BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN JANGKA WAKTU
Pasal 1
Pondok Pesantren ini bernama Pondok Pesantren AL FARISYAH HASYIM sebagai
wasiat dari pendiri sejak tahun 2020 sampai sekarang.
Pasal 2
Pesantren ini berkedudukan di jalan Gerbang Dayaku Desa Rapak Lambur Kecamatan
Tenggarong Kabupaten Kutai kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.
Dan dapat membentuk perwakilan/cabang jika diperlukan untuk kepentingan dakwah
Islamiah.
Pasal 3
Pesantren ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
BAB II
VISI, MISI, LANDASAN, AZAS, DAN PRINSIP
Visi
Membina Santri menjadi santri yang berkarakter Islami, berwawasan
luas,mempunyai Kemandirian dan Berprestasi di Masyarakat.
Misi
1. Mempersiapkan pribadi umat yang berilmu pengetahuan, berakhlak mulia, dan berkhitmat
kepada agama, masyarakat dan negara
2. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum menuju terbentuknya kader ulama yang
takwa.
3. Mendidik santri yang beriman, berakhlaqul karimah dan beramal saleh
4. Mendidik siswa menjunjung tinggi pendidikan, berkepribadian mulia dan berani
menyampaikan yang hak
5. Mendidik Kepedulian terhadap alam dan lingkungan
6. Mencintai NKRI dalam Prestasi pendidikan dan Dakwah.
7. Mendidik santri untuk mepunyai kompetensi Kemandirian di Masyarakat.
Pasal 4
Landasan
Pesantren ini berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Hadits, Ijma’, Qias, serta perundangan
NKRI yang berlaku
Pasal 5
Azas
Pesantren ini berazaskan kepada: taat pada agama/hukum, berakhlaqul karimah, kegiatan
dakwah/pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan solidaritas sosial, serta tidak beraplikasi
pada partai politik tertentu (independen)
Pasal 6
Prinsip
Prinsip dasar pengurus dan anggota pondok pesantren AL FARISYAH HASYIM:
1. Keikhlasan
2. Kekeluargaan
3. Kebersamaan
4. Kemandirian
5. Keterbukaan, dan
6. Kejujuran
BAB III
Pasal
8
Peran
Pesantren berperan:
1. Merintis, menyelenggarakan, dan membina kegiatan-kegiatan pendidikan dakwah dan
kegiatan sosial di pondok pesantren AL FARISYAH HASYIM
2. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka kegiatan kepesantrenan
3. Memplublikasikan seluruh kegiatan yang ada dalam binaan pondok pesantren Al-
Farisyah Hasyim
Pasal 9
Tujuan
1. Terwujudnya generasi yang berakhlaq alkarimah
2. Terbentuknya generasi yang berpengatahuan luas dan berkhitmad pada masyarakat
3. Melindungi secara legal terhadap kegiatan-kegiatan positif yang ada di dalam dan
diluar lingkungan pesantren
4. Meningkatkan kualitas akhlaq, ibadah, skil, dakwah para santri dan alumni
Pasal
10
Usaha
1. Pesantren berhak untuk mendirikan yayasan perusahaan dan menerima bantuan dari
berbagai pihak yang halal dan tidak mengikat
2. Untuk menunjang hasil usaha pesantren bekerjasama dengan koperasi pesantren dan
yayasan.
3. Segala bentuk bantuan dan usaha yang diterima pesantren dikelola sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
LAMBANG
Bentuk Lambang
Isi Lambang
Pasal 12
Isi lambang berupa sebuah masjid dan Bulan Sabit serta bintang sembilan dengan latar
belakang bendera Merah putih yang dibingkai dengan perisai segilima.
Pasal 13
Warna lambang
1. Warna merah putih melambangkan Kecintaan Kepada Negara Indonesia
2. Emas melambangkan Kejayaan
3. Warna hijau merupakan lambang perdamaian
4. Warna hitam merupakan sebuah batasan-batasan norma
Pasal 14
Makna unsur dari Lambang
1. Masjid merupakan simbol asal muasal syi’ar Islam di Nusantara
2. Bulan Sabit Merupakan Simbol Tinggi Islam
3. Bintang 9 (sembilan)Simbol Para Pendakwah Wali songo
4. Merah Putih melambangkan simbol rasa Cinta Tanah Air
5. Perisai segilima merupakan simbol perlindungan/tameng dari segala arah
penjuru mata angin
BAB V
KEUANGAN
Pasal 15
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 16
BAB VII
Pasal 17
Pasal 18
Tugas Pokok
BAB VIII
Mekanisme Pengangkatan
Pasal 19
1. Pimpinan pondok pesantren bersifat politis, kolektif, serta fleksibel dengan terjadinya
rotasi secara otomatis dari anggota Dewan Pengurus yang terikat oleh keluarga besar
pondok pesantren.
2. Pimpinan pondok pesantren dapat menunjuk seseorang untuk menjadi Pengurus
Pesantren dengan mengutamakan personal dari Dewan serta disetujui oleh Majelis
Keluarga.
BAB IX
MAJELIS KELUARGA
Pasal 20
1. Musyawarh Besar Empat Tahunan adalah musyawarah yang terjadi 4 tahun sekali
dimana agendanya adalah meninjau kembali Anggaran Dasar, memperbaiki dan
menambah muatan materi jika dipandang perlu dihadiri oleh minimal 2/3 anggota
Dewan pengurus dan Dewan Pengasuh Serta Yayasan.
2. Musyawarah Besar diselenggarakan pada acara reshufle kepengurusan pondok
pesantren.
3. Meminta pertanggung jawaban kepengurusan pondok pesantren dalam satu periode
kepengurusan.
4. Memilih pengurus pondok pesantren baru dan atau menetapkan kembali pengurus
yang telah diterima pertanggung jawabannya secara aklamasi.
Pasal 22
Musyawarah Tahunan
Musyawarah tahunan adalah evaluasi program-program yang telah diimplementasikan dalam
kurun waktu 1 tahun, sekurang-kurangnya dihadiri oleh ½ Dewan Pengurus
dan beberapa orang Dewan Pengasuh Serta Yayasan
Pasal 23
Musyawarah Kerja
1. Musyawarah kerja adalah musyawarah rutin setiap 6 (enam) bulan sekali dalam
rangka mempersiapkan agenda kerja nishfu sanah pada masing-masing bidang.
2. Dalam tugas nishfu sanah, masing-masing bidang menyampaikan laporan kegiatan
kepada pimpinan pondok pesantren atau petugas yang ditunjuk pimpinan
Pasal 24
Musyawarah Insidental
Pasal 25
BAB XI
PERUBAHAN DAN PERALIHAN
Pasal 26
Kepengurusan Pondok Pesantren ini dapat dibubarkan atau di reshufle atas keputusan
Musyawarah Besar yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 peserta hadir rapat yang
terdiri dari Dewan Pengasuh, dan Dewan Pengurus Pondok Pesantren Serta Yayasan.
=
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
1. Untuk yang pertama kalinya Anggaran Dasar itu dapat ditinjau dan di revisi kembali
melalui Musyawarah Insidential darurat dengan mengacu kepada Rapat Musyawarah
Keluarga.
2. Hal-hal yang belum di atur dan belum rinci akan diatur di kemudian hari apabila
diperlukan.
YUDHA KURNIAWAN,S.E