Anda di halaman 1dari 4

Kelompok

Nama-nama:

1. Nelan musa
2. Nurfadila mootalu
3. Sintia mauda
4. Desriyanti aslaha
5. Iilis kasiam
6. Jivansyah giu
7. Hasan gani
8. Mohamad deka suleman
9. Moh.amin abas
10. Moh.yanil gani
11. Ilham Djafar
12. Moh.ijarudin syahrain
1.Tema: Seorang pria yang mencuri selendang bidadari 2.Judul: Lahilote

3.Karakter: -Lahilote: tanpan,pekerja keras,pencuri

-Boilode hulawa: cantik,baik hati,rajian.

4. Sinopsis: Lahilote pernah jatuh cinta pada bidadari cantik dari kayangan
bernama boilode hulawa.Dengan akal tuludnya uantuk menikahi bidadari
tersebut,lahilote mencari sayap sang bidadari yang berbantuk selendang.

5.Naskah cerita

Pada jaman dahulu kala disalah satu daerah di Gorontalo, tinggal sebatang
kara seorang laki-laki yang bernama Lahilote. Dia memiliki kegemaran berburu. Ia
sering mengembara masuk hutan dan keluar hutan. Lahilote berperawakan tegap
dan kemauannya kuat sehingga ia selalu melakukan sesuatu agar keinginannya
tercapai bagaimanapun caranya.

Pada suatu hari, seperti biasa setiap pagi Lahilote pergi mengembara mencari
binatang buruan. Namun kali ini ia mendengar suara ribut-ribut di kolam yang
berada tak jauh dari hutan. Suara terdengar sayup-sayup di kejauhan, seperti
banyak wanita yang sedang bersenda gurau. Lahilote kemudian mendekati asal
suara itu.

Ketika sampai di tempat asal dari suara yang didengarnya, Lahilote kemudian
mengintip dari tempat yang tersembunyi. Alangkah terkejutnya ia saat melihat ada
tujuh wanita sangat cantik sedang mandi di telaga didalam hutan itu. Setelah
mandi ketujuh wanita cantik tersebut, mengenakan pakaiannya dan segera terbang
dan menghilang ke angkasa. Kini tahulah Lahilote bahwa mereka adalah Putri
Kayangan dari langit yang turun ke bumi

Lahilote kemudian selalu berkunjung ke telaga dan mengamati untuk mencari tahu
kapan para putri dari kahyangan akan datang ke kolam itu.
Hari yang ditunggu Lahilote datang juga disatu pagi yang cerah setelah turun hujan,
tujuh putri kayangan itu kembali datang ke telaga yang indah dengan air jernih itu,
mereka sama-sama melepaskan pakaiannya dan masing-masing masuk ke dalam
telaga dengan riang gembira sambil bersenda gurau, mereka berenang mengitaru
telaga yang indah itu.
Lahilote masih tetap mengamati dari balik semak-semak, ia tidak ingin rnenyia-
nyiakan kesempatan emas itu. Untuk itu ia berusaha mencari cara untuk menahan
salah putri kahyangan itu untuk menjadi istrinya. Kemudian dengan kesaktiannya ia
kemudian mengubah diri menjadi seekor ayam hutan jantan kemudian berjalan
mendekati tempat tumpukkan sayap para putri kayangan lalu mencuri salah satu
dari tujuh sayap itu dan membawanya pulang untuk disembunyikannya di rumah.
Setelah itu, ia kembali ke kolam untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya.
Dilihatnya para gadis itu sudah berkemas naik ke darat dengan berebutan
mengambil pakaian masing-masing. Alangkah terkejutnya salah seorang di antara
gadis itu ketika menyaksikan sayapnya tidak ada lagi di tempatnya, sementara
temannya satu demi satu berangkat melayang meninggalkannya.
Sang gadis degan hati sedih kemudian mencari pakaiannya.
Boilode hulawa :” kemana sayapku?aku takut sendirian disini..” ucapnya lari
sambil terus menerus mencatri pakaianya disemak-semak namun tidak kunjung
ditemukan
Setelah melihat gadis itu sendirian Lahilote kemudian keluar dari
persembunyiannya mendekati sang gadis.
Lahilote : “Siapa dinda?mengapa dianda bersedih?”
Gadis itu tak menjawab, tidak menoleh, bahkan tangisnya semakin kencang.
Lahilote binggung,kemudian ia menghibur dan melanjutkan pertanyaanya.
Lahilote : “wahai dianda tenanglah,siapakah namamu?”
tanyanya lagi. Namun gadis itu terus menangis. Lahilote belum menyerah, ia terus
bertanya.
Lahilote : “wahai dinda mungkin sudah  kehendak Tuhan engkau akan bernasib
seperti ini, tenanglah, ada aku yang akan menjagamu di sini,” ucap Lahiolote
Rupanya kata-kata Lahilote yang terakhir membuat gadis itu sadar, ia kemudian
mencoba tersenyum dan secara perlahan menoleh ke arah Lahilote dan
tersenyum.
Boilode hulawa : “Kemana akau harus pergi?”tanya gadis itu binggung.
Betapa gembiranya Lahilote, ketika menyaksikan sang gadis tersenyum dan
menoleh kepadanya. 
Lahilote : “Aku yang akan menjagamu,Dinda.Lantas siapa namamu?dan dari mana
datnag?tanya lahilote.
Bilode hulawa : “ Namaku Boilode Hulawa, berasal dari kayangan.
Keduanya kemudian berangkat menuju rumah Lahilote. Saat menuju ke rumahnya,
Lahilote kemudian melamar Boilode Hulawa.
Setelah mendengar kata Lahilote itu, maka Boilode menjawab. 
Boilode hulawa : “Wahai Kanda, mungkin ini ketentuan Tuhan yang Mahabahwa
aku akan berjodoh dengan Kanda. Maka aku menerimamu sebagai suamiku.”
jawab Boitode menerima pinangan Lahilote. Setelah itu, kemudian mereka
menikah. Mereka berumah tangga baru dengan rukun dan damai.
Lahilote setiap hari melaksanan tugasnya sebagai petani dan berburu. Boilode
Hulawa pekerjaannya memasak, mencuci pakaian, dan urusan rumah tangga
lainnya. Lahilote berusaha agar usaha pertaniannya kian bertambah maka ia
bekerja sepanjang hari tanpa mengenal lelah. Menyaksikan dan merasakan hal itu
Boilode mulai berpikir dan merasakan betapa berat hidup di bumi, semua harus
dikerjakan sendiri, harus mencari nafkah sendiri jika tidak demikian akan
kelaparan.
Sering kali ia teringat pada kahyangan dan sahabat-sahabatnya, dikahyangan ia
tidak perlu bekerja karena semua sudah tersedia. Sangat berbeda dengan
kondisinya saat ini yang harus bekerja sebagai istri, dia harus memasak,
membersihkan rumah dan lain lain. Semua pekerjaan itu tidak pernah
dilakukannya di kahyangan. Boilode tak henti-hentinya merindukan negeri
kayangan, kampung halamannya yang dicintainya, tetapi bagaimana cara untuk
kembali masih sulit untuk dipecahkannya, sementara itu kolam untuk pemandian
mereka tak pernah dikunjungi lagi oleh saudara- saudaranya.
Menyadari suaminya bekerja keras setiap hari, maka Boilode pun berusaha
membantu meringankan beban suaminya. Menggunakan ilmu kesaktian yang
dimilikinya sebagai putri kayangan ia bisa memasak dengan satu butir beras saja
untuk santapan dirinya dan suami selama satu hari, hal itu terjadi tanpa di ketahui
Lahilote suaminya. Pada suatu hari sang suami berpikir mengapa beras di lumbung
padinya tak pernah habis. Sedangkan ia dan istrinya selalu makan dengan cukup.
Kemudian muncullah keinginannya untuk memperhatikan keadaan istrinya sehari-
hari secara diam-diam.

*Bersambung*

Anda mungkin juga menyukai