Anda di halaman 1dari 53

PROLOG

Sebuah kecelakaan yang membuat mereka bertemu dan jatuh cinta...

Seorang gadis yang tak ada tujuan hidup sama sekali


dan seorang Pria yang ternyata artis terkenal mempunyai segalanya

Mereka terjebak di sebuah pulau? Berdua?

#1

.
.
.
Seorang gadis cantik yg manis sedang menunduk melihat makam ibu nya yang baru saja
dikubur sejam lalu

Yah dia bahkan belum pulang padahal semua orang sudah pergi dari sana

Ia hanya diam berdiri disana dengan air matanya yang bahkan tak mau berhenti mengalir

Teringat kembali kenangan lalu bersama sang ibu...

Seorang ibu yang selalu memeluk nya saat menangis...

Seorang ibu yang selalu mendengarkan Setiap Perkataannya...

Seorang ibu yang merelakan harga dirinya demi menghidupi anak gadis kesayangannya...

Sekarang sang ibu telah pergi...


Walaupun dilanda kesedihan gadis itu merasa sedikit lega

Karena sekarang ibu nya bisa beristirahat dengan tenang...

Sekarang ia sendiri
Dan mungkin selamanya akan sendiri
Karena gadis itu sendiri tak mempunyai keluarga lagi

Sebelumnya ia hanya tinggal dengan ibunya di sebuah kontrakan dan sepertinya dia akan
diusir dari sana

Walaupun begitu sebelum ibunya pergi beliau sudah menyimpankan nya uang untuk nya...

Bahkan disaat susah pun ia sudah menabung untuk masa depan anak nya seolah tau hari
ini akan tiba.

"Aku akan pergi ke Ibukota bu...Aku akan mencari kerja disana yah kalau tidak dapat
mungkin aku bunuh diri saja"gumamnya dengan air mata yang terus jatuh

" Toh tidak akan ada yang mencari ku..."

#2
.
.

"Sudah kuduga akan begini huft... Ibu kos itu pasti akan mengusirku "Ucap seorang gadis
yang sedang menyeret kopernya keluar dari taksi dengan ponsel di tangannya

Kruyukkk~

" Huh sepertinya lebih baik mengisi perut dulu"

Setelah membayar taksi, ia berjalan menuju sebuah warung di pinggir jalan untuk mengisi
perutnya

Brukkk!

" Aduh!! Hoi bocah! Kalau jalan pakai mata dong!"Bentak salah satu orang yang
menabraknya membuatnya jatuh terduduk disana

Gadis itu terkejut dan segera berdiri untuk meminta maaf pada orang itu yang langsung
pergi begitu saja tanpa mendengarnya
"T-tunggu! Dimana Ponselku?!" Gadis itu panik sambil meraba saku nya

Seingatnya tadi dia terus memegang hp nya sejak turun dari taksi

Sedetik kemudian ia berlari ke arah gang kecil, arah orang yang tadi menabraknya pergi

Ia yakin orang itu yang mengambil ponsel nya

Gelap itu yg ia lihat saat masuk ke gang itu


Di gang itu ada belokan ke arah kiri, mau tidak mau gadis itu berjalan ke arah sana

Dan saat membelok ia dapat melihat tiga orang pria sedang berkumpul di ujung gang sana...

Tempat itu sedikit terang karena bertepatan di samping toko

Mereka yang sepertinya tidak sadar akan kehadiran gadis itu, namun tanpa takut gadis itu
mendekat ke arah mereka

"Permisi... Bukankah yang kau pegang itu ponsel milik ku?"saut gadis itu yg mendapatkan
tatapan tajam dari tiga orang pria itu

" Berani sekali kau datang kesini sendirian bocah! Cari mati hah?!"bentak salah satunya

Wajah gadis itu datar tanpa takut sama sekali, ia menjulurkan tangannya

"Berikan ponselku paman" Katanya

"Bocah sial!" Ketiga pria itu berdiri tegak dan mendekati gadis itu, salah satu orang itu
mengangkat dagunya sambil tersenyum

"Hmm lumayan juga wajah nya, hey bocah dari pada kau berkeliaran begini bagaimana jika
kau ikut kami sa- AKHH!!" Teriak pria itu dengan tubuh yg sudah berada di tanah

Sesaat ia baru sadar tangan nya baru saja dipatahkan oleh gadis itu

Mata gadis itu menajam tetapi wajahnya yg manis itu masih terlihat datar tanpa ekspresi

Kedua pria itu terkejut dan marah, mereka mendekati gadis itu yang sudah memasang kuda
kuda nya

Salah satu dari mereka ada yang memegang tangan nya dengan segera gadis itu menarik
kerah pria itu lalu berbalik dan...

Brakkk!
Suara bantingan keras terdengar sepanjang lorong itu, bagaimana tidak? Pria itu dibanting
ke arah tumpukan kayu disana

Gadis itu berbalik dan pria yg memegang ponselnya itu sepertinya terkejut namun dengan
cepat kesadarannya datang kembali

"Kembalikan ponsel ku paman" Ucap gadis itu  lagi, sambil menjulurkan tangannya

Pria itu mengeraskan wajah nya merasa terhina oleh bocah depannya itu dengan sigap
tangannya terangkat untuk memukul nya

Sett

Gadis itu menghindar lalu menendang perut pria yang akan memukulnya, tendangan ke ulu
hati yang mampu membuat pria itu sesak nafas dan terduduk diam disana

"Uhukkk! "

"Kembalikan ponselku pa-"

Brukkkk!

#3
.
.
.

Gadis itu terkejut saat berbalik, hampir saja gadis itu dipukul oleh balok yg dipegang salah
satu pria yang ia banting tadi

Pandangannya tertuju ke arah seorang pria tampan yang juga memegang balok tapi
sepertinya ia lah yang baru saja menyelamatkan nya

"Kau tak apa? " Tanya pria itu, gadis itu menunduk lalu mengangguk

"A-ah tidak apa, terima kasih" Katanya sambil menunduk hormat sebagai ucapan
terimakasih nya

Sekilas gadis itu berbalik kebelakang dan ternyata orang itu sudah menghilang bersama
ponselnya, ia hanya bisa menghela nafas sekarang

"Lain kali berhati hatilah, jangan sembarang mendekati ora--"


"HENDRA!! Kenapa kau ada disini! Aku hampir meninggalkanmu tadi!" Teriak seorang pria
yg terlihat lebih tua berjalan mendekat

"Duh kak maaf! Aku hanya menolong gadis ini...


Tadi dia hampir saja di pukul" Jelas nya
Gadis itu hanya bisa diam melihat interaksi mereka tanpa bicara

"Ohh yasudah ayo kita pergi, 30 menit lagi pesawatnya akan berangkat loh"ucap orang itu
dengan lega

Pria itu mengangguk dan tatapan nya kembali bertemu dengan gadis yang ia tolong tadi,
gadis itu hanya menunduk sedari tadi

" Ah benar, kalau begitu kami permisi dulu, berhati hati lah saat pulang nanti"pesannya
terdengar ramah

Gadis itu hanya tersenyum untuk mengiyakannya dan dengan begitu pun mereka akhirnya
meninggalkan gadis itu disana

"Hahh... Sekarang aku pun kehilangan ponsel ku, benar benar hari yang sial!"kesal gadis itu

Mau tidak mau ia kembali ke tempat awal nya dan ia merasa syukur melihat kopernya masih
disana berada di dalam warung itu

"Untung saja tak ada yg mengambilnya disini, aku harus cepat pergi sebelum ketinggalan
pesawat!" Gumam nya dengan segera mengambil kopernya
.
.
.
Gadis itu pun duduk tenang di dalam pesawat yang ditumpanginya saat ini, ia melihat
banyak orang" Yang masuk mencari posisi nya sebelum pesawat lepas landas

Mata bulat nya tak sengaja melihat sosok pria tampan yang masuk ke pesawat dan duduk di
area depan sana

"Hm? Bukannya dia orang tadi yang menolongku? "Tebak nya

Namun ia sedikit terjolak kaget saat seorang wanita yang duduk disamping nya menjerit dan
memotret pria itu

" Kenapa kau memotretnya? "Tanya gadis itu penasaran, mendengar itu wanita tadi berbalik
melihat nya sambil tersenyum ceria
" Hah? Kau tak tau dia? Dia adalah aktor terkenal bahkan dia juga seorang artis yang
mendunia bisa bisa nya kau tak mengenalnya"ucap wanita itu dengan penuh kekaguman
seolah pria itu adalah sumber kebahagiannya

Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum melihat reaksi wanita cantik itu begitu
bahagianya, pandangan nya kembali ke arah pria itu

"Kalau dia artis kenapa dia naik pesawat dengan kelas seperti ini?"gumam nya, ia hanya
mengangkat bahu dan memejamkan matanya

Gadis itu sebenarnya tak perduli, toh ia tak mengenalnya ia juga bukan fans nya, karna
dirinya bahkan tak punya waktu untuk mengagumi orang

Dirinya setiap hari hanya bisa berfikir bagaimana cara mendapatkan uang dan makan buat
besok

Gadis itu tanpa sadar mulai tertidur dalam perjalanan itu, tubuh nya yang lelah merasa
sangat nyaman namun itu tak bertahan lama sampai suara bising membuat kesadarannya
kembali

Gadis itu membuka matanya,  ia nampak kaget melihat pramugari/ra sedang panik meminta
penumpang memakai alat pengaman masing masing bahkan ada yang sudah menangis
sambil berteriak dan saling memeluk
.
.
.
.
.

#4

Gadis itu bisa merasakan pesawat itu bergoyang tak seimbang, semua orang dalam
pesawat panik gadis itu pun yang tadi nya panik namun akhirnya memilih bersandar dan
duduk tenang

Toh tujuannya ke kota untuk mencari kerja itupun mustahil jika ia dapat kan pekerjaan, jika
tak mendapatkan pekerjaan dia pastinya lebih memilih bunuh diri dari pada jadi gembel di
kota besar itu

Sekarang ia tak perlu repot repot untuk bunuh diri, tinggal menunggu pesawat nya jatuh dan
dia akan bertemu ibu nya lagi, Good Bye untuk dunia yang jahat...
Seorang pramugari datang dan memaksa gadis itu memakai alat keamanan, gadis itu
melakukannya saja lalu kembali duduk tenang dan sempat sempat nya tersenyum karena
akan bertemu ibu nya, padahal orang lain sedang panik dan menangis

Didepan sana sang artis yang bernama Hendra itu pun sedang panik bersama seseorang
yang disampingnya berstatus manajernya, terlihat manajernya masih sempat sempatnya
melindungi artisnya itu

"Hah apa ini? Sudah kubilang Jangan memaksa kembali di hari seperti ini, ini hari kesialan
ku huft" Kesalnya, namun artis itupun duduk pasrah di tempatnya

"Ketika aku terlahir kembali semoga pekerjaanku menjadi polisi saja dari pada artis lagi"
Doanya

Toh mau diapakan juga pesawat nya sudah jatuh, suara teriakan mengisi pesawat itu saat
merasakan jatuh seolah terjun bebas dari ketinggian

Gadis itu melihat ke arah jendela, melihat pesawat terjun bebas ke arah hutan yang lebat
dibawah sana membuatnya merinding, namun ia memejamkan matanya saat merasa sedikit
lagi kematian menjemputnya

Brakkkkk!!

Bunyi gemuruh Yang mendominasi hutan luas itu, pohon pohon yang tadinya menjulang
tinggi terlihat ambruk ditimpa pesawat

Kedua sayap pesawat patah dan terlempar jauh dari sana, bahkan mesin-mesin pesawat
pun hancur berserakan bersama puing-puing pesawat disana dan hewan-hewan yang
tinggal di hutan pun pergi menjauh dari sana

Pesawat yang tadi nya besar itu sudah terbelah dua dan terpisah beberapa meter, Sedetik
kemudian suatu ledakan besar serta kebakaran pun terjadi di bagian ekor pesawat.

Sakit...
Itu yang dirasakan gadis itu saat pertama kali sadar, tubuhnya seolah mati rasa seakan
remuk, aroma darah bercampur besi pun masuk ke indra penciumannya

Perlahan ia membuka matanya dan bukannya malaikat maut yang menjemputnya malah
pemandangan mengerikan yang muncul di depan matanya

Si gadis menarik kaki nya yang terluka dari sosok mayat wanita yang tadi duduk
bersebelahan dengannya

Baru saja tadi ia melihat wanita itu tersenyum bahagia sekarang ia malah melihat wanita itu
tewas dengan penuh darah dan mata terbuka

Brukkk

"Akhhh!! "

#5

.
Gadis itu terkejut mundur dan langsung mendorong mayat yang baru saja menimpa nya dari
atas,  tubuh gadis itu bergetar saat tau bahwa ia sedang dikelilingi oleh ratusan mayat disini

Berbeda jauh dari yang ia harapkan, sekarang ia panik dan ketakutan, dalam hati nya ia
menyumpah lebih baik mati daripada hidup dengan melihat pemandangan ini

Gadis itu berusaha menyeret tubuh nya yang luka untung saja dia masih punya tenaga, saat
menoleh kebelakang ia membulatkan mata nya

Melihat bagian pesawat bolong terbelah dua dan tak jauh disana ekor pesawat terlihat
hangus terbakar dengan api dan asap yang sangat tebal

"Y-yah aku memang ingin mati, tapi tidak dibakar dengan hidup-hidup juga kali"ngeri gadis
itu, ia berusaha berdiri untuk menyeret tubuh nya keluar dari sana sebelum ia ikutan
terbakar bersama pesawat itu

" Akhhh! " Namun sebuah suara rintihan itu menghentikan gerakan nya,  saat ia menoleh ia
melihat sosok artis yang tadi sempat ditemui nya
Terlihat artis itu kesusahan berdiri karena kakinya yang terjepit di antara kursi itu, mau tidak
mau pun ia harus menolongnya karna dia adalah artis terkenal

'Dia harus hidup karena banyak yang mencarinya kan? 'Ujarnya dalam hati gadis itu

Pria itu Hendra nama sang Artis itu melihat seorang gadis manis berjalan mendekat ke arah
nya dengan menyeret tubuh nya melewati mayat mayat itu

Bajunya terlihat kotor dengan bercak darah dimana mana, bahkan wajahnya pun ikut
terkena sedikit darah meskipun begitu wajah nya tetap terlihat polos dan tulus

"H-hey! Pesawatnya akan meledak! Sebaiknya kau cepat pergi!"panik Hendra namun tak
dihiraukan oleh gadis itu yang bahkan sudah ada dihadapannya

" Kau pergilah bodoh!" Usir pria itu agar gadis itu selamat

"Aku akan pergi bila kaki mu sudah lepas dari sana!" Ngotot gadis itu dan Hendra hanya
bisa geleng-geleng kepala melihatnya

Hendra ingin gadis itu selamat jadi ia juga berusaha melepaskan kakinya yang terjepit itu
dibantu oleh gadis itu

Gadis itu menarik kepala kursi itu agar Hendra bisa menariknya hingga bebas, Artis itu
segera berdiri saat ia sudah menghirup bau asap di dalam sana

"Ayoo cepat kita harus segera keluar! Ini akan meledak" Ucap pria itu lalu menarik gadis itu
yang juga mengikutinya dengan berjalan tertatih tatih seperti pria itu

Setidak nya gadis itu merasa bahwa pria itu harus diselamatkan nyawanya, dirinya pun
berusaha berjalan dengan baik sampai akhirnya mereka sudah berjalan lumayan jauh dari
pesawat

Dan sesuai dugaan pesawat itu meledak dengan api yang sangat besar membuat gadis itu
merinding saat berbalik melihat itu semua

"Awas kepalamu!" Hendra yang terkejut reflek berbalik namun malah didorong oleh gadis itu
dan berakhir menindih tubuhnya
.

#6
.

.
Gadis itu melindungi pria itu dari puing puing pesawat yang hampir mengenai kepala pria
itu...

Cukup lama mereka bertahan dengan posisi itu bahkan sang artis bisa merasakan Wajah
gadis itu di sisi wajah nya

Juga suara nafasnya yang memburu menggelitik telinganya, membuat nya sedikit
merinding, terlalu intim pikirnya

Hingga beberapa saat berlalu dan suasana mulai tenang, hanya tinggal suara api yang
sedang memakan pesawat sisa sisa pesawat itu

"B-bisa kah kau menyingkir?"ucap pria itu pelan, bahkan berbisik membuat gadis itu sadar
dan langsung berdiri dari acara menindih tubuh kekar sang artis terkenal itu

" Ah! I-iya m-maafkan aku!"ucapnya takut sambil menunduk


'Bodoh! Apa yang sudah kau lakukan! 'Tegur gadis itu dalam hati, memaki dirinya sendiri

Pria itu tersenyum simpul melihat gadis itu yang sepertinya sadar apa yang dia lakukan tadi

"Hm tak apa, lagi pula kau berniat melindungiku harusnya aku lah yang berterima kasih"
Ucap pria itu tulus sambil berusaha berdiri dibantu oleh gadis itu yang memegang
tangannya

Pandangan mereka kembali tertuju ke arah pesawat yang sudah dipenuhi kobaran api itu,
bahkan mereka tak pernah membayangkan akan jadi seperti ini

"Huh! Padahal aku niat ke kota untuk bunuh diri, dan tadi aku sudah berharap bahwa
malaikat mau akan menjemputku, tapi kenapa malah dari sekian banyak orang malah aku
yang selamat?!" Ujar gadis itu dengan penuh penyesalan

"Hah? Kau ini omong apa? Mati penasaran seperti itu tak akan membuat kita masuk
surga"ucap artis itu membuat gadis itu menoleh padanya

" Hah? Bukannya jika orang sudah mati akan langsung masuk surga"katanya dengan wajah
bingung nya

"Yah itu jika kau benar benar suci" Pria itu hanya bisa menghela nafas nya dah akhirnya
duduk di salah satu pohon yang tumbang itu

"Huft sudah tidak mati, terjebak di hutan besar pula, kenapa aku hari ini sial sih" Gadis itu
pun hanya bisa duduk diatas batu besar sambil terus misuh-misuh menyalahkan nasibnya

Pria itu tak mendengar ocehan gadis itu, pandangan nya sedang tertuju kepada pesawat
yang hangus itu
Ia sedih mengingat manajer pribadinya disana meninggal ditempat, bahkan saat ia sadar
tadi mayat nya pun masih memeluknya dan melindunginya

Gadis itu melirik ke arah sang artis yang terdiam sejak tadi memandang pesawat itu, sorot
matanya memancarkan kesedihan membuat gadis itu ikutan sedih

Gadis itu menghela nafas dan memandang langit yang dipenuhi asap dari api itu

"Sekarang kita harus bagaimana?" Gumam nya

"Jangan kemana mana, Tim penyelamat pasti akan datang kesini, kita tinggal menunggu
saja" Ujar pria itu memperingatkan

"Pasti kau kesulitankan? Artiskan selalu tinggal dihotel yang mewah, sekarang kau terjebak
di hutan yang banyak nyamuk dan serangga"ucap gadis itu prihatin namun malah membuat
pria itu terkekeh geli melihat wajah polosnya

"Tidak juga, bukannya malah kau yang sedari tadi tidak tenang karena diganggu oleh
nyamuk dan serangga?" Tanya Pria itu, gadis itu hanya nyengir karena yang dikatakan artis
itu memang benar

"Kemari lah"panggil Hendra dan gadis itu pun mendekat lalu duduk disampingnya

"Namamu... Hendra kan? " Tanya gadis itu, mengingat seseorang pernah memanggil nama
artis itu

"Sepertinya kau tau aku, tapi aku tak tau namamu"

"Kau bisa memanggilku Nadya" Ucap gadis itu dengan senyumannya yang manis membuat
pria itu ikut tersenyum
.
.
.

#7
.
.
.
"Bodoh! Kenapa kau malah membunuh nya sial!" Bentak seorang Pria tua kepada anak
buah nya itu sambil membanting meja dihadapannya

"M-maafkan aku pak! Aku tak tau jika anda ingin memakainya" Ucap orang itu dengan suara
bergetar ketakutan

"Hah! Kau membuang uang ku! Aku tak mau tau! Hari ini carikan aku orang baru yang bisa
membuatku kaya mengerti?!"amuk nya dan segera pergi dari ruangan itu

Orang itu dan lainnya pun merasa lega saat bosnya sudah pergi meninggalkan mereka
disana

" Jadi bagaimana? Dimana kita menemukan orang baru?"tanya salah satunya

"Ayo kita tak punya waktu, kita harus mencarinya sekarang dan kau bersihkan mayat orang
itu di belakang sana" Instruksinya dan mereka berempat pun segera keluar dari sana

"Ck! Padahal dia sendiri yang meminta menghabisinya kenapa malah menyalahkan kami
sih!" Keluh salah satu anak buahnya sambil berjalan ke belakang untuk mengubur mayat
disana

Disisi lain ketiga temannya sedang berjalan kehutan sambil terus mengeluhkan permintaan
bos nya itu

"Hah! Andai saja ada ada seorang bintang terkenal yang bisa kita dapatkan, mungkin saja
kita sudah kaya dan bebas dari nya"ucap salah satunya

" Itu tidak mungkin! Mana ada artis yang bisa kita dapatkan cuma cuma, bermimpilah saja
terus"tegur salah satu nya

Orang yang berjalan di depan hanya menghela nafas saja sambil terus berjalan namun
pandangan nya berkabut karena asap yang banyak disana

"Kenapa banyak asap disini sih?!"

"Oh tentu saja, kalau tak salah tadi ada kecelakaan pesawat di sekitar hutan" Ujar pria
dibelakangnya

Mereka mau tak mau pun tetap berjalan sekalipun terpaksa melewati semak semak namun
mendadak pria yang paling depan berhenti berjalan membuat dua temannya bingung

"Ada apa? Jangan bilang jika kau ingin buang air besar dan kita harus putar balik lagi"
Ucapan kecurigaan itu membuat pria itu menatapnya sinis

"Bukan itu, sepertinya mimpi yang kita idamkan akan segera menjadi nyata... " Gumam pria
itu sambil mengintip ke arah dua orang yang sedang duduk diatas batang pohon itu
"B-bukannya itu Hendra? Artis yang terkenal itu?" Kaget nya dengan suara pelan, merasa
ada harta karun di depan mata, mereka tak akan menyia nyiakannya begitu saja

"Jackpot! Ayoo kita sapa mereka"....

"Hai nadya senang bisa bertemu denganmu walau dalam keadaan seperti ini" Ujar Hendra
dengan senyum simpulnya

"Yah pertemuan ini memang terlihat miris, tapi kita sudah pernah bertemu sebelumnya apa
kau lupa?" Tanya Nadya, gadis itu menatap tepat di kedua mata pria itu

Pria itu menaikan satu alis nya dan terdiam beberapa saat sampai ia mengingat bahwa
gadis itu yang ditemuinya saat pagi tadi

"Ah! Jadi itu kau? Yang hampir dipukul oleh preman itu?" Heboh nya dengan mata melotot
yang terlihat lucu dimata gadis itu

"Yahh itu aku, tak kusangkah kita bertemu lagi di pesawat" Heboh gadis itu sambil bersandar
di dahan pohon itu

"Aku juga tak menyangka ini terjadi, kalau saja kau tak ada mungkin aku suda--"

Srakk Srakk

Suara semak yang ada disamping mereka membuat perkataan Hendra terhenti, sedangkan
gadis itu bahkan sudah waspada jika hewan buas yang akan muncul

Namun melihat tiga orang pria yang ternyata datang mendekat membuat gadis itu lega, dan
sekarang Hendra yang terlihat waspada dengan mereka

"Loh? Kalian tak apa? Sepertinya kalian terluka parah" Ucap pria yang paling depan dengan
nada khawatirnya yang jelas dibuat buat nya

"Em kami korban kecelakaan disini, apakah kalian penduduk disini?" Jelas gadis itu, ia
terlihat sangat polos sampai membuat Hendra sedikit khawatir

"Yah kami penduduk disini, apa kalian mau ikut ke desa kami? Kami bisa memanggil kan
keamanan untuk membantu kalian nanti" Ujar salah satu dari mereka
Mendengar penawaran itu membuat Nadya mengangguk tanpa ragu, namun Hendra
menahan tangan gadis itu dan menariknya ke belakang nya

"Maaf kami tak bisa ikut, kami akan menunggu Tim Penyelamat saja disini" Ucap Hendra
dingin dengan menatap penuh kecurigaan

"Hey Hendra! Mereka hanya ingin membantu" Tegur gadis itu membela mereka

"Yah benar kata gadis itu, kami hanya ingin membantu" Ucap salah satu orang itu dengan
senyum nya yang malah membuat hendra semakin waspada

"Tidak Terima kasih, kami akan menunggu saja disini silahkan pergi" Tegas nya pada
mereka membuat gadis itu melotot

"Wahh, kalau cara baik baik kalian tak mau kita sepertinya harus menggunakan sedikit
pemaksaan" Ucap pria yang paling depan sambil memberikan kode kepada temannya untuk
menahan hendra

Mereka dengan sigap menahan tubuh Hendra dan menyeretnya, Hendra pun tak bisa
melawan karna dia sendiri tak memiliki tenaga namun di pikirannya ia khawatir pada gadis
itu

Gadis itu panik melihat mereka menahan dan menyeret tubuh Hendra

"Hendra!! Kalian mau bawa kemana dia?! Kami tak ingin ikut, Kalian orang jahat! Lepaskan
Hendra!" Bentak gadis itu sambil menarik tangan hendra yang di sisi satunya

"Hei gadis kecil lebih baik kau diam atau kami seret juga hah?!" Ucap pria itu memperingati
nya namun Nadya tak peduli

Sebelum mereka pergi menjauh Gadis itu berlari ke arah salah satu orang yang menahan
tangan Hendra, ia menggigit lengan orang itu hingga berdarah membuat kedua temannya
terkejut

"Arghh!"

"Bocah sialan kau!" Melihat itu temannya tak tinggal diam, salah satu dari mereka menarik
rambut Nadya dan menjambaknya kuat membuat Gadis itu merintih kesakitan

Hendra yang melihat itu menggertakan gigi nya ia tahu gadis itu tak punya tenaga
sepertinya untuk melawan mereka bertiga

"T-tolong, kalian bisa membawaku tapi lepaskan gadis itu dia terlihat kesakitan" Ujar Hendra
menatap tajam mereka bertiga, namun gadis itu malah menggeleng
"Tidak! Tak akan kubiarkan mereka membawamu! Kau harus selamat!" Teriak gadis itu yang
bahkan melupakan rasa sakitnya karena panik

Tak ingin berlama lama pria itu langsung membenturkan kepala gadis itu disalah satu pohon
besar membuat gadis itu terhuyung lemas dan pusing

"Akhh!"

.
.
.

#8
.
Mereka pun pergi dengan menyeret hendra yang bahkan menatapnya khawatir, gadis itu tak
bisa berdiri bahkan membuka mata pun rasanya kepalanya akan pecah

"Ughh s-sakit..." Gadis itu berusaha sadar agar tak pingsan, rasanya pandangan nya
seketika buram namun ia terus menggosok matanya

'Tidak! Sadarlah! Hendra membutuhkan bantuanmu, ayo kejar mereka'- batin Nadya

"Cepat jalan!" Tegur pria yang menahan tubuh Hendra, sedangkan hendra hanya diam saja
mengikuti dan masih memikirkan gadis itu di hutan sendirian

Ia berharap kalau Nadya akan diam di pinggir pantai dan menemukan Tim penyelamat untuk
mencarinya nanti

Brukk!

Dengan kasar mereka membanting tubuh Hendra ke ranjang yang ada ruangan itu membuat
hendra meringis perih dan menatap mereka tajam

'Sialan! Mereka terlalu banyak dan bersenjata' batin Hendra


Seketika keadaan hening saat seorang pria tua yang buncit masuk kedalam ruangan itu dan
semua orang dalam ruangan itu menunduk hormat

"Wah wah! Kira kira berapa banyak yang ingin menonton Video telanjang nya yah? Aku bisa
bisa kaya mendadak" Ucap pria itu sambil menatap hendra kagum sedangkan yang ditatap
memandang nya sinis

Pria itu mengangkat dagu Hendra namun hendra dengan cepat menarik kembali dirinya,
melihat itu membuat pria itu tertawa

"Ikat dia dan Biarkan dia beristirahat dulu, kalian semua ikut aku dan akan ku pesankan
kalian makanan enak" Ucap nya disusul suara kegirangan dari yang lainnya kecuali hendra
tentunya

Setelah mengikat tangan hendra di belakang tubuh nya mereka semua meninggalkannya
membuatnya merasa lega

Hendra Melihat sekeliling ruangan itu terlihat ruangan itu sangat luas namun langit langit
ruangan itu rendah dan rapuh sepertinya tak pernah diperbaiki

Ini seperti Gudang penyimpanan bahan makanan karena banyak karung beras di sudut
sana dan beberapa ruangan yang tertutupi oleh tirai biru

Ia tahu betul apa yang akan terjadi padanya, sekarang pun ia tak bisa apa apa selain
menunggu bantuan, ia butuh waktu untuk memulihkan tenaganya jadi ia tak ingin melawan
untuk sementara

.
Krekk! Srak!

Hendra yang tadinya bersandar tenang sedikit terkejut karena suara dari atas genteng yang
tak jauh darinya

Dan Matanya seketika melotot akan keluar saat melihat seorang gadis yang ternyata
merusak atap itu, kekhawatirannya datang lagi saat melihat gadis itu melompat turun dan
mendekat ke arah nya

"Kau bodoh! Kenapa malah kesini, mereka akan menangkapmu!" Bentak Hendra yang
bahkan tak membuatnya takut dan malah menunjukkan cengirannya

"Tak mau! Kau harus selamat dulu, Sekarang misiku adalah menyelamatkanmu jadi jika aku
mati nanti aku bisa langsung masuk surga karena sudah menolongmu iyakan?"
Gadis itu berusaha membuka tali yang mengikat tangan hendra, sedangkan Hendra? Hanya
bisa bengong merasa gadis di depannya ini bukan polos...

Tapi bodoh...

"Hey! Dengarkan aku, sebaiknya kau pergi sekarang dari sini sebelum mereka datang! Kau
tunggulah Tim penyelamat datang dan bawa mereka kesini oke?" Hendra berusaha
menginstruksi kan rencana nya namun sepertinya sia sia

Gadis itu tak ingin meninggalkannya


"Aku tak mau! Aku harus nenolongmu dulu dan kita akan pergi keluar bersama, atau
setidaknya kau lah yang harus selamat... "Ucap gadis itu dengan tatapan memelasnya

" Oke oke! Kita akan keluar bersama kalau begitu huft"mau tak mau Hendra mengiyakan
ajakan gadis itu karena ia tak bisa menolak tatapan itu

"Dan bagaimana caranya kita naik ke atap itu lagi? Dengan keadaan seperti ini kita tak bisa
memanjat kesana" Ucap Nadya membuat Hendra menghela nafas, ini lah yang ia pikirkan
sedari tadi

"Kalau begitu kita lewat pintu bela-"

"HEY! Mereka ingin kabur!" Teriak salah satu dari mereka masuk keruangan itu dan
membuat semua orang datang keruangan itu

'Sialan!' batin Hendra

Mereka mendekat membuat gadis itu mundur ketakutan dan hendra sangat khawatir
sekarang, ia takut gadis itu juga akan bernasib sepertinya

"Ah... Kalian ingin kabur? Kalau begitu kuberi hukuman saja sekarang bagaimana?" Ucap
Pria berbadan buncit itu, sepertinya dia yang pegang kuasa disini

Dengan sigap mereka kembali ditahan dan hendra kembali dibanting ke kasur besar itu
dengan tangan yang diikat sedangkan gadis itu ditahan oleh beberapa orang pria

Gadis itu berusaha melawan namun sia sia karena keadaan nya terluka membuat dirinya
lemah, gadis itu dijambak dan wajah nya di arah kan ke hendra

Mereka terlihat sedang memaksa hendra untuk menelan sesuatu, apa itu pil? Obat kah?
Tanya gadis itu

"Telan! Cepat Telan!" Bentaknya kepada hendra namun hendra sama sekali tak membuka
mulut dan tatapannya semakin menajam
Melihat itu membuat sang Bos disana tersenyum jahat lalu menarik paksa gadis itu,
menyeretnya ke samping ranjang dan menodongkan pistol di kepala gadis itu

"Lepaskan dia sialan! Yang kalian inginkan adalah aku! Jadi lepaskan dia!" Teriak hendra
sangat panik sedangkan gadis itu terdiam kaku melihat merasakan ujung pistol menyentuh
kepalanya

"Kalau kau tak mau bocah ini mati, minum pil nya sekarang!"bentak pria itu dan hendra pun
menelan pasrah pil itu membuat pria itu tersenyum puas

Pria itu melihat ke arah gadis itu yang sedang menunduk dan langsung mendorong gadis itu
keranjang dengan kasar

" Bidik dia tapi jangan ditembak sampai aku yang menyuruh kalian, dia lumayan juga"ucap
pria itu dengan senyum nya yang menyeramkan bagi Nadya

Sekitar dua orang yang membidik Gadis itu membuat nya mundur dan mendekat kearah
Hendra yang sekarang mengatur nafasnya yang memburu

Beberapa orang lainnya dalam ruangan itu memasang kamera dan menyorot mereka
berdua, membuat gadis itu bingung

"Hendra apa kau tak apakan? Kenapa kau berkeringat?" Khawatir gadis itu sedangkan
Hendra berusaha menahan diri nya, ia sudah tau pil itu akan membuatnya seperti ini

"Oke kita mulai, hey kau bocah! Kocok milik nya! Cepat!" Perintah pria itu membuat hendra
menatap tajam

"Apa kau gila?! Dia Masih anak anak!" Teriak hendra tak setuju

"Semakin polos semakin banyak yang akan tertarik menontonnya kan?"kekehnya tak perduli
dan menyuruh mereka membidik kepala Hendra

"Hey bocah lakukan perintahku atau artismu itu mati?"


.
.
.
#9 (Warning 🔞)
.

"Tidak! Jangan membunuh nya kumohon!" Teriak gadis itu dengan segera memajukan tubuh
nya untuk menghalang bidikannya

"Kalau begitu lakukan! Kocok milik nya bocah!" Bentakan dari pria itu membuat gadis itu
bingung

"Apa yang dikocok? Lagi pula kenapa banyak kamera disini? Apa kalian syuting?" Tanya
penasaran gadis itu

Pria itu tersenyum menyeramkan dan berjalan mendekat ke arah kasur dengan sebuat
gadget di tangannya dan memutarkan video langsung ke depan wajah gadis itu

"Yah kau akan syuting bersama artis itu, lakukan seperti yang ada dalam video cepat!"
Gadis itu melotot melihat video yang menampilkan hal tak senonoh dimana seorang wanita
memainkan kelamin sang prianya

"Jangan dengarkan dia nadya! Jangan lakukan itu!" Ucap Hendra dengan nafas tersenggal
namun tatapan nya masih menatap tajam ke arah pria buncit itu

Pria itu menggeram marah langsung saja ia mengeluarkan pistol dari belakangnya dan
menempelkannya pada kepala sang artis membuat gadis itu menjerit tertahan

"Tolong jangan! B-baiklah akan ku lakukan!" Ucap gadis itu dengan ketakutan,
sesungguhnya yang ia takutkan adalah artis itu mati

Hendra memperingatkannya terus menerus untuk tidak melakukannya namun gadis itu tak
ada pilihan lain

Tangan gadis itu turun ke arah bawah dengan ragu, ini pertama kalinya ia berurusan dengan
hal intim seperti ini

Ia mulai membuka resleting hendra namun ia berhenti sejenak karena terkejut saat merasa
ada yang bergerak disana

"Cepat lanjutkan bocah!" Bentak pria itu geram melihat gadis itu terlalu mengulur waktu

Dengan cepat gadis itu langsung mengeluarkan milik sang artis dan dapat ia lihat milik
hendra sudah mengeras didepan matanya, pria buncit itu tersenyum

"Sudah beraksi rupanya... Ayo cepat main kan itu dengan tanganmu!" Perintahnya dan gadis
itu melakukannya sedangkan hendra rasanya suaranya sudah mau habis karena terus
memperingati gadis itu
"Hahh jangan bodoh! Lepaskan dia!" Geram Hendra yang bahkan tak dipedulikan, gadis itu
menatapnya dan pandangan mereka bertemu

Hendra tau gadis itu ketakutan tapi mereka sekarang tak bisa melakukan apa apa karena
dikelilingi senjata yang membidik mereka disini

"Shh" Hendra menggertakan giginya saat merasakan tangan gadis itu mengurut miliknya,
sedangkan pria itu tersenyum puas sekarang ini

Gadis itu tak tau apa apa, ia hanya mengikuti apa yang ia lihat di dalam video itu...
Sesungguh nya gadis itu bahkan berpikir yang ia lakukan itu menyakiti hendra

"Emh b-berhentih... " Gumamnya dengan wajah mulai memerah menatap gadis itu yang
juga menatapnya

Gadis itu hanya diam, ia tak tahu harus mengatakan apa...

Tangannya mulai menggenggam penuh milik Hendra lalu menaik-turunkan tangannya dan
mengocok milik hendra
.

.
"Akhh!" Suara Geraman keluar dari mulut hendra disusul pelepasannya membuat tangan
gadis itu basah karena cairannya

Gadis itu menatapnya protes seolah mengatakan 'kenapa kau pipis ditanganku!'

Hendra hanya bisa menatapnya dengan nafas yang tersengal sengal


"Hahh Sudah ku bilang hah... jangan kan..."gumamnya

" Sudah cukup! Tadi lumayan juga..."ucap pria itu dengan senyumnya yang masih saja
bertahan

"Sekarang... Kulum miliknya bocah!"

"Bajingan! Jangan mengajarinya hal yang tak baik!" Amuk hendra membuat pria itu tertawa
terbahak, tangannya makin maju dan pistolnya menyentuh kepala hendra

"Cepat kulum miliknya, lakukan! Atau kepalanya akan bolong karenamu bocah" Ancam pria
itu membuat gadis itu bergetar namun ia tetap dia tak melakukannya dan...

Plakkk!
"Akh!" Gadis itu menunduk memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh sebuah pistol,
melihat itu di depan matanya entah kenapa membuat hendra sakit hati

"Jangan sakiti dia! Sialan kau!" Bentak Hendra dengan mata yang memerah menatap pria
yang baru saja menampar gadis itu

"Kau tak mendengarkanku gadis kecil? Kubilang kulum miliknya!" Gadis itu mendongakkan
kepalanya menatap pria itu dengan raut bingung

"A-aku tak mengerti... Kulum itu apa?" Tanyanya dengan wajah kebingungan dan darah
yang keluar dari ujung bibir karena tamparan tadi

Sedangkan hendra menunduk lemas karena dirinya masih dipengaruhi obat itu, sejujurnya
dirinya bahkan membutuhkan pelepasan lagi karena miliknya terasa menyakitkan disana

Pria itu menggeram, ia baru ingat kalau gadis ini masih bocah dan tak mengerti apa apa,
mau tak mau ia memutarkan video nya lagi dan memperlihatkannya pada gadis itu

"Lakukan seperti ini! Cepatlah!" Bentaknya frustasi menghadapi bocah itu

Gadis itu merinding melihat video yang didalamnya memperlihatkan seorang wanita
memasukan milik prianya kedalam mulutnya

"K-kenapa aku harus melakukan itu? Itu menjijikan! " Tolak gadis itu membuat pria itu marah
dan menodongkan pistol kembali ke arah hendra

"Jadi kau ingin artis mu ini mati? Baikla-"ucapan pria itu terpotong

"Jangan! Baiklah! Aku akan melakukannya... Tolong jangan membunuh nya dia orang
penting"mohon gadis itu sambil menatap kearah hendra yang menatapnya sayu

Mau tak mau gadis itu melakukannya, perlahan wajahnya turun ke arah milik hendra sedang
sedikit ragu ia memasukan milik hendra kedalam mulut hangatnya

" A-ahh jangan lakukan b-bodoh!"geram hendra namun sekali lagi tak dipedulikan oleh gadis
itu

Gadis itu mengingat isi video tadi kalau tidak salah wanita itu menaik turunkan mulutnya, jadi
ia juga mengikutinya saja

Hendra sepertinya mulai Frustasi, rasanya, miliknya sekarang berkedut di dalam mulut kecil
gadis itu, matanya melihat gadis itu menaik turunkan kepalanya membuatnya terangsang

"Shh ughh" Hendra merasakan miliknya seperti tergelitik didalam sana, ia bisa merasakan
gigi gadis itu ikut tergesek dengan milik nya membuatnya semakin ingin cepat keluar
Pria buncit itu tersenyum puas saat melihat mereka sedang sibuk masing masing meraih
kepuasan, pria itu menurunkan senjatanya dan berjalan menjauh dari ranjang itu

Sedangkan gadis itu bahkan terlalu sibuk mengulum milik sang artis, ia mengerutkan alisnya
saat merasa milik hendra semakin besar dalam mulutnya dan...

"Arghh!" Pelepasan kedua keluar didalam mulut gadis itu membuat gadis itu melotot dan
memuntahkan nya tepat diatas milik hendra

"Phuah! Kenapa kau pipis didalam mulut ku sih!" Amuk gadis itu sambil mengelap bibirnya
dengan ujung bajunya

Hendra tak mendengarnya, dirinya terlalu lemas sekarang untuk menjawab, dirinya
mendongak saat merasa miliknya mulai melemas

"Baiklah sudah selesai, biarkan artis itu beristirahat... Sekarang giliran gadis itu, bawa dia!"
Perintahnya kepada anak buahnya, dan sekitar tiga orang mendekati gadis itu

Hendra yang menyadari itu mulai waspada, ia menarik tangan gadis itu dan
menyembunyikannya di belakangnya

"Jangan sentuh dia! Yang kau inginkan hanya aku! Jadi jangan menyentuhnya" Suara Dingin
artis itu membuat pria itu sedikit merinding mendengarnya

"Yah tujuan kami untuk mendapatkan uang jadi mau kau atau dia pun kalian bisa
membuatku kaya" Ucap pria itu sambil berjalan ke salah satu gorden berwarna biru dan
membukanya

Dapat dilihat di dalam sana ada dua orang berbadan kekar dan satu ranjang besi dengan
kasur serta beberapa rantai, borgol dan benda benda lain yang terlihat menyeramkan,
membuat gadis itu gemetar

"Cepat bawa gadis itu" Ucapan itu mampu membuat gadis itu ketakutan sekarang,
sedangkan hendra menatap pria itu tajam

Ketiga pria itu mulai menarik tangan gadis itu yang bersembunyi di belakang hendra, disisi
lain hendra menahan tangan gadis itu dan kembali menariknya dengan sorot mata tajam
nya

"Jangan! Biarkan aku yang melakukannya! Mereka akan menyakitinya" Ucapnya tegas
membuat pria itu mengangkat satu alisnya

"Kau yakin masih kuat?" Tanyanya

Gadis itu hanya diam ketakutan, yang ia pikirkan adalah ia tak mau pergi ke tempat itu
Hendra mengangguk yakin, 'setidaknya dia tak terluka jika bersamaku...'

"Baiklah, malah bagus jika kau yang ingin melakukannya" Senyum pria itu merasa dirinya
sangat beruntung sekarang ini

Hendra berbalik menatap gadis itu lalu mengangkat dagunya, pandangan mereka bertemu

"Aku janji akan bertanggung jawab Nadya" Perkataan Hendra membuat gadis itu bingung
namun belum saja ia akan berbicara bibirnya sudah dilumat oleh hendra membuatnya
melotot

Gadis itu hanya diam, dirinya larut dalam ciuman itu dan mulai membalas ciuman lembut
hendra di bibirnya

Merasa diizinkan hendra mengangkat tubuh gadis itu lalu menidurkannya perlahan ke
ranjang dan menindihnya tanpa melepas ciuman mereka

Manis...

Itu yang dirasakan hendra, dirinya seolah tak ingin melepaskan ciuman itu

Tangan gadis itu entah sejak kapan sudah melingkar indah di leher hendra dan tangan
hendra pun sudah berada dalam baju gadis itu...

"Eungh... " Eluhan gadis itu terdengar merdu di telinga hendra, perlahan hendra membuka
celana gadis itu sampai ke paha dan berusaha agar kamera itu tidak menyorot inti tubuh
gadis itu

Tubuhnya sudah biasa jadi tontonan orang, jadi ia akan melindungi gadis ini, bahkan baju
gadis itu pun tak ia buka

Merasa gadis itu kehabisan oksigen ia terpaksa melepaskan ciumannya, mereka saling
menatap dengan nafas yang memburu

"Aku akan melakukan dengan pelan dan berusaha menutupi tubuhmu dari kamera jadi kau
jangan terlalu banyak bergerak" Ucapnya dengan lembut membuat gadis itu mulai tenang
walaupun belum mengerti apa yang dimaksud hendra

Hendra mengocok miliknya yang masih basah karena spermanya tadi dan sedikit
melebarkan paha gadis itu

"Arghhh! S-sakithh hiks" Teriak gadis itu merasa bagian intimnya sobek dimasuki sesuatu
yang besar dan keras

Gadis itu mendongak dengan air mata yang jatuh di pinggir matanya, melihat itu membuat
hendra merasa bersalah dan menunduk untuk menciumnya
Gadis itu pun tak menolak dan membalas ciumannya walaupun erangan perih terus keluar
dari bibirnya

Hendra berusaha membuat Nadya rileks agar tak merasa sakit lagi, ia secara perlahan
mendorong masuk miliknya kedalam gadis itu tanpa gadis itu sadari karena sibuk dengan
ciumannya

Merasa gadis itu mulai tenang ia melepaskan ciumannya dan menatap lekat gadis itu,
hendra mengangkat tangan nya dan mengelus pipi gembil itu

"Tatap aku saja, mengerti?" Ucapan lembut itu dibalas anggukan oleh gadisnya

Perlahan hendra mulai menggerakan miliknya, rasanya dirinya dijepit kuat didalam sana
sama halnya gadis itu, ia juga merasa dipenuhi oleh milik hendra

"Ahh ughh" Desahan gadis itu membuat hendra sedikit tenang dan menikmatinya bahkan
mereka sudah lupa banyak orang dalam ruangan itu yang melihat kegiatan mereka

Hendra mulai mempercepat temponya saat merasa akan keluar, sedangkan gadis itu terus
melenguh pelan berusaha tak membesarkan suaranya, wajah kedua nya memerah
merasakan hal yang asing

Hendra menggeram saat merasakan miliknya sudah berkedut di dalam sana dan akan
keluar, ia mulai mempercepat miliknya dan...

"Akhhhh p-panash!" Teriak gadis itu merasa perutnya begitu panas dan penuh

Nafas memburu bahkan hendra pun sudah ambruk diatas gadis itu dengan milik mereka
yang masih menyatu

"Bagus sekali! Beri mereka makan dan biarkan mereka beristirahat" Senyum pria itu merasa
puas dan membawa salah satu kamera keluar disusul oleh yang lainnya

#10
.
Sudah 30 menit berlalu sejak kejadian Tadi yang menjadi pengalam baru mereka, mereka
sekarang sudah berpakaian lengkap dan sedang duduk bersandar di kepala ranjang kasur
itu
"H-hendra?" Gumam gadis itu dengan pandangan kosong, hendra sekilas melirik gadis itu

Apa sekarang aku sudah tidak perawan lagi?


Aku sudah kotor?
Bagaimana dengan masa depanku?
Oh iya lagi pula sebentar lagi aku mati
Jadi tak apa kan?

"Apa melakukan hal tadi membuat ku tak bisa masuk surga?" Tanya gadis itu dengan mata
yang berair, sebenarnya hati terasa sangat sakit saat ini

Hendra yang melihat setetes air mata itu jatuh langsung mengangkat tangannya dan
mengusap lembut pipinya yang basah

"Hey tenang lah, semua akan baik baik saja aku janji, sekarang kita hanya perlu mengisi
tenaga dan keluar dari sini okey?" Hendra hanya berusaha menenangkan gadis itu padahal
ia sendiri bingung bagaimana pergi dari sana

Gadis itu pun hanya mengangguk, ia sadar harus nya ia kuat dalam keadaan seperti ini!
Tangannya mulai mengusap matanya yang basah

Melihat itu membuat hendra gemas sendiri, hatinya menghangat melihat gadis itu kembali
semangat

Kruyukkk~

"Eh? Kau lapar yah?"tanya gadis itu sambil mendongak menatap wajah hendra

" Em... Ehehehe mungkin karena lelah? Memangnya kau tak lapar?" Balasnya sedikit
awkward

Gadis itu tertawa kecil lalu mengangguk, sejujurnya dia memang lapar karna belum makan
sejak pagi kan?

"Baiklah kalau begitu sepertinya kita harus mengisi tenaga dulu saat ini" Ucap gadis itu
sambil mengambil kedua piring berisi makanan itu dan memberikan salah satu nya ke
hendra

Gadis itu menatap hendra sedu

"Maaf yah... Mungkin kau merasa tak nyaman memakan makanan seperti ini, artiskan
biasanya makan makanan mahal"

Hendra yang mendengar itu hanya menyuap sesendok masuk kedalam mulutnya dan
mengunyahnya
"Sebenarnya ini tidak buruk, aku pernah mengalami ini berkali kali dulu sebelum menjadi
artis" Ucapnya sambil mengangkat bahu tak peduli dan masih melanjutkan makan nya

Sedangkan gadis itu melotot kaget

"Eh? Maksudmu sebelumnya kau sudah pernah diculik seperti ini?!" Hendra seketika
berhenti mengunyah dan langsung menatap gadis itu

"B-bukan seperti itu maksudku! Ekm... Aku dulu seorang yang tak mampu sebelum menjadi
artis, yahh makan pun seadanya saja bahkan terpaksa tak makan jika tak punya uang... "
Ucapnya lirih

Gadis itu mengerti bahkan terlalu paham untuk merasakan itu, karena diri nya sendiri setiap
hari merasakan itu

"Tidur dilantai pernah aku rasakan, makan makanan seperti ini pun rasanya sudah tak asing
bagiku namun saat itu bahkan aku tak sedih sama sekali... " Muncul senyuman di bibir
hendra saat menceritakan kisah nya

"Saat itu aku tinggal bersama ibu ayah dan adik ku, mereka adalah keluarga ku makanya
aku bahagia namun sekarang malah rasanya semua menjadi hambar..." Wajahnya yang tadi
nya bercahaya seketika redup membuat gadis itu bingung

"Apa yang terjadi?" Tanyanya lembut agar tak menyinggung perasaan hendra

"Aku mengikuti sebuah audisi menyanyi dan aku menang, lalu sebuah agensi merekrut ku,
tentu saja aku dan keluarga ku senang... Namun aku harus terpisa dari mereka karena
kesibukan ku... "

"B-bahkan saat hari dimana adik ku meninggal pun aku tak bisa kesana! A-aku menyesal
meninggalkan mereka! Semua yang kulakukan saat ini rasanya hambar tanpa mereka disisi
ku, bahkan untuk menghubungi ibu dan ayahku saja hampir tak ada waktu"

Selesai mengatakan itu hendra menaruh piringnya yang sudah kosong itu keatas nakas, lalu
ia menatap gadis itu yang sedang menatapnya iba

"Tapi semua nya sudah terlanjur, pada akhirnya penyesalan lah yang datang kepadaku"
Ujarnya lirih

"Jika memang kau tak menyukai pekerjaan ini kenapa kau tak berhenti saja?" Tanya gadis
itu lembut

Mereka saling berhadapan dan bertatapan, tanpa sadar berusaha mencari kenyamanan di
antara mereka
"Aku tidak bisa, karena pasti akan banyak penggemar ku yang kecewa dan aku tak ingin
mengecewakan mereka... Ini terlalu sulit untuk ku! Disaat aku makin terkenal aku makin
berusaha keras agar mereka tak kecewa" Jelasnya, gadis itu hanya mengangguk kan
kepalanya paham

"Kalau begitu setidaknya kau harus memikirkan bahagia mu juga kan? Penggemarmu pasti
mengerti dan ingin kau bahagia juga, benarkan?" Ucap gadis itu dengan senyum kecil di
bibirnya

"Lagi pula bukankah ini bakat mu? Apa kau tak menyayangi bakat dan penggemar mu? Apa
kau sedikitpun tak merasa bahagia?" Tanya gadis itu, seketika membuat hati hendra
menghangat

'Benar! Aku bahagia saat mendapatkan penghargaan atas bakatku..'

'Aku bahagia saat semua orang mengagumi dan memuji bakatku'

'Aku sangat bahagia dengan apa yang sudah kucapai, harusnya aku lebih bersyukur dan
membuat diriku nyaman dengan yang kupunya saat ini! Dia benar'

Senyum bahagia di wajah hendra muncul saat membayangkan dirinya yang dulu, berusaha
dan berjuang menjadi lebih baik dengan tujuan untuk membanggakan keluarga nya... Itu
berhasil

Gadis itu ikut tersenyum karena sudah tau apa jawaban dari pertanyaan nya tadi

"Kau bahagia, hanya saja kau tak membuka matamu karna terlalu takut mengecewakan
orang lain" Penjelasan gadis itu membuat hendra mengangguk, sedetik kemudian hendra
memeluk gadis itu erat

"Kau benar! Terima kasih!" Ucapnya tulus, gadis itu bisa merasakan hatinya pun ikut
menghangat bahagia dan akhirnya ikut membalas pelukan hendra

#11

Cukup lama mereka berpelukan sampai suara perut Nadya berbunyi nyaring, menandakan
perutnya ingin di isi
"Pft! Kau belum memakan makananmu yah?" Tanya hendra dan melepaskan pelukan
mereka

Dapat hendra lihat wajah gadis itu memerah sampai ke telinganya membuat hendra gemas
sendiri

Karena tau gadis itu lapar ia pun mengambil piring penuh makanan yang sedari tadi berada
di pangkuan gadis itu lalu menyuapinya

"Buka mulutmu, kau juga harus makan agar kita bisa keluar dari sini bersama" Gadis itu pun
mengangguk semangat lalu menerima suapan dari hendra

Sambil mengunyahnya ia menjerit tertahan dalam duduk nya saat sedikit bergeser
"Awhh!"

"Eh? Kenapa?" Tanya hendra khawatir

"B-bagian bawah ku sakit... " Ucap nya sedikit gugup namun dengan wajah polos

Sekarang wajah Hendra yang memerah


"A-ah nanti juga bakalan s-sembuh kok" Ujarnya diangguki oleh gadis itu

'Apa aku terlalu kasar tadi? Sepertinya itu memang sakit' Batin Hendra merasa bersalah
pada gadis itu

Suapan terakhir dan Gadis itu tersenyum puas merasa dunianya seolah lengkap sekarang

"Fyuhh kenyang~" Ucapnya membuat hendra terkekeh, sedetik kemudian wajah nya
berubah serius

"Ayo sekarang kita harus cari cara keluar dari sini"gumamnya perlahan agar tak ada yang
mendengar mereka

Gadis itu menatap mata Hendra, sekarang ia kembali fokus untuk tujuan awalnya! Yaitu
untuk menyelamatkan Artis itu

'Aku harus menyelamatkan nya kali ini! Dia masih punya keluarga, dia dibutuhkan banyak
orang' Batin gadis itu dengan keyakinannya yang kuat saat ini

" Baiklah ayo kita memeriksa keadaan sekitar sini dulu"ucap gadis itu

"Oke kita buat rencana! Tempat yang kau masuki tadi, nanti aku akan mengintip di depan
pintu untuk berjaga jaga dan kau naiklah duluan" Bisiknya dengan yakin sedangkan gadis itu
memasang wajah tak setuju

"Bagaimana denganmu? Kau harusnya selamat lebih dulu" Kesal gadis itu
"Hey hey... Aku akan menyusul saat kau sudah naik ke sana, nanti saat kau diatas kau kan
bisa menarik ku iya kan?" Ucap nya menyelesaikan rencana nya tadi

Gadis itu menghela nafas tenang sekarang dan mengangguk, Mereka pun mulai turun dari
ranjang itu

Hendra mendekat ke arah pintu sedangkan gadis itu mendekat ke arah meja kayu berniat
menjadikan itu sebagai pijakan untuk naik ke atas atap

Namun mata gadis itu tertuju ke beberapa benda diatas meja itu, seketika tatapan nya datar

Hendra perlahan lahan membuka pintu itu tanpa suara dan mengintip keluar menggunakan
sebelah matanya

Disana ia melihat orang-orang tadi, beberapa yang sedang tertidur pulas dan ada yang
sedang berada di depan laptop sepertinya mengedit Video yang mereka rekam tadi

"Baiklah keadaan aman apa kau sudah naik ke ata-"

"Hey... Apa kau bisa bertarung?" Ucapan gadis itu sukses membuat hendra berbalik ke
arahnya dan melotot melihat tangan gadis itu sedang memegang senjata api

"K-kau? Dimana kau mendapatkannya?" Tanya hendra sambil menutup pintu itu perlahan
agar tak ada yang mendengar mereka

"Sepertinya mereka melupakan nya saat terlalu fokus merekam kita tadi, jadi? Apa kau bisa
menggunakannya?" Pertanyaan gadis itu seolah meremehkan hendra membuat hendra
tersenyum sekarang

'Dia meragukanku huh? Baiklah! Ku perlihatkan pengalaman ku menjadi aktor action selama
ini’ Batin nya

"Baiklah, perubahan rencana... Kita langsung menyerang nya saja bagaimana?" Ucap
hendra meyakinkan

Hendra mendekat mengambil salah satu senjata api itu membuat gadis itu bingung karna
diatas meja masih ada satu senjata lagi

"Kau lebih baik menggunakan dua senjata untuk melindungi dirimu" Saran hendra, gadis itu
hanya mengangguk karna tak ingin berdebat untuk sekarang ini

Mereka berdua berjalan ke arah pintu yang masih tertutup rapat itu, mengatur nafas
mereka...
Bukan karena takut atau gugup malahan mereka terlihat bersemangat seolah ingin membabi
buta mereka semua

"Kau sudah siap?" Tanya hendra sambil menatap wajah gadis itu yang memberikan
semangat baginya

Gadis itu balik menatap nya sambil tersenyum semangat bahkan lupa akan rasa sakitnya
tadi itu

"Ayo!"

#12
.
.

Hendra dengan keyakinannya membuka pintu itu dan membuat orang orang itu berbalik
terkejut melihat mereka memegang senjata

Dor! Dor! Dor!

Tiga orang terluka akibat tembakan Nadya, bahkan mereka belum sempat mengambil
senjata mereka masing masing

Suara riuh tembakan di lokasi itu Hendra berusaha mendekat diam diam dan melakukan
serangan pukulan dibandingkan senjata

Menurutnya lebih baik menghemat bukan? Sedangkan Nadya? Bahkan sepertinya ia tak
peduli jika pelurunya habis

Namun yang membuat hendra takjub adalah gadis itu sangat pandai dalam menembakan
pelurunya

Gadis itu menembak orang orang itu tepat di kepala, jantung, dan perut
Benar-benar tempat yang fatal untuk menembak

"Akhh!" Rintihan gadis itu membuat hendra hilang fokus


Gadis itu jambak oleh seorang pria yang tadi menyeret mereka ke tempat ini

"Gadis sialan! Sekarang kau bisa apa hah?" Pria itu mendorong kepala gadis itu ke tembok
dengan kuat

Namun sebelum kepalanya terbentur gadis itu menunduk, tangannya menyentuh lantai dan
dia berusaha menyeimbangkan dirinya

Kaki nya yang bebas itu naik dan menendang pria itu tepat di dagunya dan membuat nya
patah

"Cih jangan menyalahkanku soal itu" Ucap gadis itu tajam lalu tanpa kata lagi ia menembak
kepala pria itu hingga pecah

Hendra? Jangan tanyakan...

Ia bahkan bengong melihat kejadian tadi

'Apakah itu benar gadis yang bersamaku tadi?' Batinnya

Hendra bahkan tak menyadari bahwa ada seseorang dibelakangnya yang akan
menembaknya namun sebelum ia menembak kepala Hendra...

Dor! Dor! Dor!

"Mati kau sialan!" Teriak gadis itu dengan emosi nya yang menggebu gebu

Hendra hampir saja mati jantungan saat melihat peluru pistol itu melewati lehernya, andai
saja ia bergerak sedikit mungkin nyawanya lah yang melayang

"H-hey! Bagaimana kalau peluru itu malah mengenaiku?!" Bentak hendra sedikit merinding,
sedangkan gadis itu malah tertawa kecil melihat ekspresi hendra

"Tidak akan, aku mempunyai mata yang tajam jadi aku bisa membidik dengan tepat" Jelas
nya

Ucapan gadis itu hanya diangguki oleh hendra, saat gadis itu ingin menarik tangan hendra
untuk keluar dari sana hendra malah berjalan ke arah laptop diatas meja

"Kita harus menghapus video tadi dulu, bahaya kalau ada yang menyebarnya" Ucap nya,
gadis itu mendekat dan melihat hendra membuka beberapa file yang penuh dengan banyak
video
"Itu! Itu video kita yang tadi kan?" Ucapan gadis itu terlalu santai seolah itu bukan apa apa
sedangkan hendra, wajah nya bahkan sudah memerah

"Ekhm lebih baik kita harus mereset semua datanya saja" Ucapnya sedikit bergumam pelan

Gadis itu mengambil korek yang ada diatas meja lalu membakar memory serta flashdisk
yang tadi menempel di laptop itu

"Berjaga jaga jika mereka memiliki salinannya bukan?" Ucap nya sambil tersenyum melihat
api itu melahap kedua benda tersebut

"Ayoo! Kita harus pergi dari sini sebelum ada yang melihat!" Ucap hendra sambil menarik
tangan gadis itu keluar dari gedung yang sudah menjadi saksi kisah mereka saat ini

Gadis itu tersenyum melihat tangan nya ditarik dengan lembut, membuat hatinya
menghangat nyaman sekarang ini
.

#13
.
.
Mereka sekarang sudah memasuki wilayah hutan namun sepertinya mereka tersesat di
sana karena tak ingat arah mana untuk kembali ke lokasi kejadian tadi

"Bukankah lewat sini?" Ucap hendra sambil terus berjalan


Bahkan tangan nya masih memegang tangan gadis itu

"Hahh! Sudah Kubilang lewat sana!" Ucap gadis itu dengan raut wajah lelahnya

"Tapi setahuku arah nya ke utara!" Hendra berusaha membela dirinya namun sepertinya
gadis itu tak peduli

"Lagian ini sudah mulai malam dan gelap, aku lelah harus berjalan lagi" Keluhan gadis itu
membuat hendra berhenti berjalan

"Baiklah sepertinya kita memang perlu istirahat setelah 3 jam berputar-putar" Yahh memang
benar mereka sudah 3 jam berjalan kaki dan saling berdebat soal arah jalan

Gadis itu pun langsung duduk dengan lega di sebuah akar pohon yang besar disusul oleh
hendra
Mereka sama sama mendonggakan kepalanya dengan mata yang tertuju pada bulan yang
sedang bersinar terang

Hendra sedikit melirik ke arah gadis itu dan seketika jantung nya berdegup saat melihat
wajah manis gadis itu dengan rambut gelombangnya yang tertiup oleh angin

.
Deg deg deg

'Apa dia memang secantik itu? Kenapa aku baru sadar?' Batinnya

Tanpa sadar tangannya mulai naik menyentuh pipi gembil gadis itu, sedangkan yang
disentuh kini menatap tepat di mata sang artis yang seharian ini menemaninya

Hendra tak mengucapkan sepatah kata pun namun wajahnya mendekat, tangan yang tadi
nya berada di pipi sekarang pindah ke tengkuk gadis itu

Wajah gadis itu memerah saat tau apa yang akan terjadi jika ia hanya diam seperti ini,
namun dirinya seolah tak bisa bergerak sekarang seolah terhipnotis oleh tatapan hendra

Sedikit lagi... Bibir mereka akan bertemu dan...

Srett..

Gadis itu menjauhkan wajahnya saat bibir mereka hampir bersentuhan, hendra terkejut
pikirannya tiba tiba tersadar apa yang sudah ia lakukan

"M-maafkan aku!" Ucapnya dan langsung memalingkan wajahnya

Sedangkan Gadis itu sekarang menunduk dengan wajah memerah, entahlah hati mereka
sama sama sakit namun dengan pikiran yang berbeda

Gadis itu menolak ciuman hendra saat mengingat hendra seorang artis, ia merasa tak
pantas untuk melakukan hal ini dengan pria baik itu

Sedangkan Hendra merasa ditolak atas apa yang ia lakukan, namun ia bukannya menyesal
ingin melakukan itu hanya saja dirinya ingin lebih dekat dengan nya

Susana diantara mereka terasa canggung dan tak ada yang membuka suara sama sekali,
hendra yang merasa bersalah akhirnya mengalah
Ia berdiri lalu mengambil beberapa ranting kayu di tanah, dan menumpuk mereka dengan
bentuk kerucut

Mau tak mau ia berusaha menciptakan api untuk membuat api unggun nya, ia berjongkok
dan menggesek kayu kayu itu

Waktu sudah berlalu namun usaha hendra sepertinya sia-sia, karena ia tak berpengalaman
tentang hal ini, dirinya bahkan hanya mengikuti apa yang pernah ia tonton di tv

"Hey, butuh korek?" Ucapan gadis itu membuat hendra terkejut, lebih terkejutnya lagi ia
melihat korek yang ada di tangan gadis itu

"Huft kenapa kau baru mengatakannya!" Kesal Hendra merasa jadi orang bodoh sekarang

Gadis itu sedikit menyunggingkan senyum tipis yang tentu saja tak hendra sadari

"Maaf, aku hanya penasaran bagaimana cara aneh mu menyalakan api, dan ternyata sesuai
dugaan ku kau gagal" Ucap nya dengan ekspresi meremehkan membuat hendra makin
kesal

"Cihh memangnya kalau kau bisa? kenapa kau tak mencobanya!" Bentakan hendra seperti
sebuah tantangan untuk gadis itu

"Jangan remehkan aku!" Ucap gadis itu yang sejak kapan sudah berjongkok di samping
hendra

Ia memberikan korek itu kepada hendra lalu mengambil dua kayu dan berusaha membuat
api unggun nya

Dan Gadis itu berhasil menyalakan api unggun dengan caranya, dengan senyum bangga iya
kembali duduk di akar pohon sambil menjulurkan tangan nya diatas api untuk
menghangatkan dirinya

"Begitu saja kau tak bisa?" Sombong gadis itu dengan cengirannya yang menurut hendra
menyebalkan

"Ck, kau hanya beruntung! Ini!" Hendra melempar korek tadi ke arah gadis itu dan kembali
duduk disamping nya

Suasana canggung itu kembali lagi membuat gadis itu sedikit tak nyaman, ia melirik ke arah
hendra yang sedang menatap ke arah api unggun itu

"Aku minta maaf soal tadi... Kau pasti marah padaku" Ucap Hendra tiba-tiba

Gadis itu terkejut, ia tak bermaksud membuat pria itu merasa bersalah, sungguh...
"Ah yah tak apa aku tidak marah soal itu" Balas gadis itu dengan senyumannya, tentu saja
itu terlihat oleh hendra dan lagi lagi...

Deg deg deg

'Oh tuhan! Ada apa dengan ku?!' Batin hendra


.

#14
.

Wajah hendra sampai memerah sampai ke telinga kali ini membuat gadis itu sedikit khawatir

"Kenapa wajahmu memerah? Apa kau sakit?" Ucapnya dengan tangan yang sudah
menempel di kening hendra

Hendra reflek menjauhkan kepalanya, ia sedikit terlihat panik dan bingung menjawab apa
sekarang

"A-aku tidak sakit bodoh!" Elak nya

Gadis itu menatapnya tajam sekarang, merasa kesal karena dipanggil bodoh oleh hendra

"Cih setidak nya orang bodoh ini bisa menyalakan api unggun" Sindir gadis itu, sekarang
giliran hendra yang marah

"Hey! Kau menyindirku bocah?!" Ucap hendra mereka saling menatap sengit namun sedetik
kemudian mereka malah tertawa bersama

"Pftt lihat wajahmu yang jelek itu saat marah" Ucap Gadis itu

"Yang benar saja, jelas jelas aku ini tampan tau!" Ucap hendra membela dirinya dengan
percaya diri

Gadis itu tentu saja membenarkannya dalam hati, ia hanya berniat untuk meledek hendra

"Percaya diri sekali kau, yang bilang kau tampan pasti punya penyakit mata" Celetuknya

"Halah! Diam saja kau jelek!" Tak mau kalah, Tentu saja hendra membalas nya
"Aku tidak jelek! Huh!" Kesal gadis itu, sepertinya sekarang ia yang diledek

"Kau jelek! Lihat rambutmu berterbangan seperti singa hahahaha" Goda Hendra sambil
tertawa, ia sepertinya terlalu bahagia meledeknya

Wajah gadis itu memerah karena marah kemudian ia memukul mukul bahu hendra yang
masih sibuk tertawa di sebelahnya

"Aw aw dasar singa betina galak!" Hendra dengan cepat menahan tangan kedua tangan
gadis itu dengan tangannya

Mata mereka saling menatap dan hendra terkekeh melihat wajah gadis itu memerah karena
marah

"Sudah sudah aku hanya bercanda" Ucap hendra, gadis itu cuek saja lalu menarik kembali
tangannya

"Em... Apa kau sudah memiliki kekasih?" Pertanyaan dari hendra membuat gadis itu kembali
menatap nya

Hendra tak bermaksud apa apa, hanya takut jika gadis itu sudah memiliki seseorang namun
ia malah merusak milik orang lain....

Yah walaupun ia sedikit berharap gadis itu tak punya...

"Tidak... Bahkan keluarga pun aku sudah tak punya ehehehe... "Ucap gadis itu dengan tawa
hambarnya

Gadis itu menundukkan kepalanya saat mengingat kembali jalan hidupnya, ia bahkan tak
punya tujuan sekarang ini

Hendra yang melihat raut wajah sedih gadis itu jadi merasa bersalah, ia ingin sekali
memeluk gadis itu namun ia tak mau membuat gadis itu malah tak nyaman

" Maaf aku tak bermaksud membuatmu sedih"ucap hendra sambil memegang bahu gadis itu

Gadis itu tersenyum berusaha tegar dengan keadaannya sekarang, toh semuanya sudah
terjadi kan?...

"Tak apa, itu semua sudah terjadi... "

"Bagaimana denganmu? Apa kau memiliki kekasih artis juga? " Tanya gadis itu penasaran

Dengan cepat hendra menggelengkan kepalanya


"Tentu saja aku tak punya! Aku tak ada waktu untuk hal seperti itu" Ucap hendra
meyakinkan gadis itu

Mendengar itu malah membuat gadis itu salah paham tentang maksud hendra, gadis itu
hanya tersenyum menanggapinya

Namun entah kenapa dihati paling dalamnya ia merasa kecewa mendengar itu...

"Yahh aku pun tak punya waktu untuk masa remaja ku... Aku bahkan tak pernah bepergian
bersama teman temanku" Ucap gadis itu

Entah kenapa ia ingin sekali punya teman cerita untuk mengeluarkan keluh kesahnya ini,
dan lagi ia merasa nyaman berada di dekat artis itu

"Kenapa? Apa kau tak punya teman?" Tanya hendra penasaran, menurutnya masa sekolah
adalah masa masa yang indah dan banyak kenangan nya

"Em... aku punya tentu saja, hanya... Aku yang tak bisa terus bermain bersama mereka,
setiap hari aku harus bekerja untuk biaya hidup ku dan ibuku" Jawab gadis itu dengan
matanya yang terus menatap ke arah bulan

Hendra terdiam...

Ia mengerti apa yang dimaksud oleh gadis itu namun ia bingung harus mengatakan apa
karena takut melukai perasaan gadis itu

Sedangkan gadis itu terus menatap bulan, pikiran nya terbawa oleh kenangan bersama
ibunya dulu saat ia masuk SMP untuk pertama kalinya dengan nilai memuaskan

Ibunya yang bangga akan nya, memeluknya sambil mengatakan bahwa ia adalah anak
pintar dan baik membuat hatinya menghangat namun disertai perih kerinduan

"Hahh aku merindukan ibuku disaat seperti ini, benar benar menyiksa..." Gumam gadis itu
disusul cairan bening yang tumpah dari matanya membuat pipinya basah

Sungguh hati hendra sangat sakit melihat gadis itu menangis seperti ini, tanpa berpikir lagi
ia menarik tangan gadis itu dan memeluknya erat

"Hey aku di sini, keluarkan lah yang ingin kau katakan, menangis lah jika kau mau, jangan
menahannya" Ucapan lembut Hendra sukses membuat temeng gadis itu hancur

Gadis itu menangis sejadi jadinya dipelukan hendra membuat baju hendra basah oleh air
mata

Suara tangisan pilu gadis itu terdengar menyakitkan, gadis itu bahkan memanggil manggil
nama ibunya yang sudah tiada
Hati hendra seolah merasakan apa yang dirasakan gadis itu, ia terus mengelus punggung
gadis itu agar gadis itu bisa tenang setelah menumpahkan kerinduan nya

'Sesakit itu kah sebuah rindu?' Batin hendra bertanya, ia jadi merindukan ibunya juga

Waktu terus berlalu dengan tangisan gadis itu yang mulai reda bahkan sudah tertidur
dipelukan hendra saking lelahnya menangis

Hendra sedari tadi terus mengelus punggung gadis itu, ia tersenyum melihat mata gadis itu
sedikit membengkak

"Kau wanita yang kuat setelah ibuku, aku merasa kau sangat berharga sekarang" Gumam
hendra, ia tak ingin bergerak sama sekali karena takut membangunkan nya

"Ibu... Aku juga merindukanmu... Aku yakin kau mengkhawatirkan ku saat ini ehehehe, aku
janji akan kembali... " Ucapnya sambil terus tersenyum menatap gadis itu

"Bersamanya... " Lanjutnya


.

#15
.

Sinar matahari yang cerah mulai muncul menyinari air air laut yang jernih di pulau terpencil
itu dengan suara alam yang tertiup oleh angin

Jangan lupa suara burung bernyanyi di pagi hari membuat semua orang tergoda untuk
membuka matanya termasuk Gadis itu

Gadis itu terbangun dengan tangan yang menggosok matanya agar penglihatannya lebih
jelas

"Hoam... selamat pag- eh?!" Kaget Gadis itu saat melihat wajah pria itu sangat dekat
dengan wajah nya

Langsung saja ia menegakkan duduk nya, ia ingat semalam ia ketiduran di pelukan artis itu
setelah menangis puas

"Sudah bangun? Kau membuat bahuku kram semalaman" Ucap nya dengan senyum tanpa
beban seolah itu bukan apa apa
Sedangkan wajah gadis itu memerah mengingat hal semalam, benar benar memalukan
baginya

"M-maaf aku membuatmu pegal, apa kau tak tidur karena aku?" Sesal gadis itu dengan
wajah menekuk membuat hendra terkekeh

"Tidak, aku tak tidur karena berjaga semalaman" Ucapnya disusul senyuman usilnya

"Tapi bahuku benar benar pegal karena mu, rasanya sangat keram" Keluh hendra membuat
gadis itu merasa bersalah

Langsung saja gadis itu menarik tangan hendra dan memijatnya pelan, ia benar benar
merasa bersalah sepertinya

"Huh kenapa juga kau tak membangun kan ku?!" Kesal gadis itu, yang sebenarnya hanya
ingin menutupi rasa bersalahnya

"Dasar bocah! Bukannya berterima kasih malah kesal padaku" Celetuk hendra dengan nada
mengejek

"Iya iya terima kasih! Puas!" Teriaknya sambil memalingkan wajah nya yang sudah
memerah

Hendra terkekeh melihat itu, ia langsung menarik tangan gadis itu dan berdiri

"Ayo aku sudah tau arahnya saat melihat matahari sudah terbit, kita harus bergegas" Ucap
lembut hendra

Gadis itu ikut berdiri dan mengikuti hendra, ia dapat merasakan tangannya yang ditarik oleh
hendra membuat sesuatu di hatinya meledak ledak

Beberapa menit mereka sudah berjalan lumayan lama, gadis itu mengibaskan tangan ke
arah wajahnya yang kepanasan

"Huh aku lapar dan haus apa tak ada air disini?" Keluh nya, keadaan hendra pun terlihat tak
jauh beda dengan gadis itu

"Bersabarlah, sebentar lagi kita akan samp- hey! Apa yang kau lakukan!!!" Teriak hendra
kaget melihat gadis itu berlari dan ingin memanjat pohon kelapa itu

Hendra tentu saja panik dan mengejarnya, saking nekat nya gadis itu bahkan sudah
setengah perjalanan untuk menggapai buah kelapa itu

"Ya tuhan! Hati-hatilah! Jangan sampai jatuh atau kupukul kau bocah!" Panik hendra
frustasi, bisa bisanya ia bersama gadis yang tak takut apapun ini
Sejauh mengenal gadis itu yang ia dengar bahkan yang ia lihat dari ingin bunuh diri sampai
berkelahi dan sekarang memanjat pohon? Yang benar saja! Memangnya dia kucing yang
punya sembilan nyawa?!

Gadis itu sepertinya berhasil mendapatkan apa yang ia cari disana, terlihat ia memetik
sebuah kelapa hijau yang besar dan berat

Namun tangannya yang tak kuat menahan berat kelapa itu, dan akhirnya jatuh dari
tangannya membuat gadis itu panik melihat kebawah dimana hendra berada

"Awas!!!" Teriaknya

Hendra dengan sigap menghindar sampai terjatuh ke pasir putih itu dengan tangannya yang
berada di dada, sepertinya ia terkena serangan jantung sekarang

"Kau-!! Benar benar! Turun sekarang juga!" Bentak hendra yang sudah emosi, hampir saja
ia mati dengan tidak elitnya

Masih mendingkan ia mati jatuh dari pesawat dari pada mati ketimpa kelapa, benar benar
tidak lucu pikirnya

"I-iya baiklah" Mau tak mau gadis itu turun, ia sepertinya tak perduli jika akhirnya diamuk
oleh hendra yang penting ia sudah mendapatkan sebuah kelapa

Gadis itu turun bahkan melewati hendra dan mengambil kelapa itu dengan senyuman yang
terpasang di wajahnya

Hendra melongo melihat itu

"Apa kau tak punya rasa bersalah sama sekali? Kau tadi hampir membunuh ku loh!"
Ucapnya

"Maafkan aku, setidaknya kau tak matikan?" Ucap gadis dengan cengiran tanpa dosanya

Hendra hanya menghembuskan nafas sabar, berusaha mengatakan pada hatinya bahwa
yang sekarang bersama nya adalah bocah ingusan yang sedang haus

Bahkan hendra sekarang sudah tak mau tau bagaimana gadis itu bisa membuka kelapa itu
dan sudah meminumnya setengah

"Hey! Kau tak haus? Ini enak loh~" Ucap nya, terlihat dari wajah nya yang cerah seperti
matahari pagi itu membuat hati hendra menjadi tenang

Ia tersenyum dan mendekat lalu mengambil kelapa itu, ia menatap lekat mata gadis itu
"Sepertinya kau sangat senang karena mendapatkan sebuah kelapa" Ujarnya lalu meminum
sisa kelapa itu

Gadis itu mendongakkan kepalanya sambil tersenyum, senyuman yang terlihat tak memiliki
beban sama sekali

"Ini karenamu, terima kasih sudah mendengarkanku semalam dan menenangkan ku,
perasaanku jauh lebih terasa baik sekarang seolah aku punya tujuan untuk hidup sekarang"
Ucap gadis itu tulus, mata mereka saling bertemu

Hendra dapat melihat mata bulat cantik yang bercahaya itu menatapnya lembut, entah
dorongan dari mana hendra menundukan kepalanya dan nyaris bibir mereka bersentuhan

Gadis itu tak bergerak maupun menghindar, perlahan tangan hendra naik memegang pipi
gembil gadis itu dengan sedikit mengelusnya

Hendra mendekatkan wajahnya dengan perlahan juga matanya yang mulai menutup diikuti
oleh gadis itu yang juga menutup matanya dan...

#16
.

Srakk!

"Siapa disana?!" Teriak seseorang yang keluar dari semak semak menggunakan baju
keamanan

Hendra yang kaget langsung terjolak dan melompat ke belakang membuatnya jatuh
terduduk di pasir itu

"Aduh!!!" Keluh nya sambil memegang pantatnya yang nyeri

Sedangkan gadis itu melihat orang yang baru datang itu dengan wajah memerah malu, ia
langsung berdiri tegak dan menenangkan jantungnya yang sedang kalut itu

"Eh?! Kalian Korban pesawat itu kan? Hey! Dua korban yang hilang sudah ku temukan!"
Teriaknya ke arah lain, beberapa detik kemudian beberapa orang datang mendekat ke arah
mereka
Hendra dan gadis itu sedikit merasa lega karena ternyata mereka telah ditemukan oleh tim
penyelamat sekarang

Mereka sejenak melupakan hal yang menurut mereka memalukan itu, dan ditanya oleh
beberapa pengawas tentang kejadian ini

"Oh iya ngomong ngomong tadi kami hampir dicelakai oleh orang orang di gedung bagian
barat disana" Ujar Hendra dan menjelaskan kejadian yang mereka alami

Dan tentu saja dengan sedikit berbohong tentang apa yang mereka lakukan, mendengar itu
sebagian tim penyelidik langsung saja bergegas ke tempat yang hendra maksud

"Baiklah karena memang hanya dua korban yang selamat kalian akan langsung ku bawa
menuju kota untuk pengobatan lebih lanjut" Jelas ketua tim itu yang hanya di angguki oleh
hendra dan gadis itu

Bahkan gadis itu terdiam memikirkan apa yang akan dilakukannya jika ia sampai di kota

Dan seketika pertanyaan yang tak pernah ia bayangkan muncul dibenaknya

Apakah ia bisa bertemu lagi dengan Hendra?

Mereka diarahkan ke sebuah helikopter yang lumayan besar dan bisa ditumpangi sekitar 10
orang

Yah gadis itu dan hendra duduk saling berhadapan, hendra tersenyum kepada gadis itu
seperti menandakan bahwa semua akan baik baik saja sekarang

Namun dipikiran gadis itu kembali berfikir apa yang akan dilakukannya nanti saat dikota?
Bahkan uang dari ibunya pun sudah ikut hangus terbakar bersama pesawat itu

Gadis itu lalu hanya menundukkan kepalanya, hendra yang melihat itu jadi kebingungan
dipikirannya gadis itu lemas karena lapar

"Berapa lama kita akan sampai dikota?" Tanya Hendra ke salah satu keamanan itu

"Sejam lagi mungkin" Ucapnya dibalas anggukan oleh hendra

"Kalau begitu lebih baik jika kita cepat sampai" Ujarnya kembali menatap khawatir ke arah
gadis itu yang wajahnya makin murung

Sekali lagi, gadis itu salah menanggapi perkataan hendra, dipikirnya hendra ingin cepat
pulang dan jauh darinya
Gadis itu menahan jeritan hatinya yang entah kenapa bisa terasa perih, ia memalingkan
wajahnya ke arah samping dan berusaha menahan perasaan itu

Beberapa menit sudah berlalu dan hanya suara pesawat yang mendominasi penerbangan
mereka tanpa ada yang membuka mulut

Saat gadis itu mulai merasa bisa mengontrol dirinya dia sedikit melirik ke arah hendra, dapat
ia lihat hendra sedang tertidur pulas disana

"Dia pasti Lelah karena tak tidur semalaman menjaga ku dan apa yang ku lakukan? Malah
menyalahkan orang baik sepertinya...
Aku tak pantas disini... " Gumamnya yang tentu saja tak ada yang mendengarnya

Perasaan gadis itu kalut, rasa hampa yang sebelumnya hilang itu muncul kembali, ia putus
asa lagi kali ini

Apa tujuannya sekarang? Baju atau pun uang ia tak punya...

Apa memang dia harus bunuh diri di kota nanti? Pertanyaan itu terus muncul di pikirannya
disusul dengan rasa takutnya

"Ibu... Apa yang harus kulakukan..." Gumaman perihnya seperti bisikan yang terdengar lirih,
hatinya terasa perih jika membayangkan dirinya yang begitu miris

Gadis itu menahan air matanya dan menatap keluar jendela agar tak ada yang melihatnya

Namun dirinya sedikit terkejut saat merasa helikopter itu mulai mendarat di bandara kota
besar itu

Gadis itu kembali menatap hendra yang masih tidur nyenyak dengan bersandar di kursinya

Kenangan mereka terulang di ingatan gadis itu yang sepertinya akan menjadi kenangan
yang berharga untuknya

Saat mereka pertama kali bertemu, saat gadis itu datang menyelamatkannya, saat mereka
bertarung bersama, saat mereka tertawa bersama, dan saat mereka menangis bersama...

Air mata gadis itu jatuh sudah, ia sudah tak sanggup untuk menahannya lagi, hati nya terlalu
sakit untuk berpisah dengan hendra seperti perasaan berpisah dengan ibunya

Tapi gadis itu tak ingin egois, ia ingin hidup hendra lebih baik kedepannya, dan jika ia ada
hendra pasti tak akan nyaman dengan kehadirannya

'Memang nya siapa aku sampai ingin bermimpi bersamanya?' Batinnya


Saat merasa helikopter itu sudah berhenti gadis itu dengan cepat menghapus jejak air
matanya, dan kembali menenangkan dirinya

"Hey, ada apa?" Tanya pengawas yang berada tepat di samping gadis itu membuat gadis itu
langsung menggeleng kepalanya

"Baiklah kau ingin turun sekarang?" Tanya orang itu tentu saja diangguki oleh gadis itu

Gadis itu melepaskan sabuk pengamannya dan sekilas melihat ke arah hendra yang belum
terbangun sama sekali

"Biarkan saja dia tidur karena banyak fans nya diluar sana, lebih baik agensi nya yang 
datang menjemputnya disini" Ucap pengawas itu

Gadis itu tersenyum, senyuman antar perih dan bahagia, perlahan kakinya berjalan keluar
dari tempat itu dan disitulah ia melihat langit yang cerah menyapanya

'Aku bahagia setidaknya sudah mengenal dirimu juga bisa bersamamu, kau harus selalu
bahagia karena banyak yang membutuhkan mu disana, lihatlah betapa banyaknya orang
yang mengkhawatirkan mu'

'Aku salah satu nya namun aku tak pantas dan hanya akan jadi beban, lebih baik aku pergi
kan... '

Gadis itu pun terus berjalan keluar dari bandara yang ramai dengan wajah datarnya namun
mata itu tak bisa berbohong bahwa ia sedang rapuh saat ini

#17

"Hoam~ dimana ini? Apa yang terjadi?" Ucap pria yang berstatus artis itu sambil menggosok
matanya untuk menyesuaikan cahaya

Saat penglihatannya mulai jelas ia dapat melihat CEO dari agensi nya sedang duduk di
hadapannya dengan santai sambil terus menatapnya

"Eum hai pak ehehehe lama tak bertemu... "


Sapa hendra sedikit canggung melihat wajah datar sang Bos nya itu

Takk!

"Aduhh! Kenapa bapak menjitakku!" Keluh hendra sambil mengelus kepalanya yang sudah
di jitak keras oleh Ceo nya

"Itu karena kau membuat ku khawatir! Untung saja kau selamat! Huft... Tapi sepertinya
manajer mu tidak selamat"ujarnya dengan nada iba diakhir kalimatnya

Hendra mengangguk pelan membenarkan itu, manajer yang baik itu tidak selamat karena
melindunginya, sedikit rasa bersalah di hatinya namun itu bukan berarti ia harus menyerah

Justru ia harus bekerja keras agar manajernya bisa bangga dan tak merasa sia sia telah
melindunginya, semangat hendra timbul begitu saja

Namun pikiran nya merasa ada yang kurang disini, hendra melihat disekitarnya, ia ternyata
masih di dalam helikopter ini dan dapat ia dengar suara heboh di luar sana memanggil
namanya terus menerus

" Kok rasanya ada yang ketinggalan..."ia berusaha berfikir keras namun nihil ia tak
mengingat apa itu, perlahan ia berdiri merenggangkan tubuhnya

"Huahh, akhirnya aku bisa tertidur lelap setelah semalaman tak tidur.... "

...

"HEH! KEMANA BOCAH ITU!"Teriakan hendra sukses terdengar sampai keluar helikopter
itu
Bahkan penggemarnya makin heboh saat mendengar suara idola mereka itu

Hendra bahkan tak dapat berpikir jernih, langsung saja ia keluar dari helikopter dengan
keadaan yang masih kusut

Suara teriakan serta tangisan haru seluruh penggemar itu membuat stasiun bandara itu
heboh dan ribut

Sedangkan dipikiran hendra ia terus bertanya kemana gadis itu pergi, bahkan ia sampai
nekat turun dari helikopter dan masuk ke kerumunan fans nya

Yah tentu saja ia tak selamat, tertarik kesana kesini namun tetap berusaha berjalan dengan
benar sesekali berteriak memanggil gadis itu

"Hoii bocah! Kau dimana!"teriaknya, membuat orang orang disekitarnya bertanya tanya
siapa yang dimaksud hendra

Ceo nya yang melihat itu hanya bisa memijat kepalanya pusing melihat kelakuan artis
suksesnya yang satu ini

" Hah... Cepat lindungi dia sebelum dia habis dirobek oleh penggemarnya"perintahnya
membuat beberapa BodyGuard datang melindungi hendra dan mengelilinginya seperti
bentuk lingkaran

Hendra seolah tak peduli, dirinya terus mencari gadis itu dan hampir saja ia ingin menerobos
lagi namun tangan nya ditarik oleh bosnya itu

"Kau sedang mencari apa? Lebih baik kita kembali dulu untuk membereskan mu ayo!" Ucap
nya dan menyeret hendra yang sedari tadi ingin mencari seseorang

Mau tak mau ia tetap ikut karena ini perintah dari bosnya itu, saat sudah berada di dalam
mobil ia benar benar diam membisu

Pikirannya masih memikirkan gadis itu, hatinya sangat khawatir sekarang ini, bertanya tanya
kemana gadis itu pergi? Bukankah dia tak memiliki siapa siapa disini?

"Hey bocah... Tunggulah, aku akan menjemputmu" Gumamnya dengan pandangan mata
yang kosong

Mobil yang ditumpangi hendra pun melaju melewati kota besar dan ramai itu

.
Kruyukkk~

Gadis itu memegang perutnya yang berbunyi nyaring menandakan bahwa perutnya ingin
diisi, namun sekarang ini gadis itu hanya bisa menghela nafas nya

Ia berjalan tanpa arah dan tujuan, bahkan pakaian nya pun sudah kotor dan lusuh seperti ini

Orang orang melihatnya dengan pandangan aneh dan menjauhinya, padahal gadis itu
sendiri tak menyadari orang orang disekelilingnya

"Hah aku lapar, bahkan aku belum makan sejak tadi pagi, maaf yah perut..." Ucapnya
dengan dirinya sediri sambil terus berjalan dibawah teriknya matahari itu

Gadis itu sudah berjalan jauh bahkan kakinya sudah lecet karena terlalu lama berjalan
dibawah matahari itu

"Hufth lebih baik aku beristirahat dulu, toh aku tak tau jalan atau tujuan sekarang" Lirih gadis
itu mengasihani dirinya sendiri yang begitu menyedihkan

Dengan lelah ia duduk di salah satu kursi panjang yang ada depan toko kecil itu lalu
menyandarkan tubuhnya ke dinding

Untung saja atap depan toko itu cukup panjang jadi ia tak terkena sinar matahari yang
memusingkan kepalanya ini

Gadis itu mendongakkan kepalanya melihat langit yang cerah itu, helaan nafasnya
terdengar berat

"Apa kau sudah pulang? Kau tak lupa untuk makan kan? Saat pagi kau belum makan
apapun... " Gumam gadis itu bertanya kepada seseorang yang bahkan tak ada
dihadapannya

Terlalu lama berdiam diri disana dengan angin yang bertiup nyaman menyentuh wajah
manis nya itu, membuat gadis itu mengantuk

Perlahan matanya tertutup dan kesadarannya mulai menghilang, hanya tinggal suara nafas
yang teratur menandakan gadis itu sedang tertidur lelap

Bahkan pejalan kaki yang melewatinya pun hanya bisa geleng geleng kepala melihat
seorang gadis dengan penampilan yang berantakan sedang tidur ditempat umum

Bahkan gadis itu terlalu lelah untuk bangun sampai tak sadar jika malam hari sudah datang
dan membuat udara disekitarnya mulai dingin

.
.

"Hah! Benar benar lelah! Mereka malah menyuruhku untuk membuat jadwal padahal
manajer pun aku belum punya!" Keluh nya dengan sedikit bentakan kesal

Ia dengan malas melemparkan hp nya ke kasur king size itu dan kaki nya perlahan berjalan
menuju balkon rumahnya yang mewah

Ia dapat merasakan sentuhan angin malam yang sejuk mengenai kulit dan rambutnya,
hendra mendongakkan kepalanya menatap langit langit yang sudah dipenuhi oleh bintang

"Apa kau sudah makan bocah? Bukankah kau sejak pagi belum makan apa apa?"
Pertanyaan dari hendra hanya dibalas oleh hembusan angin

Pikirannya masih terus memikirkan gadis itu, rasa khawatir ya bahkan bertambah saat
melihat ada gumpalan awan hitam yang sedikit mengeluarkan kilatnya

Menandakan cuaca buruk akan datang sebentar lagi, entah kenapa hatinya terasa nyeri

"Argh! Dimana aku harus mencarimu!" Teriaknya dari atas balkon itu, dengan segera ia
berbalik dan mengambil jaket serta topi

"Setidaknya aku pun harus berusaha menemukan mu bukan?" Gumamnya meyakinkan


dirinya sendiri lalu keluar dan melajukan mobil sportnya menuju kota besar itu

#18
.
"Hey bangun! Pantas saja pelanggan ku hari ini hanya sedikit! Ternyata karena ada
gelandangan di depan toko ku!!" Bentakan orang itu serta hinaan nya membuat gadis itu
terjolak kaget

Gadis itu langsung berdiri dengan tegak sambil memegang kepalanya yang terasa pening
itu
"M-maafkan aku pak, tadi aku ketidu-"

"Aku tak perduli! Cepat pergi saja sana dan jangan kembali lagi kau gembel!" Teriak nya lalu
kembali masuk ke dalam toko itu tanpa merasa bersalah atas kata kata kasarnya

Gadis itu tentu saja sakit hati dengan apa yang diucapkan oleh pria itu perlahan kakinya
berjalan menjauh dari sana

Gadis itu berjalan sambil terus memegang kepalanya yang terasa pening dan panas, ia
mendongakkan kepalanya melihat langit yang sudah gelap

"Ternyata sudah malam? Berapa lama aku tidur... Dan sekarang aku harus
kemana?"gumam nya

Sepanjang perjalanan nya banyak mata yang melihat ke arah nya dengan pandangan iba

Lihat saja penampilannya, bajunya yang kusut dan kotor, rambutnya yang terurai namun
sedikit kusut, dan lagi wajahnya yang pucat dengan bibir kering

Orang yang melihat nya tentu saja merasa kasihan, namun mereka enggan mendekat ke
arahnya, dan gadis itu tentu saja sadar dengan pandangan orang sekitar nya

Ia hanya menghela nafas, padahal diri nya sejak dulu memang selalu merasakan ini tetapi
entah kenapa rasanya sekarang lebih menyakitkan dibanding dulu

Mungkin karena dulu ada ibu yang selalu mendukungnya membuat hari hari nya tak terasa
semenyakitkan ini

"Sekarang aku sendiri... Aku tak mau sendiri! I-ibu bisakah aku ikut dengan mu?"isaknya
dengan air mata yang jatuh bahkan hujan yang mulai turun seolah menangis bersama
dengannya

Gadis itu terus berjalan di gelapnya malam dengan tubuh basah bergetar dan air matanya
yang sudah bercampur dengan air hujan

Hanya dia sendirian...

Yah sendiri

Perasaan nya kalut dan kosong, hatinya sakit dan air matanya yang tak berhenti mengalir
perasaan tertekan ini membuatnya berlari berusaha melampiaskan nya dengan melarikan
diri

Berusaha terus lari berharap kepedihan itu hilang


Namun karena penglihatannya tak jelas, ia menginjak sebuah batu besar dan membuatnya
terjatuh berlutut

Dapat dia rasakan lututnya mengenai sebuah pasir putih yang empuk namun tetap saja
nyeri yang ia rasakan

Bahkan rasa nyeri itu seperti sudah mendominasi dirinya saat ini

Gadis itu mendongakkan kepalanya dan melihat sebuah pantai di depan matanya, dapat ia
lihat ombak besar yang gelap tanpa penerangan sama sekali

Perlahan gadis itu berdiri dengan pandangan kosong nya dan air matanya yang terus
tumpah tak terlihat, kakinya melangkah menuju ombak hitam itu seolah laut memanggil nya
mendekat

Dapat dia rasakan air laut itu mulai menyentuh kakinya, menggodanya untuk lebih mendekat
dengan air mata yang terus jatuh bersatu dengan air laut itu

Ia melangkah lebih mendekat, seluruh tubuhnya sudah basah bahkan air laut itu sudah
sampai di paha gadis itu

"Maafkan aku ibu... Tapi aku lebih memilih untuk ikut bersama-"

"HOI BOCAH! APA KAU GILA!!!" teriak seorang pria yang tak asing baginya

Yah hendra menemukannya dengan wajahnya yang memerah menahan emosi melihat
seseorang yang terus ia khawatirkan malah ingin pergi darinya

Hendra berlari masuk ke laut itu bahkan tak peduli jika tubuh nya pun ikut basah, tangannya
menggapai gadis itu dan menariknya ke dalam pelukannya

"Kumohon... Jangan lakukan ini padaku..." Bisiknya tepat ditelinga gadis itu

Gadis itu hanya diam, ia makin terisak karena perlakuan hendra yang membuatnya bingung,
entah perasaan lega dan menangkan membuatnya tersadar dari kegelapannya

Tangannya langsung memeluk erat hendra dengan kuat sambil menangis keras
"Hiks aku tak mau sendiri! Lebih baik aku pergi dan bertemu ibu... Aku tak berguna! Tak ada
siapapun yang membutuhkan ku!-" Isakan gadis itu terhenti saat merasakan benda kenyal
yang menempel di bibirnya

Gadis itu memantung namun air matanya masih terus jatuh dan ikut mengenai pipi hendra,
hatinya tiba tiba terasa hangat di cuaca yang dingin ini, perasaan rindu dan sakit hatinya
seolah terbalas sudah

Hendra yang merasa gadis itu sudah tenang pun melepaskan ciumannya dan menatap lekat
ke mata gadis itu

"Aku membutuhkanmu... Ku mohon! Tetaplah disisiku" Ucapnya dengan wajah memelasnya

"T-tapi kenapa aku? Kau adalah seorang yang terkenal sedangkan aku... Hanya seseorang
yang akan menyusahkan" Ucap gadis itu seolah merasa rendah akan dirinya

"Aku hanya membutuhkanmu..." Jedanya sambil mengelus pipi gembil gadis itu dengan
lembut

"Karena sepertinya Aku Mencintaimu Bocah" Ucapan itu sukses membuat gadis itu melotot
kaget

Di lubuk hatinya ia sungguh bahagia namun disisi lain ia merasa tak pantas berdiri
disamping hendra

"Tapi... Bagaimana jika ak-" Ucapan nya terhenti lagi saat merasa kecupan lembut mendarat
di bibirnya

"Jangan pikirkan hal lain, tenang saja kau akan ku buat terus berada di sampingku dan
jangan harap kau bisa kabur dari ku" Ucap hendra menenangkan gadis itu dan memeluknya
erat

"Mimpi apa aku bisa dicintai oleh seorang artis terkenal" Ucap gadis itu membuat hendra
terkekeh

Gadis itu tersenyum dan menangis haru, pelukan itu membuatnya menghangat dan ia
membalas pelukan hendra dengan lebih erat mengeluarkan keresahannya lewat
tangisannya

Rasa saling khawatir dan keresahan mereka lenyap sudah karna pelukan ini, mereka mulai
mempunyai tujuan hidup dan merasa semua akan baik baik saja untuk kedepannya

Dan mereka merasa bersyukur karena KEJADIAN ini lah mereka bisa bertemu dan saling
mendukung satu sama lain
Pantai asing itu yang akan menjadi saksi pertemuan dan kenangan mereka dimulai,
kebahagian, ketakutan, dan kesedihan yang mereka lewati disana membuat mereka tanpa
sadar saling Jatuh Cinta dengan cara mereka

Kisah ini akan terus mereka kenang dan mereka yakin bisa menjalani kehidupan yang lebih
baik sekarang

'Terima kasih sudah hadir dalam hidupku yang penuh kekosongan ini'_Nadya

'Aku mencintaimu bocah'_Hendra

TAMAT
Story by: Cut dhea
Ig: @its.dhea25

Anda mungkin juga menyukai