Istilah ‘organisasi publik’ dan ‘organisasi bisnis’adalah salah satu cara kategorisasi yang
paling luas untuk mengelompokkan organisasi-organisasi yang ada dalam kehidupan nyata.
Ciri-ciri organisasi publik dan bisnis, yang menjelaskan kepada kita mengapa sebuah
organisasi disebut organisasi disebut publik dan mengapa organisasi lain disebut bisnis.
Di antara organisasi-organisasi publik ternyata tidak sama jenisnya. Ada beberapa faktor
yang membedakan antara organisasi publik yang satu dengan lainnya. Perlu dikaji pula apa
konsekuensinya terhadap administrasi. Dengan perkataan lain, di sini kita membahas
perbedaan antara administrasi publik dan administrasi bisnis. Sebagai pelengkap, manajemen
pelayanan publik, sebagai suatu upaya untuk memperbaiki kinerja sektor publik pada
umumnya.
Pengertian Organisasi Publik dan Organisasi Bisnis
Pengertian Organisasi Publik
Istilah publik dan privat berasal dari bahasa latin, dimana publik berarti "of people"(yang
berkenan dengan masyarakat) sementara privat berarti "set apart" (yang terpisah) (Nut dan
Backoff,1992: 25). Ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut adalah pada sasarannya.
Artinya, sasaran organisasi publik adalah ditujukan kepada masyarakat secara umum,
sementara organisasi bisnis atau privat lebih ditujukan pada hal-hal yang 'terpisah' dari
masyarakat secara umum.
Dalam literatur administrasi publik, pengertian organisasi publik bermula dari konsep
'barang publik' (public goods), yaitu adanya produk-produk tertentu berupa barang dan jasa
yang tidak dapat dipenuhi dengan mekanisme pasar yang dilakukan individu-individu
(samuaelson, 1954). Konsep ini menunjukkan adanya produk-produk yang bersifat kolektif dan
harus diupayakan secara kolektif pula. Inilah alasan mengapa organisasi publik harus
diadakan. Beberapa bidang tertentu yang bersifat kolektif di mana organisasi publik
memainkan peranannya, misalanya penegakan hukum, pelayanan kesehatan, pendidikan,
keamanan nasional, dan lain sebagainya.
Secara sederhana, organisasi publik diadakan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat, yaitu pelayanan-pelayanan yang tidak dapat diusahakan sendiri secara terpisah
oleh masing-masing individu. Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa fungsi organisasi
publik adalah mengatur pelayanan yang dibutuhkan oleh masyrakat secara umum.
Pengertian Organisasi bisnis
Istilah privat berasal dari bahasa Latin “set apart” (yang terpisah). Sasaran organisasi bisnis
ditujukan pada hal – hal yang ‘terpisah’ dari masyarakat secara umum. Organisasi privat atau
bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa kepada konsumen,
yang dibedakan dari kemampuanya membayar barang dan jasa tersebut sesuai dengan hukum
pasar. Nutt dan Backof (1992:25).
Salah satu unsur mendasar yang biasanya dianggap paling mudah untuk membedakan
kedua tipe organisasi ini adalah "laba" dan "keuntungan". Organisasi bisnis dibuat pertama-
tama untuk menghasilkan keuntungan, sementara organisasi publik menganut tujuan yang
lebih luas.
Organisasi publik pada dasarnya adalah tipe organisasi yang bertujuan menghasilkan
pelayanan kepada masyarakat, tanpa membedakan status dan kedudukannya.sementara
organisasi bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa kepada
konsumen, yang dibedakan dari kemampuannya membayar (ability of pay) barang dan jasa
tersebut sesuai dengan hukum pasar.
Organisasi publik dan organisasi bisnis dapat dibedakan melalui beberapa faktor, yaitu:
tujuan(anatara laba dan non laba); (2) produk yang dihasilkan (antara proses
demokratis/birokratis dan proses strategi bisnis). Dan (4) ukuran kinerja (antara social welfaer
dan efisiensi).
Perbedaan Lingkungan Organisasi Publik dan Bisnis
Jika dilihat secara makro, organisasi publik pada umumnya memiliki karakteristik
lingkungan yang lebih rumit dibandingkan organisasi bisnis. Golemiewski(1990: 127)
mengatakan bahwa lingkungan organisasi publik dicirikan sebagai “a complex and
contradictory body of analysis”. Artinya kompleksitas dan kontradiksi pada lingkungan
organisasi publik pada umumnya lebih tinggi dari pada organisasi bisnis, fynn (1988: 29)
menjelaskan bahwa di lingkungan organisasi publik terdapat kelompok-kelompok stakeholder
yang lebih luas dan beragam dari pada organisasi bisnis.
Perusahaan bisnis hanya memperhitungkan konsumen (yang ada maupun konsumen
potensial) dan para pesaing. Sementara itu, organisasi publik harus memperhitungkan berbagai
komponen yang lebih luas. Pihak-pihak yang terlibat atau merasa memiliki kepentingan
terhadap organisasi publik ( atau yang sering disebut dengan stakeholder) adalah sangat
bervariasi, meliputi antra lain para politsi, pembayar pajak, pemilih, kelompok kepentingan,
dan sebagainya. Adanya beragam kepentingan ini, memengaruhi organisasi publik dalam hal
jenis aktivitas (apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh suatu organisasi publik, strategi
pendanaan (dari mana dan dengan cara apa memperoleh pendanaan), dan proses implementasi
atau pelaksanaan kegiatan (bagaimana cara melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan dalam
organisasi publik.
Perbedaan utama antara lingkungan organisasi publik dan organisasi bisnis adalah
lingkungan otoritas (authorizing environment). Artinya, untuk melakukan sesuatu, organisasi
publik terlebih dulu harus mendapat izin atau legalitas. Sumber pendanaan (money) dan
wewenang (legal authority) yang diperoleh melalui lingkungan otorisasi tersebut. Organisasi
bisnis sebenarnya memiliki lingkungan otorisasi, misalnya dewan komisaris atau rapat umum
pemegang saham yang menentukan pendanaan dan batas-batas wewenang bagi manajemen
perusahaan. Akan tetapi, tentu saja ‘lingkungan otorisasi’ pada organisasi bisnis tidak
sekompleks organisasi publik, dan biasanya dapat ditentukan secara pasti. Sementara itu, dari
lingkungan otoritasnya, organisasi publik setiap waktu berada dalam pengawasan. Selain itu,
tuntutan stakeholder yang beragam kepentingannya dan cenderung berubah-ubah setiap waktu
juga harus selalu diakomodasi, sebagaimana diutarakan Golemiewski dan Fynn.
Ciri-ciri Organisasi Publik dan Privat (Bisnis)
Jika diperinci lebih jauh, perbedaan ciri-ciri organisasi public dan organisasi bisnis
sebenarnya cukup banyak. Steward (1985), menyebutkan beberapa karakteristik organisasi
public yang membedakan dari organisasi bisnis yaitu :
1. Target atau sasaran yang tidak bisa terdefinisi secara jelas (multiple, sometimes, conflicting
service objective).
2. Hamparan-hamparan yang beragam dan acapkali bersifat atau politis (multiple, sometimes
artificially raised expectation).
3. Tuntunan berbagai pihak yang berbeda (many stakekehoders, often with higt potential
power)
4. Sumber anggaran yang berbeda-beda (variable resources from funding bodies)
5. Ada pengaruh dan perubahan politik (changes in rulling local perties)
6. Tuntunan dan arahan yang harus dipatuhi dari pusat (government directives)
7. Batasan-batasan yang ditetapkan oleh undang-undang (statutory reqlrements).
8. Larangan / pembatasan untuk melakukan usaha yang menghasilkan laba (restrictions on
raising revenue or capital).
9. Larangan atau pembatasan penggunaan anggaran di luar tujuan yang secara formal telah
ditetapkan (restriction on spending revenue or capital).
10. Tingkat sensitifitas terhadap tekanan kelompok masyarakat (sensitivitas to community
pressure).
Ada pula beberapa pedapat mengenai perbedaan organisasi publik dan privat. Ini
mengambarkan suatu alasan mengapa organisasi publik tidak dapat dengan mudah mengubah
orentasi atau aktivitas kegiatannya sebagaimana perusaahan swasta.
1. Organisasi publik tugas-tugasnya lebih kompleks dan ambigu.
2. Organisasi publik lebih banyak menghadapi masalah dalam implenmentasi keputusan.
3. Organisasi publik mempekerjakan lebih banayak pegawai dengan motivasi beragam.
4. Organisasi publik lebih memperhatikan bagaimana mengamankan peluang/kapasitas yang
ada.
5. Organisasi publik lebih banyak kegiatan segnifikasi simbolis lebih besar.
6. Organisasi public lebih memperhatikan usaha kompensasi kegagalan pasar.
7. Organisasi publik lebih fokus menjawab ketidakadilan.
8. Organisasi publik memegang standar lebih ketat dalam komitmen dan legalitas.
9. Organisasi publik harus menjaga dukungan minimal masyarakat dalam tingkat yang lebih
tinggi dari pada sector privat.
10. Organisasi publik bereporasi unruk kepentingan publik.
Terkait dengan itu, paradigma lain dimunculkan yaitu New Publik Service (NPS).Mereka
mencoba menawari cara yang berbeda dalam membenahi birokrasi pemerintahan. Jika NPM
mengedepankan ide-ide manajerial yang lazim berlaku pada sector-sektor bisnis untuk
diterapkan pada sector public (seperti misalnya efisiensi,focus konsumen,dan transformasi
kearah perampingan struktur organisasi), maka kelompok NPS menggagas suatu pelayanan
public yang tetap mengedepankan posisi masyarakat sebagai warga Negara (citizen) yang ikut
memiliki pelayanan public itu sendiri,bukan sebagai konsumen yang secara pasif menerima
pelayanan (Denhart dan Denhart,2003). Pada dasarnya OPA adalah pendekatan yang sangat
murni,hanya mengacu pada standar-standar administrasi public yang secara tradisional telah
dikembangkan sejak abad pertengahan.Sementar itu NPM mencoba memasukan standar-
standar administrasi bisnis ketubuh organisasi public,dengan harapan akan menghasilkan
kinerja yang sama baiknya dengan organisasi bisnis.Pendekatan NPS semacam memberi jalan
tengah yaitu tidak mengesampingkan ciri khas organisasi public sembari berusaha
memperbaiki kinerja admnistrasi public secara pragmatis.Berikut perbandingan antara
OPA,NPM,NPS.
Organisasi publik biasanya memiliki tujuan akhir yang lebih luas daripada organisasi
bisnis. Sebuah perusahaan negara harus melakukan kalkulasi-kalkulasi ekonomis sebagaimana
perusahaan swasta tetapi di beban pula oleh pemerintah untuk mencapai suatu sasaran lebih
luas, yang biasanya meliputi kombinasi antara aspek-aspek ekonomi dan sosial.
Sebenarnya tidak ada dikotomi antara organisasi pubik dan bisnis, atau antara administrasi
publik dan bisnis. Akan tetapi, terlepas dari perdebatan tersebut, masalah yang lebih umum
ditemukan adalah lemahnya manajemen dalam pelayanan publik. Disini harus diakui bahwa
organisasi pubik sering kali tidak efisien dan tidak efektif dalam proses penyedia layanannya,
dibandingkan swasta. Lovell menjelaskan bahwa birokrasi pemerintah hingga saat ini
umumnya masih didominasi oleh dorongan dari stimulus eksternal, serta lebih menekankan
prosedur dan aturan. Artinya, kelemahan-kelamahan administrasi administrasi publik selama
ini dibanding administrasi bisnis adalah dikarenakan sifatnya yang reaktif.
Kesimpulan
Organisasi publik dibedakan dengan organisasi bisnis, yaitu dari aspek: (1) tujuan (antara
laba dan non-laba); (2) produk yang dihasilkan (antara public goods dan privat goods); (3) cara
pengambilan keputusan (antara proses demokratis birokratis dan proses strategi bisnis), dan (4)
ukuran kinerja (antara social welfare dan efisiensi). Kendati demikian, dewasa ini perbedaan
antara organisasi publik dan organisasi bisnis cenderung makin kabur, khususnya setelah
munculnya berbagai gagasan baru untuk mengadopsi cara kerja organisasi bisnis pada
organisasi publik. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja organisasi publik yang
dipandang tidak efisien, lambat, birokratis, dan tidak berorientasi pada pengguna.
Kinerja organisasi publik dipeIopori oleh paradigma New Public Management (NPM)
yang secara bersemangat ingin merombak badan-badan pemerintah menjadi seperti perusahaan
swasta. Kendati hasi-hasil nyata dari pemikiran NPM telah terlihat dari berbagai kasus, kritik
terhadap pendekatan ini cukup tajam. Sejumlah ahli berpendapat bahwa organisasi publik
memiliki ciri-ciri dan tugas-tugas yang pada organisasi bisnis, sehingga tidak mungkin untuk
mencangkokkan ide-ide bisnis ke dalam tubuh pemerintahan tanpa melakukan penyeleksian
terlebih dahulu. Kritik ini menghasilkan pendangan baru, yaitu NPS, yang terutama
menekankan pada jenis-jenis layanan publik yang sensitif seperti pendidikan, kesehatan,
transportasi publik, dan lain-lain Badan-badan pemerintah memiliki peran dan tugas yang
berbeda, sehingga cara pandang dalam memperbaiki kinerjanya pun mungkin tidak bisa
disamakan dengan organisasi bisnis.