Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK

KEJADIAN ENRON
MEMOTIVASI REFORMASI TATA KELOLA DAN ETIKA

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT


Dosen Pengampu: Dr. Frans Sudirjo, M.M., Ak., CA, BKP

Disusun oleh:
Ambar Nila Sari 12030116220034
Irmadhani 12030116220027
Dianti Puji Rahayu 12030116220033

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017

1
I. PENDAHULUAN
Kegagalan besar Enron serta kegagalan Arthur Andersen dan Worldcom yang
terjadi setelahnya memicu “perubahan arus” tentang harapan baru dalam tata kelola dan
profesi akuntansi di Amerika Serikat (AS), Kanada dan diseluruh dunia. Kegagalan besar
ini menciptakan krisis kredibilitas yang serius terhadap proses akuntansi, pelaporan dan
tata kelola persahaan sehingga politisi Amerika menciptakan kerangka kerja akuntabilitas
dan tata kelola baru dalam Sarbanes-Oxley Act untuk memulihkan kepercayaan yang
memadai agar memulihkan pasar modal kembali pada fungsi normalnya. Pada dasarnya
kegagalan besar dipercepat dan kemudian SOX mengkristalkan harapan yang meningkat
atas etika dan perilaku oleh pebisnis dan para anggota profesi akuntansi. Kejadian
beikutnya telah memperkuat kebutuhan organisasi untuk melaksanakan urusan-urusan
mereka dalam harapan-harapan etika baru ini.
Memahami isu-isu, prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang terlibat dalam
harapan baru ini merupakan hal yang penting untuk antisipasi dan pertimbangan
mengenai apa yang sesuai untuk tata kelola dan perilaku yang tepat bagi perusahaan dan
para akuntan profesional dimasa depan. Dihadapkan dengan pilihan menerapkan suatu
aliran pedoman dan peraturan baru termasuk melahirkan SOX para pebisnis dan akuntan
profesional akan menemukan bahwa tugas mereka difasilitasi oleh pemahaman mereka
akan esensi-esensi yang mendasari dari inisiatif-inisiatif yang baru.

2
II. PEMBAHASAN
II.1 Reformasi Tata Kelola dan Akuntabilitas
II.1.1 Ringkasan dan Urutan Waktu Kejadian, serta Perkembangannya

Kemarahan publik tumbuh, kredibilitas Pemerintah Jatuh

2/12/2001 Penyajian Kembali Peraturan SEC


Kebangkrutan WorldCom: 25/6/2002
Enron Kebangkrutan 21/7/2002 Pedoman Bursa Saham

2002 Sarbanes Oxley Act


Kasus Pengadilan Ditandatangani
Arthur Andersen 30/7/2002

 Pertengahan oktober 2001 Perusahaan raksasa Enron kembali menyajikan


Laba yang dimanipulasi dan pada tanggal 2 Desember mengajukan pailit,
menghancurkan miliaran nilai terutama investasi pensiun dalam
prosesnya.
 Pemusnahan dokumen audit Enron oleh Artur Andersen yang pada
akhirnya menuai tuntutan pada tanggal 7 Maret 2002. Obstruksi keadilan
dilakukan tanggal 15 Juni 2002. Selama periode Oktober 2001 hingga Juni
2002 basis klien dan praktik Arthur Andersen hancur.
 Perusahaan World Com juga mengajukan perlindungan kebangkrutan.
Diketahui eksekutif telah memanipulasi keuntungan melalui kejahatan
akuntansi dan CEO melakukan pinjaman dana bagi dirinya sendiri tanpa
pengawasan dewan yang jelas.
 Kongres dan Senat terpicu oleh kemarahan masyarakat dan mengeluarkan
SOX tanggal 30 Juli 2002.
 SOX menyediakan kerangka kerja untuk reformasi sistem tata kelola
perusahaan yang didasarkan pada integritas dan akuntabilitas dan profesi

3
akuntansi berdasarkan independensi dan tugas fidusia terhadap
kepentingan umum. Ketentuan SOX akan diamati oleh anggota SEC AS.
II.2 Bencana Enron
II.2.1 Latar Belakang
Masalah Enron disebabkan oleh kegagalan dewan direksi untuk
menjalankan pengawasan yang memadai. Hal ini memungkinkan
adanya penyalahgunaan entitas yang bertujuan khusus (special
purpose entitas-SPE), suatu bentuk kemitraan, untuk memanipulasi
laporan keuangan, menyesatkan investor, dan mengaji sendiri para
pelakunya. Arthur Andersen perusahaan yang mengaudit Enron pada
dasarnya telah hancur dan profesi akuntansi akan selamanya berubah
seperti halnya tata kelola perusahaan.
Setelah tertuduh cukup lama dan dihujani seruan-seruan, perusahaan
audit Enron-Arthur Andersen, perusahaan audit terbesar kelima di AS
dan salah satu yang terbesar di dunia dituduh melakukan obstruksi
keadilan karena melakukan pemusnahan dokumen yang diduga
penting bagi penyelidikan yang dilakukan instansi pemerintah pada
tanggal 7 Meret 2002.
Keinginan untuk mengetahui mengapa bencana Enron terjadi telah
melahirkan banyak penyelidikan dan inisiatif tata kelola yang baru
terus diterbitkan dan semakin relevan selama periode kegagalan
Enron.
II.2.2 Apakah yang terjadi? Siapakah yang disalahkan?
The Powers Report
Powers report disiapkan oleh tiga orang Subkomite dari Dewan Enron
yang iketuai oleh William Powers, Jr. Powers Report menyediakan
beberapa temuan sebagai berikut:
1. Karyawan memperkaya diri mereka sendiri dengan jutaan uang
tanpa persetujuan yang tepat,
2. Kemitraan – Chewco, LJM1, dan LJM2 didirikan dan digunakan
untuk melakukan transaksi yang (1) tidak dapat diatur dengan
4
entitas independen, (2) dirancang untuk mencapai hasil laporan
keuangan yang positif, bukan untuk mencapai tujuan ekonomi
yang jujur atau memindahkan risiko, dan (3) tidak sesuai dengan
aturan-aturan akuntansi AS yang memungkinkan untuk
menyembunyikan aset dan kewajiban (utang).
3. Transaksi lainnya tidak semestinya masuk ke dalam lindung nilai
atau penggantian kerugian dan kerugian tersebut tetap dilaporkan
secara tidak benar serta memiliki aset berisiko dalam transaksi ini.
4. Perlakuan akuntansi yang asli untuk Chewco dan LJM1 juga salah
begitu juga dengan transaksi lainnya. Terdapat keterlibatan yang
luas dan nasehat dari Arthur Andersen, AA dibayar diatas tarif
audit mereka.
5. Sebaguan besar kebutuhan untuk penyajian kembali muncul karena
kegagalan untuk memenuhi dua syarat yang diperlukan bagi SPE
agar menjadi independen dari Enron.
The Senate Subcommittee Report
Berdasarkan bukti yang ada dan wawancara dengan anggota Dewan
Enron serta dengar pendapat Subkomite, U.S Senate Permanent
Subcommittee on Investigation memperoleh temuan berikut
sehubungan dengan peran Dewan Direksi Enron dalam keruntuhan dan
kebangkrutan Enron.
1. Kegagalan Fidusia. Dewan Direksi Enron gagal untuk melindungi
pemegang saham Enron dan memeberikan kontribusi pada
kejatuhan perusahaan publik terbesar ketujuh di AS, dengan
membiarkan Enron terlibat dalam praktik akuntansi berisiko tinggi.
2. Risiko Akuntansi Tinggi. Dewan Direksi Enron dengan sengaja
mengizinkan Enron untuk terlibat dalam praktik akuntansi berisiko
tinggi.
3. Konflik Kepentingan yang Tidak Pantas. Meskipun konflik
kepentingan terlihat jelas, Dewan Direksi Enron menyetujui
pengaturan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang
5
memungkinkan CFO (Chief Financial officer) Enron menyiapkan
dan mengoperasikan dana ekuitas swasta LJM2 yang melakukan
transaksi bisnis dengan Enron memperoleh keuntungan dengan
biaya Enron.
4. Pengungkapan Kegiatan-kegiatan Penghilangan Dokumen
Transaksi Keuangan Yang Luas. Dewan Direksi sengaja
mengijinkan Enron untuk melakukan kegiatan-kegiatan
penghilangan dokumen transaksi keuangan milliaran dolar untuk
menmbuat kondisi keuangan tampak lebih baik daripada
sebenarnya.
5. Kompensasi berlebihan. Dewan Direksi Enron menyetujui
kompensasi berlebihan bagi para eksekutif Perusahaan sehingga
kas terkuras secara komulatif serta gagal memantau
penyalahgunaan kredit pribadi multijuta dolar yang dibiayai
perusahaan, yang dilakukan oleh Kenneth Lay (Ketua Dewan dan
Chief Executive Officer).
6. Kurangnya Kebebasan
Kebebasan Dewan Direksi Enron disepakati oleh hubungan
keuangan antara perusahaan dengan anggota dewan tertentu.
Dewan Direksi juga gagal menjamin kebebasan auditor
perusahaan, memungkinkan AA menyediakan layanan audit
internal ketika masih bertindak sebagai auditor eksternal Enron.
II.2.3 Kegagalan Direksi Untuk Mengawasi atau Mengelola Enron
secara Memadai
II.2.3.1 Apakah yang diharapkan harus dilakukan oleh
Direksi?
Dewan Direksi beroperasi dibawah undang-undang negara
yang membebankan tugas Fidusia kepada mereka untuk
bertindak dengan itikad baik, sewajarnya, dan dalam
kepentingan terbaik dari perusahaan pemegang sahamnya.
Dalam kerangka kerja tata kelola, Dewan Direksi Enron
6
bertanggungjawab untuk mengawasi lini bisnis Enron dan
Strategi untuk membiayainya.
II.2.3.2 Bagaimana Dewan Direksi dari Enron Diorganisasi dan
Bagaimana Melakukan Fungsinya
Dewan direksi Enron dikelompokan menjadi lima komite yaitu
Komite Eksekutif (Executive Committee), Komite Keuangan
(Finance Committee), Komite Audit dan Ketaatan (Audit &
Compliance Committee), Komite Pembayaran Kompensasi
(Compensation Committee) serta Komite Penghargaan
(Nominating Committee). Masing-masing komite memiliki
tanggung jawab sebagai berikut:

 Komite Eksekutif
Komite ini bertemu atas dasar kebutuhan untuk menangani
masalah-masalah bisnis penting di antara jadwal rapat
dewan. Para anggotanya pada tahun 2001 adalah Mr Duncan
(Chairman), Mr Lay, Mr Skilling, Mr Belfer, Dr LeMaistre
dan Mr Winokur;
 Komite Keuangan
Komite ini bertanggungjawab untuk menyetujui transaksi
besar atau transaksi utama dimana pada tahun 2001 terdapat
transaksi berjumlah atau melebihi $ 75 Juta. Komite ini juga
meninjau transaksi dengan kisaran nilai: $25-75 Juta;
mengawasi upaya pengelolaan risiko Enron serta
memberikan bimbingan terhadap keputusan dan kebijakan
keuangan perusahaan.
 Komite Audit dan Ketaatan
Komite ini mengulas program akuntansi dan kepatuhan
Enron, menyetujui pernyataan dan laporan keuangan Enron

7
serta merupakan penghubung utama dengan Arthur
Andersen (AA).
 Komite Pembayaran Kompensasi
Komisi ini membuat dan memantau kebijakan kompensasi
serta perencanaan Enron untuk Direksi, Pejabat dan
Karyawan.
 Komite Penghargaan
Komite ini mengusulkan atau mengangkat individu untuk
mengisi posisi sebagai Direktur.
Dewan Direksi biasanya megadakan lima pertemuan secara
rutin setiap tahun dengan pertemuan khusus tambahan yang
diperlukan. Dalam rapat komite, Manajemen Enron umumnya
memberikan presentasi mengenai kinerja perusahaan,
pengendalian internal, bisnis ventura baru, transaksi yang
spesifik atau topik lain yang menarik. Pada rapat dewan penuh,
anggota dewa biasanya mendengarkan presentasi dari masing-
masing ketua komite yang merangkum pekerjaan dan
rekomendasi komite, presentasi dari manajemen Enron dan
kadang-kadang dari Arthur Andersen atau Kepala Perusahaan
di luar konsultan hukum, Vinson & Elkins. Presentasi regular
tentang pernyataan keuangan Enron, praktik akuntansi dan
hasil audit diberikan oleh AA kepada Komite Audit dan
Ketaatan. Ketua Komite ini kemudian akan melaporkannya
pada presentasi dalam rapat dewan penuh.
Catatan rapat Komite dan Dewan disimpan oleh sekretaris
perusahaan yang sering mencatat presentasi Komite dan
presentasi Dewan selama pembahasan oleh Dewan serta
kemudian pengembangan dan pengedarannya kepada
Manajemen Enron, Anggota Dewan dan Konsultas Hukum.
II.2.3.3 Transaksi Enron dipertanyakan

8
Sebuah pemahaman tentang sifat transaksi Enron yang
dipertanyakan merupakan dasar untuk memahami mengapa
Enron megelami kegagalan. Enron telah menggunakan apa
yang secara khusus dibuat oleh perusahaan yaitu Entitas
bertujuan khusus (SPE) untuk joint venture, kemitraan dan
sindikasi asset dalam beberapa waktu. Akan tetapi, rangkaian
kejadian membawa personel Enron dalam realisasi bahwa SPE
dapat digunakan secara tidak etis dan illegal untuk:
 Melebih-lebihkan pendapatan dan keuntungan;
 Meningkatkan kas dan menyembunyikan utang atau
kewajiban yang terkait;
 Offset (saling menutupi) kerugian terhadap investasi saham
Enron pada perusahaan lain;
 Menghindari aturan-aturan akuntasni untuk penilaian
saham Enron;
 Secara tidak benar memperkaya beberapa eksekutif Enron;
 Memanipulasi harga saham Enron sehingga menyesatkan
investor dan memperkaya eksekutif Enron yang memegang
opsi saham.
Pada bulan November 1997, Enron menciptakan SPE yang
disebut Chewco untuk mengumpulkan dana atau menarik
investor untuk mengambil alih kepentingan mitra investasi
joint venture Enron. CalPERS dalam SPE yang disebut Joint
Energy Development Investment Partnership (JEDI). Dengan
memanfaatkan Chewco, Enron telah membeli kepemilikan
CalPERS di JEDI dengan pendanaan jembatan yang dijamin
Enron dan mencoba mencari investor lain.
Tujuan Enron mencari investor lain yang disebut rekanan
(counterparty) dimana:
 Terpisah atau independen dari Enron;

9
 Menginvestasikan dana minimal 3 persen dari asset
beresiko;
 Menjadi pemegang saham pengendali dalam membuat
keputusan untuk Chevron
Enron menginginkan investor dengan persyaratan tersebut
karena aturan-aturan Akuntansi AS memungkinkan Chewco
dianggap sebagai suatu perusahaan independen dan setiap
transaksi antara Enron dan Chewco akan dianggap sebagai
transaksi antar pihak yang bebas (arm’s length).
Sayangnya Enron tidak dapat menemukan investor independen
yang bersedia untuk menginvestasikan 3 persen yang
diperlukan Enron sebelum akhir tahun, 31 Desember 1997.
Oleh karena tidak ada investor luar pada rantai JEDI-Chewco,
Enron dianggap berurusan dengan dirinya sendiri dan aturan-
aturan akuntansi AS mengharuskan Enron menyatakan kembali
laporan keuangannya untuk menghapuskan setiap keuntungan
yang dibuat dari transaksi antara Enron dan JEDI.
Pada kenyataannya hal tersebut yang terjadi. Bila investor luar
tidak ditemukan, Andre Fastow (CFE Enron) mengusulkan
agar ia ditunjuk sebagai investor luar Chewco. Pengacara
Enron menekankan bahwa keterlibatan pejabat tinggi Enron
perlu diungkapkan secara terbuka, dan salah satu staf
keuangan Fastow, Michael Kopper tetap menjadi seorang
karyawan Enron serta diangkat menjadi investor 3%,
independen, mengendalikan dan di sinilah ketidakjujuran
dimulai.
Enron mempu “menjual” (transfer sebenarnya) asset kepada
Chewco dengan laba yang sangat tinggi. Hal ini
memungkinkan Enron untuk menunjukkan keuntungan atas
penjualan asset ini dan menarik uang ke rekening Enron tanpa

10
menunjukkan dalam laporan keuangan kas Enron berasal dari
pinjaman Chewco dan harus dilunasi. Kewajiban Enron dibuat
lebih kecil-mereka “disembunyikan” dan tidak diungkapkan
kepada investor.
II.3 Pembiayaan Chewco dalam Jutaan
Enron mempu “menjual” (transfer sebenarnya) asset kepada Chewco dengan laba
yang sangat tinggi. Hal ini memungkinkan Enron untuk menunjukkan keuntungan
atas penjualan asset ini dan menarik uang ke rekening Enron tanpa menunjukkan
dalam laporan keuangan kas Enron berasal dari pinjaman Chewco dan harus
dilunasi. Kewajiban Enron dibuat lebih kecil-mereka “disembunyikan” dan tidak
diungkapkan kepada investor.
Duplikasi juga terlihat dalam cara Chewco mengatur dana itu. Hak CalPERS di
JEDI adalah senilai $383 Juta; dari jumlah itu, Kopper dan/ atau investor luar
perlu memberikan imbal balik sebesar 3 % atau $11,5 Juta. Jumlah $383 Juta
diatur sebagai berikut:

$240,0 Barclays Bank PLC-Enron kemudian akan menjamin hal ini


$132,0 JEDI kepada Chewco dalam sebuah perjanjian kredit bergulir
$0,1 Kopper dan temannya Dodson ($125.000)
$11,4 Barclays Bank PLC “meminjamkan” kepada perusahaan
Dodson/ Kopper
Pada dasarnya sebagai pemilik mayoritas, Enron tidak menempatkan uang tunai
ke dalam SPE tersebut. Bank secara esensial menyediakan hampir seluruh uang
itu dan ternyata investor 3% yang bebas, mengendalikan sangat sedikit
menginvestasikan dananya-bahkan tidak mendekati ambang batas 3% yang
dibutuhkan. Meski demikian Chewco dianggap memenuhi syarat sebagai entitas
antar pihak yang bebas untuk tujuan akuntansi Enron dan auditornya, Arthur
Andersen. Dewan Direksi Enron, dan mungkin Arthur Andersen tidak mengetahui
apa-apa.

11
Sejumlah isu lain yang berkaitan dengan transaksi Chewco yang tercatat dalam
Powers Report mencakup
 Biaya manajemen yang berlebihan telah dibayarkan kepada Kopper untuk
pekerjaan yang kecil;
 Penilaian yang berlebihan digunakan pada penyelesaian lilitan masalah
hingga mentrasnfer $10,5 Juta untuk Kopper;
 Kopper mencari dan menerima $2,6 Juta sebagai ganti rugi dari utang
pajak untuk $10,5 Juta;
 Pinjaman tanpa jaminan sebesar $15 Juta dibuat untuk Kopper dan tidak
dipulihkan;
 Enron membukukan lebih awal pendapatan dari Chewco
Pola pembiayaan ini – investasi Enron yang hampir yang hampir tidak ada atau
rendah, bank menyediakan sebagaian besar pendanaan, karyawan Enron yang
menyamar sebagai investor 3-persen yang bebas mengendalikan berlanjut di SPE
lainnya. Beberapa SPE seperti kemitraan LJM, digunakan untuk menciptakan
pembelian aset Enron, yang bebas dikendalikan oleh Enron, tetapi
mengonversikan asset tetap menjadi uang tunai untuk pertumbuhan pada harga
yang meningkat sehingga keuntungan menjadi lebih. SPE lain seperti LJM1 dan
LJM2 memberikan pengaturn lindung nilai maya untuk melindungi Enron
terhadap kerugian diportofolio investasi perdaganganya sehingga menutupi
keuntungan Enron yang sebenarnya.
SPE Enron dan transaksi keuangan yang terkait telah sangat menyesatkan
investor. Hampir 50 persen dari keuntungan saham Enron yang dilaporkan dan
membuat harga saham Enron naik secara dramatis adalah laporan yang palsu.

12
Budaya Enron, Konflik Kepentingan, dan Whistle-Blower
Kurangnya integritas karyawan pada budaya Enron menyebabkan banyak transaksi keuangan
fiktif . Sebagai contoh adalah dilaporkannya bahwa perdagangan energi palsu diciptakan untuk
menyesatkan kelompok analis saham. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa persetujuan dan
sepengetahuan para eksekutif senior, tapi pada kenyataannya tidak banyak karyawan yang berani
mengungkapkan hal ini. Bahkan terkesan bahwa adanya kerjasama antara karyawan dengan
pejabat seniornya.
Surat Sherron Watkins yang dikirim pada tanggal 15 Agustus 2001 beserta kesaksiannya untuk
Senate Subcommittee menjelaskan bahwa praktik akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron
akan meledak. Lay berkonsultasi dengan pengacara Enron terkait hal ini, tapi para pengacara
telah dibayar sebagai konsultan untuk mengatur strategi SPE dan tidak mungkin melaporkan
bahwa mereka telah melakukan suatu kesalahan. Dewan terlalu mempercayai Ken Lay dan Andi
Fastow untuk melayani interes mereka, dan membiarkan kegiatan bisnis tertentu mengandung
unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi
yang hanya bisa diakses oleh pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktik
akuntansi dan bisnis tidak sehat.
Orang-orang yang menduduki posisi senior di Enron seperti Richard Causey (Chief Accounting
Officer), Richard Buy (Chief Risk Officer), dan Ben Glisan (Bendahara dan Akuntan Senior)
tidak memiliki loyalitas terhadap perusahaan, sehingga tujuan utama nya tidak lagi untuk
kepentingan perusahaan tapi berubah menjadi kepentingan perorangan.
Banyak Dewan Dereksi mengambil pandangan bahwa “opsi saham itu tidak menimbulkan biaya
untuk perusahaan yang menerbitkannya” karena opsi saham tersebut tidak dicatat di dalam
laporan keuangan apabila diperuntukan bagi penerima. Praktik di AS adalah untuk mencatat opsi
saham jika hanya pada harga pelaksanaan bukan harga pasar.
Banyak Whistle-blower yang tidak berani bersuara karena kasus Enron yang melibatkan semua
pihak internal dan mereka juga dijanjikan dengan keuntungan yang besar dari transaksi-transaksi
tersebut.

Peran Arthur Anderson


Arthur Andersen (AA) adalah Auditor Enron seharusnya bertindak sebagai fidusia profesional
menjaga kepentingan pemegang saham Enron dan perwakilan mereka. Tapi pada kenyataannya
13
mereka melewatkan dan mengabaikan manipulasi yang dilakukan Enron dan tertangkap ketika
memusnahkan dokumen audit Enron.

Peran KAP Arthur Andersen dalam kaitannya dengan Enron adalah :


1. Sebagai Auditor
2. Konsultan akutansi dan lainnya termasuk transaksi SPE
3. Internal auditor, karena fungsi ini dikontrak keluar oleh Enron untuk Arthur Andersen
4. Penasihat masalah perpajakan
5. Penasihat, pengkaji dari pengungkapan (masalah) keuangan

Budaya internal AA didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan, sehingga Enron
menjadi salah satu sumber kekyaan AA. Hal inilah yang menimbulkan adanya konflik
kepentingan, sehingga membuat KAP AA melanggar hubungan fidusia (kepercayaan) mereka
sebagai auditor, termasuk :
1. Mengaudit kerja mereka sendiri sebagai konsultan SPE, menyebabkan kurangnya
objektivitas;
2. Kepentingan diri sendiri berpegang melawan kepentingan umum, yang mengarah ke
keinginan untuk tidak membuat manajemen Enron kecewa, dengan demikian :
a. Kehilangan honor audit yang sangat besar dan bergengsi;
b. Mitra yang tidak disukai oleh Enron telah dihapus dari aaudit’Ketidakpatuhan dengan
kebijakan perusahaan dan kode etik tidak dibawa kepada perhatian Dewan;
c. Perdebatan internal AA atas praktik akutansi Enron yang dipertanyakan dan risiko bisnis
tidak disampaikan kepada Komite Audit di dalam Enron, untuk memastikan bahwa
anggota komite mengetahui masalah secara luas.
3. Pengungkapan publik tidak memuaskan dalam menyediakan informasi bagi investor;
4. Staf audit ingin meninggalkan AA dan begabung dengan Enron.

Kekurangan AA disebabkan oleh :


1. Kurangnya kompetensi, seperti ditampilkan dalam keputusan Rhythms;

14
2. Kegagalan kebijakan internal AA mengenai kepedulian terhadap Mitra Kendali Mutu atau
Standart Praktik dapat dan telah ditolak oleh Mitra Audit yeng bertanggung jawab terhadap
rekening Enron;
3. Kurangnya informasi yang disebabkan oelh staf Enron yang tidak memberikan informasi
penting, atau kegagalan sebagai personel AA menemukan informasi;
4. Kesalahpahaman tentang peran fidusia yeng perlu dilakukan oleh auditor.

Tata Kelola dan Sistem Pengendalian Enron yang Dicurangi


Manajemen Enron yang tidak terkendali merupakan kesalahan para direktur sendiri, mereka
gagal dalam memahami peran mereka yang mencangkup tantangan dan siklus kepatuhan, serta
terlalu mempercayai ketika mendapat peringatan bahwa pertanyaan-pertanyaan harus ditekan
dan memberi kepercayaan jabatan kepada Fastow yang terbukti melakukan kecurangan.

Bank Bersedia menjadi Kaki Tangan dalam SPE Enron dan “Prabayar”
Fastow bekerjasama dengan lembaga keuangan besar seperti Barclays Bank dalam transaksi
lindung nilai Rhythms.
‘Prabayar” Enron adalah mekanisme bagi Enron untuk mencatat transaksi prabayar dalam
pengiriman energi masa depan sebagai laba operasi dan arus kas saat ini, bukan sebagai arus kas
dari operasi pembiayaan. Roach Report Menyatakan :
“Di bawah struktur pembayaran Enron, partisipasi akan mengirimkan uang tunai (dana yang
ditujukan kepada Enron) ke pihak ketiga, dalam pertukaran untuk pengiriman masa depan
sejumlah komoditas tetap. Selanjutnya, pihak ketiga akan masuk ke dalam pegaturan yang
identik dengan Enron, dan secara efektif bertindak sebagai jalan bagi bank untuk sampai ke
Enron. Enron akan membayarkan dananya kembali dalam jumlah komoditas tetap, yang akan
melewati pihak ketiga dalam perjalanan ke Bank. Sampai saat ini, semua merupakan
perdagangan yang “nyata” karena ketiga pihak menanggung resiko bahwa harga dasar komoditas
akan berubah. Hal ini disebut resiko harga dan merupakan elemn penting dalam suatu transaksi
perdagangan yang benar.
Akan tetapi, prabayar Enron juga mensyaratkan transaksi yang dikenal sebagai “barter” untuk
mengurangi resiko harga. Berdasarkan perjanjian barter, Enron menukar herga mengambang dari
komoditas untuk harga tetap dari komoditas. Efek bersihnya adalah membatalkan semua resiko
15
harga apapun bagi semua pihak dalam perdagangan. Pihak ketiga menjadi tidak independen dan
ketentuan prabayar telah ditentukan berdasarkan keputusan Enron.”

Penghindaran Pajak oleh Enron


Hal-hal yang dilakukan oleh Enron untuk menghindari Pajak :
1. Duplikasi dari kerugian ekonomi tunggal (pengurangan kerugian yang sama sebanyak dua
kali);
2. Pergeseran dari dasar pengenaan pajak dari aset yang tak disusutkan (tidak kena pajak)
menjadi suatu aset tersusutkan (kena pajak), dengan sedikit atau tanpa pengeluaran;
3. Timbulnya biaya pemotongan pajak untuk pembayaran pokok (yang sangat dipertanyakan);
4. Timbulnya biaya jasa bagi pihak yang memberikan bantuan untuk wajib pajak lainnya.
Enron mecatat kredit yang ditimbulkan dari dua strategi pertama sebagai pendapatan keuangan.

Interprestasi agresif Enron terhadap tujuan bisnis, kerjasama dengan pihak akomodasi,
perlindungan yang diberikan oleh pendapat pajak, desain kompleks transaksi keuntungan atas
IRS semuanya merupakan faktr yang berkontribusi terhadap kemampuan Enron untuk terlibat
dalam transaksi bermotif pajak. Ketika biaya untuk berpartisipasi dalam transaksi bermotif pajak
meningkat secara substansial, perusahaan-perusahaan seperti Enron terus terlibat dalam transaksi
yang melanggar ketentuan atau semangat hukum.

Penghindaran pajak yang dilakukan oleh Enron mungkin sesuai dengan hukum, tetapi tidak etis
karena menyinggung kepentingan umum.

16
Jaksa Enron dan Kejaksaan
Para eksekutif Enron menghadapi pidana, perdata dan proses administasi. Sedangkan untuk
eksekutif yang tidak terlalu senior terutama untuk CFO penawaran saksi dilakukan dengan
penukaran informasi dan kesaksian.

Dampak
Kasus Enron telah meningkatkan kesadaran masyarakat, politisi dan regulator akan kegagalan
tata kelola beserta dampaknya. Hal ini memicu perkembangan perbaikan kerangka kerja baru
tata kelola di AS dengan mengusung konsep-konsep kunci yang mencangkup akuntabilitas,
transparasi, independensi, objektivitas, tugas fidusia, dan keutamaan kepentingan publik.

Tata Kelola dan Perubahan Akuntabilitas hingga WorldCom


Sebelum kejadian Enron sebenarnya masyarakat sudah menginginkan perubahan tata kelola dan
praktik akuntansi. Setelah kejadian Enron masyarakat disadarkan kepada minimnya akuntabilitas
dn sedikitnya pejabat keadillan yang dapat bersikap tangguh pada penyakit yang telah
menyebabkan begitu banyak kecemasan dan kerugian, serta telah memperkaya diri sendiri secara
fantastis dalam prosesnya. Presiden Bush berjanji untuk melakukan reformasi lebih lanjut tapi
gagal memperlambat dorongan pasar, kemudian diperparah dengan berita WorldCom yang juga
mengalami kesluitan keuangan, sehiingga memicu perhatian dua parlemen AS (Paul Sarbanes
dan Michael Oxley) untuk membawa pedoman reformasi tata kelola kedepan dan disahkan
sebagai Sarbanes-Oxley Act 2002.

WorldCom: Katalis Akhir


Tanggal 25 Juni 2002, WorldCom (Perusahaan Telekomunikasi terbesar kedua di
Amerika dan memiliki aset hampir 70 persen lebih besar dari Enron) mengumumkan bahwa
mereka telah kelebihan arus kas sebesar $3,8M dan mengajukan perlindungan kebangkrutan
pada tanggal 21 Juli 2002 dimana menutup hingar bingar kasus Enron sebagai kasus
kebangkrutan terbesar di dunia. Kasus ini terjadi ditengah kemarahan yang disebabkan oleh:
1. Kebangkrutan Enron.
2. Depresi dari pasar saham.

17
3. Permintaan para pemimpin bisnis dan presiden untuk memulihkan kredibilitas dan
kepercayaan terhadap tata kelola perusahaan, pelaporan dan pasar keuangan.
4. Pengenalan responsif dari pedoman tata kelola oleh bursa saham dan SEC.
5. Debat oleh kongres dan senat tentang undang-undang yang terpisah untuk meningkatkan tata
kelola dan akuntabilitas.
6. Hukuman Arthur Andersen atas obstruksi keadilan pada tanggal 15 Juni 2002.
WordlCom gagal karena penilaian bisnis yang buruk, dimana disembunyikan dari investor
dengan manipulasi akuntansi dan kecurangan eksekutif dimana Arthur Andersen merupakan
auditor dari WorldCom. Kasus WorldCom ini adalah penggelembungan arus kas dan
pendapatan. Hal Ini terjadi karena salah satu pengeluaran utama WorldCom tidak
dipertanggungjawabkan dengan benar. WorldCom menciptakan kelebihan cadangan untuk
ketentuan biaya masa depan, yang kemudian dibebaskan atau dikurangi sehingga menambah
keuntungan. Manipulasi keuntungan dengan ketentuan cadangan. Kententuan ini dikenal sebagai
akuntansi cookie jar.
Motivasi dan mekanisme mereka untuk memanipulasi terlihat dari deskripsi SEC tentang
apa yang terjadi pada setiap akhir kwartal setelah draft laporan triwulan dikaji. Manajemen
senior mengintruksikan bahwa beban jaringan akan direklasifikasi dengan curang. Pengungkapan
lainnya menjabarkan sekilas di balik layar di WorldCom:
1. WorldCom akan mencoret $ 50,6 M pada goodwill atau asset tidak berwujud lainnya, ketika
memperbaiki kesalahan akuntansi yang disebutkan sebelumnya. Rupanya keputusan akuisisi
WorldCom merupakan suatu kesalahan.
2. Ebbers telah dipinjami dana sebesar $ 408,2 juta seharus digunakan untuk membeli saham
WorldCom ketika harga saham jatuh tetapi digunakan untuk kepentingan pribadi.
WorldCom setuju untuk menerapkan segala putusan yang di inginkan komisi (SEC) termasuk
tinjauan dan ketentuan ekstensif dari :
1. Sistem, kebijakan, rencana dan praktik tata kelola.
2. Struktur pengendalian dan kebijakan akuntansi internal.
3. Pelatihan dan pendidikan untuk meminimalkan pelanggaran hokum sekuritas di masa
mendatang.
4. Berbagai denda sipil.

18
Reformasi Tata Kelola – Sarbanes-Oxley Act (SOX) 2002
SOX 2002 di rancang oleh Paul Sarbanes & Michael Oxley senator dari Amerika Serikat
disahkan melalui konggres maupun senat menjadi Undang-Undang tanggal 30 Juli 2002. SOX
telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan international bagi perusahaan dalam mencari
akses ke pasar modal Amerika Serikat dan auditornya. SOX menetapkan standar baru pada tata
kelola yang akan diterapkan pada perusahaan – perusahaan yang telah terdaftar di SEC yaitu
terdaftar di bursa saham Amerika Serikat. Semua Kantor Akuntan Publik yang mengaudit
perusahaan yang telah terdaftar di SEC akan diawasi oleh PCAOB (Public Company Accounting
Oversight Board).
Dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas dan tata kelola serta mengembalikan
kepercayaan pasar modal, maka di perlukan tindakan untuk memenuhi harapan masyarakat yang
mencakup :
1. Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas.
2. Penurunan konflik kepentingan.
3. Memastikan direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana dan kegiatan
perusahaan.
4. Memastikan bahwa Direktur memiliki kompetensi Keuangan yang memadai.
5. Memastikan laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dipahami dan transparan.
6. Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi para investor.
7. Memastikan bahwa pengaturan dan pengawasan auditor publik telah mencukupi dan tepat
melayani untuk kepentingan publik.

19
Adapun susunan dari Sarbanes-Oxley Act 2002 antara lain:
Bagian Judul
1, 2, 3 Judul Pendek, Definisi, Daftar Isi
101-109 I Dewan Pengawasan Perusahaan Publik
201-209 II Auditor Independen
310-308 III Tanggung Jawab Perusahaan
401-409 IV Pengungkapan Keuangan yang Ditingkatkan
501 V Analisis Konflik Kepentingan
601-604 VI Sumber Daya dan Wewenang Komisi
701-705 VII Studi dan Laporan
801-807 VIII Akuntabilitas Penipuan Kejahatan Perusahaan
901-906 IX Tambahan Hukuman Kejahatan Kerah Putih
1001 X Pengembalian Pajak Perusahaan
1001-1007 XI Penipuan dan Akuntabilitas Perusahaan

Kerangka Kerja SOX yang Baru Untuk Tata Kelola Perusahaan


Kerangka kerja SOX baru mengambil perspektif yang jujur dan penuh akuntabilitas
kepada pemegang saham, dan karena itu kepada publik, itu adalah hal yang sangat penting. Hal-
hal yang diatur dalam SOX melalui pengenalan ketentuan khusus yang terkait dengan :
1. Klarifikasi tanggung jawab para direktur dan karyawan untuk akuntabilitas publik dan
integritasnya.
2. Peningkatan ketentuan konflik kepentingan yang dirancang untuk memastikan bahwa para
direktur cukup independen dari manajemen.
3. Klarifikasi tentang peran, tanggung jawab, dan keanggotaan subkomite audit atas dewan.
4. Auditor melaporkan kepada subkomite audit, dan harus dipenuhi tanpa kehadiran
manajemen, dan sebaliknya.
5. Subkomite harus diberikan anggaran yang memadai dan waktu untuk menyelesaikan
pekerjaannya, termasuk hak untuk mempekerjakan dan berkonsultasi dengan para ahli dari
luar
20
6. Tambahan pengungkapan.
7. Penilaian manajemen dan sertifikasi yang ditandatangani oleh CEO dan CFO kepada dewan
direksi dan SEC.
8. Persyaratan untuk kode etik dan kepatuhan untuk pejabat keuangan senior.
9. Tingkat ilegalitas dari penggunaan pengaruh yang tidak semestinya pada pelaksanaan audit.
10. Tindakan yang tepat oleh orang dalam untuk perdagangan saham dan berurusan dengan para
analis saham.
11. Sanksi atas kesalahan, termasuk perampasan bonus dan keuntungan, pembatasan layanan
pada golongan atau posisi pejabat dan direktur, serta denda.

Kerangka Kerja SOX Yang Baru Untuk Profesi Akuntansi di AS


Auditor, seperti yang dijelaskan sebelumnya, akan lebih responsif terhadap subkomite
audit dewan, yang akan mengatur pengangkatan, pengangkatan kembali, biaya, dan penyelesaian
sengketa. Auditor harus melaporkan langsung kepada komite audit hal-hal berikut :
1. Semua kebijakan dan praktik akuntansi penting yang akan digunakan.
2. Semua perlakuan alternatif tentang informasi keuangan berdasarkan GAAP yang telah
dibicarakan dengan manajemen.
3. Percabangan penggunaan perlakuan alternatif dan pengungkapan dengan perlakuan yang
disukai oleh auditor.
4. Semua materi komunikasi tertulis lain yang ada diantara auditor dan manajemen, termasuk
surat manajemen dan jadwal perbedaan yang belum disesuaikan.
5. Tinjauan dan pengesahan mereka atas penilaian manajemen terhadap pengendalian internal
perusahaan.
6. Terdiri atas 5 anggota (hanya dua anggota yang boleh menjadi CPA) dengan jangka waktu 5
tahun kerja.
7. Memeriksa, mendisiplinkan, dan menulis aturan-aturan yang mengatur KAP yang mengaudit
perusahaan publik.
8. Membangun standar audit dan pengesahan, termasuk pengendalian mutu dan standar
independensi untuk audit perusahaan publik.
9. Membuat daftar perusahaan asing yang mengaudit klien SEC yang terdaftar ; menentukan
siapa yang akan tunduk pada peraturan dan disiplin PCAOB.
21
Untuk mencegah para auditor melakukan audit atas hasil layanan nonaudit mereka
sendiri, mereka dilarang menawarkan jasa nonaudit yang tercantum di bawah, namun
diperbolehkan untuk menawarkan layanan nonaudit lainnya seperti layanan pajak, untuk
perusahaan yang telah terdaftar di SEC, hanya jika diijikan oleh klien Subkomite. Adapun
kategori jasa yang tidak dapat dilaksanakan oleh KAP untuk kliennya :
1. Pencatatan atau jasa lainnya yang berhubungan dengan catatan akuntansi atau laporan
keuangan.
2. Desain dan implementasi system informasi keuangan.
3. Layanan penilaian, opini kewajaran, atau kontribusi lain dalam laporan sejenis.
4. Jasa penaksiran atau penilaian.
5. Jasa outsourcing audit internal.
6. Fungsi manajemen atau sumberdaya manusia.
7. Broker atau dealer, penasihat investasi, atau jasa perbankan investasi.
8. Layanan hukum dan konsultan ahli yang tidak berkaitan dengan audit.
9. Jasa lainnya yang dianggap PCAOB tidak boleh dilakukan.

Kerangka Kerja SOX Yang Baru Untuk Berbagai Hal Yang Lain
SOX memiliki ketentuan yang mencakup atau memerlukan suatu kebutuhan akan kode
etik bagi para pengacara yang melayani para pendaftar, perlakuan analisis konflik kepentingan,
serta denda untuk kecurangan dan kejahatan kerah putih. SOX menyatakan bahwa kegiatan
dengan sengaja menghancurkan, mengubah, atau memalsukan catatan yang diperlukan dalam
proses penyelidikan federal dan kepailitan adalah suatu kejahatan, dapat dihukum sengan denda
dan/atau hukuman penjara hingga 20 tahun.

Dampak terhadap Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pelaporan, serta pada Praktik
Manajemen
SOX ini merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya
dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate governance. SOX diterbitkan sebagai jawaban
dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa korporasi besar seperti:
Enron dan kemudian diikuti oleh WorIdCom dan melibatkan beberapa Kantor Akuntan Publik
(KAP) seperti, Arthur Andersen. Kerangka kerja SOX yang baru ini berlaku untuk Tata Kelola
22
Perusahaan, Profesi Akuntansi di AS, dan berbagai hal lain. Dampak terhadap Tata Kelola,
Akuntabilitas dan Pelaporan, serta pada Praktik Manajemen :
1. Fokus spesifik pada peningkatan akuntabilitas dan pelaporan kepada pemegang saham
publik; pengendalian internal terkait dan whistle blower; sreta atas sertifikat terkait oleh CEO
dan CFO.
2. Penguatan peran komite audit, independensi penuh para direktur, arus informasi, serta
kemampuan auditor untuk melaporkan dan terlibat dengan komite.
3. Klasifikasi peran, tamggumg jawab, serta kompetensi direktur dan subkomite dewan.
4. Kode etik bagi CFO dan lainnya.
5. Peningkatan denda atas kesalahan yang dilakukan.

Dampak pada Profesi Akuntan dan Praktik Audit


Profesi akuntansi AS kehilangan kemampuan atau kebebasan untuk menawarkan layanan
nonaudit kepada klien hanya berdasarkan penilaian dan pengaturan dari akuntan. Margin upah
layanan audit meningkat sebagai akibat dari tuntutan terhadap kepatuhan pengerjaan Section 404
bersama dengan tinjauan atas integritas pengendalian internal perusahaaan dan keakuratan
laporan keuangan. Berkembangnya sistem audit dua tingkat, yaitu satu untuk perusahaan besar
dan satu lagi untuk perusahaan kecil.Sistem ini akan menjadi lebih menarik bagi perusahaan
besar ataupun kecil.

Dampak pada Tren Etika Bisnis


1. Kegagalan perusahaan yang menghasilkan kesadaran baru bahwa etika dan reputasi menjadi
jauh lebih dikaitkan secara langsung daripada sebelumnya.
2. Pendekatan-pendekatan audit berbasis risiko harus memasuki risiko etika dan perkiraan yang
lebih tinggi untuk waralaba risiko.
3. Akuntan profesional cenderung mengabaikan pertimbangan nilai fidusia dalam menghasilkan
pendapatan. Badan dan KAP kemudian menekankan bahwa kualitas dan kepentingan publik
harus mendominasi perhatian bisnis.

23
Daftar Pustaka

Brooks, Leonard. J., & Dunn, Paul. 2011. Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif dan
Akuntan. Jakarta: Salemba Empat.

24

Anda mungkin juga menyukai