PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2018
BAB I
LATAR BELAKANG
Setiap profesi memiliki etika yang berbeda-beda. Namun, setiap etika harus dipatuhi
karena etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara dan aturan dalam menjalankan setiap
pekerjaannya. Dalam bidang akuntansi juga memiliki etika yang harus dipatuhi oleh setiap
anggotanya, salah satu profesi yang ada pada bidang akuntansi adalah Akuntan Publik. Kode
Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik
atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota
IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang
berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab
profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Namun, pada prakteknya pelanggaran kode etika profesi akuntansi masih
saja terjadi.
Dalam hal ini kami membahas mengenai kasus Pelanggaran Kode Etik Akuntansi
yang terjadi di dalam Enron Corp. yang terungkap pada Desember 2001 yaitu kasus
terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat
keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi
keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus
memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden
Amerika Serikat.
BAB II
PERMASALAHAN
BAB III
PEMBAHASAN
dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap
melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini
Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang
salah dan meyesatkan (deception of information)
3. Prinsip Perilaku Profesional: Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
KAP Andersen dikatakan tidak bererilaku profesional serta konsisten dengan
reputasi profesi dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukanpenyamaran
data, karena kerugian perusahaan sebesar $644juta yang disebabkan hutang
perusahaan yang tidak dilaporkan.
3.5 Sanksi Bagi Akuntan Publik dalam Hal Pelanggaran Kode Etik
1. Mendapat Peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika seseorang
menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa saja ia
akan menerima email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi kemungkinan
untuk berlanjut ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun lainnya
2. Hukum Pidana/Perdata
“Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang
dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak
mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3)
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya”
(Pasal 33)
“Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan” (Pasal 39)
Adalah sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi elektronik (UU ITE) yang terdiri dari 54 pasal.
BAB IV
4.2 Saran
Enron dan KAP Arthur Andersen seharusnya tidak melanggar kode etik, yang seharusnya
menjadi dasar sebagai pedoman dalam melaksanakan tugasnya. KAP Andersen seharusnya
tidak melanggar prinsip integritas, yaitu memelihara dan meningkatkan kepentingan publik
sebagai KAP yang termasuk dalam kategori the big five. Prinsip perilaku profesional
seharusnya dilakukan oleh KAP Andersen, yaitu berperilaku profesional dalam mengaudit
laporan keuangan. KAP Andersen, seharusnya memperhatikan prinsip standar teknis, yaitu
melaksanakan profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sebagai pekerja profesional, seorang akuntan publik yang sudah berpengalaman atau
baru di bidang ini, hendaknya mempersiapkan diri dan mempelajari segala hal yang berkaitan
dengan etika profesi dan peraturan secara mendalam. Hal tersebut wajib dilakukan oleh
seorang akuntan publik untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi. Selain itu, sebagai
manusia yang bermartabat, profesi akuntan publik juga harus bertindak sesuai dengan etika
dan norma sosial yang berkembang di masyarakat.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Kusmayadi, Dedi. "Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen. Diunduh dihttp." uwiiii.