Anda di halaman 1dari 8

Nama: Muhammad 'Arif Nur Shidiq

Absen: 15

Hibridisasi Atom S, Bentuk Molekul, dan Kepolaran SF2

Bentuk dasar (geometri elektron, semua pasangan elektron diperhatikan) SF2 adalah
tetrahedral
Bentuk molekul (geometri molekul, hanya pasangan elektron ikatan diperhatikan) SF2
adalah bengkok.

Molekul SF2 bersifat polar, ditandai adanya 2 PEB dengan bentuk molekul yang asimetris
(tidak simetris).

Hibridisasi Atom S, Bentuk Molekul, dan Kepolaran SF4

Bentuk dasar (geometri elektron, semua pasangan elektron diperhatikan) SF4 adalah
bipiramida segitiga (bipiramida trigonal)

Bentuk molekul (geometri molekul, hanya pasangan elektron ikatan diperhatikan) SF4
adalah jungkat-jungkit (kadang disebut tetrahedral terdistorsi).

Molekul SF4 bersifat polar, ditandai adanya 1 PEB dengan bentuk molekul yang asimetris
(tidak simetris).
Kepolaran: SF2 > SF4

Hibridisasi Atom S, Bentuk Molekul, dan Kepolaran SF6

We
Bentuk dasar (geometri elektron) dan bentuk molekul SF6 adalah oktahedral

Molekul SF6 bersifat nonpolar, bentuk molekul yang simetris dan tanpa ada PEB.

Perlu diketahui setiap ikatan antara S dengan F merupakan ikatan kovalen polar. Dikatakan
ikatannya adalah kovalen polar karena terdapat berbedaan keelektronegatifan antara S dan
F. Keelektronegatifan S = 2,58, dan keelektronegatifan F=3,98.

Belerang (S, sulfur) mempunyai banyak senyawaan. Pada bahasan ikatan kimia kadang
siswa ragu dalam menentukan ikatan kimia antara S dengan unsur lain, beserta hibridisasi
dan bentuk molekul senyawaan S. Pada tulisan kali ini akan dibahas beberapa senyawaan
S terkait bagaimana ikatan kimia, hibridisasi serta bentuk molekulnya. Bahasannya dibuat
sederhana tanpa detil teori yang bagi siswa SMA akan sulit dimengerti.

Trik menentukan ada beberapa macam, misalnya dengan menggunakan rumus: jumlah
orbital = ½ (V + X – K + A) sebagaimana pernah di kupas di sini, dan menggunakan
hitungan semua elektron valensi atom dan muatan yang ada pada spesi yang akan
ditentukan orbital hibridanya seperti yang pernah ditulis di sini. Untuk tulisan ini akan
digunakan cara pertama itu.

Ingat atom yang termasuk monovalen: H, F, Cl, Br, I, dan O dalam peroksida

Ketentuan jumlah orbital dan orbital hibridanya:


2 orbital, (1 orbital s + 1 orbital p) = orbital hibrida sp,
3 orbital, (1 orbital s + 2 orbital p) = orbital hibrida sp2,
4 orbital, (1 orbital s + 3 orbital p) = orbital hibrida sp3,
5 orbital, (1 orbital s + 3 orbital p + 1 orbital d) = orbital hibrida sp3d,
6 orbital, (1 orbital s + 3 orbital p + 2 orbital d) = orbital hibrida sp3d2,
7 orbital, (1 orbital s + 3 orbital p + 3 orbital d) = orbital hibrida sp3d3.

Konversi orbital hibrida ke bentuk molekul ion poliatom:


H2S
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 2
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 2 – 0 + 0)
=½8
= 4 → sppp → orbital hibrida sp3

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 4 – 2 = 2

Bentuk molekul:
tetrahedral terpancung 2 sudut = bengkok

SO
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 0
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 0 – 0 + 0)
=½6
= 3 → spp → orbital hibrida sp2

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 3 – 1 = 2

Bentuk molekul:
segitiga datar terpancung 2 sudut = linier
S2O
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 0
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 0 – 0 + 0)
=½6
= 3 → spp → orbital hibrida sp2

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 3 – 2 = 1

Bentuk molekul:
segitiga datar terpancung 1 sudut = bengkok

SO2
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 0
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 0 – 0 + 0)
=½6
= 3 → spp → orbital hibrida sp2

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 3 – 2 = 1

Bentuk molekul:
segitiga datar terpancung 1 sudut = bengkok

SO3
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 0
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 0 – 0 + 0)
=½6
= 3 → spp → orbital hibrida sp2
PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar
PEB = 3 – 3 = 0

Bentuk molekul: segitiga datar

SO32–
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 0
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 2

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 0 – 0 + 2)
=½8
= 4 → sppp → orbital hibrida sp3

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 4 – 3 = 1

Bentuk molekul:
tetrahedral terpancung 1 sudut = piramida segitiga

SO42–
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 0
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 2

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 0 – 0 + 2)
=½8
= 4 → sppp → orbital hibrida sp3

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 4 – 4 = 0

Bentuk molekul: tetrahedral

S2O82–
S2O82– dibagi 2 ion SO4–
2 ion SO4– yang terhubung dengan jembatan peroksida –O–O– yang diambil 1 atom O dari
setiap SO4–. Karena O dalam peroksida berikatan sesama O maka ia dianggap sebagai
monovalen. Bila O sendiri maka ia divalen.

Atom pusat (ada 2): S


Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 1
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 1

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 1 – 0 + 1)
=½8
= 4 → sppp → orbital hibrida sp3

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 4 – 4 = 0

Bentuk molekul: tetrahedral.


Jadi dalam S2O82– ini bentul molekulnya adalah 2 tetrahedral terhubung pada salah satu
sudutnya.

SOCl2
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 2
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 2 – 0 + 0)
=½8
= 4 → sppp → orbital hibrida sp3

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 4 – 3 = 1

Bentuk molekul:
tetrahedral terpancung 1 sudut = piramida segitiga

SCl2
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 2
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 2 – 0 + 0)
=½8
= 4 → sppp → orbital hibrida sp3

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 4 – 2 = 2
Bentuk molekul:
tetrahedral terpancung 2 sudut = bengkok

SCl4
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 4
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 4 – 0 + 0)
= ½ 10
= 5 → spppd → orbital hibrida sp3d

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 5 – 4 = 1

Bentuk molekul:
Bipiramida segitiga terpancung 1 sudut di equatorial = jungkat-jungkit

SF4
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 4
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 4 – 0 + 0)
= ½ 10
= 5 → spppd → orbital hibrida sp3d

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 5 – 4 = 1

Bentuk molekul:
Bipiramida segitiga terpancung 1 sudut di equatorial = jungkat-jungkit

SF6
Atom pusat: S
Elektron valensi (V) S = 6
Jumlah atom monovalen (X) = 6
Jumlah muatan positif (K) = 0
Jumlah muatan negatif (A) = 0

Jumlah orbital terhibridisasi:


= ½ (6 + 6 – 0 + 0)
= ½ 12
= 6 → spppdd → orbital hibrida sp3d2

PEB = jumlah orbital – jumlah atom sekitar


PEB = 6 – 6 = 0
Bentuk molekul: oktahedral

Anda mungkin juga menyukai