Anda di halaman 1dari 12

PENUNTUN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN SISTEM
KARDIOVASKULER

BAGIAN FISIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2021
Instruktur

dr. Joice Nancy A. Engka, M.Kes.AIFM.AIFO


dr. Damajanty H.C.Pangemanan,M.Kes.AIFM.AIFO
dr. Hedison Polii, M.Kes.AIFM.AIFO
dr. Diana V.D.Doda, MHOS.PhD
dr.Herlina I.S.Wungouw,Ms.AppSc.MsMed.Ed.AIFM
dr. Sylvia R.Marunduh, M.Med. AIFM
Dr.dr.Erwin A. Pangkahila, M.Repro.SpPD
dr. Ivonny M. Sapulete.MSc.

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIOLOGI


UNTUK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MK. ILMU DASAR KEPERAWATAN 1
SEMESTER 01
TAHUN 2021
VISI DAN MISI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Visi

Membangun Fakultas Kedokteran Unsrat menuju fakultas unggulan (Excellent Faculty) dan
menjunjung tinggi budaya lokal tahun 2030, pada level regional, nasional, dan internasional, yang
memiliki keunggulan dalam menyelenggarakan pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat di bidang kesehatan dan kedokteran.

Misi

1. Menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, menguasai IPTEK kedokteran,
kedokteran gigi, dan keperawatan, mampu berperan dalam meningkatkan kesehatan dan
kualitas hidup bangsa, serta mampu bersaing secara global.
2. Meningkatkan kualitas manajemen fakultas agar mempunyai tata kelola optimal untuk
menunjang kegiatan pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang
berkelanjutan.
3. Mendorong hasil pendidikan dan penelitian yang dapat digunakan untuk pengabdian yang
mendukung daya saing bangsa.
4. Membangun kerjasama dengan institusi kedokteran dan kesehatan yang efisien, serta
membangun sistem kesehatan akademik (AHS)
5. Meningkatkan kesejahteran segenap sivitas akademika.
PENGANTAR

Sistem kardiovaskuler merupakan kumpulan organ yang melakukan pekerjaan bersama-


sama untuk melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem kardiovaskuler memiliki
fungsi utama untuk mentransportasikan darah dan zat-zat yang dikandungnya ke seluruh bagian
tubuh karena sistem ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah, yang mengandung
nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh.
Komponen sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh darah. Jantung
berperan sebagai pompa dan pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya. Sistem
ini bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya ke seluruh
bagian tubuh manusia. Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara
terus-menerus maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus menerus pula. Denyutan
jantung diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada di luar kesadaran atau kendali kita
sehingga kita tidak dapat mengatur denyutan jantung seperti kehendak kita. Sistem kardiovaskuler
merupakan sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan akan berada di dalam jantung dan
pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh darah.
Jantung terletak di rongga dada (thorax) sebelah kiri. Pada kelainan dekstrokardia jantung
justru terletak di sisi sebelah kanan. Jantung dikelilingi oleh pembuluh darah besar dan organ paru,
dan timus di bagian depannya. Jantung terdiri dari empat ruang jantung yang dipisahkan oleh sekat-
sekat jantung. Empat ruang jantung tersebut adalah : Atrium kanan, Atrium kiri, Ventrikel kanan,
Ventrikel kiri
Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan sekat atrioventrikuler.
Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup jantung, yaitu katup trikuspidalis dan katup
bicuspidalis (mitralis). Disebut trikuspidalis karena terdiri dari tiga lempengan katup, dan disebut
bicuspidalis karena terdiri dari dua buah lempengan katup. Selain itu terdapat pula katub jantung
yang lain yaitu katub semilunat aorta dan katub semilunar pulmonalis.
Atrium kanan dan kiri memiliki ukuran yang sama, demikian juga ventrikel kanan dan kiri.
Atrium dibatasi oleh otot jantung dan sekat yang tipis, sedangkan bagian ventrikel dibatasi oleh otot
jantung dan sekat interventrikuler yang tebal.
Darah mengalir di dalam jantung ke satu arah, dari sisi kanan ke sisi kiri. Hal ini dimungkinkan
karena adanya katup-katup jantung yang akan mencegah aliran darah balik (mencegah terjadinya
regurgitasi). Katup-katup ini hanya mengijinkan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan
dan dari atrium kiri ke ventrikel kiri.
Darah di dalam jantung mengalir dalam satu arah. Dari atrium kanan darah akan mengalir ke
ventrikel kanan, darah ini mengandung oksigen yang rendah, dan banyak mengandung CO2.
Kemudian darah dialirkan ke paru melalui arteri pulmonalis, untuk mendapatkan Oksigen
(oksigenasi). Dari paru-paru darah kembali ke atrium kiri jantung melalui vena pulmonalis, darah ini
kaya akan oksigen karena telah mengalami oksigenasi di paru. Dari atrium kiri dialirkan ke ventrikel
kiri, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
I. PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Pada dasarnya pengukuran tekanan darah dapat dikerjakan secara langsung dan tidak
langsung. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung dikenal dengan metode palpasi dan
auskultasi dan pemakaian alat sphygmomanometer (tensimeter).
Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung ini dapat dipakai menentukan tekanan darah
sistole (yaitu tekanan tinggi saat kontraksi ventrikel), dan tekanan darah diastole (yaitu tekanan
terendah saat ventrikel relaksasi maksimal).

Sasaran pembelajaran : Melakukan secara sempurna cara mengukur tekanan darah secara tidak
langsung.

Alat yang disediakan:


1. Tensimeter digital atau tensimeter manual

Tensimeter digital tensimeter manual

2. Stetoskop
Prosedur teknis:

A. Prosedur penggunaan manset pada tensimeter digital

1.Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.


2.Perhatikan arah masuknya perekat manset.
3.Pakai manset, perhatikan arah selang.

4. Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka keatas.
5. Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
6. Menghasilkan pengukuran yang akurat.

B. Cara Pengukuran menggunakan Tensimeter Digital

1. Tekan tombol START/STOP untuk mengaktifkan alat.

2.Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya menghindar kegiatan


aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit sebelum
pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-15 menit sebelum pengukuran.
3.Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan
dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.
4.Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki
datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga mancet yang
sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.
5.Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran. Apabila
responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi
pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah di lengan.

6.Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan
tidak ada lekukan pada pipa mancet.
7.Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan
muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis.
8. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan
melepaskan mancet pada lengan.

9. Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmhg, ulangi pengukuran ketiga
setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.
10. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi berbaring,
dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
11.Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat
akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.

C. Pengukuran Tekanan Darah dengan Tensimeter manual

1. Duduk dengan tenang dan rileks sekitar 5 (lima) menit


2. Jelaskan manfaat rileks tersebut, yaitu agar nilai tekanan darah yang terukur adalah nilai yang
stabil
3. Pasang manset pada lengan dengan ukuran yang sesuai, dengan jarak sisi manset paling bawah
2,5 cm dari siku dan rekatkan dengan baik
4. Posisikan tangan di atas meja dengan posisi sama tinggi dengan letak jantung.
5. Bagian yang terpasang manset harus terbebas dari lapisan apapun.
6. Pengukuran dilakukan dengan tangan di atas meja dan telapak tangan terbuka ke atas.
7. Rabalah nadi pada lipatan lengan, pompa alat hingga denyutan nadi tidak teraba lalu dipompa
lagi hingga tekanaan meningkat sampai 30 mmhg di atas nilai tekanan nadi ketika denyutan
nadi tidak teraba
8. Tempelkan steteskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa perlahanlahan dan
dengarkan suara bunyi denyut nadi.
9. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika suatu denyut nadi yang pertama
terdengar dan tekanan darah diatolik ketika bunyi keteraturan denyut nadi tidak tersengar
10. Sebaiknya pengukuran dilakukan 2 kali. Pengukuran ke-2 setelah selang waktu 2 (dua) menit.
11. Jika perbedaan hasil pengukuran ke-1 dan ke-2 adalah 10 mmhg atau lebih harus dilakukan
pengukuran ke-3.
12. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi berbaring,
dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
a. Manset tensimeter dipasang (diikatkan) pada lengan atas. Manset sedikitnya harus dapat
melingkari 2/3 lengan atas dan bagian bawahnya sekitar 2 jari di atas daerah lipatan
lengan atas untuk mencegah kontak dengan stetoskop. Stetoskop ditempatkan pada
lipatan lengan atas (pada arteri brakhialis pada permukaan ventral/depan siku agak ke
bawah manset tensimeter).
b. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam tensimeter dinaikkan dengan
memompa sampai tidak terdengar lagi. Kemudian tekanan di dalam tensimeter
diturunkan pelan-pelan.
c. Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum dalam
tensimeter, tekanan ini adalah tekanan atas (sistolik).
d. Suara denyutan nadi selanjutnya menjadi agak keras dan tetap terdengar sekeras itu
sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama sekali. Pada saat suara
denyutan yang keras itu melemah, baca lagi tekanan dalam tensimeter, tekanan itu
adalah tekanan bawah (diastolik).
e. Tekanan darah orang yang diperiksa adalah rata-rata pengukuran yang dilakukan
sebanyak 2 kali.

D. Cara palpasi.
a. Mahasiswa coba berbaring dan istirahat selama 5- 10 menit.
b. Letakkan lengan yang akan di ukur tekanan darahnya di atas tempat tidur periksa/ di sisi
tubuh dengan kedudukan volar ( lengan kanan)
c. Pasang manset pada lengan kanan atas, kurang lebih 3cm atas fosa cubiti
( jangan terlalu ketat atau terlalu longgar).
d. Raba serta rasakan denyut A. Radialis dextra.
e. Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut A. Radialis dextra menghilang ( catat
tinggi air raksa pada manometer dimana denyut A. Radialis menghilang).
f. Pompakan terus udara ke dalam manset sampai jarum menunjukkan kurang lebih
20mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis tak teraba.
g. Keluarkan udara dalam manset secara pelan-pelan dan berkesinambungan
( dengan membuka kran pada pompa karet) sampai denyut A. Radialis teraba kembali.
h. Catat angka yang ditunjukkan oleh jarum dimana A. Radialis teraba kembali untuk
pertama kalinya.(Ini sesuai dengan tekanan sistole cara palpasi).
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan pengukuran tekanan darah, yaitu
bahwa hasil pengukuran tekanan darah bisa tidak benar akibat minum minuman beralkohol yang
akan meningkatkan tekanan darah dari nilai sebenarnya. Demikian juga merokok, rasa cemas
(tegang), terkejut, dan stress. Ingin kencing, karena kandung kemih penuh, juga dapat
meningkatkan tekanan darah.
Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, sebaiknya:
a. Buang air kecil terlebih dahulu (kosongkan kandung kemih).
b. Tidak minum kopi atau minuman beralkohol, dan tidak merokok.
c. Sebaiknya tenangkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai selama lebih kurang
lima menit. Duduklah dengan menapakkan kaki di lantai atau di injakan kaki dan sandarkan
punggung. Injakan kaki dan sandaran punggung akan membantu untuk rileks dan memberikan
hasil pengukuran tekanan darah yang lebih akurat.
Agar pengukuran tekanan darah yang dilakukan hasilnya valid, maka harus diperhatikan validitas
alat pengukuran tekanan darah, terutama alat pengukur tekanan darah di Rumah (ATDR).

II. PEMERIKSAAN DENYUT NADI SECARA PALPASI

Untuk mengetahui kondisi dan status kesehatan seseorang bisa dilakukan dengan mendeteksi
keadaan sistim kardiovaskuler melalui denyut jantung dan tekanan darahnya. Denyut jantung
akan diteruskan/dijalarkan ke dalam pembuluh darah arteri dikenal dengan sebagai denyut
arteri. Pemeriksaan denyut arteri ini dapat dilakukan secara manual dengan meraba pembuluh
darah yang letaknya dekat permukaan kulit. Pembuluh darah yang dapat diraba misalnya : A.
Karotis Eksterana, A. Fasialis, A. Karotis komunis, A. Brakhialis, A. Radialis, A. Ulnaris. Denyut
arteri juga disebut denyut nadi dan merupakan manifestasi dari penjalaran perubahan-
perubahan tekanan pada waktu sistolik ventrikel.
Pemeriksaan denyut nadi dilakukan pada arteri-arteri besar seperti arteri karotis, arteri
radialis atau arteri femoralis pada pasien bayi dan anak-anak kecil. Pada pemeriksaan denyut
nadi yang dinilai adalah :
1. Frekuensi : Frekuensi nadi orang dewasa normal adalah 60-100 kali/menit. Denyut nadi
yang lambat (di bawah 60 kali/menit) disebut bradikardia sedangkan denyut nadi yang
cepat (di atas 100 kali/menit) disebut takikardia.
2. Irama : Dinilai irama nadi apakah reguler atau ireguler. Bila teraba denyut yang ireguler,
lakukan konfirmasi dengan cara mendengar suara jantung pasien.
3. Volume : Dinilai apakah isi nadi cukup, kurang atau berlebihan. Bila denyut nadi
dirasakan lemah disebut pulsus parvus, sebaliknya bila denyut nadi dirasakan keras seperti
mendorong jari tangan pemeriksa disebut pulsus magnus.
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas pergelangan
tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku.
Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid
berjalan di antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.

Sasaran Pembelajaran : Melakukan secara sempurna cara memeriksa denyut nadi

Metode : Pengarahan, demonstrasi, self-practice

Alat : Jam tangan


Prosedur Teknis :
1. Mahasiswa-coba diminta berbaring istirahat minimal dua menit
2. Pemeriksaan denyut nadi dilakukan pada 2 posisi, yaitu posisi tidur dan duduk
3. Pemeriksaan denyut nadi arteri dilakukan dengan meraba Arteri Radialis dengan
menggunakan ujung jari ke 2, 3 dan 4 ( Jari telunjuk, jari tengah dan jari manis)
4. Rabalah arteri radialis kanan pasien dengan ujung jari kedua, ketiga dan keempat tangan
kanan pemeriksa serta ibu jari pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien dari
arah bawah.
5. Jangan gunakan ibu jari karena ibu jari memiliki denyut ringan yang dapat
membingungkan saat menghitung.
6. Carilah tempat pulsasi yang maksimal.
7. Tekanlah sedikit bagian perifer arteri radialis dengan jari manis sementara jari telunjuk
dan jari tengah merasakan pulsasi arteri.
8. Hitunglah frekuensi denyut arteri radialis selama 1 menit. Selama melakukan
penghitungan, perhatikan juga irama nadi (apakah reguler, atau ireguler) dan volume
nadi (apakah normal, menguat atau melemah).

Referensi :
1. Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22nd ed. McGraw Hill, LANGE
International edition, Boston pp 251-255
2. Sherwood L. 2004. Human Physiology: From Cell to the system

Anda mungkin juga menyukai