Bentuk was dan were
Seperti yang sudah disebutkan diatas, was dan were adalah bentuk lampau, tapi
penggunaannya berbeda. Was digunakan untuk first person singular (orang pertama
tunggal) – I, dan third person singular (orang ketiga tunggal) – he, she, it. Were digunakan
untuk second person singular and plural (orang kedua tunggal dan jamak) – you, your,
yours – juga first and third person plural (orang pertama dan ketiga jamak) – we, they.
Berikut ringkasannya:
Berikut contoh-contohnya:
I was watching TV when he called last night. (Saya sedang menonton TV waktu dia
menelepon tadi malam.)
You were there when the robbery happened. (Kamu ada disana waktu perampokan
itu terjadi.)
He was getting ready for work this morning. (Dia sedang bersiap-siap berangkat
kerja tadi pagi.)
She was crying in her room. (Dia menangis di kamarnya.)
It was a good movie we watched last week. (Film yang kita tonton minggu lalu itu
bagus.)
We were in the stadium during the match. (Kami ada di dalam stadion selama
pertandingan berlangsung.)
They were gone together with the money. (Mereka menghilang bersama dengan
uangnya.)
My socks were put in this part of the drawer while yours were in that part. (Kaos
kakiku diletakkan di bagian laci yang ini, sementara punyamu di sebelah sana.)
Penggunaan was dan were
Selain penggunaan sebagai bentuk lampau dari to be, ada juga penggunaan lain
dari were yang disebut subjunctive mood, yaitu suatu bentuk kata kerja yang digunakan
untuk menyatakan sesuatu yang tidak nyata atau pengandaian. Kata kerja ini dibangun dari
frasa I were, he were, she were, it were, dan sebagainya. Bentuk ini sering digunakan saat
kita mengharapkan sesuatu. Misalnya:
Semua kalimat diatas menggunakan kata kerja were karena menyatakan sesuatu yang tidak
nyata dan secara realita tidak terjadi. Semuanya melibatkan subjunctive mood yang berlaku
untuk berandai-andai.
Bisa dilihat dari semua contoh diatas bahwa was tidak bisa digunakan dalam subjunctive
mood karena was hanya berlaku untuk pernyataan yang didasari realita dan fakta – selain
bentuk lampau dari to be. Contoh-contoh penggunaan was adalah:
When I was in college, I wanted to be a writer. (Waktu aku masih kuliah, aku ingin
jadi penulis.)
She was my childhood neighbor. (Dia tetanggaku waktu aku masih anak-anak.)
Last week, I was swimming with my friends. (Minggu lalu, aku berenang bersama
teman-temanku.)
I swear my phone was on the table when I went to the toilet. (Sumpah, ponselku tadi
ada di meja waktu aku pergi ke toilet.)
The winter was too extreme, so they decided to leave until it was over. (Musim
dinginnya terlalu ekstrim, jadi mereka memutuskan untuk pergi dulu sampai musim
dingin berakhir.)
Kesimpulan
Was dan were, walau keduanya sama-sama bentuk lampau dari to be, digunakan secara
berbeda dalam kalimat. Karena cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari,
maka perlu dipahami cara pemakaian keduanya secara tepat.
Was digunakan untuk bentuk lampau (past) dari to be pada orang pertama dan ketiga
tunggal (I, he, she, it) – bentuk present dari was adalah am dan is. Was selalu digunakan
untuk kalimat yang berdasarkan fakta, bukan pengandaian.
Were digunakan untuk bentuk lampau (past) dari to be pada orang kedua tunggal dan
jamak (you, your, yours) juga orang pertama dan ketiga jamak (we, they) – bentuk present
dari were adalah are. Were juga digunakan dalam subjunctive mood atau kata kerja
pengandaian untuk menyampaikan sesuatu yang tidak nyata atau hanya keinginan.
Kata if dan wish biasanya mendahului subjunctive mood.