Anda di halaman 1dari 16

BODY IMAGE

DOSEN :

Dr. Yonathan Ramba, S.Pd, S.Ft, M.Si

DI SUSUN OLEH :

Resky Anizah Rahman


PO713241201038
D3 FISIOTERAPI

PSIKOLOGI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2021

1
daftar isi
Daftar Isi................................................................................................................................................2
Kata Pengantar......................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
A. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Body Image..............................................................................................................6
B. Faktor – faktor yang mempengaruhi Body Image......................................................................6
C. Komponen & Dimensi Body Image...........................................................................................8
D. Ciri Body Image......................................................................................................................10
E. Kriteria Body Image................................................................................................................11
F. Aspek – Aspek Body Image....................................................................................................11
G. Teori Body Image....................................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................15
PENIUTUP..........................................................................................................................................15
Kesimpulan......................................................................................................................................15
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................16

2
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang
membahas tentang “BODY IMAGE” meskipun bentuknya sangat jauh dari
kesempurnaan, selanjutnya shalawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait
dengan materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat
dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
membimbing mata kuliah Psikologi Kesehatan atas bimbingannya pada semester ini
meskipun baru memasuki awal perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah
ini dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan
makalah ini, karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak
dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan
makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.

Makassar, 04 April 2021

Penulis

3
BAB I.

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Mengenal istilah body image, ada banyak hal menarik yang patut kita kaji dan pelajari.

Secara mendasar, hal itu menjadi bagian dari konsep diri seseorang atas tubuhnya secara sadar

maupun tidak sadar. Orang-orang akan membuat persepsi tentang ukuran, bentuk, fungsi

penampilan serta potensi tubuh yang dimiliki.

Berargumen bahwa citra tubuh bukanlah fenomena persepsi sederhana dan bahwa,

bahkan ketika persepsi individu tentang tubuhnya sendiri diukur, penilaian yang dibuat individu

sangat dipengaruhi oleh variabel kognitif, afektif, sikap, dan lainnya. Model skema umum yang

berkaitan dengan mengidentifikasi sifat citra tubuh disajikan. Model ini menunjukkan bahwa citra

tubuh dapat dipahami sebagai representasi mental yang longgar dari tubuh

Konsep diri sangat diperlukan untuk dapat memahami tentang manusia dan perilakunya

karena sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Konsep diri yang positif,

memungkinkan seseorang untuk menemukan kebahagiaan dalam hidup, dan juga untuk

mengatasi kekecewaan dan perubahan hidup. Salah satu contoh konsep diri yang umum adalah

citra tubuh atau yang dikenal dengan sebutan “Body Image“

2. RUMUSAN MASALAH

A. Apa definisi Body image ?

B. Apa faktor – faktor yg memepengaruhi body image?

C. Apa komponen & dimensi body image?

D. Bagaimana ciri body image?

E. Bagaiman kriteria body image?

F. Apa saja aspek aspek body image?

G. Teori body image?

4
1. TUJUAN

A. Mengetahui pengertian atau definisi dari Body image

B. Mengetahui apa saja komponen & dimensi body image

C. Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku

D. Mengetahui ciri dari body image

E. Mengetahui bagaimana kriteria dari body image

F. Mengetahui apa saja aspek aspek dari body image

G. Mengetahui teori body image

5
BAB II.

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BODY IMAGE

Menurut Cahyaningrum (2014) Body Image adalah persepsi seseorang tentang tubuhnya,

mencakup pikiran, presepsi erasaan, emosi, imajinasi, penilaian, sensasi fisik, kesadaran dan

perilaku mengenai penampilan dan bentuk tubuhnya dipengaruhi oleh idealisasi pencitraan tubuh

di masyarakat dan interaksi sosial seseorang dalam lingkungannya dan dapat mengalami

perubahan.

Body image menururut Honigman dan Castle (dalam Rombe, 2014) mendefinisikan

bahwa citra tubuh atau body image sebagai gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan

ukuran tubuhnya, bagaimana orang tersebut akan mempersepsikan dan memberikan penilaian

terhadap apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, serta

bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya.

Gardner (dalam Muklis, 2013) mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran yang

dimiliki seseorang dalam pikirannya tentang penampilan (misalnya ukuran dan bentuk) tubuhnya,

serta sikap yang dibentuk seseorang terhadap karakteristik-karakteristik dari tubuhnya. Jadi

terdapat dua komponen dari citra tubuh, yaitu komponen perseptual (bagaimana seseorang

memandang tubuhnya sendiri) dan komponen sikap (bagaimana seseorang merasakan tentang

penampilan atau tubuh yang dipersepsinya). Papalia, dkk (dalam Kany, 2015) yaitu body image

sebagai suatu gambaran dan evaluasi mengenai penampilan dirinya sendiri.

B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY IMAGE

Faktor-faktor yang mempengaruhi body image (Atikah dalam, Cahyaningrum, 2014) adalah:

1) Usia Remaja

6
Dengan rentang usia 14-19 tahun mengalami perkembangan yang pesat akan gambaran

diri dan peran diri. Pada tahap ini, body image menjadi penting dan berdampak pada usaha yang

berlebihan pada remaja untuk mengontrol berat badan. Umumnya terjadi pada remaja putri

dimana remaja putri merasa tidak puas dengan penampilan tubuhnya dan menyebabkan gangguan

makan.

2) Pengetahuan Gizi Remaja

Pengetahuan gizi remaja merupakan kemampuan untuk menerapkan informasi tentang

kebutuhan pangan dan nilai pangan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan gizi sangat

berpengaruh pada sikap dan perilaku dalam memilih makanan yang tepat. Pengetahuan gizi yang

baik dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi makanan yang salah ataupun buruk.

Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal, selain itu juga

dapat diperoleh dengan melihat, mendengar sendiri atau melalui alat-alat komunikasi.

3) Sosial Ekonomi Asupan Gizi

Pada keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi dengan keluarga tingkat sosial

ekonomi yang rendah tentu saja asupan gizinya berbeda. Pada keluarga dengan tingkat sosial

ekonomi yang lebih tinggi asupan akan zat gizi lebih tercukupi karena kemampuan membeli

bahan makanan yang kaya sumber zat gizi terpenuhi.

4) Media

Media yang muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal menegenai figur

perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi body image. Figur ini biasanya disebut

dengan idola. Remaja mengikuti setiap bentuk dan tindakan yang dilakukan oleh idolanya

tersebut, terutama pada penampilan.

5) Lingkungan

7
Dalam hidup bermasyarakat remaja dituntut untuk bersosialisasi. Sejak anak-anak usia 4

tahun, anak telah merasakan kebutuhan atau kehausan sosial. Pada masa menjelang remaja, anak

cenderung berkumpul terdiri atas satu jenis kelamin yang sama, karena mempunyai ciri fisik

yang berbeda. Pada masa remaja awal anak laki-laki maupun perempuan timbul kesadaran

terhadap dirinya atau mempunyai persepsi terhadap dirinya yang disebut body image (Rumini

dalam, Cahyaningrum, 2014).

Menurut Muklis (2013) Citra tubuh dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi:

a. penilaian atau komentar dari orang lain

b. pelecehan seksual dan rasial

c. stigmatisasi

d. nilai-nilai sosial yang berlaku

e. perubahan-perubahan fisik selama masa pubertas, menopause, dan kehamilan

f. Sosialisasi

g. bagaimana perasaan seseorang tentang dirinya sendiri

h. kekerasan, baik verbal, fisik, maupun seksual

i. kondisi-kondisi aktual dari tubuh, seperti penyakit atau disabilitas.

C. KOMPONEN & DIMENSI BODY IMAGE

Menurut Keaton, Cash dan Brown mengatakan body image memiliki dua komponen yaitu :

a. Komponen persepsi

meliputi bagaimana individu menggambarkan kondisi fisiknya yaitu mengukur tingkat

keakuratan persepsi seseorang dalam mengestimasi ukuran tubuh seperti tinggi atau pendek,

cantik atau jelek, putih atau hitam, kuat atau lemah. Bila ada gangguan pada komponen persepsi,

maka gangguan body image yang dialami adalah distorsi body image. Apabila individu

mengalami distorsi body image (body image distortion) maka ia tidak mampu memperkirakan

8
(mengestimasi) ukuran tubuhnya secara tepat (Cash dkk, 2003). Komponen persepsi dalam body

image melibatkan komponen sensory dan non sensory. Komponen sensory mengacu pada respon

sistem penglihatan, termasuk retina dan korteks. Sedangkan komponen nonsensory kadang-

kadang dikarakteristikan sebagai faktor kognitif atau afektif yang mengacu pada interpretasi otak

pada input visual.

b. Komponen sikap

yaitu berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan individu terhadap bagian-bagian

tubuh yang meliputi wajah, mata, bibir, hidung, mata, rambut dan keseluruhan tubuh yang

meliputi proporsi tubuh, bentuk tubuh, penampilan fisik. Bila ada gangguan pada komponen

sikap, maka gangguan body image yang dialami adalah ketidakpuasan tubuh (body image

dissatisfaction), ketidakpuasan body image dapat dilihat dari bagaimana individu menilai

tubuhnya. Bila individu menilai penampilan tidak sesuai dengan standar pribadinya, maka ia akan

menilai rendah tubuhnya. Ketidakpuasan individu terhadap tubuhnya dapat menyebabkan

individu mempunyai harga diri yang rendah atau bahkan depresi, kecemasan sosial dan menarik

diri dari situasi sosial (Cash dkk, 2003). Jadi ketidakpuasan akan bentuk tubuh muncul jika ada

gangguan pada komponen sikap.

Muth & Cash (1997) Komponen sikap body image terdiri dari dua dimensi :

yaitu body image evaluation dan body image investment.

Evaluasi mengarah pada penilaian individu mengenai penampilan fisiknya yang

menghasilkan perasaan kepuasan dan ketidakpuasan tubuh. Cash & szymanski (1995 dalam Cash,

2002) menyatakan bahwa evaluasi body image berakar dari derajat kesenjangan dan kesesuaian

antara karakter fisik diri yang diyakini individu dan nilai fisik ideal yang dihargai oleh individu.

Dimensi evaluation/affect terdiri dari sejumlah konsep seperti kepuasan tubuh secara global,

emosi yang kaitannya dengan self-evaluation tubuh, ketidakpuasan terhadap beberapa aspek

9
tubuh, kesenjangan antara persepsi tubuh dan tubuh ideal yang diinternalisasikan, serta penilaian

kognitif yang berkaitan dengan penampilan. Ketidakpuasaan body image yang diungkapkan

melalui dimensi evaluasi merupakan aspek yang penting karena diyakini dapat menangkap

pengalaman internal individu (Thompson,1999)

Sedangkan body image investment mengacu pada penilaian individu terhadap tubuhnya

melalui pikiran, perasaan, maupun tindakan seseorang dalam usaha untuk mengatur dan

meningkatkan penampilannya. Dimensi investment meliputi penilaian kognitif seseorang pada

penampilan, perhatian pada penampilan, pentingnya penampilan pada diri seseorang dan

manifestasi tingkah laku seseorang dalam usaha untuk mengatur dan meningkatkan

penampilannya (Muth & Cash, 1997).

D. CIRI – CIRI BODY IMAGE

Rubin & Steinberg (dalam Kany, 2015) menyatakan ciri-ciri dari body image itu sendiri yaitu:

a. Merasa rendah diri

b. menganggap dirinya tidak berguna dan tidak berarti ditengah masyarakat.

c. Merasa keberadaannya tidak dibutuhkan oleh masyarakat dan lingkungan.

d. Merasa tidak pantas atau tidak berhak memiliki atau mendapatkan sesuatu.

e. Merasa terlalu muda atau terlalu tua untuk melakukan sesuatu.

f. Merasa dibenci dan tidak disukai oleh lingkungan dan orang sekitar.

g. Merasa tidak mampu dan selalu khawatir mendapatkan kegagalan dan cemoohan dari

orang disekelilingnya.

h. Merasa kurang pendidikan disbanding orang lain.

i. Kurang memiliki dorongan dan semangat hidup, tidak berani memulai sesuatu hal yang

baru, selalu khawatir berbuat kesalahan dan ditertawakan orang.

10
E. KRITERIA DARI BODY IMAGE

Menurut Romansyah & Desi (2012) Body image terdiri dari 3 kriteria yaitu:

a. Body image baik

Orang dengan body image baik selalu memandang positif dirinya, nyaman dengan keadaan

yang ada pada dirinya bagimanapun keadaannya.

b. Body image sedang

body image cukup selalu labil dan merasa ragu dengan bagaimana harus bersikap,

memandang, dan menilai dirinya sendiri, kadang merasa kurang nyaman dengan keadaan dirinya

tapi masih bisa menerima keadaannya dengan baik.

c. Body image buruk

Orang yang memiliki body image buruk selalu tidak percaya diri, merasa minder, mudah

emosi karena tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri sehingga menarik diri.

F. ASPEK – ASPEK BODY IMAGE

Menurut ahli terdapat beberapa aspek dari body image, aspek tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Aspek persepsi terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan secara keseluruhan.

Bentuk tubuh menjadi suatu simbol dari diri seseorang, sebab seseorang kerap dinilai

oleh orang lain dan dinilai oleh dirinya sendiri. Selanjutnya bentuk tubuh serta penampilan

baik dan buruk dapat mendatangkan perasaan senang atau tidak senang terhadap bentuk

tubuhnya sendiri.

11
b. Aspek perbandingan dengan orang lain

Adanya penilaian sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain, sehingga

menimbulkan suatu prasangka bagi dirinya ke orang lain, hal-hal yang menjadi perbandingan

setiap orang ialah ketika harus menilai penampilan dirinya dengan penampilan fisik orang

lain.

c. Aspek sosial budaya (reaksi terhadap orang lain).

Seseorang dapat menilai reaksi terhadap orang lain apabila dinilai orang itu menarik

secara fisik, maka gambaran orang itu akan menuju hal-hal yang baik untuk menilai dirinya.

G. TEORI BODY IMAGE

Walaupun ada beberapa teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskaan masalah citra

tubuh, banyak peneliti yang berpendapat bahwa faktor masyarakat dan budaya memiliki pengaruh

yang kuat dalam membentuk, mengembangkan, dan mempertahankan masalah citra tubuh pada

masyarakat. Teori sosiokultural menyebutkan bahwa masyarakatlah yang menentukan standar

sosial mengenai apa yang cantik dan apa yang menarik (Heinberg, dalam Thompson 1996).

Thompson (1996) juga berpendapat bahwa norma budaya memiliki peranan dalam

mempengaruhi perkembangan tingkah laku dan sikap yang berhubungan dengan citra tubuh.

Teori sosiokultural juga menekankan pentingnya peran media dalam menyampaikan

pesan-pesan yang berkaitan dengan harapan tentang fisik ideal. Media menyediakan informasi

yang sangat banyak tentang cara memperoleh tubuh ideal, contohnya : melalui diet, olahraga dan

pemakaian suplemen. Akibatnya, banyak individu yang keliru karena meyakini bahwa tubuh

ideal yang ditampilkan tersebut mudah diperoleh dan hal itu mempengaruhi sikap mereka

terhadap tubuhnya (Thompson et al, 1999).

12
Dua teori berikut ini merupakan perkembangan dari teori sosiokultural :

Teori self discrepancy, Sejumlah peneliti menggunakan alat ukur yang terdiri dari

perbandingan ukuran tubuh yang dipersepsikan dalam gambar skema dengan ukuran ideal yang

dipilih (Fallon & Rozin, 1985 dalam Thompson 1999). Berdasarkan penelitian ini dan besarnya

tekanan sosial budaya mengenai berat badan dan penampilan tubuh ideal, Thompson (1999)

menyusun hipotesis self-ideal discrepancy untuk menjelaskan perkembangan gangguan citra

tubuh. Teori ini menekankan pada kecenderungan individu untuk membandingkan penampilan

yang mereka persepsikan dengan standar ideal yang mereka imajinasikan atau standar ideal lain.

Teori self discrepancy menghubungkan jarak antara persepsi konsep diri individu dengan standar

pribadi individu tersebut. Kesenjangan diri terfokus pada kecenderungan individu untuk

membandingkan penampilan yang mereka persepsi (aktual) dengan penampilan ideal yang

mereka bayangkan atau orang lain yang ideal (Cash & J.K Thompson, 1999). Berdasarkan teori

ini, individu yang mempersepsi dirinya cocok dengan yang ideal akan memiliki diskrepansi yang

kecil sehingga memiliki citra tubuh yang posittif. Namun pada individu yang merasa dirinya tidak

cocok atau memiliki diskrepansi yang besar dengan gambaran ideal, akan memiliki citra tubuh

yang negative (Henderson-King, 1997;dalam domil, 2003).

Teori social comparisons, teori social comparisons (perbandingan sosial) dari Festinger

(1954) menyatakan bahwa seseorang mengevaluasi kemampuan dan opini dirinya dengan

membandingkannya terhadap orang lain. Menurut Festinger (1954, dalam Thompson 1996)

manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk mendapatkan informasi mengenai dirinya

melalui proses perbandingan social. Proses ini terjadi ketika individu merasakan ketidakpastian

atau ketidakjelasan akan kemampuan atau opininya dan tidak tersedia fakta yang objektif

mengenai hal tersebut. Individu akan membandingkan dirinya dengan individu lain yang serupa

(similar other) yang relevan (Goethals & Darley, 1977;C.T. Miller, 1984; Wheeler, et al., 1982

dalam Milfa Y.,2005)..

13
Teori social comparisons menyebutkan bahwa seseorang membandingkan dirinya sendiri

dengan orang lain dan image lain yang mereka lihat mewakili tujuan yang dapat dicapai. Proses

perbandingan ini terjadi ketika seseorang merasa bahwa image ideal itu adalah similar other

sehingga model dijadikan target social comparisons. Namun ketika ia merasa image ideal adalah

yang tidak realistis dalam hal daya tarik fisik, mungkin ia tidak membandingkannya dirinya

dengan image tersebut karena merupakan dissimilar other.

14
BAB III.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Konsep diri sangat diperlukan untuk dapat

memahami tentang manusia dan perilakunya karena sangat penting bagi kesehatan fisik dan

mental seseorang. Konsep diri yang positif, memungkinkan seseorang untuk menemukan

kebahagiaan dalam hidup, dan juga untuk mengatasi kekecewaan dan perubahan hidup. Salah

satu contoh konsep diri yang umum adalah citra tubuh atau yang dikenal dengan sebutan “Body

Image“D ari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda,

dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi sosial diantara manusia.

Teori-teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan

diarahkanketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin

mencapai tujuan cenderung untuk menetap. Terkadang manusia merasa nyaman

dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyaman dalam perbedaan yang

ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

© Pengertian Body Image dan Body Dissatisfaction dalam Ilmu Psikologi - Universitas Psikologi |
Warning - Copyright! Sumber Tulisan: https://www.universitaspsikologi.com/2019/11/pengertian-body-
image-dan-aspek-body-dissatisfaction.html

http://www.indopositive.org/2020/07/body-image-dalam-psikologi-pengertian.htm

https://psychology.binus.ac.id/2015/09/19/hubungan-antara-body-image-dengan-self-esteem-remaja-
putri-yang-aktif-dalam-perilaku-gymnastic/

16

Anda mungkin juga menyukai