1
KATA PENGANTAR
Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik RSIA Permata Hati sebagai salah satu unit
pelayanan teknis yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
yang sangat strategis dalam pelayanan kesehatan perorangan untuk meningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu RSIA Permata Hati dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu, serta profesional sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu maka diperlukan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Laporan pencapaian SPM Laboratorium Patologi Klinik RSIA Permata Hati Periode
Triwulan I 2022 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban terhadap pelayanan
kesehatan yang telah diberikan. Semoga laporan ini dapat dipergunakan dalam perencanaan
dan pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan standar minimal.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
optimalisasi dan pengembangan sumber daya dan prosedur pelayanan yang ada.
Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dirumah
sakit yang perlu diselenggarakan secara bermutu untuk mendukung upaya
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Berdasarkan Joint Commission
International Accreditation Standards for Hospitals, laboratorium juga merupakan
salah satu bagian dari Assessment of Patients yang menjelaskan bahwa layanan
laboratorium yang tersedia harus dapat memenuhi kebutuhan pasien, dan semua
layanan tersebut memenuhi standar, hukum, dan peraturan lokal dan nasional yang
berlaku.
Dalam era globalisasi, reformasi dan desentralisasi atau otonomi daerah,
laboratorium klinik rumah sakit merupakan organisasi yang tata kerjanya perlu
ditingkatkan untuk menjadi salah satu unggulan rumah sakit. Untuk itu perlu
peningkatan pengelolaannya, baik partisipasi antar unit di rumah sakit atau “clinical
governance”, kemitraan dengan swasta, masyarakat sipil dan pemerintah atau “good
governance” serta bersama pengguna jasa dan pemilik meningkatkan produktivitas
unit usaha rumah sakit yaitu “corporate governance” secara profesional untuk
mendapat keuntungan namun tetap memperhatikan faktor sosial. Dengan demikian
laboratorium klinik rumah sakit akan mengoptimalkan kualitas fungsinya yaitu
pemberian pelayanan yang sesuai standar, memfasilitasi penelitian, pendidikan dan
pelatihan laboratorium klinik untuk kepuasan pengguna jasa mapun untuk
kesehjateraan karyawan dan kelestarian atau pembangunan berkelanjutan.
4
I.B.1 Pengertian
Umum :
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang
tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum
kepada masyarakat.
2. Rumah Sakit Ibu dan Anak adalah Rumah sakit untuk menampung kegiatan
mengenal dan menentukan penyakit dan sebab akibatnya, pemeriksaan,
pengobatan, menjaga serta merawat pasien ibu dan anak baik menginap
ataupun berobat jalan.
3. Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi
tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, dan memulihkan kesehatan.
Defenisi Operasional :
1. Indikator kinerja adalah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan menungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi
kuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan
terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu
yang harus dicapai.
3. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber
data untuk tiap indikator.
4. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator
kinerja yang dikumpulkan.
5. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus
indicator kinerja.
6. Penyebut (denumerator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus
indicator kinerja.
7. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan
dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan.
5
I.B.2 Uraian Standar Pelayanan Minimal
Uraian Standar Pelayanan Minimal untuk pelayanan laboratorium Patologi
Klinik dapat dilihat pada Tabel-Tabel berikut :
Tabel 1. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium Klinik
8
Tabel 5. Format Pencatatan Waktu Tunggu Hasil Pelayanan
Laboratorium
(Sumber : Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 139 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Selatan)
(Sumber : Peraturan Gubernur S ulawesi Selatan Nomor 139 Tahun 2009 Tentang Petunjuk
Teknis Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Provinsi S ulawesi Selatan)
9
3. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium.
Untuk mengetahui data tidak adanya kesalahan penyerahan hasil
pemeriksaan laboratorium, maka dibutuhkan pengumpulan data dengan format
seperti pada Tabel 7 berikut :
(Sumber : Peraturan Gubernur S ulawesi Selatan Nomor 139 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Provinsi Sulawesi Selatan)
10
4. Kepuasan Pelanggan
Untuk menghitung tingkat kepuasan pelayanan laboratorium maka hal yang perlu
diperhatikan adalah :
a) Pemilihan metode survei kepuasan yang akan digunakan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, misalnya Servqual, Quality
Function Deployment atau cara lainnya
b) Petugas yang akan melakukan survei kepuasan harus ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang berasal dari tenaga administrasi rumah sakit
c) Prosedur/tata cara survei.
Prosedur yang digunakan dalam menilai kepuasan pasien adalah prosedur
yang telah ditetapkan sesuai metode survei yang digunakan.
11
I.C Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit bertujuan agar dapat
memberikan pelayanan yang sesuai standar dengan hasil yang bermutu serta
dapat dipertanggungjawabkan. Permenkes nomor 411 tahun 2010 tentang
Laboratorium Klinik menjelaskan bahwa Laboratorium Klinik adalah
laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen
klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Permenkes ini kemudian mengalami penyempurnaan
dan penjabaran lebih lanjut pada permenkes nomor 43 Tahun 2013.
Berdasarkan Permenkes No.43 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan
Laboraorium Klinik bahwa pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis,
dengan menetapkan penyebab penyakit, menunjang sistem kewaspadaan dini,
monitoring pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan timbulnya
penyakit. Selain itu penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik perlu
diselenggarakan secara bermutu untuk mendukung upaya peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat.
Laboratorium klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan, kemampuan pemeriksaan spesimen klinik, dan ketenagaan
sesuai dengan klasifikasinya. Penjelasan mengenai ketentuan ini dijabarkan di
permenkes nomor 411 tahun 2010 dan permenkes 43 Tahun 2013 dengan uraian
sebagaiberikut:
A. Ketenagaan Laboratorium
Pada laboratorium klinik, ketenagaan terdiri dari dokter spesialis
selaku tenaga teknis laboratorium klinik dan penanggungjawab, tenaga analis
kesehatan dan perawat dengan uraian tanggung jawab sebagai berikut :
Dokter spesialis dan/atau dokter selaku tenaga teknis laboratorium
klinik mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melaksanakan kegiatan teknis dan pembinaan tenaga analis kesehatan
sesuai dengan kompetensinya;
2. Mengkoordinir kegiatan pemantapan mutu, pencatatan dan pelaporan
12
3. Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan keamanan dan
keselamatan kerja laboratorium; dan
4. Melakukan komunikasi/konsultasi medis dengan tenaga medis lain.
Tenaga analis kesehatan dan tenaga teknis yang setingkat mempunyai tugas
dan tanggung jawab:
1. Melaksanakan pengambilan dan penanganan bahan
pemeriksaan laboratorium sesuai standar pelayanan dan standar
operasional prosedur;
2. Melaksanakan kegiatan pemantapan mutu, pencatatan dan pelaporan;
3. Melaksanakan kegiatan keamanan dan keselamatan
kerja laboratorium; dan
4. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab teknis
laboratorium atau tenaga teknis lain.
B. Ruangan dan Fasilitas Penunjang
Laboratorium klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, peralatan, kemampuan pemeriksaan spesimen klinik, dan
ketenagaan sesuai dengan klasifikasinya. Penjelasan mengenai ketentuan ini
dijabarkan di permenkes nomor 411 tahun 2010 dan permenkes 43 Tahun
2013 dengan uraian sebagai berikut :
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup. Secara
umum, tersedia ruang terpisah untuk:
1. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan
ruang pengambilan spesimen. Masing-masing sekurang-kurangnya
13
pengunjung dan karyawan, sekurang-kurangnya mempunyai luas 15
m 2.
3. Untuk bank darah, pemeriksaan mikrobiologi dan molekuler
sebaiknya masing-masing memiliki ruangan terpisah.
4. Ruang administrasi/pengolahan hasil sekurang-kurangnya
mempunyai luas 6 m2.
Persyaratan umum konstruksi ruang laboratorium sebagai berikut:
1. Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat
yang tidak luntur. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan,
tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
2. Langit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai, terbuat dari bahan
yang kuat, warna terang dan mudah dibersihkan.
3. Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang
lainnya, lebar minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
4. Jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
5. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
6. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang
dan tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan
rata dan tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus
mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air
limbah. Antara lantai dengan dinding harus berbentuk lengkung agar
mudah dibersihkan.
7. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik
harus tahan getaran.
15
Tabel 8. Persyaratan Minimal Bangunan dan Prasarana Laboratorium
16
BAB II
5. Analisa Data
Januari + Febuari + Maret = 1.120+948+636 x 100%
Total Pasien 2704
= 2704 x 100%
2704
= 100 %
b. Analisa Data
b. Analisa Data
Pelaksana ekspertisi
2 Input 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
Laboratorium
Pelaksanaan
ketepatan
3 output penyerahan hasil 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
pemeriksaan
laboratorium.
Kepuasan
4 outcome pelanggan 83,3% 88% 92% 88% ≥80% Tercapai
laboratorium
Pelaksanaan SPM yang merupakan bagian dari unit pelayanan dasar selain sosialisasi
konsep penetapan dan petunjuk teknis pelaksanaannya yang dilakukan, juga diperlukan
pemetaan kondisi awal SPM di RSIA Permata Hati untuk menentukan penetapan target
pencapaian sasaran SPM pada tahun berjalan dan tahun berikutnya hingga memenuhi
standar capaian SPM secara baik, dan mengintegrasikan SPM tersebut ke dalam dokumen
perencanaan. Langkah-langkah tersebut merupakan suatu prasyarat agar SPM dapat
diterapkan secara utuh untuk kemudian dapat dianggarkan, dilaksanakan, dan dievaluasi
pencapaiannya.
Demikian Laporan Penerapan Percepatan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kabupaten Kuningan Tahun 2018 ini dibuat dan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pelayanan kepada masyarakat sehingga pelayanan prima yang kita harapkan dapat terwujud.