Anda di halaman 1dari 12

BISNIS ANAK MUDA

“Berani, Mandiri, Bahkan Siap Menikah Dini”

Emang Ada?

Kalau ada, mau beneran bisnis?


Hehehe… Namanya anak muda, bisnis
kayak buat gaya-gaya. Gak papa juga
sih. Lha wong bisnis ngelatih mandiri
dan nggak minta uang jajan lagi sama
orang tua. Khan keren nih. Daripada
pacaran, buat beli bensin aja masih minta uang mami. Amit-amit!

Panggil sayang-sayangan, bahkan ada yang Abi-Umi.


Lhadalah, sudah bisa menafkahi-kah? Atau cuman panggilan doang.
Hahaha..

Bahkan kalau anak muda dan sadar tampang nggak tampan-


tampan amat, pastikan mapan. Nanti auto mapan. Hahaha…

Buat perempuan, jangan mau digombal dengan cokelat.


Sekalian aja minta diberi kebun cokelatnya. Cie… Karena calonnya
pengusaha properti dan punya banyak kebun nih. Wuih!

Beneran lho ada anak muda usia belasan. Nggak mikirin


nikah sama siapa, rumah tangga nanti sama siapa, tapi mempersiapkan
diri mau beli rumah. Wah! Kira-kira ada cowok ganteng, sholeh dan
sudah beli rumah dan mau ngajak “Eneng” rumah tangga mau tak?

Saya juga ada teman kuliah dulu, padahal baru semester


satu. Usia juga 19 tahunan, tapi sudah belajar nabung. Saya tanya,
“Tabungannya buat apa?” Dan pas dia jawab bagi saya alasannya bikin
menggelegar. “Buat nikah!” Cie…cie…cie… Dan saya tahu dia nggak
pacaran. Tapi bener-bener menyiapkan masa depan untuk nikahan.
JOSS banget khan!
Kira-kira kalau ada calon imam kayak gini, keren atau keren
banget nih?

Tapi ada kok. Saya yakin banget. Pilih dan pilah aja. Jangan
mudah percaya sama buaian kata-kata atau rayuan belaka. Tapi
percaya saja uangnya ada berapa, apalagi hasil dari keringat sendiri.
Masih muda lagi. Kadang modal tampang nggak jaminan, tapi kalau dia
punya sertifkat tanah, bisa buat jaminan. Hahaha…

Buat yang perempuan jangan mau kalah. Saya kenal lho,


masih usia dua puluhan. Mahasiswi. Bisa beli mobil sendiri. Ceritanya,
kenangnya, dari hasil nabung bisnis selama dua tahunan. JOSS lag
khan! Jadi kalau ada laki-laki kere depak aje. Hehehe…

Dibalik kesuksesan materi ada kerja keras dan usaha keras


di bisnis ini yang akan berbunyi. Bahkan saya pernah dapat curhatan
mahasiswi saya, bahwa cowoknya enggak banget. Belum nikah, sudah
minta-minta uang. Amit-amit dah. Tinggalin aja. Mumpung masih bica
cari yang lain. Hehehe…

Disini bukannya saya ngajarin matre dan lihat duitnya


berape. Bukan! Tapi kalau anak muda, berpenghasilan dari bisnis, maka
yang cowok akan gagah dengan sendirinya. Yang cewek akan punya
harga diri. Mengerti? Karena muda-muda sudah mandiri.

Apalah bangganya punya harta tapi masih diberi mami dan


papi. Maksa-makasa lagi. Dan lagi, ada lho yang sudah menikah muda,
masih minta uang jajan sama mertua. Lhadalah, iki piye toh.

Sengaja saya tulis buku ini sebagai seorang entrepreneur,


mentor bisnis yang juga banyak mendidik anak-anak mudah berbisnis.
Agar masa mudanya tidak salah arah, tidak salah langkah, dan sesegera
mungkin cukup nafkah dan supaya bisa menikah muda. Wow. Keren dah!

Bahkan dulu saya ada mahasiswa yang baru lulus SMA saya
ojok-ojokin nikah. Saya tahu anak ini sholeh. Anak ini berbakti dan
nurut sama orang tua. Anak ini ngajinya rutin-disiplin dan tahu adab.
Dan saya tahu juga orang tuanya punya bisnis dan anak ini sudah
terbiasa bantu bisnis orang tuanya. Yaudah nikah aja segera dan
lanjutin bisnis orang tua. Jadi nggak perlu mikirin virus merah jambu
belaka lagi. Sudah menikah sah, dan bangun tuh rumah tangga.

Akhirnya di usia muda, 18 tahun sudah sah


menikah. Dikasih satu toko sama orang tuanya
dan melanjutkan bisnis. Info terakhir,
alhamdulllah hidup bahagia dan sakinah.
Dengar-dengar sudah punya momongan juga.
Alhamdulillah.

Jadi di usia muda, mapan, mandiri itu bisa.


Apalagi menikah. Yang penting syarat dan ketentuan berlaku lho ya.
Sholeh dan sholeha pastikan iya. Sholat dijaga, ngaji bisa, dan bakti
sama orang tua, tentu saja. Nikah muda mah kalau gini nggak ada
masalah.

Nah tinggal gimana bisa mapan segera khan? Nah ini


tantangannya. Namun judul ebook ini juga kasih solusinya. Segera mulai
bisnis. Bisnis yang bisa dijalankan anak muda. “Bisnis Anak Muda”. Dan
nggak hanya bisa dijalankan semasa muda, nanti pas jadi orang tua bisa
dilanjutkan. Enak tho!
Tantangan Bisnis Anak Muda

Grusa-grusu dan tanpa ilmu. Inilah


yang sering saya temui. Tanpa
perencanaan dan tanpa pertimbangan.
Langsung jalan aja. Akhirnya langsung
bangkrut iya. Hehe…

Jumlahnya nggak hanya satu,


segerobak saya temui. Kadang bisnis anak muda itu cuap-cuap jualan
proposal bisnis, padahal bisnis aja belum bagus dan belum pengalaman.
Apalagi menghasilkan. Lalu gunakan duit orang buat modal usaha.
Bukannya untung, malah buntung.

Katanya modal inevstor siap bagi hasil, alias bagi untung


kalau berhasil dan bagi rugi jika hasilnya rugi. Eh lhadalah, investor
nggak mau tahu. Maunya investor adalah untung aja pokoknya dan
pengen balik modal full. Akhirnya anak muda ini bingung, sedih dan
akhirnya harus mengakui itu bukan investasi bisnis tapi hutang. Sudah
muda, utang puluhan juta. Kasihan!

Pernahkan saya temui ini? Segerobak saya jumpai.

Makanya saya tulis ebook Bisnis Anak Muda semoga jadi


panduan bagaimana anak muda melangkah dalam bisnis. Nggak ngasal,
nggak grusa-grusu lagi, tapi tetap maju dan malah bisa bikin rekening
tebal. Mau? Simak aja sampai akhir ya.

Jadi begini, kalau anak muda ada keinginan mau bisnis, ini
adalah hidayah dari Allah yang harus dijaga. Karena anak muda lain
biasanya visinya adalah foya, misinya adalah foya, dan hasilnya foya-
foya. Hahaha… Banyak lho yang kayak gini. Nggak peduli masa depan,
jagonya minta uang jajan sama orang tua, mami-papi, abi-umi. Ya,
banyak yang begini.

Atau maunya sekolah dulu, kuliah dulu, nyari duitnya nanti-


nanti. Akhirnya sudah gedhe iya, tapi diminta cari duit, nggak pede.
Karena telat dan terlambat belajar bisnis dari dini sehingga nggak
pernah pegang uang banyak, nggak pernah menghasilkan sendiri, dan
tahunya dapat uang ya minta-minta sama mami-papi.

Saya bersyukur dari SD sudah jualan. Waktu itu jualan buku


saku pramuka. Sudah ambil keuntungan juga. Pas SMP jadi ketua kelas.
Jadi teman-teman sekelas yang mau fotokopi buku pasti ke saya
sebagai ketua kelas. Lagi-lagi saya dapat keuntungan. Pas SMA saya
sudah sering jadi MC di sekolah bahkan di pesta ulang tahun teman.
Lagi-lagi dibayar. Alhamdulillah. Menang lomba pidato, menang lomba
karya tulis, lagi-lagi dapat uang. Alhamdulillah. Bahkan kuliah saya
sering dipanggil jadi pembicara, dan lagi-lagi dibayar. Alhamdulillah.
Jadi sudah nggak ngandalin lagi uang jajan.

Jadi bisnis anak muda itu yang penting menghasilkan dan


jangan sampai nggak nerusin sekolah dan kuliah. Jangan begitu. Saya
berkali-kali diminta nasihatin teman. Yang nyuruh orang tuanya. Tahu
kenapa alasannya? Karena anaknya nggak mau lanjut kuliah gegara
bisnis. Ini salah. Kalau kuliah ya selesaikan, kalau bisnis yang jalankan.
Jadi jalan beriringan. Bisa kok!

Kalau Bill Gates, drop out


kuliah dan sukses jadi
pembisnis. Kalau Mark
Zukenberg, DO dari kuliah
dan sukses jadi pembisnis. Ini
benar dan fakta. Tapi
jumlahnya hanya segelintir. Mungkin dari 1000 orang yang kayak gini
hanya 2 orang. Yang lainnya? Gagal dan susah. Maaf lho ya. Karena saya
punya teman yang nggak lanjut kuliah dan kasihan kehidupannya.
Bahkan akhirnya menikah dan punya anak. Lalu saya membatin. “Kalau
anaknya nanti sekolah atau kuliah lalu nggak selesai gimana?” pasti
sedih khan jadi orang tua?
Waktu itu saya sampai dipanggil direktur kemahasiswaan
untuk dapat menemui temen saya itu tadi agar lanjut kuliahnya. Tapi
ya itu, keukeuh nggak lanjut. Padahal bisnisnya nggak jalan juga, kuliah
nggak jalan. Berantakan khan!

Tapi ada cerita bahagia yang lain. Ada temen saya yang
saking keranjingan bisnis, akhirnya nggak pernah masuk kuliah dan
akhirnya dikeluarkan. Akhirnya bisnisnya tersendat, mampat, dan
boleh jadi orang tuanya nggak ridho amat. Dan akhirnya teman saya ini
ini melanjutkan di kampus lain dan menyelesaikan sampai lulus.
Alhamdulillah. Setelah sarjana, orang tua lega dan akhirnya bisnisnya
tetap berlanjut dan lancar jaya. Alhamdulillah.

Jadi bisnis anak muda nggak sekadar bisnis semata. Perlu


ridho orang tua.

Ini ada satu cerita lain lagi. Namanya anak muda, gengsi
lanjutin bisnis orang tua. Malu dan katanya nggak pride alias nggak
bangga. Padalah dia bisa hidup, bisa sekolah, bisa kuliah toh dari hasil
bisnis orang tua. Harusnya disyukurin. Tapi yang namanya anak muda
ya begitu.

Akhirnya bisnis ini, bisnis itu gagal mulu. Nyungsep dah.


Padahal sudah gigih, sudah sepenuh hati, sudah sungguh-sungguh.
Ternyata selidik punya selidik ya karena orang tua tak ridho, tak rela
dan tak mendoa. Ketika anak muda ini coaching dengan saya, “Yaudah
lanjutin bisnis orang tua aja. Nggak perlu repot-repot.” Alhamdulillah
anak muda ini dan mau dan akhirnya bisnis orang tua yang dilanjutin
melesat pesat. Orang tua senang karena bisnisnya dilanjutkan dan si
anak muda itu happy karena bisnisnya menghasilkan.

Mau bisnis apapun yang penting menghasilkan khan? Betul


apa betul? Kalau orang tua sudah sukses berbisnis, artinya mereka
adalah mentor bisnis kita. Kenapa orang tua nggak dijadikan mentor
bisnis sekalian? Nggak setiap orang tua itu pembisnis dan pengusaha
lho. Jadi yang punya kayak gini syukuri.
Lalu kalau nggak punya orag tua kayak gini gimana dong?

Cari mentor bisnis yang bisa mengarahkan. Tapi juga bisa


menjaga hubungan dengan orang tua baik-baik. Emang ada? Insyaallah
saya siap sedia. Doakan saya jadi mentor yang baik ya. Aamiin!

Dan yang pasti sekolah dan kuliah tetap lanjut. Saya sendiri
sekarang full pengusaha. Dulu S1 dan S2 lulus dari Universitas
Indonesia, bukan kampus beleng-beleng dan kaleng-kaleng. Saya juga
selesaikan S2 tepat waktu dengan nilai IPK yang cumlaude. Dan saya
yakin kalau kuliah bisa membuat kita pintar, maka di bisnis bisa
membuat kita kaya. Dan kalau anak muda yang jalanin, hati-hati jadi
kaya muda. Wuah…hebat ya…

Iya, begitulah adanya, risiko kalau kita bisnis dan usaha. Ya


risikonya kaya atau kaya banget.

Saya alhamdulillah di komunitas PPQ, Pengusaha Pecinta


Quran, banyak anak-anak muda yang dari SMP, SMA, bahkan kuliah
sudah bisa berbisnis dan bisa sukses. Ada yang nggak sekolah pun, ada
yang drop out pun asal dia mau belajar bisnis, insyaallah bisa sukses
bisnis juga. Dan disini nggak perlu ijazah ini atau itu untuk memulai
bisnis. Cukup ijab-sah, “Bismillah” siap langsung jadi pengusaha. Saat
itu juga.

Dan yang namanya pengusaha ya usaha, ya bisnis. Bisnis itu


jualan dan jualan itu bisnis. Jadi mau nggak mau harus mau belajar
jualan, belajar menghasilkan dan raup keuntungan. Siap? Tentunya
nanti diajari cara jualan online gimana, cara jualan offline gimana, cara
menawarkan, cara presentasi, cara posting, cara WA Marketing,
macam-macam. Dan harus siap praktek dan melakukannya sampai
ngefek dan hasilnya insyallaah perfect.

Banyak acara kopdar dan seminar yang harus dihadiri. Dan


anggap aja sekolah dan kuliah bisnis beneran yang hasilnya juga duit
beneran. Wong masuk kelas aja mau, masuk kuliah mau. Masak ikut
kelas seminar bisnis nggak mau. Tempatnya juga asyik, misal di hotel-
hotel, di kafe-kafe, atau di restoran. Masak nggak. Apalagi ilmu bisnis,
ilmu rezeki, ilmu nyari duit. Dan akan dibenahi bagaimana kita berpikir
ala pembisnis ala pengusaha. Berhenti minta-minta dan mulai mandiri
dan menghasilkan. Bahkan ngasih orang tua. Keren khan!

Bagaimana belajar tanggung jawab, berani stok barang,


berani jualan, berani menawarkan, kuat saat menghadapi penolakan,
belajar fight, istiqomah, fokus sampai impian tembus. Bahkan kita
bantu anak-anak muda bisa beli sepeda motor cash keras. Nggak perlu
minta ke orang tua. Ada yang bisa beli tas impiannya yang branded.
Alhamdulillah. Ada yang bisa keluar negeri pakai biaya sendiri. Wa
syukurilah. Bahkan ada yang umrah, lunas biaya umrah, dari hasil
bisnisnya. Nanti saya bisa terangkan satu per satu namanya.

Pokoknya dilatih makin kaya dah. Dan


tentunya makin takwa. Namanya juga
PPQ, komunitas Pengusaha Pecinta
Quran. Bahkan ada Mas Muzammil
Hasballah, tokoh muda yang viral,
terkenal, lulusan dari Institut Teknologi
Bandung. Sholeh juga.

Coba kasih ebook ini ke orang tua, minta segera baca.


Insyaallah diridhoi dah dan disupport masuk PPQ. Bahkan untuk bisnis
akan dimodalin. Aamiin! Tapi syaratnya ya itu tadi, kitanya yang mau
bisnis, mau jadi pengusaha, bisnis anak muda, jadi pengusaha muda.

Emang keren ya jadi pengusaha?

Khan enakan jadi karyawan?

Hehehe.. Saya doakan semua yang baca ini jadi pengusaha


meneladani Nabi Muhammad SAW yang juga berbisnis di usia muda.
Dan nanti kalau kita jadi pengusaha, kita malah bisa punya banyak
karyawan. Amiin. Jadi pengusaha itu yang menggaji karyawan. Dari sini
saja sudah jelas, lebih keren mana? Yang menggaji atau digaji? Kita
mulai dulu dari pengusaha muda. Insyaallah nanti di usia 30-an tahun
jadi miliarder semua. Aamiin. Yang kaya-kaya, yang takwa-takwa, yang
sholeh dan sholeha.

Saya sebenarnya ngajak anak muda bisnis itu harus ekstra


hati-hati. Takut nanti kalau sudah sukses bisnis, beli mobil dan malah
hobi pacaran. Apalagi gonta-ganti pasangan. Naudzubillah. Nanti kalau
sukses banyak gaya dan dinasihatinya susah. Sombong dan jumawa lagi.
Jangan sampai ya.

Kenapa saya takut? Karena pernah kejadian ada anak muda


yang kayak gini. Dan salah satu yang mendidiknya ya saya. Terus buka
investasi kemana-mana tapi nggak tanggung jawab. Kabur dan entah
uangnya dikembalikan apa tidak. Dan ini beneran!

Ada juga yang sebenarnya bisnisnya biasa, tapi ngedabrus


nggak karu-karuan. Diliput sana-sini, padahal sebenarnya bisnisnya
keropos. Khan ini nggak bagus. Mendingan kalem, tenang, santuy, tapi
tajir sekali. Hehehe… Sudah gitu rendah hati, banyak syukurnya dan
banyak sedekahnya. Ini yang saya demen dah.

Semoga ada yang demikian. Kalau ada siap bimbing jadi


pengusaha dan pembisnis muda. Alhamdulillah ini ada bisnis anak muda.
Yang bisa dijalankan dari yang milenial sampai kolonial. Hahaha..
Artinya semua segmen bisa. Syaratnya cuman satu. Tangguh. Sudah itu
saja ya. Nanti kalau butuh no WA saya ada di kolom profil penulis ya.

Makasih baca sampai akhir, semoga yang mau bisnis


semenjak muda, banyak banget peminatnya. Yang jadi makin kaya-
makin takwa lebih banyak lagi, dan yang jadi PPQ, Pengusaha Pecinta
Quran, berhamburan.

Oh iya, PPQ ini komunitas


bisnis yang juga banyak anak
mudanya sampai kita bikin PPQ
YES, YES singkatan dari Young
Entrepreneur School. Hobinya
belajar jualan sambil jalan-
jalan. Kita pernah sampai ke
gunung Bromo bareng, ke Dufan,
Ancol, Jakarta, Ke Singapura
(Universal Studio), sampai juga
ke Turkey. Wuih. Dan itu biaya
sendiri dari bisnis. Anak
mudanya juga kalau idul adha,
jor-joran, kurbannya sampai
sapi gedhe-gedhe. Ya karena
penghasilannya gedhe.
Alhamdulillah. Jago nulis
artikel, jago public speaking
seperti IG Live, dan karena dilatih. Terus santun-santun, kalem-kalem,
sholeh-sholeh. Yang sholehah juga banyak. Siapa tahu Anda
selanjutnya.

Sudah itu saja. Jadi mupeng gabung PPQ khan..

Salam JOSS!
Profil Penulis

MR JOSS atau pemilik nama asli


Akhmad Basori, SE, M.Si ini adalah
lulusan S1 dan S2 Universitas Indonesia.
Sempat menjadi dosen bahkan Wakil
Rektor di sebuah kampus bisnis ternama,
hingga akhirnya memutuskan full menjadi
pengusaha.

Founder dari PPQ ini banyak


mencetak ribuan pengusaha dari
berbagai kalangan. Visinya mencetak
banyak pengusaha yang makin kaya-makin
takwa. Misinya tiada hari tanpa tilawah
Quran, tiada hari jualan. Habis tilawah Quran, hajar-hajaran jualan.

Semoga banyak pengusaha pecinta Quran yang makin kaya-


makin takwa beneran. Mitranya selain di Indonesia, juga ada di luar
negeri seperti Singapura, Malaysia, Brunai Darusalam, bahkan sampai
Hongkong. Ikuti artikel bisnisnya yang menginspirasi di channel
telegram @pengusahatangguh atau ikut instagramnya di
@pengusahatangguh juga yang banyak memberi motivasi dan solusi
bisnis. Bisa pula di hubungi di No WA 0818-0952-0065.

Anda mungkin juga menyukai