Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknik Lingkungan Volume 24 Nomor 1, April 2018 (Hal 21 - 31)

[STUDI KAJIAN DENSITAS SAMPAH BERDASARKAN ALAT


ANGKUT DAN SUMBER SAMPAH DI TPA JALUPANG
KABUPATEN KARAWANG]

[STUDI OF WASTE DENSITY BASED ON CONVEYANCE AND


SOURCES OF WASTE IN JALUPANG LANDFILL OF KARAWANG
DISTRICT]

Hisyam Adnan1*, Siti Ainun2, Nico Halomoan3


1
Institut Teknologi Nasional, Kota Bandung
2
Institut Teknologi Nasional, Kota Bandung
3
Institut Teknologi Nasional, Kota Bandung
*E-mail : hisyamadnan16@gmail.com

Abstrak: TPA Jalupang merupakan TPA yang saat ini beroperasi di Desa Jalupang untuk menerima sampah
dari Kabupaten Karawang. Sistem pembuangan sampah TPA Jalupang yaitu open dumping dengan luas
lahan ± 6,9 Ha yang telah beroperasi sejak tahun 2003. TPA Jalupang tidak memiliki jembatan timbang
sehingga tidak ada pencatatan dan pengukuran berat sampah oleh petugas. Intensitas alat angkut yang
masuk ke TPA Jalupang cukup padat dengan 93 unit alat angkut per harinya. Metode pengukuran densitas
sampah yang digunakan adalah dengan mengkombinasikan antara SNI 19-3964-1994 dengan ASTM
E1109-86. Sampling dilakukan untuk mengetahui perbedaan densitas sampah dari satu jenis alat angkut
namun berbeda sumber sampahnya. Berdasarkan hasil sampling diperoleh data densitas sampah tertinggi
yaitu dumptruk dengan sumber non-domestik (239,148 kg/m3), kemudian densitas sampah terendah
sumber domestik yaitu pada alat angkut pick up (214,762 kg/m3). Timbulan sampah yang ke TPA diperoleh
dengan mengintegrasikan data densitas sampah dengan volume sampah yang dibawa oleh alat angkut.
Timbulan sampah yang masuk rata-rata per harinya sebesar 181.096,76 kg/hari. Data timbulan sampah ini
akan menjadi data dasar dalam memperoleh sisa umur pakai TPA Jalupang.

Kata kunci: TPA Jalupang, densitas, alat angkut, ASTM E1109-86

Abstract: Jalupang landfill is a landfill that currently operates in Jalupang Village to receive waste from
Karawang Regency. The Jalupang landfill disposal system is open dumping, which has land area ± 6.9 Ha,
and has been operating since 2003. Jalupang landfill does no have a weightbridge, so that the officer does
not reord and measure the weight of waste. The intensity of the conveyance entering the Jalupang landfill
is quite dense with 93 units of conveyance per day. The waste density measurement method used is
combination of SNI 19-3964-1994 with ASTM E1109-86. Sampling was conducted to determine differences
in the density of waste from one type of conveyance but different sources of waste. Based on the sampling
results obtained the highest waste density data that is dumptruck with non-domestic sources (239,148 kg /
m3), then the lowest density of domestic source waste is on pick-up transportation (214,762 kg / m3). Waste
generation to landfill is obtained by integrating waste density data with the volume of waste carried by the
conveyance. Waste generation that enters on average per day is 181,096.76 kg / day. This waste generation
data will be the basic data in obtaining the remaining life span of the Jalupang landfill. .

Keywords: Jalupang landfill, density, conveyance, ASTM E1109-86

21
PENDAHULUAN
TPA merupakan akhir dari sistem pengelolaan sampah yang secara fisik merupakan
tempat berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir dan juga sebagai tempat untuk
menyingkirkan serta mengkarantina sampah kota sehingga aman dan tidak mencemari
lingkungan (SNI, 1994). Ketika timbulan sampah yang masuk ke TPA semakin hari
semakin meningkat maka diperlukan pengelolaan TPA yang sangat baik. Kuantitas
sampah terus bertambah seiring semakin beraneka ragamnya pola konsumsi dan
meningkatnya jumlah penduduk. Pengurugan (landfilling) sampah adalah kegiatan utama
dalam TPA.
TPA Jalupang merupakan TPA yang hingga saat ini dioperasikan untuk menerima
sampah dari Kabupaten Karawang denga luas total lahan 6,9 Ha dan luas efektifnya
sebesar 4,7 Ha. Metode pengurugan sampah yang diterapkan oleh pihak pengelola TPA
Jalupang yaitu masih open dumping. Metode open dumping yang diterapkan oleh pihak
pengelola TPA Jalupang yaitu bentuk timbunan sampah yang tidak terasering yang
mengakibatkan air lindi menggenangi akses mobilisasi alat angkut di TPA Jalupang.
Kemudian pemadatan yang dilakukan seadanya. Maka metode pengurugan open dumping
diperkirakan akan mengurangi masa pakai TPA Jalupang. Perlu upaya optimalisasi TPA
Jalupang dengan cara memperpanjang sisa umur pakai.
Pengukuran densitas sampah setiap alat angkut dan sumber sampah dilakukan karena
TPA Jalupang tidak memiliki fasilitas operasional yaitu jembatan timbang. Data densitas
sampah ini merupakan salah satu data penunjang yang sangat penting untuk mendapatkan
timbulan sampah yang ke TPA. Pada umumnya data densitas sampah diperoleh dari hasil
pengukuran jembatan timbang. Namun dikarenakan TPA Jalupang tidak memiliki
fasilitas jembatan timbang, maka untuk mendapatkan data densitas sampah tersebut perlu
dilakukan pengukuran secara langsung berdasarkan metode SNI 19-3964-1994 dan
ASTM (American Standard Testing Material) E1109-86. Kajian ini dilakukan untuk
pendekatan timbulan sampah yang ke TPA dengan kondisi TPAnya yang tidak memiliki
fasilitas jembatan timbang dan atau jembatan timbangnya tidak berfungsi.

METODOLOGI PENELITIAN
Observasi Awal
Observasi awal dilakukan untuk memudahkan dalam tahapan penyusunan rencana
sampling. Observasi dilakukan selama 8 hari untuk mengetahui jumlah populasi (alat
angkut), jenis alat angkut dan sumber sampah yang masuk ke TPA Jalupang.
Tahapan dalam observasi pendahuluan, penyusunan rencana sampling, dan sampling
dapat dilihat pada Gambar 1.

22 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan
Gambar 1. Tahapan Penyusunan Rencana Sampling

Penyusunan Rencana Sampling


Pada tahap ini, penyusunan rencana sampling dibutuhkan untuk mengidentifikasi
jumlah sampel representatif yang akan disampling. Penentuan jumlah populasi yang akan
disampling diperoleh dengan mempertimbangkan dua kriteria, yaitu 1) Jenis alat angkut
dan 2) Sumber sampah.
• Jenis Alat Angkut
Jenis alat angkut dapat mempengaruhi nilai densitas, karena terdapat perbedaan
perlakuan pada sampah yang diangkut sesuai dengan jenis alat angkutnya. Pada alat
angkut arm roll truck yang mengangkut sampah ketika container sudah penuh terisi
sampah selama beberapa waktu akan berbeda densitasnya dengan dump truck yang
langsung mengangkut sampah dari sumber.
• Sumber Sampah
Kriteria sumber sampah dipilih karena berat sampah dari setiap sumber sampah
berbeda. Pada sumber sampah yang berasal dari pasar berat sampahnya akan berbeda
dengan sumber sampah dari permukiman atau perkantoran. Oleh karena itu perlu faktor
sumber sampah untuk mengetahui perbedaan berat 1 jenis alat angkut namun berbeda
sumber sampahnya.

Sampling
Pada tahap ini, metode sampling menggunakan metode SNI 19-3964-1994 tentang
metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan
yang dikombinasikan dengan ASTM E1109-86 Standard Test Method for Determining
the Bulk Density of Solid Waste Fractions. Metode tersebut diharapkan akan
merepresentatifkan densitas sampah yang masuk ke TPA. Pendekatan wadah sampling
yang terdapat pada metode SNI hanya untuk wadah sampling dengan bak sampah di
sumber, karena kepadatan bak sampah di sumber berbeda dengan kepadatan sampah

Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan 23
digerobak, namun kelebihan dari metode SNI adalah memiliki jangka waktu yang akan
merepresentatifkan dalam mengetahui jumlah timbulan sampah. Sedangkan metode
ASTM memiliki kekurangan karena tidak adanya jangka waktu pada proses pengambilan
sampahnya, tetapi wadah sampling yang digunakan memiliki pendekatan dengan wadah
sampah yang terdapat di alat angkut. Pengukuran timbulan sampah dilakukan
menggunakan box dengan volume 0,216 m3 dan dimensi (60 x 60 x 60) cm. Sampel
diambil secara acak sebanyak minimal 250 kg. Daftar peralatan yang digunakan untuk
sampling dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Peralatan yang Digunakan Untuk Sampling


No. Nama Alat Keterangan Gambar
1 Box sampling Box sampling yang digunakan
berukuran 60 x 60 x 60 cm
sebanyak 1 buah.

2 Timbangan digital Timbangan digital yang


digunakan memiliki kapasitas
maksimum sebesar 500 kg untuk
mengangkat beban.

3 Sarung tangan karet Sarung tangan karet digunakan


untuk melindungi tangan dari
sampah – sampah basah dan
menghindari bahan yang tajam
dan/atau berbahaya.
4 Masker Masker digunakan sebagai alat
pelindung diri untuk mendukung
kegiatan sampling.
5 Terpal Terpal digunakan sebagai alas
untuk sampel saat dituang dari
dalam trashbag
(Sumber : Hasil Analisis, 2019)

Densitas Sampah
Penentuan sumber sampahn berdasarkan hasil wawancara dengan setiap supir alat
angkut yang masuk ke TPA Jalupang. Pengukuran densitas dilakukan untuk mengetahui
timbulan sampah yang masuk ke TPA Jalupang, dengan mengetahui volume sampah yang
dibawa oleh setiap alat angkut selama 2 hari kemudian diintegrasikan dengan densitas
sampah setiap alat angkut maka dapat diketahui timbulan sampah yang masuk. Berikut
perhitungan untuk mendapatkan densitas sampah :

24 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan
∗𝑩𝑩𝑰(𝒌𝒈) − ∗∗𝑩𝑩𝑲 (𝒌𝒈)
Densitas : ............. (1)
∗∗∗𝑽𝑩𝑺 (𝒎𝟑)
Keterangan : *BBI → Berat Boks Isi
**BBK → Berat Boks Kosong
***VBS → Volume Boks Sampling
Berikut form yang digunakan untuk mendapatkan densitas sampah pada alat angkut dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Form Pengukuran Densitas Sampah

m
S

p
a

a
e

e
l

l
A
C

B
Plat Nomor

VSB* (m3)
Sumber*

(kg/m3)

(kg/m3)
AB&C

AB&C
ρ

A&B*
Jenis*

A&B
BK*
(kg)

(%)

(%)
Ket
Ket
(kg/m3)

(kg/m3)
No

P*
I

P


(kg)

(kg)
BI*

BI
ρ*
(kg/

ρ
(k
m3)
g)
T8788F

0,22
Arm

17
D

1
T8763F
Com

0,22
ND

17

(Sumber : Hasil Analisis, 2019)


Keterangan : * Arm = Armroll, Com = Compactor, ND = Non-Domestik, D = Domestik, VSB = Vol Sampling
Boks, BK = Boks Kosong, BI = Berat Isi, ρ = Densitas, X̄ = Rata-rata, P = Perbedaan.

Pengolahan Data
Penentuan Densitas Sampah
Berdasarkan prinsip ASTM E1109 – 86 Standard Test Method for Determining the
Bulk Density of Solid Waste Fractions, bahwasannya perbedaan densitas kuadran A
dengan kuadran B ≤ 0,1 (10%) apabila perbedaan dua kuadran tersebut > 0,1 maka ambil
kuadran C untuk diukur densitasnya, namun untuk perbedaan densitas kuadran C dengan
rata-rata densitas kuadran A dan B ≤ 0,05 (5%) apabila selisih densitas tersebut > 0,05
maka harus dilakukan sampling ulang.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Observasi Awal
Berdasarkan hasil survei pendahuluan dilapangan yang dilakukan selama 8 hari
dimulai sejak pukul 07.30 pagi dan berakhir pada pukul 17.00 petang. Berikut hasil
pengamatan di TPA Jalupang selama 8 hari dapat dilihat pada Gambar 2.

Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan 25
120

100 109
100 98 96
88 90
80
80

60

51
40

20

0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8

Gambar 2. Grafik Jumlah Alat Angkut Yang Masuk Ke TPA Jalupang


(Sumber : Hasil Observasi, 2018)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam 8 hari, jumlah alat angkut yang masuk
paling banyak terjadi pada hari ketiga, yaitu hari senin, sebanyak 109 unit alat angkut,
sementara yang paling sedikit terjadi pada hari kedua yakni pada hari Minggu sebanyak
51 unit alat angkut. Bila dirata-ratakan selama 8 hari terdapat 89 alat angkut yang masuk
ke TPA Jalupang dengan jenis alat angkut yang berbeda beda dan proporsi setiap jenisnya
beragam. Secara rinci, berikut rata-rata populasi dan rata-rata unit setiap jenis alat angkut
yang masuk ke TPA Jalupang per harinya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Alat Angkut yang Masuk Ke TPA Jalupang Selama 8 Hari

Unit Rata- Volume Bak Jenis


No Jenis Alat Angkut
ata/Hari Sampah (m3) Sumber*

1 Armroll 14 6,58 ND & D


2 Pick Up 33 4,26 ND & D
3 Dump Truck 34 8,00 ND & D
4 Dump Truck Besar 3 8,86 ND & D
5 Compactor 2 6,95 ND & D
6 Triseda 3 2,12 ND & D
Total Unit 89
(Sumber : Hasil Analisis, 2019)
Keterangan : * ND = Non-Domestik, D = Domestik

Total jenis alat angkut yang masuk ke TPA Jalupang selama 8 hari yaitu terdapat 6
jenis alat angkut dengan dimensi bak yang berbeda – beda. Dimensi bak antara armroll
dengan compactor yang tidak berbeda jauh ukurannya pada saat dilakukan sampling
densitas, kedua jenis tersebut akan di gabung menjadi satu jenis dengan ukuran bak

26 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan
sampah yang digunakan 6,95 m3. Jenis alat angkut dump truck memiliki dua dimensi bak
sampah yang berbeda, namun dikarenakan perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan
maka akan digabung sama seperti armroll dan compactor namun dengan ukuran yang
digunakan 8,86 m3. Hal tersebut dilakukan karena faktor SDM (Sumber Daya Manusia)
yang digunakan terbatas tidak memungkinkan untuk melakukan pengukuran terhadap 6
jenis alat angkut.

Rencana Sampling
Observasi 8 hari berturut-turut diperoleh rerata alat angkut yang masuk ke TPA
Jalupang yaitu 89 unit alat angkut. Hasil observasi tersebut kemudian dilakukan
pengolahan data dalam mendapatkan jumlah sampel dengan 2 kriteria yaitu jenis alat
angkut dan sumber sampah. Berdasarkan hal tersebut, penentuan jumlah sampel di TPA
Jalupang dalam studi ini dibuat berdasarkan 2 kriteria, namun juga dengan
mempertimbangkan tiga aspek yaitu biaya, waktu, dan tenaga maka pengukuran densitas
sampah hanya dilakukan selama 2 hari. Berikut jumlah sampel dan pengelompokan alat
angkut yang akan disampel terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Sampel Alat Angkut
Jum Jenis
Total Plat Nomor
Jenis Alat Dimensi lah Sumber*
No Unit
Angkut (m3) Sam
/Hari D ND D ND
pel
Armroll/ 1
6,95 16 2 1 (K) T8788F T8763F
1 Compactor (AR)
Dump Truck/ 1(DT 1 T8002 T8724D
8,86 37 2
2 Dump Truck B B) (DT) DE X
3 Triseda 2,12 2 2 1 1 T5079F T5063F
T9167 T8387D
4,26 25 2 1 1
4 Pickup DO E
(Sumber : Hasil Analisis, 2019)
Keterangan : * ND = Non-Domestik, D = Domestik

Sampling
Pengukuran timbulan dilakukan menggunakan metode load count analysis yaitu
mengukur sampah yang masuk ke TPA yang diangkut oleh alat angkut dengan tata cara
samplingnya berdasarkan ASTM. Berikut cara kerja sampling sampah berdasarkan
ASTM E1109 – 86 :
a. Ukur berat kosong sampling boks dan volume sampling boks
b. Ambil sampah yang sudah dibongkar dari alat angkut menggunakan alat berat excavator
(sebanyak 1 excavator);
c. Bagi sampah menjadi 4 kuadran (A,B,C, dan D);
d. Ambil sampah kuadran A hingga tingginya melebihi tinggi box sampling;
e. Hentakan sampah kuadran A sebanyak 3 x dan ukur beratnya;
f. Hitung densitas sampah kuadran A;

Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan 27
g. Lakukan langkah yang sama untuk kuadran B dari tahap d – i;
h. Komputasikan densitas kuadran A dan B, lalu bandingkan dengan perbedaan yang sudah
ditentukan yaitu 10%;
i. Apabila perbedaan densitas kuadran A dan B melebihi 10%, ambil kuadran ketiga
(contoh: kuadran C) untuk dijadikan pembanding rerata densitas kuadran A dan B;
j. Untuk memperoleh densitas kuadran C, lakukan pengukuran yang sama seperti
pengukuran densitas kuadran A dan B;
k. Bandingkan rerata densitas sampah A dan B dengan densitas kuadran ketiga (Kuadran
C);
l. Perbedaan untuk perbandingan terakhir tidak boleh lebih dari 5%;
m. Jika hasil perhitungan perbedaan masih melebihi 5%, ambil sampel baru dari alat angkut
yang berbeda, lakukan langkah dari tahap a.

Densitas Sampah
Pengukuran timbulan sampah di setiap jenis alat angkut dan sumber sampah
dilakukan selama 2 hari (1 hari weekend dan 1 hari weekdays) dengan jumlah total 8
sampel, yang terbagi menjadi 4 jenis alat angkut. Prosedur pengambilan dan pengukuran
timbulan sampah yang digunakan mengacu pada ASTM E1109-86 Standard Test Method
for Determining the Bulk Density of Solid Waste Fractions. Berikut Gambar 3. grafik
mengenai rata - rata densitas sampah selama 2 hari pengukuran.

kg/m3
235

230

225

220

215

210

205
Armroll/Compactor Pick Up Dumptruk/Dumptruk Triseda
Besar

Domestik Non-Domestik

Gambar 3. Grafik Rata-rata Densitas Sampah Selama 2 Hari


(Sumber : Hasil Analisis, 2019)
Dari Gambar 3. dilihat bahwa hasil sampling tersebut menyatakan rata – rata setiap
satu jenis alat angkut berbeda densitas sampahnya karena sumber sampah yang berbeda.
Rata – rata densitas untuk jenis alat angkut armroll/compactor menyatakan bahwa
sumber domestik lebih besar dibandingkan non-domestik, hal itu disebabkan karena
sumber non-domestik armroll/compactor berasal dari sampah taman kota dan atau

28 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan
sampah jalan, sedangkan sumber domestiknya berasal dari kawasan perumahan. Namun
berbeda kondisinya dengan jenis alat angkut dump truck. Sampah sumber non-domestik
nilai densitas sampahnya lebih besar dibandingkan sumber domestik, dikarenakan sumber
sampah non-domestik ini berasal dari pasar sedangkan untuk sampah domestiknya
berasal dari perkantoran atau permukiman sehingga densitas sampah non-domestik lebih
besar dibandingkan domestik. Berdasarkan literatur Damanhuri (2010) densitas yang
terdapat pada alat angkut terbuka berkisar antara 200 – 400 kg/m3. Selain melakukan
pengukuran terhadap densitas sampah di alat angkut, pengukuran volume sampah perlu
dilakukan untuk mengintegrasikan kedua data tersebut dalam memperoleh jumlah
timbulan yang masuk ke TPA Jalupang. Berikut total volume sampah yang dibawa oleh
setiap jenis alat angkut yang ke TPA Jalupang selama 2 hari terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekapitulasi Volume Sampah yang Ke TPA Jalupang


Total Vol
Kendaraan Kendaraan Total Vol
Jenis Sampah Sampah
No Sumber* Hari 1 Hari 2 Setiap Jenis
Kendaraan Setiap
(unit) (unit) (m3)
Jenis (m3)
Armroll D 2 18,81 3 25,045
1
Compactor ND 15 118,99 26 194,457
D 30 140,93 30 138,958
2 Pick Up
ND 3 14,77 3 14,227
Dumptruck B D 3 32,47 9 106,581
3
Dumptruck ND 34 414,08 31 353,820
D 3 6,52 1 2,255
4 Triseda
ND 3 6,37 1 2,124
Total 93 752,950 104 837,467
(Sumber : Hasil Sampling, 2019)
Keterangan : * ND = Non-Domestik, D = Domestik
Volume sampah yang masuk ke TPA Jalupang selama 2 hari pengukuran sangat
bervariasi. Pada hari pertama jumlah alat angkut yang ke TPA Jalupang sebanyak 93 unit
dengan total volume sampah terbawa yaitu 752,950 m3. Sedangkan pada hari kedua
pengukuran jumlah alat angkut yang ke TPA lebih banyak dibandingkan hari pertama
yaitu 104 unit dengan total volume sampah yang terbawa sebesar 837,467 m 3.
Timbulan sampah yang ke TPA Jalupang diperoleh dari hasil integrasi antara densitas
sampah setiap alat angkut dengan volume sampah yang dibawa oleh setiap alat angkut.
Berikut Tabel 6. rekapitulasi timbulan sampah yang masuk ke TPA Jalupang

Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan 29
Tabel 6. Rekapitulasi Timbulan Sampah yang Ke TPA Jalupang
Total Total
Densitas Vol. Densitas Vol.
Jenis Sumb Q ke TPA Q ke TPA
No Hari 1 Sampah Hari 2 Sampah
Kendaraan er* Hari 1 (kg) Hari 2 (kg)
(kg/m3) Hari 1 (kg/m3) Hari 2
(m3) (m3)

Armroll D 231,778 18,811 4.360,037 231,931 25,045 5.808,680


1
Compactor ND 213,683 118,991 25.426,318 220,319 194,457 42.842,576
D 214,762 140,934 30.267,294 227,363 138,958 31.594,058
2 Pick Up
ND 228,264 14,774 3.372,462 229,396 14,227 3.263,660
Dumptruk B D 215,417 32,466 6.993,649 232,405 106,581 24.769,939
3
Dumptruk ND 239,148 414,078 99.026,083 227,998 353,820 80.670,032
D 222,664 6,522 1.452,195 222,762 2,255 502,264
4 Triseda
ND 216,354 6,373 1.378,788 219,127 2,124 465,487
Total Timbulan Q hari 1 172.276,825 Q hari 2 189.916,695
(Sumber : Hasil Analisis, 2019)
Keterangan : *ND = Non-Domestik, D = Domestik

Dua data hasil pengukuran dilapangan setelah dilakukan pengolahan diperoleh jumlah
timbulan sampah yang masuk ke TPA selama dua hari pengukuran. Tahapan ini
dilakukan bagi TPA yang tidak memiliki atau tidak berfungsinya jembatan timbang, maka
dari itu pengukuran densitas setiap alat angkut dan pengukuran volume sampah yang
dibawa oleh setiap alat angkut penting dilakukan untuk memperoleh timbulan sampah
yang ke TPA.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian diatas, satu jenis alat angkut nilai densitas sampahnya akan
berbeda dikarenakan sumber sampah yang berbeda. Berdasarkan hasil sampling ASTM
dan pengolahan data diperoleh cukup beragam. Pada hari pertama densitas sampah yang
tertinggi terdapat pada jenis alat angkut dumptruck dengan sumber sampah non-domestik
sebesar 239,148 kg/m3, sedangkan nilai densitas sampah yang paling rendah terdapat
pada alat angkut jenis pickup dengan sumber domestik sebesar 214,762 kg/m3. Pada hari
kedua densitas sampah tertinggi berada pada alat angkut jenis dumptruck juga tetapi
sumber sampah domestik yaitu 232,405 kg/m3, sedangkan yang terendah terdapat pada
jenis alat angkut triseda dengan sumber sampah non-domestik sebesar 219,127 kg/m3.
Jenis alat angkut armroll/compactor dan triseda nilai densitas pada hari pertama dan
hari kedua sampling yang tertinggi berasal dari sumber sampah domestik yaitu masing-
masing nilai densitasnya untuk armroll/compactor sebesar 231,931 kg/m3 dan untuk
triseda yaitu 222,762 kg/m3. Sedangkan untuk jenis alat angkut pick up dan dumptruck
nilai densitas sampah tertinggi berasal dari sampah non-domestik dengan masing masing
nilainya yaitu untuk pickup sebesar 229,396 kg/m3 dan untuk dumptruck yaitu 239,148
kg/m3.
Hal tersebut disebabkan karena sumber sampah non-domestik untuk alat angkut jenis
armroll/compactor dan triseda yaitu sampah sekolah, taman dan perkantoran. Sedangkan

30 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan
untuk alat angkut jenis pick up dan dumptruck sampah non-domestiknya berasal dari
pasar.
Rerata timbulan sampah hari pertama yang masuk ke TPA sebesar 181.096,758
kg/hari. Data timbulan diperoleh dari hasil perkalian antara densitas per jenis alat angkut
dan per sumber sampah dengan total volume sampah per jenis alat angkut dan per sumber
sampah. Studi ini dimaksudkan sebagai metode baru untuk memperoleh data densitas
bagi TPA yang tidak memiliki fasilitas jembatan timbang dan atau fasilitas jembatan
timbangnya rusak, yang nantinya data densitas tersebut akan menunjang untuk
memperoleh timbulan sampah yang masuk ke TPA dan kemudian data timbulan tersebut
dapat menunjang untuk mencari sisa umur pakai TPA Jalupang Kabupaten Karawang.

DAFTAR PUSTAKA
American Standar Testing Materials E1109-86, (2009). Determining The Bulk Density of Solid Waste
Fractions.
Badan Standarisasi Nasional, (1994). SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran
Contoh dan Komposisi Sampah Perkotaan. Jakarta.
Enri Damanhuri dan Tri Padmi. (2010). Pengelolaan Sampah. Diktat Kuliah TL, 3104, 5-10.
Enri Damanhuri dan Tri Padmi, (2016). Pengelolaan Sampah Terpadu. Institut Teknologi Bandung :
Bandung.
Gaur, R.C (2008). Basic Environmental Engineering. New Age International Publisher: New Delhi.
Rury Fuadhilah, (2012). Timbulan dan Komposisi Sampah Sebagai Dasar Perancangan Teknis Operasional
Persampahan Pada Kecamatan Serpong, Serpong Utara dan Setu Sebagai Daerah Industri Di Kota
Tangerang Selatan. Skripsi Jurusan Teknik Sipil Universitas Indonesia : Depok.
Tchobanoglous et al. George, Hilary Theisen & Samuel A. Vigil, (1993). Integrated Solid Waste
Management : Engineering Principles and Management Issues. McGraw-Hill Co: Singapore.

Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 − Hisyam Adnan, Siti Ainun, dan Nico Halomoan 31

Anda mungkin juga menyukai