“BODY IMAGE”
Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih jauh dari
sempurna baik itu dalam segi penulisan maupun penyajian materi. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritin dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan penulisan laporan hasil penelitian ini.
Alfiyah Anugrah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH………………………………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………………………….
C. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………..
B. SARAN……………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Konsep diri sangat diperlukan untuk dapat memahami tentang manusia dan
perilakunya. Tidak ada dua orang manusia sekalipun yang mempunyai konsep diri
yang sama. Konsep diri muncul dan atau dipelajari berdasarkan pengalaman
internal masing-masing individu, hubungan dengan orang lain, dan interaksi dengan
dunia luar. Karena konsep diri merupakan frame dari seseorang untuk berinteraksi
dengan dunia, maka hal ini sangat mempengaruhi perilaku seseorang (Stuart dan
Laraia, 2005). Konsep diri yang positif memungkinkan seseorang untuk menemukan
kebahagiaan dalam hidup, dan juga untuk mengatasi kekecewaan dan perubahan
hidup.salah satu contoh dari konsep diri itu sendiri adalah body image atau citra diri.
Body image sebagai salah satu dari konsep diri adalah sikap seseorang terhadap
tubuhnya sendiri secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan
perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potwnsi tubuh saat ini dan
masa lalu tyang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru
setiap individu (Stuart and Sundeen, 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi
bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi
lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisan dari lingkungan (Keliat, 1992).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian body image?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari body image
6. Agar kita mengetahui bagaimana hubungan kebersyuuran dan body image pada
model
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Body Image
Body image seseorang merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan
ataupun aspek-aspek lainnya dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik
(Thompson, 2000). Gardner (dalam Faucher, 2003) mendefinisikan citra tubuh sebagai
gambaran yang dimiliki seseorang dalam pikirannya tentang penampilan (misalnya
ukuran dan bentuk) tubuhnya, serta sikap yang dibentuk seseorang terhadap
karakteristik-karakteristik dari tubuhnya. Pengertian body image menurut Arthur (dalam
Ridha, 2012) adalah merupakan imajinasi subyektif yang dimiliki seseorang tentang
tubuhnya, khususnya yang terkait dengan penilaian orang lain, dan seberapa baik
tubuhnya harus disesuaikan dengan persepsi-persepsi ini. Berdasarkan penjelasan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa body image merupakan evaluasi terhadap
ukuran tubuh, berat badan ataupun aspek-aspek lain yang berhubungan dengan
penampilan fisik seperti, wajah, hidung, telinga, lengan, paha, betis, dan punggung.
Body image adalah sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat
berupa penilaian positif dan negatif. Body image dapat bersifat positif atau negatif
tergantung pada bagaimana individu tersebut menyikapinya. Body image terdiri dari
komponen sikap evaluasi dam komponen keyakinan, dimana kedua komponen tersebut
berkaitan dengan rasa puas dan tidak puas dengan keadaan bentuk tubuh yang dimiliki.
Jadi, apabila tingkat kepuasan body image individu tinggi maka dapat dikatakan bahwa
individu tersebut memiliki body satisfaction sebaliknya apabila tingkat kepuasan body
image individu rendah maka dikatakan individu tersebut mengalami body dissastifaction
(Cash & Pruzinsky dalam Marshall & Lengyell, 2012). Menurut Honigman dan Castle
(Rombe, 2014) mendefinisikan bahwa citra tubuh atau body image sebagai gambaran
mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana orang tersebut
akan mempersepsikan dan memberikan penilaian terhadap apa yang dipikirkan dan
dirasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, serta bagaimana kira-kira penilaian
orang lain terhadap dirinya. Menurut Arthur (Ridha, 2012), body image merupakan
imajinasi subyektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya, khususnya yang terkait
dengan penilaian orang lain, dan seberapa baik tubuhnya harus disesuaikan dengan
persepsi-persepsi ini. Burrowes (Dwinanda, 2016) menyatakan bahwa body image
merupakan gabungan antara persepsi terhadap tubuh, dimana individu dapat memiliki
persepsi akurat mengenai ukuran, bentuk, serta berat tubuh dan kepuasan terhadap
tubuh sehingga individu tersebut memiliki kepuasan tersendiri terhadap ukuran, bentuk,
dan berat tubuhnya. Sama halnya dengan Naimah (2008) menyatakan bahwa body
image sebagai sikap seseorang terhadap tubuh, persepsi mengenai bentuk tubuh dan
ukuran tubuh berdasarkan evaluasi individual dan pengalaman sosial terhadap artibut
fisik yang dimiliki, serta penilaian atau cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuh
diri sendiri. Eysenck (Thompson, 2000) menyatakan bahwa body image pada umumnya
merupakan wadah pikiran mengenai tubuh seseorang yang bersifat dinamis, senantiasa
berubah menurut informasi yang diterima dari lingkungan di sekitar individu. Menurut
Hoyt (Naimah, 2008), Body image diartikan sebagai sikap seseorang terhadap
tubuhnya dari segi ukuran, bentuk maupun estetika berdasarkan evaluasi individual dan
pengalaman efektif terhadap atribut fisiknya. Sama halnya menurut Stuart (Lintang, dkk
2015), Body image adalah kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak disadari
terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang
ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi. Berdasarkan teori-teori di atas dapat
disimpulkan bahwa body image adalah sebuah gambaran, pikiran, ide, persepsi dan
sikap seseorang terhadap bentuk tubuh yang mengarah kepada penampilan fisik,
dengan disertai keyakinan dan penilaian positif dan negatif akan penampilannya
dihadapan orang lain dan bagi orang lain.
a. Merasa rendah diri, menganggap dirinya tidak berguna dan tidak berarti ditengah
masyarakat.
b. Merasa keberadaannya tidak dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan.
c. Merasa tidak pantas atau tidak berhak memiliki atau mendapatkan sesuatu.
d. Merasa terlalu muda atau terlalu tua untuk melakukan sesuatu.
e. Merasa dibenci dan tidak disukai oleh lingkungan dan orang sekitar.
f. Merasa tidak mampu dan selalu khawatir mendapatkan kegagalan dan cemoohan
dari orang disekelilingnya.
g. Merasa kurang pendidikan disbanding orang lain.
h. Kurang memiliki dorongan dan semangat hidup, tidak berani memulai sesuatu hal
yang baru, selalu khawatir berbuat kesalahan dan ditertawakan orang.
C. Kriteria Body Image
Menurut Romansyah & Desi (2012) Body image terdiri dari 3 kriteria yaitu:
Orang dengan body image baik selalu memandang positif dirinya, nyaman dengan
keadaan yang ada pada dirinya bagimanapun keadaannya.
body image cukup selalu labil dan merasa ragu dengan bagaimana harus bersikap,
memandang, dan menilai dirinya sendiri, kadang merasa kurang nyaman dengan
keadaan dirinya tapi masih bisa menerima keadaannya dengan baik.
Orang yang memiliki body image buruk selalu tidak percaya diri, merasa minder,
mudah emosi karena tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri sehingga menarik
diri.
b. Aspek perbandingan dengan orang lain Adanya penilaian sesuatu yang lebih baik
atau lebih buruk dari yang lain, sehingga menimbulkan suatu prasangka bagi dirinya
keorang lain, hal-hal yang menjadi perbandingan individu ialah ketika harus menilai
penampilan dirinya dengan penampilan fisik orang lain.
c. Aspek sosial budaya (reaksi terhadap orang lain). Seseorang dapat menilai reaksi
terhadap orang lain apabila dinilai orang itu menarik secara fisik, maka gambaran orang
itu akan menuju hal-hal yang baik untuk menilai dirinya.
Cash dan Pruzinsky (2002) menyatakan bahwa terdapat 5 aspek dari body image,
diantaranya yaitu :
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor paling penting dalam perkembangan body image
seseorang. Ketidakpuasan terhadap tubuh lebih sering terjadi pada wanita daripada
laki-laki. Wanita cenderung untuk menurunkan berat badan disebabkan oleh iklan-iklan
dalam berbagai media yang menstandarkan bahwa wanita kurus, berkulit putih, dan
berambut panjang adalah idola dan disukai lawan jenis.
b. Media Masa
c. Hubungan Interpersonal
c. Sosiokultural Masyarakat akan menilai apa yang baik dan tidak baik tidak terkecuali
dalam hal kecantikan. Trend yang berlaku di masyarkat berpengaruh terhadap body
image seseorang. Trend tentang bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi persepsi
individu terhadap tubuhnya.
F. Gangguan body image
Gangguan body image (gangguan citra tubuh) didefinisikan bahwa gangguan body
image merupakan pemikiran dan perasaan negatif sesorang mengenai tubuhnya
Menurut Cash dan Pruzinsky (2002: 175) bentuk gangguan body image đapat dibagı
dua, berdasarkan komponen body image yang terganggu yaitu :
Ketidakpuasan citra tubuh Ketidakpuasaan citra tubuh dapat dilihat dan bagaimana
individu menilai tubuhnya. Bila individu menilai penampilan tidak sesuai dengan standar
pribadiku maka ia akan menilairendah tubuhnya.
Teori ini menjelaskan bahwa munculnya gangguan body image terjadi karena
kurang akuratnya persepsi seseorang terhadap ukuran atau bentuk tubuhnya. Terdapat
tiga sub yang berbeda dari teori perceptual, yakni deficit kortikal, kegagalan
mengadaptasi dan artifak perceptual (Thomson, 2000 : 28). Gangguan body image
disebabkan karena adanya deficit kortikal yang kemudian menyebabkan gangguan
perseptual dan visuospasial.
satu hal penting dan mempengaruhi body image seseorang adalah waktu terjadinya
tahap pubertas Thompson (2000:30) menyebutkan bahwa Bila seorang remaja
mengalami keterlambatan perkembangan pada masa pubertas semakin besar
kecenderungan bahwa Ia mendapat ejekan atau komentar yang tidak menyenangkan
ejekan yang terus-menerus pada masa kecil bisa memiliki dampak yang bertahan pada
body image (Thonpson 2000:30). Banyak orang dewasa yang memiliki rasa tidak suka
yang kuat terhadap penampilan mereka sendiri bisa mengingat pengalaman masa kecil
ketika diejek dan dikritik karena penampilan mereka hal ini biasanya terjadi karena
ejekan yang biasanya sering digunakan pada masa kecil merupakan ejekan mengenai
penampilan fisik (Thompson 2000:30). Satu hal lagi yang dapat mempengaruhi
terbentuknya gangguan body image ialah pelecehan seksual atau pengalaman seksual
yang terlalu dini.
Seorang model yang memiliki rasa kepuasaan yang tinggi akan bentuk tubuh,
cenderung akan merasa nyaman dan puas akan bentuk tubuhnya, sedangkan seorang
model yang memiliki rasa sangat tidak puas dengan bentuk tubuhnya akan selalu
merasa khawatir, depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah akan penampilan
fisiknya, sehingga tak jarang model memilih cara-cara yang instan untuk mendapatkan
apa yang diinginkannya seperti, diet ekstrim, olahraga berlebihan, mengkonsumsi obat
diet, sedot lemak, operasi plastik dan sebagainya. Rasa puas dan tidak puas pada
bentuk tubuh pada model juga dipengaruhi oleh tuntutan pekerjaan yang
mengharuskan model untuk selalu tampil maksimal guna menunjang karirnya sebagai
model. Tuntutan pekerjaan, image seorang model dan tekanan lingkungan sosialnya
yang terkadang membuat model kurang merasa puas dengan bentuk tubuh dan
penampilan fisiknya. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh pemikiranpemikiran negatif
model dalam menyikapi dan menilai bentuk tubuhnya. Salah satu upaya untuk
memperbaiki pikiran negatif model akan menyikapi dan menilai bentuk tubuhnya, yaitu
dengan bersyukur. Dimana dengan bersyukur model dapat meningkatkan pikiran dan
perasaan positifnya guna memperkuat usaha untuk memperbaiki pikiran dan emosi
negatif dalam menilai bentuk tubuhnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Geraghty, dkk (2010), mengungkapkan bahwa sebuah usaha yang
dapat secara langsung meningkatkan pengaruh positif dan dapat memperkuat usaha
untuk memperbaiki pikiran negatif mengenai bentuk tubuh adalah dengan pengarahan
terhadap hal-hal positif melalui gratitude Seorang model yang memiliki rasa syukur
akan bentuk tubuh yang di milikinya akan mengalami kebahagian. Hal ini sejalan
dengan Overwalle, Mervielde, & DeSchuyter (Mukhlis & Koentjoro, 2015), menyatakan
bahwa dibandingkan dengan orang yang kurang bersyukur, orang yang bersyukur
melaporkan mengalami kebahagiaan yang lebih besar, harapan, kebanggaan.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gambaran diri (Body Image) adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran,
bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and
Sundeen , 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima
stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar
dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat ,1992).
B. SARAN
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi Body Image diantaranya faktor jenis
kelamin,usia, media massa, keluarga dan hubungan interpersonal. Oleh sebab itu
penulis menyarankan agar kita dapat membangun Body Image kearah yang positif
dengan cara mencintai dan menghargai diri sendiri, menghilangkan keinginan untuk
memiliki tubuh seperti model, belanja sesuai kebutuhan diri, berolahraga,dan
memanjakan diri.
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1531/6/08410026_Bab_2.pdf
https://psychology.binus.ac.id/2015/09/19/hubungan-antara-body-image-dengan-self-esteem-remaja-
putri-yang-aktif-dalam-perilaku-gymnastic/
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3162/3/BAB%202.pdf
https://www.universitaspsikologi.com/2019/11/pengertian-body-image-dan-aspek-body-
dissatisfaction.html
https://www.halodoc.com/artikel/bagaimana-body-image-memengaruhi-remaja
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/3520