Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Material teknik (material engineering) merupakan aplikasi dan peningkatan


sifat (properties) dari suatu material dengan adanya proses, desain, dan
pembentukan suatu material. Material teknik membantu kita mempelajari dasar
hubungan struktur dan sifat bahan, lalu mendesain struktur bahan tersebut untuk
mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan. Ada tiga kelas utama pada jenis material
teknik, yaitu logam, keramik, dan polimer. Kemudian ada tambahan satu lagi,
yaitu material komposit. Manusai pertama yang berada dibumi mengenal sedikit
jenis material, yaitu material yang secara alami berada dialam batu, kayu, kulit
dan sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai melakukan
beberapa teknik untuk memproduksi suatu material lainnya. Material baru ini
meliputi tembikar dan logam. Lebih lanjut, sifat dari suatu material dapat diubah
dengan memberikan subtansi lain. Pemanfaatan suatu material disesuaikan dengan
sifat-sifat yang ada pada material tersebut melalui proses seleksi. Saat ini, material
rekayasa telah banyak dibuat dan semuanya itu dapat dikelopokan menjadi plastic,
logam, gelas dan serat.

Kemajuan untuk memahami berbagai jenis material menjadi suatu tanda dari
kemajuan dalam bidang teknologi. Sebagai contoh; Pemanfaatan material silicon;
Material ini meningkatkan industry bernilai triliunan dollar; membantu
komunikasi disemua bidang, dari alat bantu hingga telemetri ini ruang angkasa.
Adanya hiburan dirumah kita seperti TV, kaset, video dan komputer yang kini
terjangkau oleh perorangan. Perasalahan yang terjadi bukan masalah teknis
semata tetapi meliputi berbagia hal. Contoh lain; untuk mewujudkan automobile
harus ada baja atau material lainnya. Hal ini menunjukan bahwa kehidupan
manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan material seperti pada transportasi,
rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan lain-lain. Material-
material teknik adalah material yang dapat digunakan langsung maupun melalui
proses perlakuan dan menjadi material baku sebuah produk yang bermanfaat.
Keragaman kebutuhan manusia akan sebuah produk dengan kualitas maupun
kuantitas yang baik membutuhkan pula keragaman dari material-material teknik
sebagai material bakunya. Walaupun, semua material diperoleh dari alam tetapi
untuk memudahkan dalam pemilihanya, maka material teknik digolongkan
berdasarkan pemakaiannya sebagai produk jadi maupun sebagai material baku.
Material-material ini dapat dipakai secara lansung dan dipilih disesuaikan dengan
sifat dan karakteristik dari material tersebut, material ini yang kita sebut sebagai
material alam, namun ada juga material yang diolah terlebih dahulu agar memiliki
sifat dan karakterisik secara spesifik atau menyerupai sifat dan karakteristik
material-material alam tertentu sehingga memenuhi syarat kebutuhan sifat dan
karakteristik suatu produk yang diinginkan dan kelompok material ini kita sebut
material tiruan (syntetic materials).

Material komposit adalah merupakan system material yang tersusun dari


suatu campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur makro yang berbeda
bentuk dimana komposisinya tidak saling melarutkan, dan diantara unsur-unsur
yang satu dan lainnya terdapat jarak antar muka/permukaan (Mel M. Schwartz,
1997). Sedangkan menurut Esterling Kelly (1988), Komposit material
didefinisikan sebagai campuran heterogen yang terikat secara bersamaan. Dari
kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa material komposit adalah suatu
susunan material yang terdiri dari matrik dan struktur penguat atau merupakan
penggabungan dua bahan atau lebih yang masing-masing bahan tidak saling
melarutkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas bisa dirumuskan latar belakang praktikum


yaitu:

a. Apa itu komposit ?


b. Dengan sifat mekanik menggunakan perangkat lunak Autodesk
Fusion 360 dengan memanfaatkan fitur-fitur analisis statis.
c. Bagaimana melakukan pengujian tarik, bending, dan impact pada
specimen komposit menggunakan universal testing machine sesuai
dengan standar ASTM.
1.3 Tujuan Praktikum

Dari praktikum ini, praktikan diharapkan mampu menentukan formulasi


material terbaik berdasarkan pengujian mekanik sebagai bahan pembuatan
komponen dan untuk memveryfikasi desain. Adapun tujuan khusus dari
praktikum ini:

a. Merencanakan sebuah eksperimen sederhana untuk pengujian bahan


komposit sesuai dengan metodologi perancangan eksperimen
b. Membuat eksperimen komposit sandwich berbasis kertas bekas sesuai
dengan standar ASTM menggunakan prosedur pembuatan komposit
alam (Crushing,Draining, Mixing, Molding, Drying, Cladding cutting)
c. Melakukan pengujian tarik , bending,dan impact pada specimen
komposit menggunakan universal testing machine sesuai standar
ASTM
d. Memodifikasi gambar 3D komponen-komponen terkait sesuai dengan
sifat mekanik komposit menggunakan perangkat lunak Autodesk
fusion 360 dengan memanfaatkan fitur-fitur analisis statis.
1.4 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dilaksanakannya praktikum ini yaitu sebagai berikut :

a. Dapat mengetahui bagaimana cara merencankan sebuah eksperimen


sederhana untuk pengujian bahan komposit sesuai metodologi
perancangan eksperimen
b. Dapat mengetahui bagaimana cara membuat spesimen komposit
sandwich berbasis kertas bekas sesuai dengan standar ASTM
menggunakan prosedur pembuatan komposit alam (Crushing,
Draining, Mixing, Molding, Drying, Clading,cutting).
c. Dapat mengetahui bagaimana cara memodifikasi gambar 3D
komponen-komponen terkait sesuai dengan sifat mekanik komposit
menggunakan perangkat lunak Autodesk Inventor 2017 dengan
memanfaatkan fitur-fitur analisisstatis.
1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan di bagi menjadi enam bab,dalam setiap bab diuraikan


sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini yang dapat diuraikan adalah mulai dari latar belakang beserta
isi, rumusan masalah beserta isi,tujuan praktikum beserta isi,manfaat dari
praktikum beserta isi dan juga sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang penjelasan mengenai pengukuran.

BAB III METEDOLOGI PRAKTIKUM

Pada bab ini berisi tentang tahapan – tahapan dalam praktikum.


BAB IV HASIL PRAKTIKUM

Pada bab ini akan berisi tentang hasil dari praktikum yang telah

dilakukan.

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini akan berisi mengenai pembahasan tentang hasil dari

praktikum yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang uraian kesimpulan dan saran dari para praktikan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Komposit

Material Komposit adalah sebuah dan atau sekumpulan material yang


terbuat dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level
makroskopik selagi membentuk komponen tunggal. Lebih dari dari satu tipe
material komposit yang telah dibuat. Sebuah komposit di desain untuk
menunjukan kombinasi dari sifat/karakteristik terbaik dari masing-masing
komponen material. Serat kaca (fiberglass) Merupakan salah satu contoh yang
sangat umum, dimana serat gelas dilekatkan kedalam material polimer. Fiberglass
memiliki sifat kuat yang berasal dari kaca dan sifat lentur yang berasal dari
polimer. Samapai saat ini, banyak sekali pengembangan material komposit
(Nasimi Herlina Sari, 2018)

II.2 Besi Hollow

Gambar 3.1 Besi hollow

Besi hollow merupakan produk besi berbentuk kotak atau persegi panjang
dengan rongga di bagian tengah sehingga menyerupai pipa. Besi hollow juga
merupakan salah satu material bangunan yang banyak digunakan pada saat ini,
besi yang memiliki kekuatan sepeti baja ringan dan sangat cocok digunakan untuk
bahan baku furniture maupun aksesoris rumah.
II.3 Blockboard

Gambar 3.2 Blockboard

Blockboard adalah variasi dari kayu lapis, terbuat dari lembaran ini strip
kayu (barecore) dilem diantara dua lapisan veneer atau kayu lapis. Blokboard
terdiri dari 3 bagian, yaitu lapisan pertama adalah wajah (face) yang berasal dari
lembaran plywood 0.5-2 mm. Lapisan kedua berupa inti yang terbuat dari kayu
hutan seperti kayu meranti atau kayu albasia yang sudah dipotong-potong, serata
sudah dilaminasi dan dibuat sedemikian rupa dengan ketebalan berkisar 10-14
mm. Dan lapisan terakhir terbuat dari lapisan yang sama seperti awal yang
menggunakan kayu plywood yang memiliki tebal 0.5-2.0 mm.

II.4 Triplek

Gambar 3.3 Triplek

Triplek adalah material yang dihasilkan dari kayu dalam bentuk lembaran.
II.5 Uji Tarik

Gambar 3.4 Alat Uji Tarik

Uji tarik adalah pemberian gaya atau tegangan tarik kepada material
dengan maksud untuk mengetahui atau mendeteksi kekuatan dari suatu material.
Tengan Tarik yang dignakan adalah tegangan aktual eksternal atau perpanjangan
sumbu benda uji. Uji tarik dilakukan dengan cara penarikan uji dengan gaya tarik
secara terus menerus, sehingga bahan (perpanjangannya) terus menerus meningkat
dan teratur sampai putus, dengantujuan untuk menentukan nilai tarik. Untuk
mengtahui kekuatan tarik suatu bahan dalam pembebanan taril, garis gaya harus
berhimpit dengan garis sumbu bahan sehingga pembebanan terjadi beban tarik
lurus. Tetapi jika gaya tarik sudut berhimpit maka yang terjadi adalah gaya lentur.
(Martawirya,2002).

II.6 Uji Bending

Gambar 3.5 Alat uji Bending

Uji bending adalah suatu proses pengujian material dengan cara di tekan untuk


mendapatkan hasil berupa data tentang kekuatan lengkung (bending) suatu
material yang di uji.
II.7 Uji Impact

Gambar 3.6 Alat Uji Impact

Pengujian Impak merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi


material yang sering di temui dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi
dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan melainkan datang
secara tiba-tiba. Prinsip pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial
dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk
benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Flowchart Praktikum

MULAI

MATERIAL

UJI BENDING UJI IMPACT UJI TARIK

PENGUMPULAN
DATA

HASIL

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SELESAI
III.2 Penjelasan Flowchart

1. Menyiapkan material alat yang akan digunakan yaitu, mesin


bending, jangka sorong, dan dial indicator
2. Menyiapkan bahan praktikum yang akan digunakan yaitu, besi atau
pipa hollow, triplek dan blackboard
3. Setelah alat dan bahan siap, dilakukan uji bending, uji tarik, dan uji
impact
4. Setelah itu data dicatat.
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM
IV.I Besi Hollow

a. Uji Tarik

Tabel IV.1 Hasil uji tarik pada Besi Hollow

Sumber : Jurnal TWB, Mustahfirin 2016

Benda
Uji T S So Lo Fy Fm YS TS %EL
Standar

25 3.7 1384. 364.6 365.30


200 1382 23.28%
0 9 5 4 3
2.
WIRE
2 Δℓ=
46.567 25%
6

2735. 2735. 303.9 51.083


50 82 9 303.92
5 8 4 %
0.
PLATE
36 Δℓ=
25.541   64%
9

Keterangan :

T : Tebal Sampel Uji                      YS    : Yield strength

W : Lebar Sampel Uji                     TS    : Tensile strength

So : Luas Sampel Uji                     % EL : % elongation

Lo : Gage Lenght                            LI     : Perpanjangan


b. Uji Bending

Tabel IV.2 Kurva hasil uji bending pada besi hollow

Sumber : Jurnal TWB, Mustahfirin 2016

c. Uji Impact

Tabel IV.3 Hasil uji Impact pada besi hollow

Sumber : Jurnal TWB, Mustahfirin 2016

Material Luas Suhu(oC) Energi Harga Impak Jenis


Penampang Impak (J) (J/mm2) Patahan
(mm2)
A 550 32o 224 0,407 Getas
B 550 0o 197 0,358 Getas
C 550 850 o 139 0,252 Ulet
IV.2 Blackboard

a. Uji Tarik
Grafik IV.1 Grafik hasil uji tarik Blockboard

Sumber : Jurnal Einsten 2013

b. Uji Bending
Grafik IV.2 Grafik hasil uji bending pada Blockboard

Sumber : Jurnal Einsten 2013


c. Uji Impact
Grafik Hasil Uji Impact Pada Blockboad
Sumber : Jurnal Einsten 2013

IV.3 Triplek

a. Uji Tarik
Grafik IV.4 Grafik hasil uji tarik pada triplek

b. Uji Bending
Grafik IV.5 Grafik hasil uji bending pada triplek
c. Uji Impact
Grafik IV.6 Grafik hasil uji impact pada triplek
BAB V

PEMBAHASAN
Pada besi hollow didapatkan sampel pada uji tarik yaitu pada benda uji besi
hollow berbentuk wire pada uji tarik dalam intensitas yang standar didapatkan
hasil yaitu 23.28% sedangkan pada uji dalam intensitas delta L yaitu sebesar 25%
dari bentukan awal.Dan pada benda besi hollow berbentuk plate dalam intensitas
standar didapatkan hasil yaitu 51.083% dari sedangkan pada uji intensitas delta L
yaitu sebesar 64% dari bentukan awal.

Pada proses uji bending hanya dilakukan satu kali percobaan yang hasilnya
lengkungnya mencapai 14.000 N.

Pada bagian uji impact material A diberikan luas penampang seesar 550 mm pada
suhu 32 derajat celcius diberikan energi impact sebesar 224 joule dan benda
mengalami patahan getas, pada material B diberikan luas penampang 550 mm dan
suhu sebesar 0 derajat celcius diberikan energi impact sebesar 197 joule benda
menglami patahan getas. Pada material C diberikan luas penampang sebesar 550
mm dan diberikan suhu sebesar 850 derajat celcius energi impact yang diberikan
sebesar 139 joule hasil yang didapatkan yaitu patahan ulet.

Dari hasil penelitian ini nilai kuat tarik yang diperoleh pada papan tip blok yang
mempergunakan perekat polivinil alkohol adalah 620,579 N/m pada komposisi
sampel (100:95:5) sampai dengan 935,236 N/m pada komposisi (pada komposisi
sampel (100:90:10), kemudian nilai kuat tarik yang menurun pada variasi
komposisi (100:85:15) 799,474 N/m hingga komposisi (100:75:25) 525,273 N/m.
Hal ini disebabkan kemampuan bahan pada pengujian kuat tarik tidak terlalu
bagus dikarenakan kemampuan perekat polivinil alkohol yang tidak mengikat
potongan kayu meranti.

Pengujiaan kuat tekan ini mengacu pada ASTM D-1037-99, hasil pengujian yang
telah dilakukan pada sampel uji memperlihatkan bahwa persentase yang paling
tertinggi nilai kuat tekannya pada papan tip blok yang mempergunakan Polivinil
Alkohol pada persentase 75 % yaitu 18,10 N/m. Hasil pengujian kuat tekan dapat
digambarkan pada grafik berikut ini :

Grafik hubungan kuat impact dengan variasi komposisi sampel dari grafik
hubungan antara kekuatan impact dengan sampel pada persentase 95 % nilai
impaknya terendah yaitu 13870 J/cm, pada persentase 90 % mengalami penurunan
menjadi 13470 J/m dan pada persentase 85 % mengalami peningkatan menjadi
16000 J/m dan terus mengalami peningkatan hingga pada persentase 75 % terjadi
33000 J/m.
Dari hasil penelitian ini nilai kuat tarik yang diperoleh pada papan tripleks yang
mempergunakan perekat polivinil alkohol adalah 620,579 N/m pada komposisi
sampel (100:95:5) sampai dengan 935,236 N/m pada komposisi (pada komposisi
sampel (100:90:10), kemudian nilai kuat tarik yang menurun pada variasi
komposisi (100:85:15) 799,474 N/m hingga komposisi (100:75:25) 525,273 N/m.
Hal ini disebabkan kemampuan bahan pada pengujian kuat tarik tidak terlalu
bagus dikarenakan kemampuan perekat polivinil alkohol yang tidak mengikat
potongan kayu meranti.

Pengujiaan kuat tekan ini mengacu pada ASTM D-1037-99, hasil pengujian yang
telah dilakukan pada sampel uji memperlihatkan bahwa persentase yang paling
tertinggi nilai kuat tekannya pada papan tip blok yang mempergunakan Polivinil
Alkohol pada persentase 75 % yaitu 19,10 N/m. Hasil pengujian kuat tekan dapat
digambarkan pada grafik berikut ini :

Grafik Hubungan Kuat Impak dengan Variasi Komposisi Sampel Dari grafik
hubungan antara kekuatan impak dengan sampel pada persentase 95 % nilai
impaknya terendah yaitu 14670 J/cm, pada persentase 90 % mengalami penurunan
menjadi 15470 J/m dan pada persentase 85 % mengalami peningkatan menjadi
26000 J/m dan terus mengalami peningkatan hingga pada persentase 75 % terjadi
36000 J/m.

Dari hasil penelitian ini nilai kuat Tarik yang diperoleh pada papan tip blok yang
mempergunakan perekat polivinil alkohol adalah 620,579 N/m pada komposisi
sampel (100:95:5) sampai dengan935,236 N/m pada komposisi (pada komposisi
sampel (100:90:10), kemudian nilai kuat tarikyang menurun pada variasi
komposisi (100:85:15) 799,474 N/m hingga komposisi ( 100: 75: 25) 525, 273
N/m. Hal ini disebabkan kemampuan bahan pada pengujian kuat tarik tidak terlalu
bagus dikarenakan kemampuan perekat polinivil alcohol yang tidak mengikat
potongan kayu merah.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


VI.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini dapat kami simpulkan bahwa praktikum material teknik
adalah material yang paling sering digunakan dikehidupan sehari-hari, contohnya
seperti Besi Hollow, Triplek dan Papan blok. Dalam praktikum ini material-
material yang digunakan sudah melewati uji kelayakan pakai agar sesuai untuk
digunakan banyak orang dan bisa dirancang menjadi sebuah produk yang
memiliki nilai ergonomis.

V.2 Saran

Saran kami untuk praktikum kali ini diharapkan lebih mempelajari dan
memahami materi yang akan dipraktikan agar praktikum dapat berjalan sesuai
dengan tujuan praktikum, dan juga dapat diharapkan tetap semangat pada teman-
teman untuk praktikum-praktikum selanjutnya.
Daftar Pustaka
Esterling. Kelly, “Tomorrows Materials” , The Institute of Metal, London, 1988

Nasmi Herlina Sari, Material Teknik, Yogyakarta, 2018)

Mel. M. Schwatz. 1997, Composites Material, Processsing, Fabrication and


applications, Prentice Hall, pp. 470-485.

Anda mungkin juga menyukai