Anda di halaman 1dari 11

NAMA : WINDA NURUSSUROYYA

KELAS : XI IPA 2
NO.ABSEN : 43

TOKOH-TOKOH PELUKIS TERKENAL DI INDONESIA

 RIWAYAT HIDUP
1.Abdullah Suriosubroto (1878-1941)

Abdullah Suriosubroto merupakan tokoh pelukis Indonesia pertama pada abad 20.
Beliau lahir di Semarang pada tahun 1878, sekaligus menjadi anak angkat dari seorang tokoh
gerakan nasional Indonesia yaitu Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Awalnya beliau mengikuti jejak sang ayang angkat dengan masuk ke sekolah kedokteran di
Jakarta, namun setelah lulus beliau meneruskan kuliah di Jakarta dan tiba-tiba masuk ke
sekolah seni rupa.
Ketika pulang ke Indonesia, beliau konsisten pada profesinya sebagai pelukis dan banyak
membuat karya lukis cat minyak sebagai hasil dari memandang alam dengan jarak jauh dan
bersifat romantik.
Berkat hasil karyanya, beliau dimasukan ke dalam aliran “Mooi Indie” atau disebut dengan
Hindia Indah.
Abdullah memilih Bandung untuk menetap karena pada saat itu di sana sangat banyak
pemandangan alam indah yang bisa menginspirasi dirinya.
Namun setelah menetap di Bandung, ia pindah ke Yogyakarta dan meninggal pada tahun
1941.
 REPUTASI DAN KONTRIBUSI

Lukisan yang dibuat untuk


menggambarkan indahnya Indonesia
adalah ombak pantai, suasana
pedesaan, air terjun, pemandangan
gunung api, dan pemandangan area persawahan yang dilukiskan dengan sangat apik pada
permukaan kanvas.
Beberapa karyanya, ia juga menggambarkan pemandangan yang sangat cantik dan kompleks
dengan mengusung tema kesejukan, ketentraman, serta keindahan dalam jangkauan
pemandangan alam yang luas.
Pemandangan Gunung Lukisan Karya Abdullah Suriasubrata 1900-1930 Karya ini dikoleksi
oleh Presiden pertama RI Ir. Dia adalah anak angkat Wahidin Sudirohusodo seorang tokoh
gerakan nasional Indonesia.
Lukisan ini dibuat pada tahun 1851 dengan media cat minyak di atas kanvas dengan ukuran
97 x 74 cm. Abdullah suriosubroto 1878 - 1941 Born in Semarang 1878 Abdullah
Suriosubroto is adopted son of the prominent gentleman behind the National freedom
movement Wahidin Sudirohusodo MD. Karya basuki abdullah bertema pemandangan alam
sangat indah perpaduan dan pencampuran warna berkelas terlihat di dalam nya karya nya
melukiskan keadaan alam masa lalu sehingga bisa kita lihat bagaimana kondisi alam danau
toba ngarai.

 RIWAYAT HIDUP
2.Affandi Koesoema (1907-1990)

Affandi Koesoema merupakan seorang pelukis Indonesia yang paling terkenal di kancah
dunia.Beliau lahir di Cirebon pada tahun 1907 dan meninggal pada tahun 1990.Bapak beliau
yang bernama R. Koesoema merupakan seorang mantri ukur pabrik gula di Ciledug
(Cirebon), Jawa Barat.
Pendidikannya diawali di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Berlanjut di Meer Uitgebreid
Lager Onderwijs (MULO) hingga di Algeme(e)ne Middelbare School (AMS), jenjang
pendidikan yang cukup tinggi pada masa itu.
Meskipun demikian, bakat melukis yang begitu kental telah mengalahkan disiplin ilmu lain
dalam kehidupannya. Pada tahun 1933, yakni ketika berumur 26 tahun, beliau menikah
dengan Maryati.
Pada era 30-an, beliau tergabung dalam kelompok Lima Pelukis Bandung (Lima Bandung)
bersama Hendra Gunawan, Barli, Sudarso dan Wahdi. Lima Bandung dikenal memiliki andil
yang cukup besar dalam Perkembangan Seni Rupa Indonesia.
Diceritakan bahwa beliau pernah mendapatkan beasiswa kuliah melukis di Santiniketan,
India. Menariknya, beliau ditolak oleh pihak sekolah dengan alasan beliau sudah tidak
memerlukan pendidikan melukis lagi. Akhirnya beasiswa tersebut dimanfaatkan untuk
pameran keliling India.

 REPUTASI DAN KONTRIBUSI


Teknik melukis beliau dapat dikatakan aneh karena tidak menggunakan kuas. Awalnya beliau
hanya menumpahkan cat-cat berwarna ke dalam kanvas dengan memberikan kesan yang
berantakan.
Setelah itu, beliau akan menyikat warna-warna dengan jarinya sampai dapat memberikan
hasil yang menawan atau tahap finishing.
Affandi juga memiliki teknik melukis yang berbeda dari seniman lainnya,yaitu tube dan
plotot.

Pelukis : Afandi
Tahun karya: 1971
Judul :'Perahu dan Matahari'
Media : Oil on Canvas
Lukisan “Perahu dan Matahari (Badai pasti
berlalu)” memiliki makna dan falsafah kehidupan yang dalam, ada pembelajaran yang tinggi
dari Lukisan ini.
Makna lukisan mengisahkan perjuangan manusia mengarungi samudera luas untuk mencapai
suatu tempat yang dituju, dan dalam perjalanan tersebut banyak sekali rintangan, mulai dari
ombak badai yang kecil hingga besar, namun setelah ombak dan badai berlalu, secercah
matahari memberikan sinarnya, membawa mereka hingga suatu tempat tujuan yang mereka
inginkan. Dari kisah mereka bisa diambil falsafah kehidupan, dimana mereka berhasil
mengarungi samudera luas, karena memiliki sebuah tujuan pasti dan keinginan yang besar
untuk meraih apa yang mereka inginkan, mereka gigih berusaha dan tidak pernah menyerah,
mereka tidak perduli sebanyak apapun , sebesar apapun badai dan ombak menghadang,
mereka menghadapinya, karena ombak dan badai pasti akan berlalu, berganti dengan
indahnya sinar matahari, menuju tempat impian mereka.
Begitu juga makna dalam kehidupan, manusia seperti mengarungi sebuah samudera
kehidupan, Manusia disimbolkan dengan Perahu, harapan disimbolkan dengan Matahari,
Kehidupan disimbolkan dengan lautan Samudera, rintangan, masalah, ujian dalam kehidupan
disimbolkan dengan ombak dan badai. Setiap manusia memiliki arah tujuan kehidupanya
masing-masing, bahkan memiliki cita-cita atau impianya masing-masing, hanya manusia
yang memiiliki arah tujuan hidup yang pasti, gigih berjuang dan tidak pernah menyerah, yang
akan bisa sampai pada suatu tempat kehidupan yang mereka tuju, sesuai dengan yang mereka
inginkan (sukses), meski badai dan ombak kehidupan datang silih berganti, tidak pernah
menyurutkan niat mereka untuk mundur, lari atau bahkan menyerah. Mereka selalu
mempunyai cercah harapan diatas harapan yang disimbolkan dalam lukisan sebagai Matahari,
mereka mempunyai keyakinan akan apa yang mereka lakukan, bahwa badai dan gelombang
dalam perjalanan kehidupan mereka akan berlalu, mereka akan sampai pada suatu tempat
kehidupan seperti yang mereka inginkan, dan mereka yakin bahwa impian mereka akan
terwujud.
Mereka disebut sebagai pejuang kehidupan, yang menjadi manusia hebat di masa depan, saat
mereka sukses melalui ombak dan badai kehidupan, dan bisa membuktikan bahwa mereka
bisa, mereka akan menjadi simbol manusia sukses untuk manusia yang lain.
Itulah makna falsafah kehidupan yang dalam, yang dilukiskan oleh sang pelukis maestro
legendaris Affandi dalam sebuah karya seni tinggi bergaya abstrak.
Affandi cenderung membutakan diri terhadap teori dan lebih suka bekerja secara nyata
dengan penuh kesungguhan. Semasa hidupnya, Affandi diketahui telah menghasilkan lebih
dari 2.000 karya lukis.
Beliau adalah gambaran kesederhanaan yang mengatakan dirinya tidak punya kepribadian
besar untuk disebut seniman. Dia hanya mengaku sebagai tukang gambar.
Terdapat seribuan lebih lukisan di dalamnya. 300-an di antaranya adalah karya Affandi. Salah
satu lukisan yang sangat terkenal adalah “POTRET DIRI’’ yang dipajang di galeri I adalah
karya restropektif yang punya nilai kesejarahan mulai dari awal kariernya hingga selesai,
sehingga tidak dijual.
Karya inilah yang menggambarkan sosok Affandi Koesoema.

 RIWAYAT HIDUP
3.Agus Djaya (1913-1994
Agus Djaya merupakan seorang pelukis Indonesia yang terlahir dari keluarga bangsawan
Banten, lahir pada tahun 1913.
Berkat kondisi ekonomi keluarganya, beliau dapat melanjutkan pendidikan di Akademi Rijks,
Amsterdan, Belanda.
Selama belajar di Belanda, beliau sempat berkenalan dengan beberapa seniman dunia, seperti
Pablo Picasso dan Salvador Dali.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau kembali ke Indonesia dan mendirikan persatuan
ahli gambar Indonesia yang merupakan organisasi pertama seniman senirupa di Indonesia.
Pada tahun 1976, beliau pernah mengadakan pameran tunggal dengan lebih dari 70
lukisannya di pajang di taman Ismail Marzuki,Balai Budaya, Museum Pusat, Mitra Budaya,
Lembaga Indonesia (LIA), Oet’s fine art gallery, dll. Sedangkan pamerannya di luar negeri
seperti di Stedelijk Museum Amsterdam, Galerie Barbison Paris, Grand Prix des Beaux Art
Monaco, Biennale Sao Paolo Brazil, International Art Gallery Sydney dll.

 REPUTASI DAN KONTRIBUSI

Sosok-sosok penari yang tampil dalam lukisannya merupakan penampilan suasana ritual dari
masyarakat yang maísih sangat dekat dengan alam. warna biru, merah dan nuansa magis,
serta banyak menuangkan objek wayang ke dalam karyanya adalah indom dari Agus Djaya.
Dunia pewayangan rupanya amat menarik hati pelukis kelahiran Pandeglang, Banten ini.
Dalam kanvas-kanvasnya, apabila Agus mengerjakan objek wayang, terasa ada kekayaan.
Lukisan Agus Djaja yang berjudul "Kuda Kepang" (1975), cat air, 50 x 68 cm memiliki
warna meriah dan humor yang membersit di sana-sini, agus juga terampil menangkap segi-
segi lucu kehidupan. Dinyatakan sebagai salah seorang cikal-bakal seni lukis Indonesia, Agus
pendiri dan Ketua Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) organisasi pertama para
seniman seni rupa Indonesia periode 1937-1942.
Cita-cita yang terkandung dalam Persagi sering disebut menyatu dengan cita-cita pergerakan
nasional. Reproduksi lukisannya banyak mengisi buku koleksi lukisan Presiden Soekarno,
yang dicetak di Beijing 1960-an. Ia menerima pendidikan kesenian dari Akademi Seni rupa
Amsterdam, Belanda.

 RIWAYAT HIDUP
4.Barli Sasmitawinata (1921-2007)

Barli Sasmitawinata merupakan seorang pelukis Indonesia yang lahir di Bandung pada tahun
1921.
Beliau mulai menekuni dunia seni lukis semenjak tahun 1935, ketika kakak iparnya yang
seorang pelukis memintanya belajar melukis.
Tidak cukup hanya belajar dengan sang kakak ipar, beliau juga belajar dengan pelukis asal
Italia yaitu Luigi Nobili.
Kemudian beliau berkenalan dengan Affandi dan mendirikan kelompok lima bandung dengan
rekannya yang lain.
Meskipun beliau sudah cukup terkenal, beliau tetap melanjutkan pendidikannya di Academie
de la Grande Chaumiere Paris, Perancis dan Rijksakademie van beeldende kunsten
Amsterdam, Belanda.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau kembali ke Indonesia dan mendirikan Rangga
Gempol di Dago, Bandung.
Atas dedikasinya, Presiden bahkan memberikan penghargaan Satyalancana kepada beliau
pada tahun 2000.
 REPUTASI DAN KONTRIBUSI
Seni realistik

Makna Lukisan Penari Kipas Karya Barli Sasmitawinata Barli sasmitwinata lahir di
bndoeng 18 maret 1921 meninggal di bndung 8 februari 2007 pada umur 85 thun adalah
seorng pelukis realisasi asal indonesia. Merupakan lukisan karya Barli yang terdapat
dalam buku My Life with Barli karya Nakisbandiah dengan editor Ramadhan KH. Pada
tahun 2000 ia menerima penghargaan Satyalancana Kebudayaan dari presiden.
Menurut kritikus seni rupa Jim Supangkat, Barli menduduki posisi dalam seni realistik
sebagai basis perkembangan seni rupa di Indonesia. Barli melukis wajah-wajah rakyat
secara wajar, apa adanya. Itu memberikan citra berbeda di tengah lukisan karya pelukis
Belanda yang menggambarkan wajah pribumi dengan jelek. Itu juga lain dengan lukisan
Basuki Abdullah, yang terlanjur berhadapan dengan lukisan realis yang lebih
mengekspresikan "jiwa kethok", sebagaimana disuarakan pelukis Soedjojono.
"Karyanya mungkin agak kurang populer dibandingkan dengan karya pelukis Affandi
atau Hendra Gunawan. Tetapi, peran Barli dalam dunia seni rupa sangat penting. Dia
berada pada 'titik sambung' antara seni lukis masa kolonial dan seni lukis modern
Indonesia. Kalau mau mencari dasar lukisan realistik, ya ke Barli," katanya.
Enin Supriyanto, pengamat seni rupa yang pernah belajar melukis pada Barli,
mengungkapkan, Barli memahami detail peralatan dan media lukis, seperti pena, tinta, cat
air, crayon, dan cat minyak. Ia pun menguasai ilmu-ilmu melukis akademis, antara lain
anatomi tubuh manusia, warna, garis, komposisi, atau perpektif.
"Soal anatomi tubuh, Barli bahkan hapal sampai istilah Latin-nya," kata Enin.
Kemampuan itu berusaha ditularkan Barli kepada murid-muridnya dengan disiplin dan
sistem. Setiap murid diminta mengenali karakter alat dan belajar bertahap. Bagi Barli,
pelukis harus menguasai ilmu menggambar dengan benar. Sepulang dari Eropa, tahun
1958, Barli mendirikan Sanggar Rangga Gempol di kawasan Dago, Bandung. Barli
sempat mengajar seni lukis di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan ikut merintis
pembentukan jurusan seni rupa di Institut Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung
—sekarang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Saat remaja, sekitar tahun pertengahan tahun 1930-an, Barli bergabung dalam 'Kelompok
Lima' bersama Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, dan Wahdi. Ia punya semangat
nasionalis tinggi.
 RIWAYAT HIDUP
5.Basuki Abdullah (1915-1993)

Basuki Abdullah merupakan seorang pelukis Indonesia yang juga terkenal di dunia sebagai
pelukis potret, lahir di Surakarta pada tahun 1915.
Gaya lukisan beliau beraliran realis dan naturalis, bahkan pernah diangkat menjadi pelukis
resmi Istana Merdeka pada tahun 1974.
Pada tanggal 5 November 1993, Basuki Abdullah ditemukan tewas di kediamannya di
bilangan Cilandak.

 REPUTASI DAN KONTRIBUSI


Basuki Abdullah, Ibu dan Anak, 1992
100 X 75 cm
Oil on Canvas
Lukisan karya Basuki Abdullah ini berjudul
“Ibu dan Anak”. Karya ini di buat pada tahun
1992 dengan ukuran 100x75 cm dengan
menggunakan media cat minyak pada
kanvas. Lukisan yang di buat pada tahun
1992 tersebut menampilkan subject matter
seorang perempuan (ibu) dan anak laki-laki.
Subjek pendukung pada lukisan tersebut berupa background. Unsur warna yang terdapat pada
subjeck matter adalah: warna hitam bergradasi coklat ke putih pada kulit seorang ibu, warna
hitam bergradasi coklat ke abu-abu dan warna merah dari pantulan background pada baju
seorang ibu. Selanjutnya, warna coklat bergradasi putih pada kulit anak laki-laki, warna
coklat bergradasi abu-abu
pada baju anak laki-laki. Pada background,terdapat warna merah, hitam, abu-abu, dan orange.
Dari warna-warna yang terdapat pada subjek-subjek lukisan, warna yang dominan adalah
warna merah.
Karya “Ibu dan Anak” merupkan salah satu karya Basuki Abdullah yang paling spesial
diantara karya-karyanya yang lainnya. Karya yang berjudul “ Ibu dan Anak” ini digambarkan
seorang ibu yang sedang menggendong anaknya yang secara simbolik melambangkan kasih
sayang dan perjuangan seorang ibu terhadap anaknya.

 RIWAYAT HIDUP
6.Delsy Syamsumar

Beliau lahir di Medan pada tahun 1935 dan menjadikan satu-


satunya pelukis Indonesia yang diberikan predikat Litteratures
Contemporaines L’ Azie du Sud Est dan II’exellent dessinateur
oleh lembaga seni dan sejarah perancis.
Karya seni beliau beraliran Neo-klasik yang sudah terlihat semenjak beliau masih berusia 5
tahun dan mulai memperdalam serta mengasah bakatnya setelah bertemu dengan Wakidi,
seorang pelukis pada era orde lama.

Anda mungkin juga menyukai