Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

(SIMRS) TERHADAP PELAYANAN LABORATORIUM


DI RAWAT INAP RSUD dr. SOEWONDO KENDAL

Manuscript

Disusun oleh :

Dharu Setyoaji Wicaksono


G1C217253

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
http://repository.unimus.ac.id
PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
TERHADAP PELAYANAN LABORATORIUM DI RAWAT INAP RSUD dr.
SOEWONDO KENDAL
Dharu Setyoaji Wicaksono 1, BudiSantosa 2, Umi Amalia 2
1
Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
2
Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang

Info Artikel Abstrak


Diterima Laboratorium rumah sakit dalam rangka mendukung
Direvisi kegiatan pelayanan dan meningkatkan kualitas
Disetujui pelayanan maka dibutuhkan sistem informasi
Tersedia laboratorium manajemen yang berjalan dengan baik.
Online Tujuan utama sistem informasi manajemen pada
Keywords: laboratorium adalah menyajikan data dengan serapi
SIMRS, Layanan laboratorium mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu serta
akurat/bebas dari kesalahan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) terhadap pelayanan
laboratorium di Rawat Inap RSUD dr. Soewondo
Kendal. Jenis penelitian adalah analitik korelasi
dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah
perawat di ruang rawat inap RSUD dr. Soewondo
Kendal sebagai pengguna layanan laboratorium klinik
berjumlah 231 perawat. Teknik sampling yang
digunakan adalah simple random sampling berjumlah
146 responden. Hasil penelitian ditemukan bahwa
Pelaksanaan SIMRS diketahui sebagian besar dalam
kategori baik (59,6%), dan sebagian besar layanan
laboratorium kurang baik (50,7%). Hasil uji Chis
Square diperoleh nilai p sebesar 0,000 ( p<0,05)
sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
bermakna antara pelaksanaan SIMRS terhadap hasil
layanan laboratorium di RSUD. Dr. H. Soewondo
Kendal.

Pendahuluan kepada masyarakat luas agar dapat menjadi


Layanan kesehatan yang bermutu adalah organisasi yang responsif, inovatif, efektif,
harapan bagi setiap pasien atau masyarakat efisien dan tentu saja menguntungkan bagi
yang membutuhkan pelayanan kesehatan pemilik modal dengan tidak mengabaikan misi
secara cepat dan tepat selama menjalani sosialnya
peawatan di rumah sakit. Di era informasi ini, Rumah sakit adalah sarana kesehatan
rumah sakit dituntut untuk meningkatkan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
kinerja dan daya saing sebagai badan usaha perorangan meliputi promotif, preventif,
dengan tidak mengurangi misi sosial yang kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan
diembannya. Rumah sakit harus merumuskan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
kebijakan-kebijakan strategis pada internal darurat (Undang-Undang Nomor 44 Tahun
organisasi, manajemen, dan sumber daya 2009 tentang Rumah Sakit). Dalam mengelola
manusianya serta harus mampu secara cepat dan menghasilkan informasi yang cepat dan
dan tepat mengambil keputusan untuk tepat dibutuhkan media elektronik sebagai alat
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bantu. Kecanggihan teknologi bukan
*Coresponding Author:
Dharu Setyoaji Wicaksono
Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang,
Semarang Indonesia 50273
Email: wicaksonodharu@yahoo.com

http://repository.unimus.ac.id
merupakan jaminan akan terpenuhinya Laboratorium rumah sakit dalam rangka
informasi, melainkan sistem yang terstruktur mendukung kegiatan pelayanan dan
handal dan mampu mengakomodasi semua meningkatkan kualitas pelayanan maka
informasi yang dibutuhkan yang dapat dibutuhkan sistem informasi laboratorium
menjawab tantangan yang dihadapi. manajemen yang berjalan dengan baik. Tujuan
Sistem Informasi Manajemen Rumah utama sistem informasi manajemen pada
Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem komputer laboratorium adalah menyajikan data dengan
yang memproses dan mengintegrasikan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat
seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan waktu serta akurat/bebas dari kesalahan.
dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan Beberapa keuntungan dengan adanya
dan prosedur administrasi untuk memperoleh otomatisasi sistem informasi laboratorium
informasi secara cepat, tepat dan akurat. Saat adalah: 1) Berkurangnya kesalahan dalam
ini Sistem Informasi Manajemen (SIM) hasil-hasil pelaporan dengan adanya penyajian
berbasis komputer rumah sakit (SIMRS) data yang lebih baik; 2) Meningkatkan
merupakan sarana pendukung yang sangat produktivitas, dengan berkurangnya
penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk pengarsipan, pemetaan yang memakan waktu
mendukung pengelolaan operasional rumah lebih pendek dengan pencarian hasil; 3)
sakit. Berkurangnya biaya kertas, dengan
Upaya tersebut juga harus dilakukan oleh menggunakan kertas komputer sebagai ganti
Laboratorium Kesehatan rumah sakit sebagai formulir yang mahal; 4) Mudah dibaca, karena
bagian integral dari pelayanan kesehatan. laporan-laporan dicetak tidak ditulis tangan
Fungsi laboratorium kesehatan adalah dan dipersiapkan dengan rapi; 5)
memberikan pelayanan laboratorium Pengumpulan data statistik secara cepat karena
kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis. terkomputerisasi.
Pelayanan laboratorium kesehatan rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
dilakukan untuk mendukung upaya Soewondo adalah salah satu Rumah Sakit
penyembuhan, pemulihan kesehatan serta Umum Daerah yang berada di Provinsi Jawa
untuk penegakkan diagnosis suatu penyakit Tengah dan dikelola secara mandiri oleh
(Sabarguna, 2007). Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal
Ukuran kepuasan pengguna yang dalam berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
hal ini termasuk instalasi ruang rawat inap, Republik Indonesia Nomor
erat kaitannya dengan mutu pelayanan yang 40/MENKES/SK/I/2002, tanggal 21 Januari
diberikan. Berkaitan dengan pelayanan 2002 dengan tugas teknis untuk memenuhi
laboratorium, data hasil pemeriksaan bisa pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kendal.
dikatakan mempunyai mutu tinggi apabila data Disamping itu instansi kesehatan bertipe B
hasil tersebut memuaskan pelanggan dengan milik pemerintah Jawa Tengah ini juga
tetap mempertimbangkan aspek teknis melaksanakan pemeriksaan laboratorium rutin
sehingga precision dan accuracy (ketelitian terhadap pasien rujukan dari pihak terkait
dan ketepatan) yang tinggi dapat dicapai. maupun pasien eksternal yang datang ke
Selain itu, data tersebut harus mempunyai laboratorium tersebut.
kemamputelusuran pengukuran dan Pelayanan laboratorium Rumah Sakit
terdokumentasi dengan baik, sehingga dapat Umum Daerah dr. H. Soewondo selama ini
dipertahankan secara ilmiah maupun hukum. telah terintegrasi dalam manajemen SIMRS
Hal itu berarti seluruh metode dan prosedur yang telah ada, namun demikian pelaksanaan
operasional laboratorium harus terpadu, mulai pelayanan belum mampu berjalan secara
dari perencanaan pengambilan sampel, optimal yang terindikasikan dari kecepatan
penanganan, pemeriksaan dan/atau kalibrasi, pelayanan terhadap pasien rawat inap. Hal ini
sampai pemberian laporan hasil ke pelanggan. terjadi karena pelaksanaan SIMRS belum
Oleh karena itu kebutuhan perbaikan kualitas berjalan dengan baik sesuai harapan.
pelayanan adalah merupakan suatu kebutuhan Pentingnya fungsi laboratorium kesehatan
yang paling mendasar bagi kelangsungan dalam mendukung pelayanan kesehatan di
hidup laboratorium dan rumah sakit rumah sakit, maka laboratorium kesehatan di
bersangkutan dalam era kompetisi yang rumah sakit juga harus terintegrasi secara tepat
semakin ketat (Hadi, 2007). dengan sistem informasi manajemen rumah

http://repository.unimus.ac.id
sakit agar dapat menyediakan data kesehatan
pasien yang akurat, lengkap, jelas dan mudah Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan
diakses yang pelayanan di ruang rawat inap layanan laboratorium
sehingga mampu diambil keputusan dalam Layanan Frekuensi Persentase
memberikan intervensi kepada pasien dengan laboratorium (%)
tepat. Permasalahan yang sering muncul Kurang baik 74 50,7
terkait pelayanan laboratorium untuk pasien Baik 72 49,3
rawat inap adalah kualitas jaringan pendukung Jumlah 146 100
SIMRS yang kurang baik serta lambatnya
hasil pemeriksaan di laboratorium yang Hasil penelitian menemukan bahwa
disebabkan oleh banyaknya sampel yang harus sebagian besar responden menyatakan layanan
dikerjakan membuat laporan hasil laboratorium kurang baik yaitu sebanyak
laboratorium terkadang tidak bisa dibaca tepat 50,7% (74 responden) sedangkan responden
waktu melalui SIMRS, yang tentunya hal ini yang lain menyatakan bahwa layanan
akan mengganggu proses pelayanan di ruang laboratorium di RSUD dr. H. Soewondo
rawat inap. Berdasarkan permasalahan Kabupaten Kendal sudah baik yaitu sebanyak
tersebut maka peneliti tertarik untuk 49,3% (72 responden).
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Tabel 3. Hubungan pelaksanaan SIMRS
(SIMRS) terhadap pelayanan laboratorium di dengan pelayanan laboratorium
Rawat Inap RSUD dr. Soewondo Kendal”.

Metode
Jenis penelitian adalah peneltian analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectional,
yaitu pengukuran variabel bebas (SIMRS) dan
variabel terikat (pelayanan laboratorium)
dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 59
Populasi penelitian ini adalah perawat di ruang responden yang menyatakan pelaksanaan
rawat inap RSUD dr. Soewondo Kendal SIMRS kurang baik sebagian besar merasakan
sebagai pengguna layanan laboratorium klinik layanan laboratorium kurang baik yaitu
berjumlah 231 perawat. Tehnik pengambilan sebanyak 83,1%, dan yang menyatakan
sampelnya adalah dengan menggunakan pelaksanaan SIMRS baik sebagian besar
simple random sampling berjumlah 146 merasakan layanan laboratorium baik
responden. Pengambilan data dilakukan sebanyak sebanyak 71,3%. Hasil uji Chi
dengan kuesioner dan analisis data digunakan Square didapatkan nilai p sebesar 0,000 < α
Chi Square. (0,05), sehingga dapat dinyatakan ada
pengaruh yang bermakna antara pelaksanaan
Hasil
SIMRS dengan hasil layanan laboratorium
Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan
pelaksanaan SIMRS
Pembahasan
Pelaksanaan Frekuensi Persentase
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
SIMRS (%)
bahwa pelaksanaan SIMRS sebagian besar
Kurang baik 59 40,4
dalam kategori baik dengan persentase 59,6%,
Baik 87 59,6
namun masih ditemukan pelaksanaan SIMRS
Jumlah 146 100
yang kurang baik dengan persentase 40,4%.
Hal ini ditemukan pada masih ditemukannya
Hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian gangguan jaringan pada SIMRS sehingga
besar responden menyatakan pelaksanaan tidak dapat diakses (86,3%), program pada
SIMRS baik yang ditunjukkan dengan SIMRS masih dirasakan sulit untuk
persentase sebesar 59,6% (87 responden), diaplikasikan bagi sebagian responden
namun masih ditemukan pelaksanaan SIMRS (34,9%), serta pelaksanaan SIMRS tidak
kurang baik yang cukup tinggi sebesar 40,4% mampu berinovasi dengan perkembangan
(59 responden). program layanan yang termutakhir (58,9%).

http://repository.unimus.ac.id
Hasil penelitian juga menemukan hasil data pasien, transaksi dan sebagainya, atau
layanan laboratorium yang dirasakan oleh juga dari sisi pasien yang cenderung
responden yang dalam hal ini adalah perawat mengutamakan pelayanan kesehatan. Dari
ruang rawat inap ditemukan sebagian besar sudut pengelola rumah sakit tentu saja
menyatakn kurang baik. Pernyataan kurang menginginkan sebuah sistem yang ideal,
baik ini didasarkan pada jawaban pada istimewa, yang mampu mengelola semua
kuesioner yang menyatakan hasil yang transaksi yang ada secara akurat, efisien dan
diberikan dari pemeriksaan laboratorium cepat, sehingga tak ada kata „terlambat‟ pada
adalah kurang lengkap (25,3%), kelengkapan pembuatan laporan masing-masing unit
lanboratorium yang kurang sehingga tidak bisa pelayanan medik karena setiap laporan akan
melakukan pemeriksaan setiap kasus (77,4%), tercetak otomatis dan terkirim secara otomatis
pelayanan laboratorium kurang pula.
terkoordinasikan dengan tim lain (64,4%), Dalam membangun sistem, hal yang
hasil laporan pemeriksaan laboratorium sangat penting adalah tahapan desain sistem.
kurang memuaskan (58,9%) dan layanan Tahapan ini dapat memakan waktu yang lama,
laboratorium yang tidak bisa memberikan karena pengembang harus tahu sejalas-
pelayanan setiap saat dibutuhkan (71,9%). jelasnya apa yang dibutuhkan oleh rumah
Berdasarkan hasil dari kedua variabel sakit. Komunikasi yang intensif disini perlu
tersebut kemudian dilakukan analisis dijaga antara kedua pihak (pihak rumah sakit
hubungan menggunakan Chis Square yang dan pengembang sistem) sehingga rumah sakit
didapatkan nilai p sebesar 0,000 dimana dapat menjelaskan secara jelas apa yang
p<0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan mereka inginkan dan memberikan secara detil
yang bermakna antara pelaksanaan SIMRS apa yang mereka harapkan dan ini harus
dengan hasil layanan laboratorium. Artinya dipahami oleh pengembang. Batasan-batasan-
bahwa pelaksanaan SIMRS akan memberikan pun perlu dibahas antara keduanya supaya
dukungan kepada sistem layanan hasil jangan sampai menimbulkan repudiasi
laboratorium karena hasil layanan (ketidaksepakatan) karena adanya perbedaan
laboratorium terintegrasi dengan SIMRS. persepsi terhadap cakupan sistem yang
Apabila terjadi permasalahan dengan SIMRS dibangun dan baru diketahui pada saat sistem
seperti sistem jaringan yang tidak bekerja selesai dan akan diimplementasikan.
dengan baik, maka akan mengganggu
pembacaan hasil dari laboratorium yang sudah Ucapan Terimakasih
dilaporkan dalam sistem SIMRS, akibatnya Terselesaikannya penyusunan Manuscript
user yang dalam hal ini adalah perawat di ini berkat saran, bimbingan, dukungan serta
ruang rawat inap tidak dapat membaca hasil bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
laporan dari pemeriksaan laboratorium tentang kesempatan ini penulis mengucapkan terima
data pasien yang tentunya membantu dalam kasih kepada:
memberikan tindakan kepada pasien. 1. DR. Budi Santosa, M.Si.Med, selaku
Hasil penelitian ini mendukung penelitian pembimbing I dan selaku Ketua Program
sebelumnya yang dilakukan oleh Setyawan Studi D IV Analis Kesehatan yang telah
(2016) yang menemukan bahwa dengan banyak membantu terselesaikannya tugas
penerapan SIMRS maka mampu Akhir ini.
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit 2. Umi Amalia, SE, M.Kom, selaku
karena dengan SIMRS mampu pembimbing II yang telah banyak
mengintegrasikan semua sistem pelayanan membantu terselesaikannya Tugas Akhir
yang ada di rumah sakit, sehingga ini.
mempercepat proses rumah sakit serta 3. Keluarga tercinta yang senantiasai
meningkatkan manajemen pengolahan data memberikan dukungan dan doa.
menjadi informasi yang cepat dan tepat guna. 4. Teman-teman dan semua pihak yang telah
Pembangunan SIMRS tidak boleh membantu terselesaikannya Tugas Akhir
dilakukan secara parsial tetapi harus ini.
terintegrasi dengan mempertimbangkan
berbagai sudut. Rumah sakit harus melihat
dari sudut administratif yang mengelola data- Referensi

http://repository.unimus.ac.id
Andrazain. 2013. Contoh Penerapan Informasi Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
Manajemen. tentang Rumah Sakit
http.andrasain.com/2013/04/28/contoh-
penerapan-sisteminformasi-manajemen. Yustina S. Tjahjaningsih, dkk., 2012,
“Pengembangan Model Pengendalian
Depkes RI. 2007. Standar Pelayanan Kualitas pada Sistem Mass
Kebidanan. Jakarta Customization dengan
Mengintegrasikan Quality Function
George M. Scott, 2005. Prinsip-Prinsip Sistem Deployment dan Defect Tracking
Informasi Manajemen, RajaGrafindo Matrix”. Simposium Nasional RAPI
Persada, Jakarta. XI FT UMS.
Hadi, S. 2007. Peningkatan Kualitas SDM di
Bidang Kesehatan Khususnya untuk
Perekam Medik dalam Menyongsong
era Globalisasi. Dalam Makalah
Seminar Nasional Kongres Rakernas
PORMIKI. Jakarta
KEMENKES-RI, 2012
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Juknis
Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta:
Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan.
Kepmenkes No.129 tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Sebuah
Rumah Sakit
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan
metodologi penelitian keperawatan.
Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
441/MENKES/PER/III/2010 Tentang
Laboratorium Klinik
Rusdianti, Y. 2011. Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Terhadap
Keselamatan Pasien Dan Kualitas
Pelayanan Keperawatan. Jurnal
Rekayasa dan Manajemen Sistem
Informasi, Vol. 1, No. 1, Februari 2015,
pp.55-61 ISSN 2460-8181.
Sabarguna, B.S. (2007) Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta:
Konsorsium Rumah sakit Islam Jateng-
DIY.
Setyawan, D. 2016. Analisis Dan Perancangan
Sistem Informasi Rumah Sakit Rawat
Inap Di Puskesmas Grabag I Kabupaten
Magelang. Artikel. Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika Dan Komputer
Amikom Yogyakarta.

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai