CITRA TUBUH
DISUSUN OLEH:
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
segala kemampuan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelasaikan tugas
makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan dengan gangguan Citra tubuh” ini
dengan lancar pada mata kuliah Keperawatan Jiwa. Serta tak lupa sholawat dan
salam kami haturkan kepada Baginda junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
atas petunjuk dan risalah-Nyalah yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-
pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine
google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami sangat menghargaikan saran dan
kritik untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi. Demikian yang dapat
kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat dan
wawasan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................... 5
C. Manfaat ………………………………………………….. .. 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 6
A.Pengertian citra tubuh ........................................................... 6
B.Dimensia citra tubuh ............................................................. 6
C.Perkembangan citra diri ........................................................ 7
D.Rentang respon citra tubuh.................................................... 8
E.Faktor yang mempengaruhi citra tubuh ................................. 9
D.Penyebab citra tubuh ............................................................. 11
...................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................. 12
BAB IV PENUTUP……………………………………….................
A. Latar Belakang
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. Sejak
lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang
lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah
dari lingkungan.
Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan
fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan
mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan
dengan aspek lainnya dari konsep diri. Citra tubuh anak usia sekolah berbeda
dengan citra tubuh seorang bayi. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah
kemampuan untuk berjalan. Perubahan ini tergantung pada kematangan fisik.
Perubahan hormonal terjadi selama selama masa remaja dan pada tahun akhir
kehidupan juga mempengaruhi citra tubuh (misalnya menopause selama masa
dewasa tengah). Penuaan mencakup penurunan ketajaman penglihatan,
pendengaran, dan mobilitas; perubahan ini dapat mempengaruhi citra tubuh.
Sikap dan nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi citra tubuh. Berusia
muda, cantik, dan utuh adalah hal-hal yang ditekankan dalam masyarakat
Amerika, fakta yang selalu ditanyakan dalam program televisi, film bioskop dan
periklanan, dalam kultur timur, penuaan dipandang sangat positif. Karena orang
dengan usia tua dihormati, kultur barat (terutama di Amerika Serikat) telah
dibiasakan untuk takut dan ketakutan terhadap proses penuaan yang normal.
Misalnya, monopouse dalam kultur yang lain dipandang sebagai waktu dimanan
wanita mencapai kebiasaan dan kebijaksanaan akhir-akhir ini dalam kultur
barat, monopouse adalah waktu ketika wanita kurang disenangi secara seksual.
Namun demikian, hal ini bukan lagi menjadi keyakinan yang umum, dan
wanita monopouse dan posmenopeuse mempertahankan rasa tentang diri
mereka dan ketertarikan mereka sendiri bahkan lebih kuat. Citra tubuh
bergantung hanya sebagian pada realitas tubuh. Seseorang pada umumnya tidak
mengadaptasi cepat terhadap perubahan dalam fisik tubuh. Perubahan fisik
mungkin tidak dimasukkan ke dalam citra tubuh ideal seseorang. Seiring,
misalnya saja, seseorang yang telah mengalami penurunan berat badan tidak
menganggap diri mereka kurus. Lansia sering mengatakan bahwa mereka tidak
berbeda tetapi ketika mereka melihat diri mereka dalam cermin, mereka terkejut
dengan kulit yang keriput dan rambut memutih. Sering orang yang dulunya
merasa bahwa mereka tetap dengan berat badan sebelumnya sampai diingatkan
oleh pakaian yang semuanya menjadi kekecilan/ketika mereka bercermin.
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.
B. Tujuan Masalah
C. Manfaat
1. Mengetahui pengetian konsep diri dan praktis dalam menumbuhkan konsep
diri positif bagi anak-anak.
2. Konsep Diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam
komunikasi antar pribadi.
3. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu
secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara terus menerus dengan
tubuh. Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru.
Gambaran tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri
sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan.
Citra tubuh merupakan gabungan dari gambaran, fantasi, dan pemaknaan
individu tentang bagian dan fungsi tubuh yang dimiliki yang merupakan bagian
dari komponen gambaran diri dan dasar representasi diri. Schilder mendefinisikan
citra tubuh sebagai gambaran tentang tubuh individu yang terbentuk dalaam
pikiran kita, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu
sendiri (Glesson & Frith, 2006).
Citra tubuh adalah gambaran mental yang kita miliki tentang tubuh kita.
Gambaran mental ini meliputi dua komponen, yaitu komponen perseptual
(ukuran, bentuk, berat, karakteristik, gerakan, dan performansi tubuh) dan
komponen sikap (apa yang kita rasakan tentang tubuh kita dan bagaimana
perasaan ini mengarahkan pada tingkah laku) (Rudd dan Lennon).
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek- aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
Respon pasien terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan meliputi
perubahan dalam kebebasan. Pola ketergantungan dalam komunikasi dan
sosialisasi. Respon terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan dapat berupa:
1. Respon penyesuaian: menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock,
kesangsian, pengingkaran, kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan).
2. Respon mal-adaptip: lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan
dengan kelainan bentuk atau keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri.
Perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang perasaan tidak berharga
atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
A. Pengkajian
Pengkajian meliputi identitas klien beserta DO dan DS klien. Pengkajian
terhadap masalah konsep diri adalah presepsi diri atau pola konsep diri, pola
berhubungan atau peran, pola reproduksi, koping terhadap stres, serta adanya
nilai keyakinan dan tanda tanda ke arah perubahan fisik, seperti kecemasan,
ketakutan, rasa marah, rasa bersalah, dan lain lain.
SP
keluarga
Tujuan
umum :
Kluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri klien
Tujuan khusus :
1. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan.
2. Keluarga dapat mengenal masalah gangguancitra tubuhcitra tubuh.
3. Keluarga mengetahui cara mengatasi.
4. Keluarga mengetahui cara mengatasimasalah gangguan citra
tubuhmasalah gangguan citra tubu.
5. Keluarga mampu merawat pasien gangguancitra tubuhcitra tubuh.
6. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuanKeluarga mampu
mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas pasien
dan memberikan pujian atas keberhasilannya.keberhasilannya.
Intervensi
1. Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi
pada pasien.
2. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh.
3. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien.
4. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah.
5. Menfasilitasi interaksi dirumah.
6. Melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.Memberikan pujian atas
keberhasilan pasien.
2. Diagnosa keperawatan: gangguan harga diri rendah berhubungan dengan
gangguan citra tubuh
Tujuan:
Setelah pemberian asuhan selama 3 x 24 jam klien menunjukkan
peningkatan harga diri.
Kriteria Hasil:
- Klien dapat menigkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.
- Klien mengidentifikasi perubahan citra tubuh.
Intervensi Rasional
1. Beri kesempatan klien 1. Dengan mengungkapkan
-
mengungkapkan perasaannya : perasaannya beban klien akan
a. Bimbing klien berkurang
mengungkapkan perasaannya
b. Gunakan pertanyaan terbuka
c. Dengarkan ungkapan klien
dengan aktif
2. Beri respon yang tidak 2. Respon menghakimi dapat
menghakimi: merusak hubungan saling
a. Tidak menyalahkan pendapat percaya dan menurunkan harga
klien diri klien
b. Menerima pendapat klien 3. Lingkungan yang tenang
3. Ciptakan lingkungan yang mampu membantu klien dalam
tenang dengan cara mengurangi memfokuskan pikiran
stimulus eksternal yang
berlebihan dalam interaksi 4. Memotivasi klien memandang
4. Diskusikan kemampuan dan dirinya secara positif,
aspek positif yang dimiliki klien Penilaian negatif semakin
menambah rasa tidak percaya
diri klien
Intervensi Rasional
. 1. Bina hubungan saling percaya : 1. Hubungan saling percaya
Sapa klien dengan ramah baik sebagai dasar interaksi yang
verbal maupun non verbal. terapeutik perawat-klien.
Perkenalkan diri dengan sopan.
Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai
klien.
Jelaskan tujuan pertemuan /
interaksi.
Jujur dan menepati janji.
Pertahankan kontak mata,
tunjukkan rasa empati dan
dorong serta berikan kesempatan
klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
2. Kaji pengetahuan klien tentang 2. Mengetahui sejauh mana
menarik diri. pengetahuan klien yang
Beri kesempatan pada klien menarik diri sehingga perawat
untuk mengungkapkan dapat merencanakan tindakan
perasaan penyebab menarik selanjutnya.
diri. Untuk mengetahui alasan
Diskusikan dengan klien klien menarik diri.
tentang perilaku menarik Meningkatkan pengetahuan
dirinya. klien dan mencari
Beri pujian terhadap pemecahan bersama tentang
kemampuan klien masalah klien.
mengungkapkannya. Meningkatkan harga diri
Diskusikan tentang manfaat klien berani bergaul dengan
berhubungan dengan orang lingkungan sosialnya.
lain. Meningkatkan pengetahuan
Dorong klien untuk klien tentang perlunya
menyebutkan kembali manfaat berhubungan denga orang
berhubungna orang lain. lain.
Beri pujian terhadap Untuk mengetahui tingkat
kemampuan klien dalam permohonan klien terhadap
menyebutkan manfaat informasi yang telah
berhubungan dengan orang diberikan.
lain. Reinforcement positif dapat
Dorong klien untuk meningkatkan harga diri
menyebutkan cara berhubungan klien.
dengan orang lain. Untuk mengetahui
Libatkan klien dalam kegiatan pemahaman dengna
TAK dan ADL ruangan. informasi yang telah
diberikan.
Membantu klien dalam
mempertahankan hubungan
3. Reinforcement positif atas interpersonal.
keberhasilan yang telah dicapai 3. Reinforcement positif dapat
klien. meningkatkan harga diri klien.
C. Evaluasi Keperawatan
A. KESIMPULAN
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya,
baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan,
dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah
kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan
terhadap dirinya.
B. SARAN
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga
jika ada ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu
merubah dirinya kearah yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk
menerima dirinya sendiri dan bisa mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada
akhirnya pandangan manusia dalam mendeskripsikan pandangan terhadap citra
tubuhnya bukan malah memburuk tetapi berharap lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Wong, Donna L., Dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediaktrik,Jakarta: EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23054/3/Chapter%20II.pdf