0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan9 halaman
Tiga dokumen di atas membahas tentang beberapa spesies ular yang ditemukan di Indonesia. Mencakup informasi distribusi, habitat, perilaku, dan mangsa dari ular tambang, ular bandotan macan, ular jali, ular bajing, ular pucuk, ular taring kucing, ular cincin emas, ular terbang emas, ular kepala dua, ular bandotan tanah, ular picung, dan ular hijau ekor merah. Kebanyakan bersifat non-berb
Tiga dokumen di atas membahas tentang beberapa spesies ular yang ditemukan di Indonesia. Mencakup informasi distribusi, habitat, perilaku, dan mangsa dari ular tambang, ular bandotan macan, ular jali, ular bajing, ular pucuk, ular taring kucing, ular cincin emas, ular terbang emas, ular kepala dua, ular bandotan tanah, ular picung, dan ular hijau ekor merah. Kebanyakan bersifat non-berb
Tiga dokumen di atas membahas tentang beberapa spesies ular yang ditemukan di Indonesia. Mencakup informasi distribusi, habitat, perilaku, dan mangsa dari ular tambang, ular bandotan macan, ular jali, ular bajing, ular pucuk, ular taring kucing, ular cincin emas, ular terbang emas, ular kepala dua, ular bandotan tanah, ular picung, dan ular hijau ekor merah. Kebanyakan bersifat non-berb
Ular Tampar / Ular Tali Picis (Dendrelaphis Pictus)
[Tidak Berbisa] Distribusi : Sumatera, Jawa, Komodo
Sumber gambar dari sini
Sebuah spesies yang luas tersebar dan sering ditemukan, Ular Tambang dapat ditemukan di berbagai habitat termasuk hutan sekunder , habitat sekitar pantai serta taman dan kebun sampai ketinggian 1300m. Dapat diidentifikasi dengan warna bagian atas tubuh dan kepalanya yang berwarna coklat muda, kepala ular ini memiliki "topeng" berwarna hitam yang melintasi melalui mata dan lehernya, dan garis berwarna krim atau kuning pada dua baris pertama sisik tubuhnya. Ular ini aktif di siang hari, terutama hidup di pohon, namun juga dapat ditemukan berkeliaran di lahan pertanian dan daerah berumput mencari mangsanya terutama kadal dan katak.
Ular Bandotan Macan (Ptyas mucosus/Ptyas mucosa) [Tidak
Berbisa] Distribusi : Sumatera, Jawa Individu dewasa (Sumber gambar dari sini) Ular ini aktif pada siang hari, dimana ia dapat ditemukan di berbagai macam habitat seperti semak-semak, hutan hujan, rawa-rawa, hutan kering maupun lembab dan habitat lainnya. Ular ini juga telah beradaptasi dengan baik sehingga dapat hidup di daerah dekat perkotaan besar, dimana banyak tikus berada, seperti daerah pertanian, pedesaan dan perkebunan. Kepala ular ini berbentuk oval, sedikit segitiga, tubuh cukup ramping dan ekor panjang. Sisiknya halus, matanya besar, iris berwarna coklat dan pupilnya besar berwarna hitam padat, dikelilingi oleh cincin kuning. Lubang hidung menonjol, lidahnya besar, berwarna hitam atau biru-hitam, kepala bagian atas berwarna coklat gelap.
Ular Jali (Ptyas korros) [Tidak Berbisa]
Distribusi : Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali
Ular Jali dewasa (Sumber gambar dari sini)
Ular Jali adalah ular tidak berbahaya yang biasa ditemukan pada daerah pertanian dan hutan hingga ketinggian 3000m. Ini merupakan ular yang dapat sering ditemukan di berbagai macam habitat dimana keberadaan tikus banyak, bahkan daerah dekat kota-kota besar, kadang-kadang juga akan masuk ke dalam rumah warga. Spesies ini memangsa tikus, katak dan vertebrata kecil lainnya, namun terutama memangsa tikus. Ular ini aktif pada siang hari, walaupun mata mereka besar, sebuah fitur yang biasa dimiliki oleh hewan-hewan nokturnal, mereka tidak nokturnal. Biasa ditemukan di tanah, namun juga pandai memanjat pohon, walaupun jarang terlihat sampai tinggi.
Ular Bajing / Ular Gadung (Gonyosoma oxycephalum)
[Tidak Berbisa] Distribusi : Jawa, Kalimantan, Borneo, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Natuna, Sumatera, Ambon
Mereka pemanjat pohon yang mahir (Sumber gambar
dari sini) Ular ini terutama hidup di pohon, dapat ditemukan di ketinggian sampai 1,100m, aktif pada siang hari dan terkenal karena sering menyerang sarang burung, ular ini juga memakan kelelawar, tikus dan kadal. Ular ini membunuh mangsa dengan cara melilit dan tidak memiliki bisa. Dengan tubuh yang tebal, kepalanya lebih lebar dari tubuh, moncongnya panjang, sisiknya halus dan lidah berwarna biru-hitam. Ular ini akan mengembangkan dirinya jika merasa terancam, dan pelan-pelan mengibaskan lidahnya ke arah atas dan bawah, dan biasanya diam di tempat, ular ini akan menggigit jika diperlukan.
Ular Pucuk (Ahaetulla prasina) [Berbisa Rendah]
Distribusi : Anamba Nusantara, Bali, Bangka, Belitung, Butung, Jawa, Kalimantan, Lombok, Kepulauan Mentawai, Natuna Kepulauan, Nias, Kepulauan Riau, Kepulauan Sangihe, Sebuku, Simeulue, Kepulauan Sula, Sulawesi, Sumatera, Sumbawa, Ternate.
Sumber gambar dari sini
Merupakan salah satu ular paling sering ditemukan dan terpanjang dari genus Ahaetulla, Ular ini memiliki penyebaran yang luas dan bahkan dapat ditemukan dekat taman kota kota besar. Ular ini paling sering ditemukan perkebunan teh sehingga disebut dengan nama ular pucuk. Ular ini bersifat aktif pada pagi hingga siang hari dan arboreal, tubuhnya sangat slender yang cocok untuk menjelajahi melewati perpohonan. Warna tubuhnya bervariasi dari hijau muda hingga coklat, bahkan juga ada warna kuning.
Ular Taring Kucing (Boiga cynodon) [Berbisa menengah]
Distribusi : Bali, Bangka, Belitung, Kalimantan, Flores, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Mentawai, Nias, Kepulauan Riau, Sumatera, Sumbawa, Komodo Sumber gambar dari sini Ular Taring Kucing adalah spesies Boiga yang cukup besar, ia mendiami hutan dataran rendah, terutama tepi hutan, dan telah beradaptasi dengan baik pada habitat yang terganggu atau terbuka dekat dengan tempat tinggal manusia. Ular ini hidup di tanah dan juga di pohon. Tubuhnya oranye - coklat sampai coklat kekuningan, pola pada tubuhnya dapat bervariasi.
Ular Cincin Emas (Boiga dendrophila) [Berbisa Menengah]
Persebaran : Bangka, Belitung, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Kepulauan Riau, Sumatera Biasanya beristirahat saat siang hari (Sumber gambar dari sini) Juga dikenal sebagai Ular Cincin Emas, Ular Taliwangsa, atau Ular Bakau spesies ini memiliki badan berwarna hitam, leher bawahnya berwarna kuning, cincin berwarna emas di sekitar tubuhnya memiliki jarak yang sama. Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab sampai ketinggian 610m, selain hutan lembab, ular ini juga hidup di tempat bakau atau dekat sungai. Pada siang hari ular ini biasanya beristirahat di atas sebuah pohon, tapi di malam hari menjadi aktif, turun ke darat untuk memburu tikus , burung kecil dan telur mereka, katak, kelelawar dan kadang kadang ular lain.
Ular Terbang Emas (Chrysopelea ornata) [Berbisa rendah]
Distribusi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Ular Pohon Emas remaja (Sumber gambar dari sini)
Spesies mengaggumkan ini merupakan anggota dari ular terbang yang lebih dapat sering ditemukan dibandingkan spesies lainnya. Ular ini dapat ditemukan di berbagai habitat termasuk hutan sekunder, perkebunan, lahan pertanian, pohon tinggi dekat rumah dan kebun pedesaan. Mereka sangat mahir dalam memanjat pohon, tetapi kelihatannya juga dapat memanjat permukaan lainnya juga seperti tembok. Seperti Ular Terbang yang lain, ular ini mampu melayang di udara.
Ular Kepala Dua (Cylindrophis ruffus) [Tidak Berbisa]
Distribusi : Sumatera, Riau, Banka, Kalimantan, Jawa, Sula, Buton, Sulawesi, Komodo Garis oranye tidak selalu ada pada semua individu Ular ini terutama ditemukan pada dataran rendah, ia menyukai habitat rawa-rawa, sawah, taman, selokan, kanal, kali dan badan air tawar lainnya. Ular ini aktif pada malam hari, dimana pada siang hari ia beristirahat dibawah tumpukan daun mati, menguburkan dirinya dibawah tanah lembab atau dibawah batu maupun kayu membusuk. Anatomi ular ini cocok untuk gaya hidup menggalinya, dapat dilihat dari bentuk tubuhnya yang silindris, serta kepala yang runcing untuk menelusuri tanah. Ular ini memangsa terutama pada ular lain dan belut, namun juga akan memangsa pada kodok dan ikan. Ular ini disebut Ular Kepala Dua karena penampilan buntutnya sangat mirip dengan kepalanya.
Ular Bandotan Tanah (Calloselasma rhodostoma) [Berbisa
Tinggi] Distribusi : Jawa Sumber gambar dari sini Ular ini hidup di ketinggian rendah, pada daerah pegunungan berhutan dan sekitar daerah pertanian hingga ketinggian 2000m di atas permukaan laut. Mereka hidup penuh di tanah, tidak pernah dilihat memanjat pohon. Mereka menyukai habitat yang datar dan kering, sering ditemukan bersembunyi di daerah dengan vegetasi lebat / rumput tinggi, daerah berbatu dengan dedaunan mati, dibawah kayu atau bebatuan dan dibawah pepohonan bambu. Ular ini aktif terutama pada malam hari, namun kadang-kadang juga akan aktif pada siang hari, khususnya saat hujan.
Ular Picung (Rhabdophis subminiatus) [Berbisa Tinggi]
Persebaran : Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi
Individu muda berleher warna cerah (Sumber gambar dari sini)
Juga dikenal dengan nama Ular Pudak Bromo, ular ini adalah spesies yang persebarannya luas dari dataran rendah dan hutan pegunungan rendah hingga ketinggian sekitar 1800 meter. Spesies ini diketahui oleh bagian tengkuknya yang berwarna merah menyerupai buah picung. Ular ini aktif pada siang hari, seperti kebanyakan natricidae lain lebih sering ditemui di darat dekat badan air kecil, seperti kolam, rawa dan sungai, namun juga dapat ditemukan dekat tempat tinggal manusia seperti kebun dan sawah. Dietnya terdiri dari vertebrata air seperti katak, berudu dan ikan, katak buduk (Bufo.sp) merupakan makanan utama ular ini, yang merupakan spesies katak beracun.
Ular Hijau Ekor Merah / Ular Bangkai Laut (Trimeresurus
Ular jantan bergaris putih pada bibirnya (Sumber gambar dari sini)
Juga dikenal sebagai Ular Bangkai Laut, ular ini merupakan ular sering ditemukan yang telah beradaptasi dengan baik sehingga dapat hidup di habitat yang dekat dengan perumahan warga. Ular ini dapat dijumpai pada dataran rendah hanya hingga ketinggian 500m, pada pepohonan bambu, daerah yang telah dibudidayakan seperti sawah, perkebunan, tempat banyak tumpukan kayu dan kadang-kadang juga dapat ditemukan di taman. Ular ini memiliki kecenderungan untuk ditemukan di dekat sumber air, biasanya ditemukan di atas tanah beristirahat pada vegetasi rendah, semak atau pohon bambu. Ular ini bersifat nokturnal, sering ditemukan di tanah saat malam hari dimana ia berburu mangsanya yang merupakan kodok, kadal, tikus kecil dan burung.