang berdasarkan tuntutan agama Islam

dan peduli sosial, serta saling membahu dalam segala kebaikan.

Misi MI Hubbul Falah Al-Huda, antara lian:

a. Mencerdaskan anak bangsa, serta membentuk mereka yang beriman

dan bertakwa.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan moral dan pengetahuan

terhadap semua siswa.

c. Menanamkan rasa tanggung jawab dan disiplin dalam menunaikan

tugas dan tanggung jawab.


B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Pra Tindakan

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan

penelitian adalah terlebih dahulu berdiskusi dengan siswa mengenai hal

yang akan dilakukan ketika pembelajaran TEMA 6 Mata Pelajaran PKN.

Dari diskusi tersebut peneliti dapat mengetahui kemandirian motivasi

belajar siswa kelas 6 B cukup tinggi. Kesimpulan tersebut diperoleh pada

waktu peneliti melakukan observasi di kelas 6 B banyak siswa yang

antusias dengan pilihan yang peneliti kasih, walau memang ada sebagian

siswa terlihat bercanda dan mengobrol dengan teman sebangkunya atau

siswa yang terlihat acuh ketika saya berdiskusi dengan siswa di kelas 6B

tersebut.

2. Tindakan

Tindakan ini dilaksanakan dua kali dengan alokasi 60 menit. Tindakan ini

terdiri dari perencanaan pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Sebelum mulai pelaksanaan, dilakukan berbagai persiapan dan

perencanaan dalam menerapkan model pembelajaran bermain.

Berikut ini dilakukan penelitian agar dapat berjalan dengan lancar.

1) Peneliti sekaligus selaku guru membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

bermain. Peneliti menentukan materi yang akan diajarkan dan


tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran tersebut.

Peneliti menentukan materi yang akan diajarkan adalah materi

IPS dengan Standar Kompetensi 3.3 Menganalisi posisi dan

peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik,

sosial, budaya, teknologi dan pendidikan dalam lingkup

ASEAN.

2) Peneliti menyiapkan media terkait materi yang akan

disampaikan ke siswa seperti kertas gambar bendera ASEAN,

gelas pelastik, kertas nama negara ASEAN.

3) Peneliti menyiapkan kamera untuk mendokumentasikan

kegiatan serta catatan lapangan untuk mencatat proses

pembelajaran.

4) Peneliti menyiapkan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 18 Januari

2022 pukul 10.00 sampai dengan 11.00 WIB. Jumlah siswa yang

tidak hadir 2 dan yang hadir 26 Siswa. Peneliti sekaligus guru kelas

6 B memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Dilajut dengan pembacaan doa, muraja’ah surat ‘abasa, annazi’at

dan annaba, dilanjut pembacaan asmaul husna dan terakhir


penambahan hafalan surat annaba 3 ayat. Kemudian peneliti

melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa.

Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan menyakan

pada siswa “Apakah kalian tadi sebelum berangkat sekolah sudah

sarapan?:. semua siswa menjawab sudah. Kemudian peneliti

kembali bertanya, “Di negara manakan kalian tinggal?” dan semua

siswa menjawab “Indonesia”.

Peneliti sekaligus guru kelas 6 B, menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa diharapkan

mampu mengidentifikasi pengetian ASEAN dan negara mana saja

yang termasuk dalam ASEAN dan mengidentifikasi pemimpin-

pemimpin di negara-negara ASEAN.

Selanjutnya peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok

diambil dari jadwal piket yang sudah tersusun. Kemudian peneliti

memberikan tugas pada lembar kerja siswa (LKS) dan meminta

mereka untuk berdiskusi seta kerjasama dengan anggota

kelompoknya.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan memilih salah

satu siswa perkelompok yang berperan sebagai guru untuk

mempresentasikan hasil diskusi.

Pada pertemuan kali ini yang berperan sebagai guru adalah

Sabrina Azzahra, Jilan Luthfa Hati, Fatimah Nazilah Hidayat,

Muhammad Andrea Sutisna, Muhammad Ikhsan dan Rega Putra


Permana. 1) Apa itu ASEAN? 2) Negara apa saja yang termasuk

kedalam ASEAN? 3) Apa nama pemimpin yang memimpin negara

ASEAN tersebut?. Lalu masing-masing mereka menjawab dengan

jawaban yang hampir sama 1) ASEAN adalah Perhimpunan

Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang memiliki kepanjangan

Association of Southeast Asian Nations. 2) Terdapat 11 negara-

negara yang termasuk ASEAN antara lain Indonesia, Brunei

Darussalam, Kamboja, Laosm Malaysia, Myanmar, Filipina,

Singapura, Thailand, Timor-Leste dan Vietnam. 3) Adapun

pimpinan negara ASEAN tersebut anatara lain Indonesia dipimpin

oleh presiden, Malaysia dipimpin perdana menteri, Thailand

dipimpin oleh Perdana menteri, Filipina dipimpin oleh presiden,

Singapura dipimpin oleh perdana menteri, Brunei Darussalam

dipimpin oleh sultab, Vietnam dipimpin oleh perdana menteri,

Laos dipimpin oleh Perdana menteri, Kamboja dipimpin oleh

perdana menteri, Myanmar dipimpin oleh jenderal dan Timor Leste

dipimpin ileh presiden.

Selanjutnya peneliti melakukan refleksi dan memberikan

poin penting dari materi yang telah dibahas. Kemudian peneliti

bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang telah dilaksanan. Peneliti memberikan tugas

kepada siswa untuk menghafal nama-nama negara, bendera negara


dan pimpinan negara-negara ASEAN untuk melakukan permainan

di pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan Kedua

Pada Tindakan pertemuan kedua ini dilaksanakan hari Selasa,

25 Januari 2022 pukul 10.40 sampai dengan 11.40 WIB. Berbeda

dengan pertemuan sebelumnya, pertemuan kedua ini ada 1 siswa

yang tidak hadir dikarenakan ada kepentingan keluarga yaitu

Bahrul Arzak sehingga jumlah siswa ada 27 orang. Proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dimulai dengan

mengucapkan salam. Dilanjut dengan pembacaan doa, muraja’ah

surat ‘abasa, annazi’at dan annaba, dilanjut pembacaan asmaul

husna dan terakhir penambahan hafalan surat annaba 3 ayat.

Kemudian peneliti melakukan presensi untuk mengetahui

kehadiran siswa.

Peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan untuk

mata pelaran IPS ini, kemudian peneliti meminta siswa untuk

duduk perkelompok untuk memudahkan mereka bekerjasama.

Kegiatan pembelajaran berikutnya peneliti meminta kepada

siswa untuk maju kedepan perkelompok dan membaca serta

menghafal nama negara, bendera dan pimpinan negara ASEAN.

Peneliti memberikan waktu untuk mereka selama 5 menit

perkelompoknya.

Kemudian peneliti memberikan peraturan atau cara bermain

pada permainan pengenalan bendera ASEAN ini. Permainan


dilakukan dengan 2 babak. Babak pertama yaitu, perkelompok

maju kedepan untuk mengambil bendera negara ASEAN satu

persatu, masing-masing anggota kelompok harus memasukan

bendera tersebut pada gelas plastik yang berisi nama negara

ASEAN. Pada babak ini masing-masing anggota kelompok harus

memberikan kepercayaan penuh, harus saling percaya dan jika ada

anggota kelompoknya yang salah tidak boleh saling menyalahkan.

Kemudian babak kedua, 2 kelompok bertanding untuk berebut

mengambil bendera negara ASEAN yang clue nya disebutkan oleh

peneliti. Clue tersebut adalah pimpinan negara ASEAN. Pada

babak kedua ini, para siswa diharapkan untuk membangun

kerjasama dan kepercayaan pada satu orang yang dianggap sebagai

ketua kelompok untuk memberikan arahan.

Permainan babak 1 dimulai dengan kelompok senin terlebih

dahulu dan mereka mendapatkan skor 70. Kelompok hari selasa

mendapatkan skor 60, kelompok hari rabu mendapatkan skor 90,

kelompok hari kamis mendapatkan skor 75, kelompok hari jum’at

mendapatkan skor 80 dan kelompok hari sabtu mendapatkan skor

70.

Permainan babak 2 dimulai dengan kelompok yang

memperoleh nilai tertinggi, yaitu kelompok hari rabu dan hari

jumat, masing-masing mendapatkan skor 80 dan 50. Kemudian

permainan selanjutnya dilakukan oleh kelompok hari kamis dan


hari sabtu, dan masing-masing mendapatkan skor, 70 dan 0. Dan

terakhir permainan dilakukan oleh kelompok hari senin dan hari

selasa. Masing-masing mendapatkan skor 60 dan 50.

Selanjutnya peneliti melakukan refleksi dan memberikan poin

penting dari materi yang telah dibahas. Kemudian peneliti

bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang telah dilaksanan. Peneliti memberikan tugas

kepada siswa untuk menghafal nama-nama negara, bendera negara

dan pimpinan negara-negara ASEAN untuk melakukan permainan

di pertemuan berikutnya.

c. Observasi atau Pengamatan

Berdasarkan pengamatan pada saat pelaksanaan kegiatan

pembelajaran Tindakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap siswa

Pada Tindakan pengamatan atau observasi pada siswa

meliputi kemandirian dan motivasi belajar siswa kelas 6 B MI

Hubbul Falah Al-Huda berikut uraian lebih lanjut:

a) Kemandirian belajar siswa

Berdasarkan hasil observasi kemandirian belajar siswa

pada Tindakan menunjukkan dengan menggunakan model

pembelajaran bermain siswa sudah mampu untuk

memecahkan masalah terutama pada saat terjadi diskusi

dengan kelompoknya. Ada 4 siswa yang terlihat belum


memiliki motivasi belajar yang tinggi terlihat dari tidak

antusiasnya dalam mengikuti diskusi.. Pada Tindakan ini

diperoleh data sebagai berikut:

Table 4 Data Hasil Observasi Kemandirian


No Aspek Indikator Persentase
Aktif berpendapat
Memiliki motivasi
1. dalam kegiatan 80%
belajar yang tinggi
belajar.

Mengumpulkan
Memiliki sikap
3. tugas tepat 80%
tanggungjawab
waktu.
Mampu
Menyimpulkan
melakukan
4. materi yang sudah 80%
evaluasi
dipelajari.
belajar
Tidak mencontek
dan bergantung 85%
Memiliki sikap
5. pada teman.
percaya diri
Mempresentasikan
78%
tugas.
Rata-rata pencapaian indikator
81%
kemandirian belajar siswa
Kriteria keberhasilan tindakan 80%
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa pada

Tindakan observasi kemandirian belajar IPS siswa secara

keseluruhan memperoleh hasil persentase sebesar 80%. Hal

ini menunjukkan bahwa Tindakan sudah memenuhi kriteria

keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan yaitu sebesar

76% atau lebih. Agar lebih jelas, berikut ini adalah diagram

persentase hasil observasi kemandirian belajar

Observasi Kemandirian Belajar

82%

81%

80%

79%
ar ab ar ri
l aj w l aj Di
Ja a
i Be g i Be ay
s un s rc
va g ua Pe
oti ng al
M Ta Ev

Series 1 Column1 Column2

Figure 1 Diagram Presentase Hasil Observasi Kemandirian Belajar


Berdasarkan hasil angket kemandirian belajar IPS yang

telah diberikan peneliti kepada siswa kelas 6 B MI Hubbul

Falah AL-Huda, diperoleh data sebagai berikut:

Table 5Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Tindakan


No Indikator Persentase
1. Mampu memecahkan masalah 80%
2. Memiliki motivasi belajar tinggi 80%
3. Memiliki sikap tanggung jawab 80%
4. Mampu melakukan evaluasi belajar 80%
5. Memiliki sikap percaya diri 85%
Rata-rata pencapaian indikator kemandirian 81%
belajar siswa
Kriteria keberhasilan tindakan 80%

Berdasarkan tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa hasil angket

tidak jauh berbeda dengan hasil observasi yaitu belum memenuhi

kriteria keberhasilan tindakan. Persentase yang diperoleh dari hasil

angket sebesar 81 %. Hal ini jelas sudah sangat memenuhi kriteria

keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu sebesar 76% atau

lebih. Agar lebih jelas, berikut adalah diagram persentase hasil

angket kemandirian belajar siswa:

Angket Kemandirian Belajar


86%
83%
80%
77%
ah ar ab ar ri
al l aj w l aj Di
as Be g
Ja Be ay
a
M i i rc
an va
s
g un ua
s
Pe
hk oti ng al
ec
a M Ta Ev
em
M

Series 1 Series 2 Series 3

b) Motivasi belajar siswa


Berdasarkan hasil observasi motivasi belajar siswa pada

Tindakan menunjukkan bahwa siswa belum memiliki

semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

terutama pada saat diskusi dan dialog “guru-siswa”. Pada

Tindakan diperoleh data sebagai berikut:


Table 6 Motivasi Belajar Siswa
No. Indikator Persentase
Sumber: 1. Siswa tekun mengerjakan tugas
80%
Data yang mata pelajaran IPS.
diolah 2. Siswa ulet dalam menyelesaikan
78%
tugas mata pelajaran IPS.
3. Siswa menunjukkan minat pada
82%
mata pelajaran IPS.
4. Siswa memperhatikan pelajaran
80%
IPS
5. Semangat dalam mengikuti
85%
pelajaran IPS.
6. Adanya hasrat dan keinginan
90%
untuk berhasil.
Rata-rata pencapaian indikator motivasi 82.5%
belajar siswa
Kriteria keberhasilan tindakan 80%

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa pada

Tindakan observasi motivasi belajar IPS siswa secara

keseluruhan memperoleh hasil persentase sebesar 80%. Hal ini

menunjukkan bahwa Tindakan sudah memenuhi kriteria

keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 76%

atau lebih. Agar lebih jelas, berikut ini adalah diagram persentase

hasil observasi motivasi belajar siswa:


Observasi Motivasi Belajar
92%
88%
84%
80%
76%
72%
n et at n t il
ku Ul in ka ga ha
s
Te M a ti an er
rh m B
pe Se an
em g in
M in
Ke
an
td
s ra
Ha

Series 1 Column1 Column2

Figure 2Diagram Presentase Hasil Observasi Belajar


Berdasarkan hasil angket kemandirian belajar IPS yang

telah diberikan peneliti kepada siswa kelas 6 B MI Hubbul Falah

Al-Huda, diperoleh data sebagai berikut:


Table 7 Data Hasil Angket Motivasi Belajar
No. Aspek Persentase
1. Siswa tekun mengerjakan tugas mata
80%
pelajaran IPS
2. Siswa ulet dalam menyelesaikan tugas
80%
mata pelajaran IPS.
3. Siswa menunjukkan minat pada
80%
pelajaran IPS.
4. Siswa memperhatikan pelajaran IPS 78%
5. Siswa semangat dalam menguasai
86%
pelajaran IPS
6. Siswa memiliki hasrat dan keinginan
80%
untuk berhasil.
Rata-rata pencapaian indikator
80.6%
motivasi
belajar siswa
Kriteria keberhasilan tindakan 80%

Berdasarkan tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa hasil angket

tidak jauh berbeda dengan hasil observasi yaitu sudah memenuhi

kriteria keberhasilan tindakan. Persentase yang diperoleh dari hasil

angket sebesar 80.6 %. Hal ini jelas memenuhi kriteria keberhasilan

tindakan yang ditetapkan yaitu sebesar 76% atau lebih. Agar lebih

jelas, berikut adalah diagram persentase hasil angket motivasi belajar

siswa:
Angket Motivasi Belajar
86%
82%
78%
74%
ku
n et at ka
n
ga
t ar
Te Ul in
an l aj
M ati Be
rh m
pe Se na
n
em gi
M in
Ke
an
a td
sr
Ha
Series 1 Column1 Column2

Figure 3DIagram Hasil Presentase Angket Motivasi Belajar


b. Refleksi

Pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran bermain, peneliti sebagai guru telah melaksanakan

pembelajaran dengan baik walaupun terdapat banyak kendala.

Diterapkannya model pembelajaran bermain ini kemandirian dan

motivasi belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya.

Pada Tindakan ini sudah mengalami peningkatan dalam hal

kemandirian dan motivasi siswa sudah mengalami kenaikan.

Disamping itu, siswa juga semakin paham dengan model

pembelajaran bermain. Siswa menjadi lebih berani untuk presentasi di

depan kelas dengan baik dan benar sehingga tidak perlu ditunjuk

mereka sudah berebutan untuk presentasi di depan. Guru juga masih

membiarkan siswa yang ramai walaupun sudah ditegur berulang-

ulang sehingga menjadikan pembelajaran kurang optimal. Pengaturan

alokasi waktu juga perlu ditinjau kembali agar pembelajaran dapat


berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Guru juga perlu

memotivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran bermain.


C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian dengan menggunakan model pembelajaran

bermain menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam aspek

kemandirian dan motivasi belajar IPS siswa kelas 6 B MI Hubbul Falah

Al-Huda dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar dengan model

pembelajaran lain.

Pada kemandirian dan motivasi belajar siswa terlihat dari hasil

angket siswa kelas 6 MI Hubbul Falah Al-Huda memang memiliki nilai

yang cukup tinggi. Hal ini menyatakan bahwa hipotesis tindakan yang

menyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran bermain

akan terjadi peningkatan yaitu dalam hal peningkatan kemandirian dan

motivasi belajar siswa kelas 6 B dalam mengikuti proses pembelajaran

IPS atau lainnya di MI Hubbul Falah Al-Huda memang terbukti benar.

Kemandirian dan motivasi belajar siswa kelas 6 B meningkat

dikarenakan siswa tertarik, semangat dan senang dengan adanya

penerapan model pembelajaran bermain dalam proses pembelajaran. Hal

tersebut sesuai dengan kajian teori yaitu tentang hakikat motivasi belajar

yang ditunjukkan dengan adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

sehingga mendorong perubahan sikap pada siswa untuk lebih tekun dan

giat belajar sehingga dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Motivasi

belajar juga mengembangkan aktivitas dan keaktifan para siswa sehingga

tercipta pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta menunjang

keberhasilan belajar mengajar di sekolah.


Berdasarkan hasil penelitian pada Tindakan yang dilakukan di MI

Hubbul Falah Al-Huda dapat diketahui bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran bermain dapat meningkatkan kemandirian dan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas 6 B MI

Hubbul Falah AL-Huda. Peningkatan ini dapat diketahui dari hasil

observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran serta hasil angket

yang diberikan pada siswa.

1. Kemandirian Belajar

Berdasarkan hasil observasi kemandirian yang dilakukan pada

setiap pertemuan maka dapat dilihat dengan model pembelajaran

bermain kemandirian siswa cenderung naik dari siswa yang masih

tergantung dengan orang lain menjadi lebih mandiri dan mempunyai

tanggung jawab. Di samping itu siswa juga semakin mempunyai

kepercayaan diri yang tinggi terlihat dari Tindakan apabila akan

melakukan presentasi.

2. Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan

model pembelajaran bermain ada peningkatan yang signifikan dalam

aspek motivasi siswa. Selama proses pembelajaran Tindakan beberapa

siswa masih ada yang tidak mendengarkan penjelasan guru dan lebih

memilih ramai sendiri dengan temannya. Namun setelah guru

memberikan kesempatan untuk bertanya atau mengajukan pertanyaan

hampir semua siswa mau bertanya atau menjawab pertanyaan walau


memang ada beberapa siswa pula yang lebih memilih diam. Dan ada

beberapa siswa yang masih malu-malu jika disuruh untuk

mengemukakan pendapatnya.

Berdasarkan hasil observasi motivasi yang dilakukan pada setiap

pertemuan maka dapat dilihat dengan menggunakan model

pembelajaran bermain motivasi siswa cenderung naik dari siswa yang

tidak bersemangat menjadi bersemangat untuk mengikuti

pembelajaran IPS di kelas.

Berdasarkan rata-rata angket motivasi siswa pra tindakan,

Tindakan sampai TindakanI di atas dapat disimpulkan mengalami

peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran bermain. Pada

pra tindakan motivasi siswa sebesar 57%, setelah menggunakan model

pembelajaran bermain motivasi siswa menjadi 65% sehingga

mengalami kenaikan sebesar 8%. Selanjutnya pada TindakanI

mengalami kenaikan menjadi 81% atau naik sebesar 16%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII F SMP

Negeri 2 Ngemplak mengalami kenaikan setelah diterapkannya model

pembelajaran bermain.

D. Pokok-Pokok Temuan Penelitian

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan di MI Hubbul

Falah Al-Huda, peneliti telah mengumpulkan data-data penelitian yang

diperoleh melalui hasil observasi atau pengamatan, angket, dan catatan

lapangan. Pada saat penelitian ada beberapa pokok-pokok temuan


penelitian antara lain sebagai berikut:

a. Model pembelajaran bermain dalam kegiatan pembelajaran IPS

mampu meningkatkan kemandirian dan motivasi belajar siswa.

b. Penerapan model pembelajaran bermain melatih siswa untuk

belajar berani menyampaikan pendapatnya dan mempresentasikan

hasil diskusi kelompok di depan kelas.

c. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih

antusias, siswa lebih termotivasi dalam mengikuti mata pelajaran

IPS, siswa senang dan aktif dalam mengikuti pelajaran IPS dengan

menggunakan model pembelajaran bermain.

d. Dengan model pembelajaran bermain siswa lebih tertarik dari pada

menggunakan model pembelajaran lainnya karena pembelajaran

menjadi lebih menarik dan dapat membangkitkan semangat siswa

untuk mengikuti pelajaran IPS.

E. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa kekurangan dalam

penerapan model pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemandirian

dan motivasi belajar siswa kelas 6 B antara lain:

a. Siswa kurang dapat menyesuaikan waktu dengan menggunakan model

pembelajaran bermain. Pada saat pelaksanaan diskusi kelompok, ada

beberapa kelompok kekurangan waktu dalam mengisi lembar kerja

siswa yang sudah disiapkan.

b. Pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran


bermain berlangsung beberapa siswa masih ramai sehingga

menyebabkan siswa lain kurang konsentrasi dalam melakukan diskusi.

c. Jumlah siswa yang tidak sebanding dengan guru membuat pengawasan

saat diskusi menjadi lebih sulit dan tidak maksimal. Beberapa siswa

lepas dari pengawasan guru dan membuat kegaduhan dengan saling

mengobrol bahkan ada yang menyanyi, mereka tidak ikut diskusi

tetapi hanya mengandalkan teman satu kelompoknya yang dianggap

bias, sehingga peneliti harus memberikan pengawasan yang lebih

untuk menghindari hal-hal tersebut supaya tidak terulang lagi.

d. Penelitian ini hanya membahas aspek kemandirian dan motivasi

belajar IPS sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas

pembelajaran tidak bisa dibahas dalam penelitian ini karena

keterbatasan sumber atau referensi bacaan yang terkait denngan model

pembelajaran bermain.

Anda mungkin juga menyukai