Anda di halaman 1dari 6

STUDI KASUS MANAJEMEN FARMASI

IMPLEMENTASI SISTEM WALMART DAN LOW COST AIRLINES (KONSEP RUMAH SAKIT
NARAYANA) PADA RUMAH SAKIT DI INDONESIA

KELOMPOK 2

Adelia Nurfani 260112210512


Nisa Safitri 260112210526
Destri Yulia Rahmi 260112210534
Iska Savitri 260112210568
Shahnaz Aulia Fadilla 260112210578
Yuwanti Winda Astuti 260112210584

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2022
IMPLEMENTASI SISTEM WALMART DAN LOW COST AIRLINES (KONSEP RUMAH
SAKIT NARAYANA) PADA RUMAH SAKIT DI INDONESIA

Narayana Hospital merupakan salah satu Rumah Sakit di India yang dapat dikatakan
menerapkan gabungan konsep Walmart dan Low Cost Airlines. Rumah Sakit yang terletak di kota
Bangalore ini menggunakan bangunan prefabrikasi, menghilangkan AC (menggunakan ventilasi
dari jendela besar bangsal) dan bahkan melatih pengunjung untuk membantu perawatan pasca
operasi (kerabat atau teman yang mengunjungi pasien rawat inap menjalani kursus keperawatan
selama empat jam dan diharapkan mengganti perban dan melakukan tugas sederhana lainnya)
sehingga dapat memotong biaya operasi jantung hingga 800 dolar.
Biaya yang lebih rendah tidak serta merta menurunkan kualitas dari pelayanan rumah sakit
tersebut. Tingkat kematian Narayana Hospital (1,27 persen) dan tingkat infeksi (satu persen) untuk
prosedur cangkok bypass arteri koroner sama baiknya dengan Rumah Sakit Amerika Serikat.

Segi Ekonomi
Terbukti biaya yang lebih rendah tidak serta merta menurunkan kualitas dari pelayanan
rumah sakit Narayana. Tingkat kematian Narayana Hospital (1,27%) dan tingkat infeksi (1%)
untuk prosedur cangkok bypass arteri koroner sama baiknya dengan Rumah Sakit Amerika Serikat.
Dari sudut pandang ekonomi, konsep Rumah Sakit Narayana yang mengusung konsep Low Cost
Hospital kemungkinan dapat diimplementasikan di Rumah Sakit Indonesia melalui langkah-
langkah seperti bekerjasama dengan pihak Asuransi Kesehatan untuk mendapatkan supply pasien
dan mengamankan pendapatan rumah sakit, bekerjasama dengan pemasok bahan makanan dan
laundry untuk mendapatkan harga diskon untuk pembelian anggaran satu tahun berjalan,
bekerjasama dengan pabrik obat dan alkes untuk mendapatkan harga diskon untuk pembelian
anggaran satu tahun berjalan, serta merubah sistem imbalan dari fee for services kepada biaya
berdasarkan paket layanan atau pembayaran pra pelayanan. Peran Kemenkes yang turut
bekerjasama dengan Kemenkeu dan Dirjen Pajak juga penting dalam pembuatan regulasi terkait
penghapusan pajak alkes, bahan medis habis pakai dan obat generik yang digunakan Rumah Sakit
dengan konsep Low Cost Hospital.
Konsep Low Cost Hospital juga dapat dipadukan dengan Public Service Center
(PCS)/pusat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dengan layanan call center 119, serta
diterapkan juga konsep Hospital Without Wall yang merupakan kesinambungan antara layanan
pre-hospital, intra-hospital, dan post-hospital dengan pemanfaatan teknologi informasi secara
virtual seperti yang sudah diterapkan di RSUD dr Iskak Tulungagung. Jadi pasien tidak direpotkan
dengan masalah transportasi ataupun sumber biaya, dimana pasien yang tidak mampu membayar
biaya pelayanan kesehatan dan tidak tercover dalam sistem JKN akan dibiayai dari dana Corporate
Social Responsibility Rumah Sakit dan APBD. Bentuk implementasinya melalui Emergency
Button PSC 119 yang terhubung dengan Global Positioning System (GPS) dengan teknologi
berbasis android. Sehingga, ketika terjadi suatu kecelakaan atau warga yang sedang sakit dapat
langsung mengakses aplikasi Emergency Button PSC Tulungagung, kemudian operator yang berisi
tenaga medis akan langsung mengetahui posisi kecelakaan yang terjadi, lalu operator akan
langsung menghubungi warga yang melapor untuk memastikan pertolongan pertama yang dapat
dilakukan harus bagaimana.

Segi Fasilitas
Dari segi fasilitas, Rumah Sakit Narayana mengusung penghematan yang lumayan besar
seperti tidak menggunakan lampu di siang hari melainkan memanfaatkan cahaya matahari secara
natural dan tidak menempatkan pendingin ruangan (AC) di ruang-ruang perawatan pasien. Selain
itu, desain serta material pada bangunan rumah sakit pun dibuat sesederhana mungkin. Hal-hal
tersebut lah yang menjadi alasan rendahnya biaya rawat inap pasien.
Bila langkah untuk mereduksi cost rumah sakit dijalankan di Indonesia, hal-hal berikut
mungkin dapat dilakukan, seperti pada rumah sakit pemerintah di masa depan, Charitas dan non-
profit untuk rawat inap hanya mempunyai 2 kelas, semi private dan non-private sehingga
penentuan tarif lebih sederhana. Jika memungkinkan, rumah sakit pemerintah hanya mempunyai
satu kelas rawat inap yaitu Public class. Dengan demikian, dapat menerapkan pola tarif yang lebih
sederhana menjadi satu tarif pelayanan rawat inap saja.
Namun mungkin ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan kembali untuk menerapkan
konsep Narayana Hospital di Indonesia, seperti tidak menempatkan pendingin ruangan untuk
menghemat cost dapat membuat ketidaknyamanan untuk pasien maupun keluarga pasien yang
sedang menunggu mengingat Indonesia adalah negara tropis dan cuaca yang tidak menentu. Tetapi
tentu ketidaknyamanan yang dirasakan pasien terhadap fasilitas pada rumah sakit dengan konsep
tersebut merupakan suatu konsekuensi yang harus dijalani ketika memang memutuskan untuk
melakukan perawatan di rumah sakit tersebut. Karena kualitas pelayanan rumah sakit tersebut
tidak dipengaruhi oleh sederhananya fasilitas, sehingga pasien tetap akan mendapatkan pelayanan
dengan kualitas terbaik dan oleh pelayan kesehatan yang terkualifikasi.

Segi Pelayanan
Penerapan low cost hospital seperti konsep dari salah satu Rumah Sakit di India yaitu
Narayana merupakan ide yang menghasilkan dua sisi pendapat yaitu pro dan kontra. Terutama di
bidang pelayanan, meninjau kembali konsep pengaturan ruang rawat inap di Rumah Sakit
Narayana tersebut, memberikan probabilitas bagi pasien terutama dengan kondisi ekonomi rendah
dan menengah kebawah untuk dapat mengakses kamar tanpa mengantri lama. Menurut ulasan
artikel Ulandari et al (2018) bahwa pasien JKN dengan kategori kelas III untuk rawat inap, banyak
diantaranya yang harus menambah biaya dan naik kategori kelas ruang rawat inap karena faskes
tersebut kekurangan bed atau kelebihan kapasitas di ruang rawat inap kelas III. Sehingga tujuan
dari pemerataan kesejahteraan kesehatan kembali mengalami ketimpangan, dimana konsep low
cost hospital tidak sepenuhnya tercapai dan memapari pasien dengan kondisi ekonomi rendah.
Konsep Narayana mungkin dapat menjadi pertimbangan untuk mengatasi hal tersebut, sehingga
pasien dapat mengakses pelayanan inap tanpa harus mengantri kosongnya bed atau tidak perlu
menambah biaya lainnya untuk naik kelas kamar inap. Penerapan konsep Rumah Sakit Narayana
juga rekomendasi yang inovatif, dengan tujuan mencapai pemerataan perawatan bagi setiap lini
masyarakat.
Pelayanan untuk pasien dengan konsep ruang rawat inap seperti Narayana, dapat dipastikan
akan lebih meningkatkan beban kerja dari tenaga Kesehatan terkait karena kapasitas pasien dalam
ruangan dapat bertambah, hal itu mungkin dapat terkait dengan kualitas dan produktivitas dari
tenaga kerja dapat menurun seiring dengan ketidakseimbangnya beban kerja per individu.
Ditambah lagi, sebagian besar pasien setelah keluar dari Rumah Sakit (setelah rawat inap) biasanya
akan dirujuk untuk rawat jalan dan intensitas pekerjaan pelayanan akan meningkat bukan hanya di
ruang rawat inap tetapi juga di ruang rawat jalannya.
Dari segi pelayanan Rumah Sakit Narayana juga menggunakan sistem melatih pengunjung
untuk membantu perawatan pasca operasi. Kerabat atau teman yang mengunjungi pasien rawat
inap menjalani kursus keperawatan selama empat jam dan diharapkan dapat mengganti perban dan
melakukan tugas sederhana lainnya. Apabila hal ini diterapkan di Rumah Sakit Indonesia perlu
peran perawat yang besar untuk mengawasi pengunjung yang demi menjaga sterilitas.
Strategi apabila Rumah Sakit Indonesia menerapkan Low Cost Hospital dapat dengan
membuka waktu kerja rawat jalan lebih panjang dimulai jam 09.00–17.00 untuk menghindari
terjadinya penumpukan pasien di pagi hari dan mencegah pasien memanfaatkan Emergency Unit
yang tidak diperlukan. Melalui jam buka klinik yang panjang, volume pasien rawat jalan akan
meningkat dengan tinggi dan berdampak peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR). Hal yang tidak
benar-benar diperlukan pada pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan terapi dapat
dihilangkan. Selanjutnya, pemberian obat dapat berkaca dari sistem BPJS Kesehatan yang hanya
memberikan beberapa obat berdasarkan Formularium Nasional dan kebanyakan dari obat tersebut
obat generik membuat adanya keterbatasan terapi untuk pasien dengan kondisi khusus yang
membutuhkan obat-obat yang sulit didapat. Dengan demikian, persentase kesembuhan pasien
dapat menurun karena pembatasan biaya pada penyediaan obat.

Kesimpulan dan saran


Berdasarkan alasan-alasan yang telah diungkapkan di atas, konsep Narayana Hospital
(dapat/tidak dapat) diimplementasikan di Indonesia. Indonesia di tahun 2014 sudah mulai
menerapkan JKN/BPJS Kesehatan yang ternyata menguntungkan bagi masyarakat karena
sebagian besar biaya pengobatan dibayarkan oleh BPJS. Dengan diterapkannya BPJS, sepertinya
Indonesia mampu untuk mengimplementasikan konsep Narayana Hospital mengingat konsep
pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat sudah dilaksanakan BPJS Kesehatan.
Namun perlu diingat bila adanya suatu inovasi, dilihat juga risk dan benefit yang didapatkan.
Apakah implementasi ini lebih condong untuk menguntungkan atau malah memperburuk
pelayanan kepada masyarakat.
Penerapan konsep rumah sakit Narayana diharapkan dapat memotong/meminimalkan
biaya yang dikeluarkan dari sisi bangunan dan dapat dialokasikan untuk improvisasi bidang
lainnya termasuk memaksimalkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki dengan beban kerja yang
ditanggung. Agar konsep Narayana dapat dijalankan bersama dengan perhitungan dan
pertimbangan aspek lainnya termasuk pelayanan berorientasi pasien.
Adapun saran yang dapat kami berikan apabila konsep Rumah Sakit Narayana ini
dijalankan sebagai berikut: memenuhi standar pelayanan Rumah Sakit yang telah ditetapkan,
fasilitas dan lingkungan yang dijaga kondusif mengingat pengaturan ruang rawat yang memuat
banyak kapasitas pasien serta pengelolaan keuangan dan organisasi yang disesuaikan dengan
konsep terkait.

DAFTAR PUSTAKA
Ulandari, L.P., Ilyas, Y., dan Indrayathi, P. A. 2018. Strategi Implementasi Jaminan Kesehatan
Nasional dengan Metode Balanced Scoredcard: Studi Kasus di Rumah Sakit X Tangerang
Tahun 2018. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia. 5 (2): 41-60.

Anda mungkin juga menyukai