Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH MANAJEMEN LOGISTIK DAN

DISTRIBUSI PRODUK TERHADAP KINERJA BISNIS


PADA PT. SAMSUNG ELECTRONICS INDONESIA
SKRIPSI

Oleh :

Fikki Cahyanni

CF181120127

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

BAB II KAJIAN LITERATUR ......................................................................... 6

2.1 Manajemen Logistik .............................................................................. 6

2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ......................................................... 6

2.1.2 Fungsi Manajemen Logistik ............................................................... 7

2.1.3 Tujuan Manajemen Logistik ............................................................... 8

2.1.4 Komponen Manajemen Logistik ......................................................... 8

2.2 Distribusi Produk ................................................................................. 10

2.2.1 Definisi Distribusi Produk ................................................................ 10

2.2.2 Tujuan Distribusi Produk .................................................................. 10

2.2.3 Jenis Kegiatan Distribusi .................................................................. 11

2.2.4 Alur Distribusi Produk...................................................................... 12


2.3 Kinerja Bisnis ...................................................................................... 12
2.3.1 Pengertian Kinerja Bisnis ................................................................. 12

2.3.2 Tujuan Kinerja Bisnis ....................................................................... 13

2.3.3 Dimensi Kinerja Bisnis ..................................................................... 13

2.4 Peneliti Terdahulu................................................................................ 14

2.5 Kerangka Teori .................................................................................... 14

2.6 Hipotesis ............................................................................................. 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 17

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 17

3.2 Operasionalisasi Variabel .................................................................... 17

3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 18

3.4 Teknik Sampling ................................................................................ 19

3.4.1 Populasi............................................................................................ 19

3.4.2 Sampel ............................................................................................. 20


3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................... 21

3.5.1 Statistik Deskriptif ............................................................................ 21

3.5.2 Uji Validitas ..................................................................................... 21

3.5.3 Uji Reliabilitas ................................................................................. 22

3.5.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 22

3.5.5 Metode Analisis Regresi Berganda ................................................... 25

3.5.6 Uji Hepotesis .................................................................................... 25

3.6 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 27


DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Di zaman era digital ini perkembangan teknologi dan informasi semakin
pesat, sehingga dapat mengahasilkan persaingan bisnis yang ketat dan
kompetitif. Tentunya kondisi ini menyebabkan beberapa perusahaan berlomba-
lomba untuk memperbaiki kekurangannya. Perusahaan-perusahan ini terus
menciptakan inovasi- inovasi baru dan membuat strategi dalam memperkuat
manajemen logistik, karena salah satu untuk memperkuat hal tersebut
diantaranya adalah memperkuat manajemen logistiknya supaya dapat memikat
hati para cutomernya.
Manajemen logistik ini yaitu pengelolaan barang secara strategis. Dalam
sebuah perusahaan, bidang penyediaan memerlukan manajemen logistik. Peran
manajemen logistik yaitu untuk memenuhi kebutuhan persediaan barang.
Dengan peran maksimal, maka kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dengan
efektif dan efesien. Manajemen logistik memiliki tujuan yaitu untuk
mendistribusikan barang dengan baik dan cepat. Dengan mengatur kesediaan
barang, pelayanan custmer dapat teratasi.
Menurut Siagian dan Yolanda (2005) logistik merupakan bagian dari Supply
Chain Manajemen di mana logistik merupakan bagian dari proses rantai suplai
yang berfungsi merencanakan, melaksanakan, mengontrol secara efektif,
efisien pergerakan dari titik awal (Point Of Origin) hingga ke titik akhir atau
ke titik konsumsi (Point Of Consumption) dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Logistik menjadi kunci dari keunggulan persaingan
perusahaan dalam hal kepuasan customer. Dengan adanya logistik, customer
dihubungkan dengan produksi milik perusahaan. Kepuasan customer
perusahaan dipengaruhi langsung oleh peran logistik. Pelayanan prima
perusahaan diperoleh dari kualitas manajemen logistik. Customer memperoleh
kepuasan pelayanan karena merasa terpenuhii. Dengan fakta demikian,
manajemen logistik menjadi keunggulan kompetitif dari perusahaan.

1
Kemudian dalam hal logistik sangat diperlukan distribusi produk untuk
menunjangnya, karena distribusi produk ini diperlukan untuk memperluas
wilayah juga dalam pemasaran. Jadi distribusi ini untuk membuat produk lebih
dekat dengan konsumennya sehingga lebih mudah dijangkau oleh konsumen.
Dalam hal manejemen logistik dan distribusi produk tentunya kinerja
bisnis ikut serta didalamnya, karena kinerja bisnis ini merupakan pengukuran
tingkat kinerja yang berupa omset penjualan, jumlah pembeli, keuntungan dan
pertumbuhan penjualan. Kinerja bisnis ini juga merupakan indikator tingkat
kesuksesan dalam mencapai tujuan perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik
menunjukkan kesuksesan dan efisiensi perilaku perusahaan.
Hal yang paling utama dalam melaksanakan kinerja bisnis itu adalah
kepuasan pelanggan, logistik khususnya manajamen logistik yaitu dengan
kondisi dimana pelanggan logistik yaitu penerima barang atau kargo dapat
menerima barang/produk dengan tepat waktu, tepat jumlah, harga yang
memadai, serta mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi barang
yang bertalian.
Kepuasan Pelanggan adalah salah satu faktor paling utama yang sangat
dijaga oleh perusahaan karena kepuasan pelanggan ini merupakan faktor
penentu bahwa suatu perusahaan itu berhasil atau tidak dalam hal menarik
konsumennya untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Kepuasan Pelanggan merupakan ekspresi atau tingkat perasaan konsumen
setelah mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan membandingkannya dengan
apa yang di terimanya. Untuk itu setiap perusahaan perlu menjaga kepuasan
pelanggan dan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggannya agar produk yang
di pasarkan oleh perusahaan dapat meningkatkan tingkat penjualan di
perusahaan tersebut dan membangun citra perusahaan yang baik dimata
pelanggannya. Menurut Kotler (2000), Kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan di
bandingkan dengan harapannya.

2
Persaingan bisnis pada Perusahaan Elektronik sangat terlihat
persaingannya. Tentunya PT. Samsung Electronics Indonesia berkontribusi
besar dalam hal meningkatkan kepuasan pelanggannya. PT. Samsung
Electronics Indonesia telah memiliki Sistem Data produk, berupa Sistem
Informasi. Dalam sistem tersebut memuat informasi tentang data produk,
dimulai dari cek stok produk, dan potong stok produk, halaman jadwal
pengiriman.
Dengan adanya sistem informasi, diharapkan perusahaan dapat selalu
mengedepankan kepuasan pelanggannya dengan memberikan kemudahan
dalam bertransaksi baik berupa kemudahan informasi, pelayanan dan
kemudahan dalam transaksi perdagangan serta meningkatkan kepuasan
pelanggan PT. Samsung Electronics Indonesia.
Manajemen rantai pasokan dari (supply chain management) PT.
Samsung Electronics Indonesia adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan
bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk
akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas
pembeliaan dan outsourcing, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan
antara pemasok dengan distributor.
Dalam hal ini manajemen logistik sangat diperlukan, kenapa demikian,
karena manajemen logistik disini merupakan penerima barang atau kargo dan
juga dapat menerima barang/produk dengan tepat waktu, tepat jumlah, harga
yang memadai, serta mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi
barang yang bertalian untuk memenuhi kepuasan para pelanggan sehingga
dapat meningkatkan kinerja bisnis dari PT. Samsung.
Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan diatas maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Logistik dan
Distribusi Produk Terhadap Kinerja Bisnis Pada PT. Samsung Electronics
Indonesia”.

3
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Bertitik tolak pada rumusan masalah, maka penulis perlu memberi ruang
lingkup permasalahan dengan tujuan agar pembahasan permasalahan tidak
terlalu luas. Oleh sebab itu, penulis hanya meneliti permasalahan mengenai
manajemen logistik dan distribusi produk terhadap kinerja bisnis pada
karyawan golongan operator gudang (inventory) PT. Samsung Electronics
Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh Manajemen Logistik terhadap Kinerja Bisnis pada
PT. Samsung Electronics Indonesia?
2. Apakah ada pengaruh Distribusi Produk terhadap Kinerja Bisnis pada PT.
Samsung Electronics Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh Manajemen Logistik dan Distribusi Produk PT.
Samsung Electronics Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Manajemen Logistik terhadap
Kinerja Bisnis pada PT. Samsung Electronics Indonesia.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Distribusi Produk terhadap Kinerja
Bisnis pada PT. Samsung Electronics Indonesia.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Manajemen Logistik dan Distribusi
Produk PT. Samsung Electronics Indonesia.

4
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan tersusun sebuah hasil penelitian yang
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan sebagai masukan dalam
pemecahan masalah terutama yang berkaitan dengan kepuasan kerja
karyawan.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan referensi
bagi mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas ekonomi Universitas
Bhayangkara.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang manajemen sumber
daya manusia dan dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi pihak-pihak
yang berkepentingan serta dapat menjadi bahan perbandingan dalam
melakukan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

5
BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1. Manajemen Logistik

2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik


Menurut Siahaya manajemen logistik adalah suatu bagian dari
manajemen rantai pasok atau Supply chain management yang di
dalamnya melakukan perencanaan, melaksanakan, serta mengendalikan
arus barang secara lebih efektif dan efisien yang mencakup transportasi,
distribusi, penyimpanan, jasa layanan, serta informasi terkait mulai dari
mana barang tersebut berasal hingga tiba di tempat konsumen untuk bisa
memenuhi keperluannya.
Sedangkan menurut The Council of Logistics Management
menjelaskan bahwa manajemen logistik adalah suatu bagian dari
prosedur supply chain yang berguna untuk melaksanakan,
mengendalikan dan merencanakan keefektifan serta keefisienan aliran
penyimpanan suatu produk barang, pelayanan, serta informasi terkait
dari mulai awal hingga tiba di konsumen guna memenuhi keperluan
mereka.
Jadi jika ditarik kesimpulan, manajemen logistik pada dasarnya,
adalah sebuah penerapan pada berbagai prinsip manajemen dalam
aktivitas logistik untuk menggerakan personil dan barang agar bisa
dilakukan secara lebih efisien dan lebih efektif.
Pengertian lain dari manajemen logistik adalah suatu bagian dari
upaya supply chain management yang mempunyai fungsi penting untuk
proses pelaksanaan, perencanaan, serta pengendalian efektivitas dan
efisiensi penyimpanan serta distribusi barang, pelayanan, serta
informasi hingga pada suatu tutuk konsumsi agar bisa memenuhi
kebutuhan para konsumen.

6
2.1.2 Fungsi Manajemen Logistik
Dalam proses penerapannya, manajemen logistik mempunyai
berbagai fungsi penting yang akan selalu berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya. Berikut ini adalah fungsi-fungsi manajemen
logistik.
1. Perencanaan dan Pemenuhan Kebutuhan
Dalam hal ini, manajemen logistik berfungsi sebagai
perencanaan dan juga penentu keperluan dari setiap program
organisasi. Hal tersebut meliputi aktivitas analisa produk yang
digunakan, skala prioritas, hingga ketersediaan produk. Aktivitas
perencanaan ini harus selalu memperhatikan anggaran yang dimiliki
oleh perusahaan, faktor ketersediaan, hingga kemudahan dalam
mengakses suatu barang.
2. Penganggaran
Fungsi penganggaran dalam manajemen logistik adalah untuk
memastikan bahwa kebutuhan pengadaan barang sudah sesuai
dengan anggaran yang dimiliki perusahaan. Apabila biaya anggaran
logistik tersebut ternyata tidak sesuai, maka harus dilakukan
perubahaan pada perencanaannya.
3. Fungsi Pengadaan
Manajemen logistik pada dasarnya memang lebih fokus pada
pengadaan barang dan menjadi hal penting yang harus diperhatikan.
Saat ada ketidaksesuaian anggaran dan menjadi sulit dalam
mengubah perencanaan, maka pihak manajemen logistik harus
melakukan improvisasi dalam mengelola kegiatan logistik dengan
budget yang terbatas.
4. Penyimpanan dan Penyaluran
Fungsi manajemen logistik dalam menyimpan dan menyalurkan
adalah suatu proses yang mana suatu produk barang sudah diperoleh
pada tempat yang memang sudah seharusnya. Nantinya barang
tersebut akan disalurkan ke pihak lain yang berkepentingan sesuai
dengan SOP perusahaan.

7
5. Pemeliharaan
Dalam hal ini meliputi seluruh pemeliharaan barang. Umumnya,
tujuan dari pemeliharaan barang logistik adalah guna memastikan
produk barang yang tersimpan tidak menjadi cepat rusak.
6. Penghapusan
Dalam proses ini juga terdapat aktivitas penghapusan. Fungsi
penghapusan dilakukan untuk memisahkan barang yang sudah
rusak, memperbaikinya, atau menggantinya dengan yang sesuai.
7. Pengendalian
Manajemen logistik juga berfungsi sebagai pengendalian, yang
mana akan dilakukan oleh seorang manajer logistik dengan tahapan
yang sesuai dengan berbagai fungsi yang sudah disebutkan di atas.
Tujuannya adalah untuk memastikan seluruh fungsi logistik bisa
dilakukan sesuai dengan yang memang diharapkan.

2.1.3 Tujuan Manajemen Logistik


Tujuan utama dari aktivitas manajemen logistik pada dasarnya
adalah untuk bisa fokus pada pencapaian tujuan organisasi agar bisa
lebih efisien dan efektif. Setidaknya terdapat tiga tujuan khusus dalam
kegiatan manajemen logistik diantaranya yaitu :
1) Pertama, agar persediaan barang bisa dilaksanakan dengan kuantitas
dan kualitas yang benar.
2) Kedua, agar pengeluaran dana untuk tujuan pengadaan bisa
dilakukan lebih efisien.
3) Ketiga, guna mendukung dan juga menjaga efisiensi serta efektifitas
guna mencapai tujuan utama perusahaan.

2.1.4 Komponen Manajemen Logistik


Menurut Bowersox komponen manajemen logistik adalah
merupakan aktivitas logistik bisa berjalan dengan baik jika didukung
dengan berbagai komponen pada sistem logistik yang baik pula.
Beberapa komponen manajemen logistik tersebut adalah:

8
1) Struktur Lokasi Fasilitas
Hadirnya jaringan fasilitas dalam suatu perusahaan adalah
serangkaian lokasi dimana dan dengan apa material atau produk
akan dibawa atau diangkut. Untuk bisa mencapai tujuan
perencanaan, berbagai fasilitas tersebut mencakup pabrik, gudang,
serta toko pengecer.
Apabila menggunakan jasa khusus dari perusahaan kurir atau
gudang, maka fasilitas tersebut tentu akan menjadi bagian yang
sangat penting dari jaringan kerja.
2) Transportasi
Terdapat satu hal yang diperlukan untuk menyelesaikan
pengangkutan, yaitu kecepatan pelayanan transport. Kecepatan ini
erat kaitannya dengan transport yang bisa memberikan pelayanan
yang cepat dengan harga yang tinggi, selain itu pelayanan yang lebih
cepat juga akan lebih mampu memotong waktu produksi barang.
3) Persediaan
Pengadaan material yang dilakukan dengan sistem logistik untuk
alasan yang berbeda dengan pengadaan suatu produk matang atau
produk jadi. Dengan memanfaatkan tahapan waktu MRP, maka
tujuan terpentingnya adalah guna mempertahankan jumlah jadwal
produksi dengan suatu komitmen minimal dari pengadaan
persediaan.
4) Komunikasi
Komunikasi adalah suatu aktivitas yang tidak bisa dipisahkan
dalam sistem logistik. Kecepatan proses informasi juga sangat erat
kaitannya dengan integrasi dari fasilitas, transportasi, serta
persediaan perusahaan.
Suatu perusahaan akan semakin peka pada gangguan arus
informasi jika desain sistem logistik yang diterapkan di dalamnya
lebih efisien.

9
5) Penanganan dan Penyimpanan
Penanganan serta penyimpanan mencakup pergerakan,
pengemasan,dan pengepakan. Untuk itu, semakin sedikit produk
yang ditangani, maka akan semakin terbatas atau lebih efisien pula
arus total fisiknya.
Apabila diintegrasikan secara lebih efektif, maka penangan ini
akan mampu mengurangi masalah dengan kecepatan dan
kemudahan dengan adanya sistem tersebut.

2.2. Distribusi Produk

2.2.1. Definisi Distribusi Produk


Bagian dari logistik adalah distribusi fisik, yang menggambarkan
berbagai kegiatan yang terjadi setelah produksi barang dan sebelum
mereka mencapai pelanggan atau pengguna akhir. Kegiatan ini meliputi
penanganan material, penyimpanan dan pergudangan, kemasan,
transportasi dari pabrik untuk depot/pusat distribusi dan kemudian
kepada pelanggan atau pengguna akhir (Grewal dan Van Thai, 2005).
Menurut Cambridge Dictionary, distribusi memiliki makna proses
pemberian hal-hal kepada beberapa orang, atau menyebarkan atau
memasok barang atau sumber daya lainnya. Lebih lanjut, distribusi juga
sering diartikan sebagai bentuk posisi atau susunan dari sesuatu di ruang
dan waktu--seperti mendistribusikan kekayaan. Selain itu, orang yang
melakukan kegiatan distribusi juga disebut sebagai distributor.
Menurut T. Gilarso, SJ, proses distribusi adalah penyaluran hasil
produksi dari produsen yang membuatnya kepada konsumen yang
memerlukannya.

2.2.2. Tujuan Distribusi Produk


Berikut adalah tujuan dari distribusi produk, diantaranya yaitu
sebagai berikut :

10
1) Melakukan pemerataan produk kepada konsumen sehingga produk
yang menjadi kebutuhan konsumen dapat terpenuhi
2) Mengembangkan bisnis dalam pemasaran
3) Mengembangkan dan memeprtahankan kualitas produksi
4) Peningkatan nilai barang dan jasa
5) Memepertahankan kontinuitas proses produksi

2.2.3. Jenis Kegiatan Distribusi


Untuk jenis kegiatan distribusi dibagi menjadi tiga yaitu diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Distribusi Langsung
Distribusi langsung biasanya produsen akan menjual barang
kepada konsumen secara langsung menggunakan berbagai macam
cara, salah satunya media sosial dengan aplikasi marketplace yang
betebaran. Distribusi ini banyak digunakan oleh pedagang-pedagang
kecil guna memangkas biaya distribusi.
2) Distribusi Tidak Langsung
Distribusi tidak langsung biasanya produsen akan menggunakan
pihak ketiga atau distributor untuk menjual barangnya, contohnya
yaitu grosir atau retail. Distribusi ini biasanaya digunakan produsen-
produsen yang memiliki modal besar untuk menjangkau pangsa
pasar yang luas. Cara ini juga kerap digunakan untuk memasarkan
produk yang tahan lama.
3) Distribusi Semi Langsung
Distribusi semi langsung mengacu pada jasa penyalur atau
distributor berspesifikasi khusus. Sebab, barang yang
didistribusikan dengan cara ini perlu mendapatkan penanganan
secara khusus. Contoh barang-barang yang didistribusikan dengan
cara ini yaitu, barang mewah dan barang berharga.

11
2.2.4. Alur Distribusi Produk

Gambar 2.1 (Alur Distribusi Produk)


1) Alur 1
Produsen – Konsumen. Alur 1 merupakan alur langsung
2) Alur 2
Produsen – Pengecer – Konsumen. Alur 2 diperantarai oleh
Pengecer
3) Alur 3
Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen. Alur 3 dilalui
oleh Pedagang Besar yang biasanya membeli dari Produsen.
4) Alur 4
Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen.
Keberadaan Agen merupakan bagian perpanjangan dari Perusahaan,
skema ke – 4 biasanya terjadi perubahan harga.

2.3. Kinerja Bisnis

2.3.1. Pengertian Kinerja Bisnis


Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau
kelompok dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab, dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak
melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika (Ghifary, 2013).

12
Kinerja bisnis merupakan akumulasi dari hasil aktivitas yang
dilakukan dalam perusahaan itu sendiri (Prasetyo dan Harjanti, 2013).
Voss dan Voss (2000) mendefinisikannya sebagai usaha pengukuran
tingkat kinerja meliputi omset penjualan, jumlah pembeli, keuntungan
dan pertumbuhan penjualan.
Kinerja organisasi atau sering disebut juga sebagai kinerja bisnis
atau perusahaan merupakan indikator tingkat kesuksesan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik
menunjukkan kesuksesan dan efisiensi perilaku perusahaan.

2.3.2. Tujuan Kinerja Bisnis


Fairoz et al. (2010) menyatakan kinerja bisnis sebagai hasil dari
tujuan-tujuan organisasi yang dicapai melalui efektifitas strategi dan
teknik. Schneider et al. (2003) dalam Eshlaghy dan Maatofi (2011)
menyatakan produktifitas dan efisiensi sebuah organisasi diperoleh
dengan cara memuaskan karyawan dan menjadi sensitif terhadap baik
kebutuhan psikologis maupun sosio-emosional dengan cara yang
menyeluruh.
Chung et al. (2012) menjelaskan tentang kinerja bisnis seperti
tingkat keuntungan, pertumbuhan penjualan, kualitas produk, kualitas
layanan, customer maintain rate, produk baru yang berhasil di pasar dan
return of invesment.

2.3.3. Dimensi Kinerja Bisnis


Agarwal et al. (2003) mengukur kinerja bisnis dengan menggunakan
dua dimensi, yaitu :
1) Kinerja keuangan atau kinerja berdasarkan pada pemasaran seperti
tingkat penggunaan, profitabilitas dan market share
2) Kinerja subjektif. Kinerja subjektif merupakan pengukuran kinerja
yang berdasarkan pada pengukuran terhadap kepuasan pelanggan
dan karyawan, seperti kualitas layanan, kepuasan konsumen, dan
kepuasan kerja karyawan.

13
2.4. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1 Bimo Haryotejo Analisis Pengaruh Disimpulkan dari hasil
(2015) Kinerja Logistik penelitiannya
Pemasok Terhadap menunjukkan bahwa
Kinerja
transportasi dan
Bisnis
ketersedian produk
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja bisnis.
Sedangkan lokasi pusat
distribusi tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja bisnis
2 Ruddy Analisis Kinerja Disimpulkan bahwa
Kurniawan, Distribusi Logistik perusahan dapat lebih
Heribertus Budi Pada Pasokan efisien dan efektif dalam
Santoso & Ana Barang Dari Pt. meminimalisir dari
Komari Surya Pamenang resiko yang dapat terjadi
Ke Konsumen bagi perusahaan. Kinerja
dari manajemen logistik
mendukung peningkatan
yang positif bagi
perusahaan.
Sumber :Hasil Kajian Penulis, 2021

2.5. Kerangka Teori


Menurut Siahaya manajemen logistik adalah suatu bagian dari
manajemen rantai pasok atau Supply chain management yang di dalamnya
melakukan perencanaan, melaksanakan, serta mengendalikan arus barang
secara lebih efektif dan efisien yang mencakup transportasi, distribusi,
penyimpanan, jasa layanan, serta informasi terkait mulai dari mana barang
tersebut berasal hingga tiba di tempat konsumen untuk bisa memenuhi
keperluannya..

14
Menurut Cambridge Dictionary, distribusi memiliki makna proses
pemberian hal-hal kepada beberapa orang, atau menyebarkan atau memasok
barang atau sumber daya lainnya. Lebih lanjut, distribusi juga sering diartikan
sebagai bentuk posisi atau susunan dari sesuatu di ruang dan waktu--seperti
mendistribusikan kekayaan. Selain itu, orang yang melakukan kegiatan
distribusi juga disebut sebagai distributor.
Kinerja bisnis merupakan akumulasi dari hasil aktivitas yang dilakukan
dalam perusahaan itu sendiri (Prasetyo dan Harjanti, 2013). Voss dan Voss
(2000) mendefinisikannya sebagai usaha pengukuran tingkat kinerja meliputi
omset penjualan, jumlah pembeli, keuntungan dan pertumbuhan penjualan.
Dari ketiga pengertian terkait variabel yang diteliti bahwa Manajemen
Logistik dan Distribusi Produk kemungkinan memiliki pengaruh besar
terhadap Kinerja Bisnis, dengan indikator Manajemen logistik yaitu :
kemampuan memenuhi pesanan, kelengkapan persediaan, dan lead time.
Selanjutnya indikator Distribusi Produk yaitu : transportasi, jarak
pendistribusian dengan distributor/pelanggan, dan akses
Tinggi rendahnya suatu Kinerja Bisnis dapat diukur tergantung pada
efektivitas dan aktivitas penerapan Manajemen Logistik dan Distrutor produk
yang dilakukan organisasi/perusahaan terhadap para pegawainya.
Berdasarkan deskripsi teoritik di atas, maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan melalui hubungan antar variabel independen
(X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y) seperti model teoritik di bawah ini:

Manajemen Logistik
(X1) H1
Kinerja Bisnis
(Y)
Distribusi Produk H2
(X2)

H3
Gambar 2.2 Model Teoritik

15
2.6. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2016:64) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Menurut Siregar (2014:38)
hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji
kebenarannya.
Berdasarkan konsep dari tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di
atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini bahwa diduga :

H1 : Terdapat pengaruh Manajemen Logistik terhadap Kinerja Bisnis

H2 : Terdapat pengaruh Distribusi Produk terhadap Kinerja Bisnis.

H3 : Terdapat pengaruh Manajemen Logistik dan Distribusi Produk secara


simultan terhadap peningkatan Kinerja Karyawan.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Menurut Mulyanto (2010) dalam Hutagalung dan Triastuti (2019)
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan suatu pendekatan
penelitian yang bersifat obyektif, menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan metode pengujian statistik.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu metode
kuantitatif studi survei kausal. Peneliti menggunakan metode tersebut dengan
tujuan agar dapat memaparkan secara kuantitatif kecenderungan, opini atau
sikap dari suatu populasi tertentu. Data yang digunakan yaitu data primer.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara menyebar
kuesioner, observasi, studi kepustakaan dan wawancara serta teori-teori yang
digunakan bersumber dari buku-buku, majalah dan jurnal.

3.2. Operasionalisasi Variabel


Operasionalisasi variabel merupakan suatu atribut seseorang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:39). Variabel
yang diteliti dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas atau independent adalah variabel yang mempengaruhi
timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independent yaitu Manajemen Logistik (X1) dan Distribusi Produk (X2).
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat atau dependent adalah variabel yang dipengaruhi
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependent yaitu Kinerja Bisnis (Y).

17
Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala


1 Kinerja Mencakup aspek ekonomi 1. Tingkat
Bisnis (Y) dan aspek operasional, Keuntungan
kinerja bisnis juga 2. Daya saing
merupakan payung untuk 3. Kepuasan Likert
semua konsep yan
berpengaruh terhadap pelanggan
keberhasilan suatu
perusahaan dan
kegiatannya
2 Manajemen Penerapan prinsip-prinsip 1. Kemampuan
Logistik manajemen dalam Memenuhi
(X1) kegiatan logistik dengan pesanan
2. Kelengkapan Likert
tujuan agar pergerakan
persediaan
personil dan barang dapat 3. Lead Time
dilakukan secara efektif
dan efisien.
3 Distribusi Keputusan atas persediaan 1. Transportasi
Produk bersangkutan dengan 2. Jarak
(X2) tingkat total persediaan di pendistribusian
dengan Likert
dalam sistem
distributor /
lokasipersediaan, dan pelanggan
tingkat siklus persediaan 3. Akses
di berbagai lokasi

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiono (2016:62), teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kuesioner atau Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada para responden untuk dijawab. Peneliti menggunakan skala likert
yang dikembangkan oleh Ransis Likert untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Ketentuan skala likert yaitu sebagai berikut:

18
Tabel 3.3 Skala Penilaian Likert

Pilihan Altenatif Jawaban Skor


SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1

2. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
3. Studi Kepustakaan
Menurut Sugiyono (2016:291), studi kepustakaan berkaitan dengan
kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan
norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi
kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini
dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah. Data
diperoleh dari data yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti
dengan melakukan studi pustaka lainnya seperti buku, jurnal, artikel dan
penelitian terdahulu.
4. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrument yang digunakan untuk
menggalidata secara lisan. Hal ini harus dilakukan secara mendalam agar
kitamendapatkan data yang valid dan detail.

3.4. Teknik Sampling

3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016:80), populasi adalah wilayah generasiyang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.

19
Populasi yang nantinya peneliti pilih sebagai objek penelitian pada
penelitian ini adalah karyawan bagian Gudang (Inventory) PT. Samsung
Electronics Indonesia dengan golongan operator yang berjumlah xx
orang, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.2 Jumlah Karyawan PT. PT. Samsung Electronics Indonesia
sampai dengan Oktober 2021
Karyawan Laki-laki Perempuan Total
Karyawan Tetap 38 79 117
Karyawan PKWT 25 81 106
Jumlah 63 160 223
Sumber : Data Primer yang sudah Diolah

3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang dipilih dari populasi dianggap
mewakili keberadaan populasi (Sugiyono, 2017:81).

Oleh karena itu, sampel yang diambil memang harus benar-benar


dapat representative (mewakili). Sampel diambil berdasarkan non
probability sampling dengan teknik convenience sampling.
Convenience Sampling merupakan sampel diambil secara kebetulan,
yaitu siapa saja yang dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
dianggap cocok sebagai sumberdata (Sugiyono, 2017:116).

Oleh karena populasi sudah diketahui jumlahnya, maka untuk


menentukan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan rumus
slovin :

20
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 69 responden pada
PT. Samsung Electronics Indonesia dengan jumlah populasi 223
karyawan.

3.5. Teknik Analisi Data


Analisis data adalah kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,
2017:137).
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Disebut
regresi linear berganda karena penelitian ini melibatkan lebih dari satu variabel
bebas (X) yaitu Manajemen Logistik dan Distribusi Produk dengan satu variabel
terikat (Y)yaitu Kinerja Bisnis dengan bantuan program software Statistical
Product and Service Solution (SPSS) versi 25. Sebelum melakukan pengujian
hipotesisdengan regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

3.5.1 Statistik Deskriptif


Menurut Ghozali (2018) statistik deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif
mendeskripsikan data yang akan menjadi sebuah informasi lebih jelas
dan mudah untuk dipahami.

3.5.2 Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Sebuah instrumen atau kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada instrumen atau kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018:51).

21
Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r
hitung dengan nilai r tabel. Di dalam menentukan layak dan tidaknya
suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 yang artinya suatu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau
pertanyaan atau variabel tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya, jika r
hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir atau pertanyaan atau variabel
tersebut dinyatakan tidak valid.

3.5.3 Uji Reliabilitas


Menurut Ghozali (2018:45) reliabilitas sebenarnya adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten ataustabil
dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur
konsistensi hasil pengukuran dari kuesioner dalam penggunaan yang
berulang. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan reliabel
jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban
tidak boleh acak.

Dasar untuk pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut :


1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka kuesioner yang diuji
dinyatakan reliabel.
2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60, maka kuesioner yang diuji
dinyatakan tidak reliabel.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dilakukan untuk menyatakan normalitas,
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

22
1. Uji Normalitas

Menurut Yuwanto dan Halim (2017) uji normalitas digunakan


untuk mengetahui apakah sampel dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval ataupun rasio. Dalam uji normalitas ini
menggunakan uji liliefors dengan melihat nilai signifikan pada
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut :

 Jika signifikansi ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.

 Jika signifikansi ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam


model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi
korelasidiantara variabel independen.

Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai


tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama
dengannilai VIF ≥ 10 dapat dikatakan dalam data tersebut terdapat
multikolinearitas (Ghozali, 2018).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam


model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau


tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Metode yang
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

23
yaitu melalui pengujian dengan menggunakan Scatter Plot.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut :

 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk


polatertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model


regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada peiode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjangwaktu berkaitan satu sama lain. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series), karena sampel
atau observasi tertentu cenderung dipengaruhi oleh observasi
sebelumnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan
cara melakukan uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2018).

Tabel 3.4 Kriteria Uji Autokorelasi (Uji Durbin-Watson)

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi
Tolak 0 ≤ d ≤ dl
positif
Tidak ada autokorelasi
No Decision dl ≤ d ≤ du
positif
Tidak ada autokorelasi
Tolak 4 – dl ≤ d ≤ 4
negatif
Tidak ada autokorelasi
No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
negatif
Tidak ada autokorelasi,
Tidak ditolak du ≤ d ≤ 4 - du
positif atau negatif

24
3.5.5 Metode Analisi Regresi Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk penelitian yang memiliki lebih
dari satu variabel independen. Menurut Ghozali (2018), analisis regresi linear
berganda digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil dari analisis regresi
linear berganda akan menguji seberapa besar pengaruh kepemilikan
institusional, profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap
penghindaran pajak.
Persamaan regresi linear berganda biasanya dinyatakan dalam bentuk
formula sebagai berikut :
Y = α – β1 . X1 – β2 . X2 –β3 . X3–β4 . X4 – ε
Keterangan :

3.5.6 Uji Hipotesis


1. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Menurut Ghozali (2018) uji statistik t digunakan untuk menguji
apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.Pengujian menggunakan signifikansi level
0,05 (α = 5%). Dengan kriteria yaitu :
 Jika nilai sig. ≤0,05 maka dikatakan signifikan. Harus
dilihat terlebih dahulu nilai koefisien regresinya, jika
arahnya sesuai dengan arah hipotesis maka dapat
dikatakan Ha diterima

25
 Jika nilai sig.> 0,05 maka dikatakan tidak signifikan.
Artinya Ha ditolak sehingga tidak ada pengaruh variabel
independenterhadap variabel dependen.
2. Uji Simultan (Uji f)
Menurut Ghozali (2017) uji secara simultan atau uji f statistik
dalam uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen Kondisi Kerja (X1) dan Kompensasi (X2) secara bersama-
sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen
Kepuasan Kerja (Y).
Kriteria :

 Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.


 Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel-variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model penelitian. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan adjusted R2 saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model penelitian (Ghozali, 2018).

26
3.6. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

\Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2021, dimulai dari Bulan Oktober
s/d Desember2021 (3 bulan).

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Samsung Electronics Indonesia yang terletak di


Jl. Jababeka Raya Blok F. 29 No.31, Harja Mekar, Kec. Cikarang Utara,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17530. Subjek penelitian ini yaitu karyawan
golongan operator PT. Samsung Indonesia.

27
DAFTAR PUSTAKA

Accurate. (2021). Manajemen Logistik Adalah: Pengertian, Fungsi, dan Komponen


di Dalamnya. Retrieved from Accurate - PT. Cipta Piranti Sejahtera:
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-logistik-adalah/

Accurate. (2022). Manajemen Kinerja: Pengertian, Siklus, dan Cara


Memaksimalkannya. Retrieved from accurate.id:
https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-kinerja/

Mulyanto. (2010). Metodologi Penelitian. Desain Penelitian.

Sugiyono. (2016). Populasi dan Teknik Pengambilan Data. Metodologi Penelitian,


62 - 80.

Sugiyono. (2016). BAB III Metode Penelitian Retrieved from repository unpas:
http://www.repository.unpas.ac.id

Sugiyono. (2016). Pengaruh Keterimaan Aplikasi Pendaftaran Online Terhadap


Jumlah Pendaftaran di Sekolah Dasar Negeri Jakarta. PARADIGMA Vol.
XVIII. No.2 September 2016, 80.

Sugiyono. (2017). BAB III Metodologi Penelitian. Retrieved from elibrary


unikom:https://www.elibrary.unikom.ac.id

Sugiyono. (2017). Operasional Variabel, Populasi dan Sampel. Metodologi


Penelitian, 39 - 116.

Suryani, & Hendryadi. (2015). Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenada Media
Group..

Anda mungkin juga menyukai