Anda di halaman 1dari 9

UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.

02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

Potensi Panas Bumi sebagai Energi Alternatif dalam Mewujudkan


Indonesia Bebas Emisi Karbon

Geothermal Potential as An Alternative Energy in Realizing Carbon


Emission-Free Indonesia

Yuli Ermawati1*, Eriyana Yulistia2*, Fetty Zulyanti3


1,3Program Studi Teknik Sipil Universitas Baturaja
2Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Baturaja

*Correspondent Author : eriyanayulistia@unbara.ac.id, yulielektro.ubr@gmail.com

ABSTRACT

Carbon emissions have an adverse effect on the earth by contributing to the greenhouse effect
resulting in climate change. More ever, on human health, carbon emissions also have an
impacts. The International Energy Agency (IEA) has launched a carbon emission-free
program in 2050.Indonesia is endowed with abundant geothermal sources due to the many
volcanoes in Indonesia, but the potential has not been maximally utilized. In order to play a
role in realizing a carbon emission-free Indonesia, the potential of geothermal energy as one
of the renewable energy sources should be studied more deeply.

Keywords : Carbon Emission, Indonesia, Renewable Energy,

ABSTRAK

Emisi karbon memberi efek buruk pada bumi dengan memberikan kontribusi pada efek
rumah kaca sehingga mengakibatkan perubahan iklim. Selain berkontribusi pada perubahan
iklim, ternyata emisi karbon juga berdampak pada kesehatan manusia. Badan Energi
Internasional telah mencanangkan program bebas emisi karbon pada tahun 2050.I ndonesia
dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung berapi di
Indonesia, namun potensi tersebut belum secara maksimal dimanfaatkan. Dalam rangka
turut berperan dalam mewujudkan Indonesia bebas emisi karbon, potensi energi panas bumi
sebagai salah satu sumber energi terbarukan patut dikaji lebih dalam.

Kata Kunci : Emisi Karbon, Energi Terbarukan, Indonesia

PENDAHULUAN yang dapat memberikan dampak buruk


pada kesehatan manusia.
Emisi karbon merupakan produk Selain berdampak langsung pada
dalam bentuk gas yang dikeluarkan oleh kesehatan manusia, emisi karbon memberi
aktivitas pembakaran senyawa yang efek yang buruk untuk bumi, yaitu dengan
mengandung karbon. Gas CO2 adalah memberikan kontribusi dalam perubahan
salah satu contoh dari emisi karbon. Emisi iklim, sehingga iklim menjadi tidak
karbon merupakan sebagai salah satu menentu. Bencana alam yang kerap terjadi
kontributor penyebab pencemaran udara
UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

beberapa tahun belakangan, seperti Indonesia, peta jalan untuk


misalnya indeks kualitas udara yang pengembangan energi baru dan terbarukan
buruk, pergesran musim, sehingga juga telah ditentukan.
terjadinya banjir merupakan bentuk- Pada tahun 2010 lalu, Pemerintah
bentuk perubahan iklim yang disebabkan Indonesia telah menerapkan prinsip
oleh pemanasan global (Astra, 2003). bauran energi (energy mix) dalam
Banyaknya dampak negatif yang pengelolaan energi di Indonesia. Bauran
muncul untuk lingkungan dan kesehatan energi merupakan sebuah konsep atau
manusia akibat emisi karbon, telah strategi yang dapat digunakan sebagai
menciptakan paradigma baru bagi sarana untuk mewujudkan konsep energi
masyarakat dunia untuk mewujudkan ide berkelanjutan dan pembangunan
dan upaya bebas emisi karbon di masa ekonomi. Kebijakan bauran energi
depan. Indonesia sendiri telah menetapkan (energy mix) menekankan bahwa
target untuk menuju fase zero-carbon penggunaan energi memang perlu
yaitu pada tahun 2050. Indonesia memiliki mengoptimalkan sumber-sumber energi
zero-carbon plan karena didukung oleh yang ada. (Mary et al, 2017).
banyaknya energi terbarukan di Indonesia
salah satunya energi. Geothermal dapat
mewujudkan upaya zero-carbon di masa
depan.
Menurut perkiraan, Indonesia akan
dapat menghasilkan hingga 28,9 ribu MW
listrik dari energi panas bumi. Hal ini
menurut data energi panas bumi di
Indonesia setara dengan 40% dari seluruh
potensi panas bumi di dunia (Dewan
Energi Nasional, 2022). Tapi sayangnya,
sejauh ini, hanya kurang dari 5% saja dari
potensi ini yang telah digunakan. Jika Gambar 1. Bauran Energi
dilihat dari potensinya, maka produksi
energi yang dihasilkan, dan jumlah Dari gambar di atas, dapat dilihat
pembangkit geotermal yang telah ada di bahwa pada tahun 2010 penggunaan
Indonesia belum ekuivalen. Pembangkit energi di Indonesia masih didominasi oleh
listrik tenaga panas bumi di Indonesia minyak bumi yaitu sebanyak 49,7%, gas
tidak banyak, baik dari segi jumlah bumi sebanyak 20,1%, batu bara sebanyak
pembangkit maupun kapasitas 24,5% dan sisanya adalah menggunakan
pembangkitnya. energi baru terbarukan (EBT). Skenario
bauran energi yang akan dicapai pada
tahun 2025 adalah penggunaan minyak
bumi sebesar 23,7% gas bumi sebesar
KAJIAN LITERATUR
19,7% batubara sebesar 30,7% dan
sisanya menggunakan energi baru
Paradigma dunia bebas karbon di
terbarukan sebesar 25,9%. Pada tahun
masa yang akan datang harus sudah
2030 penggunaan minyak bumi sebesar
diwujudkan. Internasiol Energy Agency
19,4%, gas bumi sebesar 18,8%, batu bara
(IEA), sebagai badan energi internasonal
sebesar 31% dan menggunakan energi
telah memberikan himbauan dan
baru terbarukan sebesar 30,9%.
mengupayakan langkah-langkah agar
Optimalisasi penggunaan energi baru
dunia menghentikan investasinya pada
terbarukan pada tahun 2050 direncanakan
proyek energi fosil demi mencapai target
meningkat daripada tahun-tahun
iklim bebas karbon pada tahun 2050. Bagi
UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

sebelumnya yaitu sebesar 39,5% Penyumbang terbesar kedua dari gas


sedangkan penggunan energi lainnya rumah kaca adalah gas metana (CH4). Gas
semakin dikurangi seperti minyak bumi metana memiliki kapasitas ikatan termal
sebesar 16,5% gas bumi sebanyak 14,3% 30 kali lebih tinggi daripada CO2.
dan batu bara 29,7%. Tetapi hanya 11,2 % Sebaliknya, energi ramah lingkungan
dari bauran energi ini yang dapat dicapai akan mengemisikan CO2 maupun gas
(Dewan Energi Nasional, 2022). rumah kaca lainnya dalam jumlah yang
Kebijakan ini, ditambah dengan rendah, bahkan dapat dikatakan hampir
komitmen Indonesia untuk mengurangi tidak ada. Baik itu pada saat proses
emisi sebesar 29% pada tahun 2030, prapembangunan pembangkit, maupun
merupakan langkah nyata menuju sistem saat pembangkit telah beroperasi, hingga
energi yang lebih berkelanjutan. Akan saat proses akhir yaitu proses
tetapi tentu saja, komitmen mengenai dekomisioning. Salah satu sumber energi
sistem energi berkelanjutan ini harus juga yang mengemisikan gas rumah kaca
didukung oleh potensi sumber daya yang paling rendahdiantaranya adalah tenaga
tersedia, yang memiliki potensi besar dan geothermal (Dewan Energi Nasional,
tersebar di seluruh Indonesia (BIN, 2014). 2022).
Energi ramah lingkungan memiliki Selain itu, menurut penelitian IESR
pengertian sebagai energi yang sumbernya yang berjudul “Deep Decarbonization of
berasal dari alam. Energi ramah Indonesia's Energy System: The Road to
lingkungan juga dikenal dengan istilah Zero Emissions by 2050”, sumber listrik
energi terbarukan yang didefinisikan utama Indonesia saat ini adalah solar,
sebagai energi yang dapat diperbarui dan yang mencapai angka 88%, pembangkit
tidak pernah habis. Energi ramah listrik tenaga air sebanyak 6%, 5% energi
lingkungan juga dikenal sebagai penghasil panas bumi, dan 1% energi terbarukan
energi yang tidak menimbulkan lainnya. Berdasarkan studi ini, diketahui
pencemaran bagi lingkungan.Apalagi bila bahwa pada tahun 2050, 5% dari
hal ini dikaitkan dengan emisi karbon dan penggunaan energi panas bumi akan
gas rumah kaca lainnya yang diyakini dijadikan fotovoltaik sebagai sumber
menjadi kontributor dalam pemanasan utama listrik. Dari analisis data
global yang menyebabkan terjadinya menunjukkan bahwa pada tahun 2050,
perubahan iklim.. penggunaan EBT sebagai sumber energi
akan meningkat sebanyak 31% dan
Adapun kriteria energi ramah lingkungan
penggunaan energi panas bumi di bagian
tersebut adalah:
photovoltaic pembangkit listrik akan
1. Rendah emisi gas rumah kaca
mencapai 5%. Hal ini lah yang diharapkan
2. Minim penggunaan lahan
dapat mengurangi emisi gas CO2 di masa
3. Tidak membahayakan ekosistem depan dengan memaksimalkan
4. Penanganan limbah yang tepat penggunaan energi panas bumi yang
5. Berkelanjutan, baik sebagai bahan bersih, ramah lingkungan dan
baku maupun sebagai bahan bakar berkelanjutan (Sutriani et al, 2020).
6. Berkelanjutan secara ekonomi Dalam usaha untuk meningkatkan
pemanfaatan energi baru terbarukan,
Gas rumah kaca adalah kontributor besarnya cadangan energi panas bumi
utama dalam perubahan iklim. Komponen sebanyak 40% di Indonesia, diharapkan
terbesar dari gas rumah kaca adalah gas akan bisa dimanfaatkan untuk membantu
karbon dioksida (CO2). Dari data Indonesia menuju bebas emisi karbon di
didapatkan bahwa pada tahun 2018, tahun 2050. Hal ini juga merupakan upaya
sebanyak 87% emisi CO2 global berasal untuk membuat lingkungan hidup menjadi
dari bahan bakar fosil dan industri. lebih baik. Akan tetapi tentu saja hal ini
UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

memerlukan beberapa upaya seperti tektonik ini menciptakan zona subduksi di


menemukan titik potensial keberadaan mana satu lempeng meluncur ke samping
energi panas bumi (Umam, 2018). dan lewat di bawah lempeng lainnya.
Kepulauan Indonesia terletak di Bagian lempeng yang berada di bawah
dalam Ring of Fire (Cincin Api) Pasifik. permukaan lempeng lainnnya inilah yang
Cincin Api adalah pertemuan antara satu menghasilkan panas (magma), yang
lempeng tektonik dan lempeng tektonik merupakan sumber energi vulkanik.
lainnya. Pertemuan kedua lempeng

Gambar 2. Ring of Fire Indonesia

Gambar 3. Subduction Zone

Ring of Fire inilah yang menyediakan dari 27 GW. Potensi panas bumi di
sumber panas bumi yang akan dapat Indonesia merupakan 40% Potensi
digunakan untuk membangkitkan energi Geothermal yang ada di seluruh dunia
listrik. Diprediksi, kapasitas sumber panas (Dewan Energi Nasional, 2022).
bumi di Indonesia memiliki potensi lebih
UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

PEMBAHASAN pengoperasian pembangkit juga tidak


memerlukan bahan bakar. Lainnya halnya
A. Potensi Geothermal dengan pembangkit listrik tenaga lain,
Energi panas bumi dikategorikan seperti pembangkit yang menggunakan
sebagai salah satu sumber energi baru energi fosil, yang memiliki gas
terbarukan karena merupakan salah satu sisa/buangan sebagai hasil
sumber daya alam yang dapat pembakarannya.
diperbaharui. Hal ini disebabkan oleh Indonesia akan mengalami kesulitan
proses pembentukannya yang berlangsung untuk memacu pertumbuhan ekonomi
secara terus-menerus selama kondisi yang signifikan jika tidak didukung oleh
lingkungan seimbang. Di perut bumi, ada adanya ketersediaan pasokan energi listrik
reservoir batuan dasar yang menampung yang andal dan ramah lingkungan.
energi panas bumi. Reservoir ini Fenomena berkurangnya produksi sumber
merupakan reservoir bawah tanah yang daya energi primer, seperti minyak bumi,
menyimpan energi panas bumi. Isi gas dan batubara, yang nota bene
reservoir panas bumi umumnya terdiri merupakn energi fosil, telah dirasakan
dari H2O cair, yang berubah menjadi uap oleh Indonesia sejak satu dasawarsa
ketika terkena panas. (Meileni et al, 2012). terakhir. Dimana Indonesia telah menjadi
Energi panas bumi memiliki banyak importir minyak sejak tahun 2004. Usaha-
keuntungan jika dibandingkan dengan usaha eksplorasi untuk mencari sumber-
penggunaan energi fosil. Panas bumi sumber titik produksi baru belum
dapat mensupplai energi dengan tingkat menemukan hasil yang memuaskan, oleh
energi yang stabil. Panas bumi tidak karena itulah, akhirnya pemerintah mulai
tergantung pada cuaca atau pertimbangan mengupayakan untuk memaksimalkan
musim serta emisi udara yang dihasilkan pemanfaatan sumber energi baru dan
sangat rendah, bisa dikatakan dapat terbarukan seperti panas bumi, biofuel,
diabaikan karena rendahnya. Dimana hal hydro dan biomassa.
ini tentu saja dapat membantu pemerintah Target penggunaan energi baru dan
dalam komitmennya untuk mengurangi terbarukan sebanyak 23 persen pada tahun
emisi gas rumah kaca. Produk yang 2025 diharapkan akan dapat dicapai.
dihasilkan sebagai limbah dari Pengembangan pembangkit listrik tenaga
pembangkit panas bumi juga hanya panas bumi dan energi terbarukan lainnya
berupa air, sehingga tidak akan mutlak harus terus dimaksimalkan
menyebabkan pencemaran udara dan pemanfaatannya, sehingga selain bisa
merusak atmosfir. Kualitas lingkungan di untuk memenuhi kebutuhan energi listrik,
area sekitar pembangkit dapat tetap juga dalam rangka merealisasikan
terjaga, karena dalam proses program menurunkan emisi gas CO2.
UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

Gambar 4. Struktur Geologi Daerah Panas Bumi (Reservoar)


4. Setelah selesai di bagian separator, uap
akan masuk ke bagian Demister yang
B. Prinsip Kerja Geothermal fungsinya kurang lebih sama seperti
Ditinjau dari aspek lingkungan separator, hanya saja Demister
pembentukannya, biasanya panas bumi merupakan saringan lebih halus
berada pada lingkungan pembentukan dibanding separator, sehingga air
yang berada pada jalur api atau busur yang masih berhasil lolos dari
vulkanik. Hal ini biasnya hanya terdapat separator akan kembali tersaring di
pada pegunungan dengan ketinggian- bagian Demister, sehingga uap air
ketinggian tertentu. Di sini, uap panas yang dihasilkan benar-benar berupa
diekstraksi dari reservoir bawah tanah uap kering.
melalui sumur reinjeksi dan dikembalikan 5. Selanjutnya uap kering yang telah
ke reservoir setelah digunakan tanpa bebas dari uap air tersebut akan
kontaminasi yang signifikan. (Bowen, masuk ke dalam turbin dan memutar
2012). Adapun Siklus yang terjadi yaitu : Turbin Uap. Disini akan terjadi
1. Air/H2O (cairan) yang berasal dari perubahan energi gerak dari turbin
reservoir di dalam bumi dipanaskan dan energi panas dari uap air menjadi
oleh batuan, yang dipanaskan oleh energi mekanik berupa putaran turbin
magma bumi dan kemudian berubah dan generator.
bentuknya menjadi uap air. 6. Kemudian generator yang akan
2. Uap yang dihasilkan dari proses mengubah bentuk energi gerak
pemanasan tersebut, akan naik secara tersebut menjadi energi listrik.
alami melalui pipa-pipa yang telah 7. Untuk uap yang sudah digunakan
dihubung agar dapat masuk kedalam untuk memutar turbin, selanjutnya
turbin. akan dikondensasikan di dalam
3. Tetapi sebelum masuk ke turbin, uap kondensor melalui proses kondensasi
tersebut terlebih dahulu masuk ke Indirect Contact atau Direct Contact
dalam part Header Receiving, dengan menggunakan air dari Main
kemudian masuk ke bagian Separator Cooling Water Pump.
yang berfungsi sebagai pemisah uap 8. Setelah uap mengalami kondensasi
dan air, karena uap air yang menjadi air, air tersebut akan
dihasilkan di bagian ini bentuknya dimasukkan ke bagian Cooling Tower
bukanlah 100 persen uap, tetapi masih dengan cara dipompakan untuk
mengandung H2O dalam bentuk menjalani proses pendinginan
cairan.
UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

sebelum disuntikkan kembali ke disuntikkan kembali ke dalam sumur


dalam bumi atau ke dalam lapisan bumi
9. Selanjutnya setelah dari Cooling 10. Proses ini dapat dilakukan secara
Tower, air akan dipompakan dan berulang – ulang.

Gambar 5. Proses Pemanasan Air di dalam Kerak Bumi

Keberadaan pembangkit panas bumi aliran air tanah. Dan air yang terkumpul di
di suatu wilayah, tidak akan memberikan bagian dalam batuan rekahan di dasar
pengaruh pada ketersediaan air tanah di bumi merupakan air yang asalnya dari
daerah tersebut. Hal ini dikarenakan sisa hujan-hujan yang turun di tempat-tempat
air buangan dari proses yang terjadi pada yang jauh jaraknya dari tempat reservoir
pembangkit geotermal akan bumi, kemudian mengalir sebagai aliran
direinjeksikan lagi ke dalam bumi dengan air tanah hingga tiba di tempat reservoir
kedalaman yang berada jauh dari lapisan tersebut (Manyoe et al, 2020).

Gambar 6. Reinjeksi Air ke dalam Bumi


UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

Gambar 7. Kedalaman Reinjeksi Air

Gambar 8. Siklus Geothermal

Referensi : Fandari, A.E., Daryanto, A., &


Suprayitno, G. (2014).
Astra, I. M. (2003). Energi dan Pengembangan energi panas bumi
dampaknya terhadap lingkungan. yang berkelanjutan. Jurnal Ilmiah
Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Semesta Teknika, 17 (1), 68-82.
2(2), 127-135. Diakses dari Diakses dari
puslitbang.bmkg.go.id/jmg/index.p https://journal.umy.ac.id/index.ph
hp/jmg. p/st/article/download/412/565

Badan Intelejen Nasional. (2014). Mary, R.T., Armawi, A., Hadna, A.H., &
Ketahanan Energi Indonesia 2015- Pitoyo, A.J. (2017). Panas bumi
2025 Tantangan dan Harapan. CV sebagai harta karun untuk menuju
Rumah Buku. ketahanan energi. Jurnal
Ketahanan Nasional, 23 (2), 217-
Bowen, R. (2012). Geothermal Resource. 237.
2nd Edition. Springer Science & DOI:http://dx.doi.org./10.22146/j
Business Media. kn.26944.

Dewan Energi Nasional. (10 Januari Manyoe, I. N., & Hutagalung, R. (2020).
2022). Konsep bauran energi. Subsurface Shallow Modelling
Dewan Energi Nasional (den.go.id). Based on Resistivity Data in The
Hot Springs Area of Libungo
UEEJ-Unbara Environmental Engineering Journal Vol.02 No.02 Januari 2022 e-ISSN : 2723-5599

Geothermal, Gorontalo. Journal of


Geoscience, Engineering,
Environment, and
Technology, 5(2), 87-93.
Sutriani, W., & Wijayanto, B. (2020).
Strategi pengembangan industri
energi terbarukan geothermal di
kabupaten Pasaman. Geography
Science Education Journal, 1 (1),
1-5. Diakses dari
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/
geosee/index

Umam, M.F., Muhammad, F.,


Adityatama, D.W., Purba, D.P.
(2018). Tantangan pengembangan
energi panas bumi dalam perannya
terhadap ketahanan energi di
Indonesia. Swara Patra, 8 (3), 48-
66. Diakses dari Swara Patra
(esdm.go.id)

Anda mungkin juga menyukai