Anda di halaman 1dari 12

BAB III

ORGANISASI PUBLIK DAN ORGANISASI BISNIS

Istilah ‘organisasi publik’ dan ‘organisasi bisnis’adalah salah satu cara kategorisasi yang
paling luas untuk mengelompokkan organisasi-organisasi yang ada dalam kehidupan nyata.
Ciri-ciri organisasi publik dan bisnis, yang menjelaskan kepada kita mengapa sebuah
organisasi disebut organisasi disebut publik dan mengapa organisasi lain disebut bisnis.
Di antara organisasi-organisasi publik ternyata tidak sama jenisnya. Ada beberapa faktor
yang membedakan antara organisasi publik yang satu dengan lainnya. Perlu dikaji pula apa
konsekuensinya terhadap administrasi. Dengan perkataan lain, di sini kita membahas
perbedaan antara administrasi publik dan administrasi bisnis. Sebagai pelengkap, manajemen
pelayanan publik, sebagai suatu upaya untuk memperbaiki kinerja sektor publik pada
umumnya.
Pengertian Organisasi Publik dan Organisasi Bisnis
Pengertian Organisasi Publik
Istilah publik dan privat berasal dari bahasa latin, dimana publik berarti "of people"(yang
berkenan dengan masyarakat) sementara privat berarti "set apart" (yang terpisah) (Nut dan
Backoff,1992: 25). Ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut adalah pada sasarannya.
Artinya, sasaran organisasi publik adalah ditujukan kepada masyarakat secara umum,
sementara organisasi bisnis atau privat lebih ditujukan pada hal-hal yang 'terpisah' dari
masyarakat secara umum.
Dalam literatur administrasi publik, pengertian organisasi publik bermula dari konsep
'barang publik' (public goods), yaitu adanya produk-produk tertentu berupa barang dan jasa
yang tidak dapat dipenuhi dengan mekanisme pasar yang dilakukan individu-individu
(samuaelson, 1954). Konsep ini menunjukkan adanya produk-produk yang bersifat kolektif dan
harus diupayakan secara kolektif pula. Inilah alasan mengapa organisasi publik harus
diadakan. Beberapa bidang tertentu yang bersifat kolektif di mana organisasi publik
memainkan peranannya, misalanya penegakan hukum, pelayanan kesehatan, pendidikan,
keamanan nasional, dan lain sebagainya.
Secara sederhana, organisasi publik diadakan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat, yaitu pelayanan-pelayanan yang tidak dapat diusahakan sendiri secara terpisah
oleh masing-masing individu. Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa fungsi organisasi
publik adalah mengatur pelayanan yang dibutuhkan oleh masyrakat secara umum.
Pengertian Organisasi bisnis
Istilah privat berasal dari bahasa Latin “set apart” (yang terpisah). Sasaran organisasi bisnis
ditujukan pada hal – hal yang ‘terpisah’ dari masyarakat secara umum. Organisasi privat atau
bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa kepada konsumen,
yang dibedakan dari kemampuanya membayar barang dan jasa tersebut sesuai dengan hukum
pasar. Nutt dan Backof (1992:25).
Salah satu unsur mendasar yang biasanya dianggap paling mudah untuk membedakan
kedua tipe organisasi ini adalah "laba" dan "keuntungan". Organisasi bisnis dibuat pertama-
tama untuk menghasilkan keuntungan, sementara organisasi publik menganut tujuan yang
lebih luas.
Organisasi publik pada dasarnya adalah tipe organisasi yang bertujuan menghasilkan
pelayanan kepada masyarakat, tanpa membedakan status dan kedudukannya.sementara
organisasi bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa kepada
konsumen, yang dibedakan dari kemampuannya membayar (ability of pay) barang dan jasa
tersebut sesuai dengan hukum pasar.
Organisasi publik dan organisasi bisnis dapat dibedakan melalui beberapa faktor, yaitu:
tujuan(anatara laba dan non laba); (2) produk yang dihasilkan (antara proses
demokratis/birokratis dan proses strategi bisnis). Dan (4) ukuran kinerja (antara social welfaer
dan efisiensi).
Perbedaan Lingkungan Organisasi Publik dan Bisnis
Jika dilihat secara makro, organisasi publik pada umumnya memiliki karakteristik
lingkungan yang lebih rumit dibandingkan organisasi bisnis. Golemiewski(1990: 127)
mengatakan bahwa lingkungan organisasi publik dicirikan sebagai “a complex and
contradictory body of analysis”. Artinya kompleksitas dan kontradiksi pada lingkungan
organisasi publik pada umumnya lebih tinggi dari pada organisasi bisnis, fynn (1988: 29)
menjelaskan bahwa di lingkungan organisasi publik terdapat kelompok-kelompok stakeholder
yang lebih luas dan beragam dari pada organisasi bisnis.
Perusahaan bisnis hanya memperhitungkan konsumen (yang ada maupun konsumen
potensial) dan para pesaing. Sementara itu, organisasi publik harus memperhitungkan berbagai
komponen yang lebih luas. Pihak-pihak yang terlibat atau merasa memiliki kepentingan
terhadap organisasi publik ( atau yang sering disebut dengan stakeholder) adalah sangat
bervariasi, meliputi antra lain para politsi, pembayar pajak, pemilih, kelompok kepentingan,
dan sebagainya. Adanya beragam kepentingan ini, memengaruhi organisasi publik dalam hal
jenis aktivitas (apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh suatu organisasi publik, strategi
pendanaan (dari mana dan dengan cara apa memperoleh pendanaan), dan proses implementasi
atau pelaksanaan kegiatan (bagaimana cara melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan dalam
organisasi publik.
Perbedaan utama antara lingkungan organisasi publik dan organisasi bisnis adalah
lingkungan otoritas (authorizing environment). Artinya, untuk melakukan sesuatu, organisasi
publik terlebih dulu harus mendapat izin atau legalitas. Sumber pendanaan (money) dan
wewenang (legal authority) yang diperoleh melalui lingkungan otorisasi tersebut. Organisasi
bisnis sebenarnya memiliki lingkungan otorisasi, misalnya dewan komisaris atau rapat umum
pemegang saham yang menentukan pendanaan dan batas-batas wewenang bagi manajemen
perusahaan. Akan tetapi, tentu saja ‘lingkungan otorisasi’ pada organisasi bisnis tidak
sekompleks organisasi publik, dan biasanya dapat ditentukan secara pasti. Sementara itu, dari
lingkungan otoritasnya, organisasi publik setiap waktu berada dalam pengawasan. Selain itu,
tuntutan stakeholder yang beragam kepentingannya dan cenderung berubah-ubah setiap waktu
juga harus selalu diakomodasi, sebagaimana diutarakan Golemiewski dan Fynn.
Ciri-ciri Organisasi Publik dan Privat (Bisnis)
Jika diperinci lebih jauh, perbedaan ciri-ciri organisasi public dan organisasi bisnis
sebenarnya cukup banyak. Steward (1985), menyebutkan beberapa karakteristik organisasi
public yang membedakan dari organisasi bisnis yaitu :
1. Target atau sasaran yang tidak bisa terdefinisi secara jelas (multiple, sometimes, conflicting
service objective).
2. Hamparan-hamparan yang beragam dan acapkali bersifat atau politis (multiple, sometimes
artificially raised expectation).
3. Tuntunan berbagai pihak yang berbeda (many stakekehoders, often with higt potential
power)
4. Sumber anggaran yang berbeda-beda (variable resources from funding bodies)
5. Ada pengaruh dan perubahan politik (changes in rulling local perties)
6. Tuntunan dan arahan yang harus dipatuhi dari pusat (government directives)
7. Batasan-batasan yang ditetapkan oleh undang-undang (statutory reqlrements).
8. Larangan / pembatasan untuk melakukan usaha yang menghasilkan laba (restrictions on
raising revenue or capital).
9. Larangan atau pembatasan penggunaan anggaran di luar tujuan yang secara formal telah
ditetapkan (restriction on spending revenue or capital).
10. Tingkat sensitifitas terhadap tekanan kelompok masyarakat (sensitivitas to community
pressure).
Ada pula beberapa pedapat mengenai perbedaan organisasi publik dan privat. Ini
mengambarkan suatu alasan mengapa organisasi publik tidak dapat dengan mudah mengubah
orentasi atau aktivitas kegiatannya sebagaimana perusaahan swasta.
1. Organisasi publik tugas-tugasnya lebih kompleks dan ambigu.
2. Organisasi publik lebih banyak menghadapi masalah dalam implenmentasi keputusan.
3. Organisasi publik mempekerjakan lebih banayak pegawai dengan motivasi beragam.
4. Organisasi publik lebih memperhatikan bagaimana mengamankan peluang/kapasitas yang
ada.
5. Organisasi publik lebih banyak kegiatan segnifikasi simbolis lebih besar.
6. Organisasi public lebih memperhatikan usaha kompensasi kegagalan pasar.
7. Organisasi publik lebih fokus menjawab ketidakadilan.
8. Organisasi publik memegang standar lebih ketat dalam komitmen dan legalitas.
9. Organisasi publik harus menjaga dukungan minimal masyarakat dalam tingkat yang lebih
tinggi dari pada sector privat.
10. Organisasi publik bereporasi unruk kepentingan publik.

Tipe-tipe Organisasi Publik


Kita perlu memahami perbedaan ini agar tidak menyamaratkan diantara organisasi publik
itu sendiri. Salah satu pendapat adalah Sorensen (dalam Elliasen dan Kooiman, 1993: 225-6 ),
yang membagi organisasi publik dalam empat kategori. Masing-masing kategori dibedakan
berdasarkan dua hal : (1) tingkat kejelasan ( clarity) dan keterukunan sasaran-sasran yang ingin
dicapai dan (2) sejauh mana hubungan sebab-akibat dalam proses presasional dapat diketahai.
Melalai dua kriteria ini, kita memperoleh empat kategori organisasi public.
1. Organisasi publik tipe A adalah organisasi-organisasi publik yang memiliki berbagai tujuan
yang terdefinisi secara jelas serta hubungan sebab-akibat yang diketahui dengan pasti dalam
memproduksi public goods yang ditugaskan kepadanya. Tipe ini ditemukan perusahaan-
perusahaan milik negara.
2. Organisasi publik tipe B adalah organisasi-organisasi publik dimana tujuan-tujuan yang
harus dicapai cukup jelas, tetapi hubunan sebab akibat dalam proses operasionalnya tidak
diketahui secara pasti. Contohnya adalah organisasi-organisasi publik yang mengenai
masalah pendidkan.
3. Organisasi publik kategori C adalah organisasi-organisasi public dimana tujuan-tujuan
organisasi tidak secara jelas bisa didenfinisikan (biasanya karena banyak masalah
stakeholders yang telibat ), tetapi hubungan sebab-akibat dalam kegiatan operasinal
organisasi dapat ditentukan secara pasti. Contohnya disini barangkali rumah sakit milik
pemerintah, jawatan, bea, dan cukai, perpajakan, dan lain sebagainya.
4. Organisasi publik kategori D adalah organisasi-organisasi publik dimana baik tujuan-tujuan
organisasi maupun hubungan sebab-akiba operasinalnya tidak dapat ditentukan secara jelas.
Cara lain untuk mengklasifikasi organisasi publik oleh Adrian Webb (dalam Dunsire,
1973: 222). Ia membagi organisasi publik berdasarkan tingkat interaksi organisasi dan
pengguna (klien). Selain itu, Webb juga membagi organisasi public berdasarkan sifat layanan
yang disediakan, yaitu :
1. Pelayanan Regulatif, bertujuan mengendalikan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat,
baik langsung maupun tidak langsung.
2. Pelayanan Adaptif, adalah pelayanan yang bertujuan menganani permasalahan-
permasalahan sosial dalam masyarakat, seperti kenakalan remaja, pengangguran, orang
lanjut usia dan lain-lain.
3. Pelayanan Biasa, adalah pelayanan yanh di butuhkan oleh masyarakat dan biasanya bernilai
ekonomis sehingga di kenakan tarif tertentu untuk memperolehnya.
Baik klasifikasi Sorensen maupum Webb menunjukkan kepada kita bahwa apa yang
disebut dengan ‘organisasi publik’ itu sendiri adalam praktiknya memang tidak selalu sama
antara satu dengan lainnya.Topic lain yang agak berkaitan disini adalah mengenai peran
negara. Ada keinginan besar untuk mengurangi peran negara seluas-luasnya dan membari
peran yang lebih besar kepada masyrakat untuk mengatur dirinya sendiri. Pandangan ini
dikenal dengan tesis ‘hollowing out’ of the state, atau pengosongan dan berkurangnya peran
negara.
Konsenkuensi dari gagasan‘Hollowing out’ of the state adalah peran organisasi makin
disempitkan. Penyediaan barang-barang publik yang sebelumnya menjadi monopoli organisasi
publik makin banyak diserahkan kepada badan-badan swasta. Tentu saja, tidak semua pihak
sepakat dengan proses pengosongan peran negara ini. Menurut Ralf Dahrendorf dalam The
Modern social Conflict yang dikutip Dale, pelayanan publik terbagi atas dua jenis :
a) Produk dan jasa yang disediakan oleh konsumen, kendati tidak semua orang menikmatinya
karena disediakan berdasarkan kemampuanya (ability to pay).
b) Produk dan jasa yang wajib (entitlement-based) sebagai hak warga tanpa membedakan
agama, kelas, atau gender yang harus tersedia dengan distribusi seluas mungkin.
Hubungan Administrasi Publik dan Bisnis
Keterkaitan antara administrasi publik dan administrasi bisnis terutama dapat dijelaskan
dari adanya kritik yang tajam terhadap kinerja sektor publik.Kritik terhadap kinerja organisasi
publik yang lamban,tidak responsive,dan tidak efisien itu barangkali bukan sesuatu yang baru.
Konsep birokrasi pertamakali dicetuskan,juga terdapat kecenderungan sinisme atau sikap
antipas ketika seseorang mendengar kata Birokrasi.Sorensen (1993:231-40) sebab-sebab
inefisiensi organisasi publik adalah sebagaimana terkandung dalam enam penjelasan berikut:
1. Tidak ada kompetisi produsen:pelayanan yang diberikan oleh lembaga-lembaga pemerintah
umumnya adalah bersifat monopoli:Sebagai contoh tidak ada organisasi swasta yang
diperbolehkan mengeluarkan surat izin mendirikan bangunan (IMB),sertifikat tanah,dan
lain sebagainya yang dikeluarkan pemerintah.
2. Kontrol anggaran yang kurang ketat: Badan-badan pemerintah umumnya tidak memiliki
system anggaran dengan batas-batas yang tegas sebagaimana perusahaan swasta sehingga
aktivitas-aktivitas yang dilakukan seringkali menjadi tidak efisien.
3. Ukuran-ukuran kinerja yan tidak jelas: Tidak lebih dari 20% badan pemerintah yang
menerapkan perhitungan unit-cost atau estimasi yang bersifat kuantitatif dalam pengukuran
kinerjanya ,sisanya menggunakan pendekatan kualitatif dan deskripsi verbal.
4. Sistem insentif yang lemah: dalam birokrasi pemerintah umumnya hubungan antara ukuran
kinerja dan insentif yang diterima tidak dikaitkan secara jelas,sehingga dorongan untuk
memperbaiki kinerja pada manajer-manajer organisasi public lebih rendah daripada didalam
organisasi privat.
5. Tidak ada batasan jumlah pegawai administrative :gejala pembengkakan administrasi (over
administrasion) merupakan hal yang umum dan bersifat universal pada setiap birokrasi.hal
ini terjadi karna kalangan birokrat umunya cenderung penambah lapisan hierarkiorganisasi
sehingga terus membesar dan menimbulkan biaya yang semakin meningkat.
6. Kekurangan pemimpin yang dinamis : amat jarang ditemukan pada badan-badan pemerintah
kepemimpinan yang menganut nilai-nilai non-authoritarian atau nilai-nilai demokratis, serta
mengedepankan desentralisasi, team work, pembelajaran invidual maupun organisasional,
dan perbaikan kualitas produk pelayan secara terus-menerus.
Dari pernyataan diatas administrasi publik terlihat kurang efektif dan efisien adalah dalam
perbandingannya secara relative dengan kinerja administrasi bisnis.
Pergeseran Paradigma Organisasi Publik
Saat ini setidaknya ada dua paradigma yang bersaing untuk menggantikan organisasi
publik yang lama,atau sering juga disebut Old public administration(OPA).Pertama adalah
model organisasi public yang disebut New Public Management(NPM),yaitu kelompok
pemikiran yang menitikberatkan pada perbaikan manajerial dalam tubuh pemerintahan dengan
meminjam gagasan-gagasan dari sector privat yang dipandang lebih unggul dalam meciptakan
pelayanan berbasis konsumen (costumer oriented).Kedua adalah paradigma organisasi publik
yang disebut New Public Service(NPS) yang mencoba menahan laju penyusupan gagasan-
gagasan manajerial kedalam tubuh organisasi publik,yang menurut mereka sering kali
dilakukan secara berlebihan.
Asumsi dasar pendekatan NPM adalah memandang anggota masyarakat seperti layaknya
konsumen bagi perusahaan swasta. Artinya disini adalah masalah kualitas pelayanan yang
terukur, terutama dari segi efisiensi,kecepatan pelayanan,keandalan produk,dan konsistensi
dalam menjaga mutu.Bagi NPM pelayanan public tidak perlu dibedakan dari bagaimana
sebuah perusahaan milik swasta bekerja,dengan ungkapan “run government likea
business”(Denhart dan Denhart,2003:15). Organisasi publik perlu dan harus bisa mencapai
efektivitas dan efisiensi sebagaimana dilakukan swasta.
Tabel 2.4 Organisasi Publik Berjiwa Swasta
NO. PRINSIP PRAKTIK
1. Catalytic Government: Kemampuan birokrasi untuk
Sikap proaktif (steering melakukan jemput bola,tidak sekedar
and rowing) menunggu,selalu berada didepan dalam
memprakarsai pelayanan berbagai
kebutuhan masyarakat.
2. Community-owned Birokrasi tidak sekedar
government : melayani,melainkan juga
memberdayakan memberdayakan,sehingga masyarakat
(emprowering than serving) merasa ikut memiliki badan-badan
pemerintah.
3. Competitive Mampu memberikan pelayanan yang
government: mampu tidak kalah dengan pelayanan yang bisa
bersaing dalam pelayanan
disediakan oleh pasar atau institusi-
institusi lain diluar pemerintah.
4. Mission-driven Tidak menjadi organisasi yang tidak
government sekedar mengikuti peraturan (rule driven
Berpatokan pada misi organization)
5. Result-oriented Mengarahkan pembiayaan
government berdasarkan hasil yang hendak
Orientasi pada hasil dicapai,bukan berdasarkan input-input
sumber daya yang tersedia.
6. Costumer-driven Tidak lagi menuntut untuk dilayani
government: masyarakat sebagaimana terjadi selama
Mengedepankan ini,melainkan berusaha melayani sebaik-
pelayanan baiknya kebutuhan masyarakat(meeting
needs of the customer).
7. Enterprising Lebih berorientasi pada bagaiman cara
government menghasilkan alih-alih menghabiskan
Prinsip-prinsip anggaran(earning rather than spending).
ekonomis
8. Anticipatory Mengutamakan pencegahan sebelum
government pemasalahan-permasalahan yang terjadi
Sika antisipatif dimasyarakat berkembang jadi lebih parah.
9. Decentralized Pemerintahan yang bersifat hierarkis
government kepada pemerintahan partisipatif dan
Desentralisasi organisasi bersifat teamwork
10. Market-oriented Menggerakan perubahan tidak melalui
government mobilisasi,melainkan dengan
Berorientasi pasar mengedepankan mekanisme pasar.

Terkait dengan itu, paradigma lain dimunculkan yaitu New Publik Service (NPS).Mereka
mencoba menawari cara yang berbeda dalam membenahi birokrasi pemerintahan. Jika NPM
mengedepankan ide-ide manajerial yang lazim berlaku pada sector-sektor bisnis untuk
diterapkan pada sector public (seperti misalnya efisiensi,focus konsumen,dan transformasi
kearah perampingan struktur organisasi), maka kelompok NPS menggagas suatu pelayanan
public yang tetap mengedepankan posisi masyarakat sebagai warga Negara (citizen) yang ikut
memiliki pelayanan public itu sendiri,bukan sebagai konsumen yang secara pasif menerima
pelayanan (Denhart dan Denhart,2003). Pada dasarnya OPA adalah pendekatan yang sangat
murni,hanya mengacu pada standar-standar administrasi public yang secara tradisional telah
dikembangkan sejak abad pertengahan.Sementar itu NPM mencoba memasukan standar-
standar administrasi bisnis ketubuh organisasi public,dengan harapan akan menghasilkan
kinerja yang sama baiknya dengan organisasi bisnis.Pendekatan NPS semacam memberi jalan
tengah yaitu tidak mengesampingkan ciri khas organisasi public sembari berusaha
memperbaiki kinerja admnistrasi public secara pragmatis.Berikut perbandingan antara
OPA,NPM,NPS.

Tabel 2.5 Tiga Perspektif Administrasi Publik


ELEMEN OLD PUBLIC NEW PUBLIC NEWPUBLIC
ADMINISTRAT MANAGEME SERVICE
ION NT
Dasar Teori politik Teori ekonomi Teori demokrasi,
epistemologi beragam pendekatan
Konsep Sesuatu yang Kepentingan Kepentingan public
public interest diterjemahkan public mewakili merupakan hasil dialog
secara politis dan agregasi kepentingan nilai-nilai
tercantum dalam individu
aturan
Siapa Clients and Pelanggan Warga Negara
yang dilayani constituents (customers) (citizen)
Peran Mengayuh(mende Mengarahkan Melayani (melakukan
pemerintah sain melaksanakan (bertindak sebagai negosiasi,melakukan
kebijakan yang katalis perantara beragam
terpusat pada tujuan untukmengembangk kepentingan
tunggal dan an kekuatan pasar) dimasyarakat,dan
ditentukan secara membentuk nilai bersama)
politik)
Rasionalit Rasionalitas Rasionalitas Rasionalitas strategis
as dan model sinoptis,manusia teknis dan atau formal uji
administratif ekonomis,”economic rasionalitas
prilaku man”pengambilan berganda(politis,ekonomis
manusia keputusan yang self- dan organisasional)
interested.
Akuntabili Menurut hierarki Kehendak pasar Banyak
tas administratif yang merupakan dimesi;akuntabilitas pada
hasil keinginan nilai,hokum,komunitas,no
customer. rma
politik,profesionalisme,ke
pentingan citizen.
Diskresi Diskresi terbatas Berjangkauan Diskresi diperlukan
Administr pada petugas luas untuk mencapai tetapi bertanggung jawab
ative administratif sasaran dan bila perlu terpaksa
entrepreneurial
Struktur Organisasi Organisasi Struktur kolaboratif
organisasi birokratis,kewenangan public antara kepemimpinan
top-down terdesentralisasi eksternal dan internal
Mekanism Melalui program Melalui Membangun koalisi
e pencapaian yang diarahkan oleh pembentukan antara agensi public,non-
sasaran agen pemerintah yang mekanisme profit dan swasta.
kebijakan ada danstruktur intensif
Dasar Gaji dan Semangat Pelayanan,kepada
motivasi tunjangan wirausaha,keinginan masyarakat,keinginan
perangkat dan disertaiperlindungan ideologis untuk untuk memberikan
administrator bagi pegawai negri mengurangi ukuran kontribusi bagi
pemerintah masyarakat

Manajemen Pelayanan Publik


Menurut Parsons (1995) Kriteria atau ukuran bagi organisasi publik dalam setiap
kegiatannya adalah kesejahteraan social ( SosiaWalfare). Artinya,dengan segenap sumber daya
yang ada padanya, pengelola organisasi bisnis dituntut untuk menghasilkan keuntungan
sebanyak banyaknya, sementara pengelola organisasi publik dituntut menyediakan sebaik-
baiknya pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Atau, seperti dikatakan Anthony dan
Herzlinger (1980) garis dermakisnya adalah bahwa organisasi pubik bertujuan menghasilkan
best possible servics with availabe resources, sehingga kinerjanya selayaknya diukur dengan
kemampuan dalam memproduksi dan menyediakan (delivery) pelayanan yang ditugaskan
kepadanya

Organisasi publik biasanya memiliki tujuan akhir yang lebih luas daripada organisasi
bisnis. Sebuah perusahaan negara harus melakukan kalkulasi-kalkulasi ekonomis sebagaimana
perusahaan swasta tetapi di beban pula oleh pemerintah untuk mencapai suatu sasaran lebih
luas, yang biasanya meliputi kombinasi antara aspek-aspek ekonomi dan sosial.

Sebenarnya tidak ada dikotomi antara organisasi pubik dan bisnis, atau antara administrasi
publik dan bisnis. Akan tetapi, terlepas dari perdebatan tersebut, masalah yang lebih umum
ditemukan adalah lemahnya manajemen dalam pelayanan publik. Disini harus diakui bahwa
organisasi pubik sering kali tidak efisien dan tidak efektif dalam proses penyedia layanannya,
dibandingkan swasta. Lovell menjelaskan bahwa birokrasi pemerintah hingga saat ini
umumnya masih didominasi oleh dorongan dari stimulus eksternal, serta lebih menekankan
prosedur dan aturan. Artinya, kelemahan-kelamahan administrasi administrasi publik selama
ini dibanding administrasi bisnis adalah dikarenakan sifatnya yang reaktif.

Kesimpulan
Organisasi publik dibedakan dengan organisasi bisnis, yaitu dari aspek: (1) tujuan (antara
laba dan non-laba); (2) produk yang dihasilkan (antara public goods dan privat goods); (3) cara
pengambilan keputusan (antara proses demokratis birokratis dan proses strategi bisnis), dan (4)
ukuran kinerja (antara social welfare dan efisiensi). Kendati demikian, dewasa ini perbedaan
antara organisasi publik dan organisasi bisnis cenderung makin kabur, khususnya setelah
munculnya berbagai gagasan baru untuk mengadopsi cara kerja organisasi bisnis pada
organisasi publik. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja organisasi publik yang
dipandang tidak efisien, lambat, birokratis, dan tidak berorientasi pada pengguna.
Kinerja organisasi publik dipeIopori oleh paradigma New Public Management (NPM)
yang secara bersemangat ingin merombak badan-badan pemerintah menjadi seperti perusahaan
swasta. Kendati hasi-hasil nyata dari pemikiran NPM telah terlihat dari berbagai kasus, kritik
terhadap pendekatan ini cukup tajam. Sejumlah ahli berpendapat bahwa organisasi publik
memiliki ciri-ciri dan tugas-tugas yang pada organisasi bisnis, sehingga tidak mungkin untuk
mencangkokkan ide-ide bisnis ke dalam tubuh pemerintahan tanpa melakukan penyeleksian
terlebih dahulu. Kritik ini menghasilkan pendangan baru, yaitu NPS, yang terutama
menekankan pada jenis-jenis layanan publik yang sensitif seperti pendidikan, kesehatan,
transportasi publik, dan lain-lain Badan-badan pemerintah memiliki peran dan tugas yang
berbeda, sehingga cara pandang dalam memperbaiki kinerjanya pun mungkin tidak bisa
disamakan dengan organisasi bisnis.

Anda mungkin juga menyukai