Anda di halaman 1dari 33

Peranan Etika dan Kode Etik Profesi bagi Seorang

Sarjana Teknik Elektro

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata


kuliah Etika Profesi

Dosen : H.Moch Damin,Drs.MBA

Disusun oleh :

Rizky Pratama (2121017)

PROGRAM STUDI ETIKA PROFESI

UNIVERSITAS STT MANDALA

BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah“ Peranan
Etika dan Kode Etik Profesi bagi Seorang Sarjana Teknik Elektro” dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk membahas mengenai
peranan etika dan kode etik profesi bagi seorang sarjana teknik elektro. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan kami sendiri khususnya.

Bandung, 3 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………….3
1.4 Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………….4
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Etika .......................................................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Etika Menurut Para Ahli .................................................................. 6
2.1.2 Pengertian Etika Jabatan……………………………………………………….7
2.2 Pengertian Etika Profesi ........................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Etika Profesi Menurut Para Ahli…………………………………...8
2.2.2 Pengertian Profesionalisme dan Profesional………………………………….10
2.2.3 Kode Etik Profesi……………………………………………………………..10
2.2.4 Tujuan dan Fungsi kode etik………………………………………………..11
2.2.5 Etika Profesi Seorang Insinyur……………………………………………….12
2.2.6 Tujuan dan Fungsi Etika Profesi……………………………………………15
2.2.7 Prinsip Dasar Etika Profesi…………………………………………………....16
2.2.8 Kesediaan untuk Bertanggung Jawab……………………………………..….17
2.3 Etika Profesi Teknik Elektro .................................................................................. 18
2.4 Peran Pemerintah dalam Menegakan Kebijakan Etika Profesi ………………...19
2.5 Aplikasi Nilai Etika Profesi dalam Dunia Kerja Teknik Elektro …………………23
2.6 Alasan Perlunya Etika Profesi dalam Bidang Keteknikan ………………………..24
2.7 Contoh Kasus ……………………………………………………………………25
2.8 Sanksi Pelanggaran Kode Etik………………………………………………….27

BAB III............................................................................................................................. 28
PENUTUP........................................................................................................................ 28
Kesimpulan ................................................................................................................... 28
Saran…………………………………………………………………………………..29
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika dan kode etik profesi sekarang ini menjadi topik pembicaraan yang
sangat penting , sebagai seorang profesional, maka insinyur harus mampu
mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang
dikuasainya bukanlah sebuah komoditas yang hendak diperjual belikan sekedar
untuk memperoleh nafkah ataupun keuntungan, melainkan sebuah kebajikan yang
hendak diabadikan demi dan semata untuk kesejahteraan umat manusia. Seorang
insinyur harus memahami benar makna profesionalisme kalau ingin dikatakan
sebagai seorang profesional. Dalam hal ini, profesionalisme didefinisikan sebagai
suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam
masyarakat, berbekalkan keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta
ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat
pengabdian dan selalu siap 2 memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah
dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

Tetapi pada kenyataanya masih banyak hal-hal yang dilakukan oleh


seorang insinyur yang tidak menerapkan konsep etika dank ode etik profesi
contohnya masih banyak para teknis diluar sana yang menjalankan pekerjaanya
tanpa didasari SOP yang berlaku. Bangsa ini merupakan salah satu bangsa yang
mulai menyadari pentinya mengutamakan perilaku etis karena selama ini perilaku
etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada
agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum.Selama ini banyak
sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh
Tenaga Profesional Kelistrikan sehingga merugikan orang lain.

Pada contoh kasusnya pada saat monopoli dilakukan oleh PT. PLN dimana
perusahaan tersebut sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai
dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik.
Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah

1
ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Tetapi dalam menentukan harga
listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.

Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik


masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu
secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan
juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas.
Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan
investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

Dari penyimpangan atau pelanggaran tersebut sebagian besar masayarakat


merasa tidak puas dengan hasil kerja tenaga professional Kelistrikan tersebut. Hal
ini mendorong beberapa organisasi/ikatan profesi dalam bidang kelistrikan untuk
melakukan survey. Sehingga dari hasil survey tersebut dibuat beberapa peraturan /
kode etik untuk mengurangi dampak terjadinya kesalahan dan kecelakaan yang
dapat merugikan tenaga professional itu sendiri maupun orang banyak. Teknik
listrik atau teknik elektro (electrical engineering) adalah salah satu bidang ilmu
mengenai aplikasi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Teknik listrik
melibatkan konsep, perancangan, pengembangan, dan produksi perangkat listrik
dan elektronik yang dibutuhkan oleh masyarakat.

2
1.2 Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Teknik listrik melibatkan konsep, perancangan, pengembangan, dan


produksi perangkat listrik dan elektronik yang dibutuhkan oleh masyarakat
sehingga teknisi sangat dituntut untuk bisa memahami apa itu kode etik
profesi tetapi sayangnya masih banyak yang belum memahami mengenai
hal tersebut.
2. Tidak semua teknisi dan masyarakat dapat mengimplementasikan makna
dari etika dan kode etik profesi itu sendiri.
3. Masih ada kasus pelanggaran etika profesi baik yang terjadi di berbagai
perusahaan atau dilingkungan sekitar.
4. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam membenahi masalah yang
menyangkut kode etik profesi ini.

3
1.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada makalah ini dengan cara studi


dokumentasi,studi dokumentasi ini adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat dan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan
gambaran dari sudut pandang subjek 64 melalui suatu media tertulis dan dokumen
lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan”
(Herdiansyah, 2010:143). Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, catatan
harian, sejarah kehidupan, peraturan, kebijakan atau karya-karya monumental
seseorang. Pada makalah ini menggunakan studi dokumen sekunder karena saya
sebagai penulis mengambil berbagai dokumen yang ditulis berdasarkan
pengalaman seseorang seperti laporan,jurnal dan berita baik media cetak maupun
elektoronik.

4
1.4 Tujuan Penulisan Makalah

1. Memenuhi Tugas dari mata kuliah etika profesi


2. Untuk mengetahui lebih dalam lagi apa itu etika dan kode etik profesi.
3. Untuk mengetahui permasalahan dalam kode etik profesi.
4. Untuk mengetahui alasan perlunya etika dan kode etik profesi dalam bidang
keteknikan khusususnya di bidang teknik elektro ini.
5. Untuk mengetahui peranan etika dan kode etik profesi bagi seorang sarjana
teknik elektro.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Etika

Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Pengertian Etika (Etimologi),
berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”,
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika
dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

2.1.1 Pengertian Etika Menurut Para Ahli


1. Aristoteles
Pengertian etika adalah dibagi menjadi dua, Terminius Technikus dan Manner and
Custom. Terminius Technikus adalah etika yang dipelajari sebagai ilmu
pengetahuan dengan mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia.
Sedangkan Manner and Custom adalah pembahasan etika yang berhubungan atau
berkaitan dengan tata cara serta adat kebiasaan yang melekat pada kodrat manusia
yang sangat terkait dengan arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku atau
perbuatan manusia.
2. K. Bertens
Pengertian etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang jadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok untuk mengatur perilaku.
3. W. J. S. Poerwadarminto
W. J. S. Poerwadarminto berpendapat, pengertian etika adalah ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak atau moral.

6
4. Hamzah Yakub
Pengertian etika adalah menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan mana
yang buruk.
5. Soegarda Poerbakawatja
Pengertian etika adalah sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik
dan buruknya tindakan dan kesusilaan.
6. Drs. O. P. Simorangkir
Pengertian etika adalah pandangan manusia terhadap baik dan buruknya perilaku
manusia.
7. Prof. DR. Franz Magnis Suseno
Pengertian etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan
arah dan pijakan dalam tindakan manusia.
8. Drs. Sidi Gajabla
Pengertian etika adalah teori tentang perilaku atau perbuatan manusia yang
dipandang dari segi baik dan buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal
manusia.
9. Drs. H. Burhanudin Salam
Pengertian etika adalah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai-nilai
dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.
10. James J. Spillane SJ
Pengertian etika adalah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku
manusia dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika
lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk
menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.

2.1.2 Pengertian Etika Jabatan


Istilah dari kata “ jabatan” bersal dari bahasa inggris yaitu “job” yang bila
diartikan menjadi bahasa Indonesia diartikan sebagai pekerjaan dan tugas. Bisa
diartikan jabatan merupakan sekelompok posisi yang sama dalam suatu
perusahaan.Menurut UU-Nomor 8 tahun 1974 jabatan adalah kedudukan yang
menunjukan tugas tanggung jawab,wewenang dan hak seseorang pegawai dalam
rangka susunan suatu organisasi.Dengan demikian yang dimaksud dengan etika

7
jabatan adalah Norma-norma,nilai-nilai,kaidah-kaidah,ukuran-ukuran yang
diterima dan ditaati oleh para pegawai,yang berupa peraturan-peraturan atau hal-
hal yang sudah merupakan kebiasaan (yang baik),dan dianggap stiap pegawai sudah
mengetahui dan melaksanakannya.Etika Jabatan sangat penting dalam rangka
pembinaan pegawai/negeri,untuk meningkatatkan mutu serta mewujudkan aparatur
negara yang bersih dan berwibawa.

2.2 Pengertian Etika Profesi dan Kode Etik


Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan
pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian
sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap
masyarakat. Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang
benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak professional.

2.2.1 Pengertian Etika Profesi Menurut Para Ahli


Supaya dapat mengerti lebih lagi mengenai pengertian etika profesi, maka
kita dapat mengacu pada pengertian etika profesi yang dikemukakan oleh beberapa
para ahli, diantaranya sebagai berikut :
Menurut Prakoso (2015)
Pengertian Etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus
memiliki tugas serta juga tanggung jawab kepada ilmu dan juga profesi yang
disandangnya.
Menurut Anang Usman, SH., MSi
Pengertian Etika profesi ialah merupakan sikap hidup untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan profesional dari klien (pelanggan) dengan keterlibatan serta
juga keahlian yakni sebagai pelayanan didalam rangka kewajiban. masyarakat ialah

8
sebagai keseluruhan terhadappara anggota masyarakat yang membutuhkannya
dengan disertai refleksi yang seksama.
Menurut Siti Rahayu (2010)
Pengertian Etika profesi ini merupakan kode etik untuk profesi tertentu serta
karenanya juga harus dimengerti selayaknya, bukan sebagai etika absolut.
Menurut Sawyer(2005)
Pengertian Etika profesi ini ialah pernyataan-pernyataan yang berorientasi
pada pedoman yang digunakan ialah sebagai haluan perilaku didalam
melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.
Menurut Utami dan Nugroho (2014)
Pengertian Etika profesi merupakan rumusan penerapan nilai-nilai etika
yang berlaku di lingkungan pegawai atau juga karyawan.
Menurut Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian
Kode etik profesi merupakan suatu pedoman sikap, tingkah laku serta juga
perbuatan didalam melaksanakan tugas dan juga dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.2 Pengertian Professionalisme dan Professional


Profesionalisme didefinisikan sebagai suatu paham yang mencitakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri)
untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah
gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
Ciri-ciri profesionalisme yaitu :
 Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
yang bersangkutan dengan bidang.
 Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.

9
 Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
 Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat
dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.

Sedangkan Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau


pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan
tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama
sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

2.2.3 Pengertian Kode Etik profesi


Sebelum kita masuk pada Kode Etik Seorang Tenaga Profesional alangkah
baiknya kita mengetahui apa itu kode etik. Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-
simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk
maksudmaksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau
suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan
yang sistematis Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan
profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart
kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku
anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981
)mengemukakan empat asas etis, yaitu :
(1). Menghargai harkat dan martabat
(2). Peduli dan bertanggung jawab
(3). Integritas dalam hubungan

10
(4). Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut
sekaligus sebagai pedoman ( guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai
perdoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota
profesi. Bias interaksi merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan
dan hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan pribadi yang betentangan
dengan masyarakat. Oteng/ Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik
sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis anggota profesi. Konvensi nasional
IPBI ke-1 mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan, aturan, tata cara yang
menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu profesi.
Bahsannya setiap orang harus menjalankan serta mejiwai akan Pola, Ketentuan,
aturan karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode etik
akan berhadapan dengan sanksi.

2.2.4 Tujuan dan Fungsi Kode Etik


Secara umum tujuan kode etik adalah agar seorang profesional dapat
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada konsumen dan mencegah perbuatan yang
tidak profesional. Tujuan dari rumusan kode etik profesional antara lain :
1.Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
2.Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
3.Untuk meningkatkan mutu profesi.
4.Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
5.Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
6.Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
7.Menentukan baku standarnya sendiri.
 Fungsi dan Tujuan Kode Etik
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana
sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada
tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik

11
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan kerja (kalangan sosial).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan
bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. Dalam
bidang kelistrikan, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip
atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara profesional dengan klien,
antara para profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi
dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien
(pengguna jasa) misalnya pemasangan atau perancangan instalasi listrik. Seorang
profesional tidak dapat memasang atau merencanakan suatu instalasi listrik
semaunya, tetapi harus mengacu pada norma-norma standarisasi kompetensi
personil dan pelatihan yang berlaku secara internasional, dan juga mengacu pada
peraturan-peraturan dan situasi keahlian teknik di dalam negeri.

2.2.5 Etika Profesi Seorang Insinyur


Sebagai insinyur untuk membantu pelaksana sebagai seseorang yang
professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi
diperlukan sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional
dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi
dari kode etik profesi tersebut, yaitu :
 Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode
etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia
lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

12
 Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).
 Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.

Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik seorang professional diantaranya :

 Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun
produk hasil kerja profesional.
 Menjaga kompetensi sebagai profesional.
 Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan
kerja yang profesional.
 Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.

Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai
seorang insinyur yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “catur karsa
sapta dharma insinyur Indonesia. Dalam kode etik insinyur terdapat
prinsipprinsip dasar yaitu:

 Mengutamakan keluhuran budi.


 Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
 Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
 Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian professional
keinsinyuran.

Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung tinggi
kode etik seorang insinyur yang professional yaitu :

13
 Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan Masyarakat.
 Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
 Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung
jawabkan.
 Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan
kepentingan dalam tanggung jawab tugasnya.
 Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh
kehormatan, integritas dan martabat profesi.
 Insinyur Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan
profesionalnya.

Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara


spesifik memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan bahwa setiap
mahasiswa teknik (engineering) harus mengerti betul karakteristik etika profesi
keinsinyuran dan penerapannya. Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki
setiap mahasiswa teknik harus betul-betul memahami etika profesi, kode etik
profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi yang akan mereka tekuni
nantinya; sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan ataupun
melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai
“preventive ethics” yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang
memiliki resiko dan konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.

Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan


pembangunan industri nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas
perancangan maupun perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan
bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi,
(sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka nampak jelas kalau ruang
lingkup keinsinyuran per definisi bisa disejajarkan dengan profesiprofesi yang lain
seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan sebagainya.

14
Acapkali pula dijumpai didalam proses penerapan kepakaran dan keahliannya,
seorang insinyur (tanpa terkecuali insinyur teknik industri) akan terlibat dalam
berbagai aktivitas bisnis yang harus dilaksanakan dengan prinsip-prinsip komersial
dan mengarah untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun
demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan tanggung jawab
besar bagi kemaslahatan manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan keahlian
insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan
etika yang berlaku.

2.2.6 Tujuan dan Fungsi Etika Profesi


 Untuk mengetahui dan menydarai bagaimana seharusnya seseorang
bertingkah laku yang baik ,bekerja yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah
atau aturan-aturan yang berlaku di tempat kerja demi tercapai suatu tujuan.
 Untuk mempraktekakan hal yang baik-baik dalam hidupnya di tempat
lingkungan yang dipikulkan kepadanya
 Untuk lingkungan perkerjaan hendaknya dapat mempengaruhi pula
perkembangan pikiran,sifat dan kelakuan seseorang ini, akan terwujud
apabila suasana pekerjaan mendukung hajat hidup manusia atau karyawan
itu sendiri.
Fungsi Etika Profesi
 Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang ditetapkan.
 Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi
tertentu.
 Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di luar
organisasi, terkait hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.

15
2.2.8 Prinsip Dasar Etika Profesi
Berikut ini prinsip-prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan etika profesi
diantaranya yaitu:

 Prinsip Bertanggung Jawab


Setiap profesional harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan suatu
pekerjaan juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesional juga bertanggung
jawab terhadap dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi kehidupan
orang lain atau masyarakat umum.
 Prinsip Keadilan
Setiap profesional dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam menjalankan
pekerjaannya. Dalam hal ini, keadilan harus diberikan kepada siapa saja yang
berhak.
 Prinsip Otonomi
Setiap profesional mempunyai wewenang dan kebebasan dalam menjalankan
pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang profesional berhak untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik
profesi.
 Prinsip Integritas Moral
Integritas moral merupakan kualitas kejujuran dan prinsip moral dalam diri
seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam menjalankan profesinya.
Artinya, seorang profesional harus memiliki komitmen pribadi untuk menjaga
kepentingan profesi, dirinya, dan masyarakat.
Menurut Darmastuti (2007), ada tiga prinsip yang harus dipegang dalam
etika profesi, diantaranya yaitu:
 Tanggung jawab. Maksud tanggung jawab disini yaitu tanggung jawab
pelaksanaan (by function) dan tanggung jawab dampak (by profession).
 Kebebasan. Maksud kebebasan disini yaitu kebebasan untuk
mengembangkan profesi tersebut dalam batas-batas aturan yang berlaku
dalam sebuah profesi.

16
 Keadilan. Prinsip keadilan ingin membangun satu kondisi yang tidak
memihak manapun yang memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak
yang berkepentingan.

2.2.8 Kesediaan untuk Bertanggung Jawab


1. Bertanggung Jawab
Setiap profesional harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan suatu
pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesional juga memiliki
tanggungjawab terhadap dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi
kehidupan orang lain atau masyarakat umum.Bertanggung jawab terhadap kerja
profesi terbagi menjadi 2 arah yaitu :
 Kita diharapkan Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang kita
lakukan dan terhadap hasilnya,artinya kita harus bekerja dengan sebaik
mungkin dan menghasilkan suatu kulitas yang baik.Dengan kata lain
menjalankansebuah profesi mengandung tuntutan agar hasilnya
bermutu baik.
 Harus bertanggung jawab terhadap dampak pekerjaan kita pada
kehidupan orang lain

2. Kejujuran dan Keiklasan dalam Kerja


Kejujuran atau keiklasan dalam bekerja adalah mutlak,sebagai kualitas
dasar kepribadian moral menjadi operasional untuk bertanggung jawab terhadap
kerja.Hal tersebut baru akan berarti bila :
 Kesediaan untuk melakukan apa yang harus dilakukan dengan
sebaik mungkin.
 Bertanggung jawab untuk mengatasi segala peraturan-peraturan
kerja.
 Kesediaan untuk bertanggung jawab,termasuk kesediaan untuk
diminta dan untuk memberikan pertanggung jawab tindakan-
tindakan atas tugas dan kewajibannya.

17
3. Loyalitas
Loyalitas berarti melakukan lebih dari pada yang diperintahkan
pimpinan/atasan.Jika kita mengkritik atasan kepada orang lain,maka ini kita tidak
loyal kepadanya,walaupun kita sudah bekerja keras.

2.3 Etika Profesi Teknik Elektro


Di bidang Teknik Elektro juga terdapat IEEE (Institute of Electrical and
Electronics Engineer). IEEE merupakan asosiasi professional untuk peningkatan
teknologi khususnya dalam bidang listrik dan elektronika yang terbesar di dunia.
IEEE memiliki rumusan etika yang sering kita dengar kode etik. Ini bertujuan untuk
memajukan perusahaan dan para anggotanya.
Kode Etik IEEE memberikan janji/pegangan yang luhur bagi semua anggotanya
untuk mempertanggung jawabkan secara pribadi keorganisasi bagi pemanfaatan
teknologi secara baik untuk meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh masyarakat
dunia dengan memegang etika yang tinggi dan secara profesional menyetujui 10
syarat:
 Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan
engineering yang taat asas keamanan, kesehatan dan kesejahteraan
publik dan segera menyatakan secara terbuka faktor-faktor yang
dapat membahayakan publik atau lingkungan.
 Menghindari konflik interess nyata atau yang terperkirakan sedapat
mungkin, dan membukanya pada para pihak yang terpengaruh
ketika muncul.
 Akan jujur dan realistis dalam bekerja.
 Menolak sogokan dalam segala hal.
 Mengembangkan pemahaman teknologi aplikasi yang sesuai dan
kemungkinan konsekuensinya.
 Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis dan mengambil
tugas teknologi yang lain hanya bila memiliki kualifikasi melalui
pelatihan atau pengalaman atau setelah menyatakan secara terbuka
keterbatasan relansi kami.
 Mencari, menerima dan menawarkan kritik, pekerjaan teknik harus

18
mengakui dan memperbaikinya.
 Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa bergantung pada
 factor-faktor seperti ras, agama, jenis kelamin keterbatasan fisik,
umur dan asal kebangsaan.
 Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain, milik reputasi.
 Membantu rekan sejawat dan rekan kerja dalam penggembangan
 profesi mereka dan mendukung mereka dalam mengikuti kode etik
ini.
2.4 Peran Pemerintah dalam Menegakan Kebijakan Etika Profesi di
Lingkungan Kelistrikan
Peran pemerintah dalam menegakan etika profesi untuk bidang kelistrikan dengan
cara mengeluarkan Sebuah peratura seperti :

 UU RI No. 30/2009 mengenai sistem tentang ketenagalistrikan


Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Ketenaga listrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penedia dan
pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
ditransmisikan, dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapitidak
meliputi listrik yang dipakai untuk komunikasi, elektronika, atau isyarat.
3. Usaha penyedia tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi
pembangkit, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen.
4. Pembangkit tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik.
5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkitke
sistem didtribus atau ke konsumen, atau penyalur tenaga listrik antar sistem.
6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari system transmisi
atau dari pembangkit ke konsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik.
8. Usaha penunjang tenaga listrik adalah kegiatan usaha penunjang tenaga listrik
kepada konsumen.

19
9. Rencana umum ketenaga listrikan adalah rencana pengembangan sistem
penyedia tenaga listrik yang meliputi bidang pembangkitan, transmisi, dan
didtribusi tenaga listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik.
10. Izin usaha penyedia tenaga listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyedia
tenaga listrik untuk kepentingan umum.
11. Izin orasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri.
12. Wilayah usaha adalah wilayah yang di tetapkan pemerintah sebagai tempat
badan usaha distribusi dan atau penjualan tenaga listrik melakukan usaha
penyediaan tenaga listrik.
13. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas pelepasan penyerahan hak
atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan/atau bendalain yang terdapat di atas
tanah tersebut.
14. Kompensasi adalah pemberia sejumlah uang kepada pemegang hak atas tanah
berikut bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang terdapat di atas tanah tersebut
karena tanah tersebut digunakan secara tidak langsung untuk pembangunan
ketenaga listrikan tanpa dilakukan pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.
15. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemegang kekuasaan pemerintah
negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD RI tahun 1945.
16. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
17. Menteri adalah mentri yang membidangi usaha ketenagalistrikan.
18. Setiap orang adalah orang perorangan atau badan baik yang berbadan hukum
maupun yang bukan berbadan hukum. Usaha Penunjang Tenaga Listrik

Usaha jasa penunjang tenaga listrik meliputi:


a. Konsultasi dalam bidang instalasi penyediaan tenaga listrik
b. Pembagunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik
c. Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik
d. Pengoperasian instalasi tenaga listrik
e. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik

20
f. Penelitian dan pengembagan
g. Pendidikan dan pelatihanh
h. Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga lisrik
i. Sertifikat peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
j. Setifikasi kompetensi tenaga teknik ketenaga listrikan
k. Usaha jasa lain yang secara langsung berjaitan dengan penyediaan
tenaga listrik
Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat
 Dilaksanakan oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,
badan usaha swasta, dan koperasi yang memiliki setrifikasi , klasifikasi,dan
kualifikasi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
 Badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha
swasta,dan koperasi dalam melakukan usaha jasa penunjang tenanga listrik
wajib mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi, klasifikasi, dan kualifikasi
usaha jasa penunjang tenaga listrik diatur dengan peraturan pemerintahan.

 Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU NO. 5
THN 1999 )

Perjanjian yang Dilarang

1.Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk secara
bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan
atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat.

2.Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan


penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa, sebagaimana
dimaksud ayat (1)

21
Kegiatan yang Dilarang

1.Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat.

2. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi
dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

 Perlindungan Konsumen (UU NO.8 /1999 )

Hak dan Kewajiban Konsumen.

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi


barang dan/atau jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhan atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar adan jujur serta tidak
diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,
apabila barang dan/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak seagaimana mestinya;
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.

22
Kewajiban konsumen adalah

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang dan/jasa, demi kenyamanan dan keselamatan.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.

2.5 Aplikasi Nilai Etika Profesi Dalam Dunia Kerja Teknik Elektro

1. Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat


asas keamanan, kesehatan dan kesejahteraan publik dan segera menyatakan secara
terbuka faktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan.

Contoh sikap : seorang engineer yang diberi tugas untuk membuat suatu proyek
bangunan baru bertingkat di suatu tempat, enginering tersebut harus mengigatkan
pekerja tentang keamanan serta bersedia menerima segala resiko yang terjadi
terhadap keputusan yang diambilnya, ia juga terbuka kepada publik, dengan cara
memberitahukan kepada masyarakat yang tinggal pada sekitar lingkungan tersebut
tentang kemungkinan yang dapat terjadi pada saat proyek ini berjalan yang dapat
membahayakan mayarakat itu sendiri.

2. Menghindari konflik interess nyata atau yang terperkirakan sedapat mungkin,


dan membukanya pada para pihak yang terpengaruh ketika muncul.

Contoh sikap : pada suatu perusahaan membutuhkan seorang tenaga kerja,dan


terdapat dua calon karyawan yang akan diseleksi dan kedua calon pekerja tersebut
memiliki bibit-bobot yang sama,salah satu calon karyawan tersebut memiliki
hubungan dengan kita, dampaknya jika kita memilih yang memiliki hubungan
dengan kita, maka perusahaan akan berfikir kalau kita lebih mementingkan
keluarga dibandingkan dengan profesional, cara menghindari konflik tersebut
adalah sebelum anggota keluarga kita melamar keperusahaan kita terlebih dahulu
menyurunya untuk tidak melamar keperusahaan keperusaan yang kita pegang
sehingga konflik tersebut tidak terjadi

23
3. Akan jujur dan realistis dalam bekerja.

Contoh sikap : engineer yang bekerja di perusahaan export import, dia bertugas
menjual barang dan menerima keluhan. Pada saat menawarkan barang ini kepada
negara yang baru kali ini mendengar barang tersebut, engineer ini harus bersikap
jujur terhadap barang yang dijualnya, dan tidak mengada-ada terhadap barang
tersebut. Baik itu dari segi kualitas maupun dari segi kekurangan barang ini, jangan
hanya untuk mendapatkan pelanggan, maka hanya kualitas yang disebutkan serta
menyatakan bahwa barang yang dijualnya tidak memiliki kekurangan karena hal
tersebut akan merugikan negara tersebut.

4. Menolak sogokan dalam segala hal.

Contoh sikap : seorang engineer,yang bekerja di perusahaan listrik negara (PLN)


dia bertugas sebagai pekerja lapangan dimana tugas nya yaitu memasang instalasi
kerumah-rumah warga serta menaikan daya. Pada saat itu ada seorang pelanggan
PLN yang ingin menaikan daya, tapi pelanggan ini tidak mau mengurus hal tersebut
ke Kantor PLN, karena pelanggan ini beranggapan prosesnya kan lama, lalu
pelanggan ini memberikan sogokan kepada engineer tersebut agar mau menaikan
daya rumahnya lebih cepat. Sikap engineer ini yaitu harus menolaknya, hal ini
disebabkan karena engineer ini tau, bahwa harus ada prosedur untuk hal tersebut.
Sehingga apabila ada seseorang yang ingin jalan pintas dia harus dapat
mengatasinya.

5. Mengembangkan pemahaman teknologi aplikasi yang sesuai dan kemungkinan


konsekuensinya.

Contoh sikap : engineer ini bekerja dalam pembuatan ac,kemudian dia menyadari
bahwa bila pengunaan AC yang begitu dingin pada suatu ruangan dapat
menimbulkan penyakit pada pengunanya. Sehingga engineer ini harus
mengevaluasi AC tersebut, bagaimana AC tersebut tetap dingin dan tetap sehat bagi
pengunanya, pengunaan AC yang begitu banyak di setiap wilayah indonesia juga
berdampak bagi keshatan lingkungan sekitar, dimana AC dapat merusak lapisan
ozon di bumi kita, sehingga engineer harus berfikir bagiamana agar pengunaan AC
tidak merusak lapisan ozon di bumi kita.

24
2.6 Alasan Perlunya Etika Profesi dalam Bidang Keteknikan

Dengan adanya etika profesi seorang teknik akan memiliki batasan dalam
bertindak sehingga akan lebih memprtimbangkan segala tindakannnya dalam
rangka kesejahteraan dan ketentraman hidup orang banyak. Seorang teknik yang
mempunyai etika profesi yang baik tentunya akan bertanggung jawab atas tindakan
yang ia lakukan. Selain itu, dapat menjaga kelakukan dan kejujuran atas apa yang
dilakukannya. Sehingga apa yang dilakukannya semata-mata dilakukan bukan
hanya untuk mendapatkan keuntungan tapu juga untuk mendapatkan kesejahteraan
dan kemakmuran hajat hidup oarang banyak. Tidak bisa dibayangkan jika tidak ada
etika profesi yang terjadi pasti banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh seorang teknik, dan hal itu akan banyak merugikan kehidupan orang
banyak. Misalnya saja, bencana alam. Hal-hal lain yang terjadi misalnya:
a. Penurunan tingak kepercayaan masyarakat kepada seorang teknik tersebut.
b. Pemboikotan produk hasil ciptaan seorang teknik tersebut.
c. Pencabutan kode etik profesinya.
d. Penundaan proyek karena merugikan masyarakat.

2.7 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi di Bidang Kelistrikan


PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah
yang bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih
merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam hal
ini PT. PLN sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat,
dan mendistribusikannya secara merata Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis
monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena PT. PLN merupakan penjual atau
produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa barang pengganti yang dekat, serta
kemampuannya untuk menerapkan harga berapapun yang mereka kehendaki. Pasal
33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga. Dapat
disimpulkan bahwa monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan
hukumnya ada pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian
Indonesia akan ditopang oleh 3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan

25
Usaha Milik Negara/Daerah), dan swasta yang akan mewujudkan demokrasi
ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta intervensi pemerintah, serta
pengakuan terhadap hak milik perseorangan. Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh
negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi
utamanya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan serta
memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan
mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,contoh kasus
monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN.
Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari
Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan
sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN
berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah
karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan
Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap.
Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk
pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU
Muara Karang. Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan
listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak
mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan
listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak
sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit
bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.
Dari peristiwa diatas bahwasannya ketika kode etik dan etika profesi tidak
dijalannkan dengan baik maka akan terjadi kerugian bagi perusahaan,diri sendiri
dan masyarakat
Sehingga menunjukan bahwasanya banyak orang yang mempunyai profesi
tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam profesi
yang mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan
masyarakat, tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang
menyalahgunakan profesi.

26
Maka dari itu kita sebagai calon-calon insinyur kelistrikan harus memiliki
kesadaran yang tinggi mengenai pentingnya mempelajari etika profesi dan kode
etik.Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari diri kita
masing - masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang
komputer disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas Etika
Profesi yang membangun dan bukan untuk merugikan orang lain.

2.8 Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi


1. Sanksi moral
2. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman
sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self
regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi
mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk
menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek sehari-
hari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat
dalam anggota-anggota profesi, seorang profesional mudah merasa segan
melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku
semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan
dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang
sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbangan-pertimbangan
lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan
kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan adanya etika profesi seorang teknik akan memiliki batasan dalam
bertindak sehingga akan lebih mempertimbangkan segala tindakannnya dalam
rangka kesejahteraan dan ketentraman hidup orang banyak. Seorang teknik yang
mempunyai etika profesi yang baik tentunya akan bertanggung jawab atas tindakan
yang ia lakukan. Diharapkan para mahasiswa tidak mengesampingkan etika dalam
profesinya, khususnya untuk mahasiswa Teknik Elektro yang senantiasa harus
menjaga etika agar tidak terjadi kerugian di masa mendatang. Etika bagi seorang
teknik elektro sendiri sebenarnya sudah tercantum dalam IEEE yang mana banyak
menjelskan bagaimna sikap yang harus dilakukan oleh seorang teknik Elektro. Kita
sebagai penerus bangsa harus selalu diingat bahwa etika dan moral dalam profesi
itu sangat penting, karena berkaitan dengan kehidupan yang akan datang dan
bersangkutan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebuah profesi keteknikan hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya.

28
3.2 Saran

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Supaya kode
etik dapat berfungsi dengan semestinya, maka kita selaku penerus bangsa
disarankan dan diharuskan mempelajarinya dan mengimplementasikannya dengan
baik karena etika dan moral dalam profesi itu sangat penting, ini disebabkan
berkaitan dengan kehidupan yang akan datang dan bersangkutan dengan
kesejahteraan masyarakat luas.

29
DAFTAR PUSTAKA

 Bennett, F. Lawrence. The Management of Engineering: Human,


Quality,Organizational, Legal, and Ethical Aspects of Professional
Practice. New York:John Wiley & Sons, Inc., 1996.
 Fleddermann, Charles B. Engineering Ethics. Upper Saddle River, NJ. :
Prentice Hall – Engineering Source, 1999.
 https://www.anakteknik.co.id/seninurjanahh/articles/etika-profesi-yang-
harus-dimiliki-seorang-teknik-listrik diakses 5/1/2022
 https://www.slideshare.net/harisonmtd/etika-profesi-107141957 diakses
5/1/2022
 https://elektro.teknik.unja.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/3.pdf diakses
5/1/2022
 https://klc.kemenkeu.go.id/upaya-pencegahan-kode-etik-oleh-atsung/
diakses 5/1/2022
 https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/237184/Modul-EPTIK-
Oke.pdf diakses 5/1/2022
 Wibowo, Arya, 2012, “Bab 6 Etika Profesi Bid Teknik Elektro”
 Whitbeck, Caroline. Ethics in Engineering Practice and Research. Cambridge :
Cambridge University Press, 1998.
 Wignjosoebroto, Soetandyo. Profesi, Profesionalisme dan Etika Profesi.
Makalah disajikan dalam diskusi tentang profesionalisme hukum (notariat) di
Fakultas Hukum Universitas Airlangga – Surabaya, 1999.

30

Anda mungkin juga menyukai