Anda di halaman 1dari 11

lOMoARcPSD|7523501

MAKALAH KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI


STUDI KASUS KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK
“KASUS ENRON dan KAP ARTHUR ANDERSEN”

Kelas: M / Selasa 12.40


Anggota Kelompok:
Salma Mukti Wijayati 041611333013 / 25
Nurul Fajriah 041611333014 / 26
Dian Uni Afifah 041611333015 / 27
Puspita Sari 041611333019 / 28
Kadek Ricka Pratama 041611333023 / 29
Mahdalena Berliany 041611333026 / 30
Vicky Laily Rokhmaniyah 041611333028 / 31
Devitania Permatanadia 041611333037 / 32
Viviani Nadyaningrum 041611333038 / 33
Tanaya Devi Kemala Agni 041611333043 / 34
Sieny Gracelia 041611333045 / 35
Renita Somadianti Alvianda 041611333053 / 36

PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2018
BAB I
LATAR BELAKANG

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

Setiap profesi memiliki etika yang berbeda-beda. Namun, setiap etika harus dipatuhi
karena etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara dan aturan dalam menjalankan setiap
pekerjaannya. Dalam bidang akuntansi juga memiliki etika yang harus dipatuhi oleh setiap
anggotanya, salah satu profesi yang ada pada bidang akuntansi adalah Akuntan Publik. Kode
Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik
Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik
atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota
IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang
berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab
profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Namun, pada prakteknya pelanggaran kode etika profesi akuntansi masih
saja terjadi.
Dalam hal ini kami membahas mengenai kasus Pelanggaran Kode Etik Akuntansi
yang terjadi di dalam Enron Corp. yang terungkap pada Desember 2001 yaitu kasus
terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat
keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi
keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus
memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden
Amerika Serikat.

BAB II

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

PERMASALAHAN

2.1 Kronologi Kejadian


● Pada Awal Tahun 2001 Patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan.
● Pada Pertengahan 2001 Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah
mempertanyakan praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan
mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner
KAP Andersen.
● Pada Tanggal 16 Oktober 2001 Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat
menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya.
● Pada Tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai.
● Pada 2 Desember 2001 KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh
Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan.
● Pada Tanggal 2 Januari 2002 CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri akan
tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4
Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
● Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar
untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
● Tanggal 14 Maret 2002 Departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen
bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
● Tanggal 22 Maret 2002 Mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut
untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan
membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen
baru.
● Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari
jabatannya.
● Tanggal 8 April 2002 Seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak
sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan
hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

kasus KAP Andersen dan Enron.


● Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
● Tanggal 15 Juni 2002 Juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah
telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

2.2 Penyebab Pelanggaran Kode Etik Akuntansi


Enron Corp., perusahaan terbesar ke tujuh di AS yang bergerak di bidang industri
energi, para manajernya memanipulasi angka yang menjadi dasar untuk memperoleh
kompensasi moneter yang besar. Praktik kecurangan yang dilakukan antara lain yaitu di
Divisi Pelayanan Energi, para eksekutif melebih-lebihkan nilai kontrak yang dihasilkan
dari estimasi internal. Pada proyek perdagangan luar negerinya misal di India dan Brazil,
para eksekutif membukukan laba yang mencurigakan. Strategi yang salah, investasi yang
buruk dan pengendalian keuangan yang lemah menimbulkan ketimpangan neraca yang
sangat besar dan harga saham yang dilebih-lebihkan. Akibatnya ribuan orang kehilangan
pekerjaan dan kerugian pasar milyaran dollar pada nilai pasar (Schwartz, 2001; Mclean,
2001).
Kasus ini diperparah dengan adanya praktik akuntansi yang meragukan dan tidak
independennya audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur
Andersen terhadap Enron. Arthur Anderson, yang sebelumnya merupakan salah satu
“The big six” tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan, tetapi juga telah
melakukan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting
yang berkaitan dengan kasus Enron. Independensi sebagai auditor terpengaruh dengan
banyaknya mantan pejabat dan senior KAP Arthur Andersen yang bekerja dalam
departemen akuntansi Enron Corp. Baik Enron maupun Anderson, dua raksasa industri di
bidangnya, sama-sama kolaps dan menorehkan sejarah kelam dalam praktik akuntansi.

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kecurangan yang Telah dilakukan oleh Enron


Enron (baik manajemen Enron maupun KAP Andersen) telah melakukan mal praktik
jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain :
1. Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui suburnya
praktik insider trading, di mana hal ini sangat diketahui oleh Board of Director Enron,
dengan demikian dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan collusion. Kondisi ini
diperkuat oleh Bussines Round Table (BRT), pada tanggal 16 Februari 2002 menyatakan
bahwa :
a. Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron berperan besar dari
kebangkrutan perusahaan;
b. Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate
responsibility oleh manajemen perusahaan;
c. Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap
kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
2. Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron maupun
KAP Arthur Andersen, mereka mengetahui tentang praktik akuntansi dan bisnis yang
tidak sehat. Tetapi demi trust dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa
laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan
Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. KAP Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya
terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap
dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery, karena pihak Gedung
Putih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di indikasikan terlibat dalam kasus
Enron ini .
3. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang melakukan
Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi laporan
keuangan Enron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis dengan
menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur
Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke
permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap
melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini
Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang
salah dan meyesatkan (deception of information)

3.2 Dampak Kecurangan Enron Terhadap Profesi Akuntan


1. Profesi akuntan publik saat ini sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari
masyarakat umum akibat terjadinya skandal-skandal besar di negara maju seperti AS
yaitu kasus Enron dan WorldCom.
2. Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh terutama
disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di dunia di dalam
skandal tersebut.
3. Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan sebagai
industri yang tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit.
4. Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntan publik.
Contoh yang paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan
pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal. Indonesia sendiri tidak terlepas
dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini
tengah membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di
pasar modal Indonesia.
Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi acuan
agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor eksternalnya
perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu meminimalkan resiko manipulasi audit.

3.3 Dampak Negatif Kasus Enron Bagi Indonesia


Prasetio, Utomo & Co, member akuntan publik Arthur Andersen di Indonesia, belum
mendapat pengaruh bangkrutnya Enron. Country Managing Partner Arthur Andersen
Indonesia, Soemarso Slamet Rahardjo mengatakan akan mengikuti kantor pusat berkaitan
dengan soal merger.

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

3.4 Kode Etik yang Dilanggar


Menurut Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia yang dilanggar oleh Enron
dan KAP Arthur Andersen, sebagai berikut :
1. Prinsip Integritas: Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional dan yang menjadi dasar kepercayaan publik
KAP Andersen dianggap menlanggar prinsip integritas dikarenakan tidak dapat
memelihara dan meningkatkan kepentingan publik sebagai KAP yang termasuk
kategori The Big Five seperti yang terungkap pada kasus Enron bahwa KAP Andersen
telah memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumenatas kebangkrutan
Enron.

2. Prinsip Objektivitas: Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan


kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain
memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
Didalam kasus ini, KAP Arthur Andersen diniliai telah tidak objektif, karena
justru cenderung berpihak pada Enron dengan melakukan manipulasi laporan
keuangannya, dan menghambat proses penyelidikan dengan memusnahkan dokumen-
dokumen terkait

3. Prinsip Perilaku Profesional: Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
KAP Andersen dikatakan tidak bererilaku profesional serta konsisten dengan
reputasi profesi dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukanpenyamaran
data, karena kerugian perusahaan sebesar $644juta yang disebabkan hutang
perusahaan yang tidak dilaporkan.

4. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional


(professional competence and due care): Setiap Praktisi wajib memelihara
pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan
secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa
profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap


Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan
kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
Dalam hal ini, KAP Andersen juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak
melanksanakan juga profesionlanya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan.

3.5 Sanksi Bagi Akuntan Publik dalam Hal Pelanggaran Kode Etik
1. Mendapat Peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika seseorang
menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa saja ia
akan menerima email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi kemungkinan
untuk berlanjut ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun lainnya
2. Hukum Pidana/Perdata
“Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang
dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak
mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3)
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
tindakan apa pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya”
(Pasal 33)
“Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan” (Pasal 39)
Adalah sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi elektronik (UU ITE) yang terdiri dari 54 pasal.

BAB IV

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi
pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Yang menyebabkan
kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Editor, Arthur Andersen (satu
dari lima perusahaan akuntansi terbesar) yang merupakan kantor akuntan Enron. Keduanya
telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai
pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal yang berasal dari
dalam perusahaan enron. Enron telah melanggar etika dalam bisnis dengan tidak melakukan
manipulasi-manipulasi guna menarik investor. Sedangkan Arthur Andersen yang bertindak
sebagai auditor pun telah melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan. Arthur
Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan keuangan Enron. Hal
ini jelas Arthur Andersen tidak bersikap independen sebagaimana yang seharusnya sebagai
seorang akuntan.
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik bisnis
yang sehat melakukan (deception, discrimination of information, coercion, bribery) dan
keluar dari prinsip good corporate governance. Akhirnya Enron harus menuai suatu
kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar. KAP Andersen sebagai
pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah
melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi
maupun masyarakat diantaranya melalui deception, discrimination of information, coercion,
bribery. Akhirnya KAP Andersen ditutup disamping harus mempertanggungjawabkan
tindakannya secara hukum.

4.2 Saran
Enron dan KAP Arthur Andersen seharusnya tidak melanggar kode etik, yang seharusnya
menjadi dasar sebagai pedoman dalam melaksanakan tugasnya. KAP Andersen seharusnya
tidak melanggar prinsip integritas, yaitu memelihara dan meningkatkan kepentingan publik
sebagai KAP yang termasuk dalam kategori the big five. Prinsip perilaku profesional
seharusnya dilakukan oleh KAP Andersen, yaitu berperilaku profesional dalam mengaudit
laporan keuangan. KAP Andersen, seharusnya memperhatikan prinsip standar teknis, yaitu
melaksanakan profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sebagai pekerja profesional, seorang akuntan publik yang sudah berpengalaman atau
baru di bidang ini, hendaknya mempersiapkan diri dan mempelajari segala hal yang berkaitan

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

dengan etika profesi dan peraturan secara mendalam. Hal tersebut wajib dilakukan oleh
seorang akuntan publik untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi. Selain itu, sebagai
manusia yang bermartabat, profesi akuntan publik juga harus bertindak sesuai dengan etika
dan norma sosial yang berkembang di masyarakat.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Kusmayadi, Dedi. "Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen. Diunduh dihttp." uwiiii.

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)


lOMoARcPSD|7523501

wordpress. com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/30 Maret (2014).


Putra YH. Praktik Kecurangan Akuntansi Dalam Perusahaan. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi.
2012 Apr 25;1(1).
Institut Akuntan Publik Indonesia (2008). Standar Profesional Akuntan Publik-Kode Etik
Profesi Akuntan Publik.
McLean, B. (2001). Why Enron Went Bust. Fortune, 9 Desember 2001.
Schwartz, N.D. (2001). Enron Fallout: Wide But Not Deep. Fortune, 9 December 2001.

Downloaded by Pratiwi Sekar (pratiwisekar15@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai